OLEH:
IMAM ADLI AGIL (D211 15 029)
FAHRUL ISLAM (D211 15 038)
OLEH:
IMAM ADLI AGIL (D211 15 029)
FAHRUL ISLAM (D211 15 038)
Laporan kerja praktek ini disetuji oleh Pembimbing Lapangan dan Pembimbing
Akademik program Kerja Praktek Mahasiswa
Program Studi Teknik Mesin
Universitas Hasanuddin
Revly Tampi
Senior Coordinator for Technical Training
Maintenance and Utilities Department
PT. Vale Indonesia, Tbk
Pendidikan :
1. SDN 6 SENGKAE (2004 - 2009)
2. SMPN 2 PANGKAJENE (2009 - 2012)
3. SMAN 1 PANGKAJENE (2012 - 2015)
4. PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN (2015 - SEKARANG)
Pendidikan :
1. SDN 254 TEBBA (2003 - 2008)
2. SMPN 1 SALOMEKKO (2008 - 2011)
3. SMKN 5 MAKASSAR (2011 - 2015)
4. PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN (2015 - SEKARANG)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatnya
hingga kami bisa melaksanakan kerja praktek pada Departemen Maintenance dan
Utilities PT. Vale Indonesia Tbk Mulai tanggal 11 Februari 2019 sampai dengan 10
April 2019.
Kerja praktek pada dasarnya merupakan program yang ditempuh
mahasiswa agar dapat mengetahui secara langsung aplikasi teori yang telah
didapatkan di bangku perkulihaan. Oleh karena itu, pelaksanaan kerja praktek
hanya dapat terealisasi dengan kerjasama antara pihak perguruan tinggi dengan
perusahaan industry, dalam hal ini Universitas Hasanuddin dan PT. Vale Indonesia
Tbk.
Penulis
v
2.2.8. Utilities Maintenance .................................................................... 28
BAB III : HUBUNGAN DAN KESESUAIAN (LINK & MATCHI)
ANTARA AKTIFITAS KERJA PRAKTEK DENGAN
STUDI .................................................................................................. 29
3.1.Pengertian Boiler ...................................................................................... 30
3.2.Proses Pembangkitan Uap Electric Boiler ............................................. 31
3.3.Equipment Electric Boiler dan Pengoperasiannya ............................... 32
3.3.1. HVJ Electrode Boiler .................................................................... 32
3.3.2. Deaerator ........................................................................................ 44
3.3.3. Feedwater Pumps ........................................................................... 49
3.3.4. Blowdown Tank ............................................................................ 50
3.3.5. Electrolyte Feed System ............................................................... 51
3.3.6. Chemical Feed System .................................................................. 52
3.4. Prosedur Shut-Down Electric Boiler ..................................................... 53
3.5.Boiler Water .............................................................................................. 54
3.6.Maintenance .............................................................................................. 58
3.6.1. Jenis-jenis Maintenance ................................................................. 58
3.6.2. Metode Perancangan Kegiatan Maintenance ............................. 60
BAB IV : MAINTENANCE ELECTRIC BOILER ..................................... 62
4.1.Maintenance HVJ Boiler ........................................................................... 62
4.1.1. Pemeriksaan Harian ......................................................................... 62
4.1.2. Pemeriksaan Mingguan ................................................................... 62
4.1.3. Pemeriksaan Setiap Bulan ............................................................... 63
4.1.4. Pemeriksaan Dua Bulan ................................................................... 63
4.1.5. Pemeriksaan Tahunan ...................................................................... 63
4.1.6. Pemeriksaan Berkala ....................................................................... 64
4.2.Maintenance Deaerator .............................................................................. 64
4.2.1. Pemeriksaan bejana........................................................................... 64
4.2.1.1. Pemeriksaan Dua Mingguan ............................................... 64
4.2.1.2. Pemeriksaan Setelah satu bulan pengoperasian ................. 64
vi
4.2.1.3. Pemerksaan Enam Bulan ..................................................... 65
4.2.1.4. Pemeriksaan Tahunan ........................................................... 65
4.2.1.5. Pemeriksaan Rutin ................................................................ 65
4.2.2. Pemeriksaan Pompa Deaerator........................................................ 65
4.2.2.1. Packing .................................................................................... 65
4.2.2.2. Bearings .................................................................................. 66
BAB V : PENUTUP ............................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 68
LAMPIRAN ............................................................................................................ 69
Jadwal Kerja Praktek .................................................................................. 70
Dokumentasi ................................................................................................. 74
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Karaktersitik bijih East Block dan West Block ............................................9
Tabel 1.2 Pemegang Saham PT. Vale Indonesia, Tbk ............................................ 16
Tabel 3.1. Feedwater Properties ............................................................................... 55
Tabel 3.2. Boiler Water Properties ........................................................................... 55
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB II
PROFIL UNIT KERJA
2.1. Gambaran Umum Departemen Maintenance dan Utilities
Utilities merupakan department yang bertanggung jawab terhadap supply
uap (steam), air (water), udara (air), dan power untuk kegiatan produksi.
Utilities Departement dipimpin oleh seorang Senior General Manager
yang membawahi beberapa General Manager yang memimpin bagian
bagian kecil dari departement ini. Utilities juga bertanggung jawab atas
Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yaitu Larona,
Balambano, dan Karebbe, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) terdiri
dari 5 unit yang masing masing berkapasitas 8 megawatt, dan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap/Steam (PLTU).
Juli : PT. International Nikel Indonesia berdiri sejak anak perusahaan INCO
Limited Canada menandatangani kontrak karya antara Pemerintah RI
dengan PT. INCO. Kontrak karya ditetapkan berlaku selama 30 tahun
terhitung sejak produksi komersial 1978.
Tahun 1972
2 % saham PT. INCO diberikan kepada 6 perusahaan Jepang.
Tahun 1973
Proyek tahap I (Stage I: 1973 - 1975), pembangunan prasarana flsik
penambangan dan pabrik pengolahan di Soroako
Tahun 1974
Proyek tahap II (Stage II : 1975 -1978), pembangunan PLTA Larona
(Dilakukan oleh Bechtel CO Int.USA), pengembangan pengolahan kapsitas
pabrik ditingkatkan menjadi 80 juta pon nikel per tahun dengan investasi
sebesar US$ 850 juta.
Tahun 1977
Presiden Soeharto meresmikan pembukaan pabrik pengolahan di Soroako.
Produksi komersial pertama, kapal ekspor pertama membawa 1.786 matte
meluncur dari malili menuju singapura.
PLTA Larona diresmikan oleh Dr.Ir. Subroto, Menteri Pertambangan dan
Energi. Kapasitas yang terpasang tiga buah generator yang msing-masing
mempunyai kapasitas 55 MW, jadi total adalah 165 MW. 5 MW disalurkan
ke PLN untuk digunakan oleh masyarakat sekitar.
Tahun 1990
Proyek tahap III ( Stagae III), kapasitas produksi ditingkatkan menjadi 100
juta pon nikel per tahun (project 105).
Tahun 1995
PT . INCO melakukan perundingan untuk perpanjangan kontrak kerja
dengan suatu proram penambahan investasi dan pengembangan.
Tahun 1996
Tahun 1997
Kapasitas tiga buah generator PLTA Larona yang du1unya masing-masing
hanya 55 MW, kini ditingkatkan menjadi 65 MW.
Tahun I998
Proyek tahap IV (Stage IV: 1998 - 1999), kapasitas produksi ditingkatkan
dari 100 juta pon nikel per tahun menjadi 150 juta ton nikel per tahun.
Dengan membangun satu jalur produksi yaitu terdiri dari Dryer, Klin,
Fumace dan Converter, dan juga dibangun pembangkit listrik tenaga air
Larona II (Balambano) mempunyai kapasitas terpasang dua buah generator
80,6 MVA. PLTA ini dipersiapkan untuk menyuplai daya listrik pada
Fumace yang baru dibangun.
Tahun 2000
PT. INCO meningkatkan produksi 30 persen menjadi 130,5 juta pon nikel
dalam matte, sejalan dengan rencana Perseroan untuk mencapai kapasitas
yang diperluas sebesar 150 juta pon produksi per tahun.
PT. INCO menyelesaikan penelitian dan rekayasa atas presipitator
elektrostatis Tanur Pengering No.2 yang dirancang untuk mengurangi
keseluruhan emisi debu pabrik lebih dari 40 persen. Pada tanggal 14
Desember dilakukan penandatanganan kesepakatan kerjasama untuk masa
dua tahun dengan serikat pekerja di Sorowako.
Tahun 2003-2004
Pada tahun 2003, PT. INCO, Tbk membangun daerah penambangan baru di
Petea. Petea memiliki 5 juta ton cadangan mineral terbukti dengan kualitas
1,81% nikel dan 24 juta ton cadangan mineral terduga dengan kualitas 1,78%
nikel.
Tahun 2005
Berhasil memasang teknologi Bag House System di fumace #4. Alat ini
mampu mengurangi emisi debu tanur listrik hingga berada di bawah ambang
batas ketentuan pemerintah. Direncanakan tahun 2008 semua jalur listrik
akan dilengkapi dengan alat ini (bag house).
Tahun 2006
Akuisisi INCO Limited olah CVRD, perusahaan dari Brazil pada 3
November 2006. CVRD memiliki 86,57 saham INCO Limited.
Tahun 2007
Pada tanggal 3 Januari 2007, INCO Limited mengumumkan bahwa para
pemegang saham INCO Ltd telah menyetujui algamasi antara INCO Ltd
dengan Itabira Canada,Inc, suatu perusahaan yang secara tidak langsung
dimiliki sepenuhnya oleh CVRD.
Tahun 2008
Kontrak Karya pertama yang ditandatangani pada tanggal 27 Juli 1968 telah
berakhir pada tanggal 31 Maret 2008. Pada tanggal 15 Januari 1996,
Perusahaan dan Pemerintah Indonesia menandatangani Persetujuan
perpanjangan yang memperpanjang Kontrak Karya Perseroan hingga tahun
2025.
Tahun 2011
PLTA ketiga perusahaan, PLTA Karebbe (90 MW) resmi beroperasi.
Pemegang saham menyetujui perubahan nama dari PT INCO menjadi PT
Vale Indonesia Tbk.
Tahun 2012
Nama PT Vale resmi dugunakan secara menyeluruh dan di deklarasikan
kepada. Perusahaan pertama kali menerapkan Program Sosial berbasis
kemitraan dengan Pemerintah Kabupatan dan masyarakat melalui Program
MItra Desa Mandiri (PMDM) untuk periode 2012-2017
Tahun 2013
Proyek Konversi ke Batubara sebagai bahan bakar pabrik (Coal Conversion
Project) Tahap 1 mulai diimplementasikan. Operasi perdana Pakalangkai
Waste Water, salah satu dari Proyek Strategis Effluen Perusahaan, yakni
berupa fasilitas pengolahan air limbah tambang di blok Sorowako.
Tahun 2015
Rekor produksi tertinggi mencapai 81.200 metrik ton. Perusahaan
mengintroduksi Pertanian Organik Ramah Lingkungan melalui budidaya
padi organic kepada petani di wilayah pemberdayaan. Operasi perdana
Lamella Gravity Settler, salah satu dari proyek Startegis Effluen Perusahhan
di Blok Sorowako.
Tahun 2016
Peluncuran perdana Vale Whitslerblower Channel, saluran pengaduan
internal dan publik terhadap dugaan pelanggaran kode etik yang terjadi di
perusahaan. Kantor PT Vale di Jakarta pindah ke Energy Building. Setelah
selama 20 tahun berkantor di Bapindo Plaza. Beban pokok pendapatan
$6.964 per ton nikel matte yang merupakan unit terendah sejak 2006.
1.4.Kontrak Area
Letak daerah pertambangan nikel PT. VALE Indonesia, Tbk mencakup beberapa
daerah di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, dengan total
luas area sebagai berikut :
Nikel yang diambil dari dalam tanah tidak dapat langsung dikelola untuk
selanjutnya menjadi bahan baku untuk membuat berbagai perkakas, tetapi
melewati berbagai proses pengolahan terlebih dahulu. Kegiatan
penambangan dilakukan di bukit-bukit dengan ketinggian antara 500-700
meter dari permukaan laut dimana cadangan mineral tambang tersebut
dibagi ke dalam dua tipe geologi yang berbeda, yaitu blok timur (East block)
dan blok barat(West block).
% Ni 1.76 1.95
% Co 0.07 0.1
% Fe 22 20.2
Perkembangan ilmu teknologi saat ini dapat mendukung perkembangan alat- alat
produksi pada industri tambang. Salah satunya teknologi dalam bidang konversi energi
yang memunculkan banyak ide-ide kreatif untuk memanfaatkannya pada dunia
industri. Mesin-mesin konversi energi menjadi sumber tenaga yang akan
mengoperasikan berbagai mesin produksi dalam suatu industri. Salah satu mesin
konversi energi adalah boiler atau ketel uap. Boiler mampu merubah air menjadi
uap air yang dapat dimanfaatkan tekanan maupun panas dari uap air tersebut. Pada
skala yang besar boiler digunakan untuk instalasi tenaga atau pembangkit tenaga
melalui turbin uap. Industri kecil dan menengah banyak memanfaatkan boiler untuk
proses pengolahan dan pemanasan dengan memanfaatkan panas dari uap air yang
dihasilkan.
Dalam proses pembangkitan uap Electric Boiler, ada empat (4) unit utama yaitu HVJ
Boiler, Deaerator, Chemical Feed Tank dan Blowdown Tank. Air yang berasal dari
Softener Tank dan RO Water menyuplai air ke Deaerator dan Chemical Feed Tank. Air
yang memasuki Deaerator mengalami proses untuk menghilangkan O2 dan CO2 serta
mengontrol pH dan alkalinitas.Deaerator juga sebagai pemanasan air sebelum
memasuki Boiler. Sedangkan air yang memasuki Chemical Feed Tank akan dicampur
dengan Sodium Sulfite dan Sodium Hydroxide yang nantinya akan di injeksikan pada
Deaerator untuk membantu menghilangkan kadar O2 dan CO2 serta untuk mengontro
pH dan Alkalinitas pada air. Air juga dicampur dengan (TSP) tri-natrium fosfat (Na3
PO4) ynag akan diinjeksikan ke HVJ Boiler untuk meningkatkan konduktivitas air. Air
yang telah melalui proses pada Deaerator akan dipompa menggunakan Feed Water
Pump ke Boiler. Air pada Boiler dipompa oleh Circulation Pump ke Nozzel Header
dan mengalir melalui Nozzel Jet untuk mengenai electrode dan kemudian dialirkan ke
Counter Electroda. Steam yang dihasilakan dari HVJ Boiler akan menyuplai kebutuhan
pabrik dan sebagian akan digunakan pada Deaerator. Air pada Boiler yang telah tinggi
konsentrasinya akan melakukan Blowdown.
2. Pemeriksaan Listrik
2.1. Hidupkan daya 480VAC ke konsol kontrol.
2.2. Hidupkan 480VAC ‘CONTROL POWER’ di panel kontrol.
Lampu ‘480VAC On’ (amber) akan menyala.
2.3. Nyalakan daya ‘120VAC’ di panel kontrol. Alarm yang dapat
didengar (jika disediakan) harus berbunyi dan yang berikut harus
menyala: (Lihat Panel Kontrol, Gambar 1.)
Saklar 120VAC ‘CONTROL PANEL’
High Voltage Switchgear “Open” Pilot light
Panel layar sentuh (HMI)
Kontrol Konduktivitas
4. Pemanas Siaga
4.1. Kontrol tekanan pemanas siaga (HMI) harus diatur pada 50 psi
dengan pengaturan diferensial sekitar 10 psi.
4.2. Tekan pemanas siaga tombol "ON" (HMI). Simbol pemanas siaga
harus menyala (merah).
5. Pemeriksaan Pneumatik
5.1.Periksa bahwa udara yang beroperasi tersedia di katup kontrol air
umpan boiler dan sesuaikan udara yang diatur ke tekanan 35 psi.
5.2.Periksa bahwa udara operasi tersedia di katup kontrol tekanan balik
boiler dan sesuaikan udara operasi ke 35 psi.
9. Sel Konduktivitas
Periksa apakah (2) katup aliran sel konduktivitas terbuka. Katup aliran
jenis globe pada pembuangan harus dibuka satu putaran hanya untuk
mempertahankan tekanan positif pada sel untuk mencegah sel menjadi
terkunci oleh uap.
3.3.2. Deaerator
3.3.2.1. Mekanisme Daerasi
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa untuk menghambat korosi pada
sistem uap, kadar oksigen harus dibatasi hingga level maksimum 0,01 (0,0075
cc/L). Deaerator yang pas akan mengurangi tingkat oksigen hingga 0,005
cc/liter, dan karbon dioksida menjadi nol. Manfaat lain dari proses ini adalah
pemanasan awal air umpan secara simultan. Penghilangan gas lebih cepat
terjadi ketika cairan disemprotkan dalam film tipis dan kemudian digesek
keras oleh uap yang masuk.
3.3.2.3.1.4. Ventilasi
Vent valve dilengkapi dengan lubang di gerbangnya. Lubang ini
berukuran untuk ventilasi minimum. Konsentrasi tinggi gas yang
hilangkan mungkin diperlukan katup dibuka lebih lebar untuk
memungkinkan pelepasannya ke atmosfer. Suhu air yang lebih
rendah daripada uap jenuh pada tekanan operasi deaerator akan
menunjukkan ventilasi yang tidak memadai. Pembukaan katup
ventilasi harus disesuaikan sampai suhu yang tepat ditunjukkan.
3.3.2.3.2. Shutdown
3.3.2.3.2.1. Sementara (semalam, akhir pekan, dll.)
Prosedur yang disarankan adalah membiarkan air yang dideaerasi tetap
berada di bagian penyimpanan sambil mempertahankan tekanan uap
di dalam bejana. Tutup katup saluran masuk dan keluar air.
3.3.3.2.4. Buka bypass isolation valve dan amati penurunan tekanan ke titik pada
kurva yang menyediakan aliran pompa minimum yang diperlukan per
spesifikasi pompa. Jika relief valves disediakan, sesuaikan sesuai
kebutuhan.
4. Kuras air dari tangki dan lepaskan flange blanking plates (pans).
3.3.5.2.Prosedur Memulai
PERHATIAN: Pastikan kotak gear pump diisi dengan benar dengan
cairan hidrolik.
1. Menggunakan glove valve pada saluran pasokan air, isi tangki
dengan air.
2. Periksa operasi manual agitator dengan menempatkan sakelar H-
O-A (HMI) di posisi ‘HAND’. Kembalikan sakelar H-O-A ke
posisi ‘OFF’.
3. Periksa penghitung waktu operasi dari agitator dengan memutar
tombol timer (panel lokal) searah jarum jam. Kembalikan kenop
pengatur waktu ke posisi ‘OFF’ (CCW).
4. Periksa operasi otomatis agitator dengan menempatkan sakelar H-
O-A (HMI) di posisi ‘AUTO’ dan sesuaikan timer interval dengan
benar.
5. Buka kedua ball valve pada discharge pump dan katup padapump
suction.
3.6. Maintenance
Pemeliharaan (Maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau
menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu
keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang
direncanakan. Tujuan dari kegiatan perawatan adalah :
1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan
rencana produksi.
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu.
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar
batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut.
4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien.
5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan
keselamatan para pekerja.
6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama
lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan
utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan (return on investment) yang
sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.
4.2.2.2.Bearings
Ini akan membutuhkan pelumasan berkala, menggunakan grease fitting
di frame pump. Untuk operasi 8 jam sehari, ini harus setiap seribu jam.
Gunakan ball bearing gerase berkualitas tinggi; litium, soda litium, atau
lemak berbasis kalsium direkomendasikan untuk lokasi basah dan
kering. Jangan mencampur merek yang berbeda. Hindari pelumasan
berlebih, yang dapat menyebabkan panas berlebih dan kegagalan
bantalan. Pelumasan yang memadai terjamin jika jumlah pelumas
dipertahankan pada kapasitas bantalan. Kira-kira setiap enam (6) bulan,
bantalan harus dibersihkan dengan pembilasan dengan minyak tanah dan
dipindahkan kembali.