Anda di halaman 1dari 41

TEMA : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MELALUI PENGENALAN KONSEP


KEWIRAUSAHAAN

SUB TEMA : KEWIRAUSAHAAN

“Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dalam Rangka Menumbuhkan


Semangat Jiwa Kewirausahaan di Kabupaten Tasikmalaya”

LAPORAN AKHIR
KEGIATAN KKN TEMATIK

Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir


Pelaksanaan Program Kuliah Kerja Nyata

Oleh:

Kelompok : 42 Desa Buniasih


Kecamatan: Kadipaten
Kabupaten : Tasikmalaya

LEMBAGA PENELITIAN, PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT,


DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LP2M-PMP)
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Tema : Pemberdayaan Masyarakat Melalui

Pengenalan Konsep Kewirausahaan

Judul Laporan : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam


Rangka Menumbuhkan Semangat Jiwa Kewirausahaan
Di Kabupaten Tasikmalaya

Ketua : Firman Muhamad Firdaus (163402005)

Anggota : Fathurrachman Athallah (162191125)

Ratna Yunia Lestari (163403028)

Lilis Listiawati (162121029)

Syifa Lestari (162151013)

Fakhry Azhary Nashiruddin R (163402150)

Cecep Holil Rohman (163403148)

Pelangi Herna Dyana (163403050)

Kistie Fil’ardhien (163401097)

Ajeng Elvira Salsabila (163402192)

Elawati (165009075)

Putri Natalia Krismoneta (164101116)

Mifa Asfarina Nurul S (164101065)

Ani Suwandi (165001045)

Noval Trisna Adia Nugraha (145009010)

Ibrahim Husein (162191008)


Pascal Kamarullah (155001093)

Brinaldy Novianto (167002090)

Tyas Muhammad Ilham (162191062)

Tasikmalaya, 26 Juli 2019

Dosen Pembimbing Lapangan, Ketua Kelompok,

Prama Permana, M.Si Firman Muhamad Firdaus


NIDN 8807340017 NPM 163402005

Mengetahui,

Ketua Pelaksana KKN, Kepala Desa Buniasih,

Eri Cahrial, MP. Yoyo Senjaya


NIDN 0414045901 NIP 196204062007011010
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) Universitas Siliwangi periode II T.A. 2018/2019 di Desa Buniasih,
Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, yang telah dilaksanakan dari
tanggal 19 Juni 2019 sampai dengan tanggal 19 Juli 2019 dapat diselesaikan
dengan baik dan lancar.
Laporan ini memuat informasi tentang berbagai hal mengenai Desa
Pasirbatang, program kerja KKN, pelaksanaan KKN serta hasil yang dicapai
melalui KKN, lengkap dengan analisis serta kesimpulan dan saran untuk
perbaikan kegiatan selanjutnya. Adapun laporan KKN ini diharapkan dapat
bermanfaat dalam proses evaluasi dan pemantauan pelaksanaan KKN yang akan
datang. Semoga laporan akhir KKN ini bermanfaat bagi masyarakat ataupun
pemerintah daerah setempat.
Sehubungan dengan hal tersebut maka kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu punyusunan laporan ini :
1. Orang tua peserta Kelompok KKN 42 atas segala dukungan moral dan
spiritual.
2. Bapak Prama Permana, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kuliah
Kerja Nyata Tematik di Desa Buniasih yang telah banyak memberi banyak
bantuan dan bimbingan selama kami melaksanakan KKN Tematik.
3. Sekretaris Desa Bapak Yayat SH yang juga selaku pengganti Kepala Desa
selama masa kosong jabatan, beserta seluruh perangkat Desa Buniasih.
4. Punduh di wilayah Desa Buniasih.
5. Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Desa Buniasih
6. Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Buniasih.
7. Masyarakat Desa Buniasih
8. Rekan-rekan Kelompok 42 KKN Tematik yang selalu memberi dukungan
dan bantuan dalam penulisan laporan ini
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih atas
segala dukungan dan doanya.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh


dari kata sempurna, baik dari segi isi maupun teknik penulisan, karena
keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Maka dari itu kami memohon kritik
dan saran dari semua pihak. Harapan kami semoga laporan akhir ini dapat
bermanfaat bagi yang berkepentingan serta bagi masyarakat Desa Buniasih dalam
pembangunan selanjutnya.

Tasikmalaya, 25 Juli 2019

Kelompok 42 KKN Tematik


DAFTAR ISI

TEMA DAN FOKUS KEGIATAN KKN .......................................................


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi ..............................................................................
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................
1.3 Tujuan dan Manfaat ......................................................................
1.4 Sasaran ..........................................................................................
1.5 Metode yang Digunakan ...............................................................

BAB II.GAMBARAN UMUM DESA LOKASI KKN


2.1 Letak Geografis ............................................................................
2.2 Profil Desa .....................................................................................
2.3 Program Kerja Desa Lokasi KKN ................................................

BAB III. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH


3.1 Masalah Mendasar Perekonomian .................................................
3.2 Permasalahan dari Segi Modal .......................................................
3.3 Permasalahan dari Segi Pemasaran Produk ..................................
3.4 Permasalahan dari Segi Sumber Daya Manusia .............................
3.5 Faktor Eksternal Permasalahan Industri Rumah Tangga ...............
3.6 Langkah yang Ditempuh untuk Mengatasi Permasalahan Usaha ..

BAB IV. PELAKSANAAN PROGRAM DAN HASIL


4.1 Realisasi Pemecahan Masalah ........................................................
4.2 Faktor Pendorong ..........................................................................
4.3 Faktor Penghambat ........................................................................

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan .........................................................................................
5.2 Saran ...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


LAMPIRAN ....................................................................................................
DOKUMENTASI KEGIATAN ......................................................................
DAFTAR TABEL

NO NAMA TABEL HALAMAN


DAFTAR GAMBAR

NO DAFTAR GAMBAR HALAMAN


DAFTAR LAMPIRAN

NO NAMA LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting untuk menaikkan
harkat martabat suatu bangsa dikancah internasional. Ditinjau dari segi GNP
(Gross National Product), apabila semakin banyak uang yang dihasilkan oleh
putra-putri bangsa Indonesia, karena berwirausaha maka uang yang dihasilkan
berpeluang semakin besar, berbeda dengan gaji yang nominalnya relatif tetap.
Akan meningkatkan GNP yaitu keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi
warga negara penduduk tersebut dimanapun berada (di dalam dan luar negeri),
dengan meningkatkan GNP ini akan semakin memperkuat ekonomi nasional
secara makro, dan mempercepat roda pembangunan nasional, karena ketersediaan
anggaran semakin meningkat.
Sebuah negara yang memiliki wirausahawan banyak tentunya akan
mendapatkan penghasilan yang besar dari sektor pajak, atas kegiatan ekonomi
yang mereka lakukan, apabila suatu negara terlalu banyak pegawai negeri sipil
yang kurang atau bahkan tidak produktif, maka mereka setiap bulan memakan
anggaran negara untuk menggaji mereka, namun sumbangsih mereka pada
perekonimian nasional sangat minim baik dari segi pajak maupun tingkat
konsumsi.
Dari beberapa dampak positif kewirausahaan tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat dan secara umum meningkatkan harkat dan martabat pribadi
wirausahawan serta bangsa dan negara.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diadakan oleh Universitas Siliwangi
Tasikmalaya merupakan salah satu bukti nyata kepedulian lembaga dan civitas
akademik terhadap pembangunan manusia dan juga pembangunan negara,
sekaligus bukti dari adanya kerjasama antara lembaga dengan pemerintahan desa.
Tema yang diusung, yaitu Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengenalan Konsep
Kewirausahaan adalah bukti pengabdian kepada masyarakat yang akan dilakukan
oleh para mahasiswa peserta KKN itu sendiri. Berdasarkan tema yang berkaitan
dengan kewirausahaan, maka masing-masing kelompok KKN harus bisa
membangun jiwa usaha masyarakat di tiap-tiap daerah. Kami Kelompok KKN 42
mendapatkan amanah untuk mengabdi di Desa Buniasih, Kecamatan Kadipaten,
Kabupaten Tasikmalaya.
Dalam menentukan fokus tematik, Kelompok 42 KKN Universitas
Siliwangi Tasikmalaya terlebih dahulu melakukan analisa situasi terhadap lokasi
KKN, yaitu Desa Buniasih, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya.
Jika melihat kondisi yang ada, hubungan antar masyarakat di Desa
Buniasih masih terbilang guyub, serta menjunjung tinggi norma serta adat yang
berlaku di masyarakat, sehingga tidak terdapat masalah baik secara perilaku
maupun hubungan sosial dengan masyarakat.
Dari segi kesehatan lingkungan di Desa Buniasih sudah cukup baik.
Warga setidaknya mampu menjaga kebersihan lingkungan di rumah dan di sekitar
rumahnya, walaupun tidak tersedia banyak tempat sampah di sepanjang jalan.
Masyarakat juga terlibat secara aktif dalam kegiatan kesehatan, misalnya
Posyandu. Di Desa Buniasih pun jarang bahkan dapat dikatakan tidak ada yang
terkena penyakit yang dapat membahayakan.
Dari segi pendidikan di Desa Buniasih sudah dikatakan cukup baik.
Terdapat 4 (empat) Sekolah Dasar (SD) yaitu SD Negeri Buniasih, SD Negeri
Gentong, SD Negeri Neglasari, SD IS Cipansor, dan 1 (satu) Madrasah Ibtidaiyah
(MI) yaitu MI Miftahul Ulum. Dalam hal pendidikan masyarakat Desa Buniasih
sudah dikatakan mementingkan pendidikan.
Melihat dari kedua segi (kesehatan dan pendidikan) tersebut Desa
Buniasih tidak memiliki masalah ataupun hambatan yang berarti, sehingga bidang
tersebut tidak dijadikan fokus masalah. Sedangkan mengenai segi kewirausahaan,
masyarakat Desa Buniasih masih belum dapat dikatakan baik. Mata pencaharian
masyarakat Desa Buniasih sebagian besar merupakan seorang petani dan buruh
tani. Bahkan karena kurangnya mata pencaharian di desa, maka banyak
pemuda/pemudi pergi ke kota untuk mengadu nasib. Banyak lahan yang dijadikan
perkebunan oleh masyarakat namun tak dapat mengolahnya dengan baik,
sehingga apa yang ditanamnya dikebun tidak dapat dimanfaatkan sebaik dan
semaksimal mungkin. Hasil tanamnya kebanyakan hanya di jual kepada bandar
dengan masih bentuk mentahannya. Hal ini yang menjadikan kami untuk fokus
dalam bidang ekonomi (kewirausahaan). Selain dari kurangnya pemanfaatan
secara maksimal dari hasil kebun atau tani, hal lain yang menghambat diantaranya
kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mengolah hasil kebun atau tani nya
menjai sesuatu atau hal baru. Dimana masyarakat hanya dapat membuat dan
menjual seadanya hasil tani dan kebun
.
1.2 Perumusan Masalah
Dari hasil observasi yang telah dilakukan di Desa Buniasih, sebagai
langkah awal dalam menemukan permasalahan yang ada, yaitu dengan
menghimpun data-data sehingga semua aspek kehidupan desa dapat diidentifikasi
dan diketahui permasalahannya. Adapun rumusan masalah dalam penyusunan
laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi Desa Buniasih khususnya di bidang ekonomi
(kewirausahaan)?
2. Apa saja permasalahan yang dihadapi masyarakat di bidang ekonomi
(kewirausahaan)?
3. Bagaimana cara membangun kesadaran masyarakat desa untuk meningkatkan
ekonomi (kewirausahaan)?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Tujuan
1.3.1.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Tematik Universitas Siliwangi Kelompok 42 Desa Buniasih,
Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, yaitu:
1. Melakukan pengabdian terhadap masyarakat yang salah satunya di
wilayah Desa Buniasih, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten
Tasikmalaya;
2. Menguak permasalahan ekonomi khususnya di bidang
kewirausahaan serta mencari alternatif solusi dalam mengatasi
permasalahan tersebut;
3. Mewujudkan kerjasama antara pihak lembaga pendidikan
Universitas Siliwangi dengan masyarakat, khususnya dengan
pemerintahan Desa Buniasih, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten
Tasikmalaya.
1.3.1.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari kegiatan KKN Tematik Universitas
Siliwangi Kelompok 42 Desa Buniasih, Kecamatan Kadipaten,
Kabupaten Tasikmalaya yaitu:
1. Mengidentifikasi masalah dan kendala yang dihadapi
masyarakat dalam bidang perekonomian;
2. Memberikan pelatihan terhadap Ibu-Ibu PKK di Desa
Buniasih;
3. Meningkatkan kualitas perekonomian secara merata di Desa
Buniasih;
4. Mengaplikasikan ilmu yang didapat mahasiswa di dunia
perkuliahan pada dunia nyata yang berhubungan langsung
dengan masyarakat;
1.3.2 Manfaat
Adapun manfaat nya adalah sebagai berikut :
1.3.2.1 Bagi Pemerintah Kabupaten
Manfaat dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagin
pemerintah Kabupaten adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan umpan balik yang berharga guna mengevaluasi
pelaksanaan program atau proyek perekonomian di wilayah
yang dijadikan lokasi KKN yang sedang atau telah
dilaksanakan serta dapat menyusun perencanaan pembinaan
dan peningkatan mutu perekonomian (kewirausahaan) wilayah
untuk masa yang akan dating;
2. Membantu pemerintah dalam mempersiapkan kader-kader yang
unggul untuk memajukan wilayahnya
3. Memperoleh data dan informasi baru untuk memperbaiki
kualitas perekonomian dan pengembangan sumber daya
manusia di desa-desa yang berada di wilayah Kabupaten
Tasikmalaya.
1.3.2.2 Bagi Masyarakat
Adanya kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini diharapkan
memberi dampak positif dan perubahan baik secara signifikan maupun
perubahan kecil sekalipun dalam bidang perekonomian
(kewirausahaan) di Desa Buniasih. Kehadiran KKN kelompok 42 juga
diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)
di desa, mempererat hubungan antar lapisan masyarakat dan menjadi
inspirasi bagi seluruh pihak yang ada di Desa Buniasih.
1.3.2.3 Bagi Lembaga Pendidikan Universitas Siliwangi
Manfaat dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi
Universitas Siliwangi Tasikmalaya adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berbagi
pengalaman hidup di tengah masyarakat;
2. Belajar memahami dan menghayati kompleksitas
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan sekaligus
memecahkan masalah (problem solving);
3. Melakukan pendampingan untuk peningkatan kualitas
kehidupan masyarakat;
4. Meningkatkan kerjasama Universitas Siliwangi dengan
pemerintah daerah serta institusi/organisasi/lembaga lainnya
yang terkait;
5. Meningkatkan partisipasi dan peranan Universitas Siliwangi
dalam pelaksanaan pembangunan daerah.
1.3.2.4 Bagi Mahasiswa
Sebagai sarana pengaplikasian ilmu yang didapat di dunia
perkuliahan, sarana pembelajaran, dan awal pengabdian kepada
masyarakat sehingga dapat memberikan pengalaman, membuka
wawasan, meningkatkan daya nalar, serta pola pikir yang mengarah
pada pendewasaan sikap dan tingkah laku. Juga menjadi bekal agar
memudahkan dalam proses penyelesaian berbagai permasalahan di
masa yang akan datang, serta sebagai wujud nyata dalam menjalani
Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Tri Gatra Citra Universitas
Siliwangi.
1.4 Sasaran
Berdasarkan rumusan masalah dan kesepakatan antara anggota KKN
Kelompok 42 dengan aparatur Desa Buniasih, ditetapkan bahwa sasaran dari
pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Siliwangi Kelompok
42 Periode II Tahun Akademik 2018/2019 dengan fokus bidang kewirausahaan,
yaitu seluruh masyarakat Desa Buniasih, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten
Tasikmalaya yang meliputi ibu-ibu PKK, aparat pemerintah desa, perangkat
sekolah, siswa yang bersekolah di Desa Pasirbatang, pemuda-pemudi dan tokoh
masyarakat Desa Pasirbatang
1.5 Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
sebab penelitian ini bersifat aktual dan benar-benar terjadi di masa sekarang,
Adapun teknik pengumpulan data yang dipakai adalah sebagai berikut:
1.5.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka untuk menelaah, mengkaji literatur dan dokumen tertulis
relevan dengan penyelidikan.
1.5.2 Observasi
Observasi digunakan untuk mendapatkan gambaran objektif mengenai
fenomena atau kejadian di lokasi.
1.5.3 Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam digunakan untuk menggali informasi dengan
tokoh-tokoh kunci yang mengetahui maupun yang terlibat.
1.5.4 Diskusi Kelompok Terfokus
Diskusi kelompok terfokus dilakukan untuk mengungkapkan dan
menggali informasi mengenai berbagai temuan isu dalam rangka menguatkan
atau melakukan silang pendapat di lapangan.
BAB II
GAMBARAN UMUM DESA LOKASI KKN

2.1 Letak Geografis


2.1.1 Kondisi Geografis
Desa Buniasih berdiri sejak tahun 1948, adapun Kepala Desa yang
menjabat adalah:
1. Sumarta dari tahun 1948 sampai dengan tahun 1976
2. Mulya dari tahun 1976 sampai dengan tahun 1980
3. Sutarma dari tahun 1980 sampai dengan tahun 1985
4. Solihin dari tahun 1985 sampai dengan 1993
5. Encon dari tahun 193 sampai dengan tahun 2001
6. Rasyidi dari tahun 2001 sampai dengan 2007
7. Encon dari tahun 2007 sampai dengan 2013
8. Engkos. dari tahun 2013 sampai 2019
Desa Buniasih merupakan salah satu desa dari Desa - Desa di
Kecamatan Kadipaten dengan batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Desa Sukapada
- Sebelah Selatan : Desa Pamoyanan
- Sebelah Barat : Desa Mekarsari
- Sebelah Timur : Kabupaten Garut
2.1.2 Kondisi Demografi
2.1.2.1 Luas Wilayah
Luas wilayah Desa 989,6 Ha terdiri dari :
 Tanah Sawah : 174 Ha

 Tanah Kering/ kebun : 259 Ha


 Tanah Basah : 222 Ha
 Tanah Hutan : 60 Ha
 Tanah Keperluan Fasilitas Umum : 10,8 Ha
 Tanah Keperluan fasilitas Sosial : 19,5 Ha
 wilayah pemukiman : 113,1 Ha
 Lain-lain : 305,15 Ha

2.1.2.1 Bio Data Kepala desa dan Perangkat Desa :


Pendidika Nomor TMT
No Nama Jabatan Usia
n SK SK
Kepala
1 ENGKOS SMA 49
Desa
800/01/S
YAYAT 10-01-
2 Sekdes SMA 59 K-
SY 2017
DS/2017
Kaur 800/01/S
10-01-
3 AMIN Perencanaa SMA 30 K-
2017
n DS/2017
ENJIN Kaur Tata 800/01/S
10-01-
4 KOMAR Usaha Dan SMA 45 K-
2017
UDIN Umum DS/2017
ASRI 800/01/S
Kaur 10-01-
5 SULAST SMA 22 K-
Keuangan 2017
RI DS/2017
EPI Kasi 800/01/S
10-01-
6 ENDARS Pemerintaha SMA 29 K-
2017
AH n DS/2017
Kasi 800/01/S
59 10-01-
ENCU Kesejahtera SMA K-
2017
an DS/2017
800/01/S
7 CECEP Kasi 10-01-
SMA 39 K-
RIDWAN Pelayanan 2017
DS/2017

2.1.2.2 Jumlah penduduk Menurut Data 2014


 Jumlah Total : 8272 Orang
 Laki-Laki : 4701 Orang
 Perempuan : 3571 Orang
 Persentase :Laki-Laki (47,01%), Perempuan
(35,71%)
 Jumlah kepala keluarga : 1.936 KK

2.1.2.2.1 Penyebaran Penduduk Desa Buniasih


Jumlah Jumlah JUMLAH
JUMLAH
NO Kedusunan KK PENDUDUK
RW RT L P
1 Tagog 3 9 334 717 653 1.370
2 Nyalindung 2 6 325 693 672 1.365
3 Gentong 3 9 326 727 659 1.386
4 Nagreg 2 6 320 684 671 1.355
5 Selaawi 2 7 346 815 642 1.457
6 Antralina 2 6 285 679 660 1.339
JUMLAH 14 42 1.936 4315 3957 8272

2.1.2.2.2 Penduduk Berdasarkan Kelompok kerja


NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH
1 Petani 741 Orang
2 Pedagang 316 Orang
3 Pegawai Negeri Sipil 25 rang
4 ABRI - Orang
5 Pengrajin - Orang
6 Buruh Tani 1.059 Orang
7 Buruh Swasta 316 Orang
8 Pensiunan 17 Orang
NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH
9 Lain – Lain ( Termasuk Bayi ) 5.698 O rang
8.272
JUMLAH
Orang

2.1.2.2.3 Penduduk Berdasarkan Agama dan Kewarganegaraan


AGAMA KEWARGA NEGARAAN
NON
NO MUSLIM WNI ASING
MUSLIM
L P L P L P L P
1 4315 3957 0 0 4315 3957 0 0
JML 8272 0 8272 0

2.1.2.2.4 Keadaan Keluarga Berencana (KB)

NO JENIS KB JUMLAH
1 Pasangan Usia Subur ( PUS ) 1259
2 IUD 61
3 MOP 14
4 IMPLANT 34
5 SUNTIK 584
6 PIL 233

2.1.2.3 Sosial Budaya


Kondisi karakteristik adat istiadat serta kearifan local
masyarakat Desa Buniasih terbilang sifat agamis dan kental denga
suasana gotong-royongnya. Sehingga segala sesuatu yang
berhubungan dengan desa diselesaikan melalui musyawarah
mufakat.
2.2 Profil Desa
2.2.1 Kwalitas Medan
Dengan wilayah berbukit/ bergunung-gunung, berombak sampai
berbukit, Desa Pasirbatang memiliki Topografi yang kurang
menguntungkan sehingga jalur Regional menjadi jalur utama dan sangat
mempengaruhi terhadap niali budaya serta ekonomi masyarakat desa
Buniasih.
2.2.2 Produktivitas Lahan
Sebagian besar pencaharian penduduk desa Buniasih adalah Petani,
namun dengan topografi yang kurang menguntungkan sehingga lahan
pertanian kurang produktif dan belum tersentuh pembangunan, hanya
kemampuan masyarakat yang terbatas belum mampu menanggulangi
masalah lahan pertanian. Mengingat sebagian struktur tanah Desa Buniasih
adalah tanah merah maka dapat dipergunakan sebagai bahan pokok
pembuatan batu bata untuk bahan bangunan.
2.2.3 Musim
Di desa Buniasih ada 2 musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan..
2.2.4 Pola Penggunaan Lahan Pertanian
2.2.4.1 Lahan sawah dimusim penghujan ditanami padi dan musim kemarau
ditanami tanaman kebun.
2.2.4.2 Lahan pekarangan ditanami pohon buah serta tanaman rempah dan apotik
hidup dan di kebun ditanami sayuran serta kayu bahan bangunan.

2.3 Program Kerja Desa Buniasih


2.3.1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
1. Pelatihan kepemerintahan Desa
2. Tata kelola kepemerintahan Desa
2.3.2 Bidang Pembangunan Desa
1. Pembangunan jalan menuju desa
2. Perenovasian GOR Desa Pasirbatang
2.3.3 Bidang Pembinaan Masyarakat Desa
1. Pelatihan Pembinaan Kelompok Tani
2. Pelatihan Pembinaan Pemuda Olahraga
3. Pembinaan Kerukunan Antar Umat Beragama
2.3.4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa
1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa
2. Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
3. Pemberdayaan Kelompok Perempuan
BAB III
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Sesuai dengan permasalahan yang memiliki tema “kewirausahaan”


khususnya di lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) yaitu Desa Buniasih dalam
pelaksanaan Program Kerja KKN Tematik Periode II Universitas Siliwangi di
Desa Buniasih Kecamatan Kadipaten menggunakan metode yang melibatkan
masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan
evaluasi.
Pendekatan tersebut memungkinkan masyarakat Desa Buniasih saling
membagi ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat, wawasan hidup,
serta menganalisis pengetahuan tentang kondisi dan situasi lingkungan
masyarakat Desa Buniasih Kecamatan Kadipaten dalam rangka membuat
perencanaan dan tindakan yang memecahkan permasalahan yang berkaitan
dengan tema “kewirausahaan” sehingga masyarakat Desa Buniasih dapat
mengolah dan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di sekitar wilayah
Desa Buniasih. Dengan demikian masyarakat Desa Buniasih dapat mengolah dan
mendayagunakan potensi sumber daya alam sekitar menjadi bahan baku olahan
khususnya singkong, serta masyarakat dapat membuat inovasi dan kreasi baru
yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan peningkatan ekonomi.
Dalam pengolahan bahan baku yang ada di desa Buniasih, penelitian
yang dapat dibuktikan kebenarannya yaitu pada pembuatan tepung mocaf dan
pengolahannya dengan adanya kerjasama bersama dengan Badan Usahan Milik
Desa (BUMDES) dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) wilayah
desa Buniasih. Sehingga mulai dari pengetahuan mengenai kelebihan-kelebihan
penggunaan, tata cara pembuatan, tata cara pengolahan sampai hasilnya
dipresentasikan pada acara pelatihan yang menjadi program kerja utama.
Hasil yang berkaitan dengan tema “Kewirausahaan” dengan
memanfaatkan singkong yang diolah menjadi bahan makanan yang memiliki nilai
jual bahkan menjadi suatu produk kebanggaan wilayah tersebut dan menjadi
tambahan pendapatan bagi masyarakat.
Sehingga sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Selain masyarakat dapat
memanfaatkan hasil dari alam, mengolah sumber daya alam tersebut maupun
sumber daya lainnya, masyarakat juga harus mampu menyadari potensi serta
memanfaatkan peluang yang ada khususnya dalam berwirausaha.
3.1 Masalah Mendasar Perekonomian, Sasaran Pembangunan dan
Pengembangan BUMDES
Sasaran yang harus dicapai dalam pembangunan ekonomi nasional adalah
pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat peningkatan pendapatan dan
kesempatan kerja. Pembangunan yang selalu berfokus di kota menghasilkan
dampak urbanisasi besar-besaran. Akibatnya, desa tidak lagi menarik bagi warga
usia produktif. Maka daerah terutama di kawasan desa mengalami krisis Sumber
Daya Manusia. Magnet yang mampu menarik urbanisasi adalah dengan
menggelorakan pengembangan ekonomi kreatif dan produktif di setiap desa di
seluruh Indonesia. Selain untuk upaya mengatasi tingginya angka urbanisasi,
pengembangan ekonomi dapat pula memicu dan meningkatkan peran serta warga
dalam pembangunan perkonomian sebagai bentuk usaha mencapai kesejahteraan.
Desa sebagai pemerintah yang secara langsung dan riil menyentuh kebutuhan
masyarakat untuk disejahterakan. Jika desa mampu secara mandiri menyediakan
kebutuhan warganya, maka desa telah mampu mensejahterakan warga sekaligus
mengadakan pendapatan bagi dirinya. Desa merupakan basis sistem
kemasyarakatan bangsa yang kokoh untuk mengembangkan sistem politik sosial
budaya ekonomi dan hankam.
Dalam rangka mengakomodasi potensi desa dan pemenuhan kebutuhan
desa melalui UU No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, pemerintah
memberikan dukungan besar agar desa memiliki badan usaha yang mampu
mengembangkan dan menggerakan perekonomian lokal. Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) menjadi wadah pemerintah desa dan warganya yang secara
proposional melaksanakan program pemberdayaaan pereokomian di tingkat desa.
Keberadaan BUMDES diharapkan mampu menstimulasi dan menggerakan roda
perekonomian desa. Salah satu pengembangan BUMDES adalah dalam industri
kelompok rumah tangga.
Sesuai dengan amanat UU No.6/2014 maka desa mendapat peluang besar
untuk meningkatkan perannya dalam pengembangan ekonomi masyarakat
perdesaan. BUMDES pun dapat menjadi instrumen dan mengoptimalkan
perannya sebagai lembaga ekonomi lokal yang legal di tingkat desa untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan desa.
Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) perlu mendapatkan
perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat melalui program
pengembangan industri kelompok rumah tangga yang termasuk bidang
kewirausahaan dalam memaksimalkan potensi setempat sehingga dapat
berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan
pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih kondusif bagi pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi pedesaan.
Pengelolaan BUMDES harus dilakukan dengan baik agar tujuan
pembangunan desa meliputi sektor ekonomi dapat tercapai.
Pemerintah termasuk BUMDES memiliki kewajiban untuk memecahkan
tiga hal masalah klasik yang menerpa pelaku usaha yakni akses pasar, modal, dan
teknologi yang selama ini menjadi pembicaraan hangat yang diselenggarakan
pada seminar atau konferensi. Secara keseluruhan terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam melakukan pengembangan usaha BUMDES yang
melibatkan warga dalam berwirausaha, antara lain kondisi kerja, promosi usaha
baru, akses informasi, akses pembiayaan, akses pasar, peningkatan kualitas
produk dan Sumber Daya Manusia (SDM), ketersediaan layanan pengembangan
usaha, pengembangan cluster, jaringan bisnis, dan kompetisi.
Dari hasil observasi bahwa BUMDES di Desa Buniasih Kecamatan
Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya dalam pengembangan sektor ekonomi
khususnya industri kelompok rumah tangga masih memiliki hambatan dalam
Sumberdaya Manusia. Maka dalam pelaksanaan programnya kerap kali
melibatkan anggota PKK Desa Buniasih. Selain itu, adanya keinginan masyarakat
dalam berwirausaha cukup tinggi dengan harapan memiliki produk kebanggaan
daerah setempat khususnya Desa Buniasih. Akan tetapi belum terwujud karena
hambatan diatas.
3.2 Permasalahan dari Segi Modal
Pada umumnya suatu usaha termasuk usaha berbasis industri kelompok
rumah tangga memerlukan modal, baik dalam menggunakan modal sendiri
maupun modal pinjaman. Modal adalah suatu faktor produksi yang penting
diantara berbagai faktor produksi yang diperlukan. Bahkan modal merupakan
faktor produksi yang penting diantara berbagai faktor produksi yang diperlukan
seperti tanah, bahan baku dan mesin. Tanpa modal tidak mungkin dapat membeli
tanah, bahan baku dan mesin tenaga kerja.
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk
mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya pemodalan industri kelompok
rumah tangga yang mengandalkan modal dari kelompok rumah tangga yang
jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal dari keuangan BUMDES harus
dengan keterdukungan pemerintah desa terlebih dahulu mengingat banyaknya
alokasi dana untuk beberapa program dalam sektor lainnya. Peminjaman modal
dari bank tidak diperuntukan untuk program yang dibawahi oleh BUMDES terkait
statusnya sebagai perangkap desa/pemerintah daerah.
Persyaratan yang menjadi hambatan terbesar kelompok usaha adalah
adanya ketentuan mengenai kewirausahaan karena tidak semua anggota memiliki
harta yang memadai dan cukup untuk dijadikan agunan. Terkait dengan hal
tersebut, BUMDES sebagai pembuat program juga menemukan kesulitan dalam
hal akses terhadap sumber dana serta akses pembiayaan lainnya seperti investasi,
sebagian besar dari mereka belum memiliki akses untuk itu. Dari sisi investasi
sendiri, masih terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila gerbang
investasi hendak dibuka untuk industri kelompok rumah tangga yang dibawahi
BUMDES, antara lain kebijakan, jangka waktu, pajak, peraturan, perlakuan, hak
atas tanah, infrastruktur, dan iklim usaha.
Pada dasarnya permodalan adalah faktor utama dalam permasalahan yang
sering dihadapi oleh para pengusaha-pengusaha kecil, menengah. Melihat modal
merupakan hal yang sangat penting bagi berlangsungnya suatu usaha serta
banyaknya keluhan dari pada masyrakat setempat mengenai keterbatasan modal
yang dimiliki untuk manjalankan usahanya, maka untuk membantu memecahkan
masalah yang tengah dihadapi diadakan suatu penyuluhan dan pelatihan tentang
bagaimana membuat suatu pembukuan sederhana mengenai keuangan perusahaan
sebagai pembekalan apabila usaha yang dinaungi oleh BUMDES diadopsi oleh
masyarakat setempat secara perorangan. Alasannya adalah karena pembukuan
mengenai keuangan merupakan salah satu syarat dari ketentuan umum untuk
memperoleh kredit pinjaman dari bank sehingga bank dapat menilai layak
tidaknya perusahaan tersebut memperoleh pinjaman dari bank.
3.3 Permasalahan dari Segi Pemasaran Produk
Sasaran dari pemasaran adalah adanya suatu pasar dimana arti pasar itu
sendiri adalah perangkat pembeli aktual dan pembeli potensial dari sebuah
produk. Lima Prinsip Pemasaran :
1. Perusahaan harus senantiasa dan terutama berorientasi konsumen dan adanya
persaingan.
2. Keputusan dwi tunggal “produk pasar” adalah yang terpenting.
3. Perhatikan masalah “timing” lakukan gigitan pertama atau kedua.
4. Dalam pemasaran “sumber daya keuangan” menjadi keterbatasan pada hal
mutlak dibutuhkan.
5. Jangan sekali-kali bersikap “puas diri”.
Pemasaran sangat erat kaitannya dengan promosi, dimana promosi itu
sendiri berfungsi sebagai cara untuk membujuk, mengingatkan, memberitahu
kepada para konsumen mengenai produk yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam suatu usaha karena
jika menghasilkan suatu produk yang memiliki kualitas yang berkualitas tanpa
didampingi dengan adanya suatu pemasaran tentang produk tersebut dengan baik
termasuk perijinan usaha seperti PIRT ataupun pelabelan seperti label BPOM
maupun label halal, maka produk tersebut akan kurang dapat diterima oleh
konsumen dan akan sulit dalam persaingan pasar.
Masalah yang dihadapi dalam pemasaran skala lokal di Desa Buniasih
yang terlintasi oleh jalur nasional adalah kurangnya kontribusi dari beberapa
tempat umum untuk ikut andil mendukung proses pemasaran produk.
3.4 Permasalahan dari Segi Sumber Daya Manusia
Dilihat dari jenjang pendidikan Sumber Daya Manusia (SDM) di desa
Buniasih dapat dikatakan tidak merata, yakni ada sebagian masyarakat di desa
Buniasih yang merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah
Pertama (SMP), dan sebagian masyarakat lainnya ada yang jenjang pendidikannya
sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan S-1. Warga Desa Buniasih
secara umum sebagian masyarakat yang mementingkan pendidikan di bandingkan
bertani atau buruh. Namun ada pula yang memprioritaskan sebagai pekerja buruh
tani terkait dengan potensi wilayah daerah yang sesuai untuk pertanian. Selain itu
banyak SDM usia produktif memilih merantau untuk bekerja di kota. Sehingga
tokoh dalam berwirausaha di daerah masih sangat minim. Mayoritas yang
membuka usaha di daerah Desa Buniasih merupakan investor dari wilayah luar.
Sedangkan, SDM merupakan faktor produksi yang sangat penting dalam
menunjang keberhasilan usaha bisnis dalam berbagai kegiatan industri. Bahkan
keberhasilan suatu bisnis dan kefektifan dalam kewirausahaan ditentukan oleh
sumber daya manusia yang berperan serta dalam bisnis itu sendiri. Oleh karena itu
Sumber Daya Manusia (SDM) harus mendapat perhatian secara koherensif, agar
masyarakat Desa Buniasih dapat memberikan kontribusi yang optimum dalam
pekerjaan mereka sehari-hari. Keterbatasan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan
keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan usahanya,
sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal. Disamping itu
dengan keterbatasan kualitas Sumber Daya Manusianya, unit usaha tersebut relatif
sulit untuk mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya
saing produk yang dihasilkannya. Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan
Penetrasi Pasar sangat mempengaruhi jkelancaran usaha serta mentalitas
pengusaha. Hal terpenting yang terlupakan dalam setiap pembahasan mengenai
pengusaha yaitu semangat entrepreneurship para pengusaha industri kelompok
rumah tangga itu sendiri. Semangat yang dimaksud adalah kesediaan berinovasi,
ulet tanpa menyerah, rela berkorban, serta semangat ingin mengambil resiko.
Suasana pedesaan yang menjadi latar belakang dari pelaku industri kelompok
rumah tangga seringkali memiliki andil dalam membentuk kinerja. Sebagai
contoh, ritme kerja di daerah berjalan dengan santai dan kurang aktif sehingga
seringkali menjadi penyebab hilangnya kesempatan-kesempatan yang ada.
Tanpa Sumber Daya Manusia (SDM) tidak mungkin berbagai kegiatan
dalam suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, dalam suatu
kegiatan produksi selalu terjadi interaksi manusia dengan faktor produksi lainnya.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada seharusnya diberikan pelatihan-pelatihan
khususnya yang lebih mendominasi Desa Buniasih menjadi pengusaha sehingga
dapat menyerap tenaga kerja yang ada di Desa Buniasih.
Terdapat tiga hal penting yang harus dimiliki oleh Sumber Daya Manusia
(SDM) yaitu sebagai berikut:
a. Mampu mempelajari prinsip-prinsip persaingan secara mendalam. Selanjutnya
Sumber Daya Manusia (SDM) harus mampu mendeteksikan tingkat
persaingan yang ada dalam bisnisnya sekaligus pengaruh negatif yang dapat
merugikan perusahaan lalu mampu pula menganalisis faktor sosial, politik dan
kondisi ekonomi makro yang dapat mempengaruhi strategi bisnisnya.
b. Pengetahuan yang sulit, strategi yang harus di kombinasikan dengan
pengalaman yang profesional.
c. Sumber Daya Manusia (SDM) mampu menyiapkan alat dan metode untuk
menanggulangi para pesaing serta mampu pula meramalkan hasil yang akan
terjadi bila suatu alat dan metode tersebut di terapkan. Intinya Sumber Daya
Manusia (SDM) harus mempunyai kemampuan menganalisis strategi para
pesaing.

3.5 Faktor Eksternal Permasalahan Industri Kelompok Rumah Tangga


1. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha
Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang
mereka miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung
kemajuan usahanya sebagaimana yang diharapkan. Selain itu, kelompok
usaha kesulitan dalam memperoleh tempat untuk menjalankan usahanya
yang disebabkan karena mahalnya harga sewa atau tempat yang ada
kurang strategis.
2. Daya Dukung
Daya dukung disini merupakan daya dukung baik dari pemerintah
daerah maupun masyarakat setempat yang dinilai kurang. sehingga dalam
pelaksanaan usaha terdapat beberapa hambatan.
3. Terbatasnya Akses Pasar
Terbatasnya akses pasar akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat
dipasarkan secara kompetitif baik di pasar nasional maupun internasional.
4. Terbatasnya Akses Informasi
Selain akses pembiayaan, industri kelompok rumah tangga juga menemui
kesulitan dalam hal akses terhadap informasi. Minimnya informasi yang
diketahui, sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap kompetisi dari produk
industri kelompok rumah tangga dengan produk lain dalam hal kualitas.

3.6 Langkah yang Dapat Ditempuh untuk Mengatasi Permasalahan Usaha


1. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif
Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antara lain
dengan mengusahakan ketenteraman dan keamanan berusaha serta
penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.
2. Bantuan Permodalan
Permodalan yang dirasakan cukup sulit karena dibawah naungan lembaga
formal sehingga sulit dilakukan peminjaman. Kecuali dengan diadakannya
kas anggota ataupun mengumpulkan mitra yang bersedia bekerjasama dari
kelengkapan peralatan, tempat, maupun bahan baku pembuatan dan
pengolahan produk.
3. Pelatihan
Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi warga baik dalam aspek
kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta
keterampilannya dalam pengembangan usahanya. Selain itu, juga perlu diberi
kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk
mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan.
4. Memantapkan Asosiasi
Asosiasi yang telah ada perlu diperkuat, untuk meningkatkan perannya antara
lain dalam pengembangan jaringan informasi usaha yang sangat dibutuhkan
untuk pengembangan usaha bagi anggotanya.
5. Mengembangkan Promosi
Guna lebih mempercepat proses kemitraan antara industri rumahan dengan
industri besar diperlukan media khusus dalam upaya mempromosikan
produk-produk yang dihasilkan. Disamping itu, perlu juga diadakan talk show
antara asosiasi dengan mitra usahanya.
6. Mengembangkan Sarana dan Prasarana
Perlu adanya pengalokasian tempat usaha bagi industri kelompok rumah
tangga untuk melaksanakan usahanya di tempat-tempat yang strategis
sehingga dapat menambah potensi berkembangan bagi industri kelompok
rumah tangga tersebut.
BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL

4.1 Realisasi Pemecahan masalah


Permasalahan yang ada di Desa Buniasih sangat kompleks terutama dalam
bidang kewirausahaan masih terkendala pada modal, inovasi dan tingkat ekonomi
masyarakat yang dirasa masih kurang berkembang, dalam hal pengelolaan dan
pengembangan Sumber Daya Alam yang ada disekitar lingkungan nya. Dengan
berbagai permasalahan dari hasil analisis diatas maka kami peserta KKN Tematik
Universitas Siliwangi kelompok 42 membuat suatu rencana program kerja yang
berorientasi pada permasalahan tersebut.
Program kerja Kelompok 42 Desa Buniasih dibagi menjadi tiga bagian
yaitu program utama, program pendukung dan program tambahan. Program utama
yang ditugaskan oleh Universitas Siliwangi yaitu dengan tema Kewirausahaan.
kami fokuskan pada bidang peningkatan pelatihan pembuatan dan pengolahan
serta strategi pemasaran kepada ibu-ibu PKK di Desa Buniasih yakni mengolah
singkong sebagai bahan utama dijadikan tepung kemudian diolah menjadi suatu
makanan inovasi baru yang memiliki nilai jual untuk peningkatan ekonomi
daerah. Program Pendukung ialah program yang mendukung akan hasil yang
diharapkan pada program utama. Sementara program tambahan yaitu program
yang dilaksanakan sebagai penunjang dari program inti serta sebagai sarana
programpembangunan sosial kemasyarakatannya.

4.2 Pelaksanaan Program Kerja


Minggu pertama

Minggu pertama dilaksanakan observasi ke beberapa dusun dan tokoh kader yang
ada di Desa Buniasih. Dimana observasi dilakukan dengan mewawancarai secara
langsung dan tidak langsung mengenai keadaan kondisi masyarakat dan
perkembangan di Desa Buniaish. Sekaligus silaturahmi dengan masyarakat
sekitar. Serta pengumpulan data karakteristik dan permasalahan yang dihadapi
oleh masyarakat di Desa Buniasih.
Minggu kedua

Minggu kedua dilaksanakan kembali observasi dan musyawarah anggota


kelompok dalam rangka merencanakan dan menyusun program kerja. Serta
melengkapi berbagai administrasi dan perlengkapan lainnya guna kelancaran
program kerja serta mengikuti kegiatan yang ada di desa seperti posyandu,
pengajian dan sekolah agama.
Minggu ketiga

Minggu ketiga dilaksanakan kegiatan program kerja utama yaitu Pelatihan


Pembuatan dan Pengolahan serta Strategi Pemasaran Produk olahan mocaf yang
sasaran utamanya yaitu ibu-ibu PKK. Program kerja ini bertempat di GOR Desa
Buniasih
Minggu keempat

Minggu keempat merupakan minggu terakhir dalam melaksanakan program kerja


utama pada minggu ini melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu Pengolahan serta
Strategi Pemasaran Produk olahan mocaf . Pada minggu ini pula kelompok 42
mengadakan Acara Buniasih Creation dilaksanakan sebagai acara pamungkas /
perpisahan dengan masyarakat Desa Buniasih tanda pamit karena telah selesainya
semua program kerja.

4.2.1 Program Kerja Utama


Dalam melakukan penyusunan program kerja utama, kami melihat kembali
potensi yang ada di Desa Buniasih sesuai dengan data-data survey dilapangan dan
yang diperoleh dari hasil pengkajian dokumen desa. wawancara terhadap warga,
dan koordinasi dengan para punduh dan tokoh Desa Buniasih. Hasil dari kegiatan
pengkajian tersebut kami memperoleh informasi dari masyarakat, kepala desa, dan
para tokoh masyarakat yaitu kurangnya kesadaran masyarakat dalam
berwirausaha dan inovasi berwirausaha dalam pemanfaatan hasil sumber daya
alam.
Berdasarkan informasi tersebut, kami bermaksud untuk menangani
permasalahan tersebut. Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan pendekatan
dan diskusi kepada Kepala Desa Buniasih, Ketua Ibu PKK, tokoh masyarakat, dan
Kepala Dusun yang berada di Desa Buniasih, sehingga gambaran untuk berbagai
kegiatan yang akan dilaksanakan akan tergambar sesuai kebutuhan masyarakat
Desa Buniasih. Dari kegiatan tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa masyarakat
Desa Buniasih kurang sadar akan pemanfaatan dalam sumber daya alam dan
tingkat kwirausahaan yang rendah serta kurang nya kemauan dalam berinovasi
dalam wirausaha Berdasarkan hal di atas, kami menentukan program kerja utama
yang akan dilaksanakan selama program KKN berlangsung. Dengan berbagai
pertimbangan, kami menentukan dan memilih program kerja dalam menekankan
pada kualitas kewirausahaan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
pemanfatan hasil sumber daya alam guna meningkatkanya perekonomian
masyarakat yang berada di daerah tersebut

4.2.2 Program Kerja Pendukung


Untuk menunjang program kerja utama, kelompok 42 Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Tematik Universitas Siliwangi Tasikmalaya menyusun program kerja
pendukung supaya dapat memperkuat program kerja utama sehingga tujuan dari
program tersebut dapat tercapai. Adapun program kerja pendukung yang
dilaksanakan adalah:

No Nama Kegiatan Waktu Tempat


GOR Desa
1 Buniasih Creation Rabu, 17 Juli 2019
Buniasih
Lapangan Desa
2 Turnamen Mini Soccer Kamis, 18 Juli 2019
Buniasih

4.2.3 Program Tambahan


Program kerja tambahan yang dilaksanakan terdiri dari beberapa kegiatan.
Program kerja tambahan ini dilaksanakan selain bertujuan untuk mendukung
program utama dan program pendukung, juga bertujuan untuk meningkatkan tali
silaturahmi antara (masyarakat dengan masyarakat) (KKN 42 dengan
masyarakat), menanamkan kesadaran berolahraga sejak dini, Meskipun program
ini bersifat program kerja non tema, tetapi program ini dilaksanakan dengan baik
dan benar. Program non tema ini juga dilaksanakan sebagai sarana pendekatan
dengan warga Desa Buniasih, sehingga anggota KKN kelompok 42 dapat
menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat Desa Buniasih. Berikut adalah
realisasi kegiatannya:

No Nama Kegiatan Waktu Tempat


Pengajian Rutin disetiap
1 5 X Dalam Seminggu Setiap Dusun
Dusun
Posyandu Di
2. Posyandu 4 x Dalam Sebulan setiap
Kapunduhan
Hajat Desa / Pengajian GOR Desa
3. 22 Juni
Akbar Buniasih
Dusun
4. Imtihan 25 Juni
Nyalindung
5. Mabar ( Mari Belajar ) 14 Juli Posko KKN 42
GOR Desa
6. Seminar Stunting 13 Juli
Buniasih
7. Buniasih Sehat 15 Juli MDA TAGOG

Temuan Masalah Pada Pelatihan pembuatan dan pengolahan serta strategi


pemasaran produk olahan tepung mocaf

Setelah melakukan observasi dan mengevaluasi, kami menemukan ada beberapa


permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap
(masyarakat Desa Buniasih), yaitu diantaranya:

1. Permasalahan kurangnya pengetahuan pemanfaatan hasil sumber daya


alam yang ada di Desa Buniasih khususnya dalam pengolahan singkong.
Masyarakat Desa Buniasih masih banyak yang tidak mengetahui
bagaimana cara mengolah inovasi daun singkong itu sendiri. Adapun yang
masyarakat ketahui pemanfaatannya yaitu dikonsumsi sendiri sebagai bahan ganti
beras di saat masa paceklik. Contohnya singkong direbus dicocol ke gula merah,
daun singkong yang dijadikan gaplek, singkong yang dijadikan keripik yang dapat
dipasarkan namun dengan nilai jual yang rendah. Padahal jika dilakukan
pengolahan lebih inovatif, kreatif, dan variatif singkong akan memiliki nilai jual
yang tinggi di pasaran. Dengan adanya pelatihan yang kita lakukan tentang cara
pengolahan singkong itu sendiri sehingga masyarakat dapat mengolah singkong
menjadi makanan yang bernilai jual yang tinggi yaitu Cassava Cake yang
nantinya akan menjadi suatu Usaha Kecil dan masyarakat bisa berwirausaha.
Maka masyarakat Desa Buniasih dapat memasarkan produk dengan bahan baku
utama yang berasal dari singkong yang mudah didapatkan di wilayah Desa
Buniasih karena hampir setiap kebun dan setiap sawah masyarakat memiliki
pohon singkong.

2. Pemasaran Hasil Usaha Cassava Cake


Untuk masalah produk Cassava Cake itu sendiri, pasti mengalami kendala
karena produknya masih baru dan belum dikenal masyarakat secara luas. Cara
pemasarannya juga yang belum maksimal sehingga terjadi hambatan untuk
melakukan produksi yang lebih banyak

4.3 Faktor Pendorong


Selama pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Buniasih, terdapat
beberapa faktor pendukung, baik internal maupun eksternal:
4.3.1 Faktor Pendorong Internal
a. Adanya kerjasama yang baik dengan rekan-rekan peserta Kuliah Kerja
Nyata (KKN) 42 dan yang lainnya yang saling melengkapi, dan
membantu satu sama lain.
b. Adanya keterbukaan dan komunikasi yang berjalan dengan baik.
c. Terciptanya suasana kekeluargaan dan saling beradaptasi.
d. Adanya interaksi antar peserta yang memudahkan untuk berkoordinasi
dan komunikasi dalam penyelesaian masalah yang terjadi
e. Adanya kerelaan untuk berkorban dalam melaksanakan kegiatan di
lapangan.
f. Sistem pengambilan keputusan yang tepat sasaran terhadap pilihan
yang ada.
4.3.2 Faktor Pendorong Eksternal
a. Adanya penerimaan yang baik dari warga sekitar posko kepada peserta
KKN 42.
b. Adanya dukungan dari warga dalam menjalankan program - program
kerja yang direncanakan.
c. Adanya dukungan dari aparatur desa setempat dan para tokoh
masyarakat.
d. Dukungan program kegiatan dari pihak Pemerintah Desa Buniasih.
e. Dukungan yang baik dari ibu-ibu PKK di Desa Buniasih.
f. Dukungan dan kerjasama yang baik antara peserta KKN 42 dan pihak
yang terkait dalam melaksanakan program kerja.
4.4 Faktor Penghambat
Selain adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan program kerja,
maka tak lepas pula faktor penghambat selama pelaksanaan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Desa Buniasih. Maka ada beberapa faktor yang menjadi
kendala, baik bersifat internal maupun eksternal:
4.4.1 Masalah Internal
a. Keterbatasan waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sehingga
permasalahan-permasalahan yang terjadi harus diantisipasi dan ditangani
lebih cepat sehingga terkadang pemecahan permasalahan tidak dapat
terlaksana hingga tuntas.
b. Keterbatasan pengetahuan / pemahaman dari peserta Kuliah Kerja Nyata
(KKN) 42 tentang lingkungan sekitar masyarakat Desa Buniasih.
c. Keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh peserta kuliah Kerja Nyata
(KKN) 42 baik dalam segi materi dan non materi.
4.4.2 Masalah Eksternal
a. Ilmu Pengetahuan Masyarakat yang masih terbatas.
b. Kurangnya kesadaran yang dimiliki oleh masyarakat terhadap apa
yang terjadi saat ini.
c. Kurangnya partisipasi dari masyarakat ntuk menghadiri setiap acara
yang diselenggarakan KKN 42.
d. Kurangnya koordinasi dengan masyarakat dalam kegiatan Kuliah
Kerja Nyata 42 (KKN 42) karena kesibukan masyarakat setempat
dalam bekerja/ bertani.
e. Keadaan sarana dan prasarana yang terdapat di desa yang kurang
memadai dan sangat terbatas.
f. Alat transportasi yang masih jarang, masih dapat dihitung dalam
hitungan waktu.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh Mahasiswa Kuliah Kerja


Nyata (KKN) Kelompok 42 Periode 2, tahun 2019 yang penulis uraikan pada
bab – bab sebelumnya, bahwa dapat disimpulkan beberapa hal dari kegiatan
KKN selama berada di wilayah Desa Buniasih Kecamatan Kadipaten, yaitu
sebagai berikut:

1. Masyarakat masih menjunjung tinggi adat dan sopan santun terhadap


warga masyarakat lainnya.
2. Desa Buniasih memiliki sumber daya alam yang potensial terutama dalam
bidang pertanian ( singkong), sehingga dapat menunjang proses produksi
pelatihan pembuatan dan pengolahan serta strategi pemasaran produk
olahan tepung mocaf.
3. Kehidupan masyarakat Desa Buniasih merupakan masyarakat yang
agamis, terbukti setiap minggunya terdapat pengajian yang
diselenggarakan oleh setiap dusun di Desa Buniasih.
4. Kehidupan ekonomi masyarakat Desa Buniasih sebagian besar bermata
pencaharian sebagai petani dan buruh tani dan merantau.
5. Adanya keinginan masyarakat dalam melakukan segala sesuatu harus
langsung (instan) dan praktis.
6. Masyarakat mulai mengerti dan memahami dengan adanya pola pikir dan
tahu bagaimana cara yang baik dalam pengolahan bahan makanan
sehingga kesehatan makanan terjaga agar dapat dikonsumsi dalam
kehidupan sehari – hari dan tidak membahayakan dirinya serta orang lain.

5.2 Saran

Penulis dapat memberikan simpulan dan saran atas hasil laporan penilitian
yang dilakasanakan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dengan
menyikapi simpulan diatas, maka perlu adanya beberapa kegiatan dan tindak
lanjut dari hasil program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah
diselenggarakan baik secara teoritis maupun praktis. Dengan demikian
masyarakat seharusnya menerapkan dan meningkatkan segala hal yang sudah
disampaikan baik dalam penyuluhan, pelatihan, maupun dalam pembinaan
oleh peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN). Beberapa hal yang perlu ditindak
lanjuti baik dari pemerintah, masyarakat dan kelembagaan lainnya adalah
sebagai berikut :

1. Perlu adanya upaya optimalisasi potensi Desa Buniasih


2. Perlu adanya Lembaga Keuangan yang dapat membantu permodalan
kelompok usaha baru Cassava Cake ( Pelatihan pembuatan dan
pengolahan serta strategi pemasaran produk olahan tepung mocaf )
3. Perlu adanya pengembangan pengetahuan dan teknologi dalam
pengemasan dan pemasaran untuk lebih meningkatkan hasil produksi
olahan.
4. Perlu adanya bimbingan yang berkesinambungan
5. Perlu adanya penataan kembali lingkungan khususnya infrastruktur di
setiap dusunnya.
6. Perlu adanya kesadaran masyarakat sendiri akan partisipasi di berbagai
acara.
7. Perlu adanya sarana dan prasarana penunjang kesehatan baik untuk
program posyandu ataupun yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai