MELITUS
Diabetes melitus adalah suatu keadaan ketika tubuh tidak mampu menghasilkan
berbagai komplikasi kronis pada organ tubuh (Mansjoer dkk., 2000: Sukarmin
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua duanya.
sehingga timbul defisiensi insulin absolut. Pada DM tipe 1 sistem inun tubuh
sendiri secara spesifik menyerang dan merusak sel-sel penghasil insulin yang
terdapat pada pankreas. Belum diketahui hal apa yang memicu terjadinya
faktor genetik dan faktor lingkungan seperti infeksi virus tertentu berperan
dalam prosesnya. Sekitar 70-90% sel B hancur sebelum timbul gejala klinis
secara ketat
Diabetes tipe ini merupakan bentuk diabetes yang paling umum. Penyebabnya
insulin pada diabetes sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi faktor yang banyak
a kelainan genetik
b. Usia
ini yang akan berisiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas untuk
memproduksi insulin.
cepat saji kaya pengawet, lemak dan gula. Makanan ini berpengaruh
terkena diabetes.
penggunaan glukosa dan oksidasi asam lemak otot dan hati sehingga kadi
Adiponelain berkon asi positit dengan HDL dan berkorelasi negatif denga
Infeksi
fungsi pankreas
a Defek genetik fungsi sel beta maturity onset diabetes of the young
No.
Tabel 2.1
Permasalahan
Awitan usia
Habitus tubuh
Insulin plasma
Genetik lakus
DM Tipe-1
DM Tipe-2
<40 tahun
> 40 tahun
Normal-kurus
Gemuk
Rendah-negatif
Normal--tinggi
Kromosom 6
Kromosom 11 tetapi
dipertanyakan
Koma ketoasidosis Koma hiperosmolar non-
ketatik
Responsif
Responsif-resistan
Tidak responsif
Responsif
Komplikasi akut
Terapi insulin
Obat oral
PATOFISIOLOGI
Sebagian besar patologi diabetes melitus dapat dihubungkan dengan efek utama
glikogen. Sekresi insulin normalnya terjadi dalam dua fase vastu fal fase I.
Terjadi dalam beberapa menit setelah suplai glukosa dan kemudian melepaskan
cadangan insulin yang disimpan dalam sel B, dan (b) fase 2, merupakan
pelepasan insulin yang baru disintesis dalam beberapa jam setelah makan
2008)
Camacho, PM., dkk., 2007: Baradero, M., dkk., 2009) akan mengakibatkan
1. Hiperglikemia
difasilitasi (oleh insulin) untuk masuk ke dalam sel tubuh. Glukosa itu
kemudian diolah untuk menjadi bahan energi, apabila bahan energi vang
dibutuhkan masih ada sisa akan disimpan sebagai glikogen dalam sel hati dan
sel otot (sebagai massa sel otot). Proses ini tidak dapat berlangsung dengan
darah (hiperglikemia).
glukosa dari unsur nonkarbohidrat seperti asam amino dan lemak) lugs
2. Hiperosmolaritas
Starvasi selular
Starvasi selular merupakan kondisi kelaparan yang dialami oleh sel karena
glukosa sulit masuk padahal di sekeliling sel banyak sekali glukosa. Dampak
dari starvasi selular akan terjadi proses kompensasi selular agar tetap
aktivitas sel.
Kriteria Diagnosis
2. Kadar glukosa plasma puasa 2 126 ing/dl (7,0 mmol/L), Puasa diartikan
4. Kadar glukosa plasma 2 jam pada TTGO 200 mg/dl (11,1 mmol/l). Cars
gula darah puasanya. Setelah itu diberikan 75 g glukosa yang dilarutkan dalam
250 ml air dan diminum dalam waktu 5 nenit, dan 2 jam kemudian diperiksa
glukosa plasma puasa, namun memiliki keterbatasan tersendiri yaitu sulit untuk
GDP
2 200 140-199140
126
GDS 2 200
126
200
GDP
GDS
atau
GDS
2 126 126
200 <200
TIGO GD 2 jam
<200
140-199
<10
DIABETES MELITUS
Evaluasi penyulit DM
kebutuhan
Nasihat Umum
Perencanaan Makan
Latihan jasmani
Berat idaman
glukosa
Edukasi
agar penyandang diabetes dapat menjalani pola hidup sehat. Beberapa perubahan
PGDM dan memanfaatkan data vang ada, melakukan perawatan kaki secara
Pada umumnya, diet untuk penderita diabetes diatur berdasarkan 3 yaitu jumlah
antara lain jenis kelamin, umur, aktivitas fisik atau pekerjaan dan berat badan,
enentuan status gizi dapat menggunakan indeks massa tubuh (IMT) atau rumus
tetapi untuk kepentingan praktis di lapangan digunakan rumus Broca,
Penyandang diabetes yang juga mengidap penyakit lain, maka pola pengaturan
gula darah yang sangat rendah (hipoglikemia) dan juga jangan terlalu banyak
Perkeni (2006), komposisi makanan yang dianjurkan terdiri atas beberapa unsur
1. Karbohidrat
2. Lemak
c Lemak tidak jenuh ganda < 10%, selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal
lemak jenuh dan lemak trans antara lain daging berlemak dan susu
3. Protein
b. Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang, cumi, dan lain
lain), daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak
Pasion dengan nefropati perlu penurunan asupan protein menjadi 0.8 g/kg
BB per hari atau 10% dari kebutuhan energi dan 65 h. londolo bernila
biologis tinggi
4. Natrium
anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3.000 mg atau
dapur
Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan
5. Serat
vitamin, mineral, serat, dan bahan lain yang baik untuk kesehatan
6. Pernais alternatif
b.
dan xylitol.
Olahraga
Olahraga selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan
darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani vang bersifat
aerobik seperti jalan kaki, bursepeda santai, jogging, dan berenang Latihan
jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Prinsip
Olahraga pada pasien DM adalah CRIPE, yaitu sebagai berikut (Kariadi, 2009)
1. Continous (terus-menerus)
waktu tertentu, contohnya seperti berlari, istirahat, lalu mulai berlari lagi.
2. Rhyntical (berirama)
Olahraga harus dipilih yang berirama, yaitu otot berkontraksi dan relaksasi
3. Interval (berselang)
Contohnya, lari dapat diselingi dengan jalan cepat atau jalan cepat diselingi
4. Progressive (meningkat)
ringan sampai sedang hingga mencapai 30-60 menit dan intensitas latihan
kemampuan pernapasan dan jantung. Hal ini dipenuhi oleh olahraga seperti
1. Pemanasan (warm-up).
Pada tahap ini diusahakan denyut nadi mencapai target heart rate (THR)
agar mendapat manfaat latihan. Apabila THR tidak tercapai, maka pasien
tidak akan me dapatkan manfaat latihan, sedangkan bila lebih dari THR,
Cara menghitung THR adalah dengan menggunakan MHR yaitu 220 - umu
Setelah MHR didapatkan baru ditentukan THR. Contoh latihan bagi seorang
60% (220 - 50) = 102. Dengan demikian, diabetisi tersebut dalam melakukan
Tahap ini bertujuan untuk mencegah penimbunan asam laktat yang dapat
menimbulkan rasa nyeri pada otot setelah olahraga atau rasa pusing akiba
masih terkumpulnva darah pada otot vang aktif. Dilakukan 5-10 menit
1. Peregangan (stretching)
(Petkeni, 2006)
1) Sulfonilurea.
insulin oleh sel beta pankreas dan merupakan pilihan utama untu
pasien dengan berat badan normal dan kurang, namun masih bold
Glinid
insulin fase pertama. Golongan ini terdiri atas dua macam obat
sel otot dan sel lemak. Golongan ini mempunyai efek menurunkan
cairan dan juga pada gangguan fungsi hati. Pasien yang menggunakan
gangguan fungsi ginjal (serum kreatinin 1.5 mg/dl) dan hati serta
2. Insulin.
metabolik dengan cepat (terutama kadar glukosa darah), juga memiliki efek lain
yang bermanfaat, antara lain perbaikan inflamasi. Pada pasien DMT-1 (DM tipe
1), terapi insulin dapat diberikan segera setelah diagnosis ditegakkan. Sementara
pada DMT-2 dapat menggunakan hasil konsensus PERKENI 2006 yaitu jika
kadar glukosa darah tidak terkontrol dengan baik (A C> 6,5%) dalam jangka
waktu 3 bulan dengan 2 obat oral, maka sudah ada indikasi untuk memulai
terapi kombinasi obat antidiabetik oral dan insulin. Lebih jelasnya menurut PB
b. Kendali kadar glukosa darah yang buruk (AC > 6,5 % atau kadar
Climutan
KOMPLIKASI
Menurut Corwin. E. J. (2001) dan Scobie, I.N. (2007) diabetes melitus dapat
a. Koma hipoglikemia
Kondisi ini ditandai dengan adanya penurunan glukosa darah kurang dari
glukosa dalam darah. Sering terjadi juga pada pasien yang menjalani
oleh sel-sel otot rangka masukan nutrisi yang kurang atau tidak adekuat
atau terlambat makan (30 menit setelah diberikan insulin, pasien harus
b. Krisis Hiperglikemia
non-ketotik
1) Ketoacidosis
kira 6,5 liter air dan sampai 400 hingga 500 mEq natrium, kalium.
liter trine, defisit cairan sekitar 6-10 liter dan potasiun (kalium)
cepat dan lemah), rasa baus vang hebat, hipokalemia berat tidak
Efek Somogyi
Eiek Somogyi adalah penurunan unik kadar glukosa darah pada malam
ilmuwan Hungaria n
terapi diabetes. Oleh karena penyebab utama efek Somogyi adalah dosis
pagi hari Fenomena ini dapat dijumpai pada penderita diabetes tipe
(kedua tipe ini terjadi pada saat yang sama yaitu antara jam 3 dan
pagi dan jam 6-9 pagi, sedangkan terendah adalah tengah malam.
Retinopati proliferatif
Retinopati proliferati merupakan perkembangan lanjut dari
rongga vitreum
(impotensi).
Kaki diabetik