Anda di halaman 1dari 6

A.

TAFSIR SURAT AL-MAIDAH AYAT 8-10


1. Tafsir Al-Maidah Ayat 8
 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 8. Wahai orang-orang
yang percaya kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya! Tunaikanlah hak-hak Allah
atas diri kalian seraya mengharap rida-Nya. Dan hendaklah kalian menjadi saksi
yang adil bukan saksi palsu. Dan jangan sekali-kali kebencian kalian terhadap
orang-orang tertentu mendorong kalian untuk berlaku tidak adil kepada mereka.
Karena keadilan itu diperlukan dalam menghadapi kawan maupun lawan. Maka
berlaku adillah kepada kawan maupun lawan. Keadilan itu lebih dekat kepada
ketakutan kepada Allah. Sedangkan sikap tidak adil lebih dekat kepada
kelancangan kepada Allah. Dan takutlah kalian kepada Allah dengan
menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian perbuat. Tidak ada satu
pun amal perbuatan kalian yang luput dari pengetahuan-Nya. Dan Dia akan
membalas kalian dengan balasan yang setimpal dengan amal perbuatan kalian.
 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram 8. ‫وا‬ ۟ ُ‫وا ُكون‬
۟ ُ‫ٰٓيأَيُّ َها الَّذِينَ َءا َمن‬
‫( قَ ّٰو ِمينَ ِللَّـ ِه‬Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah) Tafsir dari potongan ayat ini telah
disebutkan dalam surat an-Nisa:135. َ‫( قَ ّٰو ِمين‬selalu menegakkan (kebenaran)) Kata
ini menunjukkan bahwa mereka diperintahkan untuk menegakkan kebenaran
dengan sebenar-benarnya. ‫( ِللَّـ ِه‬karena Allah) Dengan mengharap pahala dari-Nya
dan takut dari siksaannya. Dan makna (‫ )القسط‬yakni keadilan. ‫شنَـَٔانُ قَ ْوم‬ َ ‫َو ََل يَجْ ِر َم َّن ُك ْم‬
(Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum) Yakni janganlah
kebencian terhadap suatu kaum membawa kalian untuk tidak berbuat adil kepada
mereka dan menyembunyikan persaksian yang menguntungkan mereka. ‫ه َُو‬
((karena itu) Yakni keadilan itu. ‫( أ َ ْق َربُ ِللتَّ ْق َوى‬lebih dekat kepada takwa) Yakni
ketaatan yang diperintahkan kepada kalian berkali-kali. Yakni lebih dekat untuk
kalian taat kepada Allah, atau menjauhi neraka.
 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir
negeri Suriah 8. “Hai orang-orang yang beriman,” yaitu kepada apa yang mereka
diperintahkan untuk beriman kepadanya. Tegakkan konsekuensi imanmu dengan
“menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi
saksi dengan adil.” Hendaknya gerak-gerikmu, lahir dan batin, terus bersemangat
dalam penegakkan keadilan dan hendaknya pelaksanaannya itu hanya karena
Allah semata, bukan karena tujuan dunia. Dan hendaknya sasaranmu tegak dan
seimbang (qisth) yaitu adil, tanpa berlebih-lebihan dan tanpa meremehkan; dalam
ucapan dan perbuatanmu. Tegakkan itu kepada kerabat, orang jauh, kawan
maupun musuh. “Dan janganlah sekali-kali kamu terdorong oleh kebencian
kepada suatu kaum untuk berlaku tidak adil,” seperti yang dilakukan oleh orang
yang tidak memiliki rasa kedailan. Akan tetapi sebagaimana kamu bersaksi untuk
membela temanmu maka kamu pun harus mau bersaksi untuk melawannya,
sebagaimana kamu bersaksi melawan musuhmu, maka kamu pun harus bersaksi
membelanya walaupun dia adalah orang kafir atau pelaku bid’ah. Dalam hal ini
wajib berlaku adil dan menerima kebenaran yang dibawanya (karena ia adalah
kebenaran), bukan karena dia yang mengucapkannya, dan kebenaran tidak ditolak
hanya karena dia yang mengucapkannya, karena itu kezhaliman terhadap
kebenaran. “Berlaku adillah, karena berlaku adil itu lebih dengan takwa,” yakni
semakin kamu berusaha untuk bersikap adil dan bersungguh-sungguh dalam
melaksanakannya, maka hal itu lebih dekat kepada ketakwaan hatimu. Jika
keadilannya sempurna, maka takwanya juga sempurna. “SEsungguhnya Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan,” maka Dia akan membalasmu sesuai
dengan amal perbuatanmu, yang baik, yang buruk, yang kecil, dan yang besar;
dengan balasan di dunia dan akhirat.

2. Tafsir Al-Maidah Ayat 9


 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Arab Saudi 9. Allah -yang tidak
pernah mengingkari janji-Nya- menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
kepada Allah dan rasul-Nya serta beramal saleh, ampunan atas dosa-dosa mereka
dan ganjaran yang besar, masuk surga.
 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram 9 Allah telah
memberikan janji yang harus dan baik kepada orang-orang yang beriman yang
melakukan amal dengan melakukan ketaatan dengan mengampuni dosa-dosa
mereka dan menganugerahkan pahala yang besar artinya surga. Kemudian Allah
memberi tanggapan pada ayat setelahnya dengan menunjukkan orang-orang kafir
untuk menjelaskan perbedaan.
 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir
negeri Suriah 9. “Allah telah menjanjikan,” –dan Dia tidak mengingkari janjiNya,
dan DIa adalah yang paling benar dalam menjawab- kepada orang-orang yang
beriman kepadaNya, kepada kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan Hari Akhir,
“dan membawa amal shalih , ”Yang memuat perkara-perkara yang wajib dan
yang Sunnah, dengan ampunan dari dosa-dosa mereka dan meminta maaf dari
mereka juga akibat-hasilnya dan menjanjikan pahala besar yang kebesarannya
hanya dapat ditanyakan oleh Allah. "Tak seorangpun yang mengerti berbagai
keinginan yang menanti, yang indah dilihat sebagai balasan bagi mereka, atas apa
yang mereka kerjakan" (As-Sajdah: 17).ajib atau yang sunat
 Insan Hidayatul bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Pada ayat ini Allah menjanjikan pahala bagi orang-orang yang beriman dan
beramal saleh. Allah telah memuji orang-orang yang beriman dengan ucapan
yang sesuai dengan isi hati mereka dan membuktikannya dengan beramal saleh
bahwa mereka akan menerima ampunan atas dosa-dosa mereka dan pahala yang
besar yang menghasilkan surga. Setelah itu, Allah akan meminta pembalasan
yang akan ditimpakan kepada orang-orang kafir. Ketika orang-orang yang kafir
menolak ajakan rasul dan mendustakan ayat-ayat kami yang disampaikan melalui
rasul-rasul kami, mereka yang akan menjadi penghuni neraka. Mereka kekal di
sini selama-lamanya.

3. Tafsir Al-Maidah Ayat 10


 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 10. Sedangkan
orang-orang yang ingkar kepada Allah dan mendustakan ayat-ayat-Nya, mereka
itu penghuni-penghuni Neraka yang akan masuk ke dalamnya sebagai hukuman
atas kekafiran dan pendustaan mereka. Mereka akan menetap di sana
sebagaimana seorang sahabat yang selalu setia dengan sahabatnya.
 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram 10 Adapun orang-orang
yang kafir atas adanya Allah juga kafir atas kemahaesaan-Nya, dan mendustakan
ayat-ayat yang diturunkan kepada para rasul yang mulia, mereka itu adalah
penghuni neraka dan kekal di dalamnya.
 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir
negeri Suriah 10. “Adapun orang-orang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami,”
yang menunjukkan kebenaran yang jelas, lalu mereka mendustakannya setelah
kebenaran itu terbukti, “maka mereka itu adalah penghuni neraka,” yang selalu
tetap di dalamnya, seperti seseorang yang selalu bersama dengan temannya.
 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Setelah itu, Allah menyatakan pembalasan yang akan ditimpakan kepada
orang-orang kafir. Adapun orang-orang yang kafir yang menolak ajakan rasul dan
mendustakan ayat-ayat kami yang disampaikan melalui rasul-rasul kami, mereka
itulah yang akan menjadi penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya ayat ini sekali lagi mengingatkan orang-orang beriman agar
mensyukuri anugerah keselamatan dari gangguan musuh. Wahai orangorang yang
beriman! ingatlah nikmat Allah yang dianugerahkan kepadamu, ketika suatu
kaum, yakni orang-orang kafir mekah dan orangorang yahudi bani naa'ir,
bermaksud hendak menyerangmu dengan tangannya untuk membunuhmu dan
para sahabat yang bersamamu dengan cara yang licik, lalu Allah menahan tangan
mereka dari kamu sehingga mereka tidak dapat melaksanakan niatnya berbuat
jahat kepadamu. Dan bertakwalah kepada Allah pada setiap waktu dan dalam
segala keadaan, dan hanya kepada Allah-lah, tidak kepada selain-Nya, hendaknya
orang-orang beriman itu bertawakal, menyerahkan segala keputusan kepada Allah
yang memutuskan segala sesuatu sesuai ilmu-Nya yang mahaluas dan
kekuasaan-Nya yang mahabesar.

B. TAFSIR SURAT AT-TAUBAH AYAT 119


 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 119. Wahai orang-orang
yang beriman kepada Allah, mengikuti rasul-Nya, dan menjalankan syariat-Nya,
takutlah kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi
larangan-larangan-Nya. Dan bergabunglah bersama orang-orang yang jujur dalam
keimanan, ucapan, dan perbuatannya. Karena tidak ada keselamatan bagi kalian
kecuali di dalam kejujuran.
 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram 119. َ‫ص ِدقِين‬ ۟ ُ‫( َو ُكون‬dan
ّٰ ‫وا َم َع ال‬
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar) Terdapat isyarat bahwa tiga
orang ini telah meraih penerimaan taubat dari Allah dengan kejujuran mereka.
 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah Allah memeritahkan kepada kita untuk
senantiasa bersama orang-orang yang benar, Dia berfirman : { ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
َّ ‫َّللاَ َو ُكونُوا َم َع ال‬
َ‫صا ِدقِين‬ َّ } , maka betapa banyak diantara mereka yang merugi dengan
mengabaikan ayat ini, sungguh kehinaan dan kerugian besar bagi mereka yang
terjerumus ke dalam perangkap kebohongan orang-orang kafir.
 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr.
Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim -
Saudi Arabia 119. Wahai orang-orang mukmin, takutlah kepada Allah dengan
melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya serta teruslah beriman
dengan benar baik dalam perkataan maupun perbuatan
 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir
negeri Suriah Baik dalam perkataan, perbuatan, maupun keadaan, di mana hati
mereka selamat dari niat buruk, berhati ikhlas dan berniat baik. Perlu diketahui.
Bahwa kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa seseorang
ke surga.

C. TAFSIR AN-NAHL AYAT 90-92


1. Tafsir An-Nahl Ayat 90
 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 90. Sesungguhnya Allah
memerintahkan keadilan pada hamba-hamba-Nya dengan menunaikan hak-hak
Allah dan hak-hak para hamba, tidak mengutamakan seseorang di atas orang lain
dalam hukum kecuali karena satu hak yang mengharuskan demikian. Allah
memerintahkan berbuat kebaikan dengan memberikan apa yang tidak wajib atas
seorang hamba seperti infak suka rela atau memaafkan orang zalim. Allah
memerintahkan membantu hajat kebutuhan para kerabat. Allah melarang segala
sesuatu yang buruk, baik berupa perkataan seperti perkataan yang buruk atau
perbuatan seperti zina. Allah melarang apa yang diingkari oleh syariat, yaitu
segala bentuk kemaksiatan. Allah melarang berbuat zalim dan sombong di
hadapan manusia. Allah menasihati kalian dengan apa yang Dia perintahkan
kepada kalian dan apa yang Dia larang dalam ayat ini dengan harapan kalian mau
mengambil pelajaran dari nasihat Allah tersebut.
 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram 90. ‫ِإ َّن هللاَ َيأ ْ ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل‬
ِ ْ ‫( َو‬Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
‫اْلحْ س ِن‬
kebajikan) Makna (‫ )العدل‬yakni berlaku adil kepada semua orang tanpa condong
kepada sebagiannya kecuali dengan alasan yang mewajibkan itu. Dan termasuk
dari perbuatan adil adalah bersikap pertengahan antara sikap berlebih-lebihan dan
kelalaian. Dan makna (‫ )اْلحسان‬yakni melakukan sesuatu diluar kewajiban yang
dituntut atasnya, seperti bersedekah dan segala perbuatan yang tidak diwajibkan
Allah namun berpahala jika dilakukan. ‫َآئ ذِى ْالقُ ْربَى‬
ِ ‫(و ِإيت‬
َ memberi kepada kaum
kerabat) Yakni memenuhi kebutuhan para kerabat. ‫َآء‬ ِ ‫(ويَ ْن َهى َع ِن ْالفَحْ ش‬dan
َ Allah
melarang dari perbuatan keji) Makna (‫ )الفحشاء‬yakni perkataan atau perbuatan
yang sangat buruk seperti perbuatan zina atau kikir. ‫(و ْال ُمنك َِر‬kemungkaran)
َ Yakni
segala yang dilarang oleh syari’at yang meliputi segala kemaksiatan. ‫ ( َوالبَ ْغ ِى‬dan ْ
permusuhan) Yakni kesombongan dan kezaliman. َ‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُرون‬ ُ ‫( يَ ِع‬Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran) Yakni agar kalian
senantiasa ingat setiap perintah dan larangannya dalam ayat ini, sehingga kalian
dapat mengambil pelajaran yang diberikan Allah kepada kalian.
 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 90. Sesungguhnya Allah
memerintahkan seluruh manusia untuk jujur dan adil dalam segala perkara,
membalas kebaikan dengan sesiatu yang lebih baik, membalas keburukan dengan
memberi maaf dan ampunan, dan memberikan hak-hak kepada kerabat berupa
silaturahmi dan berbuat baik. Dan Allah melarang dari setiap keburukan dalam
perkataan ataupun perbuatan seperti ghibah, namimah, zina, pelit, dan dari setiap
sesuatu yang dilarang syariat dan tidak sesuai dengan akal sehat, yaitu seluruh
perbuatan maksiat, serta dari kezaliman dan permusuhan. Allah mengingatkan
kalian dengan hukum-hukumNya supaya kalian mengambil pelajaran dan
mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Semua itu
mencakup keseluruhan ayat dalam kitab Allah tentang kebaikan dan keburukan

D. TAFSIR AN-NISA AYAT 105


 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Arab Saudi 105. Sesungguhnya Kami
menurunkan kepadamu -wahai Rasul-kitab Al-Qurʻān yang berisi kebenaran
untuk memberikan tanggapan kepada umat manusia tentang apa yang Allah
ajarkan dan ilhamkan kepadaamu, jika tidak sesuai dengan hawa nafsumu dan
layakkan pribadimu. Dan janganlah kamu menjadi pembela bagi orang-orang
yang khawatir tentang diri mereka sendiri dan khawatirkan mereka dari orang
yang membutuhkan mereka.
 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram 105. ‫إنآ أنزلنآ إليك الكتب بالحق‬
(Sesungguhnya Kami Telah Menurunkan kitab Kepadamu DENGAN membawa
Kebenaran) Sebab diturunkannya ayat Penyanyi bahwa Seorang lelaki Dari
golongan orang-orangutan munafik Dari Bani Ubairiq Mencuri MAKANAN Dan
Senjata Dari Seorang yahudi, namun orangutan munafik Penyanyi menuduh
orangutan Shaleh Yang melakukan. Dan orang-orang dari orang-orang dari suku
bani Ubairiq ini mulai membeli di depan rasulullah -menuntut putusan-, sampai
Rasulullah hampir sesuai dengan tuntutan orang-orang yang dituduh ini tidak
memiliki alasan. Maka turunlah ayat ini. ُ‫( بِ َمآ أ َ َرىكَ هللا‬dengan apa yang telah Allah
wahyukan kepadamu) Baik itu dengan lulus wahyu atau dengan apa yang
dikabarkan dan disetujui oleh Allah membantah. ‫( وَل تكن للخآئنين خصيما‬Dan
janganlah kamu Menjadi penantang, KARENA (membela) orang-orangutan Yang
khianat) Yakni DENGAN menentang orang-orangutan Yang hearts Kebenaran
demi membela mereka (orang-orangutan Yang menuduh). Ayat ini memuat dalil
tidak dibolehkan seseorang untuk diizinkan orang yang berhak itu salah posisi.
 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 105-106.
(1) Tatkala seorang mukmin mentadabburi firman Allah: { َ‫َو ََل تَ ُك ْن ِل ْلخَائِنِين‬
‫َصي ًما‬
ِ ‫" }خ‬dan tolonglah kamu menjadi penantang (orang yang dituntut), karena
(orang) orang-orang yang khianat" mulai ia juga sedang mempertimbangkan;
niscaya ia akan mengetahui banyaknya orang yang berhubungan badan untuk
menyelesaikan penyeru dan kebathilan, entah mereka menyombongkan diri, atau
mungkin mengharapkan kekayaan dan syuhroh.
(2) Ibnu Taimiyah menjelaskan tentang berkah dan memberikan manfaat
dari penerapan taujih yang mulia ini, ia berkata: Sesungguhnya semua terbetik
dalam benakku karena masalah, kemudian aku beristighfar beribu kali pada Allah,
hati ini menjadi lapang dan menghilanglah perkara perkara yang mengahantuiku,
dan aku pun meminta apa yang aku pinta.
 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr.
Umar bin Abdullah al-Muqbil, profesor fakultas syari'ah Universitas Qashim -
Arab Saudi 105 Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan
membawa kebenaran, meminta kamu mengadili antara manusia yang sesuai
dengan apa yang telah Allah wahyukan dan rahasia-rahasia yang juga telah Allah
ungkapkan kepadamu. Janganlah kamu menjadi penantang orang yang tidak
bersalah, karena membalikkan orang-orang yang khianat. Ayat ini dan ayat
berakhirnya hingga 116 turun untuk seorang munafik yaitu Thu'mah bin Ubairaq.
Yang telah menarik baju besi dari tetangganya yaitu Qatadah bin Nu'man dalam
tas yang rapat tersembunyi kemudian dia sembunyikan pada seorang Yahudi
yaitu Zaid bin Samin. Ketika mereka mencari dan mengikuti jejak tas menuju
rumah si Yahudi, maka orang-oang mendapatinya di Rumah. Kemudian dia
berkata: bayarlah kepada Thu'mah, kemudian kaumnya bani Dhofar berusaha
agar Nabi membantah para sahabat mereka itu. Kemudian Nabi bertindak dan
berusaha menghukum orang Yahudi tersebut. Maka Allah menurunkan ayat inna
anzalna ..

Anda mungkin juga menyukai