Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

DIABETES MELITUS

Disusun oleh:

MELANIA ASTARI LONTO

NIM: 711440117053

TINGKAT/KELAS:

III/B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

T.A 2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia (kelebihan kadar gula darah) kronik
disertai berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal yang menimbulkan
komplikasi pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah (Nugroho, 2011).

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolism yang ditandai dengan hiperglikemi yang
berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat, lemak dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitifitas insulin atau
keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan
neuropati (Nurarif & Kusuma, 2015,).

Diabetes Mellitus adalah penyakit kronik progresif yang ditandai dengan


ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolism karbohidrat, lemak dan protein,
mengarah pada hiperglikemia(kadar glukosa darah tinggi). Diabetes Mellitus (DM)
kadang dirujuk sebgai ‘gula tinggi’, baik oleh pasien maupun penyedia layanan kesehatan
(Black, 2014).

Diabetes Melitus Tipe II adalah gangguan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia
(kenaikan kadar glukosa) akibat kurangnya hormon insulin, menurunnya efek insulin atau
keduanya. (kowalak, dkk. 2016). Diabetes melitus merupakan penyebab hiperglikemi.
Hiperglikemi disebabkan oleh berbagaihal, namun hiperglikemi paling sering
disebabkanoleh diabetes melitus. Pada diabetes melitus gula menumpuk dalam darah
sehingga gagal masuk kedalam sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat hormoninsulin
jumlahnya kurang atau cacat fungsi. Hormon insulin merupakan hormon yang membantu
masuknya gula darah (WHO, 2016).
B. Etiologi

Diabetes Melitus Tipe 1

DM tipe 1, sebelumnya disebut IDDM, atau Diabetes Mellitus onset anak – anak,


ditandai dengan destruksi sel beta pancreas, mengakibatkan defisiensi insulin absolut.
DM tipe 1 diturunkan sebagai heterogen, sifat multigenik kembar identic memiliki resiko
25-50% mewarisi penyakit, sementara saudara kandung memiliki 6% resiko dan anak
cucu memiliki 5% resiko. Meskipun pengaruh keturunan kuat, 90% orang dengan DM
tipe 1 tidak memiliki tingkat relative tingkat pertama dengan DM (Black, 2014).

Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel – sel beta penkreas
yang disebabkan oleh:

1. Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe 1
2. Faktor imunologi (autoimun)
3. Faktor lingkungan: virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulakn estruksi sel beta(Nurarif & Kusuma, 2015).

Diabetes melitus tipe 2

DM tipe 2 sebelumnya disebut NIDDM atau Diabetes Mellitus Onset Dewasa, adalah


gangguan yang melibatkan, baik genetic dan faktor lingkungan.DM tipe 2 adalah tipe
DM paling umum mengenai 90% orang yang memiliki penyakit. DM tipe 2 biasanya
terdiagnosis setelah usia 40 tahun dan lebih umum diantara dewasa tua, dewasa
obesitas, dan etnic serta populasi ras tertentu (Black, 2014).

DM tipe 2 disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor
resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe 2  : usia, obesitas,
riwayat dan keluarga. Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahan
dibagi menjadi 3 yaitu:

1. <140 mg/dl = Normal


2. 140-<200 mg/dl = Toleransi glukosa terganggu
3. ≥200 mg/dl = diabetes (Nurarif & Kusuma, 2015)

Diabetes Gestasional

DM gestasional merupakan diagnosis DM yang menerapkan untuk perempuan dengan


intoleransi glukosa atau ditemukan pertama kali selama kehamilan.DM gestasional terjadi pada
2-5% perempuan hamil namun menghilang ketika hamilnya berakhir (Black, 2014).

C. Tanda Dan Gejala

Manifestasi utama dari DM sebagai berikut:

1. Poliuria
Air tidak di serap kembali oleh tubulus ginjal sekunder untuk aktifitas osmotik
glukosa mengarah kepada kehilangan air, glukosa dan elektrolit.Kekurangan
insulin untuk mengangkut glukosa melalui membran dalam sel menyebabkan
hiperglikemia sehingga serum plasma meningkat.

2. Polidipsi
Dehidrasi sekunder terhadap poliuria menyebabkan haus. Akibat dari dehidrasi sel
mulut menjadi kering dan sensor haus teraktifasi menyebabkan orang haus terus
dan ingin selalu minum.

3. Polifagi
Kelaparan sekunder terhadap ketabolisme jaringan menyebabkan rasa lapar.
Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar insulin
maka produksi energi menurun

Manifestasi lain dari DM sebagai berikut :


1. Penurunan Berat Badan
Kehilangan awal sekunder terhadap penipisan simpanan air,glukosadan
trigliserid,kehilangan kronis sekunder terhadap penurunan massa otot
karena asam amino di alihkan untuk membentuk glukosa dan keton.
2. Pandangan Kabur Berulang
Sekunder terhadap paparan kronis retina dan lensa mata terhadap cairan
hiperosmolar.
3. Pruritus,inveksi kulit,vaginitis
4. Infeksi jamur dan bakteri pada kulit terlihat lebih umum,hasil penelitian
masa bertentangan.

5. Ketonuria

Ketika glukosa tidak dapat di gunakan untuk energi oleh sel tergantung
insulin, asam lemak di gunakan untuk energi asam lemak di pecahkan
menjadi keton dalam darah dan di ekskresikan oleh ginjal. Pada DM tipe 2
insulin cukup untuk menekan berlebihan penggunaan asam lemak tapi
tidak cukup untuk penggunaan glukosa.

6. Lemah Dan Letih

Penurunan isi plasma mengarah kepada postural hipertensi,kehilangan


kalium dan katabolisme protein berkontribusi terhadap kelemahan

7. Sering asimtomatik

Tubuh dapat beradaptasi terhadap peningkatan pelan-pelan kadar glukosa


darah sampai tingkat lebih besar di bandingkan peningkatan yang cepat
D. Patofisiologi

Diabetes Melitus Tipe 1

DM tipe 1 tidak berkembang pada semua orang yang mempunyai predis posisi genetik
Kadang mereka yang memiliki indikasi resiko penanda gen (DR3 dan DR4 HLA), DM
terjadi <1%Lingkungan telah lama dicurigai sebagai pemicu DM tipe 1 insiden
meningkat, baik pada musim semi maupun gugur, dan onset sering bersamaan dengan
epidemic berbagai penyakit virus.Autoimun aktif langsung menyerang sel beta pancreas
dan prosuknya. ICA dan antibody insulin secara progresif menurunkan keefektifan kadar
sirkulasi insulin.

Hal ini secara pelan – pelan terus menyerang sel beta dan molekul insulin endogen
sehingga menimbulkan onset mendadak. Hiperglikemia dapat timbul akibat dari penyakit
akut atau stress dimana meningkatkan kebutuhan insulin melebihi cadangan dari
kerusakan massa sel beta. Ketika penyakit akut atau stress terobati klien dapat kembali
pada status terkompensasi dengan durasi yang berbeda – beda dimana pancreas kembali
mengatur produksi sejumlah insulin secara adekuat. Status kompensasi ini disebut
sebagai periode honeymoon, secara khas bertahan untuk tiga sampai 12 bulan proses
berakhir ketika massa sel beta yang berkurang tidak dapat memproduksi cukup insulin
untuk meneruskan kehidupan. Klien menjadi bergantung kepada pemberian insulin
eksogem (diproduksi di luar tubuh) untuk bertahan hidup.

Diabetes Melitus Tipe 2


Pathogenesis DM tipe 2 berbeda signifikan dari DM tipe 1 respon terbatas sel beta
terhadap hiperglikemia tampak menjadi faktor mayor dalam perkembangannya. Sel beta
terpapar secara kronis terhadap kadar glukosa darah tinggi menjadi secara progresif
kurang efisien ketika merespon peningkatan glukosa lebih lanjut. Fenomena ini
dinamai desensitisasi, dapat kembali dengan menormalkan kadar glukosa. Rasio proisulin
(prekurso insulin) terhadap insuli tersekresi juga meningkat.

Proses patofisiologi ke 2 dalam DM tipe 2 adalah resistensi terhadap aktivitas insulin


biologis, baik di hati maupun jaringan perifer. Keadaan ini disebut sebagai resistansi
insulin. Orang dengan DM tipe 2 memiliki penurunan sensitivitas insulin terhadap kadar
glukosa, yang mengakibatkan produksi glukosa hepatic berlanjut, bahkan sampai dengan
kadar glukosa darah tinggi. Hal ini bersamaan dengan ketidakmampuan otot dan jaringan
lemak untuk meningkatkan ambilan glukosa. Mekanisme penyebab resistansi insulin
perifer tidak jelas; namun, ini tampak terjadi setelah insulin berikatan terhadap reseptor
pada permukaan sel.

Insulin adalah hormon pembangun (anabolic). Tanpa insulin, tiga masalah metabolic
mayor terjadi: 1) penurunan pemanfaatan glukosa, 2) peningkatan mobilisasi lemak, dan
3) peningkatan pemanfaatan protein

E. Klasifikasi

DM di klasifikasikan sebagai salah satu dari empat status klinis berbeda meliputi: tipe 1,
tipe 2 gestasional atau tipe DM spesifik lainnya. DM tipe 1 merupakan hasil destruksi
autoimun sel beta mengarah kepada defisiensi insulin absolut. DM tipe 2 adalah akibat
dari efek sekresi insulin umumnya berhubungan dengan obesitas. DM gastional adalah
DM yang di diagnosis selama hamil. DM tipe lain mungkin sebagai akibat dari efek
genetik fungsi sel beta, penyakit pankreas (misal kistik fibrosis) atau penyakit yang di
induksi oleh obat-obatan. DM gestasional merupakan diagnosis DM yang menerapkan
untuk perempuan dengan intoleransi glukosa atau ditemukan pertama kali
selama kehamilan.DM gestasional terjadi pada 2-5% perempuan hamil namun
menghilang ketika hamilnya berakhir
F. Komplikasi

 Hiperglikemia
Hiperglikemia akibat saat glukosa tidak dapat diangkut ke dalam sel karena kurangnya insulin.
Tanpa tersedianya KH untuk bahan bakar sel, hati mengubah simpanan glikogennya kembali ke
glukosa (glikogenolisis) dan meningkatkan biosintesis glukosa (gluconeogenesis). Sayangnya
namun, respon ini memperberat situasi dengan meningkatnya kadar glukosa darah bahkan lebih
tinggi

 Ketoasidosis
Asidosis metabolic berkembang dari pengaruh asam akibat keton asetaoasetat dan
hidrokisibutirat beta. konsisi ini disebut ketoasidosis diabetik Asidosis berat mungkin
menyebabkan klien diabetes kehulangan kesadaran disebut koma diabetik Ketoasidosis diabetic
selalu dinyatakan sebuah kegawatdaruratan medis dan memerlukan perhatian medis segera

 Hipoglikemia
Hipoglikemia (juga dikenal sebagai reaksi insulin atau reaksi hipoglikemi) adalah ciri umum dari
DM tipe 1 dan juga dijumpai di dalam klien DM tipe 2 yang diobati insulin atau obat oral kurang
hati – hati atau kesalahan sengaja dalam dosis insulin sering menyebabkan hipoglikemia.
Perubahan lain dalam jadwal makan atau pemberian insulin dapat menyenankan hipoglikemia.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DIABTES MELITUS

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Pengkajian pada pasien dengan gangguan sistem endokrin, Diabetes Melitus

Dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi: Biodata, Riwayat

Kesehatan, Keluhan Utama, Sifat keluhat, Riwayat Kesehatan Masa lalu,

Pemeriksaan fisik, Pola Kegiatan sehari-hari.

Hal yang perlu dikaji pada psaien dengan diabets melitus:

a. Aktivitas/Istirahat

1. Gejala: lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot

menurun, gangguan tidur/istrahat.

2. Tanda: takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau dengan

aktivitas, letargi/disorientasi, koma dan penurunan kekuatan otot.

b. Sirkulasi

1. Gejala: Adanya Riwayat, IMA dan kesemutan pada ekstermitas,

Ulkus pada kaki diabetik dengan penyembuhan yang lama.

2. Tanda: Takikardia, perubahan tekanan darah postural hipertensi

c. Integritas Ego

1. Gejala: Stress, tergantung pada orang lain,

2. Tanda: Ansietas, peka rangsang.

d. Eliminasi
1. Gejala: Perubahan pola berkemih (polyuria), Rasa nyeri atau

terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK, nyeri tekan abdomen,

diare

2. Tanda: Urine encer, pucat, kuning, polyuria (dapat berubah menjadi

oliguria/anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau

busuk (infeksi), abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah dan

menurun, hiperaktif (diare).

e. Makanan dan cairan

1. Gejala: Hilang nafsu makan, mual/muntah , penurunan berat badan,

sering kehausan

2. Tanda: Kulit kering, turgor jelek, distensi abdomen, muntah, napas

berbau aseton.

f. Neurosensori

1. Gejala: Pusing, sakit kepala, kesemutan, kelemahan pada otot,

gangguan penglihatan

2. Tanda: Disorientasi; mengantuk, letargi, stupor/koma (tahap lanjut).

Gangguan memori

g. Nyeri dan Kenyamanan

1. Gejala: Nyeri abdomen

2. Tanda: Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati

h. Pernapasan

1. Gejala: Merasa kekurangan oksigen

2. Tanda: Lapar udara/ sesak


i. Keamanan

1. Gejala: Ulkus kulit, kulit kering dan gatal

2. Tanda: Demam, Diaforesis, kulit rusak, lesi/ulserasi, menurunya

kekuatan umum, rentang gerak

j. Seksualitas

1. Gejala: Rabas vagina (cenderung infeksi), masalah impoten pada

pria, kesulitan orgasme pada wanita

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan

teori, maka diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien

Diabetes Melitus:

1) Defisit volume cairan tubuh beruhubungan dengan adanya diuresis

osmotik

2) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan denan intake yang

tidak adekuat

3) Gangguan inegritas kulit berhubungan dengan penurunan aliran

darah dan nutrisi ke jantung

4) Kelemahan berhubungan dengan perubahan sirkulasi udara

5) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

mengenai prognosis penyakit


1. Rencana Keperawatan

1) Kekurangan volume cairan tubuh beruhubungan dengan diuresis

osmotik

a. Tujuan: Tidak terjadi kekurangan cairan

b. Kriteria Hasil: Mendemonstrasikan hidrasi adekuat yang

dibutuhkan oleh tanda stabil, haluaran urine secara individu dan

kadar elektrolit dalam batas normal

c. Intervensi:

1. Pantau tanda-tanda vital

Rasional: Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi takikardi

Rasional: Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi atau volume

sirkulasi yang adekuat

2. Pantau suhu warna kulit atau kelebabnya

Rasional: Demam dengan kulit kemerahan, kering mungkin sebagai

cerminan dan dehidrasi

3. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran

mukosa

Rasional: Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume

sirkulasi yang daekuat

4. Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urine Rasional:

Memberikan perkiraan kebutuhan atau cairan pengganti, fungsi

ginjal dan keefektifan dan terapi yang diberikan.


2) Nutrsi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang

tidak adekuat.

a. Tujuan: Pemasukan nutrisi adekuat

b. Kriteria Hasil:

-Mencerna jumlah kalori atau nutrisi yang tepat

-Menunjukan tingkat energi biasanya

Mendemonstrasikan berat badan stabil atau penambahan

kearah rentang yang diinginkan dengan nialai laboratorium

normal

c. Intervensi:

1. Observasi tanda-tanda hipoglikemia, seperti: perubahan

tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, derajat nadi

cepat, lapar, peka ransangan, cemas, sakit kepala,

pusing, sempoyongan

Rasional: Karena metabolisme karbohidrat mulai terjadi

9gula darh berkurang, semacam tetap diberikan insulin

maka hipoglikemi dapat terjadi)

2. Timbang BB setiap hari satau sesuai dengan indikasi

Rasional: Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat

3. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/

Perut kembung, mual, muntahan makan, yang belum

sempat dicerna
Rasional: Hiperglikemia dan gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit dapat menurunkan mobilitas/

fungsi lambung

4. Tentukan program diit dan pola malkan pasien dan

bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan

pasien

Rasional: Mengidentifikasi kekurangan atau

penyimpanan dari kebutuhan therapeutik

5. Indikasi makan yang disukai/ dikehendaki termasuk

kebutuhan etnik

Rasional: Jika makanan yang disukai pasien dapat

dimasukkan dalam perencanaan makan

3) Integritas kulit berhubungan dengan perubahan aliran darah dan

nutrisi ke jantung

a. Tujuan: Integritas kembali keadaan sebelum sakit

b. Kriteria Hasil: -Berkurangnya radang dan jaringan

nekrosis

c. Intervensi:

1. Kaji kedalaman luka dan proses penyembuhan

Rasional: Mengetahui seberapa luas dan keruskan

jaringan

2. Lakuka perawatan luka dengan tekin aseptik


Rasional: Mengurangi terjadinya resiko infeksi

3. Jaga kebrsihan luka dalam aktivita pasien

Rasional: Membantu memenuhi kebutuhan

4. Kolaboasi dengan dokter pemberian untuk

pemberian obat

4) Kelemahan berhubungan dengan perubahan sirkulasi darah

a. Tujuan: Integritas kembali keadaan sebelum sakit

b. Kriteria Hasil: -Berkurangnya radang dan jaringan

nekrosis

c. Intervensi:

1. Ukur TTV

Rasional: Memantau KU pasien

2. Identifikasi aktivitas yang menimbulkan

Rasional: Mempermuda pasien untu melakukan aktivitas

3. Libatkan keluarga dalam aktivitas pasien

Rasional: Membantu memenuhi kebutuhan

5 .Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya

informasi mengenai prognosis penyakit

a. Tujuan: Paien menyatakan pemahaman tentang penyakit

b. Kriteria Hasil:
- Mengidentifikasi hubungan tanda/ gejala dengan proses

penyakit dan menghubungkan gejala dengan faktor

penyebab

- Dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan

menjelasan rasional tindakan

- Melakukan perubahan gaya hidup dan berparisipasi dalam

program pengobatan

c. Intervensi:

1. Ciptakan lingkungan saling percaya dengan mendengarkan

penuh perhatian dan selalu ada untuk pasien

Rasional: Menanggapi dan meperhatikan perlu diciptakan

sebelum pasien bersedia mengambil bagian dalam proses

belajar

2. Diskusikan topik-topik utama seperti apakah kadar glukosa

normal itu dan bagaimana hal tersebut dibandingkan

dengan kadar gula darah pasien, tipe DM yang dialami

pasien hubungan anatara kekurangan insulin dengan kadar

gual darah yang tertinggi.

Rasional: Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien

dapat membuat pertimbangan dalam memilih gaya hidup

3. Menganjurkan pasien untuk rutin melakukan pemriksaan

gula darah dan instruksikan pasien untuk pemeriksaan


keton urinnya jika glukosa darah lebih tinggi dari 250

mg/dl

SOAL KASUS
4. Seorang wanita umur 50 thn MRS karena luka lama sembuh, mudah lelah dan merasa tak
bertenaga. BB: 75 Kg, TB: 152 Cm, TD: 110/80Mmhg, N: 86x/m, R: 20x/m, S: 37.5’C, Gula
darah sewaktu 250 mg/dl.
Diagnosa Medis: DM

Asuhan Keperawatan Pada Paien Diabetes Melitus

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama : Ny. J.L

Umur : 50 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Menikah

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SMA

Alamat : Kawangkoan Satu ( Tondegesan induk)

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn . R.L

Umur : 53 Tahun

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Kawangkoan ( Tondegesan induk)


Hub dengan pasien : Suami

2. Riwayat Penyakit

a) Keluhan Utama

Pasien mengatakan mengatakan luka lama sembuh, pasien mudah lelah


merasa seperti tidak bertenaga

b) Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan datang ke IGD Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi


pada selasa 8 juni 2020 di antar oleh keluarganya pada saat dikaji
Pasien mengatakan luka lama sembuh, pasien mudah lelah mersa tidak
bertenaga
.

c) Riwayat Penyakit Dahulu

Keluarga paien mengatakan 3 minggu yang lalu Ny. R pernah dirawat


dirumah sakit robert wolter mongisidi juga dengan penyakit yang sama
diabetes meitus selama 3 hari.

d) Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan dalam keluarga tidaka ada yang mempubyai penyakit


seperti yang di alami pasien.

3. Pola Kesehatan Fungsional

Pola Gordon

 Pola Persepsi Dan Manajemen Kesehatan

Sebelum Sakit: Pasien mengatakan tidak bisa menjaga pola makan dan
sering sekali minum minuman yang manis secara berlebihan. Pasien
belum tahu mengenai penyakit diabetes millitus. jika sakit pasien selalu
memeriksakan kesehatanya ke rumah sakit atau klinik terdekat.
Selama sakit: pasien mengatakan cemas akan penyakitnya, pasien
mengatakan ingin cepat pulang dan berkumpul dengan keluarga seperti
biasanya, pasien menuruti pola makan atau diit yang diberikan dirumah
sakit.

 Pola nutrisi / Metabolik

Sebelum Sakit: Pasien biasa makan 3x sehari dengan


menu nasi, lauk pauk, sayur-sayuran dan buah-buahan, pasien menyukai
semua jenis makanan, pasien tidak mempunyai alergi terhadap makanan
tertentu. Pasien minum 8-9 gelas per hari dengan minuman yang
bervariasi seperti air putih, teh manis dan pasien paling suka minum
minuman manis berat badanyan 75 Kg

Selama Sakit: Pasien makan 3x sehari dari rumah sakit dengan makanan
Diit DiabetesTipe II dan tidak dihabisakan ½ porsi. Minum 11-12
gelas/hari dengan minuman yang disediakan keluarga dan Rumah Sakit
dengan jenis
minuman teh tawar dan air putih, berat badannya 71 kg

 Pola Eliminasi

Sebelum Sakit: Pasien mengatakan BAB 2x/hari dengan bau feses khas
konsisten, lunak, tidak ada darah, pasien biasa BAK 6-7 x/hari dengan
karakteristik urine jernih agak kekuningan

Selama Sakit: Pasien mengatakan saat dirawat di rumah sakit pasien BAB
1 kali perhari dengan karakteristik feces lunak berbentuk, bau khas BAK
8-9 kali perhari dengan karakteristik urine kuning jernih, bau khas.

 Pola Aktivitas

Sebelum Sakit: Pasien mengatakan sebelum sakit pasien beraktivitas


secara mandiri dan tidak dibantu orang lain.

Selama Sakit: Pasien mengatakan merasalelah saat setelah melakukan


aktifitas dan melakukan aktifitas dibantu keluarga dan perawat seperti
makan, minum, pergi kekamar mandi dan beraktifitas di tempat tidur.

 Pola Tidur Dan Istirahat

Sebelum Sakit: Pasien mengatakan sebelum dirawat di rumah sakit pasien


biasa tidur 8jam/ hari, klien tidak mempunyai kebiasaan pengantar tidur
klien tidak pernah mengkonsumsi obat sedatif (obat tidur).

Selama Sakit: Pasien mengatakan saat dirawat di rumah sakit pasien tidur
4-5 jam ataulebih /hari karena pasien merasa cemas dengan kondisinya
saat ini dan merasakan pegal-pegal pada daerah paha dan pingang. Pasien
masih bisa tidur karena lebih hanya menghabiskan waktu siang dan malam
di
tempat tidur.

 Pola Perseptual

Penglihatan pasien kurang berfungsi dengan baik karena mengalami


gangguan. Pendengaran, pengecapan dan penciuman, Pasien berfungsi
dengan baik. Sensori, pasien masih mampu membedakan sensori tajam
dan tumpul sekalipun harus dengan tekanan yang kuat

 Pola Persepsi Diri

 Gambaran Diri

Pasien mengatakan klien bisa menerima dengan keadaan fisik


tubuhnya saat ini

 Harga Diri

Pasien mengatakan harga dirinya semakin bertambah karena


keluarganya mendukung dirinya dalam kehamilan sekarang ini.

 Ideal Diri

Pasien mengatakan ingin cepat pulang dan berkumpul dengan


Keluarganya.

 Peran

Pasien mengatakan perannya saat ini adalah sebagai seorang ibu


dan
seorang istri

 Identitas diri

Pasien mengatakan menyadari identitasnya sebagai seorang ibu


dan
seorang istri bagi suaminya.

 Pola Peran Dan hubungan

Sebelum Sakit: Pasien mengatakan perannya saat ini adalah seorang ibu
dan istri darisuaminya. Hubungan pasien dengan orang terdekat tidak
mengalamimasalah. Setelah dirawat di rumah sakit Pasien akan menjaga
kondisinyasaat ini dan akan selalu periksa ke dokter.

Selama Sakit: Saat di rumah sakit pasien juga


berinteraksi baik dengan keluarga pasien lain, perawat dan juga tenaga
medis lainnya.

 Pola Reproduksi Dan Seksualitas

Sebelum sakit: Pasien mengatakan mempnyai 2 orang anak

Selama Sakit: Pasien mengatakan selama sakit kedua anaknya selalu


datang menjenguk
 Pola Manajemen Dan Koping Stress

Sebelum Sakit: Pasien mengatakan apabilah ada masalah pasti di


diskusikan dengan keluarganya dan maupun saudara saudara terdekatnya.

Selama Sakit: Pasien menyeslesaikan maslahnya dengan musyawarah.


Pasien terlihat cemas dan stress akan penyakit yang di deritanya.

 Pola Nilai Dan keyakinan

Sebelum Sakit: Pasien maupun keluarga pasien beragama islam. Mereka


selalu menjalankan
ibadah shalat 5 waktu pasien percaya bahwa segala sesuatu berawal dari
Allah SWT. Dan akan kembali lagi kepada-Nya

Selama Sakit: Pasien tidak pernah menjalankan shalat 5 waktu.

4. Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum: Sedang


 Kesadaran: Compos Mentis

 Tanda-Tanda Vital TD
TD: 110/80
R: 20x/m
S: 37.5’C
Berat Badan sebelum sakit: 75 Kg
Selama Sakit: 71 Kg

5. Pemeriksaan Head To Toe

a) Kepala: Bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan

b) Rambut: warna hitam, bersih, lembab

c) Kulit kepala: bersih, tidak berketombe, tidak ada lesi

d) Mata: mengunakan kaca mata, penglihatan kurang baik, kontungtiva


tidak anemis, sklera tidak ikhterik.

e) Hidung: bersih, tidak ada secret, tidak ada pembesara polip, fungsi
penciuman normal
f) Mulut: lidah bersih, mukosa lembab, tidak ada karang gigi, gusi baik
tidak ada perdarahan

g) Telinga: bersih, simetris, tidak ada gangguan pendengaran

Dada: Paru – Paru:


I: Simetris, Perkembangan dada Kanan – kiri sama
P: Vocal Fremitus kanan dan kiri sama
P: Suara Sonor
A: Bunyi Vesikuler tidak ada hambatan

h) Ekstermitas: Atas: tangan kiri terpasang infuse RL 20 tpm, tidak ada edema

i) Bawah: tidak ada odema, sering kesemutan pada telapak kaki

j) Genetalia: tidak ada kelainan, tidak terpasang DC tidak ada


luka.

k) Anus: tidak terdapat iritasi disekitar anus.


B. Analisa Data
NO
Analisa Data Etiologi Masalah

DS: -Pasien mengatakan luka lama Hiperglikemia Keruaskan


1. sembuh integritas
1. kulit
DO: - Kesadaran: Cm Gangguan
TD:110/80Mmhg sirkulasi
N: 86x/m pembuluh
R: 20x/m darah
S: 37.5’C
-

Suplai darah
ke jaringan
perifer

Luka lama
tidak sembuh

Kerusakan
integritas kulit

2 DS: Pasien mengatakan merasa Pankreas rusak Kelemahan


mudah lelah dan mearsa tak
bertenaga
Defisiensi
DO: Pasien tampak lelah insulin

Penyerapan
glukosa oleh
sel

Produksi
energi
Metabolisme
fisik

Kelemahan

3. DS:-Pasien mengatakan kurang DM Defisit


tahu tentang cara perawatan pengetahua
penyakitnya. n

-Pasien mengatakan pernah dirawat Diit yang tidak


3 minggu yang lalu di rs karena sesuai
penyakit yang sama

DO: -Pasien tampak bertanya-tanya


tentang penyakit yang di deritannya Hiperglikemia
/
-GDS 250 mg/dl Hipoglikemia

Kurang
pengetahuan

C. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan integritas kilit berhubungan dengan penurunan aliran darah dan


nutrisi ke jaringan

2. Kelemahan berhubungan dengan perubahan sirkulasi darah

3. Defisit pengetahuan berhungan dengan kurang terpaparnya informasi


D. Intervensi Keperawatan

No. Tujuan/KH Intervensi Rasional


Dx

1 Setelah dilakukan 1. Kaji kedalaman luka dan proses 1. Mengetahui seberapa luas
tindakan keperawatan penyembuhan dan kerusakan jaringan
selama 3x24jam
diharapkan 2. Lakukan perawatan luka dengan teknik 2. Mengurangi terjadinya
aseptik resiko infeksi
Tujuan: Integritas
kembali keadaan 3. Jaga kebersihan luka dalam aktvitas 3. Membantu memenuhi
sebelum sakit dengan pasien kebutuhan
KH:
4. Kolaborasi dengan dokter untuk 4. Mencegah terjadinya
-Berkurangnya radang pemberian obat infeksi
dan
Jaringan nekrosis

-Warna kulit sama


dengan kulit yang sehat

2 Setelah dilakukan 1. Ukur TTV. 1. Memantau KU pasien.


tindakan keperawatan
selama 3x24 jam 2. Identifikasi aktivitas yang menimbulkan 2. Mempermudah pasien
diharapkan kelelahan. untuk melakukan aktivitas.

Tujuan: Tidak terjadi 3. Libatkan keluarga dalam aktivitas klien. 3. Membantu memenuhi
kelemahan dengan KH: kebutuhan.

- Klien mengatakan ada


peningkatan energi.

- Ada perbaikan dalam


aktivitas

3 Setelah dilakukan 1. Kaji pengetahuan pasien tentang DM. 1. Agar bisa mengetahui
tindakan keperawatan tentang Dm
selama 3x24 jam
diharapkan 2. Beri pendkes tentang penyakit DM. 2. Memberikan informasi
yang sesuai.
Tujuan: Menunjukkan 3. Berikan motivasi pada hidup bersihbdan
perubahan dengan KH: sehat 3. Mengurangi resiko
komplikasi.
pasien tahu lebih
banyak tentang
bagaimana cara
perawatan penyakitnya
E. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

No. Tgl/jam Implementasi Evaluasi


Dx
1 Senin, 8
juni
2020/
1. Mengkaji kedalaman luka S: Pasien mengatakan setelah dilakukan
08.00 dan proses penyembuhan perawatan luka pasien sedikit nyaman
Hasil: Pasien dapat
memahami  
O: Pasien mulai tampak rileks
08.15 2. Melakukan perawatan
luka dengan teknik aseptik
Hasil: Pasien mengerti dan
mampu melakukan A: Masalah belum teratasi
perawatan sendiri
09.25
3. Menjaga kebrsihan luka
dalam aktivitas pasien P: Intervensi dilanjutkan
Hasil: -Pasien mampu
menjaga kerbersihan luka
tetapi masih dibantu keluarga

09.40
4. Mengkolaborasikan
dengan dokter untuk
pemberian obat

Hasil: -RL 20 tpm


-Paracetamo 3x500
mg
-Antacid syrup 3x1
-Clindamycin 2x300
mg
-Diit DM makan biasa
1700 kalori

Senin, 8
2 juni
2020/ S: -Pasien mengatakan masih mudah lelah
1. Mengkur TTV. - Pasien mengatakan setiap mau kekamar
09.50 Hasil: TD: 110/80Mmhg mandi atau butuh apapun selalu dibantu
N: 86x/m suaminya
R: 20x/m
S: 37.5’C
10.00 O: Pasien terlihat hanya tiduran saja
2. Mengidentifikasi aktivitas
yang menimbulkan
kelelahan. A: Masalah teratasi sebagian
Hasil: Pasien dapat
10.15 mengetahui aktivitas apa
yang menimbulkan kelelahan P: Intervensi dilanjutkan
-
3.Melibatkan keluarga dalam
aktivitas pasien
Hasil: Pasien mengerti dan
melakukan apa yang
dikatakan perawat

Senin 8
3 juni
2020/

1. Mengkaji pengetahuan S: Pasien mengatakan belum terlalu paham


10.20 pasien tentang DM. tentang penyakit yang di derita
Hasil: Agar pasien dapat
mengetahui
O: Pasien tampak bertanya-tanya tentang
penyakit nya
10.35 2. Memberikan pendkes
tentang penyakit DM.
Hasil: Pasien memhami dan A: Masalah belum t eratasi
mengetahui tentang penyakit
DM
11.00 P: Intervensidilanjutkan
3. Memberikan motivasi
pada hidup bersih dan sehat
Hasil: Pasien melakuan apa
yang dikatakan perawat
Selasa,
1 09 juni
2020/ S: Pasien mengatakan setelah dilakukan
1. Mengkaji kedalaman luka perawatan luka pasien sedikit nyaman
08.00 dan proses penyembuhan
Hasil: Pasien dapat
memahami   O: Pasien mulai tampak rileks

08.15 A: Masalah Teratasi sebagian


2. Melakukan perawatan luka
dengan teknik aseptik
Hasil: Paien memhami dan
mampu melakukan P: Intervensi dilanjutkan
08.50 perawatan sendiri

3. Menjaga kebrsihan luka


dalam aktivitas pasien
Hasil: Pasien mengerti dan
09.00 melakukan apa yang
dikatakan perawat

Mengkolaborasikan dengan
dokter untuk pemberian obat
Hasil: -RL 20 tpm
-Paracetamo 3x500
mg
-Antacid syrup 3x1
-Clindamycin 2x300
mg
-Diit DM makan biasa
1700 kalori

Selasa, S: -Pasien mengatakan masih mudah lelah


09 juni - Pasien mengatakan setiap mau kekamar
2 2020/ mandi atau butuh apapun selalu dibantu
1. Mengkur TTV. suaminya
09.10 Hasil: TD: 120/80Mmhg
N: 88x/m
R: 19x/m O: Pasien terlihat hanya tiduran saja
S: 36.5’C

A: Masalah teratasi sebagian


2. Mengidentifikasi aktivitas
09.25 yang menimbulkan
kelelahan. P: Intervensi dilanjutkan
Hasil: Pasien dapat
mengetahui aktivitas apa
yang menimbulkan kelelahan

09.45
3.Melibatkan keluarga dalam
aktivitas pasien
Hasil: Pasien mengerti dan
melakukan apa yang
dikatakan perawat

3 Selasa 09
juni
2020/
1. Mengkaji pengetahuan S: Pasien mengatakan belum terlalu paham
10.00 pasien tentang DM. tentang penyakit yang di derita
Hasil: Agar pasien dapat
mengetahui
O: Pasien masih tampak bertanya-tanya tentang
penyakit nya
10.20 2. Memberikan pendkes
tentang penyakit DM.
Hail: Pasien memhami dan A: Masalah belumt eratasi
mengetahui tentang penyakit
DM
11.00 P: Intervensidilanjutkan
3. Memberikan motivasi
pada hidup bersihbdan sehat
Hasil: Pasien melakuan apa
yang dikatakan perawat

1 Kamis,
11 juni
2020/
1. Mengkaji kedalaman luka S: Pasien mengatakan setelah dilakukan
08.00 dan proses penyembuhan perawatan luka pasien merasa nyaman
Hasil: Pasien dapat
memahami  
O: Pasien mulai tampak rileks
08.15 2. Melakukan perawatan
luka dengan teknik aseptik
Hasil: Pasien mengerti dan
mampu melakukan
perawatan sendiri A: Masalah Teratasi sebagian
08.50
3. Menjaga kebrsihan luka
dalam aktivitas pasien
Hasil: -Pasien mampu P: Intervensi dilanjutkan
menjaga kerbersihan luka
tetapi masih dibantu keluarga
09.00
4. Mengkolaborasikan
dengan dokter untuk
pemberian obat

Hasil: -RL 20 tpm


-Paracetamo 3x500
mg
-Antacid syrup 3x1
-Clindamycin 2x300
mg
-Diit DM makan biasa
1700 kalori

2 Kamis,
11 juni
2020/ S: -Pasien mengatakan masih mudah lelah tapi
1. Mengkur TTV. sudah mulai turun dari tempat tidur
09.30 Hasil: TD: 110/80Mmhg - Pasien mengatakan setiap mau kekamar
N: 78x/m mandi atau butuh apapun selalu dibantu
R: 20x/m suaminya
S: 36.5’C

O: Pasien terlihat hanya tiduran saja


2. Mengidentifikasi aktivitas
09.50 yang menimbulkan
kelelahan. A: Masalah teratasi sebagian
Hasil: Pasien dapat
mengetahui aktivitas apa
yang menimbulkan kelelahan P: Intervensi dilanjutkan

10.00
3.Melibatkan keluarga dalam
aktivitas pasien
Hasil: Pasien mengerti dan
melakukan apa yang
dikatakan perawat

3 Kamis,
11 juni
2020
1. Mengkaji pengetahuan S: Pasien mengatakan sekarang tau tentang
10.20 pasien tentang DM. penyakit DM
Hasil: Agar pasien dapat
mengetahui O: Pasien dapat menjelaskan kembali tentang
bagaimana cara merawat luka DM

11.00 2. Memberikan pendkes A: Masalah Teratasi


tentang penyakit DM.
Hail: Pasien memhami dan P: Intervensi dihentikan
mengetahui tentang penyakit
DM
11.45
3. Memberikan motivasi
pada hidup bersihbdan sehat
Hasil: Pasien melakuan apa
yang dikatakan perawat

Anda mungkin juga menyukai