Jadi, di sana ada mereka yang berkeyakinan mempersekutukan Allah, ada pula
yang tidak, namun mereka tetaplah bukan umat Islam.
{َأْن آَم َّنا ِباِهّلل َو َم ا ُأنِزَل ِإَلْيَنا َو َم ا ُقْل َيا َأْهَل اْلِكَتاِب َهْل َتنِقُم وَن ِم َّنا ِإَّال
َأْك َثَر ُك ْم َفاِس ُقوَن }ُأنِزَل ِم ن َقْبُل َو َأَّن
Artinya: “Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami
beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan
sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik?” (QS. Al Maidah:
59)
{ } َياَأْهَل اْلِكَتاِب ِلَم َتْلِبُسوَن اْلَح َّق ِباْلَباِط ِل َو َتْك ُتُم وَن اْلَح َّقَو َأنُتْم َتْع َلُم وَن
Artinya: “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur-adukkan yang haq dengan yang bathil, dan
menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya?” (QS. Al Imron: 71)
{ ُقْل َيا َأْهَل اْلِكَتاِب ِلَم َتُص ُّد وَنَع ن َس ِبيِل ِهّللا َم ْن آَم َن َتْبُغ وَنَها ِع َو جًا َو َأنُتْم
} ُش َهَد اء َو َم ا الّلُهِبَغ اِفٍل َع َّم ا َتْع َم ُلوَن
Artinya: “Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi orang-orang yang telah
beriman dari jalan Allah, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan?” Allah
sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Imron: 99)
{ } ُقْل َيا َأْهَل اْلِكَتاِب ِلَم َتْكُفُروَنِبآَياِت ِهّللا َو ُهّللا َش ِهيٌد َع َلى َم ا َتْع َم ُلوَن
Artinya: “Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha
menyaksikan apa yang kamu kerjakan?” (QS. Al Imron: 98)
{لقدكفر الذين قالوا إن هللا هو المسيح ابن مريم وقال المسيح يا بني
إسرائيل اعبدوا اللهربي وربكم إنه من يشرك باهلل فقد حرم هللا عليه
لقد كفر الذين قالوا إن هللا.الجن ومأواه النار وما للظالمين منأنصار
ثالـث ثالثة وما من إله إال إله واحد وإن لم ينتهواعما يقولون ليمسن
}الذين كفروا منهم عذاب أليم
Artinya: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya Allah ialah Al Masih
putera Maryam’, padahal Al Masih (sendiri )berkata, ‘Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu.’ Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolong pun. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, ‘Bahwasanya Allah salah
seorang dari yang tiga’, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak
berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa
siksaan yang pedih” (QS. Al Maidah: 72-73).
{وقالتاليهود عزير ابن هللا وقالت النصارى المسيح ابن هللا ذلك قولهم
}بأفواههم يضاهئون قواللذين كفروا من قبل قاتلهم هللا أنى يؤفكون
Artinya: “Orang-orang Yahudi berkata, “Uzair itu putra Allah” dan orang Nasrani berkata: “Al Masih itu
putra Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang
kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS. At
Taubah : 30).
4. Mereka juga mempersekutukan Allah dalam menentukan
aturan agama dan syariat serta mencap stempel halal-
haram, semata-mata tanpa dalil.
Mereka mengikuti dan menjadikan para pendeta dan para rahib sebagai Tuhan
mereka yang berhak melegalkan hukum apa saja ataupun mengubah aturan apa
saja, meskipun itu menyangkut seseorangberada di surga ataukah neraka.
{اتخذواأحبارهم ورهبانهم أربابا من دون هللا والمسيح ابن مريم وما
أمـروا إال ليعبدوا إلهاواحدا ال إله إال هو سبحانه وتعالى عما
}يشركون
Artinya: “Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah,
dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah
Tuhan Yang Maha Esa, tidak adaTuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan” (At Taubah : 31)
5. Kekufuran yang lain, tidak memercayai agama Islam
sebagai agama Allah yang sah, berikut kitab suci Al Qur’an
dan kerasulan Nabi Muhammad.
6. Tidak mengakui agama Islam sebagai satu-satunya
paham keagamaan universal yang telah menghapus segenap
paham keagamaan lainnya, termasuk Yahudi dan Nasrani.
{}قليا أيها الناس إني رسول هللا إليكم جميعا
Artinya: “Katakanlah, ‘Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua” (QS. Al
Imran: 70)
{قاتلوا الذين ال يؤمنون باهلل وال باليوم اآلخروال يحرمون ما حرم هللا
ورسوله واليدينون دين الحق من الذين أوتوا الكتاب حتىيعطوا الجزية
}عن يد وهم صاغرون
Artinya: “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari
kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak
beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada
mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk” (QS. Al
Maidah: 5)
2. Boleh bagi seorang muslim menikahi wanita ahlul kitab
yang baik, jika memang ia mampu membentengi
keimananannya.
{والمحصنات من المؤمنات والمحصنات من الذينأوتوا الكتاب من
قبلكم إذا آتيتموهن أجورهن محصنين غير مسافحين وال متخذي
}أخدان
Artinya: “(Dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang
beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum
kamu, bila kamu telah membayar maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud
berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik” (QS. Al Maidah: 5)
3. Halalnya sembelihan ahlul kitab bagi kaum muslimin
meski tidak disembelih dengan nama Allah
Selama memang hewan tersebut halal. Adapun sembelihan kaum kafir lainnya
maka bagi kaum muslimin tetap dihukumi sebagai bangkai yang tidak disembelih
sesuai syariat.
{ }َو َطَع اُم اَّلِذ يَن ُأوُتوا اْلِكَتاَب ِح ٌّل َلُك ْم َو َطَع اُم ُك ْم ِح ٌّل َلُهْم
Artinya: “Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu
halal (pula) bagi mereka” (QS. Al Maidah:5)
Di luar apa yang telah disebutkan di atas, maka seluruh hukum yang berkenaan
dengan mereka dalam Islam sama persis dengan hukum yang berkenaan dengan
kaum kafir lainnya. Seperti tidak diperbolehkan seorang muslim berpindah
agama ke agama lain, dan bila tejadi maka pelakunya dihukumi sebagai murtad
dan berhak diperlakukan dengan hukuman yang disyariatkan terhadap orang
yang murtad.
{ َو ِإَذ ا ُيْتَلى َع َلْيِهْم َقاُلوا. اَّلِذ يَن آَتْيَناُهْم اْلِكَتاَب ِم ْنَقْبِلِه ُهْم ِبِه ُيْؤ ِم ُنوَن
}آَم َّنا ِبِهِإَّنُه اْلَح ُّق ِم ْن َر ِّبَنا ِإَّنا ُكَّنا ِم ْن َقْبِلِه ُم ْس ِلِم يَن
Artinya: “Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka AlKitab sebelum Al Quran,
mereka beriman (pula) dengan Al Quran itu. Dan apabila dibacakan (Al Quran itu) kepada mereka,
mereka berkata: ‘Kami beriman kepadanya, sesungguhnya Al Quran itu adalah suatu kebenaran dari
Tuhan kami, sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkan(nya).” (QS. Al
Qashash: 52-53)
2. Adapun ayat yang mengesankan seolah-olah ada kafir tapi tidak musyrik, maka bisa dijawab sebagai
berikut. Pertama: bahwa kata ( )منdi situ bukan bermakna sebagian melainkan bermakna yaitu
(bayan), maksudnya orang-orang kafir berupa ahlul kitab dan kaum musyrik.
Kedua: bahwa ayat itu jelas menyebut mereka sebagai kafir yang berarti bukan Islam.
Ketiga: pada surat yang sama Allah menyebutkan tempat kembali mereka, “Sesungguhnya orang-
orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam;
mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk” (QS. Al Bayyinah: 6).
Keempat: Allah juga dengan tegas mengatakan bahwa mereka berbuat syirik sebagaimana dalam ayat
yang telah disebut di atas, “Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (AtTaubah : 31)
Sebagai penutup, kitab suci Al Qur’an telah menyeru ahlul kitab untuk kembali
menuju jalan yang benar, mengikuti apa yang disampaikan oleh Nabi Musa
ataupun Nabi Isa; berupa tauhid alias keesaan Allah dan kewajiban mengikuti
syariat seorang nabi penutup para Nabi yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Allah Ta’ala berfirman,
{قل ياأهل الكتاب تعالوا إلى كلمة سواء بيننا وبينكم أال نعبد اللهإال
}وحده وال نشرك به شيئا وال يتخذ بعضنا بعضا أربابا من دون هللا
Artinya: “Katakanlah, ‘Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak
ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan
Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain
Allah.’ Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: ‘Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-
orang yang berserah diri (kepada Allah)” (QS. Al Imron: 64)
Referensi
Alquran Alkarim
Majmu’ Fatawawa Rasail, Syeikh Al-Utsaimin. Dar Alwathan & Dar Atsuroya, cet: terakhir 1413H.
(soal-jawab ke-386)
Marotibul Ijma’, Imam Ibnu Hazm. Darul Kutub Al Ilmiyyah, Beirut.
Al Iqna’, Imam Al Hijjawi. Darul Ma’rifah, Beirut.
Man hum ahlulkitab? Silsilah Nur ‘Ala Darb, Syeikh Bin Baz.http://www.binbaz.org.sa/mat/10557
Hal yuthlaqu ‘alaahlil kitab shifatul kufr? DR. Abdullah Al
Ahdal.http://www.saaid.net/Doat/ahdal/122.htm
Hal hunaka farqbayna ahlil kitab wal musyrikin? Syeikh Abdurrahman bin Nashir Al Barrak.
http://ar.islamway.net/fatwa/35185
© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/19330-ahlul-kitab.html