Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER – TAHUN AKADEMIK 2023/2024

MK yang di ujikan : Metode Bersilam Nama : Annisa Zahiroh


Prodi/semester : MPI/Semester 1 Hari/Tanggal : Rabu,1 Nov 2023
Dosen pengampu : Jumain, S.H.I, M. Pd.I Bentuk ujian : tertulis/lisan
Jumlah peserta : 29 Bobot mata kuliah :2

 Makna Syahadat
Syahadat Tauhid adalah persaksian seorang hamba kepada Tuhannya setelah
mendapatkan pencerahan dan pemahaman bahwa Rabb adalah Tuhan pencipta, mulia, dan
sumber ilmu
1. Asyhadu an-laa ilaaha illallah Kalimat Laa, disebutlaa nafiyah lil-jinsi, yang berfungsi
menafikan segala jenis.
a. Ilaaha berasal dari kata ilaahun, maknanya ma’buda bi haqqin (yang berhak
disembah). Al-Ma’bud tersebut mengandung aspek perbuatan: hubb (mencintai),
ta’dzim (mengagungkan), tha’ah (mentaati), tahkim (memberi hak menetapkan
hukum).
b. Illa (pengecualian) dan penetapan (al-itsbaat).
c. Allah, yang ditetapkan (al-matsbuut).
2. Hakikat ucapan Laa ilaha illallah adalah laa ma’buda bi haqqin illallah (tidak ada yang
berhak disembah kecuali Allah).
 “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah
kami mohon pertolongan.” (QS. al-Fatihah [1]: 5)
 “Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat
(ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak
kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan
sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain
sebagai tuhan selain Allah.’ Jika mereka berpaling, maka katakanlah
kepada mereka: ‘Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah).” (QS. Ali Imran [3]: 64).
Makna kalimat diatas :
a. Laa mu’adzama illallah (Tidak mengagungkan kecuali kepada Allah)
Dalilnya :

 “Dan Tuhanmu maka agungkanlah.” (QS. al-Muddatstsir [74]:3)


 “Dan katakanlah: ‘Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan
tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang
memerlukan penolong, dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang
sebesar-besarnya.” (QS. al-Isra’ [17]: 111).
b. Laa mahabbata illallah (Tidak mencintai kecuali kepada Allah)
Dalilnya :
 “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada
Allah.” (QS. al-Baqarah [2]: 165)
c. Laa tha’ata illallah (Tidak memberikan ketaatan kecuali kepada Allah)
Dalilnya :
 “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul (-Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (as-
Sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS.
an-Nisa’ [4]: 59).
d. Laa haakima illallah (Tidak memberikan hak untuk menetapkan hukum selain kepada
Allah)
Dalilnya :
 “Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Qur’an dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu;
maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah
hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu
semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu.” (QS. al-Ma’idah [3]: 48)

 Syarat Sah Kalimat Syahadat


1. Al-‘Ilmu (Mengetahui), lawan dari jahil
Dalilnya :
 “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq)
melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa)
orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui
tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.” (QS. Muhammad [47]: 19)
2. Al-Yaqin (Yakin), lawan dari ragu
Dalilnya :
 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang
percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka
pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (QS. al-Hujurat
[18]: 15).
3. Al-Qabul (Menerima), lawan dari mengingkari
Dalilnya :
 “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang Mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang Mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka
sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. al-Ahzab [33]: 36)
4. Al-Inqiyad (Pasrah)
Dalilnya :
 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian 91 Kajian Manhaj 50
Jadwal Bayani Halaqah Ula mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang
yang benar.” (QS. al-Hujurat [49]: 15)
5. Ash-Shidqu (Jujur), lawan dari dusta
Dalilnya :
- “Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk
disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang
kepercayaaan

 mereka?) Siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang mengada-


adakan kebohongan terhadap Allah?” (QS. al-Hujurat [18]: 15).
6. Al-Ikhlas (Ikhlas), lawan dari syirik
Dalilnya :
 “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. al-Bayyinah [98]: 5).
7. Al-Mahabbah (Cinta), lawan dari benci
Dalilnya :
 “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada
Allah.” (QS. al-Baqarah [2]: 165

Anda mungkin juga menyukai