DIABETES MELITUS
Disusun oleh:
NIM: 711440117053
TINGKAT/KELAS:
III/B
T.A 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia (kelebihan kadar gula darah) kronik
disertai berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal yang menimbulkan
komplikasi pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah (Nugroho, 2011).
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolism yang ditandai dengan hiperglikemi yang
berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat, lemak dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitifitas insulin atau
keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan
neuropati (Nurarif & Kusuma, 2015,).
Diabetes Melitus Tipe II adalah gangguan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia
(kenaikan kadar glukosa) akibat kurangnya hormon insulin, menurunnya efek insulin atau
keduanya. (kowalak, dkk. 2016). Diabetes melitus merupakan penyebab hiperglikemi.
Hiperglikemi disebabkan oleh berbagaihal, namun hiperglikemi paling sering
disebabkanoleh diabetes melitus. Pada diabetes melitus gula menumpuk dalam darah
sehingga gagal masuk kedalam sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat hormoninsulin
jumlahnya kurang atau cacat fungsi. Hormon insulin merupakan hormon yang membantu
masuknya gula darah (WHO, 2016).
B. Etiologi
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel – sel beta penkreas
yang disebabkan oleh:
1. Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe 1
2. Faktor imunologi (autoimun)
3. Faktor lingkungan: virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulakn estruksi sel beta(Nurarif & Kusuma, 2015).
DM tipe 2 disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor
resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe 2 : usia, obesitas,
riwayat dan keluarga. Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahan
dibagi menjadi 3 yaitu:
Diabetes Gestasional
1. Poliuria
Air tidak di serap kembali oleh tubulus ginjal sekunder untuk aktifitas osmotik
glukosa mengarah kepada kehilangan air, glukosa dan elektrolit.Kekurangan
insulin untuk mengangkut glukosa melalui membran dalam sel menyebabkan
hiperglikemia sehingga serum plasma meningkat.
2. Polidipsi
Dehidrasi sekunder terhadap poliuria menyebabkan haus. Akibat dari dehidrasi sel
mulut menjadi kering dan sensor haus teraktifasi menyebabkan orang haus terus
dan ingin selalu minum.
3. Polifagi
Kelaparan sekunder terhadap ketabolisme jaringan menyebabkan rasa lapar.
Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar insulin
maka produksi energi menurun
5. Ketonuria
Ketika glukosa tidak dapat di gunakan untuk energi oleh sel tergantung
insulin, asam lemak di gunakan untuk energi asam lemak di pecahkan
menjadi keton dalam darah dan di ekskresikan oleh ginjal. Pada DM tipe 2
insulin cukup untuk menekan berlebihan penggunaan asam lemak tapi
tidak cukup untuk penggunaan glukosa.
7. Sering asimtomatik
DM tipe 1 tidak berkembang pada semua orang yang mempunyai predis posisi genetik
Kadang mereka yang memiliki indikasi resiko penanda gen (DR3 dan DR4 HLA), DM
terjadi <1%Lingkungan telah lama dicurigai sebagai pemicu DM tipe 1 insiden
meningkat, baik pada musim semi maupun gugur, dan onset sering bersamaan dengan
epidemic berbagai penyakit virus.Autoimun aktif langsung menyerang sel beta pancreas
dan prosuknya. ICA dan antibody insulin secara progresif menurunkan keefektifan kadar
sirkulasi insulin.
Hal ini secara pelan – pelan terus menyerang sel beta dan molekul insulin endogen
sehingga menimbulkan onset mendadak. Hiperglikemia dapat timbul akibat dari penyakit
akut atau stress dimana meningkatkan kebutuhan insulin melebihi cadangan dari
kerusakan massa sel beta. Ketika penyakit akut atau stress terobati klien dapat kembali
pada status terkompensasi dengan durasi yang berbeda – beda dimana pancreas kembali
mengatur produksi sejumlah insulin secara adekuat. Status kompensasi ini disebut
sebagai periode honeymoon, secara khas bertahan untuk tiga sampai 12 bulan proses
berakhir ketika massa sel beta yang berkurang tidak dapat memproduksi cukup insulin
untuk meneruskan kehidupan. Klien menjadi bergantung kepada pemberian insulin
eksogem (diproduksi di luar tubuh) untuk bertahan hidup.
Insulin adalah hormon pembangun (anabolic). Tanpa insulin, tiga masalah metabolic
mayor terjadi: 1) penurunan pemanfaatan glukosa, 2) peningkatan mobilisasi lemak, dan
3) peningkatan pemanfaatan protein
E. Klasifikasi
DM di klasifikasikan sebagai salah satu dari empat status klinis berbeda meliputi: tipe 1,
tipe 2 gestasional atau tipe DM spesifik lainnya. DM tipe 1 merupakan hasil destruksi
autoimun sel beta mengarah kepada defisiensi insulin absolut. DM tipe 2 adalah akibat
dari efek sekresi insulin umumnya berhubungan dengan obesitas. DM gastional adalah
DM yang di diagnosis selama hamil. DM tipe lain mungkin sebagai akibat dari efek
genetik fungsi sel beta, penyakit pankreas (misal kistik fibrosis) atau penyakit yang di
induksi oleh obat-obatan. DM gestasional merupakan diagnosis DM yang menerapkan
untuk perempuan dengan intoleransi glukosa atau ditemukan pertama kali
selama kehamilan.DM gestasional terjadi pada 2-5% perempuan hamil namun
menghilang ketika hamilnya berakhir
F. Komplikasi
Hiperglikemia
Hiperglikemia akibat saat glukosa tidak dapat diangkut ke dalam sel karena kurangnya insulin.
Tanpa tersedianya KH untuk bahan bakar sel, hati mengubah simpanan glikogennya kembali ke
glukosa (glikogenolisis) dan meningkatkan biosintesis glukosa (gluconeogenesis). Sayangnya
namun, respon ini memperberat situasi dengan meningkatnya kadar glukosa darah bahkan lebih
tinggi
Ketoasidosis
Asidosis metabolic berkembang dari pengaruh asam akibat keton asetaoasetat dan
hidrokisibutirat beta. konsisi ini disebut ketoasidosis diabetik Asidosis berat mungkin
menyebabkan klien diabetes kehulangan kesadaran disebut koma diabetik Ketoasidosis diabetic
selalu dinyatakan sebuah kegawatdaruratan medis dan memerlukan perhatian medis segera
Hipoglikemia
Hipoglikemia (juga dikenal sebagai reaksi insulin atau reaksi hipoglikemi) adalah ciri umum dari
DM tipe 1 dan juga dijumpai di dalam klien DM tipe 2 yang diobati insulin atau obat oral kurang
hati – hati atau kesalahan sengaja dalam dosis insulin sering menyebabkan hipoglikemia.
Perubahan lain dalam jadwal makan atau pemberian insulin dapat menyenankan hipoglikemia.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DIABTES MELITUS
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
a. Aktivitas/Istirahat
b. Sirkulasi
c. Integritas Ego
d. Eliminasi
1. Gejala: Perubahan pola berkemih (polyuria), Rasa nyeri atau
diare
busuk (infeksi), abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah dan
sering kehausan
berbau aseton.
f. Neurosensori
gangguan penglihatan
Gangguan memori
h. Pernapasan
j. Seksualitas
2. Diagnosa Keperawatan
Diabetes Melitus:
osmotik
tidak adekuat
osmotik
c. Intervensi:
mukosa
tidak adekuat.
b. Kriteria Hasil:
normal
c. Intervensi:
pusing, sempoyongan
sempat dicerna
Rasional: Hiperglikemia dan gangguan keseimbangan
fungsi lambung
pasien
kebutuhan etnik
nutrisi ke jantung
nekrosis
c. Intervensi:
jaringan
pemberian obat
nekrosis
c. Intervensi:
1. Ukur TTV
b. Kriteria Hasil:
- Mengidentifikasi hubungan tanda/ gejala dengan proses
penyebab
program pengobatan
c. Intervensi:
belajar
mg/dl
SOAL KASUS
4. Seorang wanita umur 50 thn MRS karena luka lama sembuh, mudah lelah dan merasa tak
bertenaga. BB: 75 Kg, TB: 152 Cm, TD: 110/80Mmhg, N: 86x/m, R: 20x/m, S: 37.5’C, Gula
darah sewaktu 250 mg/dl.
Diagnosa Medis: DM
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Umur : 50 Tahun
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Nama : Tn . R.L
Umur : 53 Tahun
Pekerjaan : Swasta
2. Riwayat Penyakit
a) Keluhan Utama
Pola Gordon
Sebelum Sakit: Pasien mengatakan tidak bisa menjaga pola makan dan
sering sekali minum minuman yang manis secara berlebihan. Pasien
belum tahu mengenai penyakit diabetes millitus. jika sakit pasien selalu
memeriksakan kesehatanya ke rumah sakit atau klinik terdekat.
Selama sakit: pasien mengatakan cemas akan penyakitnya, pasien
mengatakan ingin cepat pulang dan berkumpul dengan keluarga seperti
biasanya, pasien menuruti pola makan atau diit yang diberikan dirumah
sakit.
Selama Sakit: Pasien makan 3x sehari dari rumah sakit dengan makanan
Diit DiabetesTipe II dan tidak dihabisakan ½ porsi. Minum 11-12
gelas/hari dengan minuman yang disediakan keluarga dan Rumah Sakit
dengan jenis
minuman teh tawar dan air putih, berat badannya 71 kg
Pola Eliminasi
Sebelum Sakit: Pasien mengatakan BAB 2x/hari dengan bau feses khas
konsisten, lunak, tidak ada darah, pasien biasa BAK 6-7 x/hari dengan
karakteristik urine jernih agak kekuningan
Selama Sakit: Pasien mengatakan saat dirawat di rumah sakit pasien BAB
1 kali perhari dengan karakteristik feces lunak berbentuk, bau khas BAK
8-9 kali perhari dengan karakteristik urine kuning jernih, bau khas.
Pola Aktivitas
Selama Sakit: Pasien mengatakan saat dirawat di rumah sakit pasien tidur
4-5 jam ataulebih /hari karena pasien merasa cemas dengan kondisinya
saat ini dan merasakan pegal-pegal pada daerah paha dan pingang. Pasien
masih bisa tidur karena lebih hanya menghabiskan waktu siang dan malam
di
tempat tidur.
Pola Perseptual
Gambaran Diri
Harga Diri
Ideal Diri
Peran
Identitas diri
Sebelum Sakit: Pasien mengatakan perannya saat ini adalah seorang ibu
dan istri darisuaminya. Hubungan pasien dengan orang terdekat tidak
mengalamimasalah. Setelah dirawat di rumah sakit Pasien akan menjaga
kondisinyasaat ini dan akan selalu periksa ke dokter.
4. Pemeriksaan Fisik
Tanda-Tanda Vital TD
TD: 110/80
R: 20x/m
S: 37.5’C
Berat Badan sebelum sakit: 75 Kg
Selama Sakit: 71 Kg
e) Hidung: bersih, tidak ada secret, tidak ada pembesara polip, fungsi
penciuman normal
f) Mulut: lidah bersih, mukosa lembab, tidak ada karang gigi, gusi baik
tidak ada perdarahan
h) Ekstermitas: Atas: tangan kiri terpasang infuse RL 20 tpm, tidak ada edema
Suplai darah
ke jaringan
perifer
Luka lama
tidak sembuh
Kerusakan
integritas kulit
Penyerapan
glukosa oleh
sel
Produksi
energi
Metabolisme
fisik
Kelemahan
Kurang
pengetahuan
C. Diagnosa Keperawatan
1 Setelah dilakukan 1. Kaji kedalaman luka dan proses 1. Mengetahui seberapa luas
tindakan keperawatan penyembuhan dan kerusakan jaringan
selama 3x24jam
diharapkan 2. Lakukan perawatan luka dengan teknik 2. Mengurangi terjadinya
aseptik resiko infeksi
Tujuan: Integritas
kembali keadaan 3. Jaga kebersihan luka dalam aktvitas 3. Membantu memenuhi
sebelum sakit dengan pasien kebutuhan
KH:
4. Kolaborasi dengan dokter untuk 4. Mencegah terjadinya
-Berkurangnya radang pemberian obat infeksi
dan
Jaringan nekrosis
Tujuan: Tidak terjadi 3. Libatkan keluarga dalam aktivitas klien. 3. Membantu memenuhi
kelemahan dengan KH: kebutuhan.
3 Setelah dilakukan 1. Kaji pengetahuan pasien tentang DM. 1. Agar bisa mengetahui
tindakan keperawatan tentang Dm
selama 3x24 jam
diharapkan 2. Beri pendkes tentang penyakit DM. 2. Memberikan informasi
yang sesuai.
Tujuan: Menunjukkan 3. Berikan motivasi pada hidup bersihbdan
perubahan dengan KH: sehat 3. Mengurangi resiko
komplikasi.
pasien tahu lebih
banyak tentang
bagaimana cara
perawatan penyakitnya
E. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
09.40
4. Mengkolaborasikan
dengan dokter untuk
pemberian obat
Senin, 8
2 juni
2020/ S: -Pasien mengatakan masih mudah lelah
1. Mengkur TTV. - Pasien mengatakan setiap mau kekamar
09.50 Hasil: TD: 110/80Mmhg mandi atau butuh apapun selalu dibantu
N: 86x/m suaminya
R: 20x/m
S: 37.5’C
10.00 O: Pasien terlihat hanya tiduran saja
2. Mengidentifikasi aktivitas
yang menimbulkan
kelelahan. A: Masalah teratasi sebagian
Hasil: Pasien dapat
10.15 mengetahui aktivitas apa
yang menimbulkan kelelahan P: Intervensi dilanjutkan
-
3.Melibatkan keluarga dalam
aktivitas pasien
Hasil: Pasien mengerti dan
melakukan apa yang
dikatakan perawat
Senin 8
3 juni
2020/
Mengkolaborasikan dengan
dokter untuk pemberian obat
Hasil: -RL 20 tpm
-Paracetamo 3x500
mg
-Antacid syrup 3x1
-Clindamycin 2x300
mg
-Diit DM makan biasa
1700 kalori
09.45
3.Melibatkan keluarga dalam
aktivitas pasien
Hasil: Pasien mengerti dan
melakukan apa yang
dikatakan perawat
3 Selasa 09
juni
2020/
1. Mengkaji pengetahuan S: Pasien mengatakan belum terlalu paham
10.00 pasien tentang DM. tentang penyakit yang di derita
Hasil: Agar pasien dapat
mengetahui
O: Pasien masih tampak bertanya-tanya tentang
penyakit nya
10.20 2. Memberikan pendkes
tentang penyakit DM.
Hail: Pasien memhami dan A: Masalah belumt eratasi
mengetahui tentang penyakit
DM
11.00 P: Intervensidilanjutkan
3. Memberikan motivasi
pada hidup bersihbdan sehat
Hasil: Pasien melakuan apa
yang dikatakan perawat
1 Kamis,
11 juni
2020/
1. Mengkaji kedalaman luka S: Pasien mengatakan setelah dilakukan
08.00 dan proses penyembuhan perawatan luka pasien merasa nyaman
Hasil: Pasien dapat
memahami
O: Pasien mulai tampak rileks
08.15 2. Melakukan perawatan
luka dengan teknik aseptik
Hasil: Pasien mengerti dan
mampu melakukan
perawatan sendiri A: Masalah Teratasi sebagian
08.50
3. Menjaga kebrsihan luka
dalam aktivitas pasien
Hasil: -Pasien mampu P: Intervensi dilanjutkan
menjaga kerbersihan luka
tetapi masih dibantu keluarga
09.00
4. Mengkolaborasikan
dengan dokter untuk
pemberian obat
2 Kamis,
11 juni
2020/ S: -Pasien mengatakan masih mudah lelah tapi
1. Mengkur TTV. sudah mulai turun dari tempat tidur
09.30 Hasil: TD: 110/80Mmhg - Pasien mengatakan setiap mau kekamar
N: 78x/m mandi atau butuh apapun selalu dibantu
R: 20x/m suaminya
S: 36.5’C
10.00
3.Melibatkan keluarga dalam
aktivitas pasien
Hasil: Pasien mengerti dan
melakukan apa yang
dikatakan perawat
3 Kamis,
11 juni
2020
1. Mengkaji pengetahuan S: Pasien mengatakan sekarang tau tentang
10.20 pasien tentang DM. penyakit DM
Hasil: Agar pasien dapat
mengetahui O: Pasien dapat menjelaskan kembali tentang
bagaimana cara merawat luka DM