Patofisiologi DM Dan Kanker Otak
Patofisiologi DM Dan Kanker Otak
Patofisiologi.
Patofisiologi tumor otak dimulai dari instabilitas genetik sel. Setelah itu terjadi angiogenesis,
metastasis, dan akhirnya dapat menimbulkan edema otak dan peningkatan intrakranial.
Perubahan yang terjadi antara lain aktivasi gen yang berperan dalam proliferasi sel dan
terganggunya fungsi gen yang mengendalikan stabilitas genetik.
Akibatnya, sel tersebut melakukan pembelahan yang tidak terkendali dan menghasilkan mutasi.
Perubahan genetik yang dapat ditemukan pada tumor otak berupa mutasi, delesi, overekspresi, dan
translokasi.
Perubahan epigenetik meliputi metilasi DNA pada regio promoter gen supresor tumor yang
menyebabkan inaktivasi gen-gen tersebut dan kegagalan supresi tumor. Kebanyakan kanker tumbuh
dari sel tunggal. Namun, karena karakteristik pertumbuhan, tumor tersebut dapat menjadi
heterogen.
Instabilitas genetik dan epigenetik tersebut menyebabkan sel berproliferasi tidak terkendali dan
membentuk suatu massa tumor.
Angiogenesis.
Tumor tidak dapat bertumbuh >2 mm bila tidak memiliki suplai vaskular sendiri. Angiogenesis
adalah proses pembentukan vaskular baru yang berfungsi menunjang pertumbuhan tumor. Salah
satu agen yang mencetuskan angiogenesis adalah vascular endothelial growth factor (VEGF).
Metastasis.
Metastasis sebuah kanker primer, misalnya kanker payudara atau kanker paru, didahului oleh
masuknya sel kanker ke dalam vaskular atau saluran limfe. Hanya sekitar 0,01% sel kanker yang
dapat mencapai sirkulasi darah dan melakukan metastasis.
Sel kanker masuk ke jantung sisi kanan melalui sirkulasi vena. Sel kanker tersebut diteruskan
melalui arteri pulmonalis ke kapiler paru. Di paru, sel-sel tersebut dapat bermetastasis atau kembali
lagi ke sisi kiri jantung dan masuk ke sirkulasi arteri untuk mencapai sirkulasi otak. Tumor pada
awalnya akan dorman dalam sistem saraf pusat, namun setelah beberapa waktu, tumor akan
bertumbuh dan melakukan invasi bila jaringan mendukung.
Tumor otak menimbulkan manifestasi klinis melalui berbagai mekanisme. Walaupun berukuran
kecil, tumor otak dapat menimbulkan kerusakan transfer impuls saraf otak. Tumor memiliki sifat
dapat melakukan invasi, infiltrasi, dan menggantikan jaringan parenkim otak normal sehingga
mengganggu fungsi normal jaringan tersebut dan menimbulkan defisit neurologis fokal.
Edema Otak dan Peningkatan Tekanan Intrakranial.
Massa tumor dapat menghambat vaskularisasi otak sehingga menimbulkan edema dan juga
hipoksia jaringan. Ketika otak mengalami pembengkakan, terdapat kranium yang membatasi volume
otak sehingga lambat laun edema otak tersebut menimbulkan peningkatan tekanan intrakranial.
Tumor yang terletak di ventrikel tiga dan empat dapat mengobstruksi aliran cairan serebrospinal
dan menyebabkan hidrosefalus. Tekanan intrakranial juga dapat meningkat oleh karena
hidrosefalus. Akibat peningkatan tekanan intrakranial, akan timbul gejala-gejala klinis tumor otak
seperti nyeri kepala, mual, muntah, dan defisit neurologis.
Peningkatan tekanan intrakranial kemudian akan semakin mengganggu perfusi darah ke otak dan
juga dapat menimbulkan herniasi jaringan otak di bawah falx serebri melalui tentorium serebelum
atau foramen magnum.
B. Penyakit Kronik [Diabetes Melitus (DM)]
Patofisiologi
Seperti mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan
mengganti sel yang rusak. Di samping itu tubuh juga memerlukan energi
supaya sel badan dapat berfungsi dengan baik. Energi pada mesin berasal
dari bahan bakar yaitu bensin. Pada manusia bahan bakar itu berasal dari
bahan makanan yang kita makan sehari-hari, yang terdiri dari karbohidrat
(gula dan tepung-tepungan), protein (asam amino) dan lemak (asam lemak)
menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan
itu akan diserap oleh usus kemudian masuk ke dalam pembuluh darah dan
tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan bakar,
makanan itu harus masuk dulu ke dalam sel supaya dapat diolah. Di dalam
sel, zat makanan terutama glukosa dibakar melalui proses kimia yang rumit,
selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu
zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di pankreas (Waspadji, dkk,
2002).
1. Rusaknya sel-sel β pankreas karena pengaruh dari luar (virus, zat kimia
tertentu, dll).
Diabetes melitus tipe 2, yang juga disebut diabetes melitus tidak tergantung
menunjukkan bahwa jumlah reseptor insulin di otot rangka, hati, dan jaringan adipose pada orang
obese lebih sedikit daripada jumlah reseptor
efek toksik dari akumulasi lipid di jaringan seperti otot rangka dan hati
Aktivitas insulin yang rendah baik karena defisiensi maupun resistensi akan
menyebabkan ;
glukosuria.
dehidrasi, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi perifer karena volume darah
turun mencolok. Kegagalan sirkulasi,
akibat perpindahan osmotik air dari dalam sel ke cairan ekstrasel yang
digunakan oleh sel sebagai sumber energi alternatif karena glukosa tidak