Oleh :
UGIHRICNAWATI
NIM : A1C1231008
CI INSTITUSI CI LAHAN
( ) ( )
Diabetes ini dapat terjadi karena faktor genetik. Selain itu pola hidup yang
tergolong tidak sehat dapat memicu terjadinya diabetes tipe 2. Faktor-faktor
risiko yang memilikihubungan dengan penyebab mengalami diabetes mellitus
tipe 2 yaitu meliputi :
1) Usia: Terdapat kecenderungan adanya peningkatan resistensi insulin saat
berusialebih dari 65 tahun.
2) Obesitas: Seseorang dengan status gizi yang tergolong obesitas dengan
kadar lemak yang berlebih berdampak pada tingginya cadangan energi
dalam tubuh.
3) Riwayat keluarga
Selain tipe diabetes yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat tipe lain yaitu
diabetes yang disebabkan karena adanya penyakit lain. Penyakit tersebut
merupakan penyakit yang mengakibatkan terganggunya produksi insulin
hingga berpengaruh terhadap kinerja hormon insulin. Contoh dari penyakit
tersebutmeliputi, seperti peradangan pada pankreas (pankreatitis), penggunaan
hormon kortikosteroid, gangguan kelenjar adrenal, malnutrisi, penggunaan
obat antikolesterol dan antihipertensi, stroke, penderita kondisi kritis, infeksi
berat (Rima 2023).
3. Patofisiologi
a. DM Tipe I
Beberapa keluhan dan gejala klasik pada penderita DM tipe (PERKENI, 2021)
yaitu :
a. Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah
Kadar glukosa darah yang tinggi, jika kadar gula darah melebihi nilai ambang
ginjal (> 180 mg/dl) gula akan keluar bersama urine, untuk menjaga agar urine
yang keluar yang mengandung gula itu tidak terlalu pekat, tubuh akan
menarik air sebanyak mungkin kedalam urine sehinga volume urine yang
keluar banyak dankencingpun menjadi sering terutama pada malam hari.
c. Polidipsi (peningkatan rasa haus)
Peningkatan rasa haus sering dialami oleh penderita karena banyaknya cairan
yang keluar melalui sekresi urin lalu akan berakibat pada terjadinya dehidrasi
intrasel sehingga merangsang pengeluaran Anti Diuretik Hormone (ADH) dan
menimbulkan rasa haus.
d. Polifagia (peningkatan rasa lapar)
Pada pasien DM, pamasukan gula dalam sel-sel tubuh berkurang sehingga
energi yang dibentuk kurung. Inilah sebabnya orang merasa kurang tenaga
dengan demikian otak juga berfikir bahwa kurang energi itu karena kurang
makan, maka tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan dengan
menimbulkan rasa lapar. Kalori yang dihasilkan dari makanan setelah
dimetabolisasikan menjadi glukosa dalam darah, tidak seluruhnya dapat
dimanfaatkan sehingga penderita selalu merasalapar (Gede 2023).
e. Lemah atau malaise
f. Merasakan kesemutan
5. Komplikasi
Suatu keadaan dimana kadar gula darah dibawah 50 atau 60 mg/dll (2,7- 3,3
mmol/L), dapat terjadi karena intake nutrisi tidak adekuat, latihan fisik yang
berlebihan serta efek pemberian insulin OHO.
b. DKA (Ketoasidosis diabetic)
Disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang
nyata. Keadaan ini mengakibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak.
c. HHNK (Sindrom Hiperglikemia Hipeosmoler Nonketotik)
b. Penyakit Serebrovaskuler
a. Retinopati Diabetik
b. Nefropati
6. Pemeriksaan Penunjang
4) Alkalosis respiratorik.
c. HbA1c
Terapi yang dinilai memiliki keefektivitasan pada semua tipe diabetes melitus
yaitu dibagi menjadi seperti yang dijabarkan berikut:
a. Non medis
1) Manajemen diet
b) Transplantasi pancreas
Prognosis dari DM bergantung pada pola hidup yang dilakukan oleh pasien
dalam mengontrol kadar gula nya. Pasien dengan kontrol glikemik ketat (HbA1c
< 7%), tanpa disertai riwayat gangguan kardiovaskuler, dan juga tidak ada
gangguan mikrovaskuler serta makrovaskuler akan mempunyai harapan hidup
lebih lama. Namun jika pasien memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler dan
telah menderita diabetes lama (≥ 15 tahun) akan mempunyai harapan hidup lebih
singkat, walaupun telah melakukan kontrol glikemik ketat sekalipun. DM dapat
menyebabkan 15 mortalitas dan morbiditas karena dapat berkomplikasi pada
penyakit kardiovaskuler, penyakit ginjal, gangguan pembuluh darah perifer,
gangguan saraf (neuropati), dan retinopati. Pengontrolan kadar glikemik
merupakan cara efektif untuk pencegahan DM
WOC
Produksi insulin turun
Defisit nutrisi
berat badan menurun, tubuh
makin kurus Mudah lelah dan letih
Intoleransi aktivitas
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas umum:
1) Keluhan utama
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban, dan suhu kulit, tekstur rambut dan kuku.
4) Sistem pernafasan
Poliuri, retensi urin, inkontinensia urin, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
8) Sistem musculoskeletal
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana
perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan
tindakan kolaborasi (Tarwoto & Wartonah, 2015).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk dapat
menentukan keberhasilah dalam asuhan keperawatan. Evaluasi pada dasarnya adalah
membandingkan status keadaan kesehatan pasien dengan tujuan atau kriteria hasil yang
telah ditetapkan (Tarwoto & Wartonah, 2015).
S (Subjektif) : informasi merupakan ungkapan yang didapatkan dari klien setelah
tindakan yang diberikan
O (Objektif) : informasi yang didapatkan berupa hasil pengamatan, penilaian,
pengukuran yang dilakukan oleh perawat
A (Analisis) : suatu kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi sebagian atau
tidak teratasi
P (Planning) :rencana lanjutan yang akan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Delfina, Seila, Irene Carolita, Shafa Habsah, and Syi’ta Ayatillahi. 2021.
“Analisis Determinan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Usia
Produktif.” Jurnal Kesehatan Tambusai 2(4):141–51. doi:
10.31004/jkt.v2i4.2823.
Oleh :
UGIHRICNAWATI
NIM : A1C1231008
CI INSTITUSI CI LAHAN
( ) ( )
Unit : Lily 3A
Ruang/Kamar : 303
Tanggal Masuk RS : 3 Oktober 2023
Jam : 17:50
Tanggal Pengkajian : 10 Oktober 2023
Waktu Pengkajian : 09:10
Autoanamnese : √
Alloanamnese : √
I. IDENTIFIKASI
A. Pasien
Nama : Ny. H
Umur : 81 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Jandah
Agama/suku : Bugis
Warga negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Bugis
Pendidikan : SLTA sederajat
Pekerjaan : IRT
Alamat rumah : Makassar
Dx Medik : DM Tipe II
B. Penanggung Jawab
Nama : TN. K
Alamat : Makassar
Hubungan dengan pasien : Ibu
C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama : mual muntah
2. Riwayat kesehatan sekarang :pasien mengatakan mual muntah lebih dari 5 kali
dalam sehari sehingga nafsu makannya menurun,
pasien mengatakan nafsu makannya menurun
sejak masuk rumah sakit, dan merasa cepat
keyang
P : pasien mengatakan nyeri pada perutnya saat
mual
dan muntah nyeriya hilang saat tidak mual dan
muntah
Q: pasien mengatakan nyerinya seperti diremas
R: nyerinya hanya dibagian perut saja
S: dengan skala nyeri 2 (ringan)
T: hilang timbul
G1 x x
x x
G2 x x x x x
G3
x 81
Keterangan:
Keterangan
Laki-laki :
Garis Keturunan :
Perempuan :
Garis Pernikahan :
Sakit :
Meninggal : x
Riwayat Genogram :
G1 : Nenek dan kakek pasien orang tua dari ayah dan ibu pasien telah meninggal
dunia
G2 : Ayah dan Ibu pasien telah meninggal dunia, ayah pasien mempunyai riwayat
penyakit hipertensi sejak 30 tahun yang lalu
G3 : Pasien masuk Rumah Sakit pada tanggal 03 Oktober 2023, pasien di diagnosa
DM Tipe II dan pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 4 tahun
yang lalu sampai saat ini
II. PEMERIKSAAN FISIK
A. TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran
Kualitatif : √ composmentis somnolen
soporocomatous koma
Kuantitatif :
Skala Coma Glasgow : - Respon motorik :6
- Respon bicara :5
- Respon Membuka Mata :4
Kesimpulan : 15 (Kesadaran Penuh)
2. Tekanan Darah : 148/78 mmHg
MAP : 101 mmHg
3. Suhu : 37,1 °C Oral Axillar Recta √ Temporal
4. Pernapasan : Frekuensi 20 x/menit
Irama : √ reguler irreguler
Jenis : dada perut
Pola napas : normal
5. Nadi : 89 x/menit
6. Spo2 : 99%
B. ANTROPOMETRI
1. Lingkar lengan atas : 68 cm
2. Tinggi badan : 155 cm
Berat sebelum sakit : 51 kg
Berat badan saat pengkajian 42 kg
3. IMT (Indeks Masa Tubuh) : 17,5 kg
Kesimpulan : pasien masuk kategori berat badan kurang dan pasien mengalami
penurunan berat badan sebanyak 17,6%
C. PEMERIKSAAN FISIK (head to toe)
1. Kepala
- bentuk kepala : bulat lonjong
- kulit kepala : tidak terdapat lesi dan ketombe
- rambut : terdapat uban dan rambut pasien sedikit berminyak
2. Mata
- konjungtiva : tampak anemis
- sklera : ikterik
- kornea : tidak terdapat katarak
3. Hidung
- kebersihan : ada bulu hidung yang menjulur keluar
- cuping hidung : pasien tidak menggunakan cupping hidung saat bernapas
4. Telinga :tidak ada cairan
5. Mulut
- rongga mulut :
- gusi : berwarna merah gelap
- gigi : pasien menggunakan gigi palsu
- mukosa bibir : tampak basah
6. Leher : Distensi Vena Jugularis
7. Thorax (Paru-paru)
- inspeksi : tidak ada kelainan bentuk pada dada pasien
- palpasi : terdapat getaran pada paru-paru kanan dan kiri
- perkusi : batas hepar sonor
- auskultasi : vesikuler
8. Jantung
- inspeksi : ada kembang kempis di daerah dada
- palpasi : ada denyut jantung
- perkusi :
Batas kanan : pekak pada mid clavikula ics 2 kanan
Batas atas : pekak pada Ics 4
Batas kiri : pekak pada mid clavikula ics 2 kiri
- auskultasi : tidak dapat dikaji
9. Abdomen
- inspeksi : rata
- palpasi : terdapat nyeri tekan
- perkusi : pekak
- auskultasi : terdengar bising usus 35x/menit
10. Ekstrimitas
- edema : tidak ada edema
- capilary refill time (CRT) : <3 detik
- turgor kulit : kering
- luka : tidak ada luka
EKaA EKiA
- kekuatan otot : ( 5) (5 )
EKaB EKiB
( 3) (3 )
I. POLA REPRODUKSI-SEKSUAL
No Sebelum Sakit Selama Sakit
1. Pasien tidak mengidap penyakit pasien enggan untuk di kaji secara
menukar seksualitas mendalam mengenali resproduksi
dan seksualitasnya
D. TERAPI
No Obat Dosis Cara Pemberian Indikasi
1. Nacl 0.9% 500 ml Intravena 20 tpm 1. Untuk mengganti
cairan tubuh yang
2. Cefotaxime 1 gr Intravena/12 jam hilang akibat
3. Ondansentron 4 mg Intravena/12 jam dehidrasi
4. Loperamid 2 mg Oral/8 jam 2. Antibiotik
5. Domperidone 1 mg Oral/8 jam 3. Untuk mencegah
6. Fibumin 500mg Oral/8 jam mual dan muntah
4. Obat ini bekerja
dengan cara
memperlambat
gerakan saluran
pencernaan
5. Menghintikan
mual muntah
ANALISA DATA
Keluhan Nilai/kondisi Normal Klasifikasi data
1. pasien mengatakan mual 1. Pasien tidak mual Nutrisi Dan Cairan
muntah lebih dari 5 kali dan tidak muntah DS :
dalam sehari sehingga 2. Nafsu makan 1. pasien mengatakan mual
nafsu makannya menurun meningkat muntah lebih dari 5 kali
2. P: pasien mengatakan 3. Pasien tidak ada dalam sehari sehingga
nyeri pada perutnya saat keluhan nyeri nafsu makannya menurun
mual dan muntah nyeriya 4. Pasien tidak mudah 2. pasien mengatakan nyeri
hilang saat tidak mual dan kekenyangan dan pada perutnya saat mual
muntah, tidak mudah lapar dan muntah nyernya hilang
Q: pasien mengatakan 5. Pasien saat tidak mual dan
nyerinya seperti diremas menghabiskan muntah, pasien mengatakn
R: nyerinya hanya dibagian makanan sesuai nyerinya seperti diremas
perut saja porsinya dan hilang timbul hanya
S: dengan skala nyeri 2 6. Pasien tidak cepat dibagian perut saja dengan
(ringan) lelah saat skala nyeri 2 (ringan)
T: hilang timbul beraktivitas 3. pasien mengatakan cepat
3. pasien mengatakan cepat 7. Pasien mengunyah kenyang
kenyang makanan dengan 4. Pasien makan bubur hanya
4. lidah pasien tanpak pucak lahap 1 -2 sendok dalam sehari
5. Pasien makan bubur 8. Tidak ada dan tidak memakan lauk
hanya 1 -2 sendok dalam peningkatan tekanan yang diberikan dari Rumah
sehari dan tidak memakan darah Sakit
lauk yang diberikan dari 9. Kekoatan otot 5/5 DO :
Rumah Sakit tanpak saat kanan 5/5 kiri 1. tanpak saat makan pasien
makan pasien mengunyah 10. Berat badan pasien mengunyah dengan lambat
dengan lambat dan terlihat ideal dan terlihat lemah
lemah, makanan dan 11. Berat badan pasien 2. lidah pasien tanpak pucak
minuman pantangan bertambah 3. Rambut pasien tampak
pasien saat dirumah sakit 12. IMT : 18,5-25,0 rontok
yaitu makanan dan yang 13. Bising usus 4. pasien mengalami
mengandung banyak gula, 5-30x/menit penurunan berat badan
pasien mengatakan tidak 14. GDS :140 mg/dL sebanyak 17,6% dari BB
memiliki elergi makanan 15. TTV: 51 kg menjadi 42 kg
apapun 16. TD : 90/60 mmHg- 5. pasien masuk kategori
6. Pasien mengatakan 120/80 mmHg berat badan kurang dan
merasa cepat lelah 17. N : 85-155x/menit pasien mengalami
7. Rambut pasien tampak 18. S : 36,5-37,5˚c penurunan berat badan
rontok 19. RR : 12-20x/menit sebanyak 17,6%
8. Tekanan darah meningkat 20. Spo2 : 95-100% 6. IMT : 17,5 (kurus)
189/113 mmHg setelah 7. Bising usus : 35x/ menit
beraktivitas
9. Kekuatan Otot Aktivitas dan Istirahat
5 5 DS:
3 3 1. Pasien mengatakan
10. pasien mengalami merasa cepat lelah
penurunan berat badan
DO:
sebanyak 17,6% dari BB 51
1. Tekanan darah meningkat
kg menjadi 42 kg
189/113 mmHg setelah
11. IMT : 17,5 (kurus)
beraktivitas
12. Bising Usus 35x/menit
2. Kekuatan Otot
13. TTV :
5 5
TD : 148/78 mmHg
3 3
N: 85 x/menit
S : 37,1 ˚ C
RR : 18 x/menit
Spo2:99%
DS :
1. pasien mengatakan mual muntah lebih dari 5 kali dalam sehari sehingga nafsu
makannya menurun
2. P: pasien mengatakan nyeri pada perutnya saat mual dan muntah nyeriya
hilang saat tidak mual dan muntah,
T: hilang timbul
3. pasien mengatakan cepat kenyang
4. Pasien makan bubur hanya 1 -2 sendok dalam sehari dan tidak memakan lauk
yang diberikan dari Rumah Sakit
DO :
1. tanpak saat makan pasien mengunyah dengan lambat dan terlihat lemah
2. lidah pasien tanpak pucak
3. pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 17,6% dari BB 51 kg
menjadi 42 kg
4. pasien masuk kategori berat badan kurang dan pasien mengalami penurunan
berat badan sebanyak 17,6%
5. IMT : 17,5 (kurus)
6. Bising usus : 35x/ menit
DO:
3. Tekanan darah meningkat 189/113 mmHg setelah beraktivitas
4. Kekuatan Otot
5 5
3 3
Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tgl ditemukan Tgl teratasi
1 Defisit nutrisi b.d kurangnya 10/10/2023 Intervensi
asupan makanan d.d tanda dan ( jam 10:20) belum selesai
gejala karena pasien
2 Intoleransi aktivitas b.d kelemahan 10/10/2023 sudah pulang
d.d tanda dan gejala ( jam 10:26)
Setelah dilakukan
Observasi
intervensi selama 3 x 24
1. Identifikasi gangguan
jam toleransi aktivitas
fungsi tubuh yang
Intoleransi aktivitas meningkat dengan kriteria
mengakibatkan kelelahan
b.d kelemahan d.d hasil :
2. Monitor lokasi dan
tanda dan gejala
1. Keluhan lelah ketidaknyamanan selama
DS:
menurun melakukan aktivitas
1. Pasien mengatakan
2. Kekuatan tubuh 3. Monitor tekanan darah
merasa cepat lelah
bagian bawah Terapeutik
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI I
Tgl DX Jam Implementasi
10:06
3. Memonitor tekanan darah
Hasil :
TD 189/113 mmHg
10:11
6. Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Hasil :
pasien akan melakukan aktifitas secara bertahap dengan
memberikan jedah ke aktivitas berikutnya
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI I
No Diagnosa Keperawatan Hari/Tgl Jam Evaluasi Perkembangan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI II
Tgl DX Jam Implementasi
10:26 Hasil:
Pasien mampu mengangkat kedua kakinya saat duduk dan
berbaring tanpa bantuan orang lain
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI II
No Diagnosa Keperawatan Hari/Tgl Jam Evaluasi Perkembangan
1 Defisit nutrisi b.d 11/10/2023 S:
kurangnya
1. pasien mengatakan mual
asupan
muntah sudah berkurang
makanan d.d
menjadi 1 kali
tanda dan
2. Pasien mengatakan
gejala
nyerinya menurun
DS :
3. Pasien mengatakan tidak
1. pasien mengatakan mual
cepat kenyang
muntah lebih dari 5 kali
4. porsi makanan pasien
dalam sehari sehingga
meningkat
nafsu makannya menurun
5. frekuensi makan
2. P: pasien mengatakan
meningkat
nyeri pada perutnya saat
O:
mual dan muntah nyeriya
hilang saat tidak mual dan 1. Kekuatan otot pengunyah
muntah, meningkat
Q: pasien mengatakan 2. Membran mukosa
nyerinya seperti diremas membaik
R: nyerinya hanya dibagian 3. belum ada peningkatan
perut saja berat badan
S: dengan skala nyeri 2 4. IMT : 17,5
(ringan) 5. Bising Usus 29x/menit
T: hilang timbul A : Defisit Nutrisi
3. pasien mengatakan cepat P : status nutrisi membaik
kenyang dengan kriteria hasil:
4. Pasien makan bubur 1. Porsi makanan yang
hanya 1 -2 sendok dalam dihabiskan meningkat
sehari dan tidak memakan 2. Kekuatan otot
lauk yang diberikan dari pengunyah meningkat
Rumah Sakit 3. Nyeri abdomen menurun
DO : 4. Perasaan cepat kenyang
1. tanpak saat makan pasien menurun
mengunyah dengan 5. Frekuensi makan
lambat dan terlihat lemah membaik
2. lidah pasien tanpak 6. Bising usus membaik
pucak 7. Membran mukosa
3. pasien mengalami membaik
penurunan berat badan Intervensi yang dilanjutkan :
sebanyak 17,6% dari BB 1. Identifikasi status nutrisi
51 kg menjadi 42 kg 4. Monitor asupan makanan
4. pasien masuk kategori 5. Monitor berat badan
berat badan kurang dan 8. Berikan makanan tinggi
pasien mengalami serat untuk mencegah
penurunan berat badan konstipasi
sebanyak 17,6% 10. Kolaborasi pemberian
5. IMT : 17,5 (kurus) medikasi sebelum makan,
6. Bising usus : 35x/ menit jika perlu