Anda di halaman 1dari 39

DASAR-DASAR

HIDROPONIK
HIDROPONIK
Hidroponik adalah
budidaya menanam
dengan memanfaatkan air
tanpa menggunakan
tanah dengan
menekankan pada
pemenuhan kebutuhan
nutrisi bagi tanaman.
Kebutuhan air pada
hidroponik lebih sedikit
daripada kebutuhan air
pada budidaya dengan
tanah.
HIDROPONIK
Hidroponik adalah cara
budidaya tanpa media
tanah; bagian dari pertanian
pada kondisi lingkungan
terkendali (controlled
environment agriculture)
dalam rumah kaca atau
rumah kasa.
Tanaman yang
dibudidayakan secara
hidroponik meliputi golongan
tanaman hortikultura yang
meliputi tanaman sayur,
tanaman buah, tanaman
hias, pertamanan, dan
tanaman obat-obatan.
SISTEM HIDROPONIK
Terdapat 2 Teknik Utama dalam Bercocok Tanam
Hidroponik :

TEKNIK HIDROPONIK
1) Teknik Larutan Statis
2) Teknik Larutan Alir

Teknik Larutan Statis Teknik Larutan Alir


MEDIA
Rock Woll Expanded
Clay

TANAM

Serbuk Kayu
◦ Media tanam inert adalah
media tanam yang tidak
menyediakan unsur hara. Pada
umumnya media tanam inert
Sponge berfungsi sebagai buffer dan
penyangga tanaman.
◦ Terdapat 2 Jenis Media Tanam:
• Media Tanam Organik
• Media Tanam Anorganik
Cocopeat Arang Sekam

MEDIA TANAM
ORGANIK
Vermikulite
Contoh:
Arang Sekam, Serbuk
Akar Pakis
Gergaji,
Cocopeat/Sabut
Kelapa, Akar Pakis,
Vermikulite, Gambut, dll
MEDIA TANAM ORGANIK
KELEBIHAN KEKURANGAN

◦ Kemampuan menyimpan air dan ◦ Kelembaban media cukup tinggi,


nutrisi tinggi rentan serangan jamur, bakteri,
◦ Baik bagi perkembangan maupun virus penyebab penyakit
mikroorganisme bermanfaat
(mikroriza dll) tanaman
◦ Aerasi optimal (porus) ◦ Sterilitas media sulit dijamin
◦ Kemampuan menyangga pH ◦ Tidak permanen, hanya dapat
tinggi digunakan beberapa kali saja,
◦ Sangat cocok bagi secara rutin harus diganti
perkembangan perakaran
◦ Digunakan pada tipe irigasi drip
◦ Lebih ringan
Rockwoll

MEDIA TANAM
ANORGANIK

Zeolite

Contoh:
Perlite, Rockwool, Clay
Granular, Sand, Sponge,
Gravel, Batu Apung, Batu
Perlite
Clay Granular Bata, Batu Karang, dll
MEDIA TANAM ANORGANIK
KELEBIHAN KEKURANGAN

◦ Permanen, dapat dipakai dalam ◦ Bukan media yang baik bagi


jangka waktu yang lama perkembangan organisme
bermanfaat seperti Mikoriza
◦ Porus, aerasi optimal ◦ Media lebih berat, karena
◦ Cepat mengatuskan air, media umumnya berupa batuan
tidak terlalu lembab ◦ Terlalu cepat mengatuskan air,
◦ Sterilitasnya lebih terjamin nutrisi yang diberikan sering terlindi
◦ Jarang digunakan sebagai inang ◦ Kurang baik bagi perkembangan
sistem perakaran
bagi jamur, bakteri, dan virus
MACAM-MACAM
SISTEM HIDROPONIK

◦ Static Solution Culture (kultur


air statis)
◦ Continuous-Flow Solution
Culture, contoh: NFT (Nutrient
Film Technique), DFT (Deep
Flow Technique)
◦ Aeroponics
◦ Passive sub-irrigation
◦ EBB and Flow atau Flood and
Drain Sub-Irrigation
◦ Run to waste
◦ Deep Water Culture
◦ Bubbleponics
◦ Drip, etc
Static Culture
(Rakit Apung)
Teknik bertanam hidroponik
paling sederhana, karena
hanya menggunakan prinsip
penggenangan.
Papan yang digunakan
sebagai tempat untuk
menancapkan tanaman
diberi lubang dan
mengapung di atas
permukaan larutan nutrisi KELEBIHAN KEKURANGAN
dalam suatu bak penampung 1. Biaya operasional lebih murah 1. Oksigen akan susah didapatkan
atau kolam sehingga akar 2. Lebih mudah dan hemat tanaman tanpa bantuan alat
tanaman terapung atau tempat (airstone)
terendam dalam larutan 3. Tanpa listrik 2. Akar tanaman rentan pembusukan
nutrisi. 4. Suplai air dan nutrisi terus 3. Potensi endapan lebih tinggi
menerus
Penerapan Sistem
Static Culture Rakit Apung
(Rakit Apung)
Larutan nutrisi tidak
disirkulasikan, namun dibiarkan
pada bak penampung dan
dapat digunakan lagi dengan
cara mengontrol kepekatan
larutan Sistem ini mempunyai
beberapa karakteristik seperti
terisolasinya lingkungan
perakaran yang
mengakibatkan fluktuasi suhu
larutan nutrisi lebih rendah,
dapat digunakan di daerah
dengan sumber energi listriknya
terbatas, karena energi yang
dibutuhkan tidak terlalu
tergantung pada energi.
Wick System
(Sistem Sumbu)
Teknik bertanam
hidroponik dengan
membagikan nutrisi
pada tanaman melalui
wick (sumbu/kain
flanel)yang menyerap
air nutrisi tergenang di
dasar penampungan.
Sumbu yang memiliki KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Biaya operasional 1. Air-nutrisi tidak dapat diatur
daya kapiler akan lebih murah dan tersimpan dengan baik
merambatkan air nutrisi 2. Lebih mudah 2. Asupan oksigen kurang
kepada akar tanaman. dan hemat 3. Pertumbuhan lambat
tempat 4. Potensi endapan lebih tinggi
3. Tanpa listrik
Penerapan
Wick System Wick System
(Sistem Sumbu)

Wick sistem merupakan


hidroponik dengan
menggunakan sumbu
untuk membantu
tanaman dalam
menyerap air nutrisi dari
wadah tampung.
Aeroponic
(Sistem Spray)

▪ Teknik bertanam
hidroponik dengan
membagikan nutrisi pada
tanaman melalui sprayer
(pengkabutan)air-nutrisi.
▪ Air-nutrisi yang dispray
akan diserap oleh akar
tanaman.
KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Tidak perlu menyiram 1. Biaya operasional mahal
2. Lebih hemat air-nutrisi 2. Sangat bergantung listrik
3. Nutrisi mudah diserap 3. Butuh instalasi pengolahan air
4. Suplai air dan nutrisi terus menerus
Aeroponic
(Sistem Spray)
• Aeroponik termasuk jenis alat
yang cukup mahal karena
membutuhkan bahan-bahan
yang mahal, namun prinsip
kerjanya sederhana yaitu air
dan nutrisi yang akan dirserap
tanaman diberikan dalam
bentuk butiran kecil atau
kabut. Pengkabutan ini
berasal dai pompa yang ada
di bak penampungan yang
disemprotkan menggunakan
nozzel sehingga nutrisi yang
diberikan akan lebih cepat
terserap oleh akar tanaman.
• Penyemprotan dilakukan
berdasarkan durasi waktu
yang diatur menggunakan
timer. Penyemprotan
dilakukan ke bagian akar
tanaman yang sengaja
digantung.
◦ Sistem ini mengunakan sistem
pengkabutan nutrisi pada
bagian perakaran tanaman.
◦ Perakaran tanaman
ditempatkan mengantung, dan
dibagian bawah dibuat
semburan nutrisi tipis-tipis
menggunakan pompa

Aeroponic
(Sistem Spray)
EBB and Flow
(flood and drain
sub-irrigation)
Ebb and Flow atau yang sering
disebut dengan Sistem Pasang
Surut, ini merupakan salah satu
alat hidroponik yang unik karena
prinsip kerjanya :
o Tanaman mendapatkan air,
oksigen dan nutrisi melalui aliran
dari bak penampung yang
dipompa melewati media
kemudian membasahi akar
tanaman(pasang), setelah
beberapa waktu air bersama
nutrisi akan turun(surut) kembali
melewati media menuju bak
penampungan. KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Pertukaran oksigen baik 1. Biaya alat mahal
o Waktu pasang dan surut dapat
diatur menggunakan timer 2. Lebih mudah perawatan, 2. Tergantung listrik
sesuai dengan kebutuhan tanpa menyiram 3. Kualitas nutrisi yang disirkulasi
tanaman tersebut, jadi 3. Suplai air, oksigen dan nutrisi tidak sebagus awal
tanaman tidak akan tergenang terus menerus
atau kekurangan air.
EBB and Flow System
(flood and drain sub-irrigation)
Nutrient Film
Technique (NFT)
Teknik bertanam
hidroponik dengan
membagikan nutrisi pada
tanaman melalui aliran air
yang tipis.

KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Asupanoksigen lebih 1. Sangat bergantung
banyak pada listrik
2. Penyebaran nutrisi 2. Tanaman berpotensi
lebih merata layu
3. Pertumbuhan tanaman 3. Biaya produksi lebih
lebih cepat besar
NFT System
Konsep dasar NFT ini adalah
suatu budidaya tanaman
dengan akar tanaman
tumbuh pada lapisan nutrisi
yang dangkal dan tersirkulasi
sehingga tanaman dapat
memperoleh cukup air, nutrisi,
dan oksigen.
Deep Flow
Technique (DFT)
Teknik bertanam
hidroponik dengan
membagikan nutrisi pada
tanaman melalui aliran
air; perbedannya dengan
NFT hanya pada tingkat
kedalaman air nutrisi
(volume air lebih banyak
dan cenderung
menggenang). KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Nutrisi yang terserap lebih 1. Karena tergenang, asupan oksigen
banyak dan optimal karena tidak sebaik NFT
tergenang 2. Nutrisi tidak tersirkulasi baik
2. Menjaga tanaman tidak 3. Potensi endapan lebih tinggi
layu meskipun listrik mati
3. Hemat listrik
Penerapan Sistem
NFT dan DFT
Keuntungan pemakaian NFT dan
DFT antara lain :
✓Dapat memudahkan
pengendalian daerah
perakaran tanaman
✓Kebutuhan air dapat terpenuhi
dengan baik dan mudah
✓Keseragaman nutrisi dan tingkat
konsentrasi larutan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman
dapat disesuaikan dengan
umur dan jenis tanaman
Fertigation/
Drip System
(Irigasi Tetes)
◦ Metode ini menggunakan
prinsip nutrisi diteteskan
kepada media tanam.
◦ Pot-pot diisi dengan media
tanam seperti: cocopeat,
sekam bakar atau
campuran keduanya.
◦ Nutrisi diangkat
menggunakan pompa
yang dialirkan melalui
selang kecil yang
dipasangi dripper. Lama KELEBIHAN KEKURANGAN
tetesan dapat diatur 1. Biaya operasional lebih murah 1. Asupan oksigen kurang bila
2. Lebih mudah hemat tempat media tanam rapat
menggunakan timer,
3. Tanaman terjamin suplai air- 2. Kebutuhan air besar
misalnya lama tetesan 15
nutrisi 3. Tergantung listrik
menit dan tiga kali sehari.
Fertigation/
Drip System
(Irigasi Tetes)
Fertigasi/Drip System
merupakan salah satu jenis
alat hidroponik yang
sederhana karena pada
prinsipnya hanya memberikan
air dan nutrisi dalam bentuk
tetesan yang menetes secara
terus-menerus sepanjang
waktu atau berkala dalam
beberapa kali sehari sesuai
kebutuhan tanaman. Tetesan
diarahkan langsung atau
tepat pada daerah
perakaran tanaman agar
tanaman dapat langsung
menyerap air dan nutrisi yang
diberikan
Dutch Bucket
(Fertigation/Drip)
◦ Metode ini banyak digunakan
untuk menanam tomat.
◦ Pot-pot diisi dengan media tanam
perlite, zeolit atau hidroton.
◦ Nutrisi dialirkan melalui pipa dan
selang kecil menggunakan
pompa.
◦ Air nutrisi mengalir dari permukaan
pot menuju bawah pot mengenai
perakaran tanaman.
◦ Pot bagian bawah tidak
berlubang. Pot dilubangi dibagian
samping dan dipasangi pipa
untuk mengalirkan sisa nutrisi
menunju penampungan.
◦ Nutris dalam penampungan ini
akan dipompakan kembali ke
dalam pot-pot secara terus
menerus.
Syarat Kualitas Air Baku
untuk Hidroponik
1. Kadar Mineral Air Baku ≤ 2. Kadar PH Air Baku 5,5-7,0
100 ppm
Air Baku Disarankan: ◦ Nilai PH air berefek terhadap
kemampuan akar tanaman dalam
◦ Air Destilasi 0 ppm menyerap nutrisi. Hal
◦ Air Hujan 8-12 ppm ini berhubungan dengan kemampuan
sel-sel akar tanaman dalam
◦ Air Tetesan AC 12-50 ppm berinteraksi didalam jaringan tubuh
tanaman dengan garam-garam
◦ Air Isi Ulang 65-100 ppm mineral diluar tubuh tanaman (nutrisi).
◦ Air Sumur maksimal 200 ppm ◦ Nilai PH dibawah 5 akan cenderung
(Bila kadar mineral air baku ≥ asam, dimana hal ini
200 ppm; maka harus dilakukan akan mengakibatkan rusak nya sel-sel
treatment dengan Reverse perakaran tanaman. Begitu juga nilai
Osmose System/RO Filter) PH yang berada diatas 7,5 akan
bersifat basa, dimana akan lebih
mencemari tanaman.
◦ PH = Part of Hydrogen
PERALATAN
BERTANAM
HIDROPONIK
√ Media Tanam (rock woll, expanded
clay, arang sekam, serbuk gergaji,
sponge, sabut kelapa dll)
√ Wadah Tanam (bak plastik, netpot,
rakit apung, bucket dll)
√ Gelas Ukur
√ Nutrient Pump
√ PH & TDS Meter
√ Alat Suntik & Pipet Tetes
√ Kain Flanel/Sumbu
√ Aerator Pump
√ Lap & Sikat Pembersih
√ Lampu UV Daylight
BIBIT HIDROPONIK

Menentukan Kebutuhan Bibit dan


Analisa Ekonomisnya
Menentukan Kebutuhan Bibit
Jenis bibit yang akan ditanam
dengan metode tanam tertentu
Menghitung Analisa Ekonomis
Berapa kebutuhan bibit
Berapa jumlah tanaman
Berapa jumlah panen
PUPUK HIDROPONIK

Menentukan Kebutuhan Pupuk dan


Teknik Penyiraman
Menentukan Kebutuhan Pupuk
Jumlah pupuk yang diberikan sesuai
dengan umur dan jenis tanaman
Unsur-unsur pada pupuk harus sesuai
dengan kebutuhan jenis tanaman
Menghitung Kebutuhan Penyiraman
Berapa luasannya Green House
Berapa volume dan kualitas air baku
Berapa jumlah tanaman
Berapa jumlah volume dan frekuensi
penyiraman per tanaman
PEMBIBITAN
Caranya gunakan media yang
porous seperti arang sekam,
cocopeat, pasir, atau
rockwool ataupun media
yang mudah didapat, siram
setiap hari, jangan sampai
kering/menggenang, tabur
benih pada media, taruh di
tempat terkena cahaya
matahari langsung, setelah
umur 1 minggu mulai beri
nutrisi, pada umur 2 minggu
mulai lakukan penjarangan,
setelah bibit berumur 2-3
minggu (tergantung jenis dan
kondisi bibit) dipindahkan ke
media/alat hidroponik.
PENYIRAMAN
Penyiraman pada pagi hari,
siram pada bagian media
secara perlahan jangan
sampai merusak tanaman.
Volume penyiraman
disesuaikan dan tidak boleh
terjadi genangan. Umur 1-7
hari gunakan air biasa, mulai
umur 8 hari gunakan nutrisi
hidroponik sesuai dosis
anjuran.
PINDAH TANAM
o Lakukan pada umur 3 minggu.
Cabut perlahan dengan alat
bantu, jangan sampai akar
rusak atau luka, setelah itu akar
dicuci bersih dan dipindah ke
alat hidroponik bermedia
(netpot), sertakan media saat
pencabutan bibit jika
menggunakan alat hidroponik
bermedia padat.
o Pindah tanam dilakukan
setelah tanaman mulai
memunculkan daun sejati. Apa
itu daun sejati? Daun yang
memiliki tulang daun, helai
daun. Biasanya saat helai yang
ketiga.
PINDAH TANAM
Sebelum dilakukan pindah tanam,
yaitu :
• Mengisikan media tanam
ke polybag/netpot.
• Transplanting dilakukan dengan
membalikkan pot pembibitan
secara perlahan-lahan dan
menahan permukaannya
dengan tangan kalian,
caranya bibit dijepit diantara
jari telunjuk dan jari tengah.
• Jika pada pembibitan
digunakan polybag, maka
cara transplanting bisa
dilakukan dengan memotong
atau menggunting
dasar polybag secara
horizontal.
PERAWATAN
• Pemangkasan, pemangkasan
dilakukan untuk membuang
cabang-cabang yang tidak
dikehendaki, tunas air atau
cabang yang terkena serangan
penyakit. Pemangkasan dilakukan
untuk meningkatkan
pertumbuhan dan produksi
tanaman.
• Pengikatan, tanaman yang telah
berada di wadah tanam selama
7 hari memerlukan penopang
agar dapat berdiri tegak
sehingga tanaman dapat tumbuh
rapi dan teratur. Penopang
tersebut harus kalian berikan
dengan cara mengikat tanaman
dengan benang rami agar kokoh.
• Penjarangan bunga (pada
tanaman sayuran buah), hal ini
perlu kalian lakukan agar
pertumbuhan buah sama besar,
artinya tidak berbeda-beda
ukuran.
• Pengendalian hama dan
penyakit, kalian dapat melakukan
pengendalian hama agar
tanaman hidroponik kalian bebas
hama dengan menyemprotkan
pestisida atau kalian bisa secara
manual untuk memberantas
hama.
PANEN & PEMASARAN
◦ Pemasaran produk hasil
budidaya tanaman hidroponik
sangat dipengaruhi oleh
perlakuan ketika pasca panen.
Standar harga penjualan
produksi tergantung dari
menarik atau tidaknya produk
yang dihasilkan, terutama dilihat
dari penampilan produk baik
bentuk, warna dan ukuran.
◦ Perlakuan pasca panen sangat
penting karena kualitas produk
tidak semata-mata dari hasil
produksi saja, melainkan sangat
tegantung dan ditentukan oleh
penanganan pasca panen,
kemasan, sistem penyusunan,
metode pengangkutam
maupun selektivitas produk.
◦ Kerusakan produk dapat kalian
minimalisir dengan penanganan
pasca panen yang tepat
sehingga diharapkan dapat
meningkatkan nilai tambah
pada produk yang akan dijual
ke pasaran.
TABEL PERBANDINGAN BERTANAM KONVENSIONAL DENGAN HIDROPONIK

PARAMAMETER KONVENSIONAL HIDROPONIK

1 Lahan Terbatas pada lahan tertentu Tidak terbatas, bisa dilakukan dimana saja
2 Media Tanah perlu diolah Tanpa pengolahan
3 Sterilisasi Media Perlu biaya, waktu, dan tenaga yang besar Lebih sedikit
4 Kandungan hara Sangat bervariasi Seragam, lebih mudah diatur
5 Pemupukan Disebar, perlu jumlah banyak, kurang efisien Dilarutkan, jumlah lebih sedikit, lebih efisien
6 Air Sangat bergantung wilayah Lebih efisien dan lebih sedikit air yang dibutuhkan
7 Jumlah Tanaman Dibatasi oleh akar, hara dan cahaya Dibatasi oleh cahaya
8 Gulma Ada, perlu pengendalian Tidak ada
9 Hama dan Penyakit Banyak Sedikit
10 Tenaga kerja Banyak Sedikit
11 Masa Bero Perlu Tidak perlu
12 Hasil Lebih rendah Lebih tinggi
13 Kualitas Kurang baik ada organisme penggangu tanaman Lebih baik
14 Biaya Rendah Tinggi
15 Teknologi Sederhana Rumit
16 Bahan Banyak tersedia Tersedia di tempat tertentu

Anda mungkin juga menyukai