PENDAHULUAN
(emerging infection disease) dengan munculnya kembali penyakit menular lama (re-
emerging disease) dan penyakit menular baru (new emerging infection disease), serta
disebabkan oleh gaya hidup. Hal tersebut menunjukkan terjadinya tranisi epidemioloi
bersamaan. Salah satu penyakit menular yang masih menjadi maalah kesehatan
masyarakat di Indonesia adalah penyakit Filariasis atau orang awam kenal dengan
cacing filaria yang ditularkan oleh nyamuk filariasis (WHO, 2013). Penyakit filariasis
tergolong jarang, sebab untuk menimbulkan gejala klinisnya diperlukan multi gigitan
nyamuk terinfeksi filaria dalam kurun waktu yang lama (Kemenkes RI, 2010). Dapat
dikatakan bahwa penyakit filariasis merupakan penyakit yang terabaikan. Hal ini
gigitan nyamuk selama berberapa bulan atau tahun sampai timbul kejadian filariasis
kecacatan seumur hidup. Kecacatan berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin
Penularan filariasis telah terjadi lebih dari 120 juta orang di 73 negara di seluruh
daerah tropis dan sub-tropis di Asia, Afrika, Pasifik Barat, dan bagian dari Karibia
dan Amerika Selatan (Centers for Disease Control and Prevention, 2015). Dua puluh
lima juta orang mengalami pembengkakan pada kelamin, umumnya pada hidrokel,
dan hampir 15 juta orang yang sebagian besar perempuan mengalami lymphedema
atau pembengkakan pada kaki atau yang disebut dengan kaki gajah (WHO, 2015).
Filariasis (GPELF)” pada tahun 2000. Pada tahun 2012, WHO menegaskan kembali
target untuk mencapai eliminasi filariasis pada tahun 2020. Adapun strategi WHO
perawatan tahunan berskala besar dari semua orang yang memenuhi syarat di suatu
daerah atau wilayah yang terbukti adanya infeksi; dan mengurangi penderitaan yang
disebabkan oleh filariasis limfatik melalui peningkatan kegiatan manajemen
Dilaporkan terdapat lebih dari 14.932 kasus yang menderita filariasis kronis. Indonesia
sepakat memberantasi filariasis sebagai bagian dari eliminasi filariasis global melalui
dua pilar kegiatan yaitu : pertama, memutuskan mata rantai penularan filariasis dengan
melakukan sebuah penelitian prevalensi kejadian Filariasis pada kasus demam akut di
pencegahan penyakit ini dapat dilakukan sehingga dapat mengurangi angka kejadian
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan diangkat
yaitu ”Berapakah Prevalensi kejadian Filariasis pada kasus demam akut di Puskesmas
Kabupaten Maros.
Maros.
Maros.
dan memicu penelitian lainnya, khususnya yang berkaitan kejadian filariasis pada
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan ilmu, kompetensi, dan
umumnnya, dan terkait kejadian filariasis pada kasus demam akut di Puskesmas