DIABETES MELITUS
Disusun Oleh :
Atika Nurmilanti
NIM. P1337420216017
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELITUS
3) Etiologi
Menurut Nurarif dan Hardhi (2015) penyebab Diabetes Melitus adalah sebagai
berikut :
a. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta
pankreas yang disebabkan oleh faktor genetik penderita tidak mewarisi
diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan
genetik kearah terjadinya diabetes tipe I, faktor imunologi (autoimun), dan
faktor lingkungan yaitu virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang menimbulkan estruksi sel beta.
b. DM tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor
resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II : usia,
obesitas, riwayat dan keluarga.
6) Komplikasi
Komplikasi akut diabetes mellitus menurut Black, 2014
a. Hiperglikemia
Hiperglikemia akibat saat glukosa tidak dapat diangkut ke dalam sel karena
kurangnya insulin. Tanpa tersedianya KH untuk bahan bakar sel, hati
mengubah simpanan glikogennya kembali ke glukosa ( glikogenolisis) dan
meningkatkan biosintesis glukosa (gluconeogenesis). Sayangnya namun,
respon ini memperberat situasi dengan meningkatnya kadar glukosa darah
bahkan lebih tinggi
b. Ketoasidosis
Asidosis metabolic berkembang dari pengaruh asam akibat keton asetaoasetat
dan hidrokisibutirat beta.Konsisi ini disebut ketoasidosis diabetic.Asidosis
berat mungkin menyebabkan klien diabetes kehulangan kesadaran disebut
koma diabetic.Ketoasidosis diabetic selalu dinyatakan sebuah
kegawatdaruratan medis dan memerlukan perhatian medis segera
c. Hipoglikemia
Hipoglikemia (juga dikenal sebagai reaksi insulin atau reaksi hipoglikemi)
adalah ciri umum dari DM tipe 1 dan juga dijumpai di dalam klien DM tipe 2
yang diobati insulin atau obat oral.Kurang hati – hati atau kesalahan sengaja
dalam dosis insulin sering menyebabkan hipoglikemia. Perubahan lain dalam
jadwal makan atau pemberian insulin dapat menyenankan hipoglikemia.
7) Pathway
Defisiensi Insulin
glukoneogenesis hiperglikemia
Kekuranga
ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi
n volume
cairan
Mual
A. ↓p ↓ PH Hemokonsentrasi
muntah
B.
Ketidakseimba Asidosis Trombosis
C.ngan
D. Kurang Koma
Aterosklerosis
Nutrisi Kema
dari kebutuhan tian
Makrovask Mikrovas
tubuh
uler kuler
Reti Ginj
Jant Serebr Ekstremit na al
ung al as
Retinop
Miokard Stro Gangr ati Nefro
Infark ke en diabetik pati
Gaga
Kerusakan l
Ginja
Integritas Kulit Ggn.
l
Penglihatan
Resiko
8) Pemeriksaan Penunjang Injury
9) Penatalaksanaan
Menurut Damayanti (2015) penatalaksanaan dalam penanganan pasien DM
adalah sebagai berikut :
a. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis pada pasien DM meliputi :
1) Obat hipoglikemik oral (OHO)
Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 3 golongan :
a) Pemicu sekresi insulin
b) Penambah sensitivitas terhadap insulin
c) Penghambat alfa glukosidase
2) Insulin
Tujuan terapi insulin adalah menjaga kadar gula darah normal atau
mendekati normal. Pada DM tipe 2, insulin terkadang diperlukan sebagai
terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Pada
pasien DM tipe 2 kadang membutuhkan insulin secara temporer selama
mengalami sakit, infeksi, kehamilan, pembedahan atau beberapa kejadian
stress lainnya.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Tujuan utama terapi diabetes adalah menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah untuk mengurangi komplikasi yang ditimbulkan akibat
DM. Ada lima komponen penatalaksanaan diabetes:
1) Manajemen Diet
Tujuan penatalaksanaan diet pada pasien DM antara lain : mencapai
dan mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid mendekati normal,
mencapai dan mempertahankan berat badan dalam batas-batas normal,
mencegah komplikasi akut dan kronik, serta meningkatkan kualitas hidup.
2) Latihan Fisik (Olah Raga)
Manfaat latihan fisik adalah menurunkan kadar glukosa darah dengan
meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian
insulin, memperbaiki sirkulasi darah dan tonus otot. Latihan fisik yang
dimaksud adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan dasar misalnya
jalan, joging, berenang, bersepeda, senam.
3) Pemantauan (Monitoring) kadar gula darah
Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri atau self-monitoring
blood glucose (SMBG) memungkinkan untuk deteksi dan mencegah
hiperglikemia atau hipoglikemia, pada akhirnya akan mengurangi
komplikasi diabetik jangka panjang.
c. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan pada pasien DM diperlukan karena
penatalaksanaan DM memerlukan perilaku penanganan yang khusus
seumur hidup. Pasien tidak hanya belajar keterampilan untuk merawat diri
sendiri guna menghindari fluktuasi kadar glukosa darah yang mendadak,
tetapi juga harus memiliki perilaku preventif dalam gaya hidup untuk
menghindari komplikasi diabetik jangka panjang.
B. Konsep Keperawatan
1) Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat ;
Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan , kram otot, tonus otot menurun,
Gangguan tidur dan istirahat, takikardi dan takipnea, letargi, disorientasi,
koma, penurunan kekuatan otot
b. Sirkulasi ;
Adanya riwayat hipertensi, MCI
Klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas
Ulkus, penyembuhan luka lama
Takikardi, perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun/tak ada, disritmia, krekles
Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
c. Integritas ego;
Stres, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi Ansietas, peka rangsang
d. Eliminasi ;
Poliuri, nokturia, disuria, sulit brkemih, ISK baru atau berulang
Diare, nyeri tekan abdomen
Urin encer, pucat, kuning, atau berkabut dan berbau bila ada infeksi
Bising usus melemah atau turun, terjadi hiperaktif ( diare ), abdomen keras,
adanya asites
e. Makanan / cairan ;
Anoreksia, mual, muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa
/ karbohidrat
Penurunan berat badan
Haus dan lapar terus, penggunaan diuretic ( Tiazid ), kekakuan / distensi
abdomen
Kulit kering bersisik, turgor kulit jelek, bau halitosis / manis, bau buah (nafas
aseton ).
f. Neurosensori :
Pusing, pening, sakit kepala
Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parastesia, gangguan penglihatan,
disorientasi, mengantuk, stupor / koma , gangguan memori ( baru, masa lalu ),
kacau mental, reflek tendon dalam menurun/koma, aktifitas kejang
g. Nyeri / kenyamanan ;
Abdomen tegang/nyeri, wajah meringis, palpitasi
h. Pernafasan ;
Batuk, dan ada purulen, jika terjadi infeksi
Frekuensi pernafasan meningkat, merasa kekurangan oksigen
i. Keamanan ;
Kulit kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak, lesi, ulserasi, menurunnya kekuatan
umum / rentang gerak, parestesia/ paralysis otot, termasuk otot-otot
pernafasan,( jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam) ,demam,
diaphoresis
2) Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sensasi akibat diabetes
mellitus (00046)
b. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis diabetes mellitus (00004)
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia: intake makanan yang tidak adekuat (00002)
d. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
aktif (00027)
3) Perencanaan Tindakan
No. Diagnosa Rencana Perawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
4) Evaluasi
a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sensasi akibat diabetes
mellitus dapat teratasi/berkurang
b. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis diabetes mellitus dapat
teratasi/berkurang
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia: intake makanan yang tidak adekuat dapat teratasi
d. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
aktif dapat teratasi
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta: Mocomedia.
Medika.
LeMone, Burken & Bauldoff. (2017). Keperawatan medikal bedah (gangguan endokrin).
Jakarta: EGC.
Yogyakarta: Mocomedia.
2017.Jakarta: EGC.
(http://www.searo.who.int/indonesia/topics/8-whd2016-diabetes-factsand-numbers-
indonesian)