Anda di halaman 1dari 2

Keesokan harinya pada malam Jum’at Keliwon semua anak kos itu sedang berada di kamarnya masing-masing, terkecuali

Bunga dan Delia. Terdengarlah suara petir dan tidak lama turunlah hujan. Ternyata bunga dan Delia sedang di kamar mandi.
(Naraton)
Bunga: “hmmm... bosen nih” (sambil keluar dari kamar mandi)
Delia: “eh gua punya ide nih, biar ga bosen gitui mau kagak?”
Bunga! “ide apapun? Tumben luh mikir”
Delia: “mumpung sekarang lagi malam jumat keliwon, gimana kalau kita nakut-nakutin si Mira sama si Lisa yang orangnya gaul
sama kita.”
Bunga: “bagus juga tuh ideu luh, tapi luh yang jadi hantunya.”
Merekapun menjalankan rencananya, dan tiba-tiba kamar lisa bocor (Naraton)
Lisa: “ya iyalah dikamar pakai bocor segala sih (sambil melihat keatap yang bocor)” gimana gua mau tidyr coba, ya udah deh
gua numpang tidur di kamar Mira saja: (sambil berjalan menuju kamar Mira)
Lisa: “Top... top ... top... ? Mirr?”
Mira: “(sambil membuka pintu)” ada apa Lisa?
Lisa: “gua boleh gak numpang bentar, soalnya kamar gua bocor.”
Mira: “emangnya pak Harun belum ngebenerin?”
Lisa: “belum niih.”
Narator: “tiba-tiba ada orang yang memakai jubah putih mengendap-ngendap lalu dia menyanyi. Malam-malam Jumat keliwon
aku pulang lewat kuburan ada cwek berambut panjang duduk rilek dibatu nisan aku nyengir dia ketawa rambut panjang botak
atasnya.”
Waktu itu pak Harun pemilik kost-an sedang berjalan-jalan memeriksa kost-kostan, tiba-tiba pak Harun mendengar
nyanyian itu lalu pak Harun membangunkan anak kost-kost san. (Narator)
Pak Harun: “anak-anak cepat bangun keluar!”
Lalu anak kost san pun keluar semuanya l;alu Lisa dan Mira menjerit karena melihat orang berpakaian putih lalau Lisa
dan Mira keluar mendekati pak Harun.
Pak Harun: “kalian kenapa kok lari-lari dan jerit-jerit gak jelas.”
Fahri: “tau nih ada apaan sih kayak dikejar setan aja.”
Mira: “emang dikejar hantu” (sambil ngos-ngosan)
Lisa: “iya beneran deh, tadi ada orang yang berpakaian putih, gila serem banget” (sambil mengatur nafasnya)
Narator: pak Harun, Dimas, Fahri, Raka, dan urolenpun kaget dan melongo.
Dimas, Fahri, Raka, dan Urolen: “masa iya sih (sambil melongo)”
Urolen: “bohong ya, masa iya ada hantu?”
Dimas: “iya bohong ya”
Pak Harun: “sudah-sudah apa bener Mira? Lesa?”
Narator: “lalu terdengar suara seperti benda terjatuh dan terdengar suara jeritan, pak Harun baru ingat bahwa Bunga dan Delia
tidak ada”
Ucap semua: suara apa tuh (dengan terheran-heran)
Raka: “samperin yoo....”
Pak Harun: “bentar deh kok kaya ada yang kuramng yah? Hmmm,... Bunga dan Delia kemana?”
Urolen: “lah iya bener kemana dah?” (sambil bingung)
Dimas: “apa jangan-jangan hantu yang Mira sama Lisa lihat itu mereka berdua?”
Fahri: “bisa jadi tuh?”
Mira dan Lisa: “masa iya sih?”
Pak Harun: “sudahlah lebih baik kita lihat apa itu daripada memfitnah!”
Narator: “lalu meeka suapun bergegas mencari suara tersebut”
Bunga: “aduh sakit (sambil mengusap bagian yang sakit)”
Delia: “sama kali aku juga sakit”
Narator: “tak lama pah Harun, Dimas, Raka, Fahri, Urolen, Mira dan Lisapun menghampiri mereka berdua”
Pak Harun: “kalian berdua, ngapain di sini?”
Raka: “iya tuh lagi pada ngapain dah?”
Bunga dan Delia: “engak” (sambil memegang tubuh yang sakit)
Dimas: “oh iya kalian berdua dengar sesuatau gak kayak ada yang jatoh?”
Mira, Lisa, dan Urolen: “iya!” (sambil mengangguk)
Bunga: “hehe ... itu ketika berdua jatuh (mukanya memerah karena malu)”
Delia: “hhe..iya kita berdua”
Naraton: “sontak semuanya bengong dan lalu tertawa”
Ucap semua: “jadi tadi itu kalian yang jatoh (sambil tertawa)”
Dimas: “gak salah” (sambil tertawa)
Pak Harun: “coba ceritain gima nih bisa terjadi?”
Bunga: “tuh pak Delia yang merencanainnya”
Delia: “kok jadi nyalahin sih”
Bunga: “emang bener juga”
Pak Harun: “sudah-sudah ayo Bunga atau Delia ceritakan sebenernya?”
Delia: “jadi tadi tuh yang nyanyi dan yang nakut-nakutin Mira dan Lisa itu kita berdua pak” (sambil menggigit bibir)
Mira, Lisa: “jadi kalian berdua”
Delia, Bunga: “iya.... maafin kita yah ..”
Raka: “terus kenafa kalian bisa jato?”
Fahri: “itu tuh akibatnya kalian nakut-nakutin Mira dan Lisa, makanya jatoh” (sambil ngeledek)
Urolen: “akan jadinya kena karma?”
Pak Harun: “kalian ini (sambil mengeleng-geleng kepala) sudah-sudah ayo kamu berdua minta maaf lagi”
Bunga, Delia: “kami berdua minta maaf yah...”
Mira, Lisa: “ya Udah yah kita maafin”
Dimas: “makanya jangan usil kalau jadi oarng jadinya kena akibatnya kan”
Lisa: “tapi jangan usil lagi loh”
Bunga, Delia: “iya janji”
Dimas: “eh iya aku lupa ..., aku punya makanan sama minuman nih, bentar aku ambil dulu”
Raka: “pas banget nih”
Fahri: “wah seger nih”
Dimas: “inih-nih ....pak Harun ikut gabung aja”
Pak Harun: “ga pa pa emangnya”
Ucap semua: “ya gak papalah Pak”
Urolen: “emmm.... seger amat”
Dimas: “iya dong ideu siapa dulu wkwkwk. Eh eh bentar aku update dulu (cekrek) captin-nya apa wey!!”
Fahri: “caption-nya malam-malam”
Naraton: “tiba-tiba omongan fahri terpotong”
Delia: “malam-malam aku sendiri..... oohh......”
Naraton: “semuanya tertawa”
Fahri: “eh bukan! Malam-malam seger nih, gitu aja”
Dimas: “oke oke Siap!”
Urolen: “update terus”
Lisa: “emmm, seger ya”
Mira: “iya seger”
Raka: “momen ini bener-beneran seru”
Tiba-tiba Delia berbicara (Naraton)
Delia: “eh bentar dah kalian pada lihat kacamata aku kagak?”
Raka: “kacamata yang mana”
Delia: “ihs... itu yang sering dipake”
Bunga: “kacamata itu ada diatas kepala lu pe’a” (dengan nada emosi)
Delia: “hah! Oh iya yah lupa sambil memegang kacamata dikepalanya”
Ucap semua; “uh.... dasar pikun” (sambil tertawa)
Narator: kesenangan mereka sangat penuh kenangan dan kejadian itu ada akibatnya. Itulah keramaian dan kejadian suasana
kost-kost san yang penuh canda tawa.

Anda mungkin juga menyukai