Anda di halaman 1dari 5

2.6.

Fisiologi Sistem Respirasi

Sistem respirasi mencakup saluran napas yang menuju paru-paru itu sendiri
dan struktur-struktur thoraks (dada) yang berperan menyebabkan aliran udara
masuk dan keluar paru melalui saluran napas. Saluran napas adalah tabung atau
pipa yang mengangkut udara antara atmosfer dan kantung udara (alveolus),
alveolus merupakan satu-sarunya tempat pertukaran gas anrara udara dan darah.
Saluran napas berawal dari saluran nasal (hidung). Saluran hidung membuka ke
dalam faring (tenggorokan), yang berfungsi sebagai saluran bersama untuk sistem
pernapasan dan pencernaan. Terdapat dua saluran yang berasal dari faring-trakea
yang dilalui oleh udara untuk menuju paru dan esofagus, yang dilalui oleh
makanan untuk menuju lambung. Udara dalam keadaan normal masuk ke faring
melalui hidung, tetapi udara juga dapat masuk melalui mulut ketika saluran
hidung tersumbat yaitu dapat bernapas melalui mulut ketika anda pilek karena
faring berfungsi sebagai saluran bersama untuk udara dan makanan maka sewaktu
menelan terjadi mekanisme refleks yang menutup trakea agar makanan masuk ke
esofagus dan bukan ke saluran napas. Esofagus selalu tertutup kecuali ketika
menelan untuk mencegah udara masuk ke lambung sewaktu bernapas.

Laring atau voice box terlerak di pintu masuk trakea. Tonjolan anterior laring
membentuk jakun (Adam’s apple). Sewaktu udara dilewatkan melalui pita suara
yang kencang, lipatan tersebut bergetar untuk menghasilkan berbagai suara bicara.
Bibir, lidah, dan palatum mole memodifikasi suara menjadi pola suara yang dapat
dikenali. Sewaktu menelan, pita suara melaksanakan fungsi yang tidak berkaitan
dengan bicara yaitu keduanya saling mendekat untuk menutup pintu masuk ke
trakea.

Di belakang laring, trakea terbagi menjadi dua cabang utama, bronkus kanan
dan kiri, yang masing-masing masuk ke paru kanan dan kiri. Di dalam
masing-masing paru, bronkus terus bercabang-cabang menjadi saluran napas yang
semakin sempit, pendek, dan banyak, seperti percabangan sebuah pohon.
Cabang-cabang yang lebih kecil dikenal sebagai bronkiolus. Di ujung bronkiolus
terminal berkelompok alveolus, kantung-kantung udara halus tempat pertukaran
gas antara udara dan darah.

Terdapat dua buah paru, masing-masing dibagi menjadi beberapa lobus dan
masing-masing mendapat satu bronkus. Jaringan paru itu sendiri terdiri dari
serangkaian saluran napas yang sangat bercabang-cabang, alveolus, pembuluh
darah paru, dan sejumlah besar jaringan ikat elastik. Satu-satunya otot di dalam
paru adalah otot polos di dinding arteriol dan dinding bronkiolus, di mana
keduanya berada di bawah kontrol. Setiap paru dipisahkan dari dinding thoraks
dan struktur lain di sekitarnya oleh suatu kantung terrurup berdinding rangkap
yaitu kantung pleura.

Tubuh kita dilengkapi secara optimal untuk hidup dalam tekanan atmosfer
normal (1 atm = 760 mmHg). Adapun penyesuaian tubuh kita saat berada pada
ketinggian dan kedalaman laut. Tekanan atmosfer secara progresif berkurang
seriring dengan bertambahnya ketinggian, tekanan parsial oksigen pun berkurang
sehingga mudah mengalami kekurangan oksigen atau hypoxia. Pada ketinggian
12.000 kaki merasakan mengantuk, malas, kelelahan mental dan ototo, kadang
sakit kepala, dan mual. Pada ketinggian 18.000 kaki mulai kejang, dan pada
ketinggian 23.000 kaki mulai mengalami koma pada orang yang belum
teraklimatisasi dan segera diikuti kematian. Aklimatisasi merupakan suatu upaya
penyesuaian fisiologis dan adaptasi dari suatu organisme terhadap suatu
lingkungan. Bentuk adaptasinya yaitu rongga dada besar dan jantungnya pun ikut
membesar.

Pada kedalaman laut, tekanan barometer berbanding terbalik dengan tekanan


pada ketinggian. Semakin dalam kedalaman laut, tekanannya pun semakin besar.
Contohnya pada kedalaman 10 meter tekanannya itu 2 atm = 1.520 mmHg
sehingga tekanan parsial oksigen pun semakin besar. Udara terdiri dari 79% N2,
nitrogen adalah bahan yang kurang larut dalam jaringan tubuh tetapi PN2 tinggi
terjadi selama penyelaman laut dalam menyebabkan lebih banyak gas ini yang
larut dalam jaringan tubuh. Semakin banyak N2 yang larut akan timbul efek
narkosis nitrogen. Masalah lain yang berkaitan dengan menyelam laut terjadi
sewaktu naik. Jika penyelam yang telah cukup lama berada di air sehingga cukup
banyak N2 yang sudah larut dalam jaringannya naik secara tiba-tiba ke permukaan
maka penurunan PN2 menyebabkan N2 cepat keluar dari larutan dan membentuk
gelembung gas N2 di dalam tubuh disebut dengan dekompresi (gelembung udara
menyumbat aliran darah serta sistem saraf).1

2.7. Mekanise Sistem Pernapasan

Pernafasan pada manusia dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:

A. Pernafasan dada

Pada pernafasan dada otot yang erperan penting adalah otot antar tulang rusuk.
Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk luar yang
berperan dalam mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk dalam yang
berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang rusuk ke posisi semula. Bila
otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, maka tulang rusuk akan terangkat
sehingga volume dada bertanbah besar. Bertambah besarnya akan menybabkan
tekanan dalam rongga dada lebih kecil dari pada tekanan rongga dada luar. Karena
tekanan uada kecil pada rongga dada menyebabkan aliran udara mengalir dari luar
tubuh dan masuk ke dalam tubuh, proses ini disebut proses ’inspirasi’ Sedangkan
pada proses espirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam, tulang rusuk
kembali ke posisi semuladan menyebabkan tekanan udara didalam tubuh
meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga dada, dan
aliran udara terdorong ke luar tubuh, proses ini disebut ’espirasi’.

B. Pernafasan perut

Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot
dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan
mendatar. Hal itu menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga
tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan
mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke paru-
paru(inspirasi). Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau
dalam keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh
susunan saraf otonom.

Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan


atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah
pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam
kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah
dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan
udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan
masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara
akan keluar.

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi)


dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas
dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan
perut terjadi secara bersamaan.2

DAFTAR PUSTAKA

1. Yesdelita N, editor. Human physiology : from calls to systems 6th Ed. Jakarta :
EGC;2011. pp.499-502.

2. Fernandez GJ. Sistem pernafasan ; 2017: [internet] tersedia di


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/385d7b9c6a60947ff4f188
4689a41ae8.pdf

Anda mungkin juga menyukai