Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

“HUKUM OHM”

Disusun oleh :

Nama : Widya Putri Prihandini


NISN : 0022171050
Kelas : XII IPA 2

SMAN 4 TAMBUN SELATAN


Tahun Ajaran 2019/2020
I. PENDAHULUAN

a. Tujuan
Mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir pada sebuah rangkaian
listrik.
b. Dasar Teori
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui
sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan tegangan yang diterapkan kepadanya.Sebuah
benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung
terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.Walaupun pernyataan ini
tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, tetapi istilah "hukum" tetap digunakan
dengan alasan sejarah.
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan :
V=IR
Di mana:
 I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.
 V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt.
 R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam
satuan ohm.
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian,dibutuhkan beda potensial.Satu cara
untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai.George Simon Ohm (1797-1854)
menentukan dengan eksperimen bhwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda
potensial V yang diberikan ke ujung-ujungnya.Prinsip Ohm ini adalah besarnya arus listrik
yang mengalir melalui sebuah persamaan yang menjelaskan hubungan antara tegangan, arus,
dan hambatan yang saling berhubungan.
Kalau antara dua kutub positif dan kutub negatip dari sebuah sumber tegangan kita
hubungkan dengan sepotong kawat penghantar, maka akan mengalir arus listrik dari kutub
positip ke kutub negatip. Arus ini mendapat hambatan dalam penghantar itu. Dari peristiwa
di atas dapat diketahui bahwa ada hubungan antara arus yang mengalir dalam hambatan
kawat dan adanya sumber tegangan. Besarnya arus listrik yang mengalir tergantung dari
besarnya hambatan kawat. Semakin besar hambatan kawat, makasemakin kecil arus yang
mengalir.
II. METODE PERCOBAAN
a. Alat dan Bahan :
a. Papan rangkaian
b. Kabel penghubung merah
c. Kabel penghubung hitam
d. Voltmeter
e. Amperemeter
f. Resistor 100 ohm
g. Potensiometer 50 kiloohm/10 kiloohm
h. Saklar satu kutup
i. Jembatan penghubung
j. Catu daya (Power supply)
b. Cara Kerja
1. Hidupkan catu daya kemudian tutup saklar 5
2. Atur potensiometer sehingga menunjukkan tegangan sekitar 1 volt
3. Catat nilai arusnya
4. Ulangi kegiatan no 2 dan no. 3 sebanyak tiga kali
5. Atur potensiometer sehingga menunjukkan tegangan sekitar 2 volt
6. Catat nilai arusnya
7. Ulangi kegiatan no 5 dan no. 6 sebanyak tiga kali
8. Menambah resistor 47 ohm dan diparalelkan dengan resistor 100 ohm
9. Ulangi kegiatan no.2 sampai no.3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Tabulasi Data
Resistor 100 ohm Resistor 100 ohm + 47 ohm
Tegangan (V) Arus (mA) Tegangan (V) Arus (mA)
9 9,5
1 9 1 9,5
9 9
19 19
2 19 2 19
19 19

Perhitungan :
 Resistor 100 ohm
( percobaan 1, 2, 3 )
Dik : R=V÷I
V = 1 volt = 1 ÷9 ×10-3
I = 9 mA = 9 × 10-3 A = 111,111 Ohm
R =?

( percobaan 1, 2, 3 )
Dik :
V = 2 volt R = V÷I
I = 19 mA = 19 × 10-3 A = 2 ÷ 19 × 10-3 A
R=? = 105,3 Ohm

 Resistor 100 ohm + 47 ohm


( percobaan 1, 2 )
Dik :
V = 1 volt R = V÷I
I = 9,5 mA = 9,5 × 10-3 A = 1 ÷ 9,5 ×10-3 A
R=? = 105,3 Ohm
( percobaan 3 )
Dik :

V = 1 volt R = V÷I
I = 9 mA = 9 × 10-3 A = 1 ÷ 9 ×10-3 A
R=? = 111,1111 Ohm
( percobaan 1, 2, 3 )
Dik :
V = 2 volt R = V÷I
I = 19 mA = 19 × 10-3 A = 2 ÷ 19 × 10-3 A
R=? = 105,3 Ohm
b. Pembahasan
Pada pratikum ini ada hubungan sangat penting antara tegangan, arus dan hambatan. Hubungan
tersebut disebut hukum ohm. Hubungan dalam hukum ohm ini yaitu Besarnya arus listrik yang
mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial (Tegangan).
Ketika catudaya dihubungkan ke rangkaian melalui kabel penghubung lalu dihidupkan, maka
didapatkan nilai kuat arus dan tegangan. Besarnya tegangan dan kuat arus dapat dilihat dari
angka yang ditunjukkan oleh Voltmeter dan Amperemeter. Dimana ampermeter di rangki secara
seri dan voltmeter dirangkai secara paralel.
Pada pratikum ini, sumber tegangan yang digunakan yaitu 0 volt.
 Pada sumber tegangan 0 Volt dengan resistor 100 Ohm:
didapat 2 V dan 2 I masing-masing 1 Volt, 2 volt dan 9 mA atau 9x10-3 , 19 mA atau 19
x 10-3 A.
 Pada sumber tegangan 0 volt dengan resistor 100 Ohm + 47 Ohm:
Didapat 2 V dan 2 I masing- masing 1 volt, 2 volt dan 9,5 mA,9 mA dan 19 mA
Pada hasil pengukuran didapat tegangan voltmeter nilainya mendekati teganagan sumber.
Hal ini terjadi kemungkinan ada hambatan alat yang terdapat pada voltmeter, sehingga hasil
pengukuran yang didapat tidak sama dengan tegangan sumber, tetapi nilainya mendekati. Untuk
nilai hambatannya dengan menggunakan prinsip hukum ohm yang secara matematis V=I R
didapat nilai hambatannya dari resistor 100 ohm dan pada tegangan 1 volt , hambatan yang
didapat 111,111 Ohm dan pada tegangan 2 volt, hambatan yang didapat 105,3 Ohm. Sedangkan
dari resistor 100 ohm + 47 ohm dan pada tegangan 1 volt, hambatan yang didapat pada
percobaan pertama dan kedua adalah 105,3 0hm dan percobaan ketiga didapat 111,111 ohm.
Pada tegangan 2 volt hambatan yang didapat 105,3 ohm.
Pada prinsipnya perbandingan antara tegangan dan kuat arus yang disebut hambatan
listrik merupakan bilangan konstan. Pada hasil perhitungan hambatan listrik yang didapat
nilainya mendekati konstan atau mendekati sama. Hal ini terjadi kemungkinan adanya hambatan
alat yang terdapat didalam alat. Sehingga hasil yang didapat pada pengukuran maupun
perhitungannya nilainya mendekati sama.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
1. Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial (Tegangan)
2. Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan yang
disebut hambatan listrik. ( R= V/I )
3. Semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan.
4. Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus yang disebut hambatan listrik merupakan
bilangan konstan
5. Hukum Ohm dapat digunakan untuk mengetahui hubungan tegangan dan kuat arus serta dapat
digunakan untuk menentukan suatu hambatan beban listrik tanpa menggunakan Ohmmeter

b. Saran
1. Sebelum melakukan praktikum, pratikan harus mempelajari dan memahami dahulu materi
yang akan dipraktikumkan, serta membaca dan memahami buku panduan yang berkaitan dengan
praktikum yang akan dilakukan pada waktu itu. Hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan
praktikum tidak kesulitan untuk melakukan praktikum dan agar praktikum berjalan dengan
lancar.
2. Berhati-hati dan serius dalam setiap melakukan percobaan, agar didapat hasil yang
maksimal

AAAZSz
V. DAFTAR PUSTAKA
https://umikhaltsum.blogspot.com/2012/05/laporan-hukum-ohm-belajar-fisika.html?m=1
https://rinworlds.blogspot.com/2013/10/laporan-praktikum-hukum-ohm.html
http://fitrigeoscience.blogspot.com/2016/09/laporan-praktikum-hukum-ohm.html
http://myteknikkimiablogaddress.blogspot.com/2018/01/praktikum-fisika-dasar-hukum-
ohm.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Ohm
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai