Anda di halaman 1dari 5

1.

Perang Badar

Perang badar terjadi tanggal 17 Ramadhan tahun 2 H, di dekat perigi bernama Badar, antara Makkah dan
Madinah karena itu peperangan ini dikenal dengan nama perang Badar

Ketika Khalifah perdagangan kafir Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb melintasi negeri
Madinah, Rasulullah menyuruh mencegatnya dipertengahan jalan, karena harta yang dibawah oleh
mereka sebagian besar adalah harta rampasan dari kaum muslimin ketika mereka akan berhijrah ke
Madinah.

Segera disusun pasukan Islam sebanyak 313 yang terdiri dari 210 orang muslim Anshar dan lebihnya dari
muslim muhajirin. Bendera pasukan islam dipegang oleh Mus’ab bin Umair.

Mendengar Rasulullah telah menyiagakan pasukan, Abi Sofyan segera kembali ke Mekkah
menyampaikan kepada tokoh kafir Quraisy. Maka Abu Jahal membentuk pasukan berkekuatan 1000
orang yang melindungi kafilah perdagangan mereka dari serangan pasukan islam.

Rasulullah membentuk regu pengintai untuk menyelidiki kafilah perdagangan. Pasukan kafir Quraisy
telah mengawal mereka menuju ke desa badar. Hal ini segera dilaporkan kepada Rasulullah. Untuk
menghadapi kafir Quraisy, Rasulullah bermusyawarah kepada sahabat Muhajirin dan Anshar, dan
disepakati untuk segera menuju desa Badar untuk menyongsong kedatangan pasukan kafir Quraisy.

Pasukan Islam berkemah dekat sumber air di desa Badar, sehingga dengan mudah menghadang pasukan
kafir Quraisy, dan mencegah mereka untuk mengambil pembekalan air untuk pasukannya.

Sebelum berkecamuk perang antara dua pasukan, terjadi perang tanding, majulah dari pasukan kafir
Quraisy Al Awad Bin Abdul Asad, dapat dikalahkan oleh dari pasukan Islam.

Lalu muncul Atabah bin Rabi’ah, Syaibah bin Wahid dari pasukan kafir Quraisy dan dapat dikalahkan oleh
Hamzah bin Abdul Muthalib, Ali bin Abu Thalib dan Ubaid bin Al Harist. Pasukan Quraisy kemudian
menyerbu medan perang, tetapi dapat dikalahkan oleh pasukan Islam.

i
Setelah usai peperangan, banyak korban yang jatuh dari kedua belah pihak, tujuh puluh orang kafir
Quraisy terbunuh diantaranya Abu Jahal, Umayah bin Halaf dan tujuh orang lainnya tertawan. Sedangkan
dari pasukan Islam meninggal sebagai shuhada.

Peperangan Badar ini mempercepat pertumbuhan dan perkembangan Islam. Hal ini dapat disimpulkan :

a. Menambah harum nama umat Islam dimata bangsa Arab, sehingga banyak di antara mereka secara
sukarela memeluk agama Islam.

b. Umat Islam merasa yakin dan percaya akan kebenaran agama Islam dan Janji – janji Allah. Karena itu
mereka selalu siap menghadapi serangan musuh, demi membela kebenaran Islam.

c. Kekalahan pasukan kafir Quraisy yang besar jumlahnya itu menyebabkan mereka gentar dan kuatir
apabila berhadapan dengan pasukan Islam, meskipun pasukan Islam sedikit jumlahnya dengan peralatan
yang serba kurang.

2. Perang Uhud

Perang Uhud terjadi pada pertengahan Sya’ban tahun 3 H.Bertepatan dengan bulan Januari 625 M.
Peperangan ini terjadi di kaki Gunung Uhud yang terletak di sebelah utara kota Madinah.

Kekalahan pasukan Quraisy dalam perang Badar menimbulkan dendam terhadap kaum muslimin. Oleh
karena itu, mereka bertekad untuk mengadakan pembalasan. Agar kekalahan dalam perang Badar tidak
terulang lagi. Kafir Quraisy mempersiapkan perbekalan yang besar.

Abu Sofyan mengumpulkan 3000 pasukan terpilih yang terdiri dari orang - orang Quraisy, Arab Tihamah,
Kinanah, Bani Al Harist, Bani Al Haun dan Bani Al Musthalib. Setelah Rasulullah mendengar bala tentara
kafir Quraisyi telah berangkat dari Mekkah menuju Madinah, bermusyawarahlah beliau dengan para
sahabat membicarakan tindakan apa yang harus diambil.
Ada pula yang mengusulkan pada Nabi agar kaum muslimin keluar untuk menghadapi musuh diluar kota.
Ada pula beberapa sahabat yang mengusulkan agar kaum muslimin jangan keluar dari kota Madinah,
tetapi bertahan saja dalam kota, dan mengadakan perlawanan dan pembelaan dari rumah – rumah dan
lorong – lorong kota.

Akhirnya disepakati untuk menghadapi musuh diluar kota 1000 pasukan Islam berangkat untuk
menghadapi yang menyerang. Baru saja berangkat, seorang munafik yang bernamaAbdullah ibnu Ubai
beserta 300 pengikutnya keluar dari pasukan Islam.

Nabi beserta pasukan muslim sampai ke Bukit Uhud, lalu beliau mengatur strateginya. Lima puluh orang
pasukan pemanah dibawah pimpinan yang bernama Abdullah ibnu Jabir ditempatkan di atas bukit untuk
menutup jalan pasukan berkuda kafir Quraisy. Rasulullah berpesan kepada mereka agar tidak
meninggalkan tempat hingga usai perang. Pasukan Islam yang lain, ditempatkan dibawah bukit.

Pertempuran dimulai dengan perang tanding lebih dahulu. Dari pihak kafir keluarlah Talhah ibnu Abi
Tahah, dari muslimin keluarlah Ali melawannya, Talhah tewas. Lalu tampil Usman, dari muslimin
tampilkan Hamzah. Usman tewas. Tampil lagi As’ad saudara Talhah dan Usman, lalu ditewaskan oleh Ali.
Kemudian tampil saudaranya yang keempat, yaitu Musami, juga tewas.

Terjadilah perang yang sebenarnya. Pasukan Muslim dapat membuat sebagian pasukan kafir Quraisy
kucar-kacir. Setelah melihat tanda-tanda kemenangan pasukan muslim mulai mengumpulkan harta
rampasan dari tentara Quraisy yang tewas dan melarikan diri dari medan perang.

Pasukan pemanah yang ditempatkan diatas bukit, ikut pula untuk mengumpulkan harta rampasan.
Akibatnya pasukan kafir Quraisy yang dipimpin oleh Khalid bin Walid, segera mengambil alih tempat yang
ditinggalkan pasukan Islam di atas bukit. Pasukan kafir Quraisy yang berada di bawah bukit melakukan
serangan kilat. Pasukan Islam terjepit.

Terdengar seruan bawah Rasulullah telah terbunuh, sehingga pasukan Islam tidak mempunyai pegangan.
Rasulullah yang telah diisukan terbunuh, sedang menghadapi kafir Quraisy. Tiba – tiba seorang kafir
Quraisy yang bernama Ubay bin Khalaf dengan pedang terhunus mencoba untuk membunuh Rasulullah.
Beliau segera mempertahankan diri dengan menghujamkan pedangnya ke tubuh Ubay bin Khalaf hingga
tewas. Dia merupakan orang pertama dan terakhir tewas ditangan Rasulullah. Rasulullah mendapat luka-
luka dikening, graham dan gigi beliau patah.
Dalam peperangan ini dari kaum muslim telah gugur sebagai syuhada tujuh puluh orang, diantaranya
Hamzah, paman Rasulullah, Hindun putri Utbah yang dibunuh Hamzah dalam peperangan Badar dan Istri
Abu Sofyan mengambil mayat Hamzah, lalu memotong-motong dan membelah perutnya. Kemudian
dikeluarkannya hatinya untuk ditelannya.

3. Perang Khandaq / Ahzab

Perang khandaq terjadi pada bulan Syawal tahun 5 H, disekitar kota Madinah bagian utara.

Rasa dendam Bani Nadhir terhadap Rasulullah yang mengeluarkan mereka dari bagian Madinah
diluapkan dengan menghasut tokoh kafir Quraisy agar bersekutu untuk mengalahkan kaum muslimin.

Abu Sofyan menyiagakan pasukan perang berkekuatan 10.000 orang, yaitu terdiri dari kaum kafir Quraisy
dan beberapa kabilah yang bersekutu dengan Quraisy. Karena terdiri dari beberapa kabilah, maka
dikatakan “ Ahzab” artinya golongan-golongan. Oleh karena itu, dinamakan perang Ahzab.

Melihat pasukan kafir Quraisy sudah siap siaga, segera Rasulullah bermusyawarah. Salman Al Farisi
mengusulkan agar membuat parit ( Khandaq ) di sekitar kota Madinah sehingga musuh akan merasa sulit
memasuki kota Madinah dan memudahkan bagi pasukan Islam untuk menghadang Mereka.

Rasulullah menyetujui usul ini, sehingga peperangan ini terkenal dengan nama perang Khandaq ( parit ).
Penggalian Parit tersebut dipimpin oleh Rasulullah. Beliau turut bekerja menggali dan membawa batu
sehingga memberikan semangat para sahabat untuk bekerja.

Terbujurlah parit dari arah barat ketimur di kawasan utara kota Madinah, sedangkan arah lain terdapat
perumahan penduduk dan perkebunan kurma, sehingga kota Madinah telah dibentengi. Lalu pasukan
Islam telah disiagakan di kawasan timur kota Madinah. Zaid bin Harits membawa bendera Muhajirin dan
Saad bin Ubadah membawa bendera Anshar.

Ketika Pasukan Kafir Quraisy akan memasukan kota Madinah mereka terkejut dengan taktik perang
pasukan Islam. Kota Madinah telah dikelilingi oleh parit sehingga menghalangi mereka memasuki kota
Madinah, maka mereka mendirikan kemah pasukan di pinggir parit.
Beberapa tokoh kafir Quraisy mencoba untuk menerobos parit untuk menghadapi pasukan Islam, seperti
yang dilakukan oleh Ikhrimah bin Abbu dan beberapa kawannya. Ali bin Abu Thalib menghadapi mereka
sehingga Ikhrimah tewas di tangan Ali, sedang lainnya menyelamatkan diri, lalu terjadilah peperangan
dua pasukan dengan saling melempar panah dan tombak.

Kesempatan yang genting dipergunakan oleh yahudi Bani Quraisy untuk mendengar perjanjian. Mereka
enggan membantu pasukan Islam bahkan bersekutu dengan kafir Quraisy untuk melenyapkan pasukan
Islam.

Seorang tokoh yang disegani oleh kafir Quraisy maupun golongan Yahudi, bernama Nuaim bin Mas’ud,
memeluk agama Islam secara sembunyi-sembunyi, sehingga mereka tidak mengetahuinya. Beliau
memohon kepada Rasulullah untuk melaksanakan taktiknya guna memecah belah kekuatan musuh.

Setelah menghadap ketua Bani Quraizah, Nuaim segera menghadap tokoh-tokoh kafir Quraisy dan suku
Ghatfah memberitahukan pernyataan golongan Yahudi Bani Quraizah. Makan Abu Sufyan mengirim
utusan untuk mengadakan penyerangan serentak terhadap Rasulullah. Bani Quraizah mengajukan usul
seperti disampaikan Nuaim kepada mereka. Mulailah timbul perpecahan pada kekuatan musuh, satu
dengan lainnya saling tidak percaya.

Taktik yang dilakukan oleh Nuaim berhasil Memecahkan kekuatan musuh. Udara yang sangat dingin serta
angin yang berhembus kencang membuat hati mereka tambah takut sehingga mereka segera kembali ke
Mekkah untuk menyelamatkan diri.

Anda mungkin juga menyukai