Pengertian
a. Pengertian NIDDM /DM Tipe II
Diabetes Melitus tipe II/ NIDDM adalah gangguan kronis yang ditandai dengan
metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan insulin atau
secara relative kekurangan insulin. ( Susan, M.T, 1998 )
NIDDM ini terjadi pada usia matur atau pertengahan meskipun pada semua
tahapan usia dapat terjadi. Disini factor lingkungan sangat berperan misalnya
perubahan gaya hidup dalam mengkonsumsi makanan sedangkan aktivitas
berkurang sehingga menyebabkan obesitas.
b. Pengertian Gangren
Gangren adalah sebagai nekrosis koagulativa, biasanya disebabkan oleh tidak
adanya suplai darah, disertai pertumbuhan bakteri-bakteri suprafit.
Dengan demikian maka gangren timbul pada jaringan nekrotik yang terbuka
terhadap bakteri yang hidup. Ini khususnya sering dijumpai pada ekstremitas.
( Sylvia A. 1993 : 23 )
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gangrene NIDDM adalah
kerusakan makro vaskuler kejaringan akibat penyakit NIDDM yang tidak
terkontrol.
2. Etiologi
Etiologi Diabetes Melitus belum ditemukan secara pasti karena disebabkan
oleh berbagai factor.
Diabetes Melitus dapat dibagi kedalam 2 golongan besar, yaitu :
a. Faktor genetic
1. Kembar identik
2. Faktor genetic
b. Faktor non genetic
Infeksi
Nutrisi
Stress
Obat-obatan
Penyakit endokrin ( hormone )
Penyakit-penyakit pankreas
Selain hal tersebut diatas, penyebab Diabetes Melitus dapat digabungkan
dari kedua kelompok yang keduanya memperkuat Diabetes mellitus.
3. Patofisiologi
Kelainan metabolic yang terjadi pada obesitas tampaknya berhubungan
dengan besarnya lapisan lemak dan semua gangguan metabolic yaitu penambahan
lapisan lemak yang dapat menjadi normal dengan pengurangan berat badan.
Obesitas lebih banyak menyebabkan NIDDM daripada IDDM sebagian
penderita berusia 45 tahun dan sekitar 15 % pada awal diagnosa ditemukan dalam
keadaan gemuk, tetapi kemudian akan mengalami penurunan berat badan.
Kegemukan merupakan keadaan dimana intake kalori berlebih dan sebagian
besar membentuk lemak, sehingga terjadi defisiensi karbohidrat karena terjadi
gangguan konvensi lemak pada membrane sel sehingga mengganggu transport
glukosa dan menimbulkan kerusakan atau efek selular, yang kemudian
menghambat metabolisme glukosa intrasel, gangguan tersebut terjadi pula pada
membrane sel dimana terletak reseptor insulin bekerja, jika gangguan ini terjadi
pada sel-sel pancreas maka akan terjadi hambatan atau penurunan kemampuan
menghasilkan insulin sehingga terjadi defisiensi insulin.
Jika metabolisme terganggu maka daya tahan tubuh terhadap factor luar
seperti infeksi, terutama adanya odeme gesekan dan tekanan menurun sehingga
mudah terjadi luka atau gangguan integritas kulit bisa disebabkan oleh penumpukan
sorbital, penumpukan sorbital mengakibatkan kerusakan dan perubahan fungsi
syaraf sehingga terjadi penurunan sensasi seperti baal-baal atau kesemutan. Hal
tersebut menyebabkan trauma, tidak terasa nyeri baik mekanis, termis atau kimiawi.
Defisiensi insulin menyebabkan terjadinya pemecahan lemak bebas dalam
peredaran darah dan bila hati tidak bisa mengabsorbsi lemak bebas maka akan
membentuk benda-benda keton. Selain itu dari pemecahan lemak dapat terjadi
peningkatan BUN dan formasi glukosa baru. Formasi glukosa baru menyebabkan
terjadinya hiperglikemi.
Defisiensi insulin menyebabkan pemecahan glikogen menjadi glukosa,
sehingga terjadi hiperglikemi terjadi peningkatan viskositas darah keperifer
kekurangan oksigen dan nutrisi, hal tersebut menyebabkan metabolisme terganggu.
Hiperglikemi menyebabkan diuresis osmosis sehingga terjadi insufisiensi ginjal
menimbulkan hiperosmolalitas berat dan terjadi dehidrasi intra selular. Selain itu
diuresis osmotic dapat menyebabkan hipoksia jaringan tersebut dan bisa
menimbulkan terjadinya koma. Kalau hiperglikeminya parah dan melebihi ambang
ginjal bagi zat tersebut, maka terjadi glukosuria, glukosuria ini dapat
mengakibatkan diuresis osmotic yang meningkatkan pengeluaran urine ( poliuria )
dan timbul rasa haus ( polidipsi ) karena glukosa hilang bersama urine. Maka
pasien memderita keseimbangan kalori negative dan berat badan berkurang, rasa
lapar yang semakin besar ( poliphagia ) mungkin akan timbul sebagai akibat
kehilangan kalori. Klien lemah dan mengantuk. Infeksi saluran kemih paling
sering penyebabnya adalah E. Coli dan streptokokus sedangkan jamur pathogen
adalah kandida. Infeksi denagn jamur mungkin disebabkan oleh konsentrasi
glukosa urine yang pekat. Neurogenik blader akibat neuropati menyebabkan sisa
urine dalam kandung kemih yang merupakan penyebab infeksi, diperlukan
kateterisasi dan menyebabkan gangguan pola eliminasi BAK.
Berkurangnya ambilan asam amino oleh sel meningkatkan glukoneogenesis
sehingga terjadi hiperglikemi, therapy insulin yang tidak adekuat terhadap intake
nutrisi menyebabkan peningkatan kerja insulin dengan mengikatkan dirinya pada
reseptor-reseptor permukaan sel tertentu terjadi reaksi interseluler yang
meningkatkan transport glukosa menembus membrane sel, hal ini menyebbakan
terjadinya hipoglikemi. Peningkatan kadar glukosa darah akan mengakibatkan
penumpukan sorbitol dan lemak pada tunika intima, sehingga pembuluh darah
mengalami penyempitan. Jika hal ini terjadi maka suplai O2 dan nutrisi akan
berkurang kejaringan dan terjadilah infark pada jaringan yang dituju, apabila
mengenai pembuluh darah periper akan menimbulkan efek penurunan sensasi
sehingga akan terjadi gangrene ekstremitas bila terjadi trauma.
Intervensi Rasional
Dapatkan riwayat klien orang Membantu dalam memperkirakan
terdekat sehubungan dengan lamanya kekurangan volume total. Tanda dan
/ intensitas dari gejala seperti gejala mungkin sudah ada pada
muntah, pengeluaran urine yang beberapa waktu sebelumnya
sangat berlebihan
Pantau tanda-tanda vital, catat ada Hipovolemi dapat dimanifestasikan
perubahan ortostatik oleh hiotensi dan tachikardi
Pantau pola nafas seperti adanya Paru-paru mengeluarkan asam karbonat
pernafasan kusmaul atau pernafasan melalui pernafasan yang
yang berbau keton menghasilkan kompensasi alkalosis
Frekwensi dan kwalitas pernafasan Koreksi hiperglikemi dan asidois akan
penggunaan otot Bantu pernafasan menyebabkan pola dan frekwensi
dan adanya periode apnoe dan pernafasan mendekati normal
munculnya sianosis
Observasi suhu, warna kulit atau Meskipun demam, menggigil dan
kelembabannya diaporesis merupakan hal umum
terjadinya infeksi, demam dengan
kulit kemerahan, kering mungkin
sebagai cerminan dari dehidrasi
Kolaborasi therapy cairan sesuai Tipe dan jumlah cairan tergantung pada
dengan indikasi derajat kekurangan caran dan respon
pasien secara individual
Pantau pemasukan dan catat berat Memberikan perkiraan kebutuhan akan
jenis urine cairan pengganti fungsi ginjal dan
keefektivan dan therapy yang
diberikan
Catat hal-hal seperti mual, nyeri Kekurangan cairan dan elektrolit
abdomen, muntah dan distensi mengubah motilitas lambung yang
lambung seringkali akan menimbulkan muntah
dan secara potensial akan
menimbulkan kekurangan cairan atau
elektrolit
Intervensi Rasional
Timbang BB setiap hari atau sesuai Mengkaji pemasukan makanan yang
indikasi adekuat
Tentkan program diet dan pola Mengidentifikasi kekurangan dan
makan pasien dan bandingkan penyimpanan dari kebutuhan
dengan yang dapat dihabiskan pasien therapeutic
Libatkan keluarga klien pada Memberikan informasi pada
perencanaaan makan sesuai indikasi keluarga untuk memahami
kebutuhan nutrisi klien
Observasi tanda-tanda hipoglikemi Karena metabolisme karbohidrat
seperti perubahan tingkat kesadaran, mulai terjadi, gula darah akan
kulit lembab atau dingin, denyut nadi berkurang Sangat bermanfaat dalam
cepat, lapar, peka rangsang perhitungan dan penyesuaian diet
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
sementara insulin tetap diberikan
sehingga hipoglikemi dapat terjadi
Berikan therapy insulin secara teratur Insulin regular memiliki awitan
cepat dan karenanya dengan cepat
pula dapat membantu memisahkan
glukosa kedalam sel.
Pantau pemeriksaan laboratorium Gula darah akan menurun perlahan
seperti : glukosa darah, aseton, pH dengan penggantian cairan dan
dan HCO3 therapy insulin terkontrol
Lakukan konsultasi dengan ahli gizi Sangat bermanfaat dalam
perhitungan dan penyesuian diet
untuk memenuhi kebutuhsn nutrisi
Tujuan
1) Jangka panjang : Klien lebih segar
2) Jangka pendek : Klien mampu memperlihatkan kemampuan untuk ikut
serta dalam aktifitas
Kriteria evaluasi
Mengungkapkan peningkatan energi
Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas yang
diinginkan
INTERVENSI RASIONAL
Diskusikan dengan klien kebutuhan Pendidikan dapat memberikan
akan aktivitas buat jadwal motivasi untuk meningkatkan
perencanaan dengan klien dan tingkat aktifitas meskipun pasien
identifikasikan aktivitas yang mungkin sangat lemah
menimbulkan kelelahan Mencegah kelelahan yang
Berikan aktivitras alternatif dengan berlebihan
periode istirahat yang cukup tanpa
gangguan
Pantau nadi, frekuensi peernapasan Mengidentifikasi tingkat aktivitas
dan tekanan darah sebelum/sesudah yang dapat ditoleransi secara
melakukan aktifitas fisiologis
Diskusikan dengan cara menghemat
kalori selama mandi, berpindah Klien akan lebih banyak melakukan
tampat dan sebagainya kegiatan dengan penurunana
kebutuhan akan energi pada setiap
Tingkatkan partisipasi klien dalam kegiatan
melukan aktivitas sehari-hari sesuai Meningkatkan kepercayaaan diri
dengan yang dapat ditoleransi yang positif sesauai dengan tingkat
aktivitas yang dapat ditoleransi
Tujuan
1) Jangka panjang : Kecelakaan pada klien dapat dihindari
2) Jangka pendek : Klien mampu mencapai tingkat/status mental biasa atau
normal
Kriteria evaluasi ;
Mempertahankan tingkat mental biasanya
Mengenal dan mengkompensasika adanya kerusakan sensori
INTERVENSI RASIONAL
Pantau tanda-tanda vital dan status Sebagai dasar untuk
mental membandingkan temuan abnormal,
seperti suhu yang meningkat dapat
mempengaruhi fungsi mental
Pelihara aktivitas nutrisi klien Membantu memelihara klien tetap
sekonsisten mungkin dorong unutkj berhubungan dengan realitas dan
melakukan sehari-hari sesuai mempertahankan orientasi pada
kemampuannya lingkungan
Selidiki adanya keluhan parestesia Neuropati perifer dapat
nyeri atau kehilangan sensorik pada mengakibatkan rasa tidak nyaman
paha/kaki yang berat, kelihangan sensasi
sentuhan distorsi mempunyai resiko
tinggi terhadap kerusakan kulit dan
gangguan keseimbangan
Lihat adanya ulkus, tempat-tempat Meningklatkan rasa nyaman dan
tertekan denyut nadiperiter kemungkiana kulit karena panas
Berikan tempat tidur yang lembut, Meningtkatkan rasa nyaman dan
pelihara kehangatan kaki, tangan, menurunkan kemungkinan
hindari terpajan terhadap air panas kerusakan kulit karena panas
atau dingin atau penggunaan
bantalan/pemanas
Bantu klien dalam ambulasi atau Meningkatkan keamanan klien
perubahan posisi terutama kekika kesimbangan
Pantau nilai laboratorium seperti ; dipengaruhi
glukosa darah, osmolalitas darah, Kesimbangan nilai laboratorium
hemoglobin, ureum, kreatinin dapat menilai fungsi mental
INTERVENSI RASIONAL
Pertahankan klien mendapat Untuk mendorong klien terlibat
informasi tentang hasil glukosa dalam melaksanakan tanggung
darah, jelaskan makna hasil dalam jawab untuk perawatan diri
hubunan dengan terapi
Ajarkan perawatan kaki yang tepat Untuk mempertahankan integritas
kulit dan menurunkan resiko
Bantu dalam perencanaan program amputasi
latihan reguler yang dapat dengan Untuk alasan yang tidak jelas
mudah dikerjakan dalam rutinitas latihan memudahakan ambilan
harian, jelaskan keuntungan dari seluler dan glukosa sehingga
latihan menurunkan kadar glukosa darah,
juga memudahkan penurunan berat
badan dan menurunkan resiko
Tentukan tujuan harapan dari klien arterosklerosis
atau keluarga Hipoglikemi adalah masalah umum
yang dapat diatasi berkenaan
dengan terapi insulin dan
hipoglikemi oral, dibiarkan tak
teratasi dapat menyebabkan kejang,
Jelaskan dasar gejala-gejala koma dan kematian
hipoglikemi akibat dari stimulasi Makin banyak klien memahami
sistem syaraf simpatis dalam respon kondisi mereka dan dapat
terhadap penurunana glukosa adalah mengantisipasi potensial masalah,
sumber energi utama untuk otak makin mungkin mereka memahami
Ajarkan klien tentang faktor-faktor program terapeutik
yang diketahui menyebabkan Untuk meminimalkan resiko episodr
hipoglikemi masukan makana tak hipoglikemi
adekuat, kelebihan insulin,
menekankan pentingnya makan tiga
kali sehari
INTERVENSI RASIONAL
Observasi tanda-tanda infeksi dan Klien mungkin masuk dengan infeksi
peradangan seperti demam, yang biasanya telah mencetuskan
kemerahan, adanya pus pada luka, keadaan ketoasidosis atau dapat
sputum purulen, urine warna keruh mengalami infeksi nosokomial
atau berkabut Kadar glukosa yang tinggi dalam
Tingkatkan upaya pencegah dengan darah menjadi media terbaik bagi
melakukan cuci tangan yang baik pertumbuhan kuman
pada semua orang yang
berhubungan dengan klien termasuk Kadar glukosa yang tinggi dalam
klien sendiri darah akan menjadi media terbaik
Pertahankan tehnik aseptik pada bagi pertumbuhan kuman
prosedur invasif, pemberian abat
intravenadan memberikan Sirkulasi perifer bisa terganggu yang
perawatan pemeliharaan lakukan menempatkan klien pada
pengobatan melalui IV sesuai peningkatkan resiko terjadinya
indikasi kerusakan pada kulit/iritasi kulit dan
Berikan perawatan kulit dengan infeksi
teratur dan sungguh-sungguh Menurunkan kemungkian terjadinya
masase daerah tulang tetap kering, infeksi, meningkatkan aliran urin
linen dan tetap kencang untuk mencegah urine statis dan
Anjurkan untuk makan dan minum membantu dalam mempertahankan
adekuat (pemasukan makanan dan pH/keasaman urine yang
cairan yang adekuat) kira-kira menurunkan pertumbuhan bakteri
3000ml/hari jika tidak ada kontra dan mengeluarkan organisme dari
indikasi sistem organ tersebut
Penangan awal dapat membantu
mencegah timbulnya sepsis
3. Pelaksanaan (implementasi)
Implementasi merupakan kegiatan yang dilakukan perawatan atau klien
dalam mencegah penyakit atau komplikasi, meningkatkan, mempertahankan atau
memperbaiki kesehatannya. Kegiatan pelaksanaan meliputi ;
a. Melakukan aktivitas langsung klien
b. Membantu klien untuk melakukan aktivitas
c. Mensupervisi klien / keluarga ketika melakukan aktivitas sendiri
d. Memberikan konseling pada klien/ keluarga dalam menentukan pilihannya
mencari, menggunakan sumber-sumber yang tersedia
e. Mengajarkan klien atau mengkaji keluarga tentang perawatan kesehatan
f. Membantu atau mengkaji adanya komplikasi dari penyakit
4. Evaluasi
Selam tahap ini akan ditentukan perencanaan yang telah ditetapka berhasil
baik. Dinilai berhasil apabila tujuan dan perancanaan telah tercapai, disamping itu
juga membantu untuk memperbaiki perencanaan tujuan dan mengkaji faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi perencanaan, tujuan dan kriteria.
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Identitas klien
Nama : Ny I
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Suku : Sunda / Indonesia
Tanggal masuk : 5 Desember 2003
Tanggal pengkajian : 10 Desember 2003
No. medrek : 0321088
Dioagnosa medis : NIDDM dengan gangren pedis sinestra
Alamat : Kp Ibun no 35 Paseh Majalaya
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. A
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Hubungan dengan klien : Anak
Alamat : sda
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengeluh badan lemes disertai mual,muntah dan pusing
b. Riwayat kesehatan sekarang
Sejak ± 1 minggu sebelum masuk rumah sakit klien merasa timbul luka pada
kaki kiri yang telah di amputasi, kulit berwarna kemerahan dan nyeri dari luka
keluar nanah. Kemudian klien berobat ke rumah sakit Hasan Sadikin lalu diberi
obat cepril 2 x 500 mg dan BC 2x 1 tab. Tapi luka tidak ada perubahan dan berbau,
nanah bertambah sehingga klien berobat lagi ke rumah sakit Hasan sadikin dan
dianjurkan untuk di rawat.
Pada saat di kaji klien mengeluh luka tidak sembuh di daerah bekas operasi
amputasi pada kaki kiri. Luka bernanah dan bau berkurang setelah dilakukan
perawatan ganti balutan, luka terlokalisasi di daerah ujung belakang daerah
amputasi kaki kiri. Adanya luka membuat aktivitas klien terganggu
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan dirinya menderi kencing manis sejak tahun 1978 dan
dinyatakan menderitarhematik sejak tahun 1995, klien menjalani operasi amputasi
kaki kiri pada tahun 1999. Klien sudah tiga kali dirawat dirumah sakit,
terakhirbulan februari 2002 dengan penyakit yang sama. Klien mengatakan selama
menderiata kencing manis makanannya tidak teratur, diet di lakukan bila gula
darahnya tinggi. Klien juga mengatakan tidak melakukan pengobatan secara tidak
teratur, hanya bila ada yang terasa saja kllien mengkonsumsi obat-obatan
tradisional/jamu. Jamu hasil racikan sendiri seperti mengkudu, klien juga suka
menunda makan setelah di suntik insulin, tidak langsung makan..
d. Riwayat kesehatan keluarga
Menurut pengakuan klien di dalam keluargannya yang menderita kencing manis
adalah klien dan ibunya yang sudah meninggal. Penyakit lainnya tidak ada.
3. Pemeriksaan fisik
a. Sistem pernafasan
Hidung tamapk bersih, tidak terdapat secret, septum nasi berada di tengah, tidak
terdapat pernafasan cuping hidung, bentuk dada tidak ada kelainan, tidak terdapat
nyeri takan, tidak terdapat benjolan, frekuensi nafas 25 x/menit, vokal premitus kiri
dan kanan sama, terdengar resonsn saat perkusi irama napas reguler, suara napas
vesikuler tidar terdapat suara tambahan seperti ronchi dan wheezing, tidak terdapat
retraksi tambahan otot-otot pernapasan
b. Sistem kardiovaskuler
Konjunctiva berwarna merah muda, tidak terdapat pemebesaran kelenjar getah
bening tidak sianosis, tidak terdapat distensi vena jugularis, palpasi nadi 80 x/menit,
tekanan darah 160/90 mmhg. Bunyi jantung S1-S2 murni reguler tidak ada refil
time dalam 3 detik, klien mengeluh baal-baal pada ekstremitas, akral di kaki dingin.
c. Sistem pencernaan
Sklera tidak iktetik, mulut bersih tidak berbau, bibir lembab, stomatis idak ada
lagiada, gigi sudah tidak utuh, keadaan bersih agak kekuningan, gusi tidak ada
perdarahan, tonsilk tidak meradang kemampuan mengunyah baik, kemampuan
menelan baik, napsu makan baik, bentuk abdomen datar lembut. Bising usus 10
x/menit, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba masa pada abdomen hepar tidak
membesar, porsi makan habis diat 1500 kalori, berat badan sebelum sakit 65 kg,
sesudah sakit 47 kg, lingkar lengan atas 26 cm, klien terpasang infus martos 20
gtt/m perhasri, minum ± 1200 cc/hari
d. Sistem Persyarafan
Kesadaran composmentis, klien mampu berorientasi terhadap tempat, waktu
dan orang. Klien dapat menjelaskan kejadian nmasa lalu sebelum dibawa ke RS.
Klien dapat merasakan panas dan dingin pada ekstremitas bawah, sensasi sulit
dirasakan, klien mengatakan merasa baal – baal dan kesemutan.
Nervus Kranial
Nervus I ( Olfaktorius )
Fungsi penciuman baik, klien dapat membedakan bau kayu putih dan baun kopi
Nervus II ( Optikus )
Klien dapat membaca koran yang berhurup besar pada jarak ± 30 cm tanpa bantuan
kacamata
Nervus III, IV, VI ( Okulomotorius, Troklearis, Abdusen )
Pupil mengecil ketika terkena cahaya, ukuran pupil isokor 4 mm, bola mata dapat
digerakkan kekiri dan kekanan keatas dan kebawah, mata dapat memutar, lapang
pandang terbatas hanya pada sudut 120 0 ( kiri 30 0, kanan 30 0 )
Nervus V ( Trigeminus )
Kemampuan untuk mengunyah baik
Nervus VII ( fasialis )
Klien dapat tersenyum, mengerutkan kening, mengngkat alis dan merasakan rasa
asin, manis dan pahit
Nervus VIII ( Auditorius )
Pendengaran klien baik terbukti klien dapat mendengarkan pertanyaan perawat
dalam jarak 15 cm
Nervus IX dan X ( Glassofaringeus dan Vagus )
Ovula ada ditengah, reflek menelan dan mengecap baik
Nervus XI ( Assesorius )
Klien dapat mengangkat kepala dan bahu
Nervus XII ( Hipoglosus )
Posisi lidah simetris, lidah dapat digerakkan dengan bebas
e. Sistem Perkemihan
Keadaan bersih, tidak terpasang kateter, BAK lancar, warna urine kuning jernih,
jumlah urine ± 1600 cc / hari, ginjal tidak teraba, tidak terdapat distensi kandung
kemih, genitalia tampak bersih dan tidak ada sekret
f. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas kanan dan kiri simetris, rentang gerak terganggu pada tangan
kiri terpasang infus, odema tidak ada, terdapat kontraktur pada jari-jari tangan sejak
± 5 tahun yang lalu, kekuatan otot 5 5
Ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kiri post operasi amputasi tahun 1999
dan terdapat ulkus dengan ukuran 2x3x1 cm dan 2x2x1 cm, pus masih ada dan
berbau, luka tertutup kain kasa steril, klien mengeluh aktivitasnya terganggu dan
klien merasa cepat lelah, kuku kaki jari kanan panjang tapi bersih.
g. Sistem Endokrin
Klien dinyatakan menderita NIDDM, klien mengatakan merasa haus dan lapar
meskipun sudah banyak makan dan minum. Klien juga sering buang air kecil dan
merasa berat badannya berkurang. Sebelumnya BB 65 kgdan sekarang 47 kg,
sering kesemutan pada daerah ekstremitas. Gual darah turun naik mencapai 207
mg dan turun mencapai 58 mg, obat yang dipakai sekarang Humulin R 10- u 10 u-
10 u , klien juga mengatakan bila telah disuntik insulin tidak langsung makan
sehingga terasa gemetar, berkeringat dan le,mas. Pada saat dikaji insulin distop
karena gula darh turun dari 211 mg menjadi 58 mg, klien lemas, berkeringat dan
merasa lapar.
h. Sistem integumen
Keadaan kulit kepala bersih, tidak berketombe, tidak ada lesi benjolan dan
nyeri, kulit kepala kotor dan lembab, berkeringat, turgor kulit baikditandai kulit
cepat kembali saat dicubit, akral pada ekstremitas bawah dingin dan kering, tekstur
kulit kenyal, warna kulit sawo matang, suhu 36, 8 0C, sensifitas baik klien dapat
merasakan tumpul dan tajam.
4. Data Psikologis
Penampilan
Klien tampak tenang, bicara cukup jelas
Emosi
Klien dapat mengendaliakn emosi dengan stabil
Koping
Bila klien mengalami kesulitan selalu dibicarakan dengan suami dan anak-
anaknya, permasalahan diselesaikan dengan cara musyawarah.
Penerimaan terhadap penyakitnya
Pada saat ditanya tentang penyakitnuya klien mengatakan bahwa dirinya menderita
penyakit DM dan gangren pada kaki kirinya. Klien mengatakan sudah berobat tapi
tidak sembuh –sembuh. Menurut pengakuan klien saat ini sudah menerima
keadaan penyakitnya, apabila penyakit ini tidak bisa disembuhkan klien hanya
berserah diri pada tuhan.
Gambaran diri
Klien mengatakan kehilangan kakinya tidak membuat merasa malu, karena klien
sudah tua.
Identitas diri
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang ibu dari 8 orang anak, 5 orang
sudah menikah, 3 orang belum menikah. Klien merasa puas sebagai seorang ibu
atau wanita.
Peran diri
Peran diri klien sebagai seorang istri dan ibu dari 8 orang anaknya, 3 orang yang
masih tinggal bersama klien dan belum berkeluarga selama dirumah sakit klien
tidak bisa mengurus anak-anaknya dan membantu mencari nafkah. Selama di RS
kebutuhan klien dibantu oleh perawat dan keluarga. Klien mengatakan perannya
sebagai istri untuk sementara tidak bisa dilakukannya, karena klien di rawat
5. Data Sosial
Hubungan klien denagn keluarganya cukup akrab terlihat klien ditunggui
anaknya secara bergantian, hubungan klien dengan petugas baik, klien kooperatif
dalam segala tindakan, orang yang berarti adalah suaminya yang selalu memberi
semangat. Klien tidak aktif dalam organisasi kemasyarakatan, waktu luangnya
dihabiskan dengan membantu berjualan ditokonya.
6. Data Spiritual
Klien seorang muslim yang atat menjalankan ibadah dan mempunyai
keyakinan bahwa poenyakitnya yang sedang dialaminya ini akan sembuh walaupun
perjalanannya lambat dan memerlukan kesabaran dan klien mengatakan bahwa ini
merupakan cobaan dari Allah SWT. Dan yakin Allah memberikan kekuatan untuk
menghadapinya.
7. Data Penunjang
Laboratorium(5/12/03) Hasil Normal Satuan
Hb 9,4 14 -18 gr/dl
Leukosit 6900 5000-10000 /mm3
Ureum 17 15 – 40 mg/dl
Kreatinin 0,6 0,8 – 1,5 mg/dl
Glukosa Puasa 211 70 – 110 mg/dl
Glucosa 2jam pp 111 ≤ 150 mg/dl
Glucosa (siang) 66
Glucosa (sore) 58
Tanggal 6 – 12 – 2003
Glucosa puasa 207 mg/dl
Glucosa 2 jam pp 263 mg/dl
Terasa Perawatan
pegal luka tak
dibadan adekuat
⇩ ⇩
Peningkatan kerja
DO ; insulin dengan
Akral dingin mengikat dirinya pada
dan berkeringat pada receptor sel
BB sebelum tertentu
sakit 65 kg, ⇩
sesudah sakit
Terjadi reaksi
47 kg
TB : 152 kg interseluler yang
Diet 1500 kalori meningkatkan transpor
Hasil glucosa menebus
laboratorium membran sel
glucosa 58 ⇩
mg/dl
Hipoglikemi
⇩
Therapi ;
Gangguan pemenuhan
humulin di
nutrisi
stop