Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi di zaman teknologi saat ini memang sangat pesat.


Kebutuhan manusia untuk mengakses sesuatu entah untuk hanya mencari berita atau
bahkan sampai melakukan transaksi jual beli barang bisa dipermudah melalui adanya
internet. Hal tersebut sesuai dengan keinginan manusia untuk mendapatkan informasi
secara cepat dan mudah. Bukan hanya itu, perkembangan zaman juga menuntut
manusia untuk selalu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di
segala aspek kehidupan mulai dari aspek kebutuhan informasi hingga dalam hal
bertransaksi jual beli. Seiring berjalannya waktu transaksi jual beli mulai mengalami
perubahan hingga akhirnya peranan kartu kredit mulai dirasakan oleh masyarakat
dengan banyaknya kemudahan-kemudahan yang ditawarkan. Seiring meningkatnya
kebutuhan konsumen, produsen pun dituntut untuk memudahkan konsumen dalam
memenuhi kebutuhannya.

Kemajuan dalam hal pembayaran transaksipun terus berlanjut dan mengubah


pola konsumsi masyarakat. Perubahan pola konsumsi yang paling terlihat adalah
gemarnya masyarakat untuk berbelanja di pasar-pasar modern dari pada di pusat
perbelanjaan tradisional atau pasar tradisional. Hal ini dapat dilihat dari semakin
maraknya minimarket maupun pasar modern lainnya di berbagai daerah di Indonesia.
Tanpa disadari pula, teknologi juga mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Perkembangan teknologi sangat berpengaruh dalam merubah hubungan sosial
kemasyarakatan dikarenakan sifat fleksibelitas dan kemampuan telematika untuk
masuk ke aspek-aspek kehidupan masyarakat.1

1
Noegroho, Agung. 2010. Teknologi Komunikasi. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Adapun salah satu teknologi yang paling berpengaruh di masyarakat ialah
internet. Di Indonesia sendiri, internet merupakan salah satu teknologi yang paling
diminati oleh kalangan masyarakat saat ini. Pengguna internet bukan hanya diminati
oleh kalangan dewasa saja bahkan anak-anak juga sudah menggunakan teknologi ini.
Menurut hasil survey dari Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII),
pada tahun 2018 jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 171,17 juta jiwa atau
64,8% dari total penduduk Indonesia.2

Akibat banyaknya pengguna internet, maka segala informasi yang bersifat


negatif maupun positif dapat dengan mudah diakses. Hal tersebut perlahan-lahan dapat
mengubah pola pikir dan gaya hidup masyarakat. Perkembangan pesat internet
melahirkan era digital dimana hampir seluruh lapisan masyarakat disetiap negara
mengerti dan paham akan internet dan teknologi. Pertumbuhan internet yang sangat
cepat telah mengubah cara perusahaan melakukan bisnis dan cara perusahaan
berkomunikasi dan berinteraksi dengan konsumen.3 Revolusi internet terus
berlangsung, dan audiens internet semakin meningkat, internet merupakan medium
komunikasi interaktif yang menjadi bagian integral dari strategi komunikasi dan
bahkan strategi bisnis bagi banyak perusahaan.4 Melihat fenomena berkembangnya
internet yang sangat pesat membuat banyak bermunculan platform jual beli digital atau
e-commerce dan peluang-peluang bisnis yang ada sehingga menuntut persaingan dalam
merebutkan keunggulan dalam daya tarik install dan akses aplikasi berbasis Android
atau IOS sebagai wadah transaksi jual beli online sangat gencar dilakukan oleh
berbagai macam perusahaan.

Perkembangan ini menyebabkan semakin tingginya persaingan antar


perusahaan yang menyediakan jasa tersebut. Kreativitas dan inovasi dalam berpromosi
semakin dibutuhkan untuk bersaing dalam berbisnis platform jual beli online.

2
https://apjii.or.id/survei (diakses pada 16 november 2019, pukul 06.35 PM)
3
George E. Belch & Michael A. Belch. 2001. Advertising and Promotion: An Integrated Marketing
Communications Perspectives, Fifth Edition. Irwin/Graw Hill. New York. Hal 13.
4
Morissan. 2014. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana. Hal 15.
Kemajuan pesat internet membuat promosi online menjadi salah satu media promosi
yang paling banyak digunakan. Kemudahan dalam berpromosi menjadi salah satu
alasan sebuah perusahaan / penjual untuk memilih media promosi tersebut. Sejak era
digital ini berkembang perilaku ekonomi masyarakat berubah pesat. Gaya hidup
masyarakat bergeser dari konvensional ke arah yang lebih modern dan praktis.

Internet menawarkan peluan untuk melakukan penjualan produk kebutuhan


hidup sehari-hari secara langsung kepada pelanggan yang berada pada pasar konsumsi
(consumer market) atau konsumen pada pasar industri (business-to-business market),
penjualan barang dan jasa secara langsung (direct selling) melalui internet dinamakan
dengan istilah e-commerce.5 E-commerce sendiri merupakan istilah yang saat ini sering
didengar oleh semua kalangan yaitu transaksi jual beli berbasis internet atau online.
Kegiatan jual beli yang tanpa perlu bertemu secara langsung untuk membeli sesuatu
kebutuhan. Perkembangan e-commerce di Indonesia dimulai dengan munculnya
Internet Service Provider (ISP) pada tahun 1995. Kehadiran ISP berdampak pada
munculnya peluang pemanfaatan teknologi dan informasi yang sangat pesat termasuk
di sektor perdagangan. Meskipun pada awalnya internet hanya digunakan sebagai
media promosi bukan untuk melakukan suatu transaksi.

Ada berbagai macam e-commerce yang sudah ada di Indonesia, beberapa


diantarnya ada Tokobagus.com yang muncul pertama pada tahun 2005 di Indonesia
yang sekarang berganti nama menjadi Olx.com dan mendapat respon positif dari
masyarakat sebagai forum jual beli online.6 Berselang 4 tahun kemudia muncullah
Tokopedia.com tepatnya pada tahun 2009,7 kemudian tahun berikutnya disusul oleh
Bukalapak.com,8 dan pada tahun 2015 PT. Garena salah satu perusahaan internet di

5
Ibid. Hal 335-336.
6
Reska K. Nistanto. 2014. Tokobagus Ganti Nama Jadi OLX Indonesia.
https://tekno.kompas.com/read/2014/05/20/1027330/Tokobagus.Ganti.Nama.Jadi.OLX.Indonesia
(diakses pada 16 november 2019, pukul 07.10 PM).
7
https://www.tokopedia.com/about/our-story (diakses pada 16 november 2019, pukul 07.15 PM)
8
https://www.bukalapak.com/about (diakses pada 16 november 2019, pukul 07.15 PM)
Asia Tenggara meluncurkan Shopee.9 Hal ini semakin mempermudah konsumen dalam
berbelanja karena jual beli dilakukan secara online dimana konsumen hanya
membutuhkan komputer atau handphone saja serta koneksi internet untuk mengakses
platform-platform e-commerce tersebut sehingga konsumen dapat menghemat waktu
dan tenaga dalam berbelanja.

Meskipun cara yang paling digemari oleh perusahaan-perusahaan tersebut


dalam menarik konsumen dengan cara seperti gencar melakukan promo potongan
harga dan gratis ongkos kirim masih belum cukup untuk membuat konsumen tertarik
menggunakan satu Brand Image e-commerce saja dalam bertransaksi. Maka dari itu
perusahaan mencari ide dan strategi untuk berfikir kembali dalam menarik minat
konsumen. Disisi lain, untuk dapat menjalankan fungsi pemasaran, perusahaan harus
menjalankan proses periklanan untuk bisa membujuk para konsumen agar bersikap
sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan untuk mencapai tujuan.

Periklanan harus mampu menggiring konsumen untuk membeli produk-produk


yang telah di rancang oleh perusahaan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan atau
keinginan konsumen. Singkatnya periklanan harus mempengaruhi pemilihan
keputusan konsumen. Konsumen dengan melihat iklan diharapkan dapat sadar dengan
pilihan yang akan mereka ambil. Menurut Kotler, periklanan didefinisikan sebagai
bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non-personal oleh suatu
sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.10

Adapun dalam beriklan perusahaan bukan hanya gencar dalam melakukan


promo potongan harga atau ongkos kirim tapi juga menggunakan artis atau selebgram
dalam melaksanakan promosi penjualannya, atau dapat dikatakan juga sebagai Brand
Ambassador. Penunjukan Brand Ambassador sendiri biasanya dilakukan untuk
simbolisasi yang dapat mewakili keinginan, hasrat atau kebutuhan dapat diterima

9
https://careers.shopee.co.id/about/ (diakses pada 16 november 2019, pukul 07.16 PM)
10
Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
dengan mudah oleh konsumen. Biasanya diwakili oleh maskot, tokoh profesional atau
tokoh agama.11 Penggunaan Brand Ambassador dilakukan oleh perusahaan untuk
mempengaruhi atau mengajak konsumen untuk menggunakan sebuah produk,
pemilihan Brand Ambassador biasanya seorang selebriti yang terkenal dan dalam
keputusan penggunaan Brand Ambassador juga harus melalui beberapa pertimbangan,
diantaranya adalah tingkat popularitas selebriti dan permasalahan apakah selebriti
tersebut dapat mewakili karakter produk yang diiklankan.12 Selebriti yang digunakan
dalam sebuah iklan diharapkan mampu menciptakan citra tersendiri dan menarik bagi
masyarakat terhadap produk yang dilekatkan pada selebriti tersebut.

Selebriti dapat digunakan sebagai alat yang cepat untuk mewakili segmen pasar
yang dibidik,13 maksudnya kemampuan selebriti dalam memahami produk dan dapat
menyampaikan kepada masyarakat pesan-pesan yang diinginkan oleh perusahaan.
Peran dari Brand Ambassador sangat diperlukan oleh sebuah merek karena dengan
adanya Brand Ambassador iklan menjadi lebih menarik, penyampaian pesan yang
dilakukan oleh Brand Ambassador terhadap produk akan lebih mudah untuk diterima
terhadap konsumen.

Adapun dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian terhadap salah satu
marketplace yang aktif di Indonesia yaitu Shopee. Shopee sendiri bisa dibilang
merupakan pemain baru di ranah e-commerce Tanah Air.14 Menurut website resmi
Shopee Indonesia mengenai pengertian Shopee ialah mobile platform pertama di Asia
Tenggara (Indonesia, Vietnam, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand) dan Taiwan
yang menawarkan transaksi jual beli online yang menyenangkan, gratis ongkir (ongkos
kirim), dan terpercaya via ponsel. Chris Feng selaku CEO dari Shopee mengatakan,

11
Kennedy, John. E. R Dermawan Soemanagara. 2006. Marketing Communication – Taktik dan
Strategi. Jakarta. PT Buana Ilmu Populer.
12
Royan, Frans M,.2005. Marketing Celebrities. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo.
13
Ibid. hal 12.
14
Jeko .I.R,. 2015. Ini yang Bikin Shopee Beda Dengan Aplikasi Belanja Online Lain.
https://www.liputan6.com/tekno/read/2379358/ini-yang-bikin-shopee-beda-dengan-aplikasi-belanja-
online-lain (diakses pada 16 november 2019, pukul 07.40 PM)
“Indonesia punya jumlah populasi yang sangat besar. Jadi, pangsa pasarnya sangat
besar. Kedua, Indonesia punya banyak pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
Banyak juga produk yang dibuat di Indonesia. Kalau dibandingkan dengan di
Singapura dan Malaysia, sangat berbeda…”.15

Shopee sendiri memiliki beberapa keunggulan, yaitu layanan Garansi harga


termurah, pembeli akan mendapatkan uang kembali 2 kali lipat apabila memberikan
bukti menemukan produk dari platform e-commerece lain (Lazada, Tokopedia dan
Bukalapak) yang memberikan harga lebih murah, tentunya ada beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi untuk mendapatkan promo ini. Layanan gratis ongkos kirim ke
seluruh Indonesia untuk setiap pemesanan dari Shopee. Shopee membuktikan
komitmennya untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mencapai target
perekonomian digital terbesar di kawasan Asia Tenggara.16

Adapun target dari Shopee sendiri, seperti yang dikatakan Rezki Yanuar selaku
Country Brand Manager Shopee Indonesia, pada gelaran Exabytes E-commerce
Conference di Jakarta, 17 “Segmentasi Shopee tidak hanya untuk kaum wanita saja,
tetapi memang kebanyakan wanita lebih impulsif dalam berbelanja online melalui e-
commerce.” Rezki juga mengatakan Shopee berusaha untuk menarik konsumen pria
sebagai pasarnya melalui Men Sale. Segmentasi pasar yang berbeda juga memiliki cara
berbeda dalam menariknya, seperti melalui Men Sale yang memperhatikan kepraktisan
dalam berbelanja. Hal itu dikatakan Rezki, karena atas dasar kebutuhan kaum pria yang
memang lebih mengutamakan kepraktisan itu. Tersedia pula sistem pembayaran COD
(Cash On Delivery) yang turut mendukung kaum pria dalam berbelanja di Shopee.

15
Muhamad Ali. 2017. CEO Shopee Chris Feng di Tiap Segmen.
https://www.jawapos.com/ekonomi/bisnis/17/10/2017/ceo-shopee-chris-feng-ada-pemain-berbeda-di-
tiap-segmen/ (diakses pada 17 november 2019, pukul 08.50 AM)
16
Amelia. 2018. Keunikan Belanja di Shopee Dibandingkan yang Lain.
https://www.hinet.co.id/keunikan-belanja-di-shopee-dibanding-yang-lain/ (diakses pada 17 november
2019, pukul 08.48 AM)
17
Arini Fazrin. 2019. Shopee Fokuskan Segmentasi Pasar. https://selular.id/2019/08/shopee-fokuskan-
segmentasi-pasar/ (diakses pada 7 desember 2019, pukul 11.17 PM)
Dalam hal ini Shopee tidak tinggal diam dalam mencari cara untuk menarik
minat konsumen untuk mengakses aplikasi e-commerce mereka. Minat akses aplikasi
yang dilakukan oleh konsumen sebagaimana halnya keputusan konsumen memutuskan
membeli suatu produk. Keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk sangat
mempengaruhi kesejahteraan produk tersebut.18

Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh yang


mendasari seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk atau merek.
Untuk dapat memuaskan konsumen, perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen tersebut. Termasuk di dalamnya motif yang mendasari
mengapa seseorang membeli suatu produk, dimana mereka membeli kapan mereka
membeli, berapa yang mereka beli, pada tingkat harga berapa mereka mau membeli
produk tersebut. Semakin tinggi konsumen terlibat dalam upaya pencarian informasi
produk maka semakin besar pula dorongan konsumen untuk melakukan pembelian.

Dalam lima tahun terakhir bisnis e-commerce berkembang pesat, persaingan di


antara para pelaku bisnis e-commerce juga semakin ketat.19 Oleh karena itu, para
pelaku e-commerce mengerahkan strategi jitu di ranah online untuk menarik
konsumen, salah satu cara unik yang Shopee lakukan yaitu menggunakan Mega
Bintang pesepakbola asal Portugal yaitu Cristiano Ronaldo sebagai brand
ambassadornya. Cristiano Ronaldo merupakan pesepakbola kelas dunia yang dinilai
memiliki karakteristik seorang bintang yang cocok untuk Shopee, dilihat dari Cristiano
Ronaldo menjadi pesepak bola dunia yang cukup populer di dunia entertainment,
apalagi Ronaldo memiliki 186 juta pengikut di akun Instagram personalnya, ia tercacat
membintangi iklan baik dalam skala nasional atau internasional.20 Atribut pemain

18
Suparyanto & Rosad. 2015. Manajemen Pemasaran. Bogor. In Media.
19
CNBC Indonesia TV & Eka Kusumajaya. 2018. Bisnis E-commerce: Peluang Besar tapi Persaingan
Kian Sengit. https://www.cnbcindonesia.com/tech/20181123162712-39-43447/bisnis-e-commerce-
peluang-besar-tapi-persaingan-kian-sengit (diakses pada 8 desember 2019, pukul 01.56 AM)
20
Hesti Puji Lestari. 2019. Penghasilan Cristiano Ronaldo Lebih Banyak dari Instagram Ketimbang
Juventus. https://www.bola.com/dunia/read/4089964/penghasilan-cristiano-ronaldo-lebih-banyak-dari-
instagram-ketimbang-juventus (diakses pada 20 november 2019 pukul 09.05 PM)
professional yang mengagumkan, dan kepopulerannya tersebutlah yang dilihat oleh
Shopee.

Kepopuleran Cristiano Ronaldo dibuktikan pada situs “World Fame 100” yang
di produksi ESPN dimana Cristiano Ronaldo menempati posisi teratas atlet paling
populer di dunia predikat tersebut diambil berdasarkan pencarian terbanyak,
endorsement termahal, dan dari jumlah followers terbanyak.21 Pada situs tersebut
Ronaldo mengalahkan ketenaran beberapa atlet dunia, seperti pegolf Tiger Woods,
pebasket LeBron James, petennis Roger Federer, petarung MMA Conor McGregor,
dan juga rivalnya dalam dunia bola Lionel Messi.

Selain itu Brand Image Shopee pada saat ini dapat dinilai sangat bagus terbukti
dengan penempatan posisi 1 sebagai aplikasi e-commerce terlaris di platform Android
dan IOS di tahun 2017 hingga saat ini berdasarkan data dari Iprice Insights.22

Gambar 1.1
Top e-commerce ranking Playstore dan iOs berdasarkan iPrice Insights

21
http://www.espn.com/espn/feature/story?_slug_=espn-world-fame-100-
2019&id=26113613&redirected=true (diakses pada 21 november 2019 pukul 08.30 PM)
22
https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce/ (diakses pada 17 november 2019 pukul 09.10 AM)
Berdasarkan data peringkat aplikasi mobile shopping (Google Play dan App
Store) evolusi yang terjadi pada aplikasi belanja online di Indonesia sudah
mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari aspek keamanan, kelengkapan
produk, dan kepraktisan sering kali menjadi alasan utama ketika memilih platform e-
commerce, bagi yang kerap berbelanja online pastinya sudah terbiasa dengan promo-
promo yang diberikan masing-masing perusahaan e-commerce. Dilihat dari data
peringkat aplikasi tersebut, Shopee meraih prestasi sebagai aplikasi mobile nomer 1,
mualai dari tahun 2017-2019. Dengan menggunakan Cristian Ronaldo sebagai brand
ambassador, Shopee berharap kepopuleran sang mega bintang tersebut dapat
memberikan dampak positif dan semakin mendongkrak citra dari Brand Image Shopee.
Berdasarkan uraian sebelumnya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Pengaruh Iklan Shopee dengan Cristiano Ronaldo sebagai Brand Ambassador
terhadap Keputusan Pembelian.

Adapun penelitian terdahulu berikut yang bertujuan untuk mendapatkan bahan


perbandingan dan acuan. Maka dalam kajian ini peneliti mencantumkan hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan mengenai Pengaruh Iklan Shopee dengan Cristiano
Ronaldo sebagai Brand Ambassador Terhadap Keputusan Pembelian, dapat dilihat
pada tabel berikut :
No Judul penelitian Peneliti Variable Analisis Hasil penelitian
1. Pengaruh Slogan Ariani, Slogan, Metode menunjukkan adanya
dan Brand penelitian: pengaruh positif dan
Ambassador Diah Brand convinience signifikan antara
Terhadap Brand Ambassador sampling, variabel Slogan dan
Awareness Sutopo , Brand Ambassador
Alat analisis: terhadap variabel
(Studi pada Brand analisis Brand Awareness
Konsumen Awareness. regresi baik secara
Antangin JRG di berganda individual
Universitas maupun secara
Diponegoro simultan.
Semarang)

http://eprints.undi
p.ac.id/63676/1/0
3_ARIANI.pdf
2. Analisis Wuland Brand Metode menunjukkan bahwa
Pengaruh Brand ar, Ambassador penelitian: berdasarkan
Ambassador, , Non- pengujian secara
Brand Image dan Ratna Probability parsial variabel
Brand Brand Sampling brand image dan
Association Image, dengan brand association
Terhadap menggunaka berpengaruh
Keputusan Brand n teknik terhadap keputusan
Pembelian Association accidental pembelian sedangkan
Produk Rabbani sampling. variabel brand
ambassador tidak
Di Kabupaten Keputusan Alat analisis: berpengaruh
Jepara Pembelian analisis terhadap keputusan
regresi pembelian produk
(Studi pada berganda
produk Rabbani
di Kabupaten
Jepara)

http://eprints.umk
.ac.id/10537/
3 Analisis Sahjati, Sales, Metode menunjukan bahwa
Pengaruh Iklan, Alif penelitian: Iklan dan brand
Brand Purchasing membagikan ambassador,
Ambassador dan Ferdina Decision, kuesioner berpengaruh positif
Word Of Mouth nd, Advertising, kepada 100 dan signifikan
Terhadap orang terhadap brand
Keputusan August Brand responden awareness, kemudian
Pembelian y Tae Ambassador word of
Dengan Brand Alat analisis: mouth dan brand
Awareness Word of regresi linear awareness memiliki
Sebagai Variabel Mouth, berganda pengaruh yang
Intervening positif signifikan
Produk XL Di Brand terhadap
Kota Semarang Awareness keputusan
pembelian, dan hasil
(Studi pada dari uji sobel
Produk Xl Di menunjukan jika
Kota Semarang) brand awareness
sebagai variabel
http://eprints.undi intervening layak
p.ac.id/68407/1/0 untuk digunakan.
9_SAHJATI.pdf
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :

 Adakah pengaruh Iklan Shopee dengan Cristiano Ronaldo sebagai Brand


Ambassador terhadap Keputusan Pembelian?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Iklan Shopee
dengan Cristiano Ronaldo sebagai Brand Ambassador terhadap Keputusan Pembelian.

1.4 Signifikansi Penelitian

 Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka pengembangan


Ilmu Komunikasi khususnya pada bidang periklanan. Selain itu, penelitian ini juga
diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi mahasiswa yang ingin meneliti lebih
lanjut mengenai studi bidang periklanan.

 Praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan yang juga dapat digunakan sebagai
informasi tambahan untuk perusahaan-perusahaan e-commerce lain di Indonesia
terhadap keputusan konsumen untuk mengakses aplikasi e-commerce melalui Brand
Ambassador.

1.5 Sistematika Penulisan

Agar penelitian ini lebih sistematis sehingga tampak adanya gambaran yang terarah,
logis dan saling berhubungan antara sub bab dengan bab berikutnya. Pembahasan
dalam penelitian ini akan dibagi menjadi enam bab, keenam bab tersebut merupakan
satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat terpisahkan untuk mencapai tujuan
pembahasan agar dapat tergambarkan dengan baik, berikut sistematika penelitian :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan pendahuluan yang akan menjelaskan gambaran


umum arah penelitian yang dilakukan, dengan menjabarkan tentang
latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikansi
penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KERANGKA KONSEP

Pada bab ini berisikan mengenai konsep dan landasan teori yang
diangkat dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian
pendekatan penelitian, sifat penelitian, metode penelitian, desain
penelitian, populasi dan sampel, konseptualisasi dan operasionalisasi,
validitas dan reliabilitas, Teknik analisis data, dan keterbatasan
penelitian.

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini berisikan gambaran dari objek yang diteliti.

BAB V ANALISIS DATA

Pada bab ini berisikan tentang analisis data tang telah dilakukan peneliti
terhadap objek yang diteliti.

BAB VI PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan penelitian disertai saran, juga daftar
pustaka, serta lampiran-lampiran dari hasil penelitian.
BAB II

KERANGKA KONSEP

II.1 Iklan

Iklan adalah salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak
dibahas orang, hal ini dikarenakan daya jangkauannya luas. Periklanan merupakan
komunikasi komersil dan non-personal tentang sebuah organisasi dan produk-
produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal
seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar
ruang, atau kendaraan umum.23 Iklan merupakan cara untuk memperkenalkan suatu
organisasi atau produk-produk dengan memberikan informasi mengenai organisasi
atau produk tersebut, agar masyarakat luas mengetahui mengenai hal tersebut dan dapat
membuat seseorang mengambil tindakan pembelian, dengan beriklan dapat membantu
pemasar berkomunikasi kepada konsumen mengenai produknya. Iklan juga menjadi
instrumen promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang
memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas.24

Iklan juga merupakan bentuk komunikasi yang digunakan untuk mengejar


tujuan dan menggunakan strategi mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan
konsumen.25 Iklan dibuat untuk mempengaruhi pikiran audiens, misal supaya audiens
menginginkan produk yang diiklankan ataupun ingin memiliki produk tersebut, dengan
begitu, audiens akan melakukan tindakan yang sebenarnya diinginkan oleh pengiklan.
Selain itu keuntungan lain dari iklan melalui media massa adalah kemampuannya
menarik perhatian konsumen terutama yang iklannya popular atau sangat dikenal
masyarakat.26

23
Monle Lee dan Carla Johnson. 2011. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global.
Jakarta: Prenada Media Group. Hal 3.
24
Morissan. Opcit. Hal 18.
25
Sandra, Moriarty, dkk,. 2011. Advertising edisi kedelapan. Jakarta: Kencana. Hal 6.
26
Morissan. Opcit. Hal 19.
Selain itu, iklan diartikan juga sebagai pesan persuasif dengan menggunakan
media massa oleh institusi bisnis, organisasi non-profit, pemerintah maupun individu
dengan maksud menginformasikan dan membujuk khalayak sebagai sasaran target
pemasaran atau audiens.27 Bisa dikatakan pesan persuasif menggunakan bahasa yang
menarik perhatian audiens dan bisa disertai dengan memilih model selebritis sebagai
bintang iklan atau brand ambassadornya, maka dari itu, adanya iklan diharapkan bisa
memunculkan reaksi dari calon konsumen sesuai dengan kehendak pengiklan, seperti
tindakan berupa membeli produk yang sudah diiklankan serta memakai produk
tersebut, oleh karena itu iklan bukan suatu strategi yang dapat diremehkan oleh
perusahaan, iklan sebagai cara efektif untuk menyampaikan informasi suatu merek
kepada konsumen.

Dengan demikian, iklan dikirimkan kepada masyarakat luas dengan


menggunakan berbagai macam media. Munculnya iklan diharapkan membuat calon
konsumen mengambil tindakan untuk membeli dan memakai produk tersebut. Iklan
disajikan untuk memberitahukan informasi mengenai organisasi, produk, barang atau
jasa, dan lain-lain.

II.2 Iklan Televisi (TVC)

Televisi memiliki posisi penting bagi pemasar karena media ini menyajikan
banyak program popular yang disukai banyak orang. Audiens dapat menghabiskan
waktu beberapa jam dalam sehari untuk menonton televisi. Media ini juga menjadi
sumber informasi dan hiburan utama masyarakat. Pada jam tayang utama (prime time)
antara 19-22 malam, televisi mampu menarik puluhan juta penonton, jumlah yang tidak
dapat ditandingi oleh media mana pun. Jumlah audiens menjadi faktor sangat penting

27
Rulli Nasrullah. 2015. Media Sosial Prespektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media. Hal 160.
bagi pengelola stasiun penyiaran karena jumlah audiens itulah yang dijual kepada
pemasang iklan yang ingin menjangkau mereka melalui pesan iklan yang disiarkan.28

Menurut Morissan,29 televisi memiliki berbagai kelebihan dibandingkan


dengan jenis media lainnya yang mencakup daya jangkau luas, selektivitas dan
fleksibilitas, fokus perhatian, kreativitas dan efek, prestise, serta waktu tertentu:

- Daya Jangkau Luas. Penetrasi televisi dewasa ini sudah sangat luas,
khususnya televisi yang bersiaran secara nasional. Daya jangkau siaran yang
luas ini memungkinkan pemasar memperkenalkan dan mempromosikan produk
barunya secara serentak dalam wilayah yang luas bahkan keseluruh wilayah
suatu negara. Karena kemampuannya menjangkau audiens dalam jumlah besar,
maka televisi menajdi media ideal untuk mengiklankan produk konsumsi
massal (mass-connsumption products).
- Selektivitas dan Fleksibilitas. Televisi sering dikritik sebagai media yang
tidak selektif (nonselective medium) dalam menjangkau audiensnya sehingga
sering dianggap sebagai media lebih cocok untuk produk konsumsi massal.
Televisi dainggap sebagai media yang sulit untuk menjangkau segmen audiens
yang khusus atau teretentu. Namun sebenarnya televisi dapapt menjangkau
audiens tertentu tersebut karena adanya variasi komposisi audiens sebagai hasil
dari isi program, waktu siaran, dan cakupan geografis siaran televisi. Stasiun
televisi juga dapat menayangkan program siaran yang mampu menarik
perhatian kelompok audiens tertentu yang menjadi target promosi suatu produk
tertentu.
- Fokus Perhatian. Siaran iklan telvisi akan selalu menajdi pusat perhatian
audiens pada saat iklan itu ditayangkan. Jika audiens tidak menekan remote
control-nya untuk melihat program televisi lain, maka ia harus menyaksikan

28
Morissan. Opcit. Hal 235.
29
Morissan. Opcit. Hal 240-243.
tayangan iklan televisi itu satu per satu. Perhatian audiens akan tertuju hanya
kepada sairan iklan yang dimaksudketika iklan itu muncul di layar televisi.
- Kreativitas dan Efek. Televisi merupakan media iklan yang paling efektif
karena dapat menunjukkan cara bekerja suatu produk pada saat digunakan.
Iklan yang disiarkan televisi dapat menggunakan kekuatan personalitas
manusia untuk mempromosikan produknya. Cara seseorang berbicara dan
bahasa tubuh (body language) yang ditunjukkannya dapat membujuk audiens
untuk membeli produk yang diiklankan itu. Terlebih, orang yang berbicara dan
berkomentar tentang produk tersebut adalah para selebriti atau orang terkenal
yang sudah mendapat kepercayaan masyarakat secara luas. Pemasangan iklan
terkadang ingin menekankan pada aspek hiburan dalam iklan yang ditayangkan
dan tidak ingin menunjukkan aspek komersial secara mencolok. Dengan
demikian, pesan iklan yang ditampilkan tidak terlalu menonjol tetapi tersamar
oleh program yang tengah ditayangkan.
- Prestise. Perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi biasanya akan
menjadi sangat dikenal orang, baik perusahaan yang memproduksi barang
tersebut maupun barangnya itu sendiri akan menerima status khusus dari
masyarakat. Dengan kata lain, produk tersebut mendapatkan prestise tersendiri.
- Waktu Tertentu. Suatu produk dapat diiklankan di televisi pada waktu-waktu
tertentu ketika pembeli potensialnya berada di depan televisi. Dengan
demikian, pemasangan iklan akan menghindari waktu-waktu tertentu pada saat
target konsumen mereka tidak menonton televisi.

Menerjemahkan narasi naskah tertulis menjadi sebuah media audiovisual


merupakan tujuan produksi televisi. Untuk berkisah atau menciptakan perasaan dan
suasana hati agar para penonton pada akhirnya berasosiasi dengan suatu merek atau
produk tertentu, maka citra visual dan suara serta kata-kata dalam musik saling bekerja
sama.30

Selain memiliki berbagai kelebihan, menurut Morissan,31 iklan televisi juga


memiliki beberapa kelemahan seperti biaya yang mahal, informasi yang terbatas,
selektivitas terbatas, penghindaran (kecenderungan audiensi untuk menghindari pada
saat iklan ditayangkan) serta tempat yang terbatas.

II.3 Brand Ambassador

Penggunaaan brand ambassador dilakukan oleh perusahaan untuk


memengaruhi atau mengajak konsumen. Hal ini bertujuan agar konsumen tertarik
menggunakan produk, terlebih karena pemilihan brand ambassador biasanya
didasarkan pada pencitraan melalui seorang selebritas yang terkenal.32 Brand
ambassador adalah identitas, dimana mereka bertindak sebagai alat pemasaran yang
mewakili pencapaian individualisme kejayaan manusia serta komodifikasi dan
komersialisasi suatu produk.

Kelompok selebriti yang digunakan sebagai bintang iklan adalah para artis film,
sinetron, penyanyi, musisi, pelawak dan semua orang-orang terkenal yang bergerak
dan memiliki keahlian khusus di bidangnya masing-masing.33

Brand ambassador disini yang merupakan orang-orang terkenal yang


digunakan untuk mempromosikan produk mereka dapat berfungsi untuk34 :

1. Memberrikan kesaksian (testimonial)


2. Memberikan dorongan dan penguatan (endorsement)

30
Lee, M dan Johnson, C. 2007. Prinsip-prinsip Periklanan dalam Perspektif Globlal. Cet. ke-2. (Haris
Munandar dan Dudi Priatna, Penerjemah). Jakarta: Kencana. Hal 202.
31
Morissan. Opcit. Hal 244-246.
32
Royan, Frans. 2004. Marketing Selebrities: Selebritis dalam Iklan dan Strategi Selebritis Memasarkan
Diri Sendiri. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Hal 7.
33
Ibid. Hal 156.
34
Ibid. Hal 168.
3. Bertindak sebagai aktor dalam topik (iklan) yang diwakilinya
4. Bertindak sebagai juru bicara perusahaan

Kredibilitas selebriti itulah yang akan menggambarkan persepsi konsumen


(pembaca) terhadap keahlian dan pengetahuan selebriti mengenai produk yang akan
diiklankan dan juga kepercayaan selebriti (kejujuran mengenai produk yang
diiklankan).35 Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan diyakini memiliki daya tarik
tersendiri. Selain memiliki keuntungan publisitas dan kekuatan memperoleh perhatian
dari konsumen, selebriti juga mempunyai kekuatan untuk dijadikan sebagai alat untuk
membujuk, merayu, serta mempengaruhi konsumen sasaran, yaitu dengan ketenaran
yang dimilikinya. Dengan memanfaatkan ketenaran tersebut diharapkan dapat menarik
minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk yang diiklankannya.

Alasan yang menyebabkan selebriti sangat diminati oleh produsen untuk


mengiklankan produknya adalah karena pesan yang disampaikan oleh sumber yang
menarik (kaum selebriti yang sedang populer) akan mendapat perhatian yang lebih
besar disamping akan sangat mudah diingat.36 Menurut Sumarwan37 pembelian produk
dan jasa serta pemilihan merek, para selebriti bisa memiliki pengaruh kuat kepada
konsumen. Selebriti bisa menjadi alat pemasaran suatu produk yang sangat penting,
daya tariknya yang luar biasa dan memiliki penggemar yang banyak bisa menjadi hal
yang tidak dimiliki orang lain. Selebriti memiliki inner beauty, kharisma dan
kredibilitas.

II.4 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan
keputusan pembelian yang artinya bahwa seseorang dapat memutuskan, harus tersedia
beberapa alternatif pilihan.38 Menurut Kotler & Keller keputusan pembelian

35
Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal 258.
36
Royan, Frans. Opcit. Hal 2.
37
Sumarwan, Ujang. Opcit. Hal 258.
38
Schiffman, G. Leon & Laslie Lazar Kanuk. 2012. Consumer Behavior. Prentice Hall Inc: New Jersey.
merupakan sikap seseorang untuk membeli atau menggunakan produk baik berupa
barang atau jasa yang telah diyakini akan memuaskan dirinya dan kesediaan
menanggung resiko yang mungkin ditimbulkannya.39

Keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller, terdiri atas 6 keputusan yang
dilakukan oleh pembeli40:

1. Pilihan produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau
menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalamhal ini perusahaan harus
memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli sebuah
produk sert alternatif yang mereka pertimbangkan.
2. Pilihan Merek
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli.
Setiap merek memiliki perbedaan tersenidiri.
3. Pilihan Penjual
Konsumen harus mengambil keputusan tentang penjual mana yang akan
dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dalam memilih penjual mana yang
akan dipilihnya, hal tersebut bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga
yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja,
keluasan tempat dan lain sebagainya.
4. Waktu Pembelian
Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-beda,
ada konsumen yang membeli tiap hari, tiap pekan sekali, atau tiap bulan sekali.
5. Jumlah Pembelian
Konsumen dapat mengambil keutusan tentang seberapa banyak produk yang
akan dibelinya. Pembelian tersebut mungkin bisa lebih dari satu produk. Dalam

39
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. 2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
40
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. 14th edition. New Jersey USA:
Prentice Hall.
hal ini perusahaan harus menyiapkan banyak produk sesuai dengan keinginan
masing-masing konsumen.
6. Metode Pembayaran
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode pembayaran yang akan
dilakukan dalam pengambilan keputusan konsumen menggunakan produk
barang atau jasa. Dalam pengambilan keputusan pembelian dapat dipengaruhi
oleh aspek budaya, lingkungan, keluarga, teknologi yang digunakan dalam
transaksi pembelian agarmemudahkan konsumen dalam melakukan transaksi
baik didalam maupun diluar rumah.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Paradigma Penelitian

Paradigma mengarahkan peneliti menggunakan teori dan konsepnya. Teori


disini merupakan proposisi yang sistematis dan saling berkaitan, dan dikembangkan
oleh peneliti untuk menjelaskan gejala tertentu. Pada penelitian ini digunakan
paradigma untuk menuntun peneliti dalam menemukan masalah penelitian,
menemukan hipotesis, menemukan konsep dan cara pandang seorang ilmuawan
tentang sisi strategis yang paling menentukan nilai sebuah disiplin ilmu pengetahuan.41

Penelitian ini menggunakan paradigma positivisme. Pandangan aliran


positivisme ini memiliki pengaruh yang amat kuat terhadap berbagai disiplin ilmu
bahkan sampai dewasa ini. Pengaruh tersebut dikarenakan klaim-klaim yang dikenakan
oleh positivisme terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri. Sesuai dengan penelitian ini
ingin melihat seberapa besar dampak Cristiano Ronaldo sebagai Brand Ambassador
terhadap minat akses aplikasi e-commerce Shopee.

III.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,


dimana penelitian kuantitatif merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
pendekatan-pendekatan yang dikembangkan dalam ilmu pengetahuan alam, dan kini
digunakan secara luas dalam penelitian ilmu sosial. Metode-metode kuantitatif
merupakan metode-metode yang didasarkan pada informasi numeric atau kuantitas-
kuantitas, dan biasanya diasosiasikan dengan analisis-analisis statistic. Metode
kuantitatif adalah analisis ini, penelitian survey, dan beberapa jenis penentangnya

41
Burhan Bungin. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Cetakan ke 7. Jakarta: Kencana. Hal 25.
sebagai jenis penelitian yang terlalu menaruh perhatian pada angka-angka, tidak
teoritis, serta tidak kritis.42

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang mementingkan hasilnya dari


proses pengukuran sehingga dapat dibuat laporan dengan menggunakan lambang dan
bilangan. Analisa dalam penelitian kuantitatif menggunakan ukuran frekuensi simbol
atau bilangan, penelitian ini menggunakan konsep-konsep yang timbul dari data.
Konsep dalam dunia ilmiah disebut konstruk, yaitu konsep yang dapat diamati dan
diukur misalnya kesejahteraan, opini, tingkat kecerdasan, dan sebagainya.43 Disini
peneliti berusaha melihat dampak Cristiano Ronaldo sebagai Brand Ambassador
terhdap minat akses aplikasi e-commerce Shopee.

Dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif berupaya mengukur


pengaruh Iklan Shopee dengan Cristiano Ronaldo sebagai Brand Ambassador (X)
terhadap Keputusan Pembelian (Y).

III.3 Sifat Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan bersifat eksplanatif.


Eksplanatif mampu menjelaskan hubungan antar peristiwa yang satu dengan peristiwa
lain yang terdapat dalam pengalaman empiris. Kemampuan eksplanatif suatu teori
ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain44 :

1. Kesederhanaan strukturnya
2. Kecermatan penjelasannya
3. Relevansinya terhadap fenomena sosial yang berbeda-beda

42
Jone Stoke. 2007. How To Do Media and Cultural Studies. (Terjemahan). Yogyakarta: PT Bentang
Pustaka. Hal 11
43
Siti Waridah Q, Sukardi, Suanarto. 2001. Sosiologi Penyusunan Rancangan Penelitian Sosial. Jakarta:
Bumi Aksara. Hal: 44
44
W. Gulo. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Hal 6
Penelitian eksplanatif adalah penelitian yang mempelajari hubungan atau
korelasi antara variabel yang diteliti. Dua atau lebih variabel yang diteliti untuk melihat
hubungan yang terjadi diantara variabel tanpa merubah variabel-variabel yang ada.45
Jenis penelitian ini merupakan hubungan sebab akibat dimana ini pun dapat disebut
juga sebagai hubungan kausal. Jenis survey ini digunakan bila peneliti ingin
mengetahui mengapa situasi atau kondisi tententu terjadi atau apa yang mempengaruhi
terjadinya sesuatu.

Peneliti pun tidak sekedar menggambarkan terjadinya fenomena tetapi telah


mencoba menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi dan apa pengaruhnya. Dalam
penelitian ini, peneliti juga berusaha melihat pengaruh Iklan Shopee dengan
menggunakan Cristiano Ronaldo sebagai Brand Ambassador terhadap Keputusan
Pembelian.

III.4 Metode Penelitian

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun
kecil, data yang dipelajari diambil dari populasi tersebut sehingga dapat ditemukan
kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antarvariabel, sosiologis maupun
psikologis.46 Survey adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai
instrument pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang
sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu.

Penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan


kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.47 Pada umumnya, sampel yang
digunakan sebagai unit analisis adalah individu. Namun demikian, unit lain seperti
rumah tangga, kelompok, perusahaan, sampai negara juga dapat digunakan sebagai unit
analisis dan juga dalam penelitian survey menggunakan sampel sebagai sumber data

45
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Hal 13.
46
Wirartha, I. M. 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: ANDI.
47
Singarimbun & Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.
primer dan informasi utamanya diperoleh dari responden sebagai sampel penelitian
dengan menggunakan kuesioner atau angket sebagai instrumen pengumpulan data.

III.5 Desain Cross-Sectional Survey

Desain penelitian ini menggunakan desain Cross-Sectional Survey, dimana


Penelitian cross-sectional seringkali disebut sebagai penelitian sekali bidik (one
snapshot), dan cross-sectional merupakan penelitian yang pengumpulan datanya
dilakukan pada suatu titik waktu tertentu.48

Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan pada satu waktu


dan satu kali, tidak ada follow up, untuk mencari hubungan antara variabel independen
(faktor resiko) dengan variabel dependen (efek). Rancangan cross-sectional
merupakan rancangan penelitian yang pengukuran dan pengamatannya dilakukan
secara simultan pada satu saat (sekali waktu). Rancangan penelitian ini juga biasa
disebut rancangan potong silang atau lintas bagian.

III.7 Populasi dan Sampel

III.7.1 Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau dapat disebut juga
universe. Menurut Nawawi populasi adalah keseluruhan subjek yang terdiri dari
manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, atau peritiwa-peristiwa subjek
penelitian.49

Dalam metode penelitian kata populasi amat popular, digunakan untuk


menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh

48
Asep Hermawan. 2006. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana
Indonesia. Hal: 45.
49
Tukiran Taniredja, Hidayati Mustafidah. 2011. Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung:
Alfabeta. Hal 33.
karena itu, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek
penelitian.50

Populasi memudahkan peneliti dalam memberikan ciri-ciri pembeda antara


anggota populasi, sehingga memudahkan pula dalam proses penarikan sampel.
Pemilihan populasi penelitian berdasarkan target market Shopee, dimana target market
Shopee adalah kaum wanita dan juga pria, dengan usia remaja hingga dewasa.

Adapun populasi pada penelitian ini merupakan :

1. Pengguna aplikasi Shopee


2. Jenis kelamin : pria dan wanita
3. Usia : 17th – 28th
4. Pekerjaan : pelajar, mahasiswa, karyawan

Dilihat dari kriteria diatas, maka jumlah populasi yang dapat diambil yaitu
182.000 berdasarkan hasil jumlah unduh aplikasi Shopee.

III.7.2 Sampel
Sampel dapat diartikan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel
penelitian merupakan sebagian yang diambil dari seluruh atau keseluruhan objek yang
diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan
menggunakan teknik tertentu.51 Adapun pada penelitian ini, peneliti menggunakan
rumus Slovin sebagai berikut52 :

50
Opcit. 2011. Hal 109.
51
Ibid. Hal 34.
52
Burhan Bungin. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Edisi: kedua. Jakarta: Kencana. Hal 115.
n=N
N (d) 2 +1

Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = Nilai presisi (0,1)

n = N
N (d) 2 +1
= 182. 000
182. 000 (0,1)2 +1
= 182. 000
1. 821
= 99,9
Yang dibulatkan menjadi 100.

Adapun dalam penelitian ini metode pengambilan sampel menggunakan cara


non-probability sampling, yaitu pemilihan elemen populasi tidak menggunakan proses
random, sehingga anggota populasi dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu atau
berdasarkan kemudahan saja.53

Dalam teknik penarikan sampel peneliti melakukan metode Purposive


Sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil orang-orang
terpilih oleh peneliti sesuai dengan ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel tersebut
agar relevan dengan tujuan penelitian.54

III.8 Konseptualisasi dan Operasionalisasi

53
Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis, Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal 120.
54
Sugiyono. 2011. Opcit. Hal 68.
Konseptualisasi pada penelitian ini adalah mendefinisikan variabel-variabel
dari konsep masalah penelitian yang diteliti. Dalam penelitian ini variabel dibedakan
menjadi Varibel X (Iklan Shopee dengan Cristiano Ronaldo sebagai Brand
Ambassador) dan Variabel Y (Keputusan Pembelian) :

Tabel 3.1

Variabel Dimensi Indikator Skala


Iklan TV Cristiano Gambar - Apakah responden Likert
Ronaldo dengan mengetahui iklan
“goyang Shopee”- “goyang Shopee”
nya Cristiano
Ronaldo?
Tulisan - Apakah responden Likert
mengetahui pesan
yang disampaikan
pada iklan?
- Apakah responden
mengerti maksud
dari isi pesan pada
iklan?
Musik - Apakah responden Likert
mengetahui jingle
pada iklan?
Aplikasi e-
commerce Shopee
III.10 Validitas dan Reliabilitas

III.10.1 Validitas Penelitian

Validitas adalah derajat yang menyatakan suatu tes mengukur apa yang
seharusnya diukur. Validitas adalah sejauh mana perbedaan dalam skor pada suatu
instrumen (item-item dan kategori respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)
mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-individu, kelompok-kelompok,
atau situasi-situasi dalam karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran.55

III.10.2 Reliabilitas Penelitian

Reliabilitas adalah suatu tes yang mengukur secara keseluruhan dengan


konsisten. Reliabilitas atau keandalan adalah keterpercayaan, stabilitas, atau
konsistensi dalam sebuah penelitian.56 Dengan kata lain uji reliabilitas menunjukkan
pada suatu pengertian bahwa semua alat ukur cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.57

III.11 Teknik Analisis Data

Dalam menentukan analisis data, diperlukan data yang akurat dan dapat
dipercaya yang nantinya dapat dipergunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang
lebih mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasikan. Analisis data yang dilakukan
dengan bantuan dari program SPSS (Statistical Package for Social) sebagai alat untuk
meregresikan model yang telah dirumuskan.

Analisa data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah pengumpulan data


empiris secara garis besar, salah satu proses penelitian yang dilakukan setelah semua

55
Ulber Silalahi. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Rafika Aditama. Hal 244.
56
Ibid. Hal 236.
57
Freddy Rangkuti. 2002. The Power of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi
Pengembangan Merek + Analisis Kasus dengan SPSS. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal : 76.
data yang diperlukan guna memecahkan permasalahan yang diteliti sudah diperoleh
secara lengkap.

Secara umum ada dua macam hubungan antara dua variabel atau lebih, yaitu
bentuk hubungan dan keeratan hubungan. Analisis regresi digunakan untuk
mengetahui bentuk hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri
pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna, atau untuk
mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi
variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks.58

III.11.1 Analisis Univariat

Dalam penelitian ini digunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah


statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud untuk di generalisasikan.
Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan untuk mencari kuatnya hubungan antara
variabel. Analisis ini dapat disajikan berupa table, grafik, diagram lingkaran,
perhitungan desil, perhitungan modus, media, mean (pengukuran data melalui tendensi
sentral).59

III.11.2 Analisis Bivariat

Analisis ini dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan di antara dua
variabel. Kedua variabel tersebut merupakan variabel pokok, yaitu variabel pengaruh
(bebas) dan variabel terpengaruh (takbebas).60 Dalam uji bivariat dapat digunakan uji
regresi linear sederhana yang dapat dirumuskan sebagai berikut61 :

58
Abdurahman, Muhidin, Somantri. 2011. Dasar-Dasar Metode Statistika untuk Penelitian. Bandung:
Pustaka Setia.
59
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal 147-148.
60
Rachmat Kriyantono. 2006. Teknik Praktik Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Hal 168.
61
Sugiyono. 2010. Opcit. Hal 188.
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Niai yang diprediksikan
a = Konstanta atau bila harga X= 0
B = Koefisien regresi
X = Nilai variabel independent.
Adapun analisis ini dilakukan untuk melihat apakah adanya hubungan diantar
dua variabel penelitian yaitu pengaruh iklan Shopee dengan Cristiano Ronaldo sebagai
brand ambassador (X) terhadap keputusan pembelian (Y). Analisis ini juga dilakukan
untuk melihat seberapa kuat hubungan dari kedua variabel tersebut.
Interpretasi kekuatan hubungan dapat dilihat dari tabel berikut62 :
Tabel 3.2

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval koefesien (r) Kekuatan hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

III.11.2.1 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap pernyataan penelitian yang telah


dikemukakan dalam perumusan masalah. Dalam hipotesis, terdapat hipotesis

62
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Hal 231
alternative (Ha) dan hipotesis nihil (Ho). Ha adalah hipotesis yang menyatakan adanya
pengaruh atau hubungan antarvariable. Sedangkan Ho adalah hipotesis yang
menyatakan tidak adanya pengaruh atau hubungan antarvariable.63 Adapun hipotesis
penelitian ini :
H a : Terdapat pengaruh antara iklan Shopee dengan Cristiano Ronaldo sebagai
brand ambassador terhadap keputusan pembelian.
H o : Tidak terdapat pengaruh antara iklan Shopee dengan Cristiano Ronaldo
sebagai brand ambassador terhadap keputusan pembelian.

III.12 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini, yaitu :

1. Dalam pengambilan informasi, penelitian ini hanya dilakukan satu kali karena
penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Survey. Hal ini membuat
peneliti tidak dapat mengukur kembali ketika ada perubahan
2. Waktu pengumpulan data cenderung lebih lama, karena kuesioner disebarkan
secara manual, dengan memberikan kuesioner kepada audiens yang sesuai
dengan kriteria yang dipilih oleh peneliti sesuai dengan ciri-ciri spesifik yang
dimiliki oleh sampel agar relevan dengan tujuan penelitian.

63
Dwi Priyatno. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom.

Anda mungkin juga menyukai