Disusun Oleh:
Adimas Hersetiawan
16/400071/TK/45085
ii
4.2. Kekurangan dan Kelebihan Mesin CNC dan Konvensional ........ 43
4.3. Gambar Teknik, Coding, dan Justifikasi Coding Permesinan TU –
2A ............................................................................................................. 45
4.3.1. Gambar Teknik Benda Kerja ............................................... 46
4.3.2. Coding dan Justifikasi TU – 2A ........................................... 46
4.4. Gambar Teknik, Coding, dan Justifikasi Coding Permesinan TU –
3A ............................................................................................................. 50
4.4.1. Gambar Teknik Benda Kerja ............................................... 51
4.4.2. Coding dan Justifikasi TU – 3A ........................................... 52
4.5. Gambar Teknik, Coding, dan Justifikasi Coding Permesinan
Benda Kerja Takehome ........................................................................... 55
4.5.1 Gambar Teknik Benda Kerja ................................................ 56
4.5.2. Coding dan Justifikasi TU – 3A ........................................... 56
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 59
5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 59
5.2. Saran ................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 61
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 62
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 4.4 Gambar Teknik Benda Kerja Hasil Permesinan CNC TU – 3A ...... 51
Gambar 4.5 Gambar Teknik Benda Kerja Takehome .......................................... 56
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
praktikan dapat mengetahui dan memahami bagian – bagian mesin CNC, cara kerja
mesin CNC, dan langkah – langkah dalam mengoperasikan mesin CNC.. Sehingga,
praktian dapat mengetahui proses manufaktur yang efektif dan efisien untuk
kedepannya.
4
5
a. Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhdap smbu putar.
b. Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejaajr sumbu putar.
a. Bagian Mekanik
a) Motor utama
9
b) Eretan
Eretan adalah gerak persum-buan jalannya mesin. Untuk
Mesin Bubut CNC TU-2A dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
sebagai berikut (DwiyoHaan, 2018):
Eretan memanjang (sumbu Z) dengan jarak lintasan 0–300
mm.
10
c) Step Motor
Step Motor berfungsi untuk menggerakan eretan, dimana
eretan bergerak pada sumbu X dan Sumbu Z. Tiap – tiap sumbu
eretan memiliki step motor tersendiri, Adapan data teknik step motor
sebagai berikut (DwiyoHaan, 2018):
Jumlah putaran 72 langkah
Momen putaran 0,5 Nm
Kecepatan gerakan: gerakan cepat maksimum 700
mm/menit, gerakan operasi manual 5 – 500 mm/menit, dan
gerakan operasi mesin CNC terprogram 2 – 499 mm/menit.
11
e) Pencekam
Pencekam atau Chuck pada mesin bubut berfungsi untuk
menjepit benda kerja saat proses pemakanan berlangsung.
Kecepatan spindel dari mesin CNC TU – 2A diatur menggunakan
transmisi sabuk. Pada sistem transmisi dibagi menjadi 6 transmisi
penggerak.
f) Meja Mesin
Meja mesin atau Sliding Bed merupakan tampat bergerak
eretan memanjang atau gerakan sumbu Z, dimana sumbu Z
bertumpu pada sliding bed ini. Jika kondisi sliding bed haus, maka
hasil pembubutan tidak akan maksimal atau rusak. Untuk menjaga
kondisi sliding bed, maka perlu dijaga kebersihan sliding beddari
debu atau beram hasil pembubutan. Oleh karena itu, setiap selesai
pengejraan benda kerja meha mesin harus dibersihkan dan diberi
pelumas.
g) Tailstock
Tailsock berfungsi sebagai tempat pemasangan senter putar
pada saat proses pembubutan benda kerja yang relatif panjang. Pada
Tailstock dapat dipasang pencekam bor, dengan diameter mata bor
maksimum 8 mm. Untuk mata bor dengan diameter lebih dari 8 mm,
dimana ekor mata bor harus memenuhi syarat ketirusan
(DwiyoHaan, 2018).
14
b. Bagian Pengendali
Bagian pengendali merupakan tempat kontrol mesin CNC yang
berisikan tombol – tombol dan skalar serta dilengkapi dengan monitor.
Bagian pengendali merupakan unsur layanan langsung yang berhubungan
dengan operator (DwiyoHaan, 2018).
1. Saklar Utama
2. Lampu Kontrol Skalar Utama
3. Tombol Emergensi
4. Display/Sajian Putaran Spindel Utama (Display RPM)
5. Saklar pengatur kecepatan sumbu utama
6. Amperemeter
7. Skalar Untuk Memilih Satuan Metric atau Inch
8. Slot Disk Drive
9. Skalar Untuk Pemindah Operasi Manual atau CNC (H=hand/manual,
C=CNC)
10. Lampu Control Pelayanan CNC
11. Tombol Start Untuk Eksekusi Program CNC
12. Tombol Masukan Untuk Pelayanan CNC
13. Display Untuk Penunjuka Harga Masing – Masing Fungsi (X, Z, F, H, dll)
14. Fungsi Kode Huruf Untuk Masukan Program CNC
15. Saklar layanan Sumbu Utama
16. Saklar Pengatur Asutan
17. Tombol Koordinat Sumbu X, Z
c) Emergency Siwtch
Emergency switch merupakan tombol yang digunakan untuk
memutuskan aliran listrik masik ke kontrol mesin. Hal ini dilakukan
apabila akan terjadi hal – hal yang tidak diinginkan akibat kesalahan
program yang telah dibuat. Jika tombol ini ditekan, maka secara
otomatis program akan hilang.
d) Display RPM
Display RPM merupakan sajian/display petunjuk putaran
RPM spindle utama berfungsi untuk menunjukkan jumlah putaran
mesin yang disetel pada saklar pengaturan kecepatan sumbu utama.
e) Speed Overide
Speed Overide merupakan saklar yang berfungsi untuk
mengatur kecepatan putar alat potong pada sumbu utama. Saklar ini
berfungsi pada layanan CNC maupun manual. Kecepatan putaran
sumbu utama mesin CNC TU – 2A berkisar antara 50 – 3000 RPM
sesuai dengan tabel putaran pada mesin.
Cara pengoperasian skalar pengatur kecepatan sumbu utama
ini adalah saklar pengatur kecepatan sumbu utama diputar ke arah
kanan mendekati angka 100 untuk meningkatkan kecepatan putaran
spindle putar kembali skalar pengatur kecepatan sumbu utama ke
arah kiri mendekati angka 0.
f) Amperemeter
Amperemeter berfungsi untuk menunjukkan beban motor
utama. Besar arus yang aman selama mesin bekerja maksimum 2
18
h) Disk Drive
Disk Drive pada mesin CNC dimaksudkan untuk pelayanan
pengoperasian disket. Dengan pelayanan disket daat dilakukan
proses penyimpanan data dari memori mesin ke dalam memori
disket dan memindah data program dari data ke dalam memori
mesin.
i) Operating Switch
Operating Switch berfungsi untuk mengalihkan layanan
mesin cara manual ke layanan atau sebaliknya. Jika mesin dalam
layanan manual (lampu layanan manual menyala), kemudian kita
19
k) Tombol Start
Tombol Start berfungsi untuk mengeksekusi program secara
otomatis. Tombol start ditekan setelah saklar operasi mesin diputar
ke posisi CNC.
Kode
No. Keterangan
G
22 G89 Siklus Perimeran Dengan Tinggal Diam
23 G90 Pemrograman Absolute
Pemrograman Inkrimintal. Penentuan Titik Referensi atau titik
24 G91
(0, 0, 0)
25 G92 Absolut
26 G94 Asutan dalam mm/min
27 G95 Asutan dalam mm/put
Kedua mesin tersebut memiliki prinsip kerja yang sama, yaitu benda kerja dipasang
pada cekam diam sedangkan alat potong bergerak. Hanya saja, perbedaan dari
kedua mesin tersebut adalah penggunaan kedua mesin tersebut di lapangan. Frais
CNC TU dipergunakan untuk pelatihan dasar pemrograman dan pengoperasian
CNC yang dilengkapi EPS (External Programming System). Sedangkan, Frais
CNC PU digunakan untuk memproduksi massal, dimana pada mesin ini terdapat
sistem pembuka otomatis, pembuangan tatal, dan sebagainya.
1. Bagian Mekanik
a. Motor Utama
Motor utama adalah motor penggerak dari spindel mesin
(rumah alat potong) untuk memutar pisau. Motor ini adalah motor
jenis arus searah (DC) dengan kecepatan yang variabel, identifikasi
dari motor adalah:
i. Jenjang putaran 600 – 4000 put/menit
ii. Tenaga masukan input 500 watt
iii. Tenaga pengeluaran output 300 watt
b. Eretan
26
c. Step Motor
Step motor adalah motor penggerak eretan untuk masing –
masing perseumbuan, yaitu sumbu X, Y, dan Z. Jenis dan ukuran
masing – masing step motor baik untuk eretan pada sumbu X, sumbu
27
f. Ragum
Ragum pada CNC TU – 3A merupakan penjepit benda kerja
pada waktu proses permakanan benda kerja berlangsung. Karena
fungsinya tersebut, makaa alat ini dapat diganti – ganti sesuai
dengan kebutukan benda kerja yang akan dijepit. Umumnya, ragum
dilengkapi dengan stoper yang dapat dipergunakan untuk batas
pegangan benda kerja. Adapun cara kerja ragum ini dengan manual.
2. Bagian Pengendali
Bagian Pengendali atau Bagian Kontrol merupakan box kontrol
mesin CNC yang berisikan tombol – tombol dan skalar yang dilengkai
dengan monitor. Pada box kontrol, terdapat unsur pelayanan lansung
berhubungan dengan operator. Berikut ini adalah bagian dari pengendali
mesin CNC TU – 3A:
a. Saklar Utama
Saklar utama adalah pintu masuk aliran listrik ke kontrol
pengendali mesin. Cara kerja dari saklar utama adalah dengan
mumtar kunci ke posisi 1, sehingga aris listrik masuk ke kontrol
CNC. Kemudian, apabila kunci diputar pada angka 0, maka arus
akan terputus dan mesin akan mati.
c. Tombol Emergensi
Tombol emergensi digunakan untuk memutuskan aliran ke
mesin. Hal ini dilakukan apabila akan terjadi tabrakan akibat kesalah
program. Dengan menekan tombol emergensi, maka aliran listrik
akan terputus dan mesin akan mati. Untuk mengaktifkan kembali
tombol emergensi, putar kunci saklar utama ke arah posisi 0.
Kemudian, putar tombol emergensi ke kanan. Lalu, kunci saklar
utama diputar pada posisi 1, sehingga aliran listrik akan mengalir
kembali.
f. Amperemeter
32
Kode
No. Keterangan
G
9 G40 Membatalkan kompensasi radius pisau
10 G45 Penambahan radius pisau bagian dalam kontur kantong
11 G46 Pengurangan radius dua kali untuk kontur luar
12 G47 Penambahan radius pisau frei dua kali untuk kontur luar
Pengurangan radius pisau dua kali untuk bagian dalam kontur
13 G48
kantong
14 G64 Mematikan arus motor asutan/step motor
15 G65 Pelayanan operasi disket
16 G66 Pelayana dengan transfer computer ke EPS
17 G72 Siklus pengefraisan kantong segi empat
18 G73 Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
19 G81 Siklus pengeboran langsung
20 G82 Siklus pengeboran dengan waktu tinggal diam
21 G83 Siklus pengeboran dengan penarikan tatal
22 G84 Siklus penyayatan ulir
23 G85 Siklus paremarean
24 G89 Siklus paremarean dengan waktu tinggal diam/berhenti sesaat
25 G90 Program absolut
26 G91 Program inkrement
27 G92 Penetapan titik awal posisi program absolut
Kode
No. Keterangan
M
5 M06 Perintah memasukkan data alat potong
6 M17 Perintah kembali ke program utama
7 M30 Program berakhir
Pemberitahuan posisi titik pusat lengkungan yang harus diiris
8 M99 dari titik awal pengrisan. Untuk pengirirsan lingkar, lebih kecil
dari kuadran.
BAB III
METODOLOGI
35
36
38
39
Tabel 4.3 Coding dan Justifikasi Benda Kerja Hasil Permesinan CNC TU – 2A
N G (M) X Z F H Keterangan
N G (M) X Z F H Keterangan
N G (M) X Z F H Keterangan
N G (M) X Z F H Keterangan
N G (M) X Z F H Keterangan
Tabel 4.4 Coding dan Justifikasi Benda Kerja Hasil Permesinan CNC TU – 3A
N G/M X Y Z F Keterangan
Menentukan titik absolut (titik
0 G92 -4700 -4700 200
awal)
Memutar spindle searah jarum
1 M03
jam
Memposisikan alat iris pada
2 G00 -1500 -4700 -50
titik pemakanan
Melakukan pemakanan
permukaan (facing) demgam
3 G01 -1500 4700 -50 100
kedalaman 50 miktometer
dengan kecepatan feeding 100
Memposisikan alat iris pada
4 G00 1500 4700 -50
titik pemakanan
Melakukan pemakanan
permukaan (facing) demgam
5 G01 1500 -4700 -50 100
kedalaman 50 miktometer
dengan kecepatan feeding 100
Memposisikan alat iris pada
6 G00 -4700 -4700 -50
titik pemakanan
Melakukan lompatan ke blok
7
G25 L = 32 nomor 32 awal sub – program
Melakukan lompatan ke blok
8
G25 L = 32 nomor 32 awal sub – program
Melakukan lompatan ke blok
9
G25 L = 32 nomor 32 awal sub – program
Melakukan lompatan ke blok
10
G25 L = 32 nomor 32 awal sub – program
Melakukan lompatan ke blok
11
G25 L = 32 nomor 32 awal sub – program
Melakukan lompatan ke blok
12
G25 L = 32 nomor 32 awal sub – program
Melakukan lompatan ke blok
13
G25 L = 32 nomor 32 awal sub – program
Melakukan lompatan ke blok
14
G25 L = 32 nomor 32 awal sub – program
Memposisikan alat iris pada
15 titik penggantian tool atau alat
G00 -4700 -4700 6000 potong
Memberhentikan putaran
16
M05 spindle
53
N G/M X Y Z F Keterangan
Mengganti tool atau alat potong
ke tool pengganti ke – 1 dengan
radius pisau sebesar 400
mirkometer, kecepatan putar
17
tool pengganti sebesar 800 rpm,
dan selisih jarak antara posisi
awal dengan posisi akhir sebear
M06 D = 400 S = 800 ∆Z = 204 T=1 204 mikrometer.
Memposisikan alat iris pada
18
G00 -4700 -4700 200 titik awal
Memposisikan alat iris pada
19
G00 0 -4700 -50 titik pemakanan
Melakukan lompatan ke blok
20
G25 L = 49 nomor 49 awal sub – program
Melakukan lompatan ke blok
21
G25 L = 49 nomor 49 awal sub – program
Melakukan lompatan ke blok
22
G25 L = 49 nomor 49 awal sub – program
Melakukan lompatan ke blok
23
G25 L = 49 nomor 49 awal sub – program
Melakukan lompatan ke blok
24
G25 L = 49 nomor 49 awal sub – program
Melakukan lompatan ke blok
25
G25 L = 49 nomor 49 awal sub – program
Melakukan lompatan ke blok
26
G25 L = 49 nomor 49 awal sub – program
Melakukan lompatan ke blok
27
G25 L = 49 nomor 49 awal sub – program
Memposisikan alat iris pada
28 titik penggantian tool atau alat
G00 -4700 -4700 6000 potong
Memberhentikan putaran
29
M05 spindle
Mengganti tool atau alat
potong ke tool pengganti ke – 2
dengan radius pisau sebesar
2000 mirkometer, kecepatan
30
putar tool pengganti sebesar
800 rpm, dan selisih jarak
antara posisi awal dengan posisi
M06 D = 2000 S = 800 ∆Z = -204 T=2 akhir sebear (-)204 mikrometer.
Memutar spindle searah jarum
31
M03 jam
54
N G/M X Y Z F Keterangan
Mengembalikan tool ke posisi
32
G00 -4700 -4700 200 awal
33 M30 Mengakhiri program
34 G91 Menentukan titik inkremental
Memposisikan alat iris pada
35
G00 0 0 -50 titik awal
Memposisikan alat iris pada
36
G00 2530 500 -50 titik awal
Melakukan pemakanan
37 diagonal dengan kecepatan
G01 -1224 2606 0 100 feeding 100
Melakukan pemakanan
38 melingkar searah jarum jam
G02 -356 1594 0 80 dengan kecepatan feeding 80
Menentukan posisi titik pusat
lengkungan yang harus
dipotong dari titik awal
39
pengirisan. Untuk pengirisan
lingkaran lebih kecil dari
M99 3394 1594 0 kuadran
Melakukan pemakanan
40 melingkar searah jarum jam
G02 3750 3750 0 80 dengan kecepatan feeding 80
Melakukan pemakanan
41 melingkar searah jarum jam
G02 3750 -3750 0 80 dengan kecepatan feeding 80
Melakukan pemakanan
42 melingkar searah jarum jam
G02 -356 -1594 0 80 dengan kecepatan feeding 80
Menentukan posisi titik pusat
lengkungan yang harus
dipotong dari titik awal
43
pengirisan. Untuk pengirisan
lingkaran lebih kecil dari
M99 3750 0 0 kuadran
Melakukan pemakanan
44 diagonal dengan kecepatan
G01 -1224 -2606 0 100 feeding 100
Melakukan pemakanan lurus
45
G01 -4340 0 0 100 dengan kecepatan feeding 100
Memposisikan alat iris pada
46
G00 -2350 -500 0 titik awal
Mengembalikan ke program
47
M17 utama
55
N G/M X Y Z F Keterangan
48 G91 Menentukan titik inkremental
Memposisikan alat iris pada
49
G00 0 0 -50 titik awal
Melakukan pemakanan lurus
50
G01 0 3700 0 100 dengan kecepatan feeding 100
Melakukan pemakanan
51 melingkar searah jarum jam
G02 -1000 1000 0 80 dengan kecepatan feeding 80
Melakukan pemakanan
52 melingkar searah jarum jam
G02 1000 1000 0 80 dengan kecepatan feeding 80
Melakukan pemakanan
53 melingkar searah jarum jam
G02 1000 -1000 0 80 dengan kecepatan feeding 80
Melakukan pemakanan
54 melingkar searah jarum jam
G02 -1000 -1000 0 80 dengan kecepatan feeding 80
Melakukan pemakanan lurus
55
G01 0 800 0 100 dengan kecepatan feeding 100
Melakukan pemakanan
56 melingkar searah jarum jam
G02 -200 200 0 80 dengan kecepatan feeding 80
Melakukan pemakanan
57 melingkar searah jarum jam
G02 200 200 0 80 dengan kecepatan feeding 80
Melakukan pemakanan
58 melingkar searah jarum jam
G02 200 -200 0 80 dengan kecepatan feeding 80
Melakukan pemakanan
59 melingkar searah jarum jam
G02 -200 -200 0 80 dengan kecepatan feeding 80
Memposisikan alat iris pada
60
G00 0 -4500 0 titik awal
Mengembalikan ke program
61
M17 utama
4.5. Gambar Teknik, Coding, dan Justifikasi Coding Permesinan Benda Kerja
Takehome
Pada tugas takehome, praktikan diminta membuat benda kerja dengan hasil
yang sesuai dengan gambar teknik yang diberikan. Untuk membuat benda kerja
56
Tabel 4.5 Coding dan Justifikasi Benda Kerja Takehome Hasil Permesinan CNC
TU – 3A
N G/M X Y Z F Keterangan
0 G92 -4700 -4700 200 Menentukan titik absolut (titik awal)
1 M03 Memutar spindle searah jarum jam
Memposisikan alat iris pada titik
2 G00 -1500 -4700 -50
pemakanan
57
N G/M X Y Z F Keterangan
N G/M X Y Z F Keterangan
Melakukan pemakanan melingkar searah
20 G02 500 -3500 -150 80
jarum jam dengan kecepatan feeding 80
Melakukan pemakanan lurus dengan
21 G01 -4700 -3500 -150 100
kecepatan feeding 100
Memposisikan alat iris pada titik
22 G00 -4700 0 -200
pemakanan
Melakukan pemakanan lurus dengan
23 G01 -4250 0 -200 100
kecepatan feeding 100
Melakukan pemakanan melingkar searah
24 G02 0 4250 -200 80
jarum jam dengan kecepatan feeding 80
Melakukan pemakanan melingkar searah
25 G02 4250 0 -200 80
jarum jam dengan kecepatan feeding 80
Melakukan pemakanan melingkar searah
26 G02 0 -4250 -200 80
jarum jam dengan kecepatan feeding 80
Melakukan pemakanan melingkar searah
27 G02 -4250 0 -200 80
jarum jam dengan kecepatan feeding 80
28 G00 -4700 0 -200 Mengembalikan alat iris ke titik awal
29 G00 -4700 -4700 200 Mengembalikan alat iris ke titik awal
33 M30 Mengakhiri program
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berasarkan praktikum yang telah dilakukan praktikan, yaitu praktikum
mesin konvensional dan mesin CNC, terdapat beberapa perbedaan yang dirasakan
oleh praktikan selama praktikum. Pada praktikum mesin konvensional praktikan
melakukan proses permesenin dengan menggunakan mesin bubut dan mesin frais,
dimana mesin yang digunakan adalah konvensional. Kedua mesin tersebut
dioperasikan secara langsung oleh praktikan. Berdasarkan praktikum tersebut,
praktikan dapat memberikan kesimpulan bahwa mesin konvensioanl cocok
digunakan untuk level produksi rendah karena mesin tersebut memiliki tingkat
produktivias yang rendah dan set up time yang cukup lama.
Kemudian, pada praktikum mesin CNC pratikan melakukan proses
permesinan dengan menggunakan mesin CNC TU – 2A dan CNC TU – 3A, dimana
mesin yang digunakan merupakan alat latihan dalam mengoperasikan CNC. Kedua
mesin tersebut dioperasikan oleh komputer dengan memasukkan coding terlebih
dahulu. Berdasarkan praktikum tersebut, praktikan dapat memberikan kesimpulan
bahwa mesin CNCN cocok digunakan utnuk level produksi besar atau produksi
massal karena mesin tersebut memiliki tingkat produktivitas yang tinggi dan set up
time yang cukup cepat. Selain itu, mesin tersebut menghasilkan benda kerja dengan
keakuratan yang cukup tinggi. Praktikan juga dapat mengoperasikan beberapa
mesin sekaligus dengan menggunakan coding yang telah disiapkan, sehingga idle
time dapat dikurangi dalam proses produksi. Dari kedua modul tersebut, dapat
dipahami baha kedua mesin tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing –
masing, dimana kelebihan dan kekurangan tersebut dapat disesuaikan dengan
kebutuhan operator.
59
60
5.2. Saran
Berasarkan praktikum yang telah dilakukan praktikan, yaitu praktikum
mesin CNC. Terdapat beberapa saran yang dapat digunakan utnuk memperbaiki
proses permesinan CNC. Berikut ini adalah saran – saran yang dapa digunakan di
praktikum yang akan datang.
1. Praktikan harus memahami materi dan juga software Autodesk Inventor
terlebih dahulu untuk membantu dalam menentukan koordinat yang
dibutuhkan pada saat pembuatan coding mesin CNC.
2. Praktikan harus teliti dalam membuat coding dan menentukan koordinat,
dimana terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam membuat
coding dan menentukan koordinat, seperti posisi jig, fixture, dan alat
potong.
3. Praktikan haru memahami cara kerja dari mesin CNC terlebih dahulu agar
tidak terjadi kesalahan pada saat mengoperasikan mesin CNC, dimana
kesalahan pengoperasian dapat merusak mesin CNC, benda kerja, alat
potong, dan dapat juga membahayakan operator.
4. Praktikan harus mengecek alat iris dan pencekam terlebih dahulu agar tidak
terjadi perubahan posisi pada saat proses permesinan. Selain itu,
pengecekan juga diperlukan untuk menentukan keauasan alat.
DAFTAR PUSTAKA
Adjie. (2010, October 20). Apa sih CNC (Computer Numerical Control) Itu?
Dipetik May 21, 2018, dari http://nugroho.staff.uii.ac.id:
http://nugroho.staff.uii.ac.id/2010/10/20/apa-sih-cnc-computer-numerical-
control-itu/
Arwan, Z. (2017, June 13). Bab 4 Pemrograman Mesin Bubut CNC. Dipetik May
21, 2018, dari https://www.slideshare.net:
https://www.slideshare.net/cruzsarwan/bab-4-pemrograman-mesin-bubut-
cnc
DwiyoHaan, A. V. (2018). Prinsip Kerja Dan Bagian Bagian Utama Mesin Bubut
Cnc Tu 2a. Dipetik May 21, 2018, dari https://www.scribd.com:
https://www.scribd.com/doc/294190732/Prinsip-Kerja-Dan-Bagian-
Bagian-Utama-Mesin-Bubut-Cnc-Tu-2a
Dzulqornain, F. (2015, November 7). Prinsip Kerja Mesin CNC. Dipetik May 21,
2018, dari http://www.insinyoer.com: http://www.insinyoer.com/prinsip-
kerja-mesin-cnc/
Rahdiyanta, D. (2018). Bagian - Bagian Utama Mesin CNC TU - 3A. Dipetik May
21, 2018, dari staffnew.uny.ac.id:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569341/pendidikan/bagian-bagian-
utama-mesin-cnc-tu-3a.pdf
61
LAMPIRAN
62
63