TINJAUAN TEORI
sejumlah faktor dimana didapatkan defisiensi dari insulin yang absolut atau
2020).
akibat adanya kelainan insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Bentuk dari
insulin, dimana tubuh tidak mampu lagi memproduksi cukup insulin untuk
Tipe lain.
sekresi insulin, dimana tubuh tidak mampu lagi memproduksi cukup insulin
Decroli, 2019)
darah. Diabetes yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan Gula darah yang
sistem dalam tubuh, terutama pembuluh darah dan syaraf (WHO, 2020)
Kadar insulin bisa normal, meningkat atau rendah tetapi fungsi untuk
Diabetes Melitus terjadi saat tubuh tidak mampu lagi menghasilkan insulin
yang cukup untuk mengkompensasi peningkatan insulin yang resisten.
usia, gaya hidup dan riwayat keluarga. Menurut PERKENI (2019), terdapat
3) Usia
3) Hipertensi
5) Dyslipidemia
sebagai berikut (Bare dan Suzanne, 2013; PERKENI, 2019; Decroli, 2019):
a. Poliuria
b. Polidipsia
minum
c. Poliphagia
cairan dan tidak mampu melakukan metabolisme, akibat dari itu sel akan
secara otomatis dan atrofi . Kelemahan atau malaise Glukosa tidak dapat
didasari oleh tiga faktor, yaitu retensi insulin, disfungsi sel β pancreas dan
a. Resistensi insulin
Keadaan dimana insulin tidak dapat bekerja secara optimal pada sel
otot, hati dan lemak, yang berakibat pancreas harus menghasilkan insulin
lebih banyak. Keadaan dimana insulin yang diproduksi oleh sel beta
Tipe 2.
absolut.
gangguan fungsi sel beta pancreas. Selain itu terdapat beberapa hal yang
regenerasi sel beta, mekanisme pengatur secara selular pada sel, tingkat
c. Faktor lingkungan
asam lemak bebas yang tinggi di dalam plasma. Asam lemak yang tinggi
a. Komplikasi Akut
hingga 300 – 600 mg/dl, ditemukannya plasma keton (+) dan adanya
glukosa darah yang sangat tinggi (600 – 1200 mg/dl) tetapi tidak
2) Hipoglikemia
Menurunnya kadar glukosa darah < 70 mg/dl merupakan tanda bagi
kerusakan vaskular yang diakibatkan stress oksidatif pada sel dan proses
glikosilasi.
hiperglikemia.
1) Komplikasi Makroangiopati
kardiovaskuler.
2) Komplikasi Mikroangiopati
Kardiomiopati.
DM.
meliputi:
farmakologi.
d) Pengaturan Pola Makan
pemantauannya.
(6) Setelah dari kamar mandi, kaki dan sela-sela jari kaki
katun.
(8) Apabila terdapat mata ikan atau kalus, tipiskan secara hati-
atau bantal.
tentang DM.
f) Pemeliharaan/perawatan kaki.
b. Latihan Jasmani/Fisik
kali dalam 1 minggu selama sekitar 30-45 menit tiap latihan, dengan
total 150 menit perminggu. Jeda antar latihan tidak boleh lebih dari 2
hari berturut-turut.
2) Disarankan untuk memeriksa gula darah sebelum memulai latihan.
angka 220 dengan usia pasien, untuk pasien DM yang tidak memiliki
tidak terkontrol).
25-30 kal/kg Berat Badan (BB) ideal. Jumlah tersebut juga ditentukan
oleh beberapa faktor yaitu: umur, jenis kelamin, berat badan, aktivitas,
a) IMT = BB(kg)/TB(m2)
1) Jenis Kelamin
2) Umur
jasmani/fisik
basal.
penambahan 30%.
operasi, trauma).
5) Berat Badan
pada pagi hari (20%), siang hari (30%), dan pada sore hari (25%), serta
penyerta.
1) Karbohidrat
energi.
yang lain
kebutuhan energi.
kalori sehari.
2) Lemak
fullcream.
200mg/hari.
3) Protein
b) Jenis makanan seperti ikan, udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam
menjadi 0,8 g/kg BB/hari atau 10% dari kebutuhan energi, dengan
g/kg BB perhari.
4) Natrium
makanan.
6) Pemanis Alternatif
berkalori.
dihindari.
Tiazolidinedion (TZD)
(SGLT -2 inhibitor)
Reabsorbsi glukosa di tubulus proksimal dihambat oleh obat ini dan
human insulin, NPH: kerja awal 1,5 -4 jam, puncak 4-10 jam
Insulin campuran kerja tetap, kerja pendek dan menengah
(Premixed insulin).
tercapai.
atau tiap bulan pada keadaan HbA1c yang sangat tinggi (> 10%).
1 tahun.
dengan suntik insulin beberapa kali serhari atau pengguna obat yang
menentukan terapi dan eskalasi terapi, akan tetapi jika terdapat kondisi
rerata darah puasa atau glukosa darah post pandrial selama 3 bulan
1) Pencegahan Primer
2) Pencegahan Sekunder
pengobatan.
3) Pencegahan Tersier
hidup dari pasien diabetes Melitus yang dipandu dengan menggunakan hasil
mengkatkan kualitas hidup dan status kesehatan pasien (Bekele, et al, 2020).
pasien itu sendiri agar mampu melakukan perawatan diri. Self management
et al., 2013).
(Powers et al, 2015). Menurut Norris dan Funneli, tujuan DSME adalah
(Yuanita, 2013)
2013) yaitu:
a. Struktur
kebutuhannya; dan
b. Proses
c. Hasil
yang dapat terjadi jika gula darah tidak terkontrol serta penanganannya,
Pencegahan Komplikasi , tujuan diberikan terapi, dan jenis-jenis obat
hipeglikemia.
benar untuk diabetes Melitus. Terlebih pada masa pandemi covid 19,
monitoring, akibat dari hasil monitoring dan strategi lanjutan, alat yang
Ramdhan.
keluarga/lingkungan sosial.
untuk membantu.
sesi dengan durasi 1-2 jam untuk tiap sesi, yaitu (Chester, et al, 2018;
Yuanita, 2013).
diabetes Melitus.
durasi 1-2 jam tiap pertemuan efektif terhadap penurunan kadar gula darah
puasa pada Pasien diabetes Melitus Tipe 2. Sementara itu penelitian yang
masing-masing 1-2 jam, dapat efektif terhadap penurunan gula darah pada
Pasien Prediabetes.
(DSME)
maksimal.
maksimal.
Makanan yang dikonsumsi oleh individu akan dipecah menjadi gula (yang
bertindak sebagai kunci untuk memasukkan gula darah ke sel tubuh sehingga
kadar glukosa dalam darah (atau gula darah). Kadar gula darah adalah jumlah
glukosa yang terkandung dalam plasma darah. Kadar gkulosa darah diatur
banyaknya gula yang tertimbun pada aliran darah, dan hal ini dapat
plasma pada darah vena. Intrepertasi hasil pemeriksaan darah vena ataupun
kapiler harus mengacu pada nilai atau angka-angka kriteria diagnostik yang
kapiler setelah pasien berpuasa 8-10 jam (kecuali air putih), yang
(TTGO)
Kadar gula darah mencapai nilai paling tinggi pada saat 2 jam setelah
puasa (post pandrial). Normal nilai kadar glukosa dalam darah 2 jam
post pandrial < 140 mg/dl. Diagnosis Diabetes Melitus ditegakkan jika
nilai gula darah setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan
ditegakkan jika nilai hasil pemeriksaan gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dl,
dijelaskan penyebabnya.
d. HbA1C
HbA1c adalah zat hasil dari reaksi glukosa dan hemoglobin. Tes
7,49% setara dengan rata-rata glukosa darah puasa atau sebelum makan
152 mg/dl, atau rata-rata glukosa darah post pandrial 176 mg/dl. HbA1c
(PERKENI, 2019).
Kadar glukosa darah dapat dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini, yaitu
a. Aktivitas Fisik
bertahan selama 48 jam, dan akan lebih meningkat apabila aktivitas fisik
insulin sehingga insulin dapat digunakan oleh sel-sel tubuh secara lebih
baik. Olahraga juga berguna untuk membakar lemak dalam tubuh
b. Makanan
memiliki 50-80% karbohidrat dari serat dan gula yang sangat rendah.
makanan tinggi lemak dalam tubuh perlu diperhatikan juga karena dapat
d. Usia
e. IMT
DMT2. Berat badan yang berlebih atau obesitas dapat diketahui melalui
f. Jenis Kelamin
Diabetes Melitus Tipe 2 lebih ditemukan pada wanita. Wanita
D. Konsep Teori Self Care dan Aplikasinya pada Diabetes Melitus Tipe 2
Konsep self care Orem merupakan konsep dasar tentang perawatan diri
bagi setiap individu. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia
dari model konseptual Dorothea Orem adalah konsep perawatan diri, dan ide
defisit perawatan diri yang berkaitan erat. Orem pertama kali menyatakan
manusia berbeda dengan fungsi pengaturan lain seperti neuro- endokrin. Ini
pada fungsi system dalam tubuh, terutama pembuluh darah dan syaraf (WHO,
menerus, baik dari pemberi layanan kesehatan dan yang lebih penting adalah
peran dari pasien itu sendiri karena diabetes melitus dengan gangguan
hidup pasien.
pasien dengan diabetik dapat meningkat, dimana konsep teori ini didasarkan
asumsi bahwa manusia mampu melakukan perawatan diri. Teori Orem dalam
diri (self care), Teori deficit perawatan diri (self care deficit) dan teori system
Self care merupakan aktifitas individu dalam merawat diri mereka sendiri
teori yaitu:
a. Self-care agency
pemantauan gula darah secara mandiri. Tujuan self care agency pada
yang baik dapat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan berat badan.
Care Orem.
Self care demand adalah semua tindakan perawatan diri yang harus
dilakukan oleh individu pada suatu titik waktu untuk menjaga kesehatan
diabetes melitus. Akan tetapi tidak terlepas dari keadaan yang menjadi
Teori Self care Deficit merupakan inti dari teori Orem karena
tidak terpenuhi. Perawatan dibutuhkan saat orang dewasa terbatas atau tidak
mampu melakukan perawatan diri secara terus menerus, lancar dan efektif.
kebutuhan self care sesuai dengan self care demand-nya (Aini Nur, 2017)
3. Teori Sistem Keperawatan (Teori nursing system)
individu dapat terpenuhi oleh perawat atau pasien itu sendiri. Nursing
melakukan aktivitas self care nya. Apabila terdapat self care deficit maka
terdapat kesenjangan antara apa yang individu dapat lakukan (Self care
Agency) dan apa yang dibutuhkan agar self care demand dapat terpenuhi
care demand nya melalui latihan dan pengembangan self care agency nya
ambulasi.
Pada diabetes melitus, pemberian bantuan pada sistem ini dapat dilakukan
komplikasi termasuk pada keadaan koma, pasien sadar namun tidak mampu
secara sebagian dan ditujukan pada pasien yang memerlukan bantuan secara
asuhan keperawatan, self care dan atau ambulasi. Pasien dengan diabetes
beberapa aktivitas yang tidak dapat dilakukan oleh klien dalam pemenuhan
kebutuhan self care seperti pada pasien yang post debridement luka akibat
melakukan self care diabetes tanpa bantuan orang lain. Perawat berperan
meningkatkan Self care agency dari klien, misalnya pada klien Diabetes
covid -19, dan melalui periode waktu Bulan Ramadhan. Berikut ini penelitian
Nursing Agency1,2
1.Edukasi
2.Latihan Fisik
3.Terapi Nutrisi medis
Diabetes Self 4.Terapi Farmakologi
Management 5.Monitoring Gula
Education/DSME
1,3,6,7,8,9 Darah
1. Konsep DM Tipe 2
2. Monitoring Gula
darah
3. Nutrisi DM Tipe 2
4. Aktifitas Fisik
5. Perawatan Kaki
6. Manajemen stress
dan Psikososial
7. Sistem dan fasilitas
layanan kesehatan