Anda di halaman 1dari 7

Seri: Mana Syahadatain

Pewarnaan dan Perubahan

Tujuan Materi:
1. Memahami bahwa syahadatain harus mengubah diri sendiri baik dalam keyakinan,
pemikiran, perasaan, maupun tingkah laku.
2. Mengerti rangkuman menyeluruh dari syaha datain sebagai titik tolak program
pembinaan.
3. Menyadari bahwa nilai pribadi seorang muslim terletak pada syakhshiyah
Islamiyah-nya

Sinopsis:
Syahaadatain yang terdiri dari syahaadah Laa ilaaha illa Allah dan Muhammad
Rasulullah harus diucapkan, diyakini dan diamalkan dengan baik. Ucapan Laa
ilaaha illa Allaah menjadikan pengabdian hanya kepada Allah SWT saja. Sikap kita
kepada syahaadah uluhiyah ini adalah ikhlas menerima dan mengamalkan.
Sedangkan Muhammad Rasulullah dijadikan sebagai contoh yang hasanah dan
dijadikan sebagai panutan kita. Syahaadatain mesti didasari rasa mahabbah (cinta)
yang kemudian menghasilkan ridha kepada setiap yang disuruhnya. Dari cinta
dan ridha ini muncul iman yangkemudian akan mewarnai diri kita dan sekaligus
merubah diri kita dari segi I'tiqadi, fikri, syu'uuri dan suluki sehingga muncul pribadi
muslim yang mempunyai nilai di sisi Allah.

Asy-Syahaadatain (Dua Kalimat Syahadat)


1

Dua kalimat syahaadah merupakan keyakinan yang tertanam di lubuk hati setiap
Page

muslim. Tidak sekadar keluar dari mulut saja tetapi menuntut bukti dalam

www.tarbiyah-online.com
Seri: Mana Syahadatain

amal perbuatan. la terdiri dari dua bagian, yaitu pengakuan bahwa tiada ilah selain
Allah SWT dan pengakuan bahwa Muhammad Rasulullah. Iman bukan merupakan
angan-angan tetapi menuntut perbuatan yang mencerminkan nilai-nilai iman
tersebut.
Nilai iman adalah nilai kalimat syahadatain yang perlu tegak dan diamalkan secara
baik dengan menjadikan satu-satunya ilah hanya Allah saja. Allah SWT membenci
orang yang beriman hanya dengan mulutnya saja. Karenanya Al Quran menyuruh
orang yang beriman agar beramal shaleh, bahkan ciri keimanan seseorang
adalah beramal shaleh. Iman selalu dituntut beramal shaleh. Orang mukmin sejati
memiliki interaksi yang kuat dengan kitabullah sehingga mengamalkan Islam yang
berdasarkan Al Quran yang dipahaminya. Di antara ahli kitab yang sungguh-sungguh
mukmin selalu membaca kitabullah, beramar ma'ruf dan nahi munkar, serta
bersegera dalam kebaikan.
Dalil
4:123, (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong[353]
dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak
mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.
17:109, Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka
bertambah khusyu'.
3:113. Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku
lurus[221], mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari,
sedang mereka juga bersujud (sembahyang).

A. Laa llaaha illaa Allaah (Tiada Ilah Selain Allah)


Merupakan bagian pertama syahaadatain yang maknanya tiada yang dapat, sesuai
atau wajib disembah kecuali hanya Allah SWT. Penyembahan yang benar terhadap Allah
SWT melahirkan sikap ikhlas. Pengertian laa ilaaha illa Allaah adalah tiada yang diabdi
selain Allah SWT Tiada yang ditakuti kecuali Allah dan hanya kepadaNya kita
berlindung serta meminta tolong. Pengertian laa ilaaha illa Allaah menuntut
adanya penghambaan secara menyeluruh kepada Allah SWT dan pengingkaran
kepada thagut.
Dalil
21:25, Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku,
maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku."
2:22-23, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan
dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah
kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah[30], padahal kamu mengetahui. Dan
jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada
hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu
dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
16:36, Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu", maka di
antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di
antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya[826]. Maka berjalanlah
kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
2

mendustakan (rasul-rasul).
Page

www.tarbiyah-online.com
Seri: Mana Syahadatain

Hadits, Rasulullah SAW bersabda,"Bersaksilah kalian, bahwasanya tidak ada tuhan


selain Allah dan sesungguhnya aku adalah Rasulullah. Tidak akan menemui Allah
dengankalimat syahadat itu seorang hamba selain yang meragukannya,
sehingga syurga pun tertutup baginya.

B. Muhammad Rasulullah (Muhammad Utusan Allah)


Bagian kedua dari syahaadatain adalah menerima secara ikhlas dan senang hati
Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT. Dengan penerimaan ini muncul
kesediaan menjadikan Rasulullah sebagai uswah. Rasulullah SAW adalah teladan
sekaligus uswah dalam kehidupan muslim. Konsekwensi pengakuan bahwa
Muhammad adalah rasul Allah adalah dengan menjadikannya sebagai contoh
dan suri teladan bagi kehidupannya. Seorang Rasul diutus untuk ditaati, maka
penyelewengan terhadap perintah Rasul adalah kemunafikan dan mereka akan
mendapatkan balasan yang setimpal. Kewajiban mukmin adalah memenuhi seruan
Allah SWT dan RasulNya, sedangkan tidak mentaati Rasul akan membuat tertutup
hatinya.
Dalil
33:21, Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
3:31, Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
4:80, Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah.
Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu
untuk menjadi pemelihara bagi mereka.
4:64, Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan
seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya[313] datang
kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun
untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.
24:63, Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan
sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah
mengetahui orang-orang yang berangsur- angsur pergi di antara kamu dengan
berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi
perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.
8:24, Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul
apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada
kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan
hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
Hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak sempurna iman salah seorang di
antara kalian sampai keinginannya mengikuti apa yang aku bawa". "Tidak
sempurna iman salah seorang di antara kalian sampai aku lebih dicintai daripada
anak, ayahnya, dan manusia seluruhnya."

Al-Mahabbah (Cinta)
Merupakan dasar kesediaan seorang mukmin dalam mengamalkan kandungan
syahaadatain. Cinta sebagai landasan penerimaan syahaadatain. Tanpa rasa cinta
kepada Allah dan RasulNya, maka sulit bagi seseorang menjadikan Allah sebagai satu-
3

satunya ilah sembahan dan menjadikan Muhammad sebagai ikutan dan teladan
Page

kehidupannya.

www.tarbiyah-online.com
Seri: Mana Syahadatain

Dalil
2:165, Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika
seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu[106] mengetahui ketika mereka
melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya,
dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
8:2, Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut
nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal.
Hadits, Dari Anas Ibnu Malik R.A. berkata Rasulullah SAW bersabda, "Tiga hal,
barangsiapa dalam dirinya ada ketiganya, akan mendapatkan manisnya iman,
bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari pada selain keduanya, bila seseorang
mencintai seseorang yang lain, ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan
apabila ia tidak ingin kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkan
dirinya dari kekufuran itu sebagaimana ia tidak ingin dijebloskan ke dalam neraka."
(HR.Bukhari dan Muslim ).

Ar-Ridhaa (Rela)
Merupakan hasil logis cinta mukmin kepada Allah SWT dan Rasulnya adalah
wujudnya kerelaan. Ridha sebagai realisasi cinta. Orang yang cinta kepada sesuatu
akan ridha kepada sesuatu tersebut apakah dari segala perintahnya, keinginannya
dan perbuatannya. Apabila yang dicintai adalah Allah maka kita akan rela kepada
semua perintahNya yang terdapat di dalam Al Quran dan bersedia untuk
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalil
76:30, Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Al-limaan (Iman)
Syahadat muslim merupakan realisasi imannya kepada Allah SWT. Kelezatannya
dapat dicapai dengan adanya cinta dan ridha kepada Allah SWT, Rasul dan Islam.
Syahaadatain adalah realitas iman kepada Allah SWT dan Rasul. Konsekuensi iman
kepada Allah dan Rasul adalah juga iman kepada malaikat, kitab, kiamat, dan qadar
baik/ buruk. Perjanjian syahadat berhubungan dengan keimanan kepada Allah SWT,
Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, Hari akhir danqadha' qadar.
Dalil
61:10-11, Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu
beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan
jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
2:285, Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka
mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang
lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat."
4

(Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat
Page

kembali."

www.tarbiyah-online.com
Seri: Mana Syahadatain

Ash-Shibghah (Celupan)
Dengan keimanan yang benar maka perilaku dan kehidupan mukmin diwarnai
oleh Allah SWT. Fenomenanya adalah berubahnya seluruh aktivitas hidupnya
menjadi ibadah kepada Allah SWT. Sibghah merupakan keimanan kepada Allah
SWT yang sesungguhnya. Seluruh perilaku mukmin diwarnai oleh syahaadatain dan
merupakan pengabdian kepada Allah SWT
Dalil
2:138, Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah?
Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.
Hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Wahai segenap manusia, Ingatlah
sesungguhnya Tuhan kalian adalah satu dan sesungguhnya ayah kalian pun satu.
Ingatlah, tidak ada kelebihan orang arab atas orang non arab, tidak adal kelebihan
bagi orang non arab atas orang arab, tidak ada kelebihan orang kulit merah atas
kulit hitam, dan tidak ada kelebihan orang kulit hitam atas orang kulit
merah, kecuali dengan takwa." (musnad Imam Ahmad).

Al-Inqilaab (Perubahan Menyeluruh)


Syahadat yang telah masuk ke dalam diri mukmin dan mewarnai hidupnya pasti
melahirkan perubahan yang menyeluruh yang mencakupi perubahan keyakinan,
perubahan pemikiran, perubahan perasaan dan perubahan tingkah laku.

A. Al-I'tiqaadi (Keyakinan)
Sebelum syahadatnya, mungkin dia berkeyakinan bahwa loyalitas dan ketaatan dapat
diberikan kepada tanah air, bangsa, masyarakat, seni, ilmu dan sebagainya, disamping
mengabdi kepada Allah SWT. Tetapi setelah bersyahadat ia melepaskan semua itu
dan hanya menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya yang diabdi, ditaati dan
diminta pertolongan di atas segalanya.

B. Al-Fikri (Pemikiran)
Sebelum meyakini syahadatnya, mungkin ia berfikir boleh menerima syariat, aturan
hidup dan perundang-undangan yang bersumber kepada adat istiadat, datuk atau
nenek moyang, pemikiran jahiliyah dari ilmuwan dan filosof, hawa nafsu penguasa dan
sebagainya. Setelah memahami akibat dari syahaadatain maka ia hanya mengikuti
pola fikir Islam yang bersumber dari Allah SWT dan RasulNya, kemudian hasil ijtihad
orang-orang mukmin yang sesuai dengan bimbingan Allah SWT dan Rasul.

C. Asy-Syu'uuri (Perasaan)
Sebelum memahami syahaadatain ini, mungkin perasaannya yang berupa cinta,
takut, benci, marah, sedih atau senang ditentukan oleh situasi dan kondisi yang
menimpa dirinya atau keadaan di sekelilingnya. Misalnya ia senang dengan
mendapatkan keuntungan dari hasil usahanya, mendapat baju yang paling
trendy, mendapat profesi yang menguntungkan. Sedih karena hilangnya kekayaan,
merasa hina karena kemiskinan dan sebagainya. Maka setelah menghayati makna
syahaadatain, tiada yang menyenangkan dan menyedihkan melainkan semua
terkait dengan kepentingan Allah SWT dan RasulNya. Maka ia sedih bila ada yang
masuk ke dalam kekufuran, sedih bila ada muslim yang disakiti, sedih memikirkan
5

nasib kaum muslimin sebagai umat Muhammad. Kemudian dia merasa senang
Page

dengan kemajuan dakwah, kebangkitan umat dan sebagainya.

www.tarbiyah-online.com
Seri: Mana Syahadatain

D. As-Suluuki (Tingkah Laku)


Sebelum mengerti kandungan syahaadatain, mungkin tingkah laku seseorang
mengikuti hawa nafsunya, menuruti bagaimana kondisi lingkungan. Berpakaian,
bersikap, bergaul, mengisi waktu dengan kebiasaan-kebiasaan ahiliyah yang tidak
ada tuntunannya dari Islam. Tetapi setelah mengerti syahaadatain ini ia berubah.
Tingkah lakunya mencerminkan akhlak Islam, pergaulannya mengikuti syariah,
waktunya diisi dengan hal-hal yang bermanfaat apakah bagi dirinya maupun orang
lain.
Dalil
Hadits, Dari Abu Musa Al-Asy'ari R.A bahwasanya Rasulullah bersabda,
"Perumpamaan hidayah dan ilmu yang dibawakan dari sisi Allah adalah seperti hujan
yang turun ke bumi. Maka ada sebagian lahan yang dapat menerima air itu, lalu ia
menumbuhkan rerumputan dan pepohonan yang lebat. Dan di antara lahan ada
yang menyerap dan dapat menahan air sehingga Allah memberi manfaat kepada
manusia, melalui air itu, untuk minum, menggembala, mengairi dan bercocok
tanam. Hujan pun turun ke wilayah cadas sehingga ia tidak dapat menahan air
dan tidak menumbuhkan rumput. Itulah perumpamaan orang yang mendalami
agama Allah. Allah memberi manfaat melalui apa yang aku bawa, kemudian ia
memanfaatkannya, mengkajinya kemudian mengajarkannya, adapula orang yang
tidak memberikan perhatian kepadanya sedikitpun dan tidak menerima hidayah
Allah yang aku diutus karenanya. (HR. Bukhari-Muslim).
Shiroh, Perubahan menyeluruh terjadi pada pribadi Ummar binKhattab RA, Mus'ab
bin Umair, Saad bin Abi Waqqash dan para sahabat lainnya, ini merupakan bukti
bahwa syahaadatain membawa perubahan pada diri yang mengucapkannya.
Shiroh, kisah perubahan tingkah laku Mus'ab bin Umair yang sebelum Islam
merupakan seseorang pemuda yang sangat dikenal ketampanannya
di kota Mekkah. Setelah Islam ia menjadi mujahid dakwah, ketika wafatnya ia
hanya punya sehelai kain burdah untuk menutupi jasadnya yang syahid. Bila
kepalanya ditutup kakinya terbuka dan bila kakinya ditutup maka kepalanya
terbuka.

Asy-Syakhshiyah Al-Islaamiyah (Kepribadian yang Islami)


Dengan adanya perubahan pada empat hal diatas maka muslim memiliki kepribadian
yang Islami. Pribadi ini mendasarkan keyakinan, bentuk berfikir, emosi, sikap,
pandangan, tingkah laku, pergaulan dan masalah apa saja dengan dasar Islam. Akhlak
pribadi yang Islami terdapat pada diri Rasulullah. Nabi SAW memiliki akhlak yang
disenangi oleh musuh atau kawan, justru dengan akhlak Nabi ini dapat menarik
manusia kafir untuk mengikuti Islam. Akhlak yang mulia sebagai ciri kepribadian
muslim merupakan akhlak yang sangat adil, objektif dan universal.
Dalil
68:4, Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Hadits, Akhlak Rasul adalah akhlak Al-Quran.

Al-Qayyimah (Bernilai Di Sisi Allah)


Tatkala seorang muslim telah memiliki kepribadian Islami dengan utuh, maka ia akan
memiliki nilai di sisi Allah SWT. Pribadi-pribadi ini dalam jumlah yang banyak
bergabung menjadi umat. Bila umat Islam telah memiliki banyak pribadi seperti ini
6

ia akan diperhitungkan oleh lawan-lawannya. Umat seperti ini mampu membawa


Page

amanah menegakkan khilafah Islamiyah. Janji Allah SWT akan tegaknya khilafah,

www.tarbiyah-online.com
Seri: Mana Syahadatain

adalah bagi mereka yang beriman dan beramal shaleh. Ciri khalifah akan ditemui
pada mereka yang berdakwah karena perannya sebagai pembangun dan pemelihara
alam. Amanah memikul telah dibebankan pada manusia. Hanya manusia yang
mau menerima amanah Allah tersebut, manakala makhluk lainnya tidak bersedia
menerima amanah tersebut karena tidak mampu menjalankannya.
Dalil
24:55, Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu
dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman
sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu
apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka
mereka itulah orang-orang yang fasik.
33:72, Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit,
bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.

7
Page

www.tarbiyah-online.com

Anda mungkin juga menyukai