Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN ELIMINASI

SINGGIH MUHAMAD YUDA S. KEP

0432950315028

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

2019
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi

1. Gangguan Eliminasi Urin

Gangguan eliminasi urin adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko
mengalami disfungsi eliminasi urine. Biasanya orang yang mengalami gangguan eliminasi
urin akan dilakukan kateterisasi urine, yaitu tindakan memasukan selang kateter ke dalam
kandung kemih melalui uretra dengan tujuan mengeluarkan urine.

2. Gangguan Eliminasi Fekal

Gangguan eliminasi fekal adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko
tinggi mengalami statis pada usus besar, mengakibatkan jarang buang air besar, keras, feses
kering. Untuk mengatasi gangguan eliminasi fekal biasanya dilakukan huknah, baik huknah
tinggi maupun huknah rendah. Memasukkan cairan hangat melalui anus sampai ke kolon
desenden dengan menggunakan kanul rekti.

B. Fisiologi Eliminasi Urin dan Fekal

1. Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine:

a) Proses filtrasi

Proses filtrasi terjadi pada glomerolus. Proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar
dari permukaan eferen sehingga terjadi penyerapan darah setiap menit, kira-kira 1200 ml.
Darah yang terdiri dari 450 ml sel darah dan 660 ml plasma masuk ke dalam kapiler-kapiler
glomerolus. Untuk proses filtrasi diperlukan tekanan filtrasi untuk mendapatkan hasil akhir.
Pembentukan urine dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein dari
kapiler glomerolus ke kapsula bowman. Cairan diubah oleh reabsorpsi air dan zat terlarut
yang spesifik kembali ke dalam darah atau oleh zat lain disekresikan dari kapiler peritubulus
kedalam tubulus.

b) Proses absorpsi

Proses absorpsi adalah terjadinya penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium,
klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Proses ini terjadi secara pasif yang dikenal dengan
obligator reabsorpsi yang terjadi pada tubulus atas. Dalam tubulus ginjal, cairan filtrasi
dipekatkan dan zat yang penting bagi tubuh direabsorpsi. Jumlah total air yang diabsorpsi
lebih kurang 120 ml/menit, 70%-80% diabsorpsi oleh tubulus proksimal dan disebut juga
reabsorpsi air obligatori, sisanya 20-30% diabsorpsi secara fakultatif dengan bantuan hormon
vasoprevesin, yaitu ADH (antidiuretik hormon) di tubulus distal. Sebagian kecil sisanya
diabsorpsi pada duktus koligen, yaitu saluran tempat bermuaranya tubulus distal.
c) Proses sekresi

Tubulus ginjal dapat mensekresi atau menambah zat-zat ke dalam cairan. Filtrasi selama
metabolisme sel-sel membentuk asam dalam jumlah yang besar. Namun, pH darah dan cairan
tubuh dapat dipertahankan sekitar 7,4 (alkalis). Sel tubuh membentuk amoniak yang
bersenyawa dengan asam kemudian disekresi sebagai amonium supaya pH darah dan cairan
tubuh tetap alkalis.

Menurut (Pearce, 2006 ) bila dibandingkan jumlah yang disaring oleh glomerulus setiap hari
dengan jumlah yang dikeluarkan bersama kedalam urine maka dapat dilihat besar daya
selektif sel tubula.

2. Fisiologi Eliminasi Fekal

Menurut Mubarak dan Chayatin (2007), saluran pencernaan bawah meliputi usus halus dan
usus besar. Usus halus terdiri atas tiga bagian yaitu duodenum, jejenum, dan ileum.
Sedangkan usus besar terdiri atas empat bagian yaitu sekum, kolon, apendiks, dan rektum.

a. Usus halus

Usus halus merupakan lumen muskular yang dilapisi membran mukosa yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Sebagian besar proses pencernaan dan penyerapan makanan
berlangsung di sini. Usus halus terdiri atas :

1) Duodenum

Duodenum adalah saluran berbentuk C dengan panjang sekitar 25 cm yang terletak di bagian
belakang abdomen.

2) Jejunum dan ileum

Panjang jejunum dan ileum bervariasi antara 300 dan 900 cm. Jejunum berukuran lebih besar,
memiliki dinding yang tebal, lipatan membran mukosa yang lebih banyak, dan plak peyeri
lebih sedikit.

b. Usus besar (kolon)

Usus besar adalah sebuah saluran otot yang dilapisi oleh membran mukosa. Serat otot
berbentuk sirkular dan longitudinal, yang memungkinkan usus besar berkontraksi melebar
dan memanjang. Fungsi utama usus besar (kolon) adalah absorpsi air dan zat gizi,
perlindungan mukosa dinding usus, dan eliminasi fekal.

C. Masalah-masalah pada Gangguan Eliminasi

1. Masalah-masalah dalam eliminasi urin :

a. Retensi, yaitu adanya penumpukan urine didalam kandung kemih dan ketidak sanggupan
kandung kemih untuk mengosongkan diri.
b. Inkontinensi urine, yaitu ketidaksanggupan sementara atau permanen otot sfingter eksterna
untuk mengontrol keluarnya urine dari kandung kemih.

c. Enuresis, Sering terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi pada malam hari (nocturnal
enuresis), dapat terjadi satu kali atau lebih dalam semalam.

d. Urgency, adalah perasaan seseorang untuk berkemih.

e. Dysuria, adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih.

f. Polyuria, Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti 2.500 ml/hari,
tanpa adanya peningkatan intake cairan.

g. Urinari suppresi, adalah berhenti mendadak produksi urine

2. Masalah eliminasi fekal yang sering ditemukan yaitu:

a. Konstipasi, merupakan gejala, bukan penyakit yaitu menurunnya frekuensi BAB disertai
dengan pengeluaran feses yang sulit, keras, dan mengejan. BAB yang keras dapat
menyebabkan nyeri rektum. Kondisi ini terjadi karena feses berada di intestinal
lebih lama, sehingga banyak air diserap.

b. Impaction, merupakan akibat konstipasi yang tidak teratur, sehingga tumpukan feses yang
keras di rektum tidak bisa dikeluarkan. Impaction berat, tumpukan feses sampai
pada kolon sigmoid.

c. Diare, merupakan BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak berbentuk. Isi intestinal
melewati usus halus dan kolon sangat cepat. Iritasi di dalam kolon merupakan
faktor tambahan yang menyebabkan meningkatkan sekresi mukosa. Akibatnya
feses menjadi encer sehingga pasien tidak dapat mengontrol dan menahan BAB.

d. Inkontinensia fecal, yaitu suatu keadaan tidak mampu mengontrol BAB dan udara dari
anus, BAB encer dan jumlahnya banyak. Umumnya disertai dengan gangguan
fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler, trauma spinal cord dan tumor
spingter anal eksternal. Pada situasi tertentu secara mental pasien sadar akan
kebutuhan BAB tapi tidak sadar secara fisik. Kebutuhan dasar pasien tergantung
pada perawat.

e. Flatulens, yaitu menumpuknya gas pada lumen intestinal, dinding usus meregang dan
distended, merasa penuh, nyeri dan kram. Biasanya gas keluar melalui mulut
(sendawa) atau anus (flatus). Hal-hal yang menyebabkan peningkatan gas di usus
adalah pemecahan makanan oleh bakteri yang menghasilkan gas metan,
pembusukan di usus yang menghasilkan CO2.

f. Hemoroid, yaitu dilatasi pembengkakan vena pada dinding rektum (bisa internal atau
eksternal). Hal ini terjadi pada defekasi yang keras, kehamilan, gagal jantung dan
penyakit hati menahun. Perdarahan dapat terjadi dengan mudah jika dinding
pembuluh darah teregang. Jika terjadi infla-masi dan pengerasan, maka pasien
merasa panas dan gatal. Kadang-kadang BAB dilupakan oleh pasien, karena saat
BAB menimbulkan nyeri. Akibatnya pasien mengalami konstipasi.

D. Asuhan Keperawatan Gangguan Eliminasi

A. Pengkajian Keperawatan

Dalam melakukan pengkajian, penulis mendapatkan data dari klien, dan keluarga klien,
catatan medis, perawat Ruangan dengan melakukan wawancara dan observasi . pengkajian
dilakukan pada tanggal 7 sampai 9Desember 2015 pada Tn.D dengan diagnosa medis”Infeksi
saluran Kemih” di Ruang Anggrek Rumah Sakit Sukmul Sisma Medika Jakarta Utara.

Klien bernama Tn.D berusia tiga puluh empat tahun (34 tahun), jenis kelamin laki-laki,
sudah menikah BB 65 kg, masuk Rumah Sakit Sukmul Sisma Medika pada tanggal 7
Desember 2015 13.00 WIB ditempat di Ruang Anggrek pada kamar No 218. No Rekam
Medis klien 64-84-86 dengan diagnosa medis klien adalah “Infeksi Saluran Kemih”
pendidikan tamat SMA, pekerjaan karyawan swasta , pasien beragama Islam suku bangsa
Indonesia, alamat rumah Jl. Bahari No.24 RT.002/RW.006, sumber biaya BPJS.

Resume Kasus :

Tn.D 34 tahun masuk ke Rs Sukmul melalui UGD pada tanggal 5 Desember 2015 dan klien
di diagnosa oleh dokter dengan diagnosa medis Infeksi saluran kemih, klien mengatakan
nyeri pada saaat buang air kecil dan panas , klien mengatakan nyeri perut bagian kiri bawah
seperti ditusuk-tusuk dua hari yang lalu, klien mengatakan makannya 3x/hari, klien
mengatakan nafsu makannya baik. Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan
hasil, bising usus 8x/menit, kesadarannya CM, Gcs 15, klien tampak pucat, klien tampak
lesu, tugor kulit elastis/baik, mata normal, klien tampak memengangi perutnya, konjungtiva
normal/merah muda, membra mukosa normal, klien turun 3kg dari 68kg menjadi 65kg, klien
tampak dibantu oleh keluarga ketika bangun dari tempat tidur, klien tampak lemas, klien
terpasang infuse RL 28 tpm, kemudian tanggal 7 Desember 2015 didapatkan hasil lab : HB
13 gr/dl, Ht 38%, LED 15 menit perjam, leokosit 7.900 ribu/ul, trambosit 256.000 ribu/ul, Na
127 MEG/L, K 2,9 MEG/L dan CP 72MEG/L . transferin 12 mg/100ml, albumin 3mg/100ml,
klien mendapatkan terapi obat ceftriaxon 2x2gr.

TTV klien : TD : 120/80 mmHg S : 36,5C

N : 80x/menit

RR : 20x/menit

Hasil laboratorium Hemaglobin 13 gr/dl (normal 14 g/dl), Hematokrit 38 vol%(normal 42


vol%) leukosit 7.900/ul(normal 8000-10.000/ul), Trombosit 256.000/ul(normal 150-450/ul).
Dari data tersebut, maka ditemukan masalah keperawatan : Gangguan pola eliminasi BAK :
Infeksi Saluran kemih. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan intervensi dan
implementasi keperawatan kaji frekuensi dan konsistensi BAK, kaji skala nyeri, observasi
tanda-tanda vital, berkaloborasi dengan tim medis/dokter dalam pemberian obat ceftriaxon
2x2gr.

Pola kebiasaan sebelum sakit :

Pola Nutrisi Ny. D makan 3x/hari nafsu makan klien baik, klien tidak mempunyai alergi,
klien tidak mempunyai jenis makanan yg tidak disukai, pola eliminas Tn.D buang
air kecil 5 kali sehari dengan warna kuning jernih tidak ada keluhan. Buang air
besar1kali sehari, waktu tidak tentu warna kuning kosistensi padat dan tidak ada
keluhan. Pola perawatan diri Tn.D mandi 2 kali sehari waktu pagi dan sore, oral
hygiene 3 kali sehari dengan menggunakan odol pada waktu pagi, siang dan sore,
dan cuci rambut 2 kali sehari pada waktu pagi dan sore hari, pola istirahat dan tidur
Tn. D lama tidur malam 8jam/hari sebelum tidur berdo’a pola aktivitas dan latihan
klien sehari-hari klien hanya didalam ruangan, klien tidak melakukan olahraga.

Pola kebiasaan di Rumah sakit :

Pola nutrisi di Rumah Sakit frekuensi makan klien 3x/sehari, nafsu makan klien baik, klien
selalu menghabiskan satu porsi yang disediakan di Rumah sakit, klien tidak
mempunyai jenis makanan yg tidak disukai, makanan yang membuat alergi tidak
ada, makan pantangan, makan diet, serta penggunaan obat sebelum makan tidak
menggunakan alat bantu seperti Nasso Gastric Tube (NGT) dan lain-lainnya, pola
eliminasi frekuensi buang air kecil 3-4x/hari, warna merah, ada keluhan terasa
nyeri pada saat buang air kecil dan pada saat buang air kecil dilakukan
menggunakan kateter di Rumah sakit, pola buang air besar frekuensi 1x/hari, warna
coklat, konsistensi padat, tidak ada keluahan saat beraktivitas buang air besar
secara mandiri, pola perawatan diri selama di Rumah sakit klien mandi 1x/hari,
oral hygiene 2x/hari pada saat pagi dan sore hari, dan selama klien masuk Rumah
sakit pernah mencuci rambut, pola istirahat dan tidur di Rumah sakit Tn.D tidur
siang ± 1 jam dan pada malam hari klien tidur selama ±6 jam, dan kebiasaan klien
sebelum tidur adalah berdo’a. pola aktivitas dan latihan di Rumah sakit klien tidak
bekerja dan tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya.

Sistem penglihatan posisi mata klien simetris kelopak mata dan pergerakan bola mata normal,
konjungtiva normal/merah muda, kornea normal dan sklera Anikterik, pupil
Anisokor, otot mata normal. Fungsi penglihatan baik, tidak ada tanda-tanda
peradangan, klien tidak memakai kaca mata dan tidak memakai kontak lensa,
reaksi terhadap cahaya baik.

Sistem pendengaran daun telinga klien normal, kondisi telinga tengah normal tidak ada cairan
ditelinga dan klien tidak mengalami tinitus, klien tidak merasa penuh pada telinga,
fungsi pendengaran klien baik danklien tidak menggunakan alat bantu
pendengaran. Sistem wicara tidak ditemukan pada klien gangguan wicara
Sistem pernapasan membaik tetapi tidak ada sumbatan atau secret, suara nafas diauskultasi
terdengar vesikuler pada paru-paru kiri/kanan, pernapasan klien 20x/menit .dengan
irama teratur dan klien tidak menggunakan alat bantu napas oksigen (O2).

Sistem kardiovaskuler sirkulasi perifer nadi klien 80x/menit teratur, tekanan darah 120/80
mmHg. Distensi vena jugularis tidak ada pada leher kanan dan kiri, temperatur
kulit klien dipalpasi hangat, warna kulit kemerahan, pengisisan kapiler 3 detik dan
tidak ada edema, sirkulasi jantung kecepatan denyut nadi apical 80x/menit dan
irama teratur, klien tidak mempunyai kelainan bunyi jantung murmur, serta tidak
mempunyai sakit dada setelah.

Sistem hematologi gangguan hematologi : Hb : 13 gr/dl ht : 38 vol%, leukosit : 7.900 ribu/ul,


eritrosit : 3,90juta/ul, trombosit : 256.000 ribu/ul .

Sistem syaraf pusat klien tidak mempunyai keluhan sakit kepala, tingkat kesadaran
composmentis, Glaslow Coma scale (E = 4 M= 5, V= 6). Tidak ada peningkatan
tekanan intra kranial.Klien tidak mempunyai gangguan sistem persyarafan.

Sistem pencernaan keadaan mulut : gigi klien caries, tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada
stomatitis, lidah tampak bersih, dan salifa normal.

Sistem endokrin klien tidak mengalami pembesaran kelenjar tiroid, napas klien tidak berbau
keton, tidak ada polidipsi, poliuri, polipagi, dan klien tidak mempunyai luka
gangrene.

Sistem integument temperature kulit klien 36,50C warna kulit kemerahan, kondisi kulit klien
tidak ada edema pada ekstramitas kiri bawah dan tidak terdapat kelainan pada kulit.

Sistem muskuloskletal klien tidak mengalami kesulitan dalam pergerakan , klien tidak
mengalami seluitis pada ekstramitas paha kiri dan kondisinya bengkak/edema,
klien tidak mempunyai kelainan bentuk tulang sendi dan tidak ada kelainan
struktur tulang belakang.

a. Data penunjang

Hasil laboratorium : pada tanggal 7 Desember 2015

Pemeriksaan hasil Nilai Normal

Hemaglobin 13gr/dl p: 13-16, w: 12-14

Leukosit 7.900/ul 5000-10.000

LED 15mm/jam p: 0-15, w: 0-20

Hematokrit 38% p: 45-55, w:40-50

Trombosit 256.00/ul 150.000-400.00

Eritrosit 3,90 juta/ul 4,00-5,00


Basofil 0% 0-1

Limfosit 23 20-40

Monosit 6 2-8

b. Penatalaksanaan

Infus RL 20 tetes/menit

Antibiotik Ceftriaxon 2x2gr

c. Data focus

1. Data subjektif

klien mengatakan terasa nyeri pada saat buang air kecil dan panas, klien mengatakan nyeri
perut bagian kiri bawah seperti ditusuk-tusuk dua hari yang lalu dengan skala nyeri 6, klien
mengatakan nafsu makan baik , klien mengatakan lemas, klien mengatakan lesu dan tidak
beraktifitas secara mandiri, klien mengatakan perlu dibantu ketika bangun ditempat tidurnya.

2. Data objektif

Bising usus 8x/menit, tugor kulit elastis/baik, mata normal, konjungtiva normal/merah muda,
kulit tampak kemerahan, klien tampak lemas dan lesu, klien tampak memegangi perut, BB
turun perkilo gram dari 68-65 kg, klien tampak dibantu oleh keluarga ketika bangun dari
tempat tidur, klien terpasang infus RL 20 tpm, hasil TTV k/ : suhu : 36,5C, nadi : 80x/menit,
TD : 120/80 mmhg, RR : 20x/menit, data lab tanggal 7 Desember 2015 Hb : 13 gr/dl, Ht
38%, LED 15mm/jam, leukosit 7.900 ribu/ul, trombosit 256.000 ribu/ul, transferrin
12mg/100ml, albumin 3mg/100ml, Na 127 meg/l, k 2,9meg/l, cp 27 meg/l, terapi obat
ceftriaxon 2x2gr.

b. Analisa Data

Nama Klien / umur :Tn. D / 34 tahun

No. kamar / Ruangan : 218/ 2/ anggrek

Dx. Medis :Infeksi saluran kemih

Data Masalah Etiologi


Ds:
- Klien mengatakan nyeri pada Gangguan pola eliminasi Nyeri saat BAK
saat BAK dan panas urine
Do:
- tugor kulit elastis
- mata normal
- membrane mukosa normal
- klien terpasang infus RL20 tpm
TTV klien:
Suhu: 36,5ºC
TD : 120/80 mmHg
RR : 20x/ menit
Nadi : 80x/ menit
- Hasil lab tanggal 5 Desember
2015
Na : 127 mEg/L
K : 2,9 mEg/L
CP: 72 mEg/L
Ht : 38%

Ds:
- Klien mengatakan nyeri seperti Resiko tinggi infeksi Rasa panas pada saat
ditusuk-tusuk skala nyeri 6 BAK
- Klien mengatakan lemas
Do:
- Bising usus 8x/menit
- Klien tampak lemas dan lesu
- Hasil TTV klien
Suhu: 36,5ºC
TD :120/80 mmHg
RR : 20x/menit
Nadi: 80x/menit
- Hasil lab tanggal 7
Desember 2015
Na: 127 mEg/L
K : 2,9 mEg/L
CP: 72 mEg/L
Ht: 38%
- Terapi obat
Ceftriaxone 2x2gr
Ds:
- Klien mengatakan nafsu makan
baik Gangguan keseimbangan Intake yang tidak adekua
- Klien mengatakan tidak enak di nutrisi kurang dari
perut kebutuhan tubuh
- Klien mengatakan lemas
Do:
- Konjungtiva normal
- BB turun 3 kg dari 68 → 65 kg
- Hasil TTV klien:
Suhu: 36,5ºC
TD: 120/80 mmHg
Nadi : 80x/ menit
RR: 20x/ menit
- Hasil lab 7 Desember 2015
Hb: 13 gr/dl
Albumin: 3mg/100 ml
Transperin: 12mg/100ml
- Terapi obat:
Ceftriaxone 2x2gr

C. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pola eliminasi BAK : berhubungan dengan infeksi saluran perkemihan

2. Infeksi berhubungan dengan rasa panas saat BAK

3. Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat

D. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan

1. Diagnosa keperawatan I

Gangguan pola eliminasi BAK : berhubungan dengan infeksi saluran perkemihan

TUJUAN:

Setelah dilakukan tindak keperawatan kepada Tn.D selama 3 x 24 jam di harapkan gangguan
pola eliminasi BAKtidak terjadi

KRITERIA HASIL:

BAK4-5x/hari, Bising usus 8-12x/menit , TTV klien normal, Suhu: 36,5ºC-37ºC, Nadi: 60-
80x/menit, RR: 18-20x/menit, TD: 120/80 mmHG

INTERVENSI

Mandiri:

1. Kaji frekuensi dan konsistansi

Rasional : Mengetahui frekuensi dan konsistensi

2. Kaji bising usus klien

Rasional : Mengetahui frekuensi bising usus

3. Kaji TTV klien

Rasional :Mengetahui keadaan umum klien

4. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat

Rasional :menambah frekuensi BAK klien

Hasil lab : Hb 13-16 gr/dl, Na 127 mEg/L, CP 72mEg/L. K 2,9 mEg/L terapi obat ceftriaxon
2x2gr
2. Diagnosa keperawatan II

Infeksi berhubungan dengan rasa panas pada BAK

TUJUAN:

Setelah dilakukan tindak keperawatan kepada Ny.D selama 3 x 24 jam di harapkan teratasi
dengan:

KRITERIA HASIL:

BAK 4-5/ hari), Tugor kulit elastis , Klien tidak terpasang infus, TTV klien normal, Suhu
36,5ºC - 37ºC, Nadi 60- 80 x/menit, TD 120/80 mmHg, RR 18-20x/ menit, Hasil lab normal,
Hb : 12-16 gr/dl, Na : 135-148 mEg/L, K : 3,5 : 5,5 mEg/L dan CP : 95-105 mEg/L ,Input
dan output

INTERVENSI

Mandiri :

1. Kaji status hidrasi: kelopak mata, tugor kulit, membrane mukosa mulut

Rasional :Mengetahui keadaan umum klien

2. Kaji dan pantau urine normalnya 600-1600ml

Rasional :Mengetahui jumlah iwl yang di keluarkan

3. Kaji intake dan output cairan

Rasional :Mengetahui keadaan keseimbangan cairan

4. Monitor TTV

Rasional :Mengetahui keadaan umum klien

3. Diagnosa keperawatan III

Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat

TUJUAN:

Setelah di lakukan tindakan keperawatan kepada Tn.D selama 3x24 jam di harapkan
gangguan keseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan

KRITERIA HASIL:

Klien menghabiskan 1 porsi makanan, Konjungtiva normal, BAK klien normal

BB klien / 65-67kg ,TTV klien/ normal


Suhu 36,5 - 37ºC , TD 120/80mmhg

Nadi 60-80 x/menit , RR 18-20x/menit

Hasil Lab normal

Hb : 12 – 16 gr/dl

Aubumin : 4 – 5,5 mg / 100 ml

Transferin : 17- 25 mg/ 100 ml

INTERVENSI

Mandiri :

1. Kaji nafsu makan kilen dan pantau nutrisi tiap hari

Rasional :Mengetahui keadekuatan masukan nutrisi klien

2. Kaji TTV kilen

Rasional :Mengetahui keadaan umum kilen

3. Jaga kerbersihan mulut kilen

Rasional :Mengikatkan nafsu makan kilen

4. Sajikan makan yang mudah di cerna , dalam keadaan hangat

Rasional :Mengikatkan selera makan dan intake makanan

5. Anjurkan klien minum sedikit tapi sering

Rasional :mengurangi rasa nyeri

6. Atur posisi semi flower saat memberikan makanan

Rasional :Mengurangi regurgitasi

Koloborasi

7. Monitor hasil lab , Hb , transferin, albumin

Rasional :Monitor status nutrisi

8. Berikan obat sesuai program ceftriaxon 2x2gr

Rasional :Mengurangi rasa nyeri pada saat BAK


DAFTAR PUSTAKA

http://kerriemearns.blogspot.com/2010/06/masalah-pada-gangguan-eliminasi.html

http://danangkurniawan04.blogspot.com/2016/03/laporan-pendahuluan-eliminasi-fekal-
a.html

http://chaerunnisatia.blogspot.com/2016/11/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html

http://agusper.blogspot.com/2014/04/fisiologi-pembentukan-urine-menurut.html

Anda mungkin juga menyukai