Anda di halaman 1dari 145

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN : 1
A. Latar Belakang : 1
B. Maksud dan Tujuan : 2
C. Ruang Lingkup : 2
D. Pengertian Umum : 2

BAB II FILOSOFI PERLUASAN PESERTA : 10


A. Peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
: 11
(PBI JK)
B. Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan
: 11
Kesehatan (Non PBI JK)
C. Penduduk yang Didaftarkan oleh Pemerintah Daerah : 14

BAB III PROMOSI BPJS KESEHATAN : 15


A. Definisi : 15
B. Tujuan : 15
C. Sasaran : 15
D. Analisa Kebutuhan Promosi Program JKN-KIS : 16
E. Materi Promosi : 16
1. Prinsip Pembuatan Materi Promosi Program JKN-KIS : 16
2. Kriteria Pemilihan Brand
Ambassador/Influencer/Endorser : 17
3. Teknis Pembuatan Materi Promosi Program JKN-KIS : 17
4. Produksi Materi Promosi Program JKN-KIS : 18
F. Bentuk Promosi : 19
1. Promosi/Sosialisasi Langsung : 19
2. Promosi Tidak Langsung : 20
3. Bentuk Promosi Berdasarkan Khalayak Sasar : 24
4. Bentuk Promosi Berdasarkan Tujuan Promosi : 25
G. Pengadaan Materi : 25
H. Monitoring dan Evaluasi : 26
MEKANISME REKRUTMEN PESERTA PEKERJA PENERIMA
BAB IV : 27
UPAH (PPU)
A. Marketing Plan Rekrutmen Peserta : 27
1. Alur Mekanisme Rekrutmen Peserta Pekerja
: 28
Penerima Upah
B. Strategi Perluasan Kepesertaan : 29
C. Mekanisme Rekrutmen Peserta Pekerja Penerima Upah
: 29
(PPU)
1. PNS/Prajurit/Anggota POLRI : 29
2. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri : 30
3. Kepala Desa dan Perangkat Desa (KP Desa) : 34
4. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) : 35
5. Badan Usaha Swasta : 37
6. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) : 40
D. Alur Kegiatan dan Administrasi Rekrutmen Peserta
: 41
Pekerja Penerima Upah
1. Pengumpulan Data Calon Peserta Pekerja Penerima
Upah : 41
2. Penentuan Badan Usaha Sasaran Untuk dilakukan
kegiatan Perluasan Kepesertaan : 44
3. Kegiatan Perluasan Kepesertaan (Canvassing) : 45
4. Kegiatan Registrasi : 54
5. Surat Keterangan Pendaftaran Badan Usaha dan
Penerbitan Sertifikat Kepesertaan : 63
6. Mutasi Domisili Badan Usaha : 64
7. Penamaan atau Perubahan Nama Badan Usaha : 65
8. Pemutakhiran Data Badan Usaha : 65
9. Ketentuan Melapsekan Badan Usaha : 66
10. Pengaktifan Kembali Atas Entitas Badan Usaha yang
Tidak Beroperasi/Tutup Sementara : 68
11. Relationship Officer (RO) : 69
E. Pelaporan : 69
F. EDABU : 70
1. Aplikasi Edabu : 70
2. Anjungan Mandiri Edabu : 70
MEKANISME REKRUTMEN PESERTA PBPU/BP DAN PD
BAB V : 72
PEMDA
A. Peserta PBPU dan BP : 72
1. Peserta PBPU dan BP (Perorangan) : 73
2. Perluasan Kerja Sama Kanal Pendaftaran Peserta
PBPU dan BP (Perorangan) : 74
3. Optimalisasi Pemanfaatan Kanal Pendaftaran
Peserta (Perorangan) : 75
4. Peserta PBPU dan BP (Kolektif) : 76
5. Tata Cara Rekrutmen PBPU dan BP Kolektif : 80
6. Program Donasi : 82
B. Peserta Penduduk yang Didaftarkan oleh Pemerintah
: 90
Daerah
1. Perjanjian Kerjasama Baru : 90
2. Perjanjian Kerjasama Perpanjangan : 95
3. Penanganan Peserta Penduduk yang Didaftarkan
Oleh Pemerintah Daerah dengan status mutasi : 97
C. Pencapaian Universal Health Coverage : 98
1. Definisi Universal Health Coverage : 98
2. Strategi Pencapaian Indonesia Universal Health
Coverage : 99
3. Dashboard Monitoring Pencapaian UHC : 103
4. Monitoring dan Evaluasi Pencapaian UHC oleh
Kedeputian Wilayah dan Kantor Cabang : 105
5. Tata Kelola Aktivasi Peserta bagi Pemerintah Daerah
yang Telah Mencapai UHC : 105
6. Tindak Lanjut Kedeputian Wilayah dan Kantor
Cabang Paska Dilakukannya Flagging UHC : 109
D. Program PESIAR : 111
1. Definisi : 111
2. Ruang Lingkup : 111
3. Implementasi Program PESIAR : 112
BAB VI PENUTUP : 113
A. Penggunaan Pedoman Perluasan Kepesertaan Program
: 113
JKN-KIS
B. Faktor Pendukung Keberhasilan : 113
C. Revisi dan Penyempurnaan : 113

LAMPIRAN
1. Formulir Pendaftaran Badan Usaha/Badan Hukum
: 116
lainnya
2. Formulir Pendaftaran Pegawai Pemerintah Non
: 117
Pegawai Negeri/Kepala Desa/Perangkat Desa
3. Formulir Pendaftaran Pemerintah Daerah
: 118
Provinsi/Kabupaten/Kota
4. Formulir Pendaftaran PBPU/BP Secara Kolektif oleh
: 119
Badan Hukum
5. Formulir Pendaftaran Donatur Perorangan yang
: 120
Mendaftarkan > 10 Kartu Keluarga
6. Lampiran Daftar Kantor Cabang Badan Usaha : 121
7. Format Laporan Forum Komunikasi dengan
: 122
Pemangku Kepentingan Utama
8. Format Laporan Bimtek dan Supervisi : 122
9. Format Laporan Sosialisasi Toga Toma : 122
10. Format Laporan Sosialisasi Kepada Komunitas : 122
11. Format Laporan PBPU Kolektif : 123
12. Format Laporan Sosialisasi Media Above The Line : 123
13. Format Laporan Sosialisasi Media Below The Line : 123
14. Format Laporan M1 Progres Mingguan BU Potensial : 124
15. Format Laporan M2 Progres Mingguan BU Potensial : 124
16. Format Laporan Canvassing Badan Usaha : 125
17. Format Surat Pengantar Peserta JKN-KIS Penerima
: 126
Donasi
18. Format Pembuatan Hak Akses Aplikasi Kanal
: 127
Pendaftaran Mitra BPJS Kesehatan
19. Format Pakta Integritas Penggunaan Aplikasi
: 129
Pendaftaran Peserta
20. Surat Pernyataan Talent Internal BPJS Kesehatan : 130
21. Surat Keterangan : 131
22. Pakta Integritas Pengadaan : 132
23. Format Surat Pemberitahuan Kepada Peserta Donasi : 134
24. Format Surat Pernyataan Kepastian Validasi Data : 135
25. Format Surat Untuk Pemberitahuan Kepada Donatur : 136
26. Format Surat Pemberitahuan Kepada Peserta : 137
LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
KESEHATAN
NOMOR 71 TAHUN 2018
TENTANG PEDOMAN PERLUASAN
KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL-KARTU INDONESIA
SEHAT

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28H ayat 3
yang berbunyi “Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat”, dibentuklah
Sistem Jaminan Sosial Nasional yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN). UU SJSN secara eksplisit
mengamanatkan bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya
masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. SJSN merupakan suatu tata
cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial yang menurut UU SJSN meliputi: jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja,
jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian.
Sebagai pelaksana jaminan sosial, dibentuklah Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) dengan dasar hukum Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Berdasarkan Undang-Undang tersebut, PT
Askes (Persero) ditetapkan menjadi BPJS Kesehatan yang beroperasi mulai tanggal 1
Januari 2014.
UU SJSN mewajibkan setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia menjadi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Rekrutmen kepersertaan ini merupakan
salah satu target keberhasilan untuk menuju Cakupan Kesehatan Semesta (Universal
Health Coverage). Salah satu tugas BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara Program

1
Jaminan Kesehatan adalah melakukan perluasan kepesertaan sesuai Peraturan Presiden
Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.
Kedeputian Bidang Perluasan Kepesertaan adalah unit kerja yang bertugas untuk
memastikan tercapainya perluasan kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional-
Kartu Indonesia Sehat (Program JKN-KIS). Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka
perlu dilakukan penyusunan Pedoman Perluasan Kepesertaan Program JKN-KIS.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Pedoman Perluasan Kepesertaan Program JKN-KIS dimaksudkan sebagai acuan
dalam melakukan kegiatan perluasan kepesertaan secara optimal, efektif, dan
akuntabel.
2. Tujuan
a. Menjadi panduan dalam upaya perluasan kepesertaan Program JKN-KIS menuju
Universal Health Coverage;
b. Petunjuk administrasi dan pelaksanaan dalam kegiatan pemasaran sosial Program
JKN-KIS.

C. Ruang Lingkup
Pedoman Perluasan Kepesertaan Program JKN-KIS mengatur tentang:
1. Filosofi rekrutmen dan perluasan kepesertaan Program JKN-KIS dan strategi
pengendalian risiko.
2. Mekanisme Pedoman Program JKN-KIS mencakup Promosi JKN-KIS, Perencanaan,
Pelaksanaan, serta Monitoring dan Evaluasi Rekrutmen Peserta Pekerja Penerima
Upah, Peserta Non Pekerja Penerima Upah.

D. Pengertian Umum
1. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar Peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar Iuran Jaminan Kesehatan atau Iuran Jaminan Kesehatannya dibayar oleh
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.

2
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS
Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan kesehatan.
3. Kartu Indonesia Sehat yang selanjutnya disingkat KIS merupakan bentuk identitas
peserta yang paling sedikit memuat nama dan nomor identitas Peserta yang yang
terintegrasi dengan Nomor Identitas Kependudukan, kecuali untuk bayi baru lahir.
4. Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat yang selanjutnya
disebut Program JKN-KIS yaitu program jaminan kesehatan yang diselenggarakan
oleh BPJS Kesehatan dengan identitas kepesertaan berupa Kartu Indonesia Sehat.
5. Universal Health Coverage (UHC) adalah jumlah minimal kepesertaan JKN-KIS 95%
dari populasi Kabupaten/Kota/Provinsi.
6. Badan Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh Badan
Usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari
usaha menengah, yang meliputi usaha Nasional milik Negara atau swasta, usaha
patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia. Dalam
konteks rekrutmen peserta, Badan Usaha besar adalah badan usaha dengan jumlah
pekerja > 100 orang.
7. Badan Usaha Sedang (menengah) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan perorangan atau Badan Usaha yang merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang. Dalam konteks rekrutmen peserta, Badan Usaha sedang adalah
badan usaha dengan jumlah pekerja 20 - 99 orang.
8. Badan Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang-perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar
yang memenuhi kriteria usaha kecil. Dalam konteks rekrutmen peserta, Badan Usaha
kecil adalah badan usaha dengan jumlah pekerja 5 - 19 orang.
9. Badan Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. Dalam konteks rekrutmen
peserta, Badan Usaha mikro adalah badan usaha dengan jumlah pekerja < 5 orang.
3
10. Badan Hukum Lainnya adalah Organisasi sosial, keagamaan, yayasan, koperasi,
LSM, Kedutaan Besar, Konsulat Jenderal, perwakilan negara asing lainnya, dan lain-
lain yang berbadan hukum.
11. Pemerintah Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
12. Kepala Desa adalah Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan
kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga desanya dan melaksanakan tugas
dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
13. Perangkat Desa adalah orang yang berkedudukan sebagai unsur pembantu Kepala
Desa yang tergabung dalam Pemerintahan Desa.
14. Lembaga Legislatif adalah DPR RI/DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota merupakan
lembaga yang bertugas membuat Undang-Undang dan anggotanya dianggap sebagai
perwakilan rakyat.
15. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Termasuk didalamnya Kementerian/Lembaga, dan perangkat
pemerintah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Pusat.
16. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
17. Gaji atau Upah adalah hak Pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari Pemberi Kerja kepada Pekerja yang ditetapkan dan dibayar
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan,
termasuk tunjangan bagi Pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa
yang telah atau akan dilakukan.
18. Iuran Jaminan Kesehatan yang selanjutnya disebut Iuran adalah sejumlah uang
yang dibayarkan secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Daerah untuk program Jaminan Kesehatan.
19. Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak Peserta dan/atau anggota
keluarganya.

4
20. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang selanjutnya disingkat PPNPN
adalah pegawai tidak tetap, pegawai honorer, staf khusus dan pegawai lain yang
dibayarkan oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah.
21. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan
dalam bentuk lain.
22. Buruh Harian Lepas adalah pekerja yang menerima upah harian yang dapat diterima
secara mingguan atau bulanan berdasarkan hasil kerjanya, termasuk juga pekerja
harian yang dibayar berdasarkan volume/hasil kerja yang dilakukan atau secara
borongan.
23. Pekerja Bukan Penerima Upah yang selanjutnya disingkat PBPU adalah setiap
orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri.
24. Bukan pekerja yang selanjutnya disingkat BP adalah setiap orang yang bukan
termasuk kelompok PPU, PBPU, PBI Jaminan Kesehatan, dan penduduk yang
didaftarkan oleh Pemerintah Daerah.
25. Pekerja Penerima Upah yang selanjutnya disingkat PPU adalah setiap orang yang
bekerja pada pemberi kerja dengan menerima gaji atau upah.
26. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau badan
lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja, atau penyelenggara negara yang
mempekerjakan pegawai negeri dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam
bentuk lainnya.
27. Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah adalah Penduduk yang
didaftarkan Pemerintah Daerah, ditetapkan oleh Kepala Daerah dan iurannya
dibayarkan oleh Pemerintah Daerah melalui APBD dengan hak perawatan kelas III
28. PBPU Kolektif adalah peserta PBPU dan BP yang didaftarkan secara berkelompok
yang iurannya dibayarkan oleh Badan Hukum atau perorangan.
29. Warga Negara Asing yang selanjutnya disingkat WNA adalah orang yang berada
atau tinggal di Indonesia baik dalam rangka bekerja atau belajar tetapi tidak ada
pengakuan resmi sebagai warga negara Indonesia.
30. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang selanjutnya disebut PBI
Jaminan Kesehatan adalah fakir miskin dan orang tidak mampu sebagai Peserta
program Jaminan Kesehatan yang iurannya dibayarkan Pemerintah Pusat
menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
5
31. Program Donasi adalah program yang melibatkan partisipasi masyarakat secara
perorangan maupun Badan Hukum yang bertujuan mewujudkan kepeduliannya
kepada masyarakat dilingkungannya melalui pendaftaran dan pembayaran iuran
keluarga atau kelompok menjadi peserta JKN-KIS.
32. Donatur adalah setiap orang atau Badan Hukum yang mendonasikan hartanya dalam
bentuk pendaftaran menjadi peserta JKN-KIS dan pembayaran iuran.
33. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau CSR (Corporate Social Responsibility)
adalah suatu konsep bahwa organisasi memiliki tanggung jawab terhadap seluruh
pemangku kepentingan, yang diantaranya konsumen, karyawan, pemegang saham,
komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang
mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
34. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan, baik pendidikan formal
maupun informal pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu (siswa,
mahasiswa, taruna, warga belajar, pelajar, murid, dan santri).
35. PESIAR (PEtakan, SIsir, Advokasi, dan Registrasi) adalah suatu kegiatan
pemasaran sosial yang terencana dan terkoordinir dalam rangka percepatan
rekrutmen peserta PBPU dan BP untuk mencapai Universal Health Coverage.
36. Relationship Officer adalah petugas BPJS Kesehatan yang bertugas memastikan
terciptanya hubungan baik dengan peserta dan calon peserta untuk memaksimalkan
peluang melalui peningkatan efektivitas dan menjalankan program perluasan peserta,
mencari tahu informasi karakteristik peserta, melakukan kegiatan komunikasi yang
efektif, memastikan penyampaian informasi yang akurat dan konsisten untuk
mendukung pencapaian tujuan organisasi.
37. Sosialisasi adalah proses penyampaian informasi tentang kebijakan publik yang
terkait dengan implementasi program Jaminan Kesehatan kepada masyarakat dan
pemangku kepentingan lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
dapat dipahami dan dilaksanakan.
38. Komunitas adalah kelompok sosial yang terdiri dari individu-individu di dalamnya
yang memiliki lingkungan, kepentingan, ketertarikan, kegitan serta keinginan yang
relatif serupa dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi,
kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa

6
39. Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama dalam ranah BPJS Kesehatan adalah seseorang
yang berpengaruh dan ditokohkan (formal dan informal) oleh lingkungannya dimana
segala tindakan dan ucapannya sangat kuat untuk diikuti oleh masyarakat yang dapat
mendorong/mempengaruhi pendaftaran Peserta sesuai dengan kaidah-kaidah
program jaminan kesehatan yang dikelola BPJS Kesehatan.
40. Above The Line adalah media informasi dengan audiens yang luas dan tidak ada
interaksi langsung dengan audiens.
41. Below The Line adalah media informasi dengan audiens terbatas dan terdapat
interaksi langsung dengan audiens.
42. Through The Line adalah bentuk periklanan yang terintegrasi antara media above
the line dan media below the line.
43. Banner adalah media yang digunakan untuk informasi Jaminan Kesehatan, baik
berupa tulisan, gambar atau kombinasi keduanya, yang umumnya berbentuk potrait
(vertikal), digunakan diluar ruangan maupun didalam ruangan.
44. Iklan Layanan Masyarakat adalah pesan komunikasi pemasaran untuk kepentingan
publik tentang gagasan atau wacana untuk mengubah, memperbaiki atau
meningkatkan sikap atau perilaku mereka (Sumber: Persatuan Perusahaan
Periklanan Indonesia).
45. Leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil yang dilipat dua halaman atau lebih
dan mengandung informasi terkait program Jamina Kesehatan untuk disebarkan
kepada calon peserta/peserta.
46. Media Luar Ruang adalah semua iklan yang menjangkau konsumen ketika mereka
sedang berada di tempat-tempat umum, dalam perjalanan, dalam ruang tunggu, juga
di tempat-tempat terjadi transaksi.
47. Poster adalah plakat berupa informasi Jaminan Kesehatan yang dipasang di tempat
umum.
48. Spanduk adalah sarana/media yang berbentuk kain yang dipasang secara
membentang di pinggir jalan maupun lokasi strategis, berisi informasi atau himbauan
digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi terkait Jaminan Kesehatan
kepada masyarakat.
49. Rating Televisi adalah presentase penonton suatu program televisi dibandingkan
dengan total penonton pada waktu tertentu. Yang diukur melalui rating ini adalah
kuantitas dan bukan kualitas suatu program televisi.
7
50. Share Televisi adalah persentase jumlah penonton pada waktu tertentu pada suatu
stasiun televisi tertentu terhadap total pemirsa di semua stasiun televisi.
51. Data Nielsen adalah data yang berasal dari survei yang dilakukan oleh Perusahaan
Nielsen perusahaan yang bergerak di bidang informasi global serta media dan
berfokus pada suatu penelitian dan melakukan suatu riset dalam memberikan suatu
informasi tentang pemasaran dan konsumen, televisi, serta melakukan riset terhadap
media yang lainnya, seperti riset terhadap bisnis publikasi, trade show dan riset
terhadap dunia online.
52. Awareness JKN-KIS adalah kemampuan calon peserta untuk mengenali atau
mengingat program JKN-KIS yang meliputi nama, gambar/logo, dan slogan.
53. Pemahaman JKN-KIS adalah kemampuan untuk menangkap makna dari Program
JKN-KIS.
54. Media Visual adalah sebuah rangkaian proses penyampaian informasi atau pesan
kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca
oleh indra penglihatan.
55. Media Audio Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi suara dan
gambar.
56. Digital Frame adalah penempatan iklan pada LCD di dalam lift gedung.
57. Focus Media adalah penempatan iklan pada layar LCD yang dipasang di dalam
gedung dan diletakkan dekat lift di lantai dasar gedung.
58. Billboard adalah bentuk promosi iklan luar ruang yang berbentuk seperti poster
namun memiliki ukuran cukup besar, menempel pada bangunan dengan konstruksi
tetap, dipasang di tempat-tempat publik yang ramai seperti jalan raya, pasar, terminal,
stasiun atau lainnya.
59. Videotron adalah bentuk dari reklame digital dengan visual gambar bergerak. Biasa
disebut megatron atau LED Screen Billboard.
60. Baliho adalah media promosi yang digunakan untuk memberitakan informasi kegiatan
maupun iklan. Baliho memiliki ukuran yang lebih kecil dan pemasangannya tidak
serumit Billboard.
61. Media iklan pada kendaraan bermotor adalah pemasangan stiker pada bagian
kendaraan sehingga dapat berpindah-pindah menyasar jalan-jalan yang tidak bisa
dicapai billboard atau videotron.
8
62. Media sosial adalah sarana yang digunakan oleh orang-orang untuk berinteraksi satu
sama lain dengan cara menciptakan, berbagi, serta bertukar informasi dan gagasan
dalam sebuah jaringan dan komunitas virtual (Menurut McGraw Hill Dictionary).
63. Situs Berita Online biasa dikenal juga dengan surat kabar daring adalah surat kabar
yang berbasis di internet.
64. Influencer adalah orang-orang yang punya followers atau audience yang cukup
banyak di media sosial dan mereka punya pengaruh yang kuat terhadap followers
mereka, seperti artis, selebgram, blogger, youtuber, dan lain sebagainya.
65. Endorser adalah pendukung iklan atau yang dikenal juga sebagai bintang iklan dalam
mendukung iklan produknya (Terence A. Shimp 1993:329).
66. Brand Ambassador adalah istilah pemasaran untuk seseorang atau grup yang
dipekerjakan dengan dikontrak oleh sebuah organisasi atau perusahaan untuk
mempromosikan suatu merek dalam bentuk produk atau jasa.
67. Surat Lulus Sensor adalah sebuah surat yang berisikan keterangan legal dari
Lembaga Sensor Film terkait film atau video yang akan dipublikasikan.
68. Lembaga Sensor Film selanjutnya disingkat LSF adalah sebuah lembaga yang
bertugas menetapkan status edar film-film di Indonesia.
69. Ad Libs merupakan iklan yang sudah ditulis scriptnya dan bisa dibacakan oleh
penyiar secara langsung di radio.
70. Talk Show atau gelar wicara adalah suatu jenis acara televisi atau radio yang berupa
perbincangan atau diskusi seorang atau sekelompok orang "tamu" tentang suatu topik
tertentu (atau beragam topik) dengan dipandu oleh pemandu gelar wicara.
71. Display Advertising selanjutnya disingkat Display Ad adalah bentuk periklanan yang
menampilkan objek visual seperti misalnya teks, logo, foto, gambar.
72. Readership adalah jumlah pembaca/tingkat keterbacaan surat kabar/majalah/tabloid.

9
BAB II
FILOSOFI PERLUASAN KEPESERTAAN

Proses rekrutmen merupakan bagian dari proses pemasaran sosial, yaitu proses yang
mengaplikasikan prinsip dan teknik pemasaran untuk menciptakan, mengomunikasikan, serta
menyampaikan nilai-nilai yang bertujuan mempengaruhi perilaku khalayak sasar dalam
memperoleh manfaat dalam hal kesehatan, keamanan, maupun lingkungan. (Philip Kotler,
Nancy Lee dan Michael Rothschild, 2006).
Kegiatan pemasaran sosial ini juga melibatkan proses penjualan. Menurut Hermawan
Kartajaya dalam Blue Print dan Social Marketing BPJS Kesehatan tahun 2013, terdapat tiga
tahapan dalam proses penjualan, yaitu Get, Keep, dan Grow. Tahap get artinya adalah semua
aktivitas yang berkaitan dengan proses mendapatkan atau akuisisi pelanggan. Tahap keep
artinya adalah aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk membina hubungan jangka panjang yang
baik dengan pelanggan. Sementara itu, tahap grow adalah segala aktivitas yang bertujuan
untuk meningkatkan jumlah pendapatan dari pelanggan.
Dalam konteks BPJS Kesehatan, aktivitas selling dapat disebut sebagai:
1. Aktivitas rekrutmen peserta yaitu proses mencari, memberikan informasi dan mengajak
masyarakat untuk menjadi peserta Program JKN-KIS yang meliputi pengenalan produk
hingga proses pengubahan calon peserta menjadi peserta.
2. Advokasi adalah suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi
pemangku kepentingan baik di tingkat pusat maupun daerah, agar memberikan
dukungan kebijakan atau aturan yang dibuat oleh Pemerintah Pusat atau Daerah,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka
mendukung perluasan kepesertaan menuju cakupan semesta.
Pada tahap get, meskipun kepesertaan BPJS Kesehatan bersifat wajib bagi seluruh
masyarakat Indonesia, ada segmen tertentu yang sebelumnya belum menjadi peserta Program
JKN-KIS, sehingga perlu untuk dilakukan aktivitas get customer. Segmen tersebut adalah
kalangan pekerja penerima upah non penyelenggara negara dan sektor informal, yang
mayoritas terdiri dari pedagang, buruh ataupun pekerja yang tidak memiliki ikatan kontrak.
Untuk tahap keep dan grow, BPJS Kesehatan sendiri telah menjalin kerja sama dengan pihak
terkait untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang bertujuan mensosialisasikan Jaminan
Kesehatan Nasional serta merekrut calon peserta.

10
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan,
Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan
di Indonesia, yang telah membayar iuran Jaminan Kesehatan. Kepesertaan JKN-KIS terdiri dari
dua kategori besar, yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan dan Bukan
Penerima Bantuan Iuran (Non PBI) Jaminan Kesehatan.
Melihat penjabaran di atas, Perluasan Kepesertaan merupakan aktivitas merekrut calon
peserta (semua segmen) untuk bergabung menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Proses rekrutmen ini merupakan bagian dari
pemasaran sosial yang dilakukan karena kepesertaannya bersifat wajib dan BPJS Kesehatan
adalah badan hukum nirlaba.

A. Peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK)


Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima
Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 76 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, kepesertaan PBI JK
diperoleh dari data terpadu yang dirinci menurut Provinsi dan Kabupaten/Kota, yang
ditetapkan oleh Menteri Sosial, kemudian disampaikan kepada Menteri Kesehatan untuk
didaftarkan sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dikarenakan PBI Jaminan
Kesehatan segmen kepesertaannya langsung ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan,
maka tata kelola prosedur kepesertaannya diatur tersendiri dalam peraturan terpisah dari
pedoman ini.

B. Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI JK)
Sasaran peserta non PBI JK telah jelas diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 82
Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan yaitu pada:
1. Pekerja Penerima Upah Penyelenggara Negara
Pekerja Penerima Upah adalah setiap orang yang bekerja pada pemberi kerja dengan
menerima gaji atau upah. Yang termasuk kelompok ini adalah:
a. Pegawai Negeri Sipil;
b. Prajurit;
c. Anggota Polri;

11
d. Pejabat Negara, adalah pimpinan dan anggota lembaga negara sebagaimana
dimaksudkan dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dan pejabat negara yang ditentukan oleh Undang-Undang, antara lain (UU Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara):
1) Presiden dan Wakil Presiden;
2) Ketua, wakil ketua, dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat;
3) Ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat;
4) Ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah;
5) Ketua, wakil ketua, ketua muda dan hakim agung pada Mahkamah Agung serta
ketua, wakil ketua, dan hakim pada semua badan peradilan kecuali hakim ad
hoc;
6) Ketua, wakil ketua, dan anggota Mahkamah Konstitusi;
7) Ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan;
8) Ketua, wakil ketua, dan anggota Komisi Yudisial;
9) Ketua dan wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi;
10) Menteri dan jabatan setingkat menteri;
11) Kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang berkedudukan sebagai
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh;
12) Gubernur dan wakil gubernur;
13) Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota; dan
14) Pejabat negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-Undang;
e. Kepala Desa dan Perangkat Desa (KP Desa);
f. Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri (PPNPN), yaitu Pegawai Tidak Tetap,
Pegawai Honorer, Staf Khusus dan pegawai lain yang dibayarkan oleh Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD).
Antara lain yang gajinya bersumber dari APBN:
1) Dokter dan Bidan PTT;
2) Pegawai Tidak tetap pada Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah;
3) Pegawai KPU Pusat dan KPU Prop/Kab/Kota yang berstatus bukan sebagai
PNS;
4) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
5) Pegawai Non PNS Komisi Pemberantasan Korupsi, dan lain-lain.
12
Untuk Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri yang belum termasuk ke dalam
butir di atas, dapat diidentifikasi sebagai PPNPN dengan:
1) Gaji bersumber dari APBN atau APBD;
2) Perhitungan iuran mengacu pada UMK/SBM yang berlaku;
3) Pegawai Non PNS Komisi Pemberantasan Korupsi, dan lain-lain.
Untuk Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri yang belum termasuk ke dalam
butir di atas, dapat diidentifikasi sebagai PPNPN dengan:
1) Gaji bersumber dari APBN atau APBD
2) Perhitungan iuran mengacu pada UMK/SBM yang berlaku
2. Pekerja Penerima Upah Non-Penyelenggara Negara
a. Pegawai BUMN;
b. Pegawai BUMD;
c. Pegawai swasta, terdiri dari pegawai badan usaha mikro, kecil, menengah dan
besar;
d. Pekerja yang tidak termasuk poin a sampai dengan poin c yang menerima Upah,
dengan indikator:
1) Adanya Pemberi kerja;
2) Adanya Pekerja; dan
3) Adanya Hubungan kerja tertulis, sekurang kurangnya memuat keterangan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 63:
a) Nama dan alamat pekerja/buruh;
b) Tanggal mulai bekerja;
c) Jenis pekerjaan; dan
d) Besarnya upah.
e. Pekerja WNA.
3. Pekerja Bukan Penerima Upah
Yaitu setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri. Pekerja Bukan
Penerima Upah tidak mempunyai hubungan kerja tertulis, yang bekerja sendiri, atau
bekerja pada pemberi kerja yang tidak mempunyai izin usaha. Pekerja Bukan Penerima
Upah terdiri atas:
a. Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri;
b. Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah.

13
4. Bukan Pekerja
Mereka yang tergolong dalam kelompok ini adalah:
a. Investor;
b. Pemberi Kerja;
c. Penerima Pensiun.
Penerima Pensiun terdiri dari, pensiunan Pegawai Negeri Sipil, Prajurit, Anggota
Polri, Pejabat Negara, penerima pensiun selain di atas, serta janda, duda atau anak
yatim piatu dari penerima pensiun yang mendapat hak pensiun. Pensiunan selain
PNS, TNI/POLRI, dan Pejabat Negara dibagi menjadi dua:
1) Pensiunan Badan Usaha yang dikelola oleh Yayasan atau lembaga lainnya
Berbadan Hukum, yaitu pensiunan Badan Usaha yang tergabung dalam yayasan
yang telah memiliki akta pendirian. Yayasan ini dapat mendaftarkan anggotanya
secara kolektif, memiliki satu Virtual Account dan dapat memotong langsung
iuran anggotanya.
2) Pensiunan Badan Usaha yang dikelola oleh Yayasan atau lembaga lainnya tidak
Berbadan Hukum, yaitu pensiunan tergabung dalam yayasan yang tidak memiliki
akta pendirian. Yayasan hanya bisa mendaftarkan anggotanya secara kolektif,
namun Virtual Account atas nama masing-masing anggota, dan Yayasan tidak
dapat memotong langsung iuran anggotanya.
d. Veteran;
e. Perintis Kemerdekaan;
f. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan;
g. Bukan Pekerja yang tidak termasuk poin a sampai dengan poin f yang membayar
iuran.

C. Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah


Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah, yang dalam hal ini ditetapkan
oleh Kepala Daerah dan iuran sepenuhnya dibayarkan oleh Pemerintah Daerah melalui
APBD dengan hak perawatan kelas III.

14
BAB III
PROMOSI BPJS KESEHATAN

A. Definisi
Pemasaran sosial merupakan proses yang mengaplikasikan prinsip dan teknik
pemasaran untuk menciptakan, mengomunikasikan, serta menyampaikan nilai-nilai yang
bertujuan mempengaruhi perilaku khalayak sasar dalam memperoleh manfaat dalam hal
kesehatan, keamanan, maupun lingkungan. (Philip Kotler, Nancy Lee dan Michael
Rothschild, 2006). Sedangkan promosi merupakan proses menginformasikan,
membujuk,dan mempengaruhi suatu keputusan pembelian (Boone dan Kurtz, 2002 : 129).
Dalam menyampaikan promosi tentang Program JKN-KIS, BPJS Kesehatan
menggunakan pendekatan pemasaran sosial untuk mempengaruhi perilaku masyarakat
guna meningkatkan awareness dan pemahaman masyarakat, baik yang belum menjadi
peserta maupun yang sudah menjadi Peserta JKN-KIS.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Promosi pemasaran sosial pada Program JKN-KIS bertujuan meningkatkan awareness
(kesadaran) serta pemahaman masyarakat dan stakeholder terhadap Program JKN-KIS
sehingga mendorong masyarakat untuk berperan aktif mempromosikan Program JKN-
KIS.
2. Tujuan Khusus
Promosi pemasaran sosial pada Program JKN-KIS bertujuan mendukung Indikator
Kinerja Utama (IKU) Perluasan Peserta, yaitu:
a. Meningkatkan cakupan peserta;
b. Meningkatkan tingkat pemahaman non peserta.
c. Menjaga sustainable Program JKN-KIS dengan meningkatkan kesehatan
masyarakat melalui pola hidup sehat

C. Sasaran
Agar Promosi Program JKN-KIS berjalan efektif, maka perlu ditentukan sasaran
promosi untuk meningkatkan cakupan kepesertaannya. Khalayak sasar dalam proses
Promosi Program JKN-KIS, yaitu:
15
1. Masyarakat umum yang belum menjadi peserta JKN-KIS;
2. Badan Usaha/Badan Hukum Lainnya yang belum mendaftarkan pegawai dan anggota
keluarganya menjadi peserta JKN-KIS maupun Badan Usaha yang belum mendaftarkan
seluruh karyawan dan anggota keluarganya;
3. Pemerintah Daerah yang belum mendaftarkan penduduknya ke Program JKN-KIS.
4. Perguruan Tinggi dan kelompok masyarakat
Keputusan membeli sebuah produk akan dipengaruhi oleh seberapa besar masyarakat
mengenal/memahami produk yang akan dibelinya. Oleh karena itu, BPJS Kesehatan harus
berusaha menggunakan media yang sering diakses oleh khalayak sasar.

D. Analisa Kebutuhan Promosi Program JKN-KIS


Dalam membuat materi dan memilih bentuk Promosi Program JKN-KIS, Deputi Direksi
Bidang Perluasan Kepesertaan/Asisten Deputi Bidang Promosi/Asisten Deputi Bidang
Monitoring dan Evaluasi/Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan harus membuat
analisa (telaahan/proposal) yang disetujui oleh atasan langsung sesuai kewenangannya.
Analisa memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Menentukan khalayak sasar dengan mempertimbangkan pencapaian cakupan
kepesertaan dan potensi perluasan peserta;
2. Menentukan bentuk promosi;
3. Menentukan jadwal dan lokasi pelaksanaan promosi;
4. Mempertimbangkan ketersediaan anggaran;
5. Mempertimbangkan efektivitas promosi.

E. Materi Promosi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan materi Promosi Program JKN-KIS
adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Pembuatan Materi Promosi Program JKN-KIS
Beberapa prinsip dibawah ini harus menjadi pertimbangan dalam membuat materi
Promosi Program JKN-KIS:
a. Mendukung pencapaian visi BPJS Kesehatan;
b. Mempertimbangkan reputasi BPJS Kesehatan;
c. Berwawasan nasional maupun lokal;

16
d. Promosi yang dibuat harus dapat diterima dan dipahami oleh seluruh lapisan
masyarakat Indonesia dan dapat disesuaikan dengan kearifan lokal daerah masing-
masing;
e. Berlaku untuk publik, masyarakat luas dan bukan golongan tertentu;
f. Mempunyai dampak sosial dan kepentingan tinggi sehingga memperoleh dukungan
media dan instansi terkait;
g. Tidak bernuansa SARA;
h. Tidak bermuatan politis;
i. Tidak menggunakan foto maupun simbol pemangku kepentingan saat periode
kampanye;
j. Tidak menggunakan logo partai politik tertentu;
k. Tidak menggunakan tokoh/talent yang kontroversial.
l. Khusus Kedeputian Bidang Perluasan Kepesertaan proses pembuatan materi
berkoordinasi dengan Kedeputian terkait.

2. Kriteria Pemilihan Brand Ambassador/Influencer/Endorser


Dalam menentukan atau memilih Brand Ambassador/Influencer/Endorser harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Telah menjadi peserta JKN-KIS dengan status kepesertaan aktif;
b. Bersifat perorangan;
c. Tidak pernah terlibat dalam kasus hukum, penyalahgunaan obat-obatan terlarang,
pelanggaran kesusilaan dan SARA;
d. Bersedia menjaga nama baik BPJS Kesehatan;
e. Tidak melakukan kegiatan promosi yang melibatkan lembaga asuransi kesehatan
lain;
f. Tidak terlibat dalam politik praktis dan mempunyai keterkaitan dengan partai politik
tertentu;
g. Memiliki citra dan karakter yang sesuai dengan kebutuhan BPJS Kesehatan.

3. Teknis Pembuatan Materi Promosi Program JKN-KIS


Teknis pembuatan materi Promosi Program JKN-KIS memperhatikan hal-hal berikut:
a. Penggunaan, penempatan, disain, dan warna logo korporat mengacu pada
ketentuan yang berlaku;
17
b. Penggunaan, penempatan, disain, dan warna logo eksternal harus dikoordinasikan
dengan pihak terkait;
c. Menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dimengerti;
d. Tulisan mudah dibaca;
e. Pemakaian talent pihak eksternal (termasuk untuk kepentingan Endorsement Media
Sosial) harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak yang tertuang dalam
kesepakatan kerjasama;
f. Pemakaian talent Duta BPJS Kesehatan harus menggunakan Surat Pernyataan
sesuai format pada lampiran nomor 20;
g. Materi Iklan Layanan Masyarakat (ILM) yang diproduksi oleh pihak ketiga menjadi
hak milik BPJS Kesehatan yang tertuang dalam kesepakatan kerjasama;
h. Materi ILM televisi yang diproduksi harus melewati proses lulus sensor (proses
penerbitan Surat Lulus Sensor merupakan satu kesatuan dengan pengadaan materi
ILM) dari Lembaga Sensor Film yang memuat informasi:
a) Judul Rekaman Video: Iklan Layanan Masyarakat BPJS Kesehatan "judul iklan"
b) Pemilik: BPJS Kesehatan;
i. Pajak ILM mengikuti ketentuan perpajakan yang berlaku.
j. Materi ILM tidak boleh menggunakan atau memakai logo/produk perusahaan lain.

4. Produksi Materi Promosi Program JKN-KIS


a. Materi Promosi Program JKN-KIS dapat diproduksi oleh:
1) Kantor Pusat;
2) Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang (Muatan Lokal);
3) Pihak ketiga yang ditunjuk sesuai ketentuan yang berlaku.
Setiap materi Promosi Program JKN-KIS yang dipublikasikan harus mendapat
persetujuan Kesekretariatan Badan sesuai Peraturan yang berlaku.
b. Materi Promosi Program JKN-KIS dapat berupa:
1) Peningkatan awareness terhadap Program JKN-KIS
Melalui pesan promosi ini, masyarakat hanya sampai pada tahap
"sadar/mengetahui" tentang adanya Program JKN-KIS, sehingga pesan yang
disampaikan harus singkat, eye catching, menarik perhatian khalayak sasar
dalam waktu singkat.

18
2) Perluasan Peserta berisi:
a) Ajakan kepada masyarakat untuk menjadi peserta Program JKN-KIS;
b) Ajakan kepada Badan Usaha/Badan Hukum Lainnya untuk segera
mendaftarkan Pekerja dan anggota keluarga menjadi peserta JKN-KIS;
c) Himbauan kepada Pemerintah Daerah untuk mendaftarkan penduduknya
menjadi peserta JKN-KIS.
3) Peningkatan pemahaman masyarakat tentang Program JKN-KIS
Melalui pesan promosi ini, masyarakat paham bahwa menjadi peserta JKN-KIS
merupakan wujud dari:
a) Melindungi diri dan keluarga di saat sakit, terutama sakit berbiaya mahal
(Protection);
b) Membantu peserta lain yang sakit (Sharing);
c) Ketaatan sebagai warga negara menjalankan Undang-Undang Nomor 40
tahun 2004 (Compliance).
Informasi lain yang disampaikan berupa:
1) Hak dan Kewajiban Peserta;
2) Prosedur Pendaftaran Peserta;
3) Manfaat dan Prosedur Pelayanan Kesehatan Peserta;
4) Iuran dan Kanal Pembayaran.
Informasi di atas dapat disampaikan secara terpisah maupun sekaligus dalam satu
materi promosi. Semua materi Promosi Program JKN-KIS mengusung tagline
"Dengan Gotong Royong Semua Tertolong".

F. Bentuk Promosi
Promosi pemasaran sosial dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu promosi langsung
dan promosi tidak langsung. Pemilihan bentuk promosi yang dilaksanakan dapat
disesuaikan dengan analisa kebutuhan pelaksanaan promosi masing-masing sebagaimana
tercantum dalam poin 3.4.
1. Promosi/Sosialisasi Langsung
Promosi langsung merupakan suatu proses penyampaian pesan dan informasi secara
langsung serta bersifat dua arah kepada calon peserta maupun stakeholder Program
JKN-KIS. Pada promosi langsung, narasumber kegiatan dapat berasal dari internal
maupun eksternal dengan tema mengajak masyarakat untuk menjadi peserta JKN-KIS.
19
2. Promosi Tidak Langsung
Promosi tidak langsung merupakan suatu proses penyampaian pesan dan informasi
kepada calon peserta maupun stakeholder Program JKN-KIS melalui berbagai media,
baik above the line, below the line, maupun through the line.
a. Media Above The Line
Media Above The Line merupakan media informasi dengan audiens yang luas dan
tidak ada interaksi langsung dengan audiens. Pemberian informasi melalui media
above the line memudahkan dalam menjangkau khalayak hingga pelosok yang
belum dapat dijangkau melalui promosi/sosialisasi langsung. Media above the line
antara lain:
1) Televisi
Pada media televisi, bentuk promosi berupa penayangan ILM, baik di stasiun
televisi skala nasional maupun lokal yang memiliki jangkauan luas. Materi ILM
berasal dari Kantor Pusat/Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang menyesuaikan
dengan regulasi yang berlaku serta muatan lokal masing-masing wilayah kerja.
Pemilihan media televisi memperhatikan:
NO KRITERIA PEMILIHAN MEDIA BOBOT
1 Kesesuaian dengan Target audiens; 30%
2 Rating televisi; 20%
3 Share televisi; 20%
4 Jam tayang 10%
5 Program unggulan yang dipilih; 10%
6 Luas jangkauan siar televisi; 10%

20
Untuk Skala dapat menggunakan skalalikert yaitu
1. Sangat tidak sesuai
2. Tidak Sesuai
3. Sesuai
4. Cukup Sesuai
5. Sangat Sesuai
Dalam melakukan kegiatan placement, selain memperhitungkan bobot di atas,
memperhatikan juga ketersediaan anggaran baik di Kantor Pusat, Kedeputian
Wilayah maupun Kantor Cabang.
Saluran televisi terbagi atas:
a) Televisi Terestial
adalah sistem penyiaran televisi yang tidak melibatkan transmisi satelit serta
penonton tidak harus membayar (berlangganan) untuk menikmati siaran.
b) Televisi Berbayar
adalah jasa penyiaran saluran televisi yang dilakukan khusus untuk penonton
yang bersedia membayar (berlangganan) secara berkala.

2) Radio
Pada media radio, bentuk promosi berupa penyiaran radio spot, ad libs, dan talk
show bersama narasumber internal maupun eksternal. Materi ILM radio dapat
berasal dari Kantor Pusat/Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang menyesuaikan
dengan regulasi yang berlaku serta muatan lokal masing-masing wilayah kerja.
Pemilihan radio lokal agar yang memiliki jangkauan luas ke seluruh wilayah
masing-masing dan banyak pendengar.
3) Surat Kabar/Majalah/Tabloid
Pada surat kabar/majalah/tabloid, bentuk promosi berupa pemasangan Display
Ad ILM. Materi ILM dapat berasal dari Kantor Pusat/Kedeputian Wilayah/Kantor
Cabang menyesuaikan regulasi yang berlaku serta muatan lokal masing-masing
wilayah kerja.
Pemilihan surat kabar/majalah/tabloid dengan memperhatikan jumlah oplah
terbanyak, readership terbanyak, serta jangkauan wilayah pembaca yang luas.
Data dapat diperoleh dari lembaga survei resmi, misalnya “Nielsen”.

21
4) Media Luar Ruang
Berupa pemasangan ILM pada media luar ruang, seperti:
a) Spanduk;
b) Baliho;
c) Videotron;
d) Billboard;
e) Focus Media:
 Di ruang tunggu (bandara, stasiun, pelabuhan, gedung perkantoran, dan
lain-lain);
 Di dalam transportasi umum
f) Digital Frame;
g) Media iklan pada kendaraan bermotor;
h) Display (cetak) di dalam transportasi umum, misal pemasangan display pada
overheadbins atau cover seat kendaraan umum;
i) Bioskop;
j) Media luar ruang lainnya.
Materi dapat berasal dari Kantor Pusat/Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang
menyesuaikan regulasi yang berlaku serta muatan lokal masing-masing wilayah
kerja. Materi pada media luar ruang dapat menggunakan informasi yang bersifat
pesan visual (gambar statis) maupun audio visual (video) dengan teks.
Pemasangan media luar ruang memperhatikan efektivitas dan efisiensi, diutamakan
pada lokasi yang banyak dilalui/dibaca khalayak ramai.

b. Media Below The Line


Media below the line adalah media informasi dengan audiens terbatas dan terdapat
interaksi langsung dengan audiens. Media below the line dapat berupa leaflet,
poster, banner yang berisi materi ajakan menjadi peserta JKN-KIS. Materi dapat
berasal dari Kantor Pusat/Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang menyesuaikan
regulasi yang berlaku serta muatan lokal masing-masing wilayah kerja.
Pemberian informasi melalui media below the line dengan memperhatikan
pendistribusian media promosi secara massal ke khalayak sasar, serta penempatan
media promosi di lokasi yang memiliki masyarakat yang belum menjadi peserta JKN-

22
KIS. Selain hal tersebut di atas, media below the line dapat juga berupa souvenir,
booth, dan stiker. Pemasangan stiker campaign yang ditempatkan di belakang kursi
ruang tunggu kantor BPJS Kesehatan supaya dapat dibaca oleh masyarakat ketika
menunggu antrian pada loket pelayanan ditentukan oleh Kantor Pusat.

c. Media Through The Line


Media through the line merupakan bentuk periklanan yang terintegrasi antara media
above the line dan media below the line. Seiring dengan perkembangan teknologi,
media through the line menjadi salah satu media informasi yang efektif menjangkau
seluruh lapisan masyarakat. Bentuk media through the line adalah:
1) Website dan Media Sosial resmi BPJS Kesehatan;
2) Portal/Aplikasi Berita Online
Berupa pemasangan display ads ILM pada situs berita online. Materi display ads
dapat berasal dari Kantor Pusat/Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang
menyesuaikan regulasi yang berlaku serta muatan lokal masing-masing wilayah
kerja.
Alternatif penempatan ILM melalui portal/aplikasi berita online dibagi atas:
a) Desktop : Diakses melalui Web Browser pada PC/Laptop;
b) Mobile : Diakses melalui Web Browser pada Smartphone;
c) Aplikasi : Diakses melalui aplikasi di Smartphone.
Pemilihan media through the line dengan memperhatikan rating media digital
berdasarkan hasil survei lembaga/situs resmi, misal: situs “Alexa”, “Nielsen”, dsb

3) Media Sosial Mitra


Berupa pemasangan ILM pada media sosial mitra, antara lain Facebook, Twitter,
Instagram, Youtube, dan media sosial lainnya. Materi dapat berasal dari Kantor
Pusat/Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang menyesuaikan regulasi yang berlaku
serta muatan lokal masing-masing wilayah kerja.
Pemasangan iklan di media sosial milik public figure, Badan Hukum atau
perorangan dimungkinkan dengan mempertimbangkan kriteria poin D tentang
Analisa Kebutuhan Promosi Program JKN-KIS dan poin E nomor 2 tentang
Kriteria Pemilihan Brand Ambassador/Influencer/Endorser.

23
Dalam menentukan pilihan bentuk promosi yang akan menjadi media informasi
berdasarkan segmen khalayak sasar atau tujuan promosi (awareness/pemahaman)
dapat mempertimbangkan tabel di bawah ini:
3. Bentuk Promosi Berdasarkan Khalayak Sasar

24
4. Bentuk Promosi Berdasarkan Tujuan Promosi
Tujuan
No Jenis Promosi
Awareness Pemahaman
1 Televisi :
a. Iklan V V
b. Talkshow V V
2 Radio
a. Iklan V V
b. Talkshow V V
c. Ad Libs V V
Media Cetak (Surat Kabar, Majalah,
3
Tabloid)
a. Display Ad V V
b. Advertorial V V
Situs Berita Online /Situs Media
4
Sosial
a. Banner V V
b. Video Ad V
5 Media Luar Ruang
a. Spanduk V
b. Baliho V
c. Billboard V
d. Videotron V V
e. Focus media :
- ruang tunggu bandara, stasiun,
V
pelabuhan, gedung perkantoran
- transportasi umum
f. Digital frame V
g. Iklan di Kendaraan Bermotor V
h. Display (cetak) di dalam
V
transportasi umum
i. Bioskop V V
6 Banner V V
7 Poster V V
8 Leaflet V V
9 Souvenir V

G. Pengadaan Materi
Dalam rangka pengadaan materi dan bentuk promosi/media placement mengacu
pada bisnis proses dan pedoman pengadaan barang/jasa serta pertanggungjawaban
keuangan yang berlaku. Selanjutnya membuat pakta integritas sebagaimana lampiran
nomor 22.

25
H. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi promosi dilakukan melalui:
1. Laporan promosi/sosialisasi langsung
Laporan dibuat secara bulanan secara berjenjang dari Kantor Cabang-Kedeputian
Wilayah-Kantor Pusat
2. Laporan promosi tidak langsung
Laporan dibuat secara bulanan secara berjenjang dari kantor Cabang-Kedeputian
Wilayah-Kantor Pusat format lampiran nomor 12 dan 13
3. Survei pemahaman non peserta dan efektivitas Iklan Layanan Masyarakat’
Survei dilakukan oleh Kedeputian Bidang Perluasan Kepesertaan berkoordinasi dengan
Kedeputian Riset dan Pengembangan yang pelaksanaannya dilakukan oleh pihak
ketiga.

26
BAB IV
MEKANISME REKRUTMEN PESERTA PEKERJA PENERIMA UPAH (PPU)
Pada Bab ini akan membahas tentang Mekanisme Rekrutmen Peserta PPU yang
dilakukan baik oleh Kantor Pusat, Kepwil maupun Kantor Cabang dengan besaran gambaran
umum yang tertuang dalam Sub Bab A Marketing Plan.

A. Marketing Plan Rekrutmen Peserta

Gambar 4.1
Marketing Plan Rekrutmen Peserta

Seperti yang telah dijabarkan pada gambar di atas, aktivitas perluasan kepesertaan
dalam hal ini rekrutmen peserta adalah sama untuk Kantor Pusat, Kedeputian Wilayah,
maupun Kantor BPJS Kesehatan. Namun penerapan aktivitas untuk ketiga satuan kerja
(Kantor Pusat, Kedeputian Wilayah, Kantor Cabang, Kantor Kabupaten/Kota) tersebut
dilakukan secara mandiri. Artinya, masing-masing unit menyusun marketing plan sesuai
dengan alur sebagai berikut:

27
1. Alur Mekanisme Rekrutmen Peserta Pekerja Penerima Upah
Tabel 4.1
Alur Mekanisme Rekrutmen Peserta PPU
PENANGGUNG
UNIT INPUT AKTIVITAS PROSES OUTPUT
JAWAB
1. Kerjasama atau
Sinergi dengan
stakeholder: BPS,
BPJS
Ketenagakerjaan,
Kementerian/Lembaga,
data potensi peserta Data BU dan
Asosiasi untuk
segmen PPU Peserta Potensial
mendapatkan data
Potensial
2. Canvassing Badan
Usaha untuk
mendapatkan data Kantor Pusat : Asdep
Potensial Rekrutmen PPU
Kantor Pusat/ Menentukan Badan Daftar BU dan Kedeputian Wilayah :
Kedeputian Usaha sasaran Peserta sasaran Asdep Monev
Wilayah/ Kantor kegiatan perluasan
Data BU dan Peserta Kantor Cabang : Kabid
Cabang Menyiapkan Strategi Strategi perluasan
Potensial Perluasan Kepesertaan
Perluasan Kepesertaan peserta segmen dan Kepatuhan
PPU

Menetapkan target dan


Daftar BU dan Peserta Target dan strategi
strategi perluasan
sasaran perluasan
Kepesertaan

Menentukan Pelaksana Jadwal kegiatan


Target dan strategi
dan jadwal kegiatan perluasan dan
perluasan
perluasan pelaksana

Jadwal kegiatan Pelaksanaan


Peserta Baru
perluasan dan pelaksana Rekrutmen Peserta

28
B. Strategi Perluasan Kepesertaan
Tabel 4.2
Strategi Perluasan Kepesertaan
INDIKATOR KINERJA
NO SASARAN INISIATIF STRATEGI
UTAMA
Meningkatkan kerja sama antar lembaga perijinan dan lembaga lainnya untuk
kemudahan dalam pendaftaran dan sinkronisasi data
Optimalisasi implementasi COB untuk percepatan rekrutmen peserta PPU
Meningkatkan efektivitas data Ketersediaan data potensi
1 Non Penyelenggara negara
potensi Peserta Peserta
Meningkatkan kerja sama lembaga untuk kemudahan data administrasi
pendaftaran (NIK,NPWP)
Mengoptimalkan kebijakan dan validasi data

Meningkatkan kepatuhan program JKN-KIS

Meningkatkan kerja sama antar lembaga perijinan dan lembaga lainnya untuk
kemudahan dalam pendaftaran dan sinkronisasi data
Optimalisasi Komptenesi Tenaga Pemasar
% Realisasi jumlah peserta Optimalisasi implementasi COB untuk percepatan rekrutmen peserta PPU
Meningkatkan Rekrutmen
2 (PPU-BU) terhadap Non Penyelenggara negara
Peserta
perencanaan Meningkatkan kerja sama lembaga untuk kemudahan data administrasi
pendaftaran (NIK,NPWP)

Melakukan forum kemitraan dengan para pemangku kepentingan


Melakukan upaya sosialisasi program JKN-KIS melalui kegiatan pemasaran
sosial
Mengoptimalkan kebijakan dan validasi data
Meningkatkan kepatuhan program JKN-KIS

Meningkatkan kerja sama antar lembaga perijinan dan lembaga lainnya untuk
kemudahan dalam pendaftaran dan sinkronisasi data
Optimalisasi Komptenesi Tenaga Pemasar
% Realisasi jumlah pendapatan
Optimalisasi implementasi COB untuk percepatan rekrutmen peserta PPU
3 Meningkatkan Pendapatan iuran Iuran (PPU-BU) terhadap
Non Penyelenggara negara
perencanaan
Meningkatkan kerja sama lembaga untuk kemudahan data administrasi
pendaftaran (NIK,NPWP)
Melakukan upaya sosialisasi program JKN-KIS melalui kegiatan pemasaran
sosial
Mengoptimalkan kebijakan dan validasi data

C. Mekanisme Rekrutmen Peserta Pekerja Penerima Upah (PPU)


1. PNS/Prajurit/Anggota POLRI
Dalam rangka mengoptimalkan jumlah kepesertaan segmen PPU Penyelenggara
Negara, maka langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Kantor Pusat
1) Berkoordinasi dengan Kedeputian Bidang Kepesertaan untuk mendapatkan data
update PNS Pusat/TNI/POLRI yang belum masuk ke Masterfile Kepesertaan
BPJS Kesehatan dari BKN, Mabes TNI, Mabes POLRI, Kementerian Pertahanan
dan Kementerian Keuangan.

29
2) Berkoordinasi dengan Kedeputian Bidang Kepesertaan untuk melakukan
updating data PNS Pusat/TNI/POLRI ke dalam Masterfile Kepesertaan.
3) Melakukan monitoring dan evaluasi progres realisasi peserta segmen PNS
Pusat/TNI/POLRI.
b. Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang
1) Berkoordinasi dengan Bidang Kepesertaan dan Pelayanan Peserta untuk
mendapatkan data update PNS Daerah/Prajurit/anggota POLRI yang belum
masuk ke Masterfile Kepesertaan BPJS Kesehatan dari Satuan Kerja yang
membidangi Kepegawaian dan Keuangan pada institusi tersebut.
2) Bentuk koordinasi antar bidang adalah penyelenggaraan pertemuan update data
PNS daerah/Prajurit/anggota POLRI
3) Berkoordinasi dengan Bidang Kepesertaan dan Pelayanan Peserta untuk
melakukan updating data PNS Daerah/Prajurit/anggota POLRI ke dalam
Masterfile Kepesertaan.
4) Hasil kegiatan updating data disampaikan ke bidang Perluasan Peserta dan
Kepatuhan.
c. Kantor Kabupaten/Kota
1) Kepala Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Satuan Kerja yang membidangi
Bagian Kepegawaian dan Keuangan Daerah tingkat Kabupaten/Kota untuk
mendapatkan data update PNS Daerah/Prajurit/anggota POLRI yang belum
masuk ke Masterfile Kepesertaan BPJS Kesehatan.
2) Melakukan updating data PNS Daerah/Prajurit/anggota POLRI ke dalam
Masterfile Kepesertaan, hasil kegiatan updating data dilaporkan ke Kantor
Cabang.

2. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN)


Dalam rangka mengoptimalkan jumlah kepesertaan segmen PPNPN, maka langkah
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. PPNPN APBN
1) Kantor Pusat
a) Bekerjasama dengan Kementerian/Lembaga untuk mendapatkan data
potensi PPNPN APBN Kementerian/Lembaga, Struktural/Non Struktural.

30
b) Mengirimkan data potensi PPNPN APBN ke Kedeputian Wilayah/Kantor
Cabang untuk ditindaklanjuti.
c) Iuran PPNPN APBN adalah 5% dari gaji/upah dimana 2% dipotong dari
pekerja dan 3% dibayarkan oleh pemberi kerja.
d) Batas paling rendah gaji/upah per bulan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan besaran Iuran adalah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK)
atau Upah Minimum Provinsi (UMP) dalam hal Pemerintah Daerah tidak
menetapkan upah minimum kabupaten/kota dan batas paling tinggi gaji/upah
per bulan yang digunakan sebagai dasar perhitungan besaran Iuran sebesar
Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah).

2) Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang


a) Asisten Deputi Bidang Monitoring dan Evaluasi/Bidang Perluasan Peserta
dan Kepatuhan Berkoordinasi dengan Satuan Kerja PPNPN APBN sesuai
dengan data yang dikirimkan oleh Kantor Pusat atau hasil rekon dengan
Kantor Cabang.
b) Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan memberikan data hasil koordinasi
dan validasi data pegawai yang sudah dipotong iuran 2% (disetorkan ke kas
negara melalui KPPN dengan MAP 811141) kepada Bidang Kepesertaan
dan Pelayanan Peserta.
c) Asisten Deputi Bidang Monitoring dan Evaluasi/Bidang Perluasan Peserta
dan Kepatuhan melakukan monitoring hasil input data pegawai yang sudah
dipotong iuran 2% dan penambahan anggota keluarganya.

3) Kantor Kabupaten/Kota
a) Kepala Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Satuan Kerja PPNPN APBN
sesuai dengan data yang dikirimkan oleh Kantor Pusat atau hasil rekon
dengan Kantor Cabang.
b) Kepala Kabupaten/Kota memproses data hasil koordinasi validasi data
pegawai yang sudah disetorkan iuran 2% (disetorkan ke kas negara melalui
KPPN dengan MAP 811141).

31
c) Kepala Kabupaten/Kota melakukan monitoring hasil input data pegawai yang
sudah disetorkan iuran 2% dan penambahan anggota keluarganya untuk
dilaporkan ke Kantor Cabang.

b. PPNPN APBD
1) Kantor Pusat
Bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri untuk menerbitkan regulasi
terkait pendaftaran PPNPN APBD di tiap Provinsi/Kabupaten/Kota.
2) Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang
a) Asisten Deputi Bidang Monitoring dan Evaluasi/Bidang Perluasan Peserta
dan Kepatuhan berkoordinasi dengan Satuan Kerja PPNPN APBD.
b) Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan memberikan data hasil koordinasi
dan validasi data pegawai yang sudah dipotong iuran 5% (2% disetorkan ke
kas negara melalui KPPN dengan MAP 811151 dan 3% disetorkan ke kas
negara melalui KPPN dengan MAP 811152) kepada Bidang Kepesertaan
dan Pelayanan Peserta.
c) Asisten Deputi Bidang Monitoring dan Evaluasi/Bidang Perluasan Peserta
dan Kepatuhan Melakukan monitoring hasil input data pegawai yang sudah
dipotong iuran 5% (3% dan 2%) dan penambahan anggota keluarganya.
d) Iuran PPNPN APBD adalah 5% dari gaji/upah dimana 2% dipotong dari
pekerja dan 3% dibayarkan oleh pemberi kerja.
e) Batas paling rendah gaji/upah per bulan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan besaran Iuran adalah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK)
atau Upah Minimum Provinsi (UMP) dalam hal Pemerintah Daerah tidak
menetapkan upah minimum kabupaten/kota dan batas paling tinggi Gaji atau
Upah per bulan yang digunakan sebagai dasar perhitungan besaran Iuran
sebesar Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah).
3) Kantor Kabupaten/Kota
a) Kepala Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Satuan Kerja PPNPN APBD
sesuai dengan data yang dikirimkan oleh Kantor Pusat.
b) Kepala Kabupaten/Kota memproses data hasil koordinasi validasi data
pegawai yang sudah dipotong iuran 5% (2 % disetorkan ke kas negara

32
melalui KPPN dengan MAP 811151 dan 3% disetorkan ke kas negara
melalui KPPN dengan MAP 811152).
c) Kepala Kabupaten/Kota melakukan monitoring hasil input data pegawai yang
sudah dipotong iuran 5% (3% dan 2%) untuk dilaporkan ke Kantor Cabang.

c. Badan Layanan Umum (BLU)


Badan Layanan Umum (BLU) adalah Instansi di lingkungan pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Pegawai BLU terdiri dari PNS, PPNPN dan Pegawai BLU.
Ketentuan kepesertaan untuk pegawai BLU (non PNS dan Non PPNPN) adalah
sebagai berikut:
1) Pegawai BLU adalah pegawai Instansi di lingkungan pemerintah yang upahnya
dibayarkan tidak dari APBN atau APBD tetapi bersumber dari pendapatan
BLU.
2) Besaran iuran peserta progam JKN sebesar 5% dari gaji/upah dimana 2% dari
Pekerja dan 3% dari Pemberi Kerja (BLU).
3) Gaji/upah sebagai dasar perhitungan iuran adalah gaji pokok dan tunjangan
tetap.
4) Batas paling rendah gaji/upah per bulan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan besaran Iuran adalah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) atau
Upah Minimum Provinsi (UMP) dalam hal Pemerintah Daerah tidak
menetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota dan batas paling tinggi gaji/upah
per bulan yang digunakan sebagai dasar perhitungan besaran Iuran sebesar
Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah).
5) Penyetoran Iuran
a) BLU Pusat
- Penyetoran 2% iuran jaminan Kesehatan PPNPN Badan Layanan
Umum ke kode akun 811143.
- Penyetoran 3% iuran jaminan Kesehatan dari pemberi kerja PPNPN
Badan Layanan Umum ke kode akun 811144.

33
b) BLU Daerah
- Penyetoran 2% iuran jaminan Kesehatan PPNPN APBD ke kode akun
811151.
- Penyetoran 3% iuran jaminan Kesehatan dari pemberi kerja PPNPN
APBD ke kode akun 811152.

Dalam rangka mengoptimalkan jumlah kepesertaan segmen Badan Layanan


Umum, maka langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Kantor Pusat
a) Bekerjasama dengan Kementerian/Lembaga terkait juknis atau pedoman
terkait dengan kepesertaan program JKN-KIS untuk BLU.
b) Bekerjasama dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk mendapatkan
data potensi BLU.
2) Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang
a) Asisten Deputi Bidang Monitoring dan Evaluasi/Bidang Perluasan Peserta
dan Kepatuhan berkoordinasi dengan Satuan Kerja BLU di wilayahnya.
b) Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan memastikan BLU di wilayahnya
terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.
c) Asisten Deputi Bidang Monitoring dan Evaluasi/Bidang Perluasan Peserta
dan Kepatuhan melakukan monitoring hasil rekrutmen peserta BLU.
3) Kantor Kabupaten/Kota
a) Kepala Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Satuan Kerja BLU di
wilayahnya.
b) Kepala Kabupaten/Kota memastikan BLU di wilayahnya terdaftar sebagai
peserta JKN-KIS.
c) Kepala Kabupaten/Kota melakukan monitoring hasil rekrutmen peserta
BLU.

3. Kepala Desa dan Perangkat Desa (KP Desa)


Kepala Desa adalah Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan
kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan melaksanakan tugas
dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Sedangkan Perangkat Desa berkedudukan
sebagai unsur pembantu Kepala Desa.

34
Perangkat Desa terdiri atas:
a. Sekretariat Desa terdiri dari: Sekretaris Desa, Urusan tata usaha dan Umum, Urusan
Keuangan dan Urusan Perencanaan
b. Pelaksana kewilayahan yaitu Kepala Dusun atau sebutan lain yang ditetapkan lebih
lanjut oleh Peraturan Bupati/Walikota
c. Pelaksana teknis terdiri dari seksi pemerintahan, seksi kesejahteraan dan seksi
pelayanan.

Mekanisme Pendaftaran Kepala Desa dan Perangkat Desa (KP Desa) adalah sebagai
berikut:
a. Pendaftaran dilakukan secara kolektif.
b. Registrasi Satuan Kerja Kepala Desa dan Perangkat Desa (KP Desa) dilakukan
melalui Aplikasi Pemasaran dan akan diterbitkan Virtual Account (VA).
c. Pendaftaran peserta Kepala Desa dan Perangkat Desa (KP Desa) dengan
melakukan input data melalui Aplikasi Pendaftaran Online untuk Kepala desa dan
Perangkat Desa (KP Desa).
d. Iuran bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa (KP Desa) yaitu sebesar 5% (lima
persen) dari gaji atau upah perbulan dengan ketentuan 3% (tiga persen) dibayar
oleh Pemberi Kerja dan 2% (dua persen) dibayar oleh Pekerja.
e. Batas paling rendah gaji atau upah per bulan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan besaran Iuran adalah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) atau Upah
Minimum Provinsi (UMP) dalam hal Pemerintah Daerah tidak menetapkan Upah
Minimum Kabupaten/Kota dan batas paling tinggi gaji atau upah per bulan yang
digunakan sebagai dasar perhitungan besaran Iuran sebesar Rp8.000.000,00
(delapan juta rupiah).
f. Kepesertaan JKN bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa (KP Desa) akan aktif
setelah iuran diterima oleh BPJS Kesehatan.

4. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


Dalam rangka mengoptimalkan jumlah kepesertaan segmen BUMN, maka langkah yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut:

35
a. Kantor Pusat
1) Berkoordinasi dengan Kementerian BUMN untuk mendorong seluruh BUMN
mendaftarkan 100% karyawan dan anggota keluarganya menjadi peserta JKN.
2) Berkoordinasi dengan Kemnaker dan Kejaksaan Agung untuk penegakan
kepatuhan BUMN
3) Memantau implementasi Integrasi Perluasan Kepesertaan dengan Kepatuhan
untuk mendorong perluasan kepesertaan dan kepatuhan BUMN
4) Bekerjasama dengan Asuransi Kesehatan Tambahan dalam program Koordinasi
Manfaat untuk mendorong perluasan kepesertaan Badan Usaha.
5) Melakukan monitoring dan evaluasi capaian peserta BUMN.
b. Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang
1) Bagi Kantor Cabang BPJS Kesehatan yang berlokasi dimana Kantor Induk/Pusat
BUMN berada/mendaftar pekerja dan anggota keluarganya, berkoordinasi
dengan manajemen BUMN untuk mendaftarkan 100% karyawan dan anggota
keluarganya menjadi peserta JKN.
2) Bagi Kantor Cabang BPJS Kesehatan berlokasi dimana Kantor Wilayah/Kantor
Cabang/Kantor Perwakilan BUMN berada, berkoordinasi dengan manajemen
Kantor Wilayah/Kantor Cabang/Kantor Perwakilan BUMN untuk memastikan
100% seluruh karyawan dan anggota keluarganya telah didaftarkan.
3) Berkoordinasi dengan dengan Bidang fungsi yang melaksanakan bidang SDM,
Umum dan Komunikasi Publik untuk melakukan kerjasama dengan
Disnaker/Kejati/Kejari untuk penegakan kepatuhan BUMN.
4) Memberikan feedback hasil koordinasi dengan Kantor Cabang/Kantor Wilayah
dimana BUMN tersebut terdaftar.
5) Memastikan karyawan BUMN yang didaftarkan sudah beserta anggota
keluarganya, dengan besaran iuran 5% dari upah dimana 4% dibayarkan oleh
pemberi kerja dan 1% dibayarkan oleh Pekerja.
6) Batas paling rendah gaji atau upah per bulan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan besaran Iuran adalah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) atau
Upah Minimum Provinsi (UMP) dalam hal Pemerintah Daerah tidak menetapkan
Upah Minimum Kabupaten/Kota dan batas paling tinggi gaji atau upah per bulan
yang digunakan sebagai dasar perhitungan besaran Iuran sebesar
Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah).
36
7) Memastikan pasangan suami istri yang masing-masing merupakan pekerja maka
keduanya wajib didaftarkan sebagi peserta PPU oleh masing-masing pemberi
kerja.
8) Bekerjasama dengan Disnakertrans dan Kejaksaan Tinggi/Negeri untuk
penegakan kepatuhan BUMN (pendaftaran, data karyawan, gaji karyawan dll).
9) Melaksanakan proses integrasi pendaftaran peserta dan kepatuhan sesuai
Perdir 33 tahun 2017 untuk mendorong perluasan kepesertaan dan kepatuhan
BUMN.
10) Berkoordinasi dengan Asuransi Kesehatan Tambahan dalam program
Koordinasi Manfaat untuk mendorong perluasan kepesertaan BUMN.
11) Berkoordinasi dengan Bidang Kepesertaan dan Pelayanan Peserta untuk
memastikan seluruh peserta dan anggota keluarga terdaftar sebagai peserta
Program JKN.
12) Monitoring dan evaluasi capaian peserta BUMN di Kedeputian Wilayah masing-
masing.

5. Badan Usaha Swasta


Dalam rangka mengoptimalkan jumlah kepesertaan segmen BU Swasta, maka langkah
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Kantor Pusat
1) Melaksanakan kegiatan sosialisasi/gathering untuk mendorong perluasan
kepesertaan Badan Usaha. Dapat juga dilakukan dengan menyelenggarakan
suatu event tertentu seperti HRD Expo, Gebyar UKM dan sejenisnya.
2) Berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga/Asosiasi Pengusaha/Serikat
Pekerja untuk mendapatkan data potensi Badan Usaha seluruh Indonesia dalam
mendorong perluasan kepesertaan Badan Usaha.
3) Mengirimkan data potensi Badan Usaha ke Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang
untuk ditindaklanjuti.
4) Berkoordinasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan Kejaksaan Agung
untuk penegakan kepatuhan Badan Usaha dalam mendaftarkan 100% karyawan
dan anggota keluarganya.
5) Monitoring implementasi kegiatan canvassing Badan Usaha yang terintegrasi
dengan fungsi kepatuhan sesuai Peraturan Direksi Nomor 33 Tahun 2017.
37
6) Bekerjasama dengan Asuransi Kesehatan Tambahan dalam program Koordinasi
Manfaat untuk mendorong perluasan kepesertaan Badan Usaha.
7) Bekerjasama dengan BKPM dan BPTSP untuk mensyaratkan kepesertaan JKN
dalam pengurusan perijinan usaha.
8) Bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan melalui pemadanan data dan
Portal Bersama untuk perluasan kanal dan kemudahan pendaftaran Badan
Usaha.
9) Bekerjasama dengan Kementerian Perekonomian melalui integrasi dengan
sistim Online Single Submission (OSS) untuk mendapatkan data potensi,
perluasan kanal dan penegakan kepatuhan.
10) Melakukan monitoring dan evaluasi capaian peserta Badan Usaha.

b. Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang/Kantor Kabupaten/Kota


1) Melaksanakan kegiatan sosialisasi/gathering untuk mendorong perluasan
kepesertaan Badan Usaha. Dapat juga dilakukan dengan menyelenggarakan
suatu event tertentu seperti HRD Expo, Gebyar UKM dan sejenisnya.
2) Berkoordinasi dengan Asuransi Kesehatan Tambahan dalam Sosialisasi
Bersama tentang program Koordinasi Manfaat untuk mendorong perluasan
kepesertaan Badan Usaha.
3) Optimalisasi dengan BPJS Ketenagakerjaan melalui Aplikasi Pendaftaran
Terpadu untuk perluasan kanal dan kemudahan pendaftaran Badan Usaha
4) Sosialisasi dan optimalisasi penggunaan aplikasi Edabu oleh Badan Usaha
dalam proses pendaftaran peserta Badan Usaha
5) Menindaklanjuti data potensi Badan Usaha dari Kantor Pusat untuk proses
rekrutmen peserta.
6) Berkoordinasi dengan Bidang fungsi yang melaksanakan bidang SDM, Umum
dan Komuniasi Publik untuk melakukan kerjasama dengan instansi terkait untuk
mendapatkan data potensi Badan Usaha dan rekrutmen peserta
(Lembaga/Asosiasi Pengusaha/Serikat Pekerja/Dinas Koperasi, Dinas Perijinan
dan BPJS Ketenagakerjaan maupun instansi terkait lainnya)

38
7) Berkoordinasi dengan dengan Bidang fungsi yang melaksanakan bidang SDM,
Umum dan Komuniasi Publik untuk melakukan kerjasama dengan Disnaker dan
Kejaksaan Tinggi/Negeri untuk penegakan kepatuhan Badan Usaha dalam
mendaftarkan 100% karyawan dan anggota keluarganya.
8) Berkoordinasi dengan Bidang fungsi yang melaksanakan bidang SDM, Umum
dan Komuniasi Publik untuk melakukan kerjasama dengan Dinas Penanaman
Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) untuk mensyaratkan
kepesertaan JKN dalam pengurusan perijinan usaha.
9) Optimalisasi Relationship Officer (RO) Kantor Cabang atau staf Perluasan
Peserta dan Kepatuhan Kantor Kabupaten/Kota melalui penetapan target per
individu.
10) Melakukan kegiatan canvassing dan telemarketing Badan Usaha yang
ditindaklanjuti dengan integrasi antar fungsi sebagaimana diatur dalam Peraturan
Direksi Nomor 33 Tahun 2017.
11) Memastikan pekerja BU Swasta yang didaftarkan sudah beserta anggota
keluarganya, dengan besaran iuran 5% dari upah dimana 4% dibayarkan oleh
pemberi kerja dan 1% dibayarkan oleh pekerja.
12) Batas paling rendah Gaji atau Upah per bulan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan besaran Iuran adalah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) atau
Upah Minimum Provinsi (UMP) dalam hal Pemerintah Daerah tidak menetapkan
Upah Minimum Kabupaten/Kota dan batas paling tinggi gaji atau upah per bulan
yang digunakan sebagai dasar perhitungan besaran Iuran sebesar
Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah).
13) Memastikan pasangan suami istri yang masing-masing merupakan pekerja maka
keduanya wajib didaftarkan sebagi peserta PPU oleh masing-masing pemberi
kerja.
14) Berkoordinasi dengan Bidang Kepesertaan dan Pelayanan Peserta untuk
memastikan seluruh peserta dan anggota keluarga terdaftar sebagai peserta
Program JKN.
15) Melakukan monitoring dan evaluasi capaian peserta Badan Usaha oleh tenaga
pemasar.

39
6. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Dalam rangka mengoptimalkan jumlah kepesertaan segmen BUMD, maka langkah yang
harus dilakukan Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang/Kantor Kabupaten/Kota adalah
sebagai berikut:
1) Berkoordinasi dengan Pemda untuk mendorong seluruh BUMD mendaftarkan dan
memastikan karyawan dan anggota keluarganya menjadi peserta JKN.
2) Berkoordinasi dengan Bidang yang memiliki fungsi SDM Umum dan Komunikasi
Publik untuk melakukan kerjasama dengan Disnaker/Kejati/Kejari untuk penegakan
kepatuhan BUMD
3) Memantau implementasi Integrasi Perluasan Kepesertaan dengan Kepatuhan untuk
mendorong perluasan kepesertaan dan kepatuhan BUMD
4) Bagi Kantor Cabang BPJS Kesehatan yang berlokasi dimana Kantor Induk/Pusat
BUMD berada/mendaftar pekerja dan anggota keluarganya, berkoordinasi dengan
manajemen BUMD untuk mendaftarkan 100% karyawan dan anggota keluarganya
menjadi peserta JKN.
5) Bagi Kantor Cabang BPJS Kesehatan berlokasi dimana Kantor Wilayah/Kantor
Cabang/Kantor Perwakilan BUMD berada, berkoordinasi dengan manajemen Kantor
Wilayah/Kantor Cabang/Kantor Perwakilan BUMD untuk memastikan 100% seluruh
karyawan dan anggota keluarganya telah didaftarkan.
6) Memberikan feedback hasil koordinasi dengan Kantor Cabang/kantor Wilayah
dimana BUMD tersebut terdaftar
7) Memastikan karyawan BUMD yang didaftarkan sudah beserta anggota keluarganya,
dengan besaran iuran 5% dari upah dimana 4% dibayarkan oleh pemberi kerja dan
1% dibayarkan oleh pekerja.
8) Batas paling rendah gaji atau upah per bulan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan besaran Iuran adalah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) atau Upah
Minimum Provinsi (UMP) Kabupaten/Kota dalam hal Pemerintah Daerah tidak
menetapkan Upah Minimum dan batas paling tinggi gaji atau upah per bulan yang
digunakan sebagai dasar perhitungan besaran Iuran sebesar Rp8.000.000,00
(delapan juta rupiah).
9) Mamastikan pasangan suami istri yang masing- masing merupakan pekerja maka
keduanya wajib didaftarkan sebagi peserta PPU oleh masing-masing pemberi kerja.

40
10) Melaksanakan proses integrasi pendaftaran peserta dan kepatuhan sesuai Perdir 33
tahun 2017 untuk mendorong perluasan kepesertaan dan kepatuhan BUMD.
11) Berkoordinasi dengan Asuransi Kesehatan Tambahan dalam program Koordinasi
Manfaat untuk mendorong perluasan kepesertaan BUMD.
12) Berkoordinasi dengan Bidang Kepesertaan dan Pelayanan Peserta untuk
memastikan seluruh peserta dan anggota keluarga terdaftar sebagai peserta
Program JKN.
13) Monitoring dan evaluasi capaian peserta BUMD di Kedeputian Wilayah masing-
masing.

D. Alur Kegiatan dan Administrasi Rekrutmen Peserta Pekerja Penerima Upah


1. Pengumpulan Data Calon Peserta Pekerja Penerima Upah
Kantor Cabang melakukan kegiatan pengumpulan data calon Peserta dari segmen
PNS/Prajurit/Anggota POLRI,Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri, Badan Usaha
Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Desa, Badan Usaha
Swasta, Kepala Desa dan Perangkat Desa (KP Desa) serta Badan Hukum Lainnya
yang berasal dari instansi Pemerintah, Direktori Perusahaan Swasta, Kadin, Apindo,
Organisasi Kemasyarakatan, Asosiasi Profesi, Organisasi Keagamaan, Bank Mitra
BPJS Kesehatan, Asuransi Kesehatan Tambahan, Asosiasi Perusahaan, informasi yang
diterima melalui telepon atau kunjungan ke Kantor BPJS Kesehatan dan sumber
lainnya.

Berdasarkan sumber data yang diperoleh maka dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a. PNS/Prajurit/anggota POLRI
Data calon peserta beserta anggota keluarga PNS/Prajurit/anggota POLRI yang
telah berhasil didapatkan selanjutnya dikoordinasikan dengan Bidang Kepesertaan
dan Pelayanan Peserta untuk dilakukan verifikasi, validasi dan entry data ke
masterfile kepesertaan
b. PPNPN APBN/APBD
Data calon peserta beserta anggota keluarga PPNPN dari Satuan Kerja yang baru
ditindaklanjuti dengan proses rekrutmen peserta PPNPN:
1) Sosialisasi

41
2) Satuan Kerja mengisi formulir registrasi Satuan Kerja (Formulir Perser 2) dengan
melampirkan NPWP, data pegawai, SK pengangkatan/kontrak kerja, daftar gaji
pegawai dan bukti potong serta bukti setor iuran 2% untuk PPNPN APBN atau
bukti potong serta bukti setor iuran 2% dan 3% untuk PPNPN APBD
3) Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan berkoordinasi bidang Kepesertaan
dan Pelayanan Peserta untuk mengusulkan pembuatan Satuan Kerja dan
purifikasi data pegawai. Standardisasi penginputan nama Satuan Kerja PPNPN
dalam Aplikasi Kepesertaan sebagai berikut:
a) PPNPN APBD:
Standarisasi penamaan: Nama Satuan Kerja/Nama Organisasi Perangkat
Daerah diikuti nama Kabupaten/Kota
Contoh : Dinkes Kab. Pasuruan PPNPN APBD
b) PPNPN APBN:
(1) Bila PPNPN APBN Satuan Kerja ada di Pusat:
Standarisasi penamaan: Nama Satuan Kerja
Contoh:
- Badan Pusat Statistik PPNPN APBN
- Kemensos PPNPN APBN (Jika Kuasa Pengguna Anggaran
Kementerian Sosial)
- Kemensos Ditjend Perlindungan dan Jaminan Sosial PPNPN APBN
(Jika Kuasa Pengguna Anggarannya Ditjend Perlindungan dan
Jaminan Sosial)
(2) Bila PPNPN APBN Satuan Kerja ada di daerah:
Standarisasi penamaan: Nama Satuan Kerja di ikuti nama
Kabupaten/Kota
Contoh: Badan Pusat Statistik Kab. Pasuruan PPNPN APBN
4) Satuan kerja adalah kuasa pengguna anggaran/organisasi perangkat daerah
atau kuasa pengguna barang yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi
pada Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa
kegiatan dari suatu program.
5) Melakukan konfirmasi ke Satuan Kerja tentang data pegawai yang tidak valid
untuk dilakukan perbaikan.

42
6) Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan berkoordinasi dengan Bidang
Kepesertaan dan Pelayanan Peserta untuk input data PPNPN ke Masterfile
Kepesertaan.
7) Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan memastikan Bidang Kepesertaan dan
Pelayanan Peserta mencetak dan mendistribusikan identitas Peserta ke Satuan
Kerja

c. Badan Usaha Swasta dan Badan Hukum lainnya


Data calon peserta yang berasal dari Badan Usaha swasta atau Badan hukum
lainnya dapat diperoleh dari: Canvassing Badan Usaha, Data BPS, Padanan Data
dengan BPJS Ketenagakerjaan, maupun dari sumber-sumber lainnya.
Berdasarkan data calon peserta dari Badan Usaha yang berhasil didapatkan maka
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Dilakukan pencatatan di Formulir Kegiatan Pemasaran (Formulir Perser 1)
2) Dilakukan verifikasi dan validasi atas Badan Usaha yang didapat terkait dengan
keberadaan dan operasional Badan Usaha melalui kegiatan canvassing atau
telemarketing.
3) Badan Usaha yang telah berhasil di verifikasi keberadaanya dan masih
beroperasi selanjutnya dientri ke dalam Aplikasi Pemasaran sebagai data Badan
Usaha potensial.
4) Dari data Badan Usaha Potensial yang ada dipilih Badan Usaha Sasaran
berdasarkan jumlah pegawai.

Ketentuan tentang Buruh Harian Lepas (BHL)


1) Buruh Harian Lepas termasuk ke dalam jenis peserta Pekerja Penerima Upah
Badan Usaha.
2) Sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor: KEP.100/MEN/VI/2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu bahwa: Pekerja/Buruh Harian Atau Lepas wajib digolongkan
sebagai peserta Pekerja Penerima Upah karena telah memenuhi unsur definisi
pekerja yang menerima upah dari Pemberi Kerja sebagaimana diatur dalam
peraturan perundangan yang berlaku.

43
3) Ketentuan dan tata cara pendaftaran pekerja/buruh harian atau lepas oleh
Pemberi Kerja dalam program JKN-KIS mengacu pada ketentuan dan tata cara
pendaftaran peserta Pekerja Penerima Upah Badan Usaha.
4) Besaran iuran untuk BHL yaitu sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per
bulan dengan ketentuan:
a) 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja; dan
b) 1% (satu persen) dibayar oleh Peserta.
5) Batas paling rendah gaji atau upah per bulan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan besaran Iuran adalah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) atau
Upah Minimum Provinsi (UMP) dalam hal Pemerintah Daerah tidak menetapkan
Upah Minimum Kabupaten/Kota dan batas paling tinggi gaji atau upah per bulan
yang digunakan sebagai dasar perhitungan besaran Iuran sebesar
Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah).

2. Penentuan Badan Usaha Sasaran Untuk dilakukan kegiatan Perluasan


Kepesertaan
Penentuan skala prioritas Badan Usaha didasarkan atas jumlah karyawan dan potensi
penerimaan iuran dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Badan Usaha potensial yang belum mendaftar
b. Badan Usaha existing yang belum mendaftarkan seluruh karyawan dan anggota
keluarganya (sesuai dengan fungsi yang diatur pada ketentuan yang ada )
c. Badan Usaha yang sudah mendaftar tetapi tidak ditindaklanjuti dengan
menyerahkan data karyawan dan anggota keluarganya
d. Badan Usaha yang sudah mendaftarkan pekerjanya namun belum melakukan
pembayaran iuran pertama.
Adapun klasifikasi Jenis Usaha Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja berdasarkan Badan
Pusat Statistik (BPS) dikelompokkan sebagai berikut:
a. Badan Usaha Besar dengan jumlah tenaga kerja > 100 orang
b. Badan Usaha Menengah/Sedang dengan jumlah tenaga kerja 20 – 99 orang
c. Badan Usaha Kecil dengan jumlah tenaga kerja 5 – 19 orang
d. Badan Usaha Mikro dengan jumlah tenaga kerja < 5 orang

44
Selanjutnya atas skala prioritas Badan Usaha yang telah ditentukan maka dilakukan hal-
hal sebagai berikut:
a. Kantor Cabang menentukan target bulanan rekrutmen peserta berdasarkan target
peserta dan pendapat iuran tahunan sebagaimana tertuang dalam APC.
b. Dilakukan kegitan canvassing badan usaha dengan tahapan sebagaimana diatur
dalam ketentuan tentang canvassing badan usaha yang ditindaklanjuti dengan
kegiatan perluasan kepesertaan yang terintegrasi dengan penegakan kepatuhan.

3. Kegiatan Perluasan Kepesertaan (Canvassing)


Kegiatan perluasan kepesertaan dilakukan melalui kegiatan canvassing yang
terintegrasikan dengan penegakan kepatuhan.
Canvassing merupakan aktivitas terencana yang dilakukan untuk memberikan advokasi
kepada Badan Usaha tentang kewajiban Pemberi Kerja mendaftarkan seluruh karyawan
dan anggota keluarganya menjadi peserta JKN-KIS melalui kegiatan penyisiran badan
usaha berdasarkan wilayah/area terkecil (kecamatan, kelurahan/desa, jalan) untuk
mendapatkan data potensi peserta dan ditindaklanjuti dengan kegiatan perluasaan
kepesertaan yang terintegrasi dengan kegiatan kepatuhan.
Kegiatan canvassing dilaksanakan sesuai dengan Prosedur Operasional Rekrutmen
PPU dengan Metode Canvassing (C01.02.02.02). Adapun langkah-langkah dalam
melakukan kegiatan canvassing adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Perencanaan Terget Peserta dan Pendapatan
Kepala Bidang Perluasan dan Kepatuhan:
a) Membuat turunan target peserta dan pendapatan tahunan menjadi
bulanan/mingguan dan harian
b) Target peserta tahunan, bulanan, mingguan dan harian yang dibuat harus
mempertimbangan target pendapatan dimana apabila kepesertaan tercapai
maka pendapatannya juga tercapai
c) Membuat target peserta dan pendapatan tahunan, bulanan, mingguan dan
harian per Petugas Pemasar/Relationship Officer
d) Berdasarkan target peserta tahunan, bulanan, mingguan dan harian per
Petugas Pemasar/Relationship Officer yang ada, dibuat target badan usaha
Petugas Pemasar/Relationship Officer
45
e) Dalam menentukan target badan usaha yang harus dilakukan canvassing
dengan mempertimbangkan average peserta per badan usaha dan
probabilitas badan usaha yang dicanvassing yang mendaftar menjadi
peserta. Sebagai contoh:
- Apabila target peserta per Petugas Pemasar/Relationship Officer yang
sesuai dengan pendapatan per hari adalah 50 orang
- Rata-rata peserta per badan usaha yang ada adalah 10 orang
- Probabilitas badan usaha yang di canvassing yang mendaftar menjadi
peserta adalah 50%,
- Maka target BU yang harus dilakukan canvassing per Petugas
Pemasar/Relationship Officer/hari adalah = (50 orang/10 orang) x 100/50 =
10 badan usaha

2) Perencanaan sasaran BU Canvassing


Kabid PPK mendistribusikan data BU potensial yang akan dicanvassing kepada
masing – masing Petugas Pemasar/Relationship Officer. Untuk memudahkan
mapping BU yang akan dilakukan Canvassing, mapping dapat mengacu pada
klasifikasi BU sesuai dengan pedoman Perluasan Kepesertaan. Adapun sumber
data BU dapat menggunakan data BU potensial yang merasal dari:
a) Data dari BPS (Badan Pusat Statistik)
b) Data dari BPJS Ketenagakerjaan
c) Data dari Asosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan Indonesia
ABUJAPI/Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia)
d) Data dari Dinas Tenaga Kerja
e) Sumber data yang lain

3) Perencanaan Area Canvassing


Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan merencanakan area yang
akan dilakukan kegiatan canvassing di Kantor Cabang tersebut:
a) Kota/Kabupaten
b) Kecamatan
c) Kelurahan/Desa
d) Dilakukan canvassing per area/zona (waktu tempuh)
46
4) Perencanaan Tenaga Pemasar/Relationship Officer
Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan merencanakan Tenaga
Pemasar/Relationship Officer yang melakukan kegiatan canvassing per area
Contoh:
a) Tenaga Pemasar/Relationship Officer A melakukan canvassing di jalan A
b) Tenaga Pemasar/Relationship Officer B melakukan canvassing di jalan B

5) Perencanaan Canvassing Kit


Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepala Bidang terkait merencanakan dan
menyiapkan canvassing kit yang harus dibawa pada saat kegiatan canvassing.
a) Formulir kunjungan Badan Usaha (Formulir kegiatan pemasaran)
b) Formulir Pendaftaran Badan Usaha
c) Filler dan User Manual Aplikasi New Edabu
d) Surat Peringatan Pendaftaran (Sesuai Format Surat Peringatan Pendaftaran
pada Peraturan Direksi Nomor 33 Tahun 2017)
e) Surat Konfirmasi Pendaftaran (Sesuai Format Surat Peringatan Pendaftaran
pada Peraturan Direksi Nomor 33 Tahun 2017)
f) Leaflet, booklet, brosur terkait pendaftaran peserta PPU BU
g) Kartu nama RO
h) Surat Tugas pelaksanaan Canvassing untuk Tenaga Pemasar/Relationship
Officer.

6) Perencanaan Jadwal Kunjungan


Setelah menerima distribusi data dari Kabid PPK, RO diharapkan melakukan
langkah – langkah sebagai berikut:
a) Tenaga Pemasar/Relationship Officer menyusun jadwal kunjungan harian
sesuai dengan wilayah yang sebelumnya sudah ditentukan sesuai pada poin
b di atas.
b) Tenaga Pemasar/Relationship Officer mengusulkan jadwal kunjungan
kepada Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan

47
c) Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan pemeriksaan
dan approval terhadap usulan jadwal kunjungan yang disusun oleh Tenaga
Pemasar/Relationship Officer.

Staf Administrasi Perluasan Kepesertaan melakukan rekapitulasi jadwal


kunjungan harian RO dengan langkah sebagai berikut:
a) Tenaga Pemasar/Relationship Officer/Staf Administrasi Perluasan
Kepesertaan merekap jadwal kunjungan harian RO dalam bentuk file excel,
format terlampir
b) Tenaga Pemasar/Relationship Officer/Staf Administrasi Perluasan
Kepesertaan melakukan input data BU potensial pada aplikasi Pemasaran.

b. Melakukan Kunjungan Badan Usaha


Merupakan tahapan penyisiran badan usaha yang ditindaklanjuti dengan kunjungan
ke badan usaha yang menjadi sasaran kegiatan canvassing oleh Petugas
Pemasar/Relationship Officer.
Selanjutnya yang harus dilakukan oleh Petugas Pemasar/Relationship Officer
adalah:
1) Mempersiapkan kegiatan penyisiran badan usaha agar kegiatan canvassing bisa
berjalan dengan efektif dan efisien dengan:
a) Mempersiapkan data badan usaha pada area yang akan dilakukan
canvassing
b) Melakukan telepon awal untuk memastikan alamat badan usaha dan
membuat janji dengan HRD badan usaha
c) Mempersiapkan route efektif kegiatan canvassing (mempertimbangkan jarak
tempuh, dll) dan sarana dan prasarana yang akan dibawa pada saat kegiatan
canvassing (kendaraan, canvassing kit dll)
2) Melakukan penyisiran/penelusuran badan usaha berdasarkan area/zona
canvassing yang telah direncanakan dengan membawa canvassing kit
3) Apabila ditemukan badan usaha, maka Petugas Pemasar/Relationship Officer
menuliskan titik koordinat (latitude, longitude) badan usaha sesuai yang tertera di
google map dalam Form Badan Usaha.

48
4) Melakukan kunjungan ke badan usaha yang ditemukan/menjadi sasaran
kegiatan canvassing dan Petugas Pemasar/Relationship Officer mengupayakan
untuk dapat bertemu dengan HRD badan usaha .
a) Apabila dalam kunjungan bertemu dengan HRD Badan Usaha
(1) Petugas pemasar/Relationship Officer memperkenalkan diri dan
menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan
(2) Menanyakan informasi tentang badan usaha, apakah sudah mendaftar
menjadi peserta JKN KIS.
(3) Memberikan advokasi tentang program JKN KIS dan kewajiban pemberi
kerja mendaftarkan seluruh keluarganya menjadi peserta program
(4) Jika badan usaha langsung mendaftar maka ditindaklanjuti dengan
proses rekrutmen peserta Pekerja Penerima Upah dan menyerahkan
surat pernyataan kesediaan menyerahkan data.
(5) Jika badan usaha tidak langsung mendaftar menjadi peserta JKN KIS,
maka diberikan Surat Peringatan Pendaftaran dan diinformasikan bahwa
apabila dalam waktu 3 hari kerja sejak menerima surat peringatan badan
usaha tidak mendaftar maka petugas pemeriksa akan datang untuk
melakukan penegakan kepatuhan
b) Apabila dalam kunjungan tidak ketemu dengan HRD Badan Usaha.
Diupayakan untuk ketemu pegawai badan usaha/kesekretariatan badan
usaha dan disampaikan untuk hasil kunjungan disampaikan ke HRD badan
usaha. Yang harus dilaksanakan:
(1) Petugas Pemasar/Relationship Officer memperkenalkan diri dan
menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan.
(2) Menanyakan informasi tentang badan usaha, apakah sudah mendaftar
menjadi peserta JKN KIS.
(3) Memberikan advokasi tentang program JKN KIS dengan menyerahkan
brosur, leaflet, materi sosialisasi program JKN KIS.
(4) Menginformasikan dan memberikan formulir pendaftaran program JKN
KIS badan usaha.
(5) Menyerahkan surat konfirmasi kesediaan mendaftar menjadi peserta
program JKN KIS.

49
(6) Menginformasikan bahwa apabila Badan Usaha belum melakukan
pendaftaran 2 hari setelah RO menyampaikan surat konfirmasi
pendaftaran, maka RO akan melakukan kunjungan ke-2 dan
memberikan Surat Peringatan Pendaftaran.
(7) Jika dalam waktu 3 hari kerja dari kunjungan kedua badan usaha
belum mendaftar, maka petugas pemeriksa akan berkunjung ke badan
usaha untuk melakukan penegakan kepatuhan.
c) Apabila dalam kunjungan menemukan bahwa BU sudah tidak
beroperasi/pindah alamat
(1) Petugas Pemasar/Relationship Officer membuat Berita Acara hasil
kunjungan yang ditandatangani oleh petugas pemasar/Relationship
Officer dan atau pejabat sekitar lingkungan dan diketahui oleh Kepala
Kantor Cabang.
(2) Data Badan Usaha dihapus dari daftar BU Potensial
d) Dalam melakukan kunjungan ke badan usaha, beberapa kondisi dapat terjadi
antara lain:
(1) Tenaga Pemasar/Relationship Officer bertemu dengan badan usaha
yang sudah direncanakan.
(2) Tenaga Pemasar/Relationship Officer bertemu dengan badan usaha
yang tidak direncanakan namun masuk ke dalam area canvassing maka
tenaga pemasar/Relationship Officer melakukan canvassing untuk badan
usaha yang tidak direncanakan tersebut.
(3) Tenaga Pemasar/Relationship Officer bertemu dengan badan usaha
yang sudah terdaftar menjadi menjadi peserta JKN KIS, maka tenaga
pemasar/Relationship Officer melakukan kunjungan dan menggali
informasi mengenai update data potensi pekerja, anggota keluarga dan
data lainnya. Tenaga Pemasar/Relationship Officer wajib mengisi formulir
kunjungan badan usaha dengan mencantumkan jumlah potensi pekerja
dan anggota keluarga. Tenaga Pemasar/Relationship Officer melakukan
update data potensi pekerja dan anggota keluarga serta data lainnya di
aplikasi pemasaran.

50
5) Kantor Cabang melakukan Canvassing sesuai dengan wilayah kerjanya. Untuk
badan usaha yang sudah dicanvassing oleh Kantor Cabang, maka badan usaha
tersebut tidak di canvassing oleh kantor cabang yang lain.
6) Agar seluruh informasi hak dan kewajiban yang wajib diketahui oleh HRD badan
usaha tersampaikan, maka tenaga pemasar/relationship officer, memberikan
checklist pada format Checklist Informasi kunjungan dan Soisalisasi JKN KIS
kepada Badan Usaha.
Cheklist informasi ini diserahkan kepada petugas kepatuhan bahwa HRD badan
usaha sudah mengetahui seluruh hak dan kewajibannya.
7) Poin – poin komunikasi antara tenaga pemasar/relationship officer dengan
HRD/PIC badan usaha.
Agar komunikasi antara tenaga pemasar/relationship officer dengan HRD/PIC badan
usaha, berjalan dengan lancar maka bahasa komunikasi yang disampaikan oleh
tenaga pemasar/relationship officer antara lain:
a) Mengucapkan salam
b) Senyum dan melakukan kontak mata dengan HRD/PIC BU
c) Berjabat tangan dan memperkenalkan diri
d) Menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan dengan menunjukkan surat tugas
e) Memberikan checklist pada format checklist Informasi kunjungan dan Soisalisasi
JKN KIS kepada Badan Usaha apabila sudah memberikan informasi kepada
HRD/PIC BU
f) Menanyakan kepada HRD/PIC BU apakah sudah memahami semua informasi
yang disampaikan.
g) Mempersilahkan HRD/PIC BU untuk menandatangani format checklist Informasi
kunjungan dan Sosialisasi JKN KIS kepada Badan Usaha.

c. Pelaporan kunjungan Canvassing


Tenaga Pemasar/Relationship Officer diwajibkan untuk membuat laporan harian
terkait dengan hasil kunjungan yang dilakukan. Hal yang dilakukan antara lain:
1) Membuat laporan kunjungan harian (Laporan Rekapitulasi Canvassing Per
tenaga pemasar/relationship officer )

51
2) Laporan kunjungan harian dilaporkan kepada kepala Bidang Perluasan Peserta
dan Kepatuhan setiap hari
3) Membuat laporan mingguan bersadarkan laporan harian.
4) Jika diperlukan; membuat catatan-catatan khusus hasil kunjungan badan usaha,
sebagai bahan evaluasi pelaksanaan canvassing dengan Kepala Bidang PPK.
Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan canvassing berjalan sesuai yang telah
diatur di dalam Surat Edaran ini, maka Kantor Cabang dan Kedeputian Wilayah
sesuai dengan fungsinya bertanggung jawab untuk menyusun dan menyampaikan
laporan, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Unit Perluasan Peserta dan Kepatuhan dalam hal ini staf administrasi Perluasan
Kepesertaan membuat laporan mingguan canvassing, selanjutnya laporan
disampaikan kepada Kedeputian Wilayah u.p. Asisten Deputi Bidang Monitoring
dan Evaluasi pada hari Jumat setiap minggunya
2) Kedeputian Wilayah menyampaikan laporan mingguan canvassing pada hari
Senin setiap minggunya kepada Kedeputian Bidang Perluasan Kepesertaan
Kantor Pusat u.p. Asisten Deputi Rekrutmen Peserta Pekerja Penerima Upah.
Adapun rincian laporan mingguan canvassing sebagaimana terlampir. Laporan yang
disampaikan harus sesuai dengan Laporan intergrasi proses fungsi untuk kepatuhan
sesuai dengan fungsi perluasan peserta yang tertuang pada Peraturan Direksi
Nomor 33 Tahun 2017.

d. Monitoring dan Evaluasi


1) Monitoring Kegiatan Canvassing
Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan monitoring dan
Evaluasi terhadap hasil canvassing sebagai berikut :
a) Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan monitoring dan
evaluasi melalui laporan kunjungan yang didokumentasikan oleh tenaga
pemasar/relationship officer.
b) Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan memberikan arahan
kepada tenaga pemasar/relationship officer yang dilakukan sebelum tenaga
pemasar/relationship officer melaksanakan kegiatan canvassing dalam
bentuk briefing pagi setiap hari. Pada sore harinya dilakukan evaluasi atas

52
kegiatan canvassing yang dilakukan oleh tenaga pemasar/relationship officer
pada hari itu.
c) Kegiatan briefing pagi dan evaluasi pada sore harinya dilaksanakan agar
proses Canvassing dapat berjalan dengan optimal, efektif dan efisien.
2) Monitoring Kegiatan Canvassing yang terintegrasi dengan fungsi kepatuhan
Tenaga Pemasar/Relationship Officer melakukan monitoring terhadap hasil
canvassing sebagai berikut:
a) Melakukan monitoring terhadap badan usaha potensial yang telah diberikan
surat konfirmasi pendaftaran. Tenaga pemasar/relationship officer akan
melakukan kunjungan kedua untuk Badan Usaha yang belum melakukan
pendaftaran 2 hari setelah penyampaian surat konfirmasi.
b) Apabila pada kunjungan ke-2 badan usaha tidak bersedia mendaftar,
diinformasikan bahwa 3 hari kerja dari kunjungan kedua petugas pemeriksa
akan datang untuk melakukan penegakan kepatuhan
c) Melakukan monitoring terhadap badan usaha potensial yang diberikan surat
peringatan pendaftaran, untuk selanjutnya dilimpahkan kepada petugas
kepatuhan untuk dilakukan pemeriksaan.
d) Melakukan monitoring terhadap badan usaha yang sudah registrasi namun
belum melakukan pendaftaran pekerja dan anggota keluarganya maksimal
tanggal 20 bulan berjalan. Apabila tanggal 20 bulan berjalan badan usaha
belum melakukan pendaftaran pekerja dan anggota keluarganya, maka
badan usaha tersebut selanjutnya diserahkan kepada petugas kepatuhan
untuk dilakukan pemeriksaan.
e) Melakukan monitoring terhadap badan usaha yang diberikan pemberitahuan
ketidaksamaan data antara pekerja dan anggota keluarga potensial dan yang
didaftarkan. Apabila dalam waktu 5 hari kerja badan usaha tidak memberikan
konfirmasi maka badan usaha tersebut diserahkan kepada petugas
kepatuhan untuk dilakukan pemeriksaan.
f) Melakukan monitoring terhadap badan usaha yang sudah mendaftarkan
pekerja dan anggota keluarganya namun belum melakukan pembayaran
iuaran pertama. Apabila sampai dengan tanggal 10 bulan berjalan belum
melakukan pembayaran maka badan usaha tersebut selanjutnya diserahkan
kepada petugas kepatuhan untuk dilakukan pemeriksaan.
53
3) Kepala Cabang Memastikan seluruh tahapan kegiatan canvassing mulai dari
perencanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi agar dapat berjalan
dengan baik.
4) Monitoring dilakukan pada semua tahapan proses rekrutmen peserta PPU
Badan Usaha melalui canvassing yang dilakukan dengan menggunakan data
laporan. Kantor Pusat akan menyampaikan umpan balik monitoring terhadap
laporan yang disampaikan Kedeputian Wilayah. Evaluasi dilakukan secara
periodik dan diarahkan kepada pencapaian indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan, dengan penjelasan sebagai berikut:
a) Jumlah badan usaha dan pekerja yang di canvassing
b) Jumlah badan usaha yang melakukan registrasi setelah di canvassing.
c) Jumlah pekerja dan anggota keluarga yang didaftarkan setelah dicanvassing
d) Jumlah Badan Usaha yang dialihkan ke unit di fungsi kepatuhan
e) Memantau badan usaha yang telah dialihkan pada fungsi kepatuhan
5) Cara Pengukuran Efektivitas tenaga Pemasar/RO
Kepala Bidang PPK wajib melakukan pengukuran efektifitas tenaga
pemasar/relationship officer dalam merekrut peserta PPU dengan parameter
sebagai berikut:
a) Efektifitas RO terhadap capaian Jumlah Peserta
b) Efektifitas RO terhadap capaian Pendapatan Iuran

4. Kegiatan Registrasi
Kegiatan registrasi merupakan kegiatan lanjutan sebagai hasil dari kegiatan perluasan
kepesertaan. Kegiatan registrasi dapat dilakukan baik secara manual maupun online.
a. Secara manual
1) Datang ke Kantor Cabang dan mengisi formulir registrasi beserta
kelengkapannya.
2) Melalui kegiatan canvassing dengan mengisi formulir registrasi
3) Melalui pengisian formulir bersama di Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

54
b. Secara online
1) Melalui website www.bpjs-kesehatan.go.id
2) Melalui portal bersama BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
(www.bpjs.go.id)
3) Integrasi dengan Online Single Submission/OSS (www.oss.go.id)
Adapun proses registrasi dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Secara manual
1) Penerimaan dan Verifikasi Formulir Registrasi Badan Usaha/Badan Hukum
Lainnya
a) Staf Administrasi Perluasan Peserta/Relationship Officer/Staf Perluasan
Peserta dan Kepatuhan Kantor Cabang/Kabupaten/Kota menerima Formulir
Registrasi Badan Usaha/Badan Hukum Lainnya (Formulir Perser 1) dari
Badan Usaha/Badan Hukum lainnya dan dilakukan verifikasi.
b) Kelengkapan berkas yang digunakan untuk proses verifikasi sebagai berikut:
Catatan:
(1) Bagi badan usaha yang sedang memperpanjang ijin operasional dapat
melampirkan ijin operasional lama.
(2) Sedangkan untuk Badan Usaha baru yang sedang mengurus ijin
operasional maka dapat melampirkan akta pendirian Badan Usaha.
Selanjutnya staf perluasan peserta harus memonitor dan memastikan
Badan Usaha mengirimkan ijin operasional yang telah terbit

55
Nama Badan Usaha/
No. Badan Hukum Dasar Verifikasi Badan NPWP Registrasi
Lainnya
1 PT Nomor Induk Berusaha ( NIB )/Surat Badan
Izin Usaha/ Tanda Daftar Perusahaan
2 Firma Nomor Induk Berusaha ( NIB )/Surat Badan/ Perorangan
3 CV Nomor Induk Berusaha ( NIB )/Surat Badan/ Perorangan
4 Usaha Mikro Kecil Nomor Induk Berusaha ( NIB )/Surat Badan/ Perorangan
Izin Usaha Mikro Kecil /Surat Izin
Lainnya sesuai kebijakan pemerintah
5 Perusahaan Asing Nomor Induk Berusaha ( NIB )/MOU/ Badan
PKS dengan Pemerintah
6 Yayasan Akta Yayasan Badan
7 LSM /Akta Yayasan Badan
8 LSM Asing/ NGO /MOU/ PKS dengan Pemerintah Badan

9 Kedutaan - -
10 Rumah Ibadah Akta Pendirian -
Asosiasi/
11 Akta Pendirian -
Organisasi Lainnya

(3) Hal-hal utama yang harus diperhatikan pada saat verifikasi Formulir
Registrasi Badan Usaha/Badan Hukum Lainnya (Formulir Perser 1 )
adalah:
- Pastikan TMT peserta
- Lampirkan Daftar Kantor Cabang untuk pembuatan Sub-Badan
Usaha
- Pastikan kolom Jumlah Tenaga Kerja dan Keluarga terisi
- Ditandatangi oleh Pimpinan Badan Usaha di atas materai
(4) Apabila setelah verifikasi Formulir Registrasi Badan Usaha/Badan Hukum
Lainnya (Formulir Perser 1) tidak lengkap dan tidak akurat maka
dikembalikan kepada Badan Usaha/Badan Hukum Lainnya untuk
diperbaiki/dilengkapi.
(5) Apabila Formulir Registrasi Badan Usaha/Badan Hukum Lainnya
(Formulir Perser 1) sudah lengkap dan akurat maka selanjutnya diparaf
dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.

56
2) Pencetakan Kode Entitas dan Virtual Account
a) Formulir Registrasi Badan Usaha/Badan Hukum Lainnya (Formulir Perser 1)
yang telah ditandatangani selanjutnya dientrikan ke aplikasi pemasaran
(formulir diarsipkan dengan baik)
b) Luaran aplikasi pemasaran berupa kode entitas dan Virtual Account dicetak
rangkap dua untuk diberikan kepada Badan Usaha dan diarsipkan.
c) Prinsip penerbitan Virtual Account:
(1) Virtual Account diterbitkan untuk satu entitas Badan Usaha/Badan Hukum
lainnya
(2) Virtual Account diterbitkan atas dasar satu Izin Usaha
(3) Virtual Account BUMN/BUMD hanya dapat diterbitkan satu virtual
Account, kecuali adanya permintaan tertulis.
(4) Virtual Account dapat diterbitkan lebih dari satu apabila terdapat Badan
Usaha yang menggunakan prinsip desentralisasi dalam mendaftarkan
karyawannya dan berbeda line bisnis nya.
3) Penyerahan Virtual Account Kepada Badan Usaha
Virtual Account diserahkan kepada Badan Usaha/Badan hukum lainnya dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Menyampaikan batas waktu penyerahan data yang akan dimigrasikan
apabila data tersebut akan dimigrasikan di Kantor Cabang
b) Menginformasikan bahwa Virtual Account dapat digunakan untuk
pembayaran apabila setelah ada pemberitahuan tagihan dari Kantor Cabang
c) Menginformasikan tata cara pembayaran, manfaat, cara pengunaan aplikasi
Edabu maupun informasi penting lainnya yang harus diketahui oleh Badan
Usaha
d) Menyerahkan user -ID dan password aplikai Edabu serta menyerahkan tanda
terima yang telah ditandatangani oleh Petugas BPJS Kesehatan dan PIC
Badan Usaha.

b. Secara online
Pendaftaran Badan Usaha secara online dapat dilakukan melalui website BPJS
Kesehatan, Portal bersama dan Online Single Submission (OSS).

57
Pendaftaran melalui website BPJS Kesehatan dapat diakses melalui alamat
www.bpjs-kesehatan.go.id.
Portal bersama adalah: Kanal pendaftaran Badan Usaha secara online melalui
aplikasi bersama antara BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan yang dapat
diakses melalui alamat: www.bpjs.go.id. Badan Usaha yang mendaftar melalui portal
bersama akan otomatis terdaftar pada BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Tata Cara Pendaftaran Entitas Badan Usaha secara online:
1) Melalui Website BPJS Kesehatan:
a) Badan Usaha mengisi informasi dan data yang diperlukan melalui laman
www.bpjs-kesehatan.go.id
b) Secara sistem BPJS Kesehatan akan mengirimkan link aktivasi ke alamat
email yang didaftarkan pada website BPJS Kesehatan
c) Secara sistem, nomor Virtual Account, username dan password Edabu akan
terkirim secara otomatis ke email Badan Usaha (email ke Badan
Usaha ditambahkan apabila membutuhkan informasi terkait pendaftaran
Badan Usaha dapat menghubungi Kantor Cabang setempat atau care centre
1500 400)
d) Dalam waktu maksimal 3 jam setelah Badan Usaha melakukan aktivasi,
BPJS Kesehatan akan mengirimkan nomor Virtual Account, username dan
password Edabu ke alamat email yang didaftarkan pada website BPJS
Kesehatan.
e) Monitoring terhadap Badan Usaha yang mendaftar melalui website BPJS
Kesehatan dapat dilakukan melalui aplikasi Pemasaran
f) Staf Administrasi Perluasan Peserta memastikan data Badan Usaha yang
dientri sesuai dengan legal aspek yang berlaku.
g) Staf Administrasi Perluasan Peserta menjadwalkan sosialisasi aplikasi Edabu
kepada Badan Usaha
h) RO melakukan monitoring terhadap Badan Usaha sampai dengan melakukan
pembayaran iuran pertama
i) Status kepesertaan akan langsung aktif setelah Badan Usaha melakukan
pembayaran.

58
2) Melalui Portal Bersama
a) Badan Usaha mengisi informasi dan data yang diperlukan melalui laman
www.bpjs.go.id
b) Secara sistem BPJS Kesehatan akan mengirimkan link aktivasi ke alamat
email yang didaftarkan pada Portal bersama.
c) Secara sistem, nomor Virtual Account, username dan password Edabu akan
terkirim secara otomatis ke email Badan Usaha (email ke Badan Usaha
ditambahkan apabila membutuhkan informasi terkait pendaftaran Badan
Usaha dapat menghubungi Kantor Cabang setempat atau care
centre1500400)
d) Dalam waktu maksimal 3 jam setelah Badan Usaha melakukan aktivasi,
BPJS Kesehatan akan mengirimkan nomor Virtual Account, username dan
password Edabu ke alamat email yang didaftarkan pada Portal bersama.
e) Monitoring terhadap Badan Usaha yang mendaftar melalui Portal bersama
dapat dilakukan melalui aplikasi Pemasaran
f) Staf Administrasi Perluasan Peserta memastikan data Badan Usaha yang
dientri sesuai dengan legal aspek yang berlaku.
g) Staf Administrasi Perluasan Peserta menjadwalkan sosialisasi aplikasi Edabu
kepada Badan Usaha
h) Badan Usaha akan mendapatkan tagihan maksimal 1 x 24 jam setelah
melakukan pendaftaran pekerja melalui aplikasi Edabu untuk peserta baru
yang belum ada dalam MF, untuk peserta yang pindah dari segmen lain,
tagihan akan muncul pada bulan berikutnya.
i) Tagihan dapat diakses oleh badan Usaha melalui aplikasi Edabu
j) RO melakukan monitoring terhadap Badan Usaha sampai dengan melakukan
pembayaran iuran pertama
k) Status kepesertaan akan langsung aktif setelah Badan Usaha melakukan
pembayaran.

3) Online Single Submission (OSS)


Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang percepatan
pelaksanaan berusaha dan PP Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik bahwa untuk mempercepat
59
dan mempermudah pelayanan untuk berusaha perlu menerapkan penggunaan
teknologi informasi melalui “Sistem Perijinan Berusaha Terintergrasi Secara
Elektronik (Online Single Submission)”.Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik atau Online Single Submission yang selanjutnya disingkat OSS adalah
Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama
menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/wali kota kepada Pelaku
Usaha melalui sistem elektronik yang terintegrasi melalui sistem elektronik yang
terintegrasi.
BPJS Kesehatan menjadi salah satu lembaga yang terintegrasi dengan online
single submission dalam hal pendaftaran kepesertaan Jaminan Sosial
Kesehatan.
PedomanPendaftaran Pendaftaran Kepesertaan BPJS Kesehatan Bagi Pekerja
Penerima Upah Program Jaminan Sosial Kesehatan Melalui Online Single
Submission (OSS) diatur dalam Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 4 Tahun
2018.
Tata Cara Pendaftaran:
a) Badan Usaha mengurus perijinan berusaha melalui halaman resmi OSS
b) OSS mengirimkan NIB ke BPJS Kesehatan
c) BPJS Kesehatan mengirimkan link aktivasi kepada Badan Usaha
d) Badan Usaha mengaktifkan kepesertaan Badan Usaha dengan klik link
aktivasi paling lambat 2 hari kerja sejak link aktivasi dikirimkan oleh BPJS
Kesehatan.
(1) Badan Usaha yang belum terdaftar Prpgram JKN-KIS memilih link aktvasi
untuk yang belum menjadi peserta
(2) Badan Usaha yang sudah menjadi peserta JKN-KIS memilih link aktivasi
untuk yang sudah menjadi peserta JKN-KIS.
e) BPJS Kesehatan akan mengirimkan reminder aktivasi pada hari ke 2 hari
kerja sejak link aktivasi dikirimkan oleh BPJS Kesehatan
f) Setelah Badan Usaha melakukan aktivasi selanjutnya BPJS Kesehatan akan
mengirimkan Virtual Account, User dan Password Edabu
g) BPJS Kesehatan mengirimkan bukti kepesertaan Badan Usaha/License ke
OSS pada hari ke-3 hari kerja sejak link aktivasi dikirimkan oleh BPJS
Kesehatan
60
h) BPJS Kesehatan akan mengirimkan bukti kepesertaan Badan Usaha pada
kepada Badan Usaha pada secara realtime sejak BPJS Kesehatan
mengirimkan license ke OSS
i) Badan Usaha mendaftarkan pekerja dan anggota kelurga melalui aplikasi
Edabu paling lambat 6 hari kerja sejak link aktivasi dikirimkan oleh BPJS
Kesehatan
j) BPJS Kesehatan akan mengirimkan reminder pendaftaran pekerja melalui
aplikasi edabu pada hari ke 2 hari kerja sejak link aktivasi dikirimkan oleh
BPJS Kesehatan
k) Tagihan iuran pertama terbit 1x24 sejak Badan Usaha melakukan approval
pendaftaran pada aplikasi edabu
l) BPJS Kesehatan mengirimkan Pemberitahuan Tagihan Iuran Pertama (PTIP)
secara realtime sejak Badan Usaha melakukan approval pendaftaran pada
aplikasi edabu
m) Badan Usaha melakukan pembayaran iuran paling lambat 9 hari kerja sejak
link aktivasi dikirimkan oleh BPJS Kesehatan
n) BPJS Kesehatan akan mengirimkan reminder pembayaran iuran pertama
pada hari ke 8 hari kerja sejak link aktivasi dikirimkan oleh BPJS Kesehatan
o) BPJS Kesehatan akan mengirimkan reminder rangkaian proses pendaftaran
pada hari ke 8 hari kerja sejak link aktivasi dikirimkan oleh BPJS Kesehatan
p) Jika iuran sudah diterima BPJS Kesehatan maka Badan Usaha akan
diberikan email informasi kepesertaan
q) BPJS Kesehatan akan mengirimkan status Badan Usaha ke OSS pada hari
ke-10 hari kerja sejak link aktivasi dikirimkan oleh BPJS Kesehatan
r) BPJS Kesehatan akan mengirimkan status Badan Usaha ke Badan Usaha
pada hari ke-10 hari kerja sejak link aktivasi dikirimkan oleh BPJS Kesehatan
s) Apabila Badan Usaha melakukan pembayaran iuran lebih dari 10 hari kerja
maka:
(1) BPJS Kesehatan akan mengirimkan update status Badan Usaha ke OSS
setelah iuran diterima
(2) BPJS Kesehatan akan mengirimkan status Badan Usaha ke Badan
Usaha

61
Gambar 4.2
Bisnis Proses pengiriman e.mail aktivasi dan informasi kepada Badan Usaha

Jenis Status Badan Usaha:


a) Badan Usaha telah melakukan pembayaran iuran status (50) Disetujui
b) Badan Usaha belum melakukan pembayaran iuran status (30) Verifikasi
Pembayaran
c) Update status penyelesaian proses jika melebihi 10 hari kerja sejak BU
menerima email aktivasi status (50) Disetujui

Cek Badan Usaha Ganda:


a) Sistem akan melakukan verifikasi kepesertaan Ganda Badan Usaha dengan
parameter Nama Badan Usaha dan Dati II
b) RO melakukan monitoring Badan Usaha yang telah melakukan aktivasi di
dashboard BI

62
c) RO melakukan konfirmasi Pendaftaran kepada Badan Usaha atas BU
terindikasi ganda
d) RO melakukan Lapse Kode BU yang baru (VA baru gugur) jika BU baru
belum ada data peserta
e) Jika Badan Usaha telah melakukan input data peserta dan melakukan
pembayaran iuran maka tim kepesertaan melakukan rekonsiliasi
f) Badan Usaha menonaktifkan akhir bulan pesertanya dan selanjutnya
memindahkan ke VA yang sesuai
g) RO melakukan penonaktifan VA Baru setelah kepesertaan melakukan
rekonsiliasi dan Peserta pada VA Baru dimutasikan ke VA yang sesuai

5. Surat Keterangan Pendaftaran Badan Usaha dan Penerbitan Sertifikat


Kepesertaan
Bukti kepesertaan Badan Usaha yang telah terdaftar pada program JKN-KIS dapat
berupa:
a. Surat keterangan pendaftaran Badan Usaha (Formulir Perser 9)/Surat Clean and
Clear Badan Usaha diterbitkan oleh Kantor Cabang domisili Badan Usaha.
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan Surat Keterangan Pendaftaran
Badan Usaha/ Surat Clean and Clear Badan Usaha:
1) Surat Permohonan dari BU untuk menerbitkan Surat Keterangan Pendaftaran
Badan Usaha dan Sertifikat Kepesertaan Badan Usaha dengan format terlampir.
2) Badan Usaha sudah melakukan pembayaran iuran dan tidak adanya tunggakan
iuran.
3) Gaji pekerja Badan Usaha telah sesuai/valid dengan data gaji pekerja yang telah
didaftarkan menjadi peserta Program JKN-KIS dengan melampirkan surat
pernyataan bahwa telah menyerahkan data gaji pekerja Badan Usaha yang
benar/valid dengan format terlampir.
4) Tidak mempunyai tunggakan atas peserta PBPU yang menjadi peserta di Badan
Usaha.
5) Berlaku untuk 1 tahun dari tanggal diterbitkan.

63
b. Sertifikat Kepesertaan Badan Usaha diterbitkan oleh Kantor Pusat
1) Diberikan kepada Badan Usaha yang sudah menjadi peserta JKN KIS dan
mendaftarkan seluruh karyawan dan anggota keluarganya menjadi peserta JKN
KIS.
2) Melampirkan surat pernyataan dari Badan Usaha yang ditandatangani oleh
Pimpinan atau pejabat yang diberikan kuasa minimal setingkat Manager di atas
materai bahwa sudah mendaftarkan seluruh karyawan beserta anggota
keluarganya menjadi peserta Program JKN-KIS dengan format terlampir.
3) Sertifikat kepesertaan dapat diterbitkan setelah pemeriksaan oleh tim kepatuhan
dan dinyatakan sebagai Badan Usaha patuh.
4) Melampirkan surat keterangan pendaftaran Badan Usaha/Clean and Clear
Badan Usaha yang diterbitkan oleh Kantor Cabang setempat.

6. Mutasi Domisili Badan Usaha


Perpindahan Entitas Badan Usaha disebabkan:
a. Perubahan domisili Badan Usaha
b. Sentralisasi/desentralisasi entitas Badan Usaha
Badan Usaha harus melakukan:
a. Melapor kepada Kantor Cabang asal
b. Badan Usaha mengajukan permohonan kepada Kantor Cabang asal dengan
temusan Kantor Cabang tujuan dan melampirkan:
1) Surat pe pindah domisili kepada Kantor Cabang terdaftar dengan melampirkan
bukti sesuai legal aspek yang berlaku
2) Berita acara rekonsiliasi sampai dengan bulan terakhir
3) Bukti Pembayaran Iuran terakhir
Kantor Cabang asal harus melakukan:
a. Menerima surat permohonan perpindahan entitas Badan Usaha
b. Memastikan Badan Usaha sudah melakukan rekonsiliasi dan pembayaran iuran
terakhir
c. Menyampaikan surat usulan perpindahan ke Kedeputian Wilayah untuk perpindahan
entitas antar Kantor Cabang dalam satu Kedeputian Wilayah atau antar Kedeputian
Wilayah tembusan Kantor Cabang tujuan.

64
7. Penamaan atau Perubahan Nama Badan Usaha
a. Penamaan Badan Usaha
1) Standardisasi penamaan Badan Usaha sebagai berikut: NAMA BADAN USAHA,
PT/CV/UD
Contoh:
- SUMBER JAYA, PT, Tbk
- BANK MANDIRI, PT (Persero), Tbk
- INTI ABADI, CV
2) Standardisasi penamaan Yayasan/Universitas/Sekolah sebagai berikut:
Yayasan/Universitas/Sekolah Nama Yayasan/Universitas/Sekolah Tempat
- YAYASAN AMAL BAKTI
- UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
- SMP NEGERI 1 JAKARTA

b. Badan Usaha yang melakukan perubahan nama harus melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1) Badan Usaha membuat Surat pernyataan perubahan Nama Badan Usaha
kepada Kantor Cabang terdaftar dengan melampirkan:
2) Akta Perubahan Nama
3) Formulir Registrasi Badan Usaha ( Formulir Perser1 ) dengan memilih opsi
perubahan data
c. Kantor Cabang melakukan verfikasi dan Validasi atas permohonan perubahan nama
Badan Usaha
d. Kantor Cabang melakukan perubahan Nama Badan Usaha pada Aplikasi
Pemasaran (Tidak ada perubahan Kode Entitas dan Virtual Account Badan Usaha)

8. Pemutakhiran Data Badan Usaha


Staf Administrasi Perluasan Kepesertaan melakukan pemutakhiran data Badan Usaha
pada Aplikasi Pemasaran secara berkala (per enam bulan), melalui koordinasi dengan
PIC Badan Usaha terkait:
a. Data jumlah pegawai dan anggota keluarga Badan Usaha sebagai data potensi
peserta dan anggota keluarga

65
b. Data email Badan Usaha dan PIC Badan Usaha (Nama, Email dan Nomor
Handphone).

9. Ketentuan Melapsekan Badan Usaha


Badan Usaha yang bisa dilapsekan adalah Badan Usaha yang sudah melakukan
registrasi dan atau sudah pernah membayar iuran.
Adapun kriteria Badan Usaha yang dapat dilapsekan adalah sebagai berikut:
a. Badan Usaha sudah tidak beroperasi/Badan Usaha tidak ditemukan.
b. Badan Usaha pailit.
c. Badan Usaha ganda dan tidak terdapat peserta.
d. Badan Usaha yang tidak terdapat peserta diakibatkan penggabungan entitas Badan
Usaha.

Tatacara melapsekan Badan Usaha:


a. Badan Usaha sudah tidak beroperasi/Badan Usaha tidak ditemukan
1) Bidang yang bertanggungjawab terhadap fungsi manajemen penagihan iuran
memastikan bahwa badan usaha sudah tidak beroperasi/tidak ditemukan dengan
melakukan kunjungan disertai bukti tutupnya perusahaan tersebut antara lain:
berita acara kunjungan yang diketahui pejabat di lingkungan tempat domisili
perusahaan.
2) Bidang Kepesertaan memastikan bahwa kepesertaan yang ada di dalam entitas
Badan usaha sudah non aktif.
3) Bidang yang bertanggungjawab terhadap fungsi perluasan peserta
melaksanakan penonaktifan/penutupan Badan Usaha tersebut di aplikasi
pemasaran.

b. Badan Usaha Pailit


BU yang pailit (dilengkapi dengan bukti pendukung) maka tagihan akan dihentikan,
tunggakan iuran disisihkan, dan non aktif kepesertaan
1) Bidang yang bertanggungjawab terhadap fungsi manajemen penagihan iuran
memastikan bahwa badan usaha sudah pailit dengan melakukan kunjungan
disertai bukti berita acara kunjungan dan surat keputusan pengadilan tentang
kepailitan Badan Usaha.
66
2) Bidang yang bertanggung jawab terhadap fungsi manajemen penagihan iuran
berkoordinasi dengan Unit yang bertanggungjawab terhadap fungsi Kepatuhan
Kantor Cabang untuk menindaklanjuti piutang iuran ke Kurator yang menangani
proses pailit Badan Usaha tersebut dan mengumpulkan bukti bukti pendukung
kepailitannya
3) Bidang yang bertanggung jawab terhadap fungsi manajemen penagihan iuran
kantor pusat melakukan penghentian tagihan dan tunggakan iuran disisihkan,
4) Bidang Kepesertaan memastikan bahwa kepesertaan yang ada di dalam entitas
Badan usaha sudah non aktif.
5) Bidang yang bertanggungjawab terhadap fungsi perluasan peserta
melaksanakan penonaktifan/penutupan Badan Usaha tersebut di aplikasi
pemasaran.

c. Badan Usaha ganda dan tidak terdapat peserta


Yang dimaksud dengan badan usaha ganda adalah badan usaha yang teregistrasi
lebih dari satu kali. Hal ini dapat terjadi karena badan usaha yang sudah terdaftar
yang melakukan pendaftaran melalui kanal pendaftaran OSS, website BPJS
Kesehatan dan portal bersama BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Untuk
itu atas setiap pendaftaran badan usaha melalui kanal pendaftaran tersebut untuk
dilakukan verifikasi untuk meminimalisir terbentuknya badan usaha ganda dalam
Masterfile.

d. Mekanisme melapsekan badan usaha ganda adalah sebagai berikut:


1) Bidang penagihan dan keuangan dan/atau Bidang Perluasan Peserta dan
Kepatuhan mengindentifikasi adanya Badan Usaha yang memiliki lebih dari satu
entitas. Selanjutnya Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan
menginformasikan kepada Bidang Kepesertaan entitas Badan Usaha yang valid.
2) Bidang kepesertaan melakukan:
a) Pengecekan atas data kepesertaan setiap entitas tersebut. Jika ada
pesertadalam satu entitas, maka dilakukan mutasi ke entitas yang valid.
b) Menyampaikan hasil pengecekan/mutasi data peserta kepada bidang
perluasan peserta dan kepatuhan.

67
3) Setelah data kepesertaan dipindahkan, bidang perluasan peserta dan kepatuhan
melapsekan entitas Badan Usaha yang tidak aktif di Aplikasi Pemasaran.
4) Bidang kepesertaan melapsekan entitas Badan Usaha yang tidak aktif di Aplikasi
Kepesertaan.
e. Badan Usaha yang tidak terdapat peserta diakibatkan penggabungan entitas Badan
Usaha
Penggabungan entitas ini dilakukan dengan alasan adanya akuisisi oleh badan
usaha lain dan merger atau penyatuan pendafataran badan usaha dalam satu
entitas induk badan usaha.
1) Bidang Perluasan peserta dan kepatuhan mengindentifikasi adanya Badan
Usaha yang memiliki lebih dari satu entitas. Selanjutnya menginformasikan
kepada Bidang Kepesertaan entitas Badan Usaha yang valid.
2) Bidang kepesertaan melakukan:
a) pengecekan atas data kepesertaan setiap entitas tersebut. Jika ada peserta
dalam satu entitas maka dilakukan mutasi ke entitas yang valid.
b) menyampaikan hasil pengecekan/mutasi data peserta kepada bidang
perluasan peserta dan kepatuhan.
3) Setelah dipindahkan, bidang perluasan peserta dan kepatuhan melapsekan
entitas Badan Usaha yang tidak aktif di Aplikasi Pemasaran.
4) Bidang kepesertaan melakukan melapsekan entitas Badan Usaha yang tidak
aktif di Aplikasi Kepesertaan.

10. Pengaktifan Kembali Atas Entitas Badan Usaha Yang Tidak Beroperasi/Tutup
Sementara
Entitas Badan Usaha yang tidak beroperasi/tutup yang disebabkan oleh kegiatan usaha
yang vakum/berhenti sementara. Tata cara Pengaktifan Kembali Atas Entitas Badan
Usaha Yang Tidak Beroperasi/Tutup Sementara adalah sebagai berikut:
a. Kondisi ini merupakan hasil kunjungan RO pada saat canvassing/pelaporan dari
Badan Usaha.
b. Badan Usaha tidak memiliki peserta dan tunggakan iuran.
c. Badan Usaha menyampaikan surat permohonan kepada BPJS Kesehatan terkait
kondisi Badan Usaha yang vakum/berhenti sementara.
68
d. Jika badan usaha beroperasional kembali maka badan usaha membuat surat
permohonan pengaktifan kembali dan diperlakukan seperti Badan Usaha baru.

11. Relationship Officer (RO)


Relationship Officer terdiri dari RO Pegawai Definitif dan RO Pegawai Tidak Tetap (PTT)
a. RO Definitif
Tugas dan Tanggungjawab RO Definitf sesuai dengan DJP yang telah ditetapkan
oleh Organisasi
b. RO PTT
1) Rekrutmen Peserta
a) Canvassing Badan Usaha
b) Telemarketing
c) Memberikan Informasi kepada Badan Usaha potensial terkait program JKN-
KIS
d) Sosialisasi/Edukasi dan pendampingan proses administrasi registrasi Badan
Usaha
e) Sosialisasi/Edukasi dan pendampingan proses administrasi registrasi pekerja
dan anggota keluarga melalui aplikasi Edabu.
2) Kemitraan dengan Badan Usaha
a) Menerima keluhan Badan Usaha dan meneruskan ke Bidang terkait
b) Menjaga hubungan kemitraan dengan Badan Usaha
3) Administrasi
a) Pemutakhiran Data Badan Usaha
b) Membuat perencanaan canvassing
c) Input canvassing pada Aplikasi Pemasaran
E. Pelaporan
1. Laporan Bulanan
a. Kantor Cabang ke Kedeputian Wilayah
b. Laporan sosialisasi/gathering PPU yang diinput dalam Aplikasi Pemasaran.
2. Laporan Mingguan
Kantor Cabang ke Kedeputian Wilayah
a. Laporan M1 dan M2
b. Laporan Canvassing
69
F. EDABU
1. Aplikasi Edabu
Elektronik Data Badan Usaha atau biasa disingkat EDABU adalah alat bantu untuk
mempermudah proses pendaftaran, mutasi tambah/kurang peserta dan melihat iuran
Badan Usaha. Ide dasar pembuatan logo Edabu adalah fungsi dari Aplikasi Edabu itu
sendiri yaitu untuk memudahkan Badan Usaha dalam melakukan kegiatan administrasi
untuk kepengurusan kepesertaan Program JKN-KIS yang dikelola oleh BPJS
Kesehatan. Kegiatan administrasi tersebut meliputi:
a. Pendaftaran
b. Mutasi dan update data peserta
c. Download tagihan
d. Cetak entitas
e. Cek Nomor Induk Kependudukan (NIK)

Gambar 4.3
Logo EDABU

2. Anjungan Mandiri Edabu


Anjungan Mandiri Edabu (AME) merupakan anjungan mandiri yang disediakan di
Kantor BPJS Kesehatan untuk Badan Usaha yang belum memanfaatkan Edabu untuk
proses pendafataran peserta, mutasi tambah/kurang peserta dan perubahan data
peserta dilakukan oleh PIC Badan Usaha secara mandiri.
Kantor Cabang BPJS Kesehatan wajib menyediakan Anjungan Mandiri Edabu
untuk mengakomodir Badan Usaha yang belum memanfaatkan Edabu karena kendala
jaringan internet, sarana dan prasarana di kantornya.

70
Anjungan Mandiri Edabu dapat digunakan oleh Badan Usaha yang belum
memanfaatkan Edabu pada jam operasional kantor sesuai ketentuan yang diatur dalam
Pedoman Pelayanan Peserta.
Petugas yang memandu peserta apabila diperlukan adalah:
a. Relationship Officer bagi Badan Usaha yang belum menjadi peserta JKN-KIS
b. Staf Kepesertaan untuk Badan Usaha yang sudah menjadi peserta JKN-KIS terkait
proses mutasi tambah/kurang peserta dan perubahan data peserta.

71
BAB V
MEKANISME REKRUTMEN PESERTA
PEKERJA BUKAN PENERIMA UPAH (PBPU)/BUKAN PEKERJA (BP) DAN PENDUDUK
YANG DIDAFTARKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH (PD PEMDA)

A. Peserta PBPU dan BP


1. Peserta PBPU dan BP (Perorangan)
a. Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan mapping :
1) Data kependudukan dibandingkan data kepesertaan di wilayahnya (data
dukcapil)
2) Data PBPU dan BP Penangguhan di wilayahnya (data BI)
3) Data PBPU dalam proses mutasi dari segmen lain di wilayahnya (data BI)
b. Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan perencanaan kegiatan
sosialisasi langsung kepada masyarakat umum.
c. Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan perencanaan kegiatan
rekrutmen baik melalui booth atau Mobile Customer Service pada tempat-tempat
yang dianggap strategis untuk melakukan rekrutmen peserta. Perencanaan kegiatan
disertai dengan penjadwalan dan penunjukan PIC Staf Perluasan Peserta dan
Kepatuhan.
d. Staf Perluasan Peserta mempersiapkan pelaksanaan kegiatan sosialisasi
e. Staf Perluasan Peserta melaksanakan kegiatan sosialisasi dengan mempersiapkan
kelengkapan kegiatan sosialisasi (sesuai kebutuhan masing-masing kegiatan
sosialisasi).
f. Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan atau Staf Perluasan Peserta
melakukan sosialisasi kepada masyarakat umum sesuai ketentuan yang berlaku.
g. Staf Perluasan Peserta melakukan sosialisasi, advokasi dan registrasi peserta PBPU
dan BP sesuai ketentuan yang berlaku.
h. Untuk menghindari adanya peserta penangguhan peserta PBPU dan BP perorangan
di kemudian hari, Staf Perluasan Peserta Kantor Cabang melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1) Berkoordinasi dengan bidang kepesertaan dan pelayanan peserta untuk
memastikan peserta telah diberikan informasi mengenai ketentuan pembayaran
iuran pertama sejak 14 hari sampai dengan 30 hari setelah pendaftaran

72
2) Berkoordinasi dengan bidang kepesertaan dan pelayanan peserta untuk
memberikan reminder sebelum 30 hari waktu pembayaran pertama berakhir
(diutamakan 2 hari sebelum waktu pembayaran berakhir), baik melalui
email/SMS/surat/telemarketing ataupun kunjungan langsung kepada Peserta
PBPU/BP agar membayarkan iuran pertama bagi dirinya beserta keluarga
secara tepat waktu
3) Berkoordinasi dengan bidang kepesertaan dan pelayanan peserta untuk
memastikan peserta PBPU/BP untuk mengisi dokumen autodebet dan
membayarkan iurannya termasuk iuran pertama dengan mekanisme autodebet
4) Berkoordinasi dengan bidang kepesertaan dan pelayanan peserta untuk
memastikan nomor handphone peserta terisi lengkap dan benar
5) Staf Perluasan Peserta melakukan advokasi melalui surat/telemarketing ataupun
kunjungan langsung terhadap peserta PBPU dan BP Penagguhan yang tidak
membayar sampai dengan masa pembayaran iuran pertama berakhir dan
peserta PBPU dalam proses mutasi.
i. Pendaftaran PBPU/BP secara perorangan dilakukan melalui kanal-kanal layanan
BPJS Kesehatan sebagai berikut:
1) Kantor Cabang/Kantor Kabupaten/Kota
2) Aplikasi Mobile JKN
3) BPJS Kesehatan Care Center 1500 400
4) Mobile Customer Service (MCS)
5) Kader JKN
6) Website BPJS Kesehatan
7) Kantor Kecamatan/Kelurahan/Desa
8) Payment Point Online Bank (PPOB)/Agen Mitra
9) Pihak Ketiga (Bank)
j. Prosedur pendaftaran PBPU/BP secara perorangan melalui berbagai kanal
tersebut mengacu pada pedoman tatalaksana administrasi kepesertaan yang
berlaku, termasuk implementasi autodebet untuk mekanisme pembayaran
iurannya
k. Metode pendaftaran melalui Kanal Pendaftaran Eksternal berupa:
1) Bank Mitra: Aplikasi Pendaftaran Kanal Eksternal
2) Kartu Kredit Bank Mitra:
73
 Data peserta yang mendaftar melalui call center kartu kredit bank yang
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan,
 Form Daftar Isian Peserta diisi oleh petugas Call center dan direkapitulasi.
 Data tersebut kemudian dikirimkan ke BPJS Kesehatan pusat dan di
mapping sesuai Kabupaten/Kota dan Kantor Cabang.
 Setelah itu kantor Cabang melakukan verifikasi kelengkapan data dan
konfirmasi kepada calon peserta melalui identitas kontak yang ada
(Telepon, SMS dan e-mail),
 kemudian direkapitulasi dan dikirimkan ke Kantor Pusat Kedeputian
Perluasan Peserta, untuk kemudian dikirimkan kepada bank dan dilakukan
autodebet.
3) Kantor Kecamatan/kelurahan: Dropbox dan atau menggunakan Aplikasi
Pendaftaran.
Tidak menempatkan dropbox pendaftaran di klinik FKTP Swasta dan FKRTL.
4) Agen PPOB dan Mitra Lainnya.

2. Perluasan Kerja Sama Kanal Pendaftaran Peserta PBPU dan BP (Perorangan)


a. Kanal Pendaftaran Peserta PBPU dan BP dapat diperluas melalui kerja sama
dengan pihak eksternal
b. Kerjasama perluasan kanal pendaftaran peserta dapat dilakukan di Kantor Pusat
atau Kantor Cabang dengan mengacu kepada ketentuan yang berlaku.
c. Kerjasama berupa penempatan dropbox ataupun pemberian hak akses
pendaftaran melalui aplikasi yang telah tersedia.
d. Tata cara pemberian hak akses aplikasi mengacu pada ketentuan sebagai
berikut:
1) Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan mengirimkan permohonan
pembuatan hak akses (User name dan Password) Aplikasi kanal pendaftaran
Mitra BPJS Kesehatan kepada Kepala Bidang Kepesertaan dan Pelayanan
Peserta, dengan melampirkan fotokopi Perjanjian Kerja Sama, Data Petugas
Entri sesuai format (terlampir) dan disertai pakta integritas dari setiap user
yang diajukan.

74
2) Kepala Bidang Kepesertaan dan Pelayanan Peserta memberikan data user
name dan password petugas entri kepada Kepala Bidang Perluasan Peserta
dan Kepatuhan paling lambat dua hari kerja sejak data diajukan.
3) Staf Administrasi Perluasan Peserta memberikan user name dan password
kepada PIC Kanal Pendaftaran Mitra BPJS Kesehatan, serta
menginformasikan tata cara dan ketentuan penggunaan aplikasi kepada
petugas entri.

3. Optimalisasi Pemanfaatan Kanal Pendaftaran Peserta (Perorangan)


Kanal Pendaftaran Peserta melalui pihak eksternal yang sudah bekerjasama baik
di tingkat pusat maupun daerah perlu dioptimalkan dan dievaluasi pemanfaatannya
secara berkala dengan cara sebagai berikut:
a. Meningkatkan sosialisasi kanal pendaftaran kepada masyarakat serta
mengadvokasi Pemda dan mitra BPJS Kesehatan untuk ikut serta
mensosialisasikan kanal pendaftaran dan mengeluarkan himbauan
pendaftaran JKN-KIS kepada masyarakat di wilayahnya.
b. Melakukan evaluasi dan monitoring terhadap kanal-kanal pendaftaran yang
sudah ada:
1) Kegiatan evaluasi dan monitoring kanal pendaftaran minimal dua kali dalam
satu tahun.
2) Memastikan konsistensi komitmen layanan peserta oleh pihak ketiga serta
kelengkapan materi promosi (leaflet, persyaratan pendaftaran, dan lain-
lain)
3) Memastikan kesesuaian alur pendaftaran di masing-masing kanal.
4) Melakukan update pengetahuan tentang pendaftaran Program JKN-KIS
terutama apabila terjadi pergantian PIC.
5) Memastikan username yang digunakan oleh PIC Kanal Pendaftaran segera
dinonaktifkan apabila sudah tidak bekerja lagi untuk menghindari
penyalahgunaan yang dapat merugikan BPJS Kesehatan.
6) Memastikan username yang digunakan oleh PIC Kanal Pendaftaran tidak
digunakan oleh orang lain.

75
4. Peserta PBPU dan BP (Kolektif)
Ketentuan Umum Rekrutmen PBPU dan BP Kolektif
a. Pendaftaran Peserta PBPU dan BP secara kolektif dilakukan oleh:
1) Badan Hukum;
2) Donatur Badan Hukum; dan
3) Donatur Perorangan.
b. Badan Hukum sebagaimana dimaksud pada poin (1) huruf a terdiri atas:
1) yayasan
2) koperasi
3) lembaga keagamaan;
4) lembaga atau badan amal; dan
5) lembaga pendidikan.
c. Donatur Badan Hukum sebagaimana dimaksud pada poin (1) huruf b terdiri atas:
1) yayasan;
2) koperasi;
3) lembaga keagamaan;
4) lembaga atau badan amal;
5) badan usaha; dan
6) badan hukum lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Pendaftaran PBPU dan BP secara kolektif oleh Badan Hukum dilakukan dalam
hal Badan Hukum mendaftarkan dan membayarkan Iuran Jaminan Kesehatan
setiap orang yang menjadi tanggung jawabnya (selain kategori PPU di Badan
Hukum tersebut.)
e. Pendaftaran PBPU dan BP secara kolektif oleh Donatur Badan Hukum dilakukan
dalam hal pendaftaran PBPU dan BP melalui program donasi.
f. Pendaftaran PBPU dan BP secara kolektif oleh
Donatur Perorangan dilakukan dalam hal Donatur Perorangan mendaftarkan
PBPU dan BP melalui program donasi dengan jumlah lebih dari 10 (sepuluh)
kartu keluarga.
g. Pendaftaran peserta PBPU/BP Kolektif wajib beserta anggota keluarga, namun
demikian hal ini dapat dikecualikan bagi:
1) Panti asuhan dan panti jompo dengan mendaftarkan seluruh penghuni panti;
2) Lembaga pendidikan, dengan mendaftarkan seluruh Peserta Didik; dan
76
3) Badan Hukum pengelola dana pensiun dengan mendaftarkan seluruh
pensiunannya.
h. Apabila anggota keluarga dari Peserta PBPU dan BP yang didaftarkan secara
kolektif telah terdaftar pada segmen PBPU atau BP, maka Badan Hukum,
Donatur Badan Hukum dan Donatur Perorangan dapat mengalihkan kepesertaan
anggota keluarganya tersebut sebagai peserta PBPU dan BP secara kolektif,
dengan syarat telah melunasi iuran.
i. Perubahan Peserta PBPU/BP yang mutasi menjadi Peserta PBPU/BP yang
didaftarkan secara kolektif harus terlebih dahulu melunasi tunggakannya.
j. Ketentuan lebih lanjut mengenai perpindahan antar segmen peserta mengacu
pada ketentuan dalam Pedoman Tata Laksana Administrasi Kepesertaan.
k. Badan Hukum, Donatur Badan Hukum dan Donatur Perorangan yang
mendaftarkan peserta PBPU dan BP secara kolektif harus didaftarkan pada
kelas perawatan yang sama.
l. Pensiunan yang didaftarkan secara kolektif oleh badan hukum dapat
dikecualikan tidak didaftarkan dalam kelas perawatan yang sama atau dapat di
grading sesuai pangkat/grade masing-masing pensiunan tersebut semasa masih
aktif sebagai pegawai. Tidak diperbolehkan seseorang dengan pangkat/grade
lebih rendah ketika masih aktif sebagai pegawai didaftarkan sebagai peserta BP
kolektif pada kelas perawatan yang lebih tinggi dibandingkan seseorang yang
ketika masih aktif sebagai pegawai memiliki pangkat/gradenya lebih tinggi.
m. Pendaftaran Peserta PBPU dan BP secara kolektif mengacu pada ketentuan cut-
off sebagai berikut:
1) Proses input data/migrasi data peserta PBPU dan BP Kolektif yang dilakukan
paling lambat 2 (dua) hari kalender sebelum tanggal 1 (satu) bulan
berikutnya, maka tagihan akan dihitung pada tanggal 1 (satu) bulan
berikutnya.
2) Proses input data/migrasi peserta PBPU dan BP kolektif yang dilakukan pada
tanggal terakhir bulan berjalan, tagihan akan dihitung pada tanggal 1 (satu)
pada 2 (dua) bulan berikutnya.
n. Manfaat pelayanan kesehatan diberikan setelah status kepesertaan peserta
PBPU dan BP secara kolektif dinyatakan aktif.
o. Ketentuan lebih lanjut mengenai kepesertaan Peserta PBPU dan BP secara
kolektif mengacu pada Pedoman Tata Laksana Administrasi Kepesertaan.
p. Ketentuan pembayaran iuran bagi entitas yang mendaftarkan peserta PBPU/BP
kolektif adalah sebagai berikut:

77
1) Pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan Peserta PBPU dan BP yang
didaftarkan secara kolektif oleh Badan Hukum dilakukan paling sedikit 3 (tiga)
bulan di awal.
2) Jika pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan tidak dapat dilakukan 3 (tiga)
bulan di awal, maka dengan maka pembayaran Iuran dilakukan melalui
mekanisme autodebet.
3) Mekanisme pembayaran iuran sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b
dapat dikecualikan bagi lembaga pendidikan.
4) Untuk pembayaran iuran bagi Peserta PBPU dan BP yang didaftarkan secara
kolektif oleh Donatur Badan Hukum dan Donatur Perorangan, maka
mekanismenya mengacu pada ketentuan pembayaran Iuran Jaminan
Kesehatan dalam pedoman rekrutmen PBPU dan BP melalui program
donasi.
5) Pembayaran iuran peserta selambat-lambatnya dilakukan tanggal 10 untuk
setiap periode pembayaran sesuai tagihan yang diberikan oleh BPJS
Kesehatan
6) Badan Hukum, Donatur Badan Hukum dan Donatur Perorangan yang
berkeinginan untuk membayar iuran lebih dari 1 (satu) bulan maka jumlah
iuran yang dibayarkan adalah sesuai dengan kelipatan dari tagihan.
7) Jika terdapat perubahan regulasi terkait iuran dan adanya mutasi Peserta,
maka dilakukan rekonsiliasi.
q. Jika terdapat selisih pembayaran iuran setelah adanya rekonsiliasi, maka Badan
Hukum, Donatur Badan Hukum dan Donatur Perorangan membayar selisih
pembayaran iuran tersebut paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya
setelah dilakukan rekonsiliasi
r. Mutasi Peserta terdiri atas mutasi penambahan dan pengurangan Peserta,
adapun mutasi pengurangan Peserta meliputi:
1) Peserta meninggal dunia; dan
2) Peserta beralih ke segmen lain.
s. Jika terdapat pengurangan peserta setelah adanya rekonsiliasi maka BPJS
Kesehatan:
1) melakukan penonaktifan Peserta; dan
2) mencari Peserta pengganti untuk masuk sebagai Peserta, khusus bagi
78
peserta yang terdaftar sebagai penerima donasi.
t. Masa berlaku Peserta pengganti mengikuti berakhirnya donasi yang tertera pada
Perjanjian Kerja Sama.
u. Perjanjian Kerja Sama antara Kantor Cabang dengan Badan Hukum, Donatur
Badan Hukum atau Donatur Perorangan mengacu pada template Perjanjian
Kerja sama yang telah ditetapkan oleh Kantor Pusat.
v. Jangka waktu Perjanjian Kerja Sama adalah minimal 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang.
w. Apabila Perjanjian Kerja Sama berakhir, maka Kantor Cabang memberitahukan
pengakhiran/perpanjangan kepada:
1) Badan Hukum, Donatur Badan Hukum atau Donatur Perorangan. (Surat
dikirimkan sekurang-kurangnya 4 (empat) bulan sebelum Perjanjian Kerja
Sama berakhir dan Kantor Cabang mengadvokasi untuk dilakukan
perpanjangan)
2) Peserta penerima donasi bahwa pertanggungan iuran dari donatur akan
berakhir. (Surat dikirimkan sekurang-kurangnya 4 (empat) bulan sebelum
Perjanjian Kerja Sama berakhir dan Kantor Cabang mengadvokasi peserta
agar pindah ke segmen lainnya.)
x. Donatur memberitahukan informasi perpanjangan/pemutusan Perjanjian Kerja
Sama sekurang-kurangnya tiga (3) bulan sebelum Perjanjian Kerja Sama berakhir.
y. Mengadvokasi Pemerintah Daerah untuk menyertakan peserta penerima donasi
yang sudah tidak menjadi tanggungan donatur, sebagai penduduk yang
didaftarkan oleh Pemerintah Daerah.
z. Apabila Perjanjian Kerja Sama berakhir atau peserta sudah tidak menjadi
tanggungan Badan Hukum maka status kepesertaan Peserta PBPU dan BP
Kolektif wajib dinonaktifkan, dan peserta diwajibkan untuk mendaftarkan diri dan
anggota keluarganya pada segmen kepesertaan PBPU/BP atau segmen
kepesertaan lainnya.
aa. Apabila Perjanjian Kerja Sama diperpanjang maka Badan Hukum, Donatur Badan
Hukum atau Donatur Perorangan harus menandatangani perpanjangan Perjanjian
Kerja Sama 1 (satu) bulan sebelum Perjanjian Kerja Sama berakhir

79
5. Tata Cara Rekrutmen PBPU dan BP Kolektif
a. Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan mapping data Badan
Hukum sebagai data potensi di wilayahnya
b. Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan perencanaan
sosialisasi kepada Badan Hukum potensial.
c. Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menginisiasi kegiatan sosialisasi sesuai
perencanaan atau menerima permintaan sosialisasi dari Badan Hukum baik melalui
surat maupun lisan.
d. Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan merekap seluruh permintaan sosialisasi dan
melakukan penyesuaian rencana sosialisasi dari Badan Hukum.
e. Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menginventarisir Badan Hukum yang
potensial di wilayah kerjanya, selanjutnya di entri ke dalam aplikasi Pemasaran.
f. Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menetapkan Badan Hukum yang potensial
sebagai sasaran pada aplikasi Pemasaran
g. Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan mempersiapkan pelaksanaan kegiatan
sosialisasi.
h. Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan melaksanakan kegiatan sosialisasi dengan
mempersiapkan kelengkapan kegiatan sosialisasi (sesuai kebutuhan masing-masing
kegiatan sosialisasi).
i. Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan mengentri kegiatan sosialisasi ke dalam
aplikasi Pemasaran
j. Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan memberikan formulir registrasi pendaftaran
PBPU dan BP secara kolektif kepada Badan Hukum
k. Staf Perluasan Peserta dan kepatuhan menerima formulir registrasi PBPU dan BP
secara kolektif yang telah dilengkapi oleh Badan Hukum
l. Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan registrasi pada aplikasi
pemasaran untuk membentuk entitas dan Virtual Account (VA).
m. Nomenklatur pembuatan nama entitas PBPU dan BP secara kolektif:
1) PBPU secara kolektif:
“NAMA BADAN HUKUM (spasi) PBPU KOLEKTIF”
Contoh :
a) GOTONG ROYONG, PT PBPU KOLEKTIF
b) UNIVERSITAS INDONESIA PBPU KOLEKTIF
80
c) YAYASAN PENDIDIKAN SEJAHTERA PBPU KOLEKTIF
2) BP secara kolektif:
“NAMA BADAN HUKUM (spasi) BP KOLEKTIF”
Contoh :
a) GUDANG GARAM, PT BP KOLEKTIF
b) YAYASAN PELITA HARAPAN BP KOLEKTIF
c) BANK PERMATA BP KOLEKTIF
n. Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan memberikan draft Perjanjian Kerjas ama
kepada Badan Hukum.
o. Badan Hukum memberikan data calon peserta beserta anggota keluarga yang akan
di daftarkan sebagai peserta PBPU dan BP secara kolektif sesuai format daftar isian
peserta elektronik kepada Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan.
p. Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan verifikasi data kelengkapan
format daftar isian peserta elektronik.
q. Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menyerahkan soft copy data calon peserta
yang sudah diverifikasi kelengkapannya kepada staf Bidang Kepesertaan dan
Pelayanan Peserta
r. Staf Bidang Kepesertaan dan Pelayanan Peserta melakukan purifikasi data dan
menyampaikan hasil purifikasi kepada Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan.
s. Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan memberikan hasil purifikasi kepada Badan
Hukum untuk mendapatkan persetujuan
t. Persetujuan konsep Perjanjian Kerja Sama dan penandatanganan Perjanjian Kerja
Sama
u. Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menyampaikan Virtual Account, informasi
tagihan, dan waktu pembayaran iuran pertama kepada Badan Hukum
v. Badan Hukum melakukan pembayaran iuran pertama sesuai tagihan melalui Virtual
Account
w. Staf Perluasan Peserta Dan Kepatuhan mencetak lembar pemberitahuan bagi
peserta PBPU/BP Kolektif sebanyak Kartu Keluarga yang didaftarkan.
x. Lembar Pemberitahuan tersebut kemudian diserahkan kepada Staf Kepesertaan dan
Pelayanan Peserta untuk disertakan pada saat pengiriman kartu JKN-KIS.

81
y. Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan berkoordinasi dengan Staf Kepesertaan dan
Pelayanan Peserta dalam memastikan lembar pemberitahuan tersebut disertakan ke
dalam amplop pada saat pengiriman kartu JKN-KIS".
z. Identitas peserta diberikan sesuai dengan tata laksana administrasi kepesertaan
yang berlaku

6. Program Donasi
Pendaftaran Peserta PBPU dan BP melalui Program Donasi bertujuan untuk melibatkan
partisipasi masyarakat baik perorangan maupun Badan Hukum dalam rangka
peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui program Jaminan Kesehatan Nasional-
Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), dan memperluas cakupan kepesertaan JKN-KIS
dalam rangka mencapai Universal Health Coverage.
Ketentuan Umum Pendaftaran Peserta PBPU dan BP melalui Program Donasi:
a. Program Donasi diperuntukan bagi setiap orang yang masuk dalam kategori Pekerja
Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP)
b. Masyarakat yang didaftarkan melalui Program Donasi diutamakan bagi yang belum
terdaftar sebagai Peserta JKN-KIS.
c. Apabila masyarakat yang akan didaftarkan sebagai peserta Program Donasi telah
terdaftar sebagai Peserta PBPU dan BP Perorangan, maka peserta tersebut harus
terlebih dahulu melunasi iuran.
d. Pendaftaran Peserta PBPU dan BP melalui Program Donasi dapat dilakukan oleh:
1) Donatur Perorangan, yang telah menjadi Peserta JKN-KIS
2) Donatur Badan Hukum, yang telah mendaftarkan pekerja beserta anggota
keluarganya sebagai Peserta JKN-KIS
e. Donatur Badan Hukum dapat berupa:
1) yayasan;
2) koperasi;
3) lembaga Keagamaan;
4) lembaga atau Badan Amal;
5) badan usaha; dan
6) badan hukum lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

82
f. Ketentuan Kerjasama dan Pembayaran Iuran Pendaftaran Peserta PBPU dan BP
melalui Program Donasi adalah sebagai berikut:
KETENTUAN DONASI BADAN DONASI PERORANGAN
HUKUM
Mekanisme Kerja Perjanjian Kerja - Peserta sampai dengan
Sama Sama 10 KK: Surat Pernyataan
Komitmen
- Pendaftaran Peserta > 10
KK: PKS
Jangka Waktu Min. 1 Tahun Min. 1 Tahun
Kerjasama Donasi
Pembayaran Iuran Min. 6 Bulan di Awal Min. 1 Tahun di Awal
Aktivasi Peserta Mekanisme cut off - Peserta sampai dengan
10 KK: Proses
administrasi 14 hari
- Pendaftaran Peserta > 10
KK: Mekanisme Cut Off
Keterangan:
1) Pendaftaran PBPU dan BP melalui Program Donasi oleh Donatur Badan Hukum
dan/atau donatur perorangan yang mendaftarkan lebih dari 10 (sepuluh) Kartu
Keluarga, dituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama dengan jangka waktu
Perjanjian Kerja Sama minimal 1 (satu) tahun, dan pembayaran iuran dilakukan
minimal 6 (enam) bulan di awal untuk donatur Badan Hukum serta 1 (satu) tahun
di awal untuk donatur perorangan.
2) Pendaftaran Peserta PBPU dan BP melalui Program Donasi oleh Donatur
perorangan dengan jumlah maksimal 10 Kartu Keluarga, dituangkan dalam surat
pernyataan komitmen Donasi perorangan, dimana pembayaran iuran wajib
dilakukan minimal 1 (satu) tahun di awal.
g. Donatur perorangan dan Donatur Badan Hukum yang mendaftarkan Peserta PBPU
dan BP melalui Program Donasi bertanggung jawab atas kesinambungan
pembayaran iuran peserta.
h. Pembayaran iuran dilakukan paling lambat pada tanggal 10 (sepuluh) untuk setiap
periode pembayaran sesuai dengan tagihan yang diberikan oleh BPJS Kesehatan
i. Peserta yang didaftarkan dan dibayarkan iurannya melalui Program Donasi baik oleh
Donatur Perorangan maupun Donatur Badan Hukum harus pada kelas perawatan
yang sama.

83
j. BPJS Kesehatan dapat berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan/atau
Lembaga lain untuk mendapatkan data Peserta yang akan didaftarkan oleh Donatur
Badan Hukum.
k. BPJS Kesehatan melakukan verifikasi dan validasi data kepesertaan setiap orang
yang didaftarkan dalam Program Donasi sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
l. Dalam hal terjadi perubahan regulasi terkait iuran dan adanya mutasi pengurangan
peserta, maka dilakukan rekonsiliasi.
m. Berdasarkan hasil rekonsiliasi akibat perubahan regulasi terkait iuran, Donatur
membayar selisih pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan
berikutnya setelah dilakukan rekonsiliasi
n. Mutasi pengurangan peserta meliputi:
1) Peserta penerima donasi meninggal dunia; dan
2) Peserta penerima donasi beralih ke segmen lainnya
o. Berdasarkan hasil rekonsiliasi akibat adanya mutasi pengurangan peserta, BPJS
Kesehatan:
1) Melakukan penonaktifan peserta penerima donasi; dan
2) Mencari peserta pengganti untuk masuk sebagai peserta donasi PBPU dan BP
yang akan aktif pada bulan berikutnya.
Mekanisme Pelaksanaan Program Donasi
a. Program Donasi oleh Donatur Perorangan
1) Donatur Perorangan yang mendaftarkan peserta sampai dengan 10 KK
a) Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan
pengumpulan dan pemetaan data donatur perorangan potensial
b) Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan menetapkan donatur
sasaran dan melakukan perencanaan advokasi.
c) Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan atau Staf Perluasan
Peserta dan Kepatuhan melakukan advokasi kepada calon Donatur
d) Calon donatur yang bersedia mengikuti program Donasi mengisi dan
menandatangani surat pernyataan komitmen
e) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menerima surat pernyataan
komitmen yang telah ditandatangani dan data calon peserta yang telah
disetujui oleh Donatur.
84
f) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan verifikasi
kelengkapan data calon peserta sesuai dengan pedoman tata laksana
administrasi kepesertaan yang berlaku (nomor rekening dan nomor HP
dicantumkan sesuai dengan data calon peserta).
g) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan sosialisasi kepada
calon penerima donasi
h) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menyerahkan data calon peserta
kepada Staf Kepesertaan dan Pelayanan Peserta.
i) Staf Kepesertaan dan Pelayanan Peserta melakukan entry data calon
peserta dan menyerahkan nomor Virtual Account kepada Staf Perluasan
Peserta dan Kepatuhan.
j) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menyampaikan Virtual Account
kepada calon Donatur dan menyampaikan informasi pembayaran iuran
pertama.
k) Donatur melakukan pembayaran iuran paling cepat 14 hari sejak Virtual
Account diterbitkan.
l) Staf Perluasan Peserta Dan Kepatuhan mencetak lembar
pemberitahuan bagi penerima donasi sebanyak Kartu Keluarga yang
didaftarkan (format lembar pemberitahuan terlampir)..
m) Lembar Pemberitahuan tersebut kemudian diserahkan kepada Staf
Kepesertaan dan Pelayanan Peserta untuk disertakan pada saat
pengiriman kartu JKN-KIS.
n) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan berkoordinasi dengan Staf
Kepesertaan dan Pelayanan Peserta dalam memastikan lembar
pemberitahuan tersebut disertakan ke dalam amplop pada saat
pengiriman kartu JKN-KIS".
o) Identitas peserta dicetak dan dikirimkan sesuai dengan tata laksana
administrasi kepesertaan yang berlaku.

2) Donatur Perorangan yang mendaftarkan peserta lebih dari 10 KK


a) Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan
pengumpulan dan pemetaan data donatur perorangan potensial

85
b) Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan menetapkan donatur
sasaran dan melakukan perencanaan advokasi.
c) Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan atau Staf Perluasan
Peserta dan Kepatuhan melakukan advokasi kepada calon Donatur
d) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menginventarisir Donatur
potensial di wilayah kerjanya, selanjutnya di entri ke dalam aplikasi
Pemasaran.
e) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menetapkan Donatur potensial
sebagai sasaran pada aplikasi Pemasaran.
f) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan memberikan formulir registrasi
pendaftaran PBPU dan BP Kolektif kepada Donatur
g) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menerima formulir registrasi
PBPU dan BP Kolektif yang telah dilengkapi oleh Donatur.
h) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan registrasi pada
aplikasi pemasaran untuk membentuk entitas dan Virtual Account (VA)
PBPU dan BP Kolektif
i) Nomenklatur pembuatan nama entitas Donatur Perorangan:
“NAMA DONATUR (Tanpa Title) (spasi) DONATUR (spasi)
PERORANGAN”
Contoh:
(1) MANGISI RAJA DONATUR PERORANGAN
(2) NDARU KRISTIAN DONATUR PERORANGAN
(3) RINI NAJIB DONATUR PERORANGAN
j) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan memberikan draft Perjanjian
Kerja Sama kepada Donatur yang akan melakukan registrasi.
k) Persetujuan konsep Perjanjian Kerja Sama dan penandatanganan
Perjanjian Kerjasama
l) Donatur memberikan data calon peserta beserta anggota keluarga yang
akan di daftarkan sebagai peserta PBPU dan BP Kolektif sesuai format
daftar isian peserta elektronik kepada Staf Perluasan Peserta dan
Kepatuhan.
m) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan verifikasi data
kelengkapan format daftar isian peserta elektronik.
86
n) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menyerahkan soft copy data
calon peserta PBPU dan BP Kolektif yang sudah diverifikasi
kelengkapannya kepada staf Bidang Kepesertaan dan Pelayanan
Peserta sesuai format daftar isian elektronik.
o) Staf Bidang Kepesertaan dan Pelayanan Peserta melakukan purifikasi
data dan menyampaikan hasil purifikasi kepada Staf Perluasan Peserta
dan Kepatuhan
p) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan memberikan hasil purifikasi
kepada Donatur untuk mendapatkan persetujuan
q) Data Peserta yang telah disetujui oleh entitas selanjutnya dilakukan
migrasi data oleh Staf Kepesertaan dan Pelayanan Peserta
r) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menyampaikan Virtual Account,
informasi tagihan, dan waktu pembayaran iuran pertama kepada
Donatur.
s) Donatur melakukan pembayaran iuran pertama sesuai tagihan melalui
Virtual Account
t) Staf Perluasan Peserta Dan Kepatuhan mencetak lembar
pemberitahuan bagi penerima donasi sebanyak Kartu Keluarga yang
didaftarkan.
u) Lembar Pemberitahuan tersebut kemudian diserahkan kepada Staf
Kepesertaan dan Pelayanan Peserta untuk disertakan pada saat
pengiriman kartu JKN-KIS (format lembar pemberitahuan terlampir).
v) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan berkoordinasi dengan Staf
Kepesertaan dan Pelayanan Peserta dalam memastikan lembar
pemberitahuan tersebut disertakan ke dalam amplop pada saat
pengiriman kartu JKN-KIS".
w) Identitas peserta diberikan sesuai dengan tata laksana administrasi
kepesertaan yang berlaku.

3) Program Donasi oleh Badan Hukum


a) Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan mapping
data Badan Hukum sebagai data potensi di wilayahnya

87
b) Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan
perencanaan sosialisasi kepada Badan Hukum potensial.
c) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menginisiasi kegiatan sosialisasi
sesuai perencanaan atau menerima permintaan sosialisasi dari Badan
Hukum baik melalui surat maupun lisan.
d) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan merekap seluruh permintaan
sosialisasi dan melakukan penyesuaian rencana sosialisasi dari Badan
Hukum.
e) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menginventarisir Badan Hukum
yang potensial di wilayah kerjanya, selanjutnya di entri ke dalam aplikasi
Pemasaran.
f) Staf Perluasan peserta dan Kepatuhan menetapkan Badan Hukum yang
potensial sebagai sasaran pada aplikasi Pemasaran
g) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan mempersiapkan pelaksanaan
kegiatan sosialisasi.
h) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan melaksanakan kegiatan
sosialisasi dengan mempersiapkan kelengkapan kegiatan sosialisasi
(sesuai kebutuhan masing-masing kegiatan sosialisasi).
i) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan mengentri kegiatan sosialisasi
ke dalam aplikasi Pemasaran
j) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan memberikan formulir registrasi
pendaftaran PBPU dan BP Kolektif kepada Badan Hukum
k) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menerima formulir registrasi
PBPU dan BP Kolektif yang telah dilengkapi oleh Badan Hukum
l) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan registrasi pada
aplikasi pemasaran untuk membentuk entitas dan Virtual Account (VA).
m) Nomenklatur pembuatan nama entitas Badan Hukum:
“NAMA BADAN HUKUM (spasi) DONATUR”
Contoh:
(1) GOTONG ROYONG, PT DONATUR
(2) BAZNAS MAKASSAR DONATUR
(3) KOPERASI MERINTIS SEJAHTERA DONATUR

88
n) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan memberikan draft Perjanjian
Kerja Sama kepada Badan Hukum.
o) Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan berkoordinasi dengan
Pemerintah Daerah/Lembaga lainnya dalam menetapkan data calon
penerima donasi
p) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan melakukan verifikasi data
kelengkapan format daftar isian peserta elektronik.
q) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menyerahkan soft copy data
calon peserta donasi yang sudah diverifikasi kelengkapannya kepada
staf Bidang Kepesertaan dan Pelayanan Peserta sesuai format daftar
isian elektronik.
r) Staf Bidang Kepesertaan dan Pelayanan Peserta melakukan purifikasi
data dan menyampaikan hasil purifikasi kepada Staf Perluasan Peserta
dan Kepatuhan
s) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan memberikan hasil purifikasi
kepada Badan Hukum untuk mendapatkan persetujuan
t) Persetujuan konsep Perjanjian Kerja Sama dan penandatanganan
Perjanjian Kerjasama
u) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan menyampaikan Virtual Account,
informasi tagihan, dan waktu pembayaran iuran pertama kepada Badan
Hukum
v) Badan Hukum melakukan pembayaran iuran pertama sesuai tagihan
melalui Virtual Account
w) Staf Perluasan Peserta Dan Kepatuhan mencetak lembar
pemberitahuan bagi penerima donasi sebanyak Kartu Keluarga yang
didaftarkan (format lembar pemberitahuan terlampir).
x) Lembar Pemberitahuan tersebut kemudian diserahkan kepada Staf
Kepesertaan dan Pelayanan Peserta untuk disertakan pada saat
pengiriman kartu JKN-KIS.
y) Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan berkoordinasi dengan Staf
Kepesertaan dan Pelayanan Peserta dalam memastikan lembar
pemberitahuan tersebut disertakan ke dalam amplop pada saat
pengiriman kartu JKN-KIS".
89
z) Identitas peserta diberikan sesuai dengan tata laksana administrasi
kepesertaan yang berlaku

Gambar 1 Keterkaitan PBPU Kolektif dengan Program Donasi

B. Peserta Penduduk yang di daftarkan oleh Pemerintah Daerah


1. Perjanjian Kerja Sama Baru
a. Kepala Cabang dan Kepala Bidang Perluasan Peserta atau Kepala
Kabupaten/Kota melakukan advokasi kepada Pemerintah Daerah terkait
kewajiban mengintegrasikan Jamkesdanya ke dalam Program JKN-KIS sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan.
b. Staf Perluasan Peserta menerima permintaan sosialisasi dari Pemerintah Daerah
Provinsi atau Kabupaten/Kota.
c. Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan atau Kepala Kabupaten/Kota
menentukan penjadwalan kegiatan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah
d. Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan atau Kepala Kabupaten/Kota
memberikan arahan kepada staf Perluasan Peserta dalam rangka pelaksanaan
sosialisasi teknis.
e. Staf Perluasan Peserta mempersiapkan pelaksanaan kegiatan sosialisasi teknis.
90
f. Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan atau Kepala Kabupaten/Kota
serta Staf Perluasan Peserta melaksanakan kegiatan sosialisasi teknis dengan
mempersiapkan kelengkapan sosialisasi.
g. Staf Perluasan Peserta mengentri kegiatan sosialisasi ke dalam aplikasi
pemasaran.
h. Pemerintah Daerah melakukan pendataan Penduduk yang akan didaftarkan
melalui APBD
i. Pemerintah Daerah dan Kantor Cabang melakukan pembahasan draft Perjanjian
Kerja Sama menggunakan template standar dari Kantor Pusat, termasuk
kewajiban Pemerintah Daerah untuk mengalokasikan anggaran kepesertaan bayi
baru lahir dari Ibu kandung Peserta Penduduk yang didaftarkan oleh Pemda
sesuai ketentuan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018.
j. Apabila Pemerintah Daerah tidak bersedia mengalokasikan anggaran untuk
pendaftaran bayi baru lahir dari Ibu kandung Peserta Penduduk yang didaftarkan
oleh Pemda sesuai ketentuan yang berlaku, maka Pemerintah Daerah (kepala
daerah atau pejabat yang akan menandatangani Perjanjian Kerjasama) wajib
menandatangani surat pernyataan tidak bersedia mengalokasikan anggaran dan
mendaftarkan bayi baru lahir dari Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah
Daerah yang diserahkan ke Kantor Cabang BPJS Kesehatan, untuk selanjutnya
disampaikan ke Kantor Pusat melalui Kedeputian Wilayah.
k. Pemerintah Daerah menyerahkan formulir registrasi dan data penduduk yang
didaftarkan dalam bentuk soft copy kepada Staf Perluasan Peserta untuk
kemudian dilakukan verifikasi data sesuai format daftar isian elektronik.
l. Staf perluasan peserta membuat entitas Penduduk yang Didaftarkan Oleh
Pemerintah Daerah (PD Pemda). Tata cara pembuatan entitas Penduduk yang
Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda) pada Aplikasi Pemasaran
adalah sebagai berikut :
1) Kabupaten/Kota yang baru melaksanakan Integrasi Jamkesda
a) Entitas yang digunakan adalah entitas yang sudah tertanam/tersedia
pada aplikasi pemasaran, sehingga tidak diperkenankan membuat
entitas baru

91
b) Kantor Cabang mengajukan permintaan pengaktifan nomor Virtual
Account berdasarkan entitas Kabupaten/Kota yang telah tertanam
pada aplikasi pemasaran kepada Kedeputian Wilayah
c) Kedeputian Wilayah mengajukan permintaan persetujuan pengaktifan
nomor Virtual Account kepada Kedeputian Bidang Perluasan
Kepesertaan dengan tembusan kepada Kedeputian Bidang OTI
(service desk).
d) Kedeputian Bidang Perluasan Kepesertaan membuat pengajuan
pengaktifan Virtual Account kepada Kedeputian Bidang OTI (service
desk).
e) Kedeputian Bidang OTI (service desk) melakukan pengaktifan Virtual
Account dan menginformasikan kepada Kedeputian Bidang Perluasan
Kepesertaan.
f) Kedeputian Bidang Perluasan Kepesertaan melakukan flagging Bayi
Baru Lahir langsung aktif untuk entitas Jamkesda yang telah diaktifkan
untuk mengakomodir kepesertaan bayi baru lahir (usia s.d 28 hari)
langsung aktif saat didaftarkan.
g) Kedeputian Bidang Perluasan Kepesertaan menyampaikan
pemberitahuan kepada Kedeputian Wilayah bahwa Virtual Account
sudah diaktifkan dan flagging bayi baru lahir langsung aktif sudah
dilakukan untuk entitas Jamkesda tersebut.
2) Kabupaten/Kota yang telah Integrasi Jamkesda, namun terdapat
permintaan pemisahan entitas dari Pemerintah Daerah karena perbedaan
sumber anggaran atau program khusus:
a) Kantor Cabang mengajukan persetujuan kepada Kedeputian Wilayah
untuk membuat entitas baru dengan tembusan kepada Kedeputian
Bidang Perluasan Kepesertaan
b) Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan atau Kepala
Kabupaten/Kota membuat entitas baru melalui aplikasi pemasaran
c) Nomenklatur pembuatan entitas baru sesuai dengan format sebagai
berikut:

92
1) Penduduk yang Didaftarkan oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda)
melalui Pemerintah Provinsi (Perjanjian Kerja Sama dilaksanakan
antara Pemerintah Provinsi dengan BPJS Kesehatan, Iuran
berasal dari APBD Provinsi).
Nomenklatur pembuatan entitas:
JAMKESDA (spasi) NAMA PROVINSI PEMILIK ANGGARAN
Contoh:
JAMKESDA PROV. JAWA TIMUR
2) Penduduk yang Didaftarkan oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda)
melalui Pemerintah Kabupaten/Kota yang mendapatkan sharing
anggaran dari Pemerintah Provinsi (Perjanjian Kerja Sama
dilaksanakan antara Pemerintah Kabupaten/Kota dengan BPJS
Kesehatan namun terdapat sharing anggaran dari Pemerintah
Provinsi ke Pemerintah Kabupaten/Kota):
Nomenklatur pembuatan entitas:
JAMKESDA (spasi) NAMA PROVINSI PEMILIK ANGGARAN
(spasi) KAB./KOTA ……………….”
Contoh:
JAMKESDA PROV. JAWA TENGAH KAB. GROBOGAN
JAMKESDA PROV. JAWA TENGAH KOTA SEMARANG
d) Staf Perluasan Peserta mengirimkan pengajuan flagging Bayi Baru
Lahir langsung aktif Entitas Jamkesda Non UHC melalui Aplikasi
Pemasaran user staf, serta mengirimkan surat permohonan kepada
Kedeputian Wilayah disertai dengan draft Perjanjian Kerja Sama (bagi
pemerintah daerah yang menyepakati pengalokasian anggaran bayi
baru lahir langsung aktif dalam PKS)
e) Apabila pemerintah daerah tidak bersedia mengalokasikan anggaran
dan kuota kepesertaan bayi baru lahir (dibuktikan dengan surat
pernyataan Kepala Daerah/pejabat yang akan menandatangani PKS),
maka staf perluasan peserta mengirimkan pemberitahuan ke
Kedeputian Wilayah disertai dengan surat pernyataan dari Pemerintah
Daerah, dan tidak mengajukan flagging bayi baru lahir langsung aktif
untuk entitas Jamkesda tersebut.
93
f) Kedeputian Wilayah melakukan persetujuan flagging Bayi Baru Lahir
langsung aktif Entitas Jamkesda Non UHC pada Aplikasi Pemasaran
user Kedeputian Wilayah, untuk Pemerintah Daerah yang menyepakati
penambahan bayi baru lahir sesuai permintaan Kantor Cabang.
m. Staf Perluasan Peserta memberikan data hasil verifikasi kepada Staf
Administrasi Kepesertaan untuk dilakukan purifikasi
n. Staf Administrasi Kepesertaan melakukan purifikasi data dan menyampaikan
hasil purifikasi kepada Staf Perluasan Peserta.
o. Staf Perluasan Peserta memberikan hasil purifikasi kepada Pemerintah Daerah
untuk mendapatkan persetujuan
p. Staf Perluasan Peserta menyampaikan data Peserta yang telah disetujui oleh
Pemerintah Daerah untuk selanjutnya dilakukan migrasi data oleh Staf
Administrasi Kepesertaan
q. Pemerintah Daerah menerima data integrasi Jamkesda yang berhasil di migrasi
dan tertuang di dalam Berita Acara untuk selanjutnya membuat SK penetapan
penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah sebagai peserta JKN-KIS
serta dituangkan dalam PKS
r. Staf Administrasi Perluasan Peserta membuat persetujuan TMT Perjanjian Kerja
Sama dan pemberitahuan virtual account untuk selanjutnya diberikan kepada
Pemerintah Daerah.
s. Pemerintah Daerah dan BPJS Kesehatan melakukan penandatanganan
Perjanjian Kerja Sama Integrasi Jamkesda yang telah disepakati.
t. Staf Perluasan Peserta berkoordinasi dengan Staf Penagihan untuk
menyampaikan informasi tagihan dan waktu pembayaran iuran pertama kepada
Pemerintah Daerah
u. Pemerintah Daerah melakukan pembayaran iuran pertama sesuai tagihan
melalui Virtual Account dan mendapatkan identitas peserta sesuai ketentuan
v. Apabila terdapat Pengajuan Penonaktifan peserta kecuali peserta meninggal dan
keluar wilayah Dati II maka di wajibkan untuk dapat dialihkan secara otomatis ke
segmen lainnya dengan mengacu kepada peraturan yang berlaku.
Catatan: Pelaksanaan proses migrasi data ke dalam Masterfile dapat dilakukan
dengan memastikan pada aplikasi Pemasaran Sosial telah diisi TMT PKS.

94
2. Perjanjian Kerja Sama Perpanjangan
a. BPJS Kesehatan mengirimkan surat pemberitahuan berakhirnya Perjanjian Kerja
Sama tiga bulan sebelumnya kepada Pemerintah Daerah dengan melampirkan
draft Perjanjian KerjaSama.
b. Kepala Cabang dan Kepala Bidang Perluasan Peserta atau Kepala
Kabupaten/Kota melakukan advokasi kepada Pemerintah Daerah agar Pemerintah
Daerah tetap mengintegrasikan Jamkesdanya ke dalam Program JKN-KIS.
c. Kantor Cabang melakukan pembahasan mengenai draft perpanjangan Perjanjian
Kerja Sama dan hal-hal teknis terkait bersama Pemerintah Daerah, termasuk
terkait kewajiban Pemerintah Daerah untuk mengalokasikan anggaran bayi baru
lahir sesuai ketentuan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018.
d. BPJS Kesehatan menerima surat pemberitahuan perpanjangan Perjanjian Kerja
Sama dari Pemerintah Daerah.
e. Staf perluasan peserta mengajukan permohonan perpanjangan TMT dan TAT
Perjanjian Kerja Sama Integrasi Jamkesda pada aplikasi pemasaran kepada
Kedeputian Wilayah
f. Kedeputian Wilayah melakukan persetujuan perpanjangan TMT dan TAT sesuai
dengan perpanjangan Perjanjian Kerja Sama Integrasi Jamkesda yang telah
disepakati
g. Staf Perluasan Peserta berkoordinasi dengan Staf Administrasi Kepesertaan untuk
mendapatkan row data peserta yang akan diserahkan kepada Pemerintah Daerah.
h. BPJS Kesehatan mendapatkan surat keputusan penetapan peserta integrasi
Jamkesda dari Pemerintah Daerah.
i. BPJS Kesehatan dan Pemerintah Daerah melakukan penandatanganan
perpanjangan Perjanjian Kerja Sama Integrasi Jamkesda yang telah disepakati
j. Bagi Pemda yang tidak bersedia mengalokasikan anggaran untuk bayi baru lahir
dari Ibu Penduduk yang Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda) yang
dituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama, Kantor Cabang mengirimkan permintaan
unflagging bayi baru lahir langsung aktif untuk entitas Non UHC melalui Aplikasi
Pemasaran, serta mengirimkan surat permintaan unflagging bayi baru lahir entitas
Jamkesda Non UHC kepada Kedeputian Wilayah dengan menyertakan scan
Perjanjian Kerja Sama dan Surat Pernyataan Tidak Bersedia dari Kepala Daerah.

95
k. Kedeputian Wilayah melakukan verifikasi atas permintaan unflagging bayi baru
lahir dari Kantor Cabang, kemudian jika disetujui, Kepwil melakukan persetujuan
(unflagging) pada entitas yang diajukan pada aplikasi Pemasaran (user
Kedeputian Wilayah), kemudian mengirimkan surat balasan kepada Kantor
Cabang.
l. Staf Perluasan Peserta berkoordinasi dengan Staf Penagihan untuk
menyampaikan informasi tagihan dan waktu pembayaran iuran pertama kepada
Pemerintah Daerah
m. Pemerintah Daerah melakukan pembayaran iuran pertama sesuai tagihan melalui
Virtual Account dan mendapatkan identitas peserta sesuai ketentuan
n. Apablia terdapat Pengajuan Penonaktifan peserta kecuali peserta meninggal dan
keluar wilayah Dati II maka di wajibkan untuk dapat dialihkan secara otomatis ke
segmen lainnya dengan mengacu kepada peraturan yang berlaku.
Catatan:
Pelaksanaan proses migrasi data ke dalam Masterfile dapat dilakukan dengan
memastikan pada aplikasi Pemasaran Sosial telah diisi TMT PKS

Hal-hal prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan perpanjangan Perjanjian


Kerja Sama Integrasi Jamkesda
a. Perjanjian Kerja Sama disusun mengacu pada template Perjanjian Kerja Sama
yang telah ditetapkan oleh Kantor Pusat. Apabila terdapat usulan perubahan dari
Pemerintah Daerah pada klausul terkait hak dan kewajiban, kepesertaan,
pengalihan dan pengaktifan kepesertaan, pembayaran iuran dan manfaat, maka
wajib dikonsultasikan kepada Kantor Pusat c.q. Kedeputian Bidang Perluasan
Kepesertaan.
b. Memastikan bahwa Pemerintah Daerah telah menganggarkan iuran Penduduk
yang Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda) termasuk untuk iuran
perkiraan bagi bayi baru lahir sesuai dengan kuota kepesertaan Penduduk yang
Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda) yang tercantum dalam
Perjanjian Kerja Sama.

96
c. Dipastikan bahwa klausul pembayaran iuran yang dicantumkan pada Perjanjian
Kerja Sama telah sesuai dengan ketentuan, yakni pembayaran di muka (satu
tahun atau 6 bulan di muka, atau minimal 1 atau 3 bulan di muka).
d. Peserta yang didaftarkan tidak hanya masyarakat yang sakit saja. Hal ini berlaku
pula dalam penambahan peserta baru, tidak diperkenankan penambahan peserta
dilakukan hanya berdasarkan data masyarakat yang membutuhkan pengobatan di
fasilitas kesehatan saja (wajib menghindari adverse selection)
e. Data Peserta yang didaftarkan wajib disertai NIK yang telah dipastikan
validitasnya, termasuk untuk data peserta yang sudah masuk dalam Masterfile,
Pemda berkewajiban untuk membenahi data kepesertaan yang belum sesuai NIK
nya.
f. Perjanjian Kerja Sama tidak berlaku mundur, sehingga penandatanganan
Perjanjian Kerja Sama dilakukan dalam rentang waktu minimal 1 bulan dan
maksimal 1 minggu sebelum masa berlaku Perjanjian Kerja Sama habis, dengan
jangka waktu perpanjangan Perjanjian Kerja Sama selama minimal 1 tahun.

3. Penanganan Peserta Penduduk yang Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD


Pemda) dengan status proses mutasi (kolom 4)
Sebagai tindak lanjut atas semakin meningkatnya jumlah peserta Penduduk yang
Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda) pada status Proses Mutasi, Kantor
Cabang melakukan penanganan terhadap peserta Penduduk yang Didaftarkan Oleh
Pemerintah Daerah (PD Pemda) dengan status proses mutasi agar dapat kembali
menjadi peserta aktif dengan membayar iuran, melalui mekanisme sebagai berikut:
a. Langkah retrospektif (penanganan yang dilakukan terhadap peserta Penduduk
yang Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda) dengan status proses
mutasi yang telah terbentuk saat ini):
1) Menindaklanjuti row data peserta Penduduk yang Didaftarkan Oleh
Pemerintah Daerah (PD Pemda) Proses Mutasi yang telah diberikan oleh
Kantor Pusat
2) Mengadvokasi peserta melalui telephone/SMS Blast/surat untuk
menghimbau peserta kembali mendaftarkan diri sebagai peserta JKN-KIS
pada segmen kepesertaan yang sesuai, minimal memilih segmen
kepesertaan lain yang paling memungkinkan, misalnya PBPU kelas 3.
97
3) Mengadvokasi donatur (Badan Hukum atau perorangan) untuk
menanggung iuran peserta Penduduk yang Didaftarkan Oleh Pemerintah
Daerah (PD Pemda) Proses Mutasi yang dialihkan menjadi Peserta
PBPU/BP (Program Donasi).
b. Langkah preventif (mencegah terbentuknya Penduduk yang Didaftarkan Oleh
Pemerintah Daerah (PD Pemda)):
1) Berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk melengkapi nomor
HP/telepon dan alamat peserta yang akan didaftarkan menjadi peserta
Jamkesda integrasi untuk selanjutnya dapat dilakukan advokasi untuk
mendaftar ke segmen lainnya jika peserta tidak menjadi tanggungan
Pemerintah Daerah lagi.
2) Mengadvokasi Pemda untuk menginformasikan status kepesertaan yang
dipilih oleh peserta yang akan mereka nonaktifkan, serta melengkapi nomor
HP dan alamat peserta yang akan dinonaktifkan, agar pada saat
dinonaktifkan dapat ditindaklanjuti oleh BPJS Kesehatan melalui SMS
Blast/telepon/surat guna menghimbau peserta kembali mendaftarkan diri
sebagai Peserta JKN-KIS.

C. Pencapaian Universal Health Coverage (UHC)


1. Definisi Universal Health Coverage (UHC)
a. Definisi Universal Health Coverage (UHC) menurut WHO
Universal Health Coverage (UHC) merupakan suatu sistem penjaminan kesehatan
yang memastikan semua orang menerima pelayanan kesehatan yang mereka
butuhkan tanpa harus mengalami kesulitan finansial (financial hardship).

b. Definisi Indonesia-Universal Health Coverage (UHC)


Mengacu pada Peta Jalan JKN 2012-2019 dan Peraturan Presiden Nomor 2 tahun
2015 tentang RPJMN 2015-2019, Indonesia-Universal Health Coverage
ditargetkan terwujud pada tahun 2019, dengan cakupan kepesertaan minimal 95%
dari seluruh penduduk.
Indonesia-Universal Health Coverage (UHC) atau cakupan semesta jaminan
kesehatan di Indonesia merupakan suatu Sistem Jaminan Sosial Nasional bidang
kesehatan yang diselenggarakan melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional-

98
Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan untuk
memastikan seluruh penduduk, yaitu minimal 95% Penduduk telah mendapatkan
akses finansial terhadap pelayanan kesehatan dengan mendaftarkan dirinya atau
didaftarkan menjadi Peserta Program JKN-KIS. Dimana upaya rekrutmen peserta
harus tetap dilakukan untuk mendorong masyarakat dan stakeholder mewujudkan
kepesertaan JKN-KIS yang mencakup seluruh penduduk di Indonesia.

2. Strategi Pencapaian Indonesia Universal Health Coverage


a. Pencapaian Indonesia Universal Health Coverage (UHC) diawali dengan
pencapaian UHC di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
b. UHC diwujudkan melalui optimalisasi strategi rekrutmen peserta di seluruh
segmen kepesertaan, yaitu Pekerja Penerima Upah (PPU), PBPU (kolektif
ataupun perorangan), Penduduk yang Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD
Pemda), dan segmen Bukan Pekerja (BP) dengan tetap memperhatikan fokus
Sustainabilitas Finansial organisasi dengan meminimalisasi adverse selection
dalam melakukan rekrutmen peserta.
c. Peran serta Pemerintah Daerah dalam mewujudkan UHC di wilayahnya dapat
dilakukan melalui advokasi kepada Pemerintah Daerah untuk mendukung Program
JKN-KIS melalui:
1) Dukungan regulasi/kebijakan
Pemerintah Daerah diadvokasi untuk menerbitkan regulasi yang dapat
mendukung upaya BPJS Kesehatan dalam melakukan rekrutmen peserta di
berbagai segmen kepesertaan. Dukungan regulasi yang dapat diterbitkan
berupa Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur, Peraturan Bupati/Walikota,
Instruksi Kepala Daerah, Surat Edaran Kepala Daerah dan Surat Edaran
Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mencakup kewajiban
seluruh penduduk menjadi peserta JKN-KIS yang selaras dengan PP nomor
86 tahun 2013, diantaranya:
a) Kewajiban instansi pemerintah untuk mempersyaratkan kepesertaan
JKN-KIS kepada masyarakat yang mengakses layanan publik seperti
pengurusan administrasi kependudukan, pengurusan administrasi
pernikahan, IMB, STNK, dll.

99
b) Kewajiban Badan Usaha di wilayahnya untuk mendaftarkan seluruh
karyawannya beserta anggota keluarganya untuk menjadi Peserta
JKN-KIS.
c) Kewajiban Kepesertaan JKN-KIS bagi Badan Usaha yang mengikuti
lelang/tender proyek di instansi pemerintahan.
d) Kewajiban kepesertaan JKN-KIS bagi Badan Usaha yang mengurus
perizinan.
e) Kewajiban badan hukum/yayasan pendidikan/sekolah di bawah
koordinasinya untuk mendukung peningkatan kepesertaan JKN-KIS
(contoh: surat edaran dari Kepala Dinas Pendidikan ke Kepala Sekolah
untuk mewajibkan kepesertaan JKN-KIS menghimbau kepesertaan
JKN-KIS bagi siswa/anggota koperasi/perhimpunan sesuai segmen
kepesertaan masing-masing, dll)

2) Dukungan Integrasi Jamkesda


a) Ekstensifikasi
Yaitu advokasi yang dilakukan terhadap Pemerintah Daerah yang
belum mengintegrasikan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) nya
ke dalam Program JKN-KIS. Advokasi kepada Pemerintah Daerah
dapat dilakukan secara formal melalui Forum Komunikasi dengan
Pemangku Kepentingan Utama atau dengan pendekatan informal yang
masih sejalan dengan kode etik BPJS Kesehatan.
Output dari ekstensifikasi adalah penandatanganan Perjanjian Kerja
Sama integrasi Jamkesda antara BPJS Kesehatan dengan Pemerintah
Daerah setempat.
Perjanjian Kerja Sama yang digunakan mengacu pada template yang
telah ditetapkan setiap tahunnya, baik Perjanjian Kerja Sama integrasi
Jamkesda UHC maupun Perjanjian Kerja Sama integrasi Jamkesda
non UHC, sesuai pencapaian kepesertaan JKN-KIS di suatu wilayah.

b) Intensifikasi
Yaitu advokasi yang dilakukan kepada Pemerintah Daerah yang telah
mengintegrasikan Jamkesda-nya ke dalam Program JKN-KIS, untuk
100
meningkatkan kuota kepesertaan JKN-KIS segmen Penduduk yang
Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda) eksisting, melalui:
(1) Memastikan penganggaran iuran Jamkesda tahun berikutnya
diikuti dengan peningkatan kuota peserta Penduduk yang
Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda), atau jumlah
kepesertaan minimal sama dengan jumlah peserta Penduduk
yang Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda) yang
didaftarkan pada tahun berjalan.
(2) Advokasi peningkatan jumlah penduduk yang didaftarkan oleh
Pemerintah Daerah pada tahun berjalan melalui perubahan
anggaran bagi Penduduk yang Didaftarkan Oleh Pemerintah
Daerah (PD Pemda) pada APBD-Perubahan.

c) Sharing Anggaran dan atau sharing Peserta antara Pemerintah


Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Sharing anggaran dan atau sharing peserta antara Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota merupakan salah satu
strategi dalam meningkatkan kepesertaan Penduduk yang Didaftarkan
Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda), dengan penjelasan sebagai
berikut:
(1) Sharing Anggaran:
- Perjanjian Kerja Sama integrasi Jamkesda dilakukan antara
Pemerintah Kabupaten/Kota dengan BPJS Kesehatan setempat.
- Pemerintah Provinsi mengalokasikan anggaran untuk
Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai jumlah yang telah disepakati,
yang digunakan untuk meningkatkan kepesertaan Penduduk
yang Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda)
(umumnya dalam bentuk persentase, misalnya: Pemerintah
Provinsi 40%, Pemerintah Kabupaten/Kota 60%)
- Mekanisme pemberian anggaran dari Pemerintah Provinsi ke
Pemerintah Kabupaten/Kota diatur oleh internal Pemerintah
Daerah (tidak melibatkan BPJS Kesehatan)

101
- Pembayaran iuran diterima oleh BPJS Kesehatan dari
Pemerintah Daerah melalui satu Virtual Account.

(2) Sharing Peserta:


- Pemerintah Kabupaten/Kota menyiapkan dan menetapkan data
penduduk yang akan didaftarkan menjadi peserta JKN-KIS.
- Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota menyepakati jumlah
dan row data penduduk yang akan didaftarkan dan dibayarkan
iurannya oleh masing-masing pihak.
- Perjanjian Kerja Sama integrasi Jamkesda dilakukan masing-
masing antara Pemerintah Provinsi dengan BPJS Kesehatan dan
Pemerintah Kabupaten/Kota dengan BPJS Kesehatan dengan
entitas yang berbeda.
- Penganggaran dilakukan pada APBD masing-masing
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
- Pembayaran iuran Penduduk yang Didaftarkan Oleh Pemerintah
Daerah (PD Pemda) dilakukan melalui Virtual Account masing-
masing.

d) Dukungan pendataan penduduk yang belum terdaftar dalam


kepesertaan Program JKN-KIS.
Salah satu cara untuk mengetahui penduduk yang belum terdaftar
dalam kepesertaan JKN-KIS adalah melalui advokasi pemadanan data
Kepesertaan JKN-KIS dengan data kependudukan (Dukcapil)
Pemerintah Daerah setempat.
Pemadanan data dapat dilakukan dengan menyandingkan data pada
masterfile BPJS Kesehatan dengan data Kependudukan, dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Field data yang diberikan adalah maksimal berupa NIK, Nama,
tanggal lahir, dan alamat (Dati II, Kecamatan dan Kelurahan).
(2) Harus dilengkapi dengan Pakta Integritas (sesuai format dari
Kedeputian Bidang Kepesertaan) yang wajib ditandatangani oleh
Pemda sebagai komitmen dalam menjaga kerahasiaan data guna
102
menghindari penyalahgunaan atau pemanfaatan data masterfile
BPJS Kesehatan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab yang
dapat menimbulkan permasalahan yang tidak diinginkan.
(3) Penyerahan Data harus meminta izin Kedeputian Bidang
Kepesertaan.

3. Dashboard Monitoring Pencapaian UHC


a. Gambaran Pencapaian UHC yang ideal pada dasarnya didapatkan dari hasil
pemadanan data Dukcapil Kabupaten/Kota dengan Masterfile Kepesertaan
(sesuai alamat KTP). Namun apabila padanan data Dukcapil daerah dengan
Masterfile Kepesertaan (sesuai alamat KTP) sulit dilakukan maka dapat
menggunakan referensi dashboard Pencapaian UHC pada Aplikasi Business
Intelligence (BI).
b. Dashboard Pencapaian UHC di masing-masing provinsi dan Kabupaten/Kota
dapat dilihat pada Aplikasi BI https://bi.bpjs-kesehatan.go.id yang dapat diakses
oleh Kantor Pusat, Kedeputian Wilayah dan Kantor Cabang sesuai
Kabupaten/Kota di wiilayah kerja masing-masing.
c. Dashboard pencapaian Universal Health Coverage (UHC) tersebut akan di-update
setiap bulannya pada aplikasi BI yang dapat diakses pada menu:
User Kantor Pusat:
Home > Pemasaran > Pencapaian UHC (Pusat) > Pencapaian UHC
User Kedeputian Wilayah :
Home > Pemasaran > Pencapaian UHC (Kepwil) > Pencapaian UHC
User Kantor Cabang :
Pemasaran › Pencapaian UHC (Cabang) › Pencapaian UHC
d. Sumber data acuan monitoring pencapaian UHC pada Aplikasi BI adalah sebagai
berikut:
1) Jumlah Penduduk merupakan agregat jumlah kependudukan periode terakhir
yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kementerian Dalam Negeri.
Data Kependudukan ini akan di-update secara berkala sesuai data agregat
kependudukan terakhir yang dikeluarkan oleh Ditjen Dukcapil Kementerian
Dalam Negeri.
103
Acuan penduduk yang digunakan adalah data agregat nasional dari
Ditjendukcapil Kemendagri, bukan menggunakan jumlah penduduk sesuai
data dinas dukcapil di masing-masing wilayah dengan pertimbangan bahwa
data dukcapil di setiap wilayah belum melalui konsolidasi data secara
nasional di Ditjen Dukcapil Kemendagri, sehingga memiliki potensi ganda
dengan daerah lain.
Jumlah Capaian Kepesertaan JKN-KIS di masing-masing Kabupaten/Kota
adalah berdasarkan data total rekapitulasi peserta untuk seluruh segmen
kepesertaan berdasarkan Alamat KTP Peserta (bukan berdasarkan KC
terdaftar).
Perbedaan antara menu Pencapaian UHC dengan Cakupan Kepesertaan
pada Aplikasi BI antara lain sebagai berikut:
Dashboard Pencapaian Dashboard Kepesertaan
UHC
Capaian Peserta Capaian Peserta berdasarkan Kantor Cabang
berdasarkan Dati II terdaftar (jika PPU/PBPU maka berdasarkan
alamat KTP Peserta di Kantor Cabang dimana entitas tersebut terdaftar
masterfile (belum tentu merupakan penduduk di wilayah
Dati II Kantor Cabang tersebut)
Menggambarkan jumlah Menggambarkan capaian rekrutmen Peserta
penduduk yang telah sebagai acuan dalam monitoring pencapaian
menjadi peserta JKN-KIS kinerja terhadap target Kantor Cabang
per Kabupaten/Kota dan
Provinsi sebagai acuan
pencapaian cakupan
UHC

e. Dashboard Pencapaian UHC dijadikan sebagai acuan dalam menetapkan apakah


suatu Provinsi/Kabupaten/Kota telah mencapai UHC atau kepesertaan JKN-KIS
minimal 95% dari total penduduk.

104
4. Monitoring dan Evaluasi Pencapaian UHC oleh Kedeputian Wilayah dan Kantor
Cabang
a. Kedeputian Wilayah melakukan monitoring pencapaian UHC untuk tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya setiap bulan melalui dashboard
Pencapaian UHC pada aplikasi BI.
b. Hal-hal yang harus dimonitor dan dievaluasi setiap bulannya adalah sebagai
berikut:
1) Monitoring pencapaian UHC provinsi/Kabupaten/Kota yang belum
mencapai UHC
2) Monitoring perubahan (kenaikan dan penurunan) pencapaian UHC
Provinsi/Kabupaten/Kota
3) Monitoring peningkatan capaian UHC Provinsi/Kabupaten/Kota yang telah
mencapai kepesertaan minimal 95%, terutama wilayah yang telah
mendapatkan persetujuan Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta untuk
kepesertaan langsung aktif bagi penduduk yang didaftarkan oleh
Pemerintah Daerah pada saat didaftarkan (sudah dilakukan flagging UHC),
untuk memastikan bahwa cakupan kepesertaan tidak mengalami
penurunan hingga lebih kecil dari 95% terus meningkat hingga mencakup
seluruh penduduk.
c. Kedeputian Wilayah mengirimkan feedback pencapaian UHC kepada seluruh
Kantor Cabang setiap bulannya untuk mengoptimalkan pencapaian UHC di
masing-masing Kabupaten/Kota.
d. Kedeputian Wilayah memastikan bahwa Kantor Cabang yang akan melaksanakan
penandatanganan Perjanjian Kerja Sama UHC dengan Pemerintah Kabupaten/Kota,
atau Pemerintah Daerah akan mendeklarasikan UHC di wilayahnya, telah memenuhi
persyaratan cakupan kepesertaan minimal 95% dari total Penduduk pada dashboard
UHC.

5. Tata kelola Aktivasi Peserta bagi Pemerintah Daerah yang telah mencapai UHC
a. Mekanisme bagi Pemerintah Daerah yang telah mencapai UHC terbagi atas dua
mekanisme, yaitu:
1) Tetap diberlakukan ketentuan cut-off untuk penambahan peserta
baru/pengalihan peserta (berlaku bagi pemerintah Daerah yang memiliki
105
kendala anggaran dan/atau belum ada kepastian percepatan pencapaian
kepesertaan JKN-KIS agar mencakup seluruh penduduk di wilayahnya (up to
100%).
2) Berlaku kepesertaan langsung aktif ketika didaftarkan untuk segmen
Penduduk yang Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda)
Ketentuan ini berlaku bagi Pemerintah Daerah yang telah menganggarkan
iuran untuk penambahan kepesertaan JKN-KIS segmen Penduduk yang
Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda) di wilayahnya, serta
adanya dukungan dan komitmen Pemerintah Daerah untuk melakukan
optimalisasi dan percepatan kepesertaan JKN-KIS hingga mencakup seluruh
Penduduk di wilayahnya.
b. Prosedur Pengajuan Kepesertaan UHC dengan kepesertaan Penduduk yang
Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda) yang langsung Aktif dalam
Masterfile (flagging UHC):
1) Kantor Cabang memastikan kembali Capaian Kepesertaan di
Provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah tersebut telah mencapai minimal 95% dari
jumlah penduduk yang ada pada dashboard BI BPJS Kesehatan.

2) Kantor Cabang memastikan bahwa tidak terdapat tunggakan iuran dari


Pemerintah Daerah baik untuk segmen penduduk yang didaftarkan oleh
Pemerintah Daerah ataupun Iuran Wajib PNS dan Iuran Wajib Pemerintah
Daerah.

3) Kantor Cabang memastikan bahwa iuran seluruh peserta termasuk iuran atas
penambahan peserta dan bayi baru lahir sepanjang periode Perjanjian Kerja
Sama sudah dianggarkan pada APBD Pemerintah Daerah terkait.

4) Kantor Cabang memastikan validitas data penduduk yang didaftarkan oleh


Pemerintah Daerah, sesuai ketentuan. Validitas data yang sudah diyakini
oleh Kantor Cabang dibuktikan dengan surat pernyataan dari Kantor Cabang.
5) Data Kependudukan yang digunakan sebagai acuan adalah Data Dukcapil
Pusat periode terakhir dan akan dilakukan penyesuaian secara berkala
mengikuti dinamika update kependudukan dari Ditjen Dukcapil Kementerian
Dalam Negeri.

106
6) Kantor Cabang mengajukan permohonan flagging kepesertaan langsung aktif
pada saat dilakukan pendaftaran ke BPJS Kesehatan (non cut off) kepada
Kedeputian Wilayah dengan melampirkan:
a) draft Perjanjian Kerja Sama UHC
b) cuplikan (screenshot) capaian kepesertaan pada Dashboard UHC yang
menunjukkan kepesertaan telah mencapai minimal 95% dari total
penduduk.
c) Regulasi yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah dalam
mendukung pencapaian UHC di wilayahnya (jika ada)
7) Kedeputian Wilayah melakukan validasi terhadap permintaan Kantor Cabang,
dengan memastikan hal-hal sebagai berikut:
a) Capaian kepesertaan Kabupaten/Kota tersebut telah mencapai minimal
95% dari total penduduk pada dashboard Pencapaian UHC di Aplikasi BI.
b) Tidak terdapat tunggakan iuran dari Pemerintah Daerah baik untuk
segmen penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah ataupun
Iuran Wajib PNS dan Iuran Wajib Pemerintah Daerah.
c) Draft Perjanjian Kerja Sama Kantor Cabang dengan Pemda telah sesuai
dengan template Perjanjian Kerja Sama dari Kantor Pusat dan telah
mencantumkan ketentuan kepesertaan langsung aktif pada saat
didaftarkan dan telah masuk dalam masterfile BPJS Kesehatan.

107
8) Kedeputian Wilayah mengirimkan surat permohonan kepesertaan langsung
aktif ke Kantor Pusat c.q. Kedeputian Bidang Perluasan Kepesertaan dengan
melampirkan draft Perjanjian Kerja Sama dan screenshot capaian
kepesertaan pada dashboard UHC Aplikasi BI serta regulasi pendukung (jika
ada).

9) Kedeputian Bidang Perluasan Kepesertaan membuat telaah terkait flagging


kepesertaan langsung aktif (non cut off) guna mendapatkan persetujuan dari
Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta, dengan mencantumkan:

 Cuplikan tampilan Pencapaian UHC pada Aplikasi BI user Kantor Pusat


yang menunjukkan capaian minimal 95% dari total penduduk
 Hasil validasi, analisis dan rekomendasi dengan melampirkan:

- Check List validasi Pengajuan Flagging UHC (Non Cut Off)


- Surat Permohonan Kedeputian Wilayah dan Kantor Cabang
- Draft Perjanjian Kerja Sama UHC yang telah dipastikan
mencantumkan klausul kepesertaan langsung aktif bagi penduduk
yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah dan telah masuk dalam
masterfile BPJS Kesehatan
- Regulasi pendukung (jika ada)

10) Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta memberikan persetujuan


11) Kedeputian Bidang Perluasan Kepesertaan menyampaikan surat
pemberitahuan persetujuan Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta
kepada Kedeputian Wilayah dengan tembusan Direktur Perluasan dan
Pelayanan Peserta, Deputi Direksi Bidang Kepesertaan dan Deputi Direksi
Bidang Pelayanan Peserta
12) Kedeputian Wilayah menyampaikan hasil persetujuan Direktur Perluasan dan
Pelayanan Peserta kepada Kantor Cabang.
13) Berdasarkan poin j. diatas, Kantor Cabang dapat melakukan penandatangan
Perjanjian Kerja Sama UHC dengan Pemerintah Daerah
14) Kantor Cabang mengirimkan Scan Perjanjian Kerja Sama yang telah
ditandatangani kepada Kedeputian Bidang Perluasan Kepesertaan dengan

108
tembusan Kedeputian Wilayah disertai dengan informasi Kode Perjanjian
Kerja Sama, Nama Perjanjian Kerja Sama, TMT dan TAT Perjanjian Kerja
Sama UHC sebagai dasar pembukaan flagging UHC.
15) Kedeputian Bidang Perluasan Kepesertaan melakukan flagging UHC terhadap
Provinsi/Kabupaten/Kota tersebut pada Aplikasi Pemasaran dan Kepesertaan
Penduduk yang Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda) di wilayah
tersebut akan langsung aktif ketika didaftarkan dan telah masuk dalam
masterfile BPJS Kesehatan (kepesertaan langsung aktif hanya untuk segmen
peserta Penduduk yang Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda)
sedangkan untuk PBPU/BP tetap diberlakukan masa tunggu 14 hari dan untuk
PPU/PBPU Kolektif tetap berlaku ketentuan cut-off)

16) Kedeputian Wilayah dan Kantor Cabang bertanggungjawab untuk memastikan


pendaftaran tidak disalahgunakan oleh Pemerintah Daerah agar tidak terjadi
adverse selection (yang didaftarkan hanya peserta yang sakit).

17) Pemerintah Daerah tidak membatasi kepesertaan Penduduk yang Didaftarkan


Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda) hanya bagi masyarakat miskin dan
tidak mampu namun juga terbuka untuk seluruh penduduk yang bersedia
menjadi Penduduk yang Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda).

6. Tindak Lanjut Kedeputian Wilayah dan Kantor Cabang Paska Dilakukannya


Flagging UHC (Kepesertaan langsung aktif)
a. Meskipun cakupan JKN-KIS suatu wilayah telah mencapai Universal Health
Coverage yang ditunjukkan dengan cakupan kepesertaan JKN-KIS mencakup
minimal 95% dari total penduduk, Kedeputian Wilayah dan Kantor Cabang harus
tetap menindaklanjuti upaya rekrutmen peserta untuk memastikan rekrutmen
tetap dilakukan dengan optimal untuk seluruh segmen kepesertaan, serta
mendorong Pemerimtah Daerah menerbitkan kebijakan yang memastikan
seluruh penduduk (upto 100% penduduk) mendaftarkan diri atau didaftarkan
sebagai peserta JKN-KIS.
b. Dalam hal Provinsi/Kabupaten/Kota yang telah mencapai UHC mengalami
penurunan persentase cakupan peserta menjadi di bawah 95% dari total
penduduk, maka Kantor Cabang dengan wilayah yang mengalami penurunan
109
UHC hingga <95% dari total penduduk diberikan waktu selama 2 bulan kalender
untuk melakukan percepatan rekrutmen peserta dari berbagai segmen
kepesertaan hingga kembali mencapai cakupan kepesertaan minimal 95% dari
total penduduk. Untuk itu Kantor Cabang terkait melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1) Melakukan advokasi kepada pemerintah daerah terkait pencapaian UHC di
wilayah tersebut dan menginformasikan adanya kemungkinan pencabutan
status UHC sehingga berdampak pada pendaftaran peserta Penduduk
yang Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda) yang akan kembali
mengikuti sistem cut-off kecuali bagi bayi baru lahir yang berasal dari
peserta segmen penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah (jika
Pemda menganggarkan kuota bayi baru lahir dari Ibu Penduduk yang
Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda)).
2) Kantor Cabang bersama Pemerintah Daerah menyusun plan of action atau
langkah kerja percepatan pencapaian UHC dengan tetap memperhatikan
kualitas peserta yang direkrut (prioritas rekrutmen peserta diutamakan PPU
Badan Usaha Swasta, Penduduk yang Didaftarkan Oleh Pemerintah
Daerah (PD Pemda), PBPU Kolektif) untuk menghindari potensi adverse
selection yang dapat berdampak negatif terhadap sustainabilitas finansial
Program JKN-KIS, serta memastikan ketersediaan anggaran Pemerintah
Daerah.
3) Berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk percepatan pendataan
dan pendaftaran penduduk yang belum menjadi Peserta JKN-KIS sesuai
segmen kepesertaannya, khususnya penguatan pendataan masyarakat
yang kurang mampu menjadi Penduduk yang Didaftarkan Oleh Pemerintah
Daerah (PD Pemda).
4) Advokasi dukungan Pemda dalam peningkatan cakupan kepesertaan JKN-
KIS melalui:
a) Peningkatkan kuota kepesertaan Penduduk yang Didaftarkan Oleh
Pemerintah Daerah (PD Pemda) dalam mencapai UHC
b) Himbauan Kepala Daerah kepada masyarakatnya untuk segera
mendaftar menjadi Peserta JKN-KIS sampai ke tingkat RT/RW.

110
5) Optimalisasi strategi rekrutmen peserta untuk segmen PPU dan PBPU di
masing-masing Kantor Cabang.
c. Kantor Cabang bersama Pemerintah Daerah menyusun plan of action atau
langkah kerja percepatan pencapaian UHC hingga mencakup seluruh penduduk
dengan tetap memperhatikan kualitas peserta yang direkrut (prioritas rekrutmen
peserta diutamakan PPU Badan Usaha Swasta, Penduduk yang Didaftarkan
Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda), PBPU Kolektif) untuk menghindari potensi
adverse selection yang dapat berdampak negatif terhadap sustainabilitas
finansial Program JKN-KIS, serta memastikan ketersediaan anggaran
Pemerintah Daerah.
d. Apabila sampai dengan batas waktu yang ditentukan (2 bulan kalender sejak
pencapaian UHC turun) capaian UHC pada dashboard BI (menu pencapaian
UHC) masih <95% dari total penduduk, maka flagging UHC akan dicabut dan
kepesertaan Penduduk yang Didaftarkan Oleh Pemerintah Daerah (PD Pemda)
di wilayah tersebut akan kembali diberlakukan ketentuan cut-off.

D. Program PESIAR (PEtakan, SIsir, Advokasi, Registrasi)


1. Definisi
Program PESIAR (PEtakan, SIsir, Advokasi, Registrasi) merupakan suatu kegiatan
pemasaran sosial yang terencana dan terkoordinir dalam rangka percepatan rekrutmen
Peserta PBPU dan BP untuk mencapai Universal Health Coverage.
2. Ruang Lingkup
Aktivitas yang dilakukan dalam Program PESIAR meliputi Pemetaan, Sisir, Advokasi,
dan Registrasi Peserta PBPU dan BP, dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Pemetaan
Memetakan penduduk yang belum terdaftar dalam Program JKN-KIS sampai
tingkat Kecamatan dan Kelurahan/Desa, yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan
b. Sisir
Merupakan suatu mekanisme kunjungan terorganisir yang dilakukan oleh
perorangan non pegawai BPJS Kesehatan (atas dasar Perjanjian Kerja Sama)
sesuai target kunjungan yang diberikan oleh BPJS Kesehatan berdasarkan hasil
pemetaan penduduk yang belum terdaftar dalam Program JKN-KIS.

111
c. Advokasi
Merupakan upaya persuasi dan edukasi yang dilakukan oleh mitra BPJS
Kesehatan (perorangan atau kelompok) yang menjalankan Program PESIAR,
guna mendorong masyarakat mendaftarkan diri menjadi Peserta JKN-KIS.
d. Registrasi
Mendaftarkan masyarakat yang telah diadvokasi untuk menjadi Peserta JKN-KIS,
memastikan peserta melakukan pembayaran iuran pertama dan iuran bulanan
secara rutin (autodebet untuk kelas 1, kelas 2 dan kelas 3), memanfaatkan KIS
digital melalui Mobile JKN bagi masyarakat yang memiliki smartphone yang
memadai.
e. Mitra yang menjalankan Program PESIAR merupakan pihak eksternal yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam rangka meningkatkan rekrutmen
peserta PBPU dan BP atas dasar Perjanjian Kerja Sama, dengan mekanisme
pembayaran berbasis kinerja yaitu pembayaran imbal jasa hanya dilakukan untuk
setiap keluarga (KK) yang berhasil diregistrasikan oleh mitra sebagai Peserta JKN-
KIS dan telah melakukan pembayaran iuran pertama.

3. Implementasi Program PESIAR (PEtakan, SIsir, Advokasi, Registrasi)


a. Sebelum diimplementasikan secara nasional, akan dilakukan Piloting Program
PESIAR pada tahun 2019 di sejumlah Kantor Cabang.
b. Implementasi penuh Program PESIAR akan dilaksanakan setelah piloting selesai
dilaksanakan.
c. Dalam mempersiapkan implementasi Program PESIAR, setiap Kantor Cabang
mulai mempersiapkan mapping wilayahnya untuk mengetahui urutan prioritas yang
kelak akan dijadikan sebagai dasar penetapan targeting PESIAR (mengacu pada
jumlah penduduk yang belum menjadi peserta JKN-KIS di masing-masing
wilayah).

112
BAB VI
PENUTUP

A. Penggunaan Pedoman Pedoman Perluasan Kepesertaan Program JKN-KIS


1. Untuk memberikan manfaat yang optimal dalam rangka pelaksanaan perluasan
peserta maka Pedoman ini harus digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan
proses rekrutmen Peserta Pekerja Penerima Upah, Pekerja Bukan Penerima Upah,
Bukan Pekerja, dan Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah di tingkat
Kantor Pusat, Kedeputian Wilayah, Kantor Cabang, dan Kantor Kabupaten/Kota.
2. Pedoman ini merupakan bagian dari upaya pengendalian internal terkait risiko dan
sistem kerja sehingga harus dipastikan implementasinya secara konsisten, taat asas,
serta patuh pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan.

B. Faktor Pendukung Keberhasilan


Dalam rangka menjamin efektivitas implementasi Pedoman ini, perlu diperhatikan
sejumlah hal yang merupakan faktor pendukung keberhasilan sebagai berikut:
1. Komitmen dan dukungan yang konsisten dari Direksi dalam penerapan Pedoman
Perluasan Kepesertaan.
2. Komitmen dan keterlibatan aktif para pemangku kepentingan terkait dalam rekrutmen
peserta.
3. Dukungan sumber daya lainnya, baik anggaran dan sarana prasarana, termasuk
teknologi informasi untuk menunjang implementasi Pedoman ini.

C. Revisi dan Penyempurnaan


1. Pedoman Perluasan Kepesertaan ini dikaji ulang minimal setahun sekali sesuai
perubahan yang terjadi dan untuk memastikan kesesuaiannya dengan kebutuhan
organisasi.
2. Perubahan atas pedoman ini dapat dilaksanakan lebih cepat jika:
a. Terdapat perubahan strategi organisasi.
b. Berdasarkan rekomendasi audit Satuan Pengawasan Internal.
c. Umpan balik (usulan) dari pengguna pedoman.

113
LAMPIRAN

115
Lampiran 1
Formulir Pendaftaran Badan Usaha/Badan Hukum Lainnya Pekerja Penerima Upah (PPU)

Formulir Perser 1

FORMULIR PENDAFTARAN BADAN USAHA / BADAN HUKUM LAINNYA PEKERJA PENERIMA UPAH (PPU)

Di veri fi kas i ol eh : Di rekam ol eh : Setuj u Kabi d PPK


Registrasi Baru Perubahan Data Tgl . Tgl . Tgl .

Kode Badan Usaha/Badan Hukum Lainnya : No. Virtual Account


(Di i s i ol e h pe tuga s BPJS Ke s e ha ta n)

IDENTITAS BADAN USAHA / BADAN HUKUM LAINNYA Verifikasi

Nama Badan Usaha/Badan Hukum Lainnya : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


Alamat Badan Usaha/Badan Hukum Lainnya : JL. …...……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
: Kel urahan : ……………………………………. Kecamatan : …...………………………………………………….
: Kab./Kota : ……………………………………. Kode Pos :
Telepon : - Faks i mi l i : -
E-mail : ……………………………………………………………….
Status Badan Usaha/Badan Hukum Lainnya : Pus at Cabang Anak Perus ahaan Cabang Anak Perus ahaan Lai nnya ***) .........
(Pilih salah satu)

Bentuk Badan Hukum : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


Nomor Induk Berusaha (NIB) :
Nomor Izin Usaha/ Izin Lainnya (Akta,MOU, dll) :
Jenis Usaha Utama : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
NPWP Badan/Perorangan : . . . - .
Nama Pimpinan Badan Usaha/Badan Hukum : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Lainnya :
Status Kepemilikan Badan Usaha/Badan Hukum : Swas ta Nas i onal BUMN Koperas i Joint Venture Lai nnya ***) .........
Lainnya : Swas ta As i ng BUMD Yayas an YKK **)
Jenis Usaha : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia :
Nama Bank : Bank Mandi ri BRI BNI Lai nnya ***) .........

IDENTITAS CONTACT PERSON BADAN USAHA / BADAN HUKUM LAINNYA

Nama Lengkap : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


Jabatan : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Telepon dan Extention : - Ext :

Faksimili : -
Handphone : E-mail : ……………………………………………………………….

PERUBAHAN ALAMAT BADAN USAHA / BADAN HUKUM LAINNYA


Alamat Badan Usaha/Badan Hukum Lainnya : JL. …...……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
: Kel urahan : ……………………………………. Kecamatan : ……………………………………………………………….
: Kab./Kota : ……………………………………. Kode Pos :
Telepon : - Faks i mi l i : -
E-mail : ……………………………………………………………….

KEIKUTSERTAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

Menjadi Peserta Terhitung Mulai Tanggal : *Di i s i Ol eh Petugas BPJS Kes ehatan
Tgl Bln Thn

Jumlah Tenaga Kerja : Kel as II : Kel as III :

Jumlah Keluarga : Kel as II : Kel as III :

Total Tenaga Kerja dan Keluarga : Kel as II : Kel as III :

SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa :

1. Informasi ini dibuat dengan sebenarnya, apabila informasi ini tidak benar maka saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Menerima amanah dari Pekerja untuk memotong, memungut, dan menyetorkan iuran dari besaran upah/gaji dan tunjangan tetap Pekerja setiap bulan sesuai
Undang-Undang No 40 Tahun 2004 Pasal 17 Ayat 1 & 2.
3. Menyetujui bahwa iuran yang dibayarkan sebagai hibah dan tidak dikembalikan sekalipun belum mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan dan iuran
tersebut sudah diikhlaskan untuk menolong peserta lain yang membutuhkan sebagai bentuk gotong royong.
4. Memberikan kuasa kepada BPJS Kesehatan untuk mengelola dana amanat beserta hasil pengembangannya agar digunakan sebesar-besarnya untuk
pembayaran manfaat kepada Peserta sesuai Peraturan Perundang-Undangan.
5. Memberikan kuasa kepada BPJS Kesehatan untuk menggunakan informasi medis peserta baik dari rekam medis maupun dokumen pendukung lainnya jika
diperlukan.
6. Atas kuasa pengelolaan dana amanat sebagaimana tercantum pada angka 4, BPJS Kesehatan berhak untuk mendapatkan dana operasional penyelenggaraan
program Jaminan Kesehatan Nasional dari sebagian iuran peserta yang besarnya sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.

BPJS Kesehatan menerima kuasa pengelolaan jaminan kesehatan peserta


BPJS Kesehatan, , 20

Pimpinan/HRD/Pihak yang diberi kuasa

materai
Rp.6000,-

*)

Pembayaran iuran Jaminan Kesehatan selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berjalan, apabila melewati tanggal tersebut akan dikenakan denda
keterlambatan iuran dan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Catatan :
*di i s i nama l engkap, tanda tangan dan s tempel Perus ahaan
** Yayas an Kes ej ahteraan Karyawan
*** Sebutkan

116
Lampiran 2
Formulir Pendaftaran Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri/Kepala Desa/Perangkat Desa
Formulir Perser 2

FORMULIR PENDAFTARAN PEGAWAI PEMERINTAH NON PEGAWAI NEGERI / KEPALA DESA / PERANGKAT DESA

Di rekam ol eh : Di veri fi kasi ol eh : Setuju Kabi d PPK


Registrasi Baru Perubahan Data Tgl . Tgl . Tgl .

Kode/ Nama Satuan Kode/ Instansi


:
Kerja Pembayar Gaji
(Di i s i ol e h pe tuga s BPJS Ke s e ha ta n)

IDENTITAS SATUAN KERJA Verifikasi

Nama Satuan Kerja : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


Alamat Satuan Kerja : JL. …...……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
: Kel urahan : ……………………………………. Kecamatan : ………………………………………………………….
: Kab./Kota : ……………………………………. Kode Pos :
Telepon : - Faksi mi l i : -
E-mail : ……………………………………………………………….
**)
Status Satuan Kerja : Kementeri an/ Lembaga Pusat SKPD Daerah Sekretari at DPRD Lai nnya ***) .........
(Pilih salah satu)

NPWP Badan :

Nama Pimpinan Satuan Kerja : : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Nama Bank : Bank Mandi ri BRI BNI Lai nnya ***) .........

IDENTITAS CONTACT PERSON SATUAN KERJA

Nama Lengkap : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


Jabatan : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Telepon dan Extention : - Ext :
Faksimili : -
Handphone : E-mail : ……………………………………………………………….

PERUBAHAN ALAMAT SATUAN KERJA


Alamat Satuan Kerja : JL. …...……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
: Kel urahan : ……………………………………. Kecamatan : ……………………………………………………………….
: Kab./Kota : ……………………………………. Kode Pos :
Telepon : - Faksi mi l i : -
E-mail : ……………………………………………………………….

KEIKUTSERTAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

Menjadi Peserta Teritung Mulai Tanggal :


Tgl Bln Thn

Jumlah PPNPN : Kel as II :

Jumlah Keluarga : Kel as II :

Total PPNPN dan Keluarga : Kel as II :

SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa :
1. Informasi ini dibuat dengan sebenarnya, apabila informasi ini tidak benar maka saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Menerima amanah dari Pekerja untuk memotong, memungut, dan menyetorkan iuran dari besaran upah/gaji dan tunjangan tetap Pekerja setiap bulan sesuai
Undang-Undang No 40 Tahun 2004 Pasal 17 Ayat 1 & 2.
3. Menyetujui bahwa iuran yang dibayarkan sebagai hibah dan tidak dikembalikan sekalipun belum mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan dan iuran tersebut
sudah diikhlaskan untuk menolong peserta lain yang membutuhkan sebagai bentuk gotong royong.
4. Memberikan kuasa kepada BPJS Kesehatan untuk mengelola dana amanat beserta hasil pengembangannya agar digunakan sebesar-besarnya untuk pembayaran
manfaat kepada Peserta sesuai Peraturan Perundang-Undangan.
5. Memberikan kuasa kepada BPJS Kesehatan untuk menggunakan informasi medis peserta baik dari rekam medis maupun dokumen pendukung lainnya jika
diperlukan.
6. Atas kuasa pengelolaan dana amanat sebagaimana tercantum pada angka 4, BPJS Kesehatan berhak untuk mendapatkan dana operasional penyelenggaraan
program Jaminan Kesehatan Nasional dari sebagian iuran peserta yang besarnya sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.

................ , ............................. 20 ........


BPJS Kesehatan menerima kuasa pengelolaan jaminan kesehatan peserta
BPJS Kesehatan, Pimpinan Satuan Kerja/Pihak yang diberi Kuasa

materai
Rp.6000,-

*)

Pembayaran iuran Jaminan Kesehatan selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berjalan, apabila melewati tanggal tersebut akan dikenakan denda
keterlambatan iuran dan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Catatan :
*) di i si nama l engkap, tanda tangan dan stempel Satuan Kerja
**) SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah
***) Sebutkan

117
Lampiran 3
Formulir Pendaftaran Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota

Form Perser 3
FORMULIR PENDAFTARAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
........................................................
Direkam oleh : Diverifikasi oleh : Setuju Kabid PPK
Registrasi Baru Perubahan Data
Tgl. Tgl. Tgl.

Kode Pemerintah Daerah : No. Virtual Account

(Diis i oleh petugas BPJS Kes ehatan)

IDENTITAS PEMERINTAH DAERAH Verif ikasi

Nama Pemerintah Daerah : .............…………………………………………………………………………………………………


Alamat Pemerintah Daerah : JL...………………………………………………………………………………………………………
: Kelurahan : ……………………………………. Kecam atan : ..……………………………………….
: Kab./Kota : ……………………………. Kode Pos :
Telepon : - Faks im ili : -
E-mail : ……………………………………………………………….
Status Pemerintah Daerah : Provinsi Kabupaten Kota
(Pilih salah satu)

Nama Kepala Pemerintah Daerah : …………………………………………………………………………………………………………


NPWP : . . . - .

Nama Bank : …………………………..…………………………………

IDENTITAS CONTACT PERSON PEMERINTAH DAERAH

Nama Lengkap : ………………………………………………………………………………………………………………


Jabatan : ………………………………………………………………………………………………………………
Telepon dan Extention : - Ext :

Faksimili : -
Handphone : E-mail : ..…………………………………………….

PERUBAHAN ALAMAT PEMERINTAH DAERAH


Alamat Pemerintah Daerah : JL. ……………………………………………………………………………………………………………
: Kelurahan : …………………………………….
Kecamatan : .………………………………………….
: Kab./Kota : …………………………………….
Kode Pos :
Telepon : - Faks im ili : -
E-mail : ……………………………………………………………….

KEIKUTSERTAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

Masyarakat yang diikutkan dalam Program JKN : ……………………………………………………………….

Menjadi Peserta Sejak :


Tgl Bln Thn

Jumlah Kepala Keluarga : Kelas III :

Jumlah Anggota Keluarga : Kelas III :

Total /Jumlah Peserta : Kelas III :

SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa :
1. Informasi ini dibuat dengan sebenarnya, apabila informasi ini tidak benar maka saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Menyetujui bahwa iuran yang dibayarkan sebagai hibah dan tidak dikembalikan sekalipun belum mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan dan iuran
tersebut sudah diikhlaskan untuk menolong peserta lain yang membutuhkan sebagai bentuk gotong royong.
3. Memberikan kuasa kepada BPJS Kesehatan untuk mengelola dana amanat beserta hasil pengembangannya agar digunakan sebesar-besarnya untuk
pembayaran manfaat kepada Peserta sesuai Peraturan Perundang-Undangan.
4. Memberikan kuasa kepada BPJS Kesehatan untuk menggunakan informasi medis peserta baik dari rekam medis maupun dokumen pendukung
lainnya jika diperlukan.
5. Atas kuasa pengelolaan dana amanat sebagaimana tercantum pada angka 3, BPJS Kesehatan berhak untuk mendapatkan dana operasional
penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional dari sebagian iuran peserta yang besarnya sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.

................ , ............................. 20 ........


BPJS Kesehatan menerima kuasa pengelolaan jaminan kesehatan peserta
BPJS Kesehatan, Kepala Daerah / Pihak yang diberi kuasa,
materai .........................................................
Rp.6000,-

*)

Pembayaran iuran Jaminan Kesehatan selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berjalan, apabila melewati tanggal tersebut akan dikenakan
denda keterlambatan iuran dan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Catatan :
*) diisi nama lengkap, tanda tangan dan stempel Pemerintah Daerah

118
Lampiran 4
Formulir Pendaftaran Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/Bukan Pekerja (BP)
Secara Kolektif Oleh Badan Hukum
Form Perser 4

FORMULIR PENDAFTARAN PESERTA PEKERJA BUKAN PENERIMA UPAH (PBPU)/BUKAN PEKERJA (BP)
SECARA KOLEKTIF OLEH BADAN HUKUM

Diverifikasi oleh : Direkam oleh : Setuju Kabid PPK


Tgl. Tgl. Tgl. (Diisi oleh petugas BPJS Kesehatan)

Kode Badan Hukum PBPU Kolektif : No. Virtual Account

(Diisi oleh petugas BPJS Kesehatan)

IDENTITAS BADAN HUKUM PBPU KOLEKTIF Verifikasi

Nama Badan Hukum PBPU Kolektif : …………………………………………………………………………………………………………………


Alamat Badan Hukum PBPU Kolektif : Jl. …...……………................…………………………………………………………………………………
: Kelurahan : ………………………………. Kecamatan : ..……………………………………….
: Kab./Kota : ………………………………. Kode Pos :
Telepon : - Faksimili : -

E-mail : ……………………………………………………………….

Bentuk Badan Hukum : Perguruan Tinggi Lembaga Hukum Yayasan Panti Sosial Lainnya**) .........
(Pilih salah satu)
Nomor Izin Badan Hukum (Akta ,MOU, dll) :
Jenis Badan Hukum : …………………………………………………………………………………………………………………
NPWP Badan Hukum PBPU Kolektif : . . . - .

Nama Pimpinan Badan Hukum PBPU Kolektif


: …………………………………………………………………………………………………………………

Status Kepemilikan Badan Hukum PBPU Kolektif : Pemerintah Swasta Perorangan Joint Venture Lainnya**) .........
(Pilih salah satu)

: Organisasi Agama Koperasi Yayasan

IDENTITAS CONTACT PERSON BADAN HUKUM PBPU KOLEKTIF

Nama Lengkap : …………………………………………………………………………………………………………………


Jabatan : …………………………………………………………………………………………………………………
Telepon dan Extention : - Ext :
Handphone : E-mail : ..………………………………………….

KEIKUTSERTAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

Menjadi Peserta Sejak :


Tgl Bln Thn

Jumlah Anggota : Orang Kelas III :

Jumlah Keluarga : Orang Kelas III :

Total Anggota dan Keluarga : Orang Kelas III :


PENGIRIMAN TAGIHAN IURAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
Pengiriman Tagihan Iuran Melalui : E-mail Surat SMS

SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa :
1. Informasi ini dibuat dengan sebenarnya, apabila informasi ini tidak benar maka saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Menyetujui bahwa iuran yang dibayarkan sebagai hibah dan tidak dikembalikan sekalipun belum mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan dan iuran
tersebut sudah diikhlaskan untuk menolong peserta lain yang membutuhkan sebagai bentuk gotong royong.
3. Memberikan kuasa kepada BPJS Kesehatan untuk mengelola dana amanat beserta hasil pengembangannya agar digunakan sebesar-besarnya untuk
pembayaran manfaat kepada Peserta sesuai Peraturan Perundang-Undangan.
4. Memberikan kuasa kepada BPJS Kesehatan untuk menggunakan informasi medis peserta baik dari rekam medis maupun dokumen pendukung lainnya jika
diperlukan.
5. Atas kuasa pengelolaan dana amanat sebagaimana tercantum pada angka 3, BPJS Kesehatan berhak untuk mendapatkan dana operasional
penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional dari sebagian iuran peserta yang besarnya sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.

……………….………,
………………………………….… 20……….
BPJS Kesehatan menerima kuasa pengelolaan jaminan kesehatan peserta
BPJS Kesehatan, Pimpinan / Pihak yang diberi kuasa

materai
Rp.6000,-

(*)

Pembayaran iuran Jaminan Kesehatan selambat-lambatnya setiap tanggal 10 , apabila melewati tanggal tersebut akan dikenakan denda
keterlambatan iuran dan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Catatan :
(*) Diisi nama lengkap, tanda tangan dan stempel Badan Hukum PBPU Kolektif
(**) Lainnya agar disebutkan

119
Lampiran 5
Formulir Pendaftaran Donatur Perorangan Yang Mendaftarkan ≥ 10 Kartu Keluarga

Form Perser 5

FORMULIR PENDAFTARAN DONATUR PERORANGAN YANG MENDAFTARKAN ≥ 10 KARTU KELUARGA

Diverifikasi oleh : Direkam oleh : Setuju Kabid PPK


Tgl. Tgl. Tgl. (Diisi oleh petugas BPJS Kesehatan)

Kode Donatur Perorangan : No. Virtual Account


(Diisi oleh petugas BPJS Kesehatan)

IDENTITAS DONATUR PERORANGAN Verifikasi

Nama Lengkap : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


Alamat : Jl. …...……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
: Kelurahan : ……………………………………. Kecamatan : ……………………………………………………………….
: Kab./Kota : ……………………………………. Kode Pos :
Telepon : - NO HP : -
E-mail : ……………………………………………………………….

Nomor Kepesertaan JKN-KIS :


Nomor Induk Kependudukan (NIK) :
NPWP ( opsional ) : . . . - .

IDENTITAS AHLI WARIS DONATUR PERORANGAN


Nama Lengkap : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Alamat : Jl. …...……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
: Kelurahan : ……………………………………. Kecamatan : ……………………………………………………………….
: Kab./Kota : ……………………………………. Kode Pos :
Telepon : - NO HP : -
E-mail : ……………………………………………………………….
Nomor Kepesertaan JKN-KIS :
Nomor Induk Kependudukan (NIK) :
NPWP ( opsional ) : . . . - .

PENGIRIMAN TAGIHAN IURAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)


Pengiriman Tagihan Iuran Melalui : E-mail Surat SMS

KEIKUTSERTAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)


Menjadi Peserta Sejak :
Tgl Bln Thn

Jumlah Anggota : Orang Kelas III :

Jumlah Keluarga : Orang Kelas III :

Total Anggota dan Keluarga : Orang Kelas III :

SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa :
1. Informasi ini dibuat dengan sebenarnya, apabila informasi ini tidak benar maka saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Menyetujui bahwa iuran yang dibayarkan sebagai hibah dan tidak dikembalikan sekalipun belum mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan dan iuran tersebut
sudah diikhlaskan untuk menolong peserta lain yang membutuhkan sebagai bentuk gotong royong.
3. Memberikan kuasa kepada BPJS Kesehatan untuk mengelola dana amanat beserta hasil pengembangannya agar digunakan sebesar-besarnya untuk
pembayaran manfaat kepada Peserta sesuai Peraturan Perundang-Undangan.
4. Memberikan kuasa kepada BPJS Kesehatan untuk menggunakan informasi medis peserta baik dari rekam medis maupun dokumen pendukung lainnya jika
diperlukan.
5. Atas kuasa pengelolaan dana amanat sebagaimana tercantum pada angka 3, BPJS Kesehatan berhak untuk mendapatkan dana operasional penyelenggaraan
program Jaminan Kesehatan Nasional dari sebagian iuran peserta yang besarnya sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.

BPJS Kesehatan menerima kuasa pengelolaan jaminan kesehatan peserta ……………….………, ………………………………….… 20……….
BPJS Kesehatan, Donatur Perorangan
materai
Rp.6000,-

*)

Pembayaran iuran Jaminan Kesehatan selambat-lambatnya setiap tanggal 10 , apabila melewati tanggal tersebut akan dikenakan denda keterlambatan iuran
dan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Catatan :
*) Diisi nama lengkap dan tanda tangan Donatur
**) Lainnya agar disebutkan

120
Lampiran Nomor 6

Formulir Perser 6

LAMPIRAN DAFTAR KANTOR CABANG BADAN USAHA/ BADAN HUKUM LAINNYA


FORMULIR REGISTRASI BADAN USAHA / BADAN HUKUM LAINNYA PEKERJA PENERIMA UPAH (PPU)
Diverifikasi oleh : Direkam oleh : Se tuju Ke pa l a Bi da ng PPK
Registrasi Baru Perubahan Data Tgl. Tgl. Tgl.

Kode Badan Usaha/Badan Hukum Lainnya : No. Virtual Account

(Di i s i ol e h pe tuga s BPJS Ke s e ha ta n)

IDENTITAS BADAN USAHA / BADAN HUKUM LAINNYA

NAMA KANTOR CABANG BADAN


NO ALAMAT KAB/KOTA KODE POS EMAIL
USAHA/BADAN HUKUM LAINNYA

Saya menyatakan bahwa informasi ini dibuat dengan sebenarnya, apabila informasi ini tidak benar maka saya bersedia dikenakan sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
, 20

Kepala Cabang, Pimpinan/Direktur .................................................

121
Lampiran Nomor 7
Laporan Pelaksanaan Forum Komunikasi dengan Pemangku Kepentingan Utama
LAPORAN PELAKSANAAN FORUM KOMUNIKASI DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN UTAMA
BPJS KESEHATAN KEDEPUTIAN WILAYAH……………….
BULAN PEMBEBANAN : ………………… 2018

TARGET 2018 PELAKSANAAN


Kota /
No. Kedeputian Wilayah Kantor Cabang
Kab Frekuensi Biaya Jml Frekuensi Jumlah Peserta Biaya Persentase Pemahaman
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1
2
3
4
TOTAL - - - - - - - -

Ket: Pelaksanaan Forkom Tingkat Provinsi dilaksanakan di Kantor Cabang yang berada di Ibukota Provinsi, sehingga Target
Pelaksanaan Forkom di Kantor Cabang Tersebut tidak sama dengan Kantor Cabang lainnya

Lampiran 8
Laporan Pelaksanaan Bimtek dan Supervisi
LAPORAN PELAKSANAAN BIMTEK DAN SUPERVISI KEDEPUTIAN WILAYAH …………………………………….
BULAN PEMBEBANAN : ……………………. 2018

Target 2018 Realisasi Bulan ……


Total Realisasi s.d Bulan….
No. Kedeputian Wilayah Kantor Cabang Kedeputian Wilayah KC Kedeputian Wilayah KC Persentase
Frek Biaya Frek Biaya Frek Peserta Biaya Frek Peserta Biaya Frek Biaya Frek Biaya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Kedeputian Wilayah …..Kantor Cabang…… - -
2 Kantor Cabang…… - -
3 Kantor Cabang…… - -
4 Kantor Cabang…… - -
JUMLAH - - - - - - - - - - - - - - - -

……….., ………… 2018


Deputi Direksi

Lampiran 9
Laporan Pelaksanaan Sosialisasi Kepada Tokoh Agama Tokoh Masyarakat
………………………………………….

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI KEPADA TOKOH AGAMA TOKOH MASYARAKAT


BPJS KESEHATAN KEDEPUTIAN WILAYAH ………………………….
BULAN PEMBEBANAN : ……………….. 2018

TARGET 2018 PELAKSANAAN


No. Kedeputian Wilayah Kantor Cabang Jumlah Persentase
Frekuensi Biaya Jml Frekuensi Biaya
Peserta Pemahaman
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kedeputian Wilayah ….. Kantor Cabang…… - - -
2 Kantor Cabang…… - - -
3 Kantor Cabang…… - - -
4 dst….. - - -
TOTAL - - - - - -

Lampiran 10
Laporan Pelaksanaan Sosialisasi Kepada Komunitas
LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI KEPADA KOMUNITAS
BPJS KESEHATAN KEDEPUTIAN WILAYAH ………………………….
BULAN PEMBEBANAN : ……………….. 2018
TARGET 2018 PELAKSANAAN
No. Kedepuian Wilayah CABANG Pekerja Mandiri Bukan Pekerja Jamkesda Jumlah Persentase
Frekuensi Biaya Jml Frekuensi Biaya
Asosiasi Komunitas Pensiunan Lainnya /PJKMU Peserta Pemahaman
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=6+7+8+9+10 12 13 14
1 Kedeputian Wilayah Kantor Cabang…. - - - -
2 Kantor Cabang…. - - - -
3 Kantor Cabang…. - - - -
4 dst….. - - - -
TOTAL - - - - - - - - - - -

122
Lampiran 11
Laporan PBPU Kolektif
LAPORAN PBPU KOLEKTIF DAN DONASI KEDEPUTIAN WILAYAH
BULAN PELAPORAN: …………
CONTOH……..
PBPU KOLEKIF DONASI
PERGURUAN TINGGI PESANTREN/SEKOLAH LEMBAGA/YAYASAN LAIN DONASI PERORANGAN/CSR BADAN USAHA/BADAN AMAL/LEMABGA SEJENIS
KANTOR TOTAL
KEPWIL NO DUKUNGAN
CABANG JENIS PENDAFTARAN KOLEKTIF JENIS PESERTA
MEMPERSYARATKAN JUMLAH JUMLAH JUMLAH
NAMA ENTITAS NAMA ENTITAS KODE PKS TMT TAT NAMA ENTITAS KODE PKS TMT TAT NAMA ENTITAS KODE PKS TMT TAT
SK/SE/INSTRUKSI JUMLAH PESERTA PESERTA CSR BADAN AMAL/ PESERTA
PTN PTS KODE PKS TMT TAT PERORANGAN
REKTOR PESERTA BADAN USAHA LEMBAGA SEJENIS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30=11+16+21+29
SUTAC 1 MEDAN Poltekes Kemenkes Medan v 00310152 01/12/2017 31/12/2018 60 60
2 SIBOLGA Unio Keuskupan Sibolga 00307029 01/06/2017 30/06/2018 25 25
Donasi Perorangan Pegwai BPJS
SUMBAGTENG JAMBI 1 BATAM SDS Mutiara Insani 00706270 06/01/2017 06/02/2018 10 v 01/12/2017 31/12/2018 36
Kesehatan Depwil II 46
JATENG DIY 1 SEMARANG Universitas Negeri Semarang v 24/U/2017 -
-
TOTAL 60 10 25 36 131

Keterangan kolom: 1 Diisi dengan nama Kedeputian Wilayah


3 Diisi dengan nama Kantor Cabang
4 Diisi dengan nama entitas dari Perguruan Tinggi kerjasama
5 Diisi dengan tanda checklist pada "PTN" untuk Perguruan Tinggi Negeri
6 Diisi dengan tanda checklist pada "PTS" untuk Perguruan Tinggi Swasta
7 Diisi dengan nomor SE/SK/Instruksi Rektor sesuai dukungan mempersyaratkan dari Rektor kepada mahasiswa
8 Diisi dengan kode PKS apabila bentuk kerjasama "Pendaftaran Kolektif"
9 Diisi dengan tanggal berlaku PKS (dd/mm/yyyy)
10 Diisi dengan tanggal berakhir PKS (dd/mm/yyyy)
11 Diisi dengan jumlah peserta terdaftar (bagi Perguruan Tinggi yang bentuk kerjasamanya pendaftaran kolektif)
dst…
30 Diisi dengan total jumlah peserta dari seluruh entitas (penjumlahan kolom 11, 16, 21, 29)

Catatan: Dukungan mempersyaratkan (SK/SE/Instruksi Rektor) untuk dapat dilampirkan pada saat menyampaikan laporan

Lampiran Nomor 12
Laporan Sosialisasi Melalui Above The Line
LAPORAN SOSIALISASI JKN-BPJS KESEHATAN MELALUI MEDIA ABOVE THE LINE
KEDEPUTIAN WILAYAH ......
Bulan .......... 20.....

Realisasi Jumlah Kegiatan bulan ini Realisasi Jumlah Kegiatan sampai dengan Bulan Ini
Surat Kabar / Baliho / Media ATL Surat Kabar / Baliho / Media ATL Realisasi Biaya (Rp.) Bulan Ini Realisasi Biaya (Rp.) sampai dengan Bulan ini
Khalayak Sasar Filler / TV Radio Spanduk Online Filler / TV Radio Spanduk Online
Lokasi Nama Waktu Spesifikasi Penanggung Mata Majalah Billboard Lainnya Majalah Billboard Lainnya
Unit Kerja No Bentuk Publikasi
Pemasangan*) Media**) Pelaksanaan Teknis Jawab Anggaran Jumlah Media
Jumlah Spot Jumlah Spot Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Yang Jumlah Frekuensi Surat Kabar / Baliho / Media ATL Surat Kabar / Baliho /
PBI dan Penduduk yang Yang Frekuensi Keg Jumlah Spot Jumlah Spot Jumlah Titik Filler / TV Radio Spanduk Online Filler / TV Radio Spanduk Online ATL
PPU PBPU dan BP (Bulan Ini) (Bulan Ini) Penayangan Titik Penayangan Penayangan Dicetak Penayangan Keg Majalah Billboard Lainnya Majalah Billboard
Didaftarkan oleh Pemda Dicetak Lainnya
kepwil
KC .............
KC .............

KC .............

KC .............

KC .............

Lampiran Nomor 13
Laporan Sosialisasi Melalui Below The Line
LAPORAN SOSIALISASI JKN-KIS MELALUI MEDIA BELOW THE LINE
KEDEPUTIAN WILAYAH ..........
Bulan .......... 20........

Realisasi Kegiatan Bulan Ini Realisasi Kegiatan Sampai dengan Bulan Ini
Khalayak Sasar Realisasi Biaya (Rp.) bulan ini Realisasi Biaya (Rp.) sampai dengan bulan ini
Leaflet Banner Poster Souvenir Media BTL Lainnya Poster Leaflet Souvenir Banner
Media BTL Lainnya
Bentuk Waktu Spesifikasi Penanggung Mata
Unit Kerja No Lokasi PBI dan Penduduk yang Jawab Anggaran Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Publikasi Pelaksanaan Teknis PBPU Frekuensi Jumlah Unit Frekuensi Jumlah Unit Frekuensi Jumlah Unit Frekuensi Jumlah Unit Frekuensi Frekuensi Jumlah Unit Frekuensi Frekuensi Frekuensi Jumlah Unit Frekuensi Media BTL Media BTL
PPU Didaftarkan oleh Unit yang Unit yang Unit yang Unit yang Leaflet Banner Poster Souvenir Leaflet Banner Poster Souvenir
dan BP Pencetakan yang Dicetak Pencetakan yang Dicetak Pencetakan yang Dicetak Produksi yg Diproduksi Pencetakan Pencetakan yang Dicetak Pencetakan Pencetakan Produksi yg Diproduksi Pencetakan Lainnya Lainnya
Pemda Dicetak Dicetak Dicetak Dicetak
Kepwil
KC ........

KC ........

KC ........
KC ........

KC ........

KC ........
Total - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

123
Lampiran Nomor 14
Laporan M1 Progres Mingguan BU Potensial
PROGRES MINGGUAN BU POTENSIAL (BU SWASTA BARU) YANG BELUM MELAKUKAN REGISTRASI KE
BPJS KESEHATAN
Format Rekapitulasi Kedeputian Wilayah ke Deputi Bidang Perluasan Kepesertaan Formulir Perser-8a
Format M1 BU Potensial BU Swasta Baru

Tahapan Perluasan Kepesertaan Iuran


Jumlah
Respon Sosialisasi / Upload Data
No Kantor Cabang Badan Jumlah Bersurat Registrasi Proses Migrasi KC (approval tiket) Sudah Bayar Belum Bayar Keterangan
Surat Gathering Migrasi oleh
Usaha
Pegawai Keluarga Total Ya Tidak Ya Tidak Sudah Belum Sudah Belum Sudah Belum Sudah (…. Jiwa) Belum (…. Jiwa) Jml BU Rp. Jml BU Potensi Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Total Divre -

Keterangan dan Cara Pengisian :


- Tabel di atas merupakan alat bantu monitoring Kedeputian Wilayah dan format rekap laporan ke Deputi Bidang Perluasan Kepesertaan untuk progres mingguan BU Potensial (BU Swasta Baru) yang belum melakukan registrasi ke BPJS Kesehatan
- Laporan tersebut dilaporkan oleh Kedeputian Wilayah dengan melakukan rekapitulasi data dari Kantor Cabang
- Laporan tersebut dilaporkan secara akumulasi dengan progres BU yang bersangkutan setiap minggunya.
- Kolom 3-16 : diisi dengan angka jumlah rekapan berdasarkan data dari KC
- Kolom 17-18 : diisi dengan angka jumlah jiwa berdasarkan rekapan data dari KC
- Kolom 19-22 : diisi dengan rekapan jumlah BU dan jumlah iuran berdasarkan data dari KC
- Format ini digunakan sebagai format laporan rutin mingguan

Lampiran Nomor 15
Laporan M2 Progres Mingguan BU Potensial
PROGRES MINGGUAN BU POTENSIAL (BU BARU) YANG BELUM MELAKUKAN REGISTRASI KE BPJS KESEHATAN
Format Rekapitulasi Kedeputian Wilayah ke Deputi Bidang Perluasan Kepesertaan
Format M2 BU Potensial BU Baru Formulir Perser-8b

Badan Usaha Tahapan Perluasan Kepesertaan

Menyampaikan
Kedeputian Kantor Upload Data
No Kab/Kota Nama Jumlah Bersurat Respon Surat Sosialisasi/Gathering Registrasi Proses Migrasi KC (approval tiket) tagihan iuran Iuran Keterangan Sumber
Wilayah Cabang Alamat No. Telp Email Migrasi oleh BU
Badan Usaha pertama

Pegawai Keluarga Total Ya Tidak Ya Tidak Sudah Belum Sudah Belum Sudah Belum Sudah (….. Jiwa) Belum (…..Jiwa) Surat Email Bayar (Rp.) Belum (Potensi Rp.)
1 1 2 2 3 4 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Total

Keterangan dan Cara Pengisian : Rekap KC


- Tabel di atas merupakan alat bantu monitoring Kantor Cabang dan Kedeputian Wilayah untuk progres mingguan BU Potensial (BU Swasta Baru) yang belum melakukan registrasi ke BPJS Kesehatan
- Laporan tersebut dilaporkan oleh Kantor Cabang ke Kedeputian Wilayah dan Kedeputian Wilayah melakukan monitoring serta melakukan rekapitulasi terhadap BU Potensial (BU Swasta Baru) yang belum melakukan registrasi ke BPJS Kesehatan
- Laporan tersebut dilaporkan secara akumulasi dengan progres BU yang bersangkutan setiap minggunya. Jika BU tersebut masih dalam progres sampai dan belum sampai progres pembayaran, maka dalam kolom 25 diberikan catatan "Progress" Anak Perusahaan BUMN
- Jika ada Badan Usaha yang baru dilaporkan (tidak ada di laporan minggu sebelumnya), dalam kolom 25 diberikan catatan "BU Terbaru"
- Kolom 6-8 : diisi dengan angka
- Kolom 9-18 : jika "ya/sudah" diisi dengan tanda " √ ", jika "tidak/belum" diisi dengan tanda " √ " Banda Aceh
- Kolom 19-20 : diisi dengan jumlah jiwa yang sudah/belum migrasi
- Kolom 21-22 : jika "surat" diisi dengan tanda " √ ", jika "email" diisi dengan tanda " √".
- Kolom 23-24: diisi dengan " angka nominal " Gunung Sitoli
- Format ini digunakan sebagai format laporan rutin mingguan KABANJAHE

124
Lampiran Nomor 16
Kedeputian Wilayah ke Kantor Pusat tentang Laporan Canvassing Badan Usaha
LAPORAN REKAPITULASI CANVASSING KEDEPUTIAN WILAYAH KE KANTOR PUSAT
KEDEPUTIAN WILAYAH ……

Periode Tanggal ….. s/d ……

TINDAKLANJUT SETELAH DIBERIKAN SURAT PERINGATAN


HASIL REKRUTMEN PADA SAAT KUNJUNGAN HASIL REKRUTMEN SETELAH DIBERIKAN
JUMLAH RO JUMLAH POTENSI PESERTA SUDAH DILIMPAHKAN KE BELUM DILIMPAHKAN KE
CANVASSING SURAT PERINGATAN
NO KEDEPUTIAN WILAYAH (PTT dan JUMLAH BU KEPATUHAN KEPATUHAN
DEFINITIF)
JUMLAH TERDAFTAR JUMLAH TERDAFTAR
KARY KEL TOTAL TIDAK YA TIDAK YA BU KARY KEL TOTAL BU KARY KEL TOTAL
KARY KEL TOTAL KARY KEL TOTAL
1 2 3 4 5 6 7=5+6 8 9 10 11 12=10+11 13 14 15 16 17=15+16 18 19 20 21=19+20 22=13-18 23 24 25=23+24
1
2
3
4
5
6
Total

Keterangan :

- Kolom 5 : Jumlah Potensi Tenaga Kerja / Pekerja


- Kolom 6 : Jumlah Potensi Keluarga ( Suami, Istri dan anak )
- Kolom 8 :Hasil Rekrutmen pada saat kunungan Canvassing( tidak melakukan pendaftaran )
- Kolom 9 :Hasil Rekrutmen pada saat kunjungan Canvassing( melakukan pendaftaran )
- Kolom 10 : Jumlah Karyawan mendaftar sebagai hasil Rekrutmen pada saat kunjungan Canvassing
- Kolom 11 : Jumlah Keluarga yang mendaftar sebagai hasil Rekrutmen pada saat kunjungan Canvassing
- Kolom 12 : Total Jumlah karyawan dan anggota keluarga yang mendaftar sebagai hasil Rekrutmen pada saat kunjungan Canvassing
- Kolom 13 : Hasil Rekrutmen setelah diberikan Surat Peringatan( tidak melakukan pendaftaran )
- Kolom 14 : Hasil Rekrutmen setelah diberikan Surat Peringatan( melakukan pendaftaran )
- Kolom 15 : Jumlah Karyawan mendaftar setelah diberikan surat peringatan
- Kolom 16: Jumlah anggota keluarga mendaftar setelah diberikan surat peringatan
- Kolom 17 : Total Jumlah karyawan dan anggota keluarga mendaftar setelah diberikan surat peringatan
- Kolom 18: Jumlah BU yang dilimpahkan ke Kepatuhan
- Kolom 19: Jumlah karyawan dari BU yang dilimpahkan ke Kepatuhan
- Kolom 20 : Jumlah anggota keluarga dari BU yang dilimpahkan ke Kepatuhan
- Kolom 21 : Total Jumlah karyawan dan anggota keluarga dari BU yang dilimpahkan ke Kepatuhan
- Kolom 22: Jumlah BU yang belum dilimpahkan ke Kepatuhan
- Kolom 23: Jumlah karyawan dari BU yang belum dilimpahkan ke Kepatuhan
- Kolom 24 : Jumlah anggota keluarga dari BU belum yang dilimpahkan ke Kepatuhan
- Kolom 25 : Total Jumlah karyawan dan anggota keluarga dari BU yang belum dilimpahkan ke Kepatuhan

125
Lampiran 17
Surat Pengantar Identitas Peserta JKN-KIS Khusus Penerima Donasi

Yth. Peserta JKN-KIS


Di
Tempat

Bersama ini kami sampaikan identitas kepesertaan JKN-KIS Anda.

Anda secara resmi telah menjadi peserta JKN-KIS dan berhak mendapatkan Jaminan
Kesehatan serta manfaat pelayanan kesehatan baik promotif, preventif dan kuratif di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama yang tertera pada kartu JKN-KIS terlampir maupun pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjutan.

Saat ini iuran Anda dibayarkan oleh Donatur Badan Hukum……./Atas Nama …….. (pilih salah
satu), terhitung tanggal ……sampai dengan tanggal ………

Apabila masa pembayaran iuran oleh donatur tersebut telah berakhir, maka Anda wajib
mendaftarkan diri dan membayar iuran sendiri untuk menjadi peserta Pekerja Bukan Penerima
Upah (PBPU).

Demikian untuk maklum, terimakasih.

Salam Sehat,
BPJS Kesehatan

126
Lampiran 18
Berkas Pembuatan Hak Akses Aplikasi Kanal Pendaftaran Mitra BPJS Kesehatan

NOTA DINAS
Nomor: ………………………………………..

Yth. : Kepala Bidang Kepesertaan dan Pelayanan Peserta


Hal : Permohonan Pembuatan Hak Akses Aplikasi Kanal Pendaftaran Mitra
BPJS Kesehatan (BPJS Care)
Tanggal : ……………….

Sehubungan dengan perluasan kanal pendaftaran Peserta PBPU dan BP, bersama ini
kami mohon bantuan Saudara untuk memberikan hak akses aplikasi BPJS Care (username dan
password) yang akan digunakan oleh Kader JKN-KIS/petugas entry pada kanal pendaftaran
mitra BPJS Kesehatan untuk mendaftarkan masyarakat sebagai Peserta PBPU/BP.

Sebagai dasar permohonan, kami lampirkan kelengkapan berkas sebagai berikut:

1. Fotocopy Perjanjian Kerja Sama antara BPJS Kesehatan dengan Kader JKN-KIS/Agen
mitra
2. Data Kader JKN-KIS/ petugas entry Agen Mitra (sesuai lampiran)
3. Pakta Integritas Kader JKN-KIS/user Agen Mitra yang diajukan

Kami mohon username dan password Kader JKN-KIS/petugas entry Agen Mitra tersebut
dapat diberikan paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak pengajuan ini diterima.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.


Kepala Bidang Perluasan Peserta
dan Kepatuhan

(Nama Kepala Bidang PPK)


Mengetahui,
Kepala Cabang ……..

127
(Nama Kepala Cabang)
Lampiran Nota Dinas Nomor ………………………..
DATA KADER JKN-KIS/ PETUGAS ENTRY PADA APLIKASI PENDAFTARAN PESERTA
MELALUI KANAL PENDAFTARAN MITRA BPJS KESEHATAN

NAMA KADER JKN/ NIK KADER JKN/


NO. KADER/NO. PETUGAS
NO PETUGAS ENTRY AGEN PETUGAS ENTRY NO. HP
AGEN MITRA
MITRA AGEN MITRA
1
2
3
4
dst

128
Lampiran 19
Berkas Pembuatan Hak Akses Aplikasi Kanal Pendaftaran Mitra BPJS Kesehatan

PAKTA INTEGRITAS
PENGGUNAAN APLIKASI PENDAFTARAN PESERTA MELALUI KANAL PENDAFTARAN
MITRA BPJS KESEHATAN
Saya bertandatangan di bawah ini :
Nama : …………………
NIK : …………………
Jabatan : …………………
Unit kerja : …………………
Dalam rangka pembuatan dan penggunaan username dan password aplikasi pendaftaran
peserta melalui kanal pendaftaran mitra BPJS Kesehatan, dengan ini menyatakan bahwa :

1. Username yang saya gunakan adalah username atas nama saya sendiri dan saya
bertanggungjawab atas penggunaannya.
2. Saya tidak akan menyalahgunakan username dan password yang telah diberikan oleh
BPJS Kesehatan untuk kepentingan selain kepentingan pendaftaran BPJS Kesehatan serta
tidak memberikan kepada pihak lain ataupun teman.
3. Saya senantiasa akan menjaga kerahasiaan username dan password yang saya miliki.
4. Apabila dalam penggunaan hak akses tersebut terdapat penyalahgunaan di kemudian hari
yang menyebabkan kerugian bagi BPJS Kesehatan, maka saya bersedia untuk diberikan
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, saya
bersedia dikenakan sanksi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Demikian
pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, ……… (tanggal, bulan dan tahun)


Petugas Entry

(Nama Petugas Entry)

129
Lampiran 20
Surat Pernyataan Talent internal BPJS Kesehatan

SURAT PERNYATAAN

Saya yang menyatakan dan bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
NPP :
Unit Kerja :
dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. Saya bersedia menjadi talent pada produksi semua Iklan Layanan Masyarakat tentang
..........................
2. Saya bersedia bahwa penggunaan semua Materi Iklan Layanan Masyarakat tentang ................ di
atas, baik diluar kendali maupun di dalam kendali BPJS Kesehatan dapat ditayangkan sampai kapan
pun tanpa batas waktu penayangan dan dalam kegiatan apapun guna pemberian informasi tentang
........
3. Hasil materi iklan menjadi milik BPJS Kesehatan saya tidak akan mengklaim pembayaran
penggunaan image pada semua materi Iklan Layanan Masyarakat tentang.................................
Demikian, pernyataan ini saya sampaikan dengan sebenar-benarnya, tanpa menyembunyikan fakta dan
hal material apapun, dan dengan demikian saya bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran dari
hal-hal yang saya nyatakan di sini, demikian pula akan bersedia bertanggung jawab baik secara perdata
maupun pidana, apabila pernyataan ini tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
Demikian pernyataan ini saya buat dan kami laporkan untuk digunakan sebagaimana mestinya
Jakarta, .................. 20...
Yang Membuat Pernyataan

Materai 6000

(Nama Lengkap)

130
Lampiran 21

SURAT KETERANGAN
Nomor : ..............................

Yang bertandatangan di bawah ini menerangkan bahwa :


Nama Perusahaan :...............................................................
Alamat Perusahaan :...............................................................
Kode PKS :...............................................................
Telah terdaftar pada BPJS Kesehatan Sejak ............................................dengan jumlah peserta
Per tanggal .....................................................adalah sebagai berikut :
Peserta Terdaftar pada
No Jumlah Peserta Jiwa Jiwa
Program JKN KIS
1 Karyawan Karyawan
2 Anggota Keluarga Anggota Keluarga
3 Total Total

Demikian surat keterangan ini dibuat HANYA digunakan untuk


.......................................................................................................................................

......................,...................................
Kepala

........................................................

131
Lampiran 22
Pakta Integritas
PAKTA INTEGRITAS
(LETTER OF UNDERTAKING)

Kami, yang menyatakan dan bertanda tangan di bawah ini,


A. Pengguna/User (Kedeputian Bidang/Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang ........................)*
1. Nama Deputi
Direksi/Kepala Cabang : Jabatan
2. Nama Asisten
Deputi/Kepala Bidang
: Jabatan

B. Yang melaksanakan proses pengadaan (Kedeputian Bidang SDS dan Umum/Bidang SDM
Umum dan Komunikasi Publik *)
1. Nama Deputi
Direksi/Kepala Cabang : Jabatan
3. Nama Asisten
Deputi/Kepala Bidang
: Jabatan

berwenang bertindak untuk dan atas nama


Perusahaan : BPJS Kesehatan Kantor Pusat/Kedeputian Wilayah
......... /Kantor Cabang ...... *)
Alamat Kedudukan : Jl. ........................................

dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa:


4. Kami akan melaksanakan pengadaan barang/jasa berupa Pengadaan
............................................. dan memeriksa bahwa proses tersebut dilaksanakan sesuai
dengan kewenangan yang diberikan dan peraturan perusahaan yang berlaku, berdasarkan
prinsip-prinsip itikad baik, dengan kecermatan yang tinggi, dan dalam keadaan bebas
mandiri atau tidak di bawah tekanan, maupun pengaruh dari pihak lain (Independency).
5. Kami akan mengambil keputusan sehubungan dengan hal-hal sebagaimana yang tersebut
di atas dengan penuh kehati-hatian (duty of care and of loyalty) demi untuk kepentingan
yang terbaik bagi perusahaan, dengan mengindahkan berbagai sumber informasi,
keterangan dan telah melakukan perbandingan yang cukup, sebagaimana layaknya pihak
profesional dalam posisi yang sama melakukan hal serupa, atau sebagaimana kami
mempertimbangkan keputusan bagi kepentingan diri kami sendiri (prudent person rule);
6. Dalam mengambil keputusan kami tidak memiliki kepentingan pribadi atau tujuan untuk
melakukan sesuatu untuk manfaat diri sendiri, maupun menguntungkan pihak-pihak yang
terkait dengan diri kami, atau pihak yang terafiliasi dengan kami, dan dengan demikian tidak
memilki posisi yang mengandung potensi benturan kepentingan (conflict of interest rule),
termasuk dengan seluruh pihak yang terlibat dengan tindakan di atas.

132
7. Kami akan melaksanakan proses tersebut dengan pemahaman yang cukup tentang
berbagai peraturan dan kewajiban normatif lainnya yang terkait, dan mematuhi seluruh
ketentuan dan peraturan perusahaan yang berlaku, termasuk mempertimbangkan best
practice, yang dipandang perlu, penting, dan kritikal dalam proses tersebut (duty abiding the
laws).
Demikian, pernyataan ini kami sampaikan dengan sebenar-benarnya, tanpa menyembunyikan
fakta dan hal material apapun, dan dengan demikian kami bertanggung jawab sepenuhnya atas
kebenaran dari hal-hal yang kami nyatakan di sini, demikian pula akan bersedia bertanggung
jawab baik secara perdata maupun pidana, apabila pernyataan ini tidak sesuai dengan
kenyataan sebenarnya.

Demikian pernyataan ini kami buat dan kami laporkan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, tanggal bulan tahun


Yang Membuat Pernyataan

Asisten Deputi Bidang Asisten Deputi Bidang ............../Kepala


............../Kepala Bidang............... Bidang...............
(User)*) (Yang melaksanakan proses pengadaan)

Nama
Nama

Deputi Direksi Bidang/Wilayah Deputi Direksi Bidang/Wilayah


............/Kepala Cabang .............. ............/Kepala Cabang ..............
(User)*) (Yang melaksanakan proses pengadaan)

Nama Nama

133
Lampiran 23
Surat Pemberitahuan Kepada Peserta Donasi
Nomor : /……/………… ………., ……….. 2019
Hal : Pemberitahuan Berakhirnya
Pertanggungan Donasi

Yth. …………………………
di
…………..

Salam Gotong Royong,


Terima kasih Anda telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu
Indonesia Sehat (JKN-KIS). Kami informasikan saat ini kepesertaan JKN-KIS Anda
dalam status aktif sampai dengan …../…./….. (tgl/bln/tahun) dan iuran Anda ditanggung
oleh donatur atas nama…….
Dapat kami sampaikan, bahwa dikarenakan tidak diperpanjangnya
pertanggungan atas Anda oleh donatur, maka status kepesertaan anda akan non aktif
terhitung tanggal …../…./….. (tgl/bln/tahun). Dengan adanya status kepesertaan yang
non aktif tersebut maka kartu JKN-KIS Anda tidak dapat digunakan untuk mengakses
pelayanan kesehatan. Untuk itu Anda diminta untuk mendaftarkan diri sebagai peserta
JKN-KIS secara mandiri, untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Kantor
Cabang BPJS Kesehatan setempat.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan
terimakasih.
Kepala Cabang

……………………

../../…

134
Lampiran 24
Surat Pernyataan Kepastian Validasi Data
SURAT PERNYATAAN KEPASTIAN VALIDASI DATA
Pada hari ini, …… tanggal …. Bulan …. Tahun…….(../../….), saya yang bertanda
tangan di bawah ini :
Nama :
NPP :
Jabatan :
Menyatakan bahwa data penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota…… kami pastikan telah memenuhi kelengkapan dan validitas
data sesuai ketentuan yang berlaku.
Adapun pengujian data telah dilakukan dengan memastikan kesesuaian NIK dengan
alamat dan tanggal lahir dengan metode sampling terhadap minimal 30% data
penduduk yang didaftarkan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk kelengkapan permohonan pembukaan
flagging langsung aktif bagi penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah yang
sudah mencapai Universal Health Coverage dimana sudah terdaftar sekurang-
kurangnya 95% penduduk sebagai peserta JKN-KIS.

Kepala Cabang

Meterai Rp6.000

(…………………)

135
Lampiran 25
Surat template untuk pemberitahuan kepada Donatur
Nomor : /……/………… ………., ……….. 2019
Hal : Pemberitahuan Berakhirnya
Pertanggungan Donasi A.n……....

Yth. …………………………
di
…………

Salam Gotong-royong!
Kami mengucapkan terimakasih atas kontribusi dan kepedulian Anda/ (PT/CV……..)
(pilih salah satu) terhadap masyarakat dengan mendaftarkan peserta Jaminan Kesehatan
Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) melalui Program Donasi. Kami informasikan
bahwa Anda telah membayarkan iuran untuk ……. peserta, yang terdaftar di kelas …… untuk 6
(enam) bulan/ 1 (satu) tahun (pilih salah satu sesuai regulasi) terhitung sejak …../…./…..
(tgl/bln/tahun).
Saat ini Perjanjian Kerja Sama telah berjalan …. (….) bulan, dan akan berakhir dalam
…. (……) bulan ke depan. Besar harapan kami Perjanjian Kerja Sama dapat dilanjutkan untuk 6
(enam) bulan/1 (satu) tahun (pilih salah satu sesuai regulasi) ke depan. Kami juga siap
mengakomodir apabila Anda/ perusahaan Anda menginginkan penambahan jumlah
kepesertaan sebagai tanggungan Anda/ perusahaan Anda.
Untuk perpanjangan, pengakhiran ataupun perubahan jumlah peserta yang menjadi
tanggungan Anda melalui Program donasi mohon dapat diinformasikan kepada kami selambat-
lambatnya 3 (tiga bulan) sebelum berakhirnya Perjanjian Kerja Sama. Untuk informasi lebih
lanjut dapat menghubungi Kantor Cabang setempat.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan
terimakasih.
Kepala Cabang

………………….

…/…. /PS.00

136
Lampiran 26
Surat Pemberitahuan kepada Peserta
Nomor : /……/………… ………., ……….. 2019
Hal : Pemberitahuan Donasi Iuran JKN-KIS

Yth. …………………………
di
…………..

Salam Gotong Royong,


Bersama ini kami informasikan bahwa Anda saat ini telah menjadi peserta
Jamian Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Iuran Anda dibayarkan
oleh donatur atas nama………….. dan kepesertaan Anda akan aktif sampai dengan
../../…. (tgl/bln/thn).
Apabila sampai dengan tanggal tersebut di atas, donatur tidak memperpanjang
Perjanjian Kerja Sama Program Donasi, maka status kepesertaan Anda menjadi tidak
aktif dan tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan. Untuk itu Anda diwajibkan
mendaftar dan membayar iuran secara mandiri sebagai peserta JKN-KIS. Informasi
lebih lanjut mengenai hal tersebut dapat menghubungi Kantor Cabang setempat.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan


terimakasih.

Kepala Cabang

……………………

../../…

137

Anda mungkin juga menyukai