Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

Sindrom Guillain Barre


Nurul Madinah Zainal
Alexander Changay
I d v i a n t y Wu l a n d a r i

Pe m b i m b i n g
d r. A n s h o r y S a h l a n ,
Sp.KFR
Ilmu Kedokteran Fisik Dan Rehabilitasi
Medik
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Identi tas Pasien

Nama : Tn. AR
Umur : 16 Juni 1957/62 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Katolik
Pekerjaan : Pensiunan Kepala Sekolah
Alamat : Sungai Pareman
Status : Menikah
No RM : 887452

More..
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Lemah keempat anggota gerak

Dialami sejak hari sabtu, 22 Juni 2019.


Kelemahan dialami secara tiba-tiba saat ingin
men-starter motor. Awalnya kelemahan
dirasakan pada anggota gerak sebelah kanan
kemudian pada hari Senin, kelemahan juga
dirasakan pada anggota gerak sebelah kiri,
namun masih dapat merasakan setiap sentuhan
dianggota geraknya, bahkan dapat merasakan
saat ada semut yang berjalan dianggota gerak.
Riwayat trauma kepala tidak ada, riwayat
demam tidak ada. Riwayat mual dan muntah
ada 1 minggu sebelum keluhan dialami. Buang
air kecil kesan normal. Riwayat buang air besar
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat trauma : Tidak ada
Riwayat hipertensi : Disangkal
Riwayat penyakit jantung :
Tidak ada
Riwayat diabetes mellitus :
Disangkal Riwayat Kebiasaan dan Gizi
Riwayat asma : Tidak ada Riwayat merokok : Tidak ada
Riwayat minum alkohol : Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat olahraga : Pasien sering
Riwayat hipertensi : Tidak ada berolahaga,
Riwayat penyakit jantung : yaitu lari pagi 2x/minggu
Tidak ada
Riwayat diabetes mellitus :
Tidak ada
Riwayat asma : Tidak ada
More..
Riwayat penyakit serupa : Tidak
ada
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
Keadaan umum baik, compos mentis, gizi
baik.
Kesadaran : GCS E4V5M6
Fungsi Luhur : Normal
Fungsi Vegetatif : Inkotinensia urin dan alvi
disangkal
Fungsi Sensorik : Disangkal
Tanda Vital
Fungsi Otonom : Normal
Tekanan darah : 168/100 mmHg
Nadi : 78 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,4o Celcius
BB : 65 kg
TB : 160 cm
IMT : 25,3 (Obesitas)
Postur
Postur Tubuh : Tidak dapat dinilai karena
pasien dalam keadaan berbaring

Balance
Gait : Pasien tidak dapat berjalan

Head To Toe Examination


Kepala : Konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe
Thorax
Cor : Normal
More..
Pulmo : Normal
Abdomen
Liver/Spleen : Tidak teraba pembesaran
STATUS NEUROLOGIS

- Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5)


- Rangsang meningeal
Kaku kuduk : negative
Kernig sign : negatif
- Refleks fisiologis
BPR +2 / +2 KPR +1 /+1
TPR +2/ +2 APR +1/+1
- Refleks Patologis
Hoffman-Tromner : (-)/(-)
Babinski : (-)/(-)
Defisit sensoris : Tidak ada
- Spastisitas : Sulit dinilai
- Fungsi koordinasi : Sulit dinilai
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL
PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL
BARTHEL INDEX

Interpretasi :

0-20 Ketergantungan total


21-61 Ketergantungan berat (sangat tergantung)
62-90 Ketergantungan sedang
91-99 Ketergantungan ringan
100 Mandiri
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Analisa Cairan Otak (02/07/19)

Parameter Hasil Nilai Rujukan


Volume 3.6 1-5 cc
Warna Kuning jernih Jernih/tidak berwarna
BJ 1.005 <1.08 mg/dL
pH 8.5 7.28-7.32
Bekuan Negatif Tidak ditemukan
Tes Nonne Negatif Negatif
Tes Pandy Negatif Negatif
Hitung Jumlah Leukosit 75 0-5 sel/mm

PMN: 10%
Hitung Jenis Leukosit 60-70% MN
MN: 90%

LDH 65 5-30 U/L


Glukosa 116 45-80 mg/dL
Protein 150 15-45 mg/dL
Kesan: Transudat    
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Fo t o T h o r a x

Hasil :
 Corakan bronchovascilar normal
 Tidak tampak proses spresifik pada kedua lapang paru.
 Cor kesan normal. Aorta dilatasi dan elongasi
 Diafragma kanan letak tinggi, kedua sinus dan diafragma kiri
kesan baik
 Tulang-tulang intak
 Jaringan lunak sekitar baik
Kesan : Dilatatio et elongation aortae
PEMERIKSAAN PENUNJANG

C T- S c a n Ke p a l a
Hasil :
• Diferensiasi grey and white matter dalam batas normal
• Tidak tampak lesi hipodens/hiperdens patologik intracranial
• Sulci dan gyri normal
• Midline tidak shift
• Ruang subarachnoid dan system ventrikel dalam batas normal
• Klasifikasi fisiologis pada plexus choroid bilateral
• Pons dan cerebellum dalam batas normal
• Sinus pareanasalis dalam batas normal
• Bulbus oculi dan structur retrobulber dalam batas normal
• Tulang-tulang yang terscan intake.
Kesan : Tidak tampak lesi hipodens/hiperdens patologik intracranial.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

EMG-NVG

Hasil:

• F wave nervus ulnaris dan tibialis kanan menunjukkan tidak ada respon.

• Evaluasi pada right median motor, right peroneal motor, dan right ulnar motor menunjukkan

amplitudo yang menurun (R0, 4 R0, 5 R0,2 mV). Right tibial motor nerve menunjukkan laten

onset distal yang memanjang (7,7 ms), amplitudo yang menurun (0,2 mV), dan kecepatan

konduksi yang menurun (Knee-Ankle, 32m/s). Nervus lainnya dalam batas normal.

Kesan: Pemeriksaan KHS dan F wave sesuai dengan sindrom Guillain Barre tipe AMAN.
DAFTAR MASALAH

Guillain Barre Syndrom

Demielinisasi serta
Aktivitas Daily Living Olahraga, bekerja,
hambatan dalam sistem
(kesulitan mobilisasi) silaturahmi dengan tetangga
konduksi impuls saraf

Stress akibat kelemahan tangan dan kaki


Dukungan keluarga yang mengakibatkan ketergantungan
terhadap keluarga.
TATA LAKSANA

Tatalaksana Farmakologi
Plasmapheresis atau penggantian plasma
Terapi imunoglobulin dosis tinggi melalui injeksi intravena 1
Tatalaksana Non-Farmakologi
Terapi Rehabilitasi
Konseling : memberikan penjelasan mengenai kondisi pasien kepada pasien serta
keluarga.
Rutin mengikuti fisioterapi dan terapi okupasi guna meningkatkan kekuatan otot serta
mengembalikan fungsi
PERENCANAAN TERAPI

Ortesa/Protesa (OP) : Kursi roda


Fisioterapi (FT) : ROM exercise
Fasilitasi duduk
Breathing exercise
Terapi Okupasi (OT) : Latihan untuk meningkatkan ADL
Perencanaan pengawasan : NPRS, ADL, MMT dan ROM
Perencanaan edukasi : Penjelasan kondisi pasien
Home exercise program
Goal jangka pendek : Menguatkan otot
Meningkatkan kemandirian
Goal jangka panjang : Kemajuan mobilisasi
PROGNOSIS

Ad vitam : Dubia
Ad functionam : Dubia
Ad sanationam : Dubia
DISKUSI

Sindrom Guillain Barre (SGB) adalah kumpulan


gejala klinis yang berupa inflamasi polineuropati
akut yang disebabkan oleh autoimun.
Subtipe dari Sindrom Guilliain Barre sendiri ada
beberapa macam, yaitu
• Acute inflammatory demyelinating
polyradiculoneuropathy (AIDP);
• Acute motor axonal neuropathy (AMAN);
• Acute motor sensory axonal neuropathy
(AMSAN);
ETIOLOGI
• Miller Fisher Syndrome;
• Acute
Tidak adapanautonomic
etiologi yangneuropathy.
akurat dan belum secara lengkap
dapat dimengerti namun sejumlah besar penelitian
mengindikasikan bahwa penyebabnya adalah inflamasi
autoimun neuropati perifer, yang dipicu oleh berbagai
DISKUSI
DISKUSI

I. Ciri-ciri yang perlu untuk diagnosis: II. Ciri-ciri yang secara kuat menyokong diagnosis
SGB:
• Terjadinya kelemahan yang progresifa. Ciri-ciri klinis:
• Hiporefleksi  Progresifitas: gejala kelemahan motorik
berlangsung cepat, maksimal dalam 4 minggu,
50% mencapai puncak dalam 2 minggu, 80%
dalam 3 minggu, dan 90% dalam 4 minggu.
 Relatif simetris
 Gejala gangguan sensibilitas ringan
 Gejala saraf kranial ± 50% terjadi parese N VII
dan sering bilateral. Saraf otak lain dapat
terkena khususnya yang mempersarafi lidah
dan otot-otot menelan, kadang < 5% kasus
neuropati dimulai dari otot ekstraokuler atau
saraf otak lain.
 Pemulihan: dimulai 2-4 minggu setelah
progresifitas berhenti, dapat memanjang
sampai beberapa bulan.
DISKUSI

b. Ciri-ciri kelainan cairan serebrospinal yang kuat


menyokong diagnosa:
Protein CSS. Meningkat setelah gejala 1 minggu.
Jumlah sel CSS < 10 MN/mm3
c. Gambaran elektrodiagnostik yang mendukung
diagnosa:
Perlambatan konduksi saraf bahkan blok pada 80%
kasus. Biasanya kecepatan hantar kurang 60% dari
normal

Anda mungkin juga menyukai