Anda di halaman 1dari 8

PENGUKURAN PENGGUNAAN ALAT UKUR HARMONISA PT.

KOPESERA
LISTRIK ENGINEERING
PT.PLN-APJ
MALANG

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM ( TPU )


Memahami tentang penggunaan alat ukur harmonisa di sistem
ketenagalistrikan

B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS ( TPK )


Setelah selesai melaksanakan praktek penggunaan alat ukur harmonisa,
siswa diharapkan dapat :
• Mengoperasikan alat ukur harmonisa di sistem ketenagalistrikan
• Mengukur arus harmonisa pada peralatan listrik dengan benar
• Mengukur tegangan harmonisa pada peralatan listrik dengan benar
• Menjelaskan fungsi dari tombol-tombol yang ada pada alat ukur
harmonisa dengan benar

1. DASAR TEORI

Suatu industri penyedia listrik akan memproduksi energi listrik yang


mempunyai kualitas daya listik yang prima, dimana energi listrik yanag ada
dalam sistem ketenagalistrikan akan di kirim ke beban atau pelanggan
melalui saluran udara / saluran kabel dengan frekuensi yang relatif konstan
dan juga pada tegangan tertentu.

Beban yang sering digunakan oleh pelanggan listrik secara umum ada dua
jenis beban yaitu beban linear dan beban non linear. Beban linier adalah
beban yang memberikan bentuk keluaran linier, artinya daya yang mengalir
sebanding dengan impedansi dan perubahan tegangan. Sedangkan beban
non linier adalah keluarannya tidak sebanding dengan tegangan, sehingga
arus balik melalui kawat netral tidak sama dengan nol.

Heri &Iskandar / halaman 1 dari 8


PENGUKURAN PENGGUNAAN ALAT UKUR HARMONISA PT.KOPESERA
LISTRIK ENGINEERING
PT.PLN-APJ
MALANG

Beban non linier yang terhubung sistem ketenagalistrikan, pada umumnya


menarik arus dengan bentuk non-sinusoidal. Hal tersebut merupakan awal
mula penyebab ketidak sesuaian antara sumber dan beban. Dalam banyak
kasus, akibat arus yang ditarik tidak berbentuk sinusoidal, sehingga
menyebabkan bentuk tegangan menjadi terdistorsi. Bentuk gelombang
tegangan dan arus yang cacat adalah salah satu hal terpenting berkaitan
dengan kualitas daya dan ini merupakan munculnya harmonisa, dimana
harmonisa akan menyebabkan gelombang fundamental maupun amplitudo
terdistorsi. Frekuensi harmonik adalah Suatu frekuensi yang menyebabkan
cacatnya gelombang amplitudo dalam suatu sistem ketenagalistrikan.

Gb. 1 Bentuk gelombang tegangan dan arus dengan beban tidak linier ( f sumber = 50 Hz )
Akibat dari ketidaksempurnaan frekuensi maupun amplitudo berpengaruh
pada :

Heri &Iskandar / halaman 2 dari 8


PENGUKURAN PENGGUNAAN ALAT UKUR HARMONISA PT.KOPESERA
LISTRIK ENGINEERING
PT.PLN-APJ
MALANG

• Meningkatnya resonansi sistem penyaluran ketenagalistrikan.


• Mengurangi efisiensi sistem penyaluran ketenagalistrikan.serta
utilitasnya.
• Mengurangi umur isolasi dari perlatan penyaluran ketenagalistrikan.
• Interferensi pada sistem proteksi dan peralatan konsumen

Sumber harmonik peralatan penyaluran ketenagalistrikan antara lain


meliputi : konverter statis, magnetisasi transformator yang tidak linear,
putaran mesin arus bolak-balik, tanur listrik, kapasitor bank , perlatan rumah
tangga dan lampu flouresen dll.

Gb.2 Frekuensi Harmonisa


Power Harmonik Analiser merupakan alat ukur yang digunakan untuk
mengukur beasaran listrik secara umum (tegangan, arus, frekuensi, daya)

Heri &Iskandar / halaman 3 dari 8


PENGUKURAN PENGGUNAAN ALAT UKUR HARMONISA PT.KOPESERA
LISTRIK ENGINEERING
PT.PLN-APJ
MALANG

serta bentuk gelombang atau grafik yang dihasilkan oleh sistem


ketenagalistrikan dan secara khusus akan mengukur kandungan harmonisa
tegangan, harmonisa arus, harmonisa frekuensi serta total harmonic
distorsion (THD). THD diukur dari jumlah distorsi harmonisa yang
disebabkan sistem tegangan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap
fundamentalnya. Adapun data pengukuran ditampilkan dalam bentuk
gambar spektrum amplitudo dan dihitung THD nya.

Masalah teknis yang disebabkan oleh harmonisa ialah


Bila arus dan tegangan dapat dinyatakan secara umum sebagaimana
persamaan (2) dan (3) sebagai :

…………………….(2)

……………….(3)
maka daya aktif dapat dinyatakan sebagai :

…………………….(10)
dan daya nyata dinyatakan sebagai :

……………………(11)
Bila daya reaktif diturunkan dengan cara yang sama sebagaimana
mendapatkan daya aktif P, maka didapat :

…………………….(12)
Definisi daya reaktif seperti ini adalah yang disarankan oleh CIGRE. Walau
demikian, definisi daya reaktif pada persamaan (12) di atas belum

Heri &Iskandar / halaman 4 dari 8


PENGUKURAN PENGGUNAAN ALAT UKUR HARMONISA PT.KOPESERA
LISTRIK ENGINEERING
PT.PLN-APJ
MALANG

disepakati secara bulat oleh para insinyur listrik. Salah satunya dikarenakan
apabila kita terapkan persamaan “standar” untuk daya tampak (apparent
power) ;

……………………….(13)
ternyata P dan Q tidak memenuhi persamaan di atas. Untuk itu, diintrodusir
satu besaran lain, yaitu daya distorsi D, yang dinyatakan sebagai :
…………………………14)
Dari ulasan singkat di atas, tampak bahwa definisi daya, khususnya
daya reaktif yang “normal” harus ditinjau ulang akibat kehadiran harmonisa.

Konsep Faktor Daya


Bila arus dan tegangan berbentuk sinusoidal, maka faktor daya (power
factor-pf) didefinisikan sebagai cosinus sudut yang dibentuk antara
simpangan nol (zero-crossing) tegangan dan simpangan nol arus, dengan
nol tegangan sebagai acuan. Ilustrasinya diperlihatkan pada gambar 6.

Gb 6. Kurva arus dan tegangan pada beban linier

Permasalahan muncul apabila salah satu atau kedua besaran tidak


sinusoidal sebagaimana pada contoh-contoh di atas, terlebih apabila
besaran-besaran memiliki beberapa simpangan nol.
Heri &Iskandar / halaman 5 dari 8
PENGUKURAN PENGGUNAAN ALAT UKUR HARMONISA PT.KOPESERA
LISTRIK ENGINEERING
PT.PLN-APJ
MALANG

Bila arus dan atau tegangan tidak sinusoidal, seperti pada contoh-contoh di
atas, definisi tersebut tidak lagi dapat diterapkan. Untuk menyelesaikan
permasalahan mengenai faktor daya, ada dua definisi yang umum
digunakan berkaitan dengan bentuk arus dan atau tegangan yang tidak
sinusoidal, yaitu :

true power factor (tpf atau pf saja)

(13)
dan displacement power factor (dpf)

(14)
tpf merupakan ukuran dari kemampuan daya rangkaian, dengan mencakup
seluruh komponen harmonisa. Nilai tpf adalah selalu lebih kecil atau sama
dengan dpf (yaitu dalam kasus arus dan tegangan sinusoidal).

2. ALAT DAN BAHAN

• Power Harmonik Analyser 1 unit


• Tang Meter 1 unit
• Kabel secukupnya
• Beban (motor induksi, komputer, lampu Flourecen)

3. LANGKAH KERJA
• Gambarlah tampilan alat ukur harmonisa sesuai dengan buku manual
yang ada.
• Tulislah fungsi-fungsi tombol alat ukur tersebut sesuai dengan buku

Heri &Iskandar / halaman 6 dari 8


PENGUKURAN PENGGUNAAN ALAT UKUR HARMONISA PT.KOPESERA
LISTRIK ENGINEERING
PT.PLN-APJ
MALANG

manual yang ada.


• Gambarlah rangkaian pengukuran harmonisa dengan beban motor
induksi
• Lakukan pengkuran harmonisa tegangan
• Lakukan pengukuran harmonisa arus
• Lakukan pengukuran harmonisa frekuensi
• Selesai praktek kembalikan alat-alat tersebut seperti semula dan
yakinkan bahwa alat dan bahan yang digunakan dalam kondisi baik.

4. PERTANYAAN
• Sebutkan (minimal 3) yang merupakan sumber harmonisa?
• Mengapa harmonisa itu muncul dalam sistem ketenagalistrikan?
• Apa yang dimaksud dengan harmonisa?
• Jelaskan fungsi tombol –tombol yang ada di alat ukur harmonisa?
• Apakah fungsi alat ukur harmonisa menurut saudara,setelah
melakukan praktek

DAFTAR PUSTAKA

• Arrillaga.J. (1985) Power System Hrmonik. Jhon Wiley & Sons.New


York
• Lister. EC. (1988). Analisis Jaringan Listrik Erlangga,Jakarta
• William, HJ (1982). Rangkaian Listrik. Erlangga,Jakarta
• .........., manual book Power Hrmonik Analyser

Heri &Iskandar / halaman 7 dari 8


PENGUKURAN PENGGUNAAN ALAT UKUR HARMONISA PT.KOPESERA
LISTRIK ENGINEERING
PT.PLN-APJ
MALANG

Heri &Iskandar / halaman 8 dari 8

Anda mungkin juga menyukai