Pe m b i m b i n g
d r. A n s h o r y S a h l a n ,
Sp.KFR
Ilmu Kedokteran Fisik Dan Rehabilitasi
Medik
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Identi tas Pasien
Nama : Tn. AR
Umur : 16 Juni 1957/62 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Katolik
Pekerjaan : Pensiunan Kepala Sekolah
Alamat : Sungai Pareman
Status : Menikah
No RM : 887452
More..
ANAMNESIS
Status Generalis
Keadaan umum baik, compos mentis, gizi
baik.
Kesadaran : GCS E4V5M6
Fungsi Luhur : Normal
Fungsi Vegetatif : Inkotinensia urin dan alvi
disangkal
Fungsi Sensorik : Disangkal
Tanda Vital
Fungsi Otonom : Normal
Tekanan darah : 168/100 mmHg
Nadi : 78 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,4o Celcius
BB : 65 kg
TB : 160 cm
IMT : 25,3 (Obesitas)
Postur
Postur Tubuh : Tidak dapat dinilai karena
pasien dalam keadaan berbaring
Balance
Gait : Pasien tidak dapat berjalan
Interpretasi :
PMN: 10%
Hitung Jenis Leukosit 60-70% MN
MN: 90%
Fo t o T h o r a x
Hasil :
Corakan bronchovascilar normal
Tidak tampak proses spresifik pada kedua lapang paru.
Cor kesan normal. Aorta dilatasi dan elongasi
Diafragma kanan letak tinggi, kedua sinus dan diafragma kiri
kesan baik
Tulang-tulang intak
Jaringan lunak sekitar baik
Kesan : Dilatatio et elongation aortae
PEMERIKSAAN PENUNJANG
C T- S c a n Ke p a l a
Hasil :
• Diferensiasi grey and white matter dalam batas normal
• Tidak tampak lesi hipodens/hiperdens patologik intracranial
• Sulci dan gyri normal
• Midline tidak shift
• Ruang subarachnoid dan system ventrikel dalam batas normal
• Klasifikasi fisiologis pada plexus choroid bilateral
• Pons dan cerebellum dalam batas normal
• Sinus pareanasalis dalam batas normal
• Bulbus oculi dan structur retrobulber dalam batas normal
• Tulang-tulang yang terscan intake.
Kesan : Tidak tampak lesi hipodens/hiperdens patologik intracranial.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EMG-NVG
Hasil:
• F wave nervus ulnaris dan tibialis kanan menunjukkan tidak ada respon.
• Evaluasi pada right median motor, right peroneal motor, dan right ulnar motor menunjukkan
amplitudo yang menurun (R0, 4 R0, 5 R0,2 mV). Right tibial motor nerve menunjukkan laten
onset distal yang memanjang (7,7 ms), amplitudo yang menurun (0,2 mV), dan kecepatan
konduksi yang menurun (Knee-Ankle, 32m/s). Nervus lainnya dalam batas normal.
Kesan: Pemeriksaan KHS dan F wave sesuai dengan sindrom Guillain Barre tipe AMAN.
DAFTAR MASALAH
Demielinisasi serta
Aktivitas Daily Living Olahraga, bekerja,
hambatan dalam sistem
(kesulitan mobilisasi) silaturahmi dengan tetangga
konduksi impuls saraf
Tatalaksana Farmakologi
Plasmapheresis atau penggantian plasma
Terapi imunoglobulin dosis tinggi melalui injeksi intravena 1
Tatalaksana Non-Farmakologi
Terapi Rehabilitasi
Konseling : memberikan penjelasan mengenai kondisi pasien kepada pasien serta
keluarga.
Rutin mengikuti fisioterapi dan terapi okupasi guna meningkatkan kekuatan otot serta
mengembalikan fungsi
PERENCANAAN TERAPI
Ad vitam : Dubia
Ad functionam : Dubia
Ad sanationam : Dubia
DISKUSI
I. Ciri-ciri yang perlu untuk diagnosis: II. Ciri-ciri yang secara kuat menyokong diagnosis
SGB:
• Terjadinya kelemahan yang progresifa. Ciri-ciri klinis:
• Hiporefleksi Progresifitas: gejala kelemahan motorik
berlangsung cepat, maksimal dalam 4 minggu,
50% mencapai puncak dalam 2 minggu, 80%
dalam 3 minggu, dan 90% dalam 4 minggu.
Relatif simetris
Gejala gangguan sensibilitas ringan
Gejala saraf kranial ± 50% terjadi parese N VII
dan sering bilateral. Saraf otak lain dapat
terkena khususnya yang mempersarafi lidah
dan otot-otot menelan, kadang < 5% kasus
neuropati dimulai dari otot ekstraokuler atau
saraf otak lain.
Pemulihan: dimulai 2-4 minggu setelah
progresifitas berhenti, dapat memanjang
sampai beberapa bulan.
DISKUSI