Anda di halaman 1dari 6

Syarat diterima Syahadat

SYARAT-SYARAT DITERIMANYA SYAHADAT

Muqodimah
Bagi seorang muslim sangat penting menjaga komitmen terhadap syahadatain dari
kondisi melemah (futur), untuk itu perlu mengetahui apa saja syarat syahadatain
diterima atau ditolak. Dengan memahami materi ini diharapkan seorang muslim akan:
1. Memahami bahwa Syahadat yang diucapkannya harus dilandasi
pengetahuan, keyakinan, ikhlas, membenarkan, mencintai, menerima dan tunduk.
2. Menyadari bahwa kebodohan, keraguan, syirik, dusta, benci, ingkar dan
menolak pelaksanaan adalah di antara sikap-sikap yang menyebabkan ditolaknya
syahadatain.

3. Mampu mewujudkan sikap rela diatur oleh Allah, Rasul, dan Islam di
setiap keadaan.

Untuk diterimanya syahadatain, diperlukan adanya ilmu, keyakinan, sikap ikhlas,


shidqu (membenarkan), mahabbah (cinta), qabul (penerimaan) dan amal nyata.

Ilmu yang Menolak Kebodohan (al-Ilmu al-Munaafii Lil-Jahli)

Seorang yang bersyahadat harus memahami arti dari 2 kalimat syahadat serta
bersedia untuk menerima konsekuensi dari ucapannya, dengan cara
mengamalkannya.

www.tarbiyah-online.com
Syarat diterima Syahadat

Laa ilaaha illa Allah adalah kalimat kunci untuk mendapatkan rahmat Allah SWT
dan mendapatkan banyak kebaikan.
Mereka yang bersyahadat adalah Allah SWT, malaikat dan orang-orang yang
berilmu (para nabi dan orang beriman)

Dalil
47:19 => Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan,
tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi
(dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah
mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.
3:18 => Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang
berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan
orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak
ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.
Hadits => Diriwayatkan dari Utsman RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW
bersabda: Barangsiapa meninggal, sedang ia mengetahui bahwa tidak
ada Tuhan yang disembah kecuali Allah, ia masuk surga.

Yakin yang Menolak Keraguan (al-Yaqiinu al-Munaafii Lisy-Syak)


Seorang yang bersyahadat mesti meyakini bahwa ucapan syahadatain adalah
sesuatu yang harus diimani dengan sepenuh hati tanpa keraguan. Yakin akan
membawa seseorang pada sikap istiqomah, dan keragu-raguan akan menimbulkan
kemunafikan.
Iman yang benar tidak akan bercampur dengan keraguan. Tidak akan ragu untuk
mengorbankan semua harta dan jiwa untuk kepentingan Islam.
Meyakini sesuatu yang datang dari Allah SWT akan menjadikan hidup terbimbing
oleh hidayah.
Tidak ada keraguan terhadap kitabullah dan meyakini adanya hari akhir adalah
salah satu cirri seorang mukmin.

Dalil
Hadits => Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: Aku bersaksi bahwa
tidak ada tuhan selain Allah. Tidak ada seorang hamba yang bertemu
dengan Allah dengan dua kalimat ini dan tidak ragu tentang kedua-
duanya, kecuali masuk surga. (HR. Muslim)
49:15 => Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang
percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa
mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.
32:24 => Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan
adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.
2:1-5 => Alif laam miin. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang
ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang
Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada
Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang
telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya

www.tarbiyah-online.com
Syarat diterima Syahadat

(kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari


Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
Ikhlas yang Menolak Kemusyrikan (al_ikhlaashu al-Munaafii Lisy-Syirki)
Ucapan syahadat mesti diiringi dengan niat yang ikhlas lillahi taala. Ucapan
syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak akan
diterima Allah SWT. Ikhlas dalam bersyahadat merupakan pondasi yang paling
kokoh dalam pelaksanaan syahadat.
Syahadat merupakan ibadah, karenanya mesti dilakukan dengan ikhlas. Ikhlas
berarti menolak kemusyrikan.
Perbuatan apapun yang mengandung kemusyrikan akan menghapus amal. Oleh
karenanya, sangat merugi apabila beramal tetapi tidak ikhlas, karena amalnya
akan sia-sia.
Ibadah yang tidak ikhlas tidak akan diterima oleh Allah SWT.

Dalil
Hadits => Dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi SAW bersabda: Orang yang paling
berbahagia dengan syafaatku adalah orang yang mengucapkan Laa
ilaaha illa Allah secara tulus ikhlas dari hatinya atau dari jiwanya.
98:5 => Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat;
dan yang demikian itulah agama yang lurus.
39:65 => Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi)
yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan
hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang
merugi.
18:110 => Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya."

Kejujuran yang Menolak Kedustaan (ash-Shidqu al-Munaafii Lil-Kadzib)


Dalam pernyataan syahadat, seorang muslim wajib membenarkan tanpa dicampuri
sedikitpun dusta. Benar adalah landasan iman, sedangkan dusta landasan kufur.
Sikap shidiq akan menimbulkan ketaatan dan amanah. Sedangkan dusta
menimbulkan kemaksiatan dan pengkhianatan.
Ciri-ciri takwa adalah sikap sidiq. Kebenaran yang diamalkan seseorang akan
mempengaruhi tingkah laku dan pemikirannya.
Orang yang benar akan terbukti dalam medan jihad dan Allah SWT akan membalas
mereka. Sebaliknya, orang munafiq akan mendapat siksa.
Ciri nifaq adalah dusta. Orang munafiq bukan hanya mendustakan manusia tetapi
juga berani mendustakan Allah SWT.
Kebenaran dan kemunafikan diuji melalui cobaan. Cobaan akan menjadi seleksi
bagi seseorang. Sejarah menunjukkan bahwa cobaan merupakan cara untuk
mengetahui siapa yang betul-betul berjuang di jalan Allah, siapa yang tidak.

Dalil

www.tarbiyah-online.com
Syarat diterima Syahadat

Hadits => Dari Muadz bin Jabal RA bahwa Nabi SAW bersabda: Tak seorangpun
yang bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad
adalah hamba dan utusan-Nya dengan jujur dari hatinya, kecuali Allah
mengharamkan disentuh api neraka.
39:33=> Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan mem-
benarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
33:23-24=> Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati
apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka
ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-
nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya), supaya Allah
memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena
kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau
menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
2:8-10=> Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah
dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-
orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang
yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang
mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah
Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan
mereka berdusta.
29:2-3=> Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan
sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka,
maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
Hadits=> Sikap benar mengajak kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke
surga. Sifat dusta mengajak kepada keburukan dan keburukan
membawa pada neraka.
Hadits => Tinggalkan yang meragukanmu, sesungguhnya benar itu menenangkan
(hati), sedangkan dusta itu menimbulkan keraguan.

Cinta yang Menolak Kebencian (al-Mahabbatu al-Munaafiyatu Lil-Bughdhi)


Pernyataan syahadat penuh dengan rasa cinta. Cinta adalah rasa suka yang
melapangkan dada. Cinta merupakan ruh dari ibadah, dan syahadat adalah ibadah
yang paling utama.
Sifat utama seorang mumin adalah cinta kepada Allah SWT serta membenci apa
yang dibenci oleh Allah SWT.
Seorang mumin akan mendahulukan cintanya kepada Allah, Rasul dan jihad dari
kecintaan kepada yang lain.

Dalil
Hadits => Tiga hal, barangsiapa dalam dirinya ada ketiganya, akan merasakan
manisnya iman. Bila Allah dan Rasul-Nya ia cintai dari pada selain
keduanya. Bila seseorang orang mencintai seseorang yang lain karena
Allah SWT. Bila tidak ingin kembali kepada kekafiran setelah Allah
menyelamatkannya dari kekufuran, sebagaimana ia tidak ingin
dijebloskan ke dalam neraka. (HR. Bukhori)
2:165 => Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka

www.tarbiyah-online.com
Syarat diterima Syahadat

mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat


cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat
zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat
berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
9:24 => Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri,
kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai,
adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di
jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya."
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Menerima yang Jauh dari Penolakan (al-Qobuulu al-Munaafii Lir-Rad)


Seorang muslim mutlak harus menerima nilai-nilai serta kandungan syahadatain.
Tidak boleh ada rasa keberatan atau keterpaksaan sedikitpun. Tidak ada pilihan,
kecuali kitabullah dan sunah Rasul. Harus elalu siap mendengar, tunduk, patuh dan
taat terhadap perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.
Ciri seorang mumin adalah mereka yang bertahkim (berhukum) kepada Rasulullah
SAW dalam seluruh persoalan hidupnya, kemudian ia menerima secara total
keputusan Rasul, tanpa ragu sedikitpun.
Cirri seorang mumin adalah menerima, mendengar dan taat terhadap ketentuan
dan perintah Allah SWT tanpa pilih-pilih dan merasa keberatan.

Dalil
4:65 => Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka
sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya.
33:36 => Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang
urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya
maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.
28:68 => Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya.
Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka [1134]. Maha Suci Allah dan Maha
Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).
24:51 => Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil
kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara
mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh." Dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung.

Pelaksanaan yang Jauh dari Sikap Statis atau Diam (al-Inqiyaadu al-Munaafii
Lil-Imtinaai wat-Tarki wa adamil Amali)
Syahadatain hanya dapat dilaksanakan apabila diwujudkan dalam amal nyata.
Sehingga, seorang muslim yang bersyahadat harus selalu siap untuk melaksanakan
ajaran Islam sebagai aplikasi syahadatain. Ia berkomitmen untuk menerapkan
hokum dan aturan Allah SWT berlaku pada diri, keluarga maupun masyarakatnya.

Dalil

www.tarbiyah-online.com
Syarat diterima Syahadat

Hadits => Dari Abi Muhammad Abdillah bin Amir bin Al-Ash RA berkata, Rasulullah
SAW bersabda, Tidaklah beriman salah seorang di natara kalian,
sehingga hawa nafsunya tunduk kepada ajaran yang aku bawa.
9:105 => Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.
16:97 => Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan sesungguhnya akan
Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan.

Rela (ar-Ridhoo)
Setelah memahami ketujuh sikap sebagai syarat diterimanya syahadatain, seharusnya
muncul dalam diri sikap rela dengan Allah SWT, dengan Rasulullah SAW dan dengan
Islam, dengan pengertian dalam hidup ini rela diatur oleh Allah, Rasul-Nya dan oleh
islam. Sikap rela terhadap ketiganya, akan mendatangkan rahmat-Nya dan sebaliknya
bila hidup tidak mau (rela) diatur oleh syariat-Nya, maka Allah telah menyediakan
azab yang pedih.

Dan memasukkan siapa yang dikehendakiNya ke dalam rahmat-


Nya (surga). Dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab
yang pedih. (al-insan:31)

www.tarbiyah-online.com

Anda mungkin juga menyukai