Anda di halaman 1dari 22

NASKAH “heraclitus puzzle”

BABAK I
SCENE 1
Langkah seorang lelaki muda tak lambat juga tak cepat, sepanjang jalan
menuju sekolah dimana tempat para remaja beranjak untuk mengenal
lingkungan nya (pengambilan gambar sudut pandang orang kesatu),
mengenal pemikiran orang orang (pengambilan gambar sudut pandang
orang ke satu), mengenal cinta antar lawan jenis (pengambilan gambar
memperlihatkan sepasang kekasih, sudut pandang orang ke satu),
mengenal pertemanan dengan sebuah konflik didalamnya (pengambilan
gambar memperlihatkan hubungan persahabatan, sudut pandang orang
ke satu), “mengenal arti nakal yang selalu terjadi pada masa masa menuju
kematangan diri, banyak guyonan yg terkadang tidak dapat diterima oleh
beberpa orang, permainan yang tidak seperti menyusun balok lagi seperti
masa kecil tapi mungkin ini permainan menyusun kehidupan, mencoba
banyak sekali hal baru yang beberapa hal yang dilarang oleh orangtua,
saling bercerita dan memberi solusi permasalahan yang lebih
berbobot,,,,tapi tak semua remaja mengenal itu, tidak semua remaja
melakukan itu dan merasakan nya, masih ada remaja yang peduli dengan
diri sendiri dan hanya mengenal orang orang yg memang dia anggap dan
cocok menurutnya,,,yaaaaa seperti itu mungkin dannn…salah satunya
adalah aku, yaa aku lexa atlas seorang remaja yang menjadi anak anak yang
terkecualu. Aku yang tak begitu mengerti bagaimana hidup diluar, aku yang
hanya mengikuti alur tanpa memikirkan apapun, tak mau mengambil resiko
lebih memilih diam. Hanya ruang lingkup tertentu , tetapi aku yang
menjauh, dan aku yang selalu diam bukan berarti aku sendiri…..beberapa
orang yg biasa disebut teman tapi ini bukan sekedar teman,,,,akan kuberi
tahu kalian siapa mereka ini.”
Firyal: lexxxxxx lexaaaaaa (panggil firyal dan langsung lari ke arah lexa) “PR
kamu udah belom, aku males ngerjain keknya ketuleran si sunya”
(Awal mula memperlihatkan 5 serangkai kemudian pengambilan kamera
menyorot firyal menjadi sudut pandang orang pertama) “Dia seorang
Pemarah dan diwaktu yang lain seperti seseorang yang dewasa dia wanita
yang kuat, dia…dalta kairos, yaaa!!itu nama yang indah bagi seorang
wanita.”
Lexa: “hah, mmmm kayanya udah tapi nanti aku cek dikelas hehehe”
fIryal: “ah elu mahhh!!! Berlagak kaya yg belum taunya diem diem kamu
udah ngerjain”
Danu: (muncul dari parkiran) “woeeeee helo helo gengsssss pagi
nihhhh….biar aku tebak pasti dalta nanyain pr ke lexa yaaa!!! Sosoan rajin
lu tuhhh dal,,,,palingan juga ngerjain di kelas”
(Pengambilan gambar pindah perlahan menuju danu dengan sudut
pandang orang pertama) “Dia memiliki sifat yang bertolak belakang
denganku, sangat menjengkelkan dia ini tetapi bagaimanapun aku tidak
bisa bawa dia ke sebuah parit dan aku buang, banyak bicara terlalu banyak
memboros kata kata untuk seorang anak laki laki dia adalah milo
dafandra.”
Firyal: “terserah aku lahhhh banyak omong kamu, lexa aja ga heboh kek
kamu”
Lexa: “udahhh jangan debat masi pagi, eh leon mana?”
Danu: “nohhh dia pas pasan kamu ngomong dia keluar”
Leon: “mmmmm lexa nyariin aku, kangen ya lex???tau kooo leon si
ngangenin”
(pengambilan gambar pindah perlahan menuju hafiizh dengan sudut
pandang orang pertama) “Tak ada dafandra maka leonpun tak ada,
layaknya adik kaka tetapi berbeda ibu bahkan mereka memiliki pribadi yang
bisa dibilang hampir sama…hanya saja leon lebih memiliki batasan dan bisa
menyikapi seuatu secara dewasa.”
Iqlima: “wahhhhhhh sumpahhhhhhh yaaaaa cape gw lari lu pada ga
nungguin gw di perosotan!!”
(pengambilan gambar pindah perlahan menuju iqlima dengan sudut
pandang orang pertama) “Selalu keras dan tegas tapi terkadang dia sangat
gila bahkan konyol, wanita ini benar benar sosok yang tidak tahu malu dan
tidak takut sama sekali dengan apapun terkecuali serangga, dengan
namanya yang memang menyerupai sifatnya,,,,nafandra sunya.”
Firyal: “kebetulan tadi kelupaan heheh, dikira aku, kamu gabakal telat
soalnya tumben kamu paling akhir”
Leon: “kesiangan nihh bangun tidur paling gegara drakor”
Iqlima: “iyaaa bener banget drakor nomor 1, jadi aku gabisa skip harus
terus alu tonton!!”
Danu: “dqsar fanatik!”
Iqlima:”emang iye wleee, btw lex gw punya crush baru hehhehehheheh”
Shulton: “wah ya?bagus dehh semoga ga kaya yang se-“
Firyal: “nanti deh nanti curhatnya ini kita semua telat!!buruannn lariiii
Leon:”gilaaaa baru sadar ayooo lari larii!!!
(Pengambilan gambar menjadu sudut pandang orang ketiga) “Tak begitu
hambar masa masa remaja yang penuh abu abu ku karna mereka ini bisa
menerimaku yang terkadang sensitif dan lebih banyak menyendiri dan ini
sangat aneh unstuck seorang anak laki laki.”
SCENE 2
Hari ini di dalam kelas seperti biasa jarang bagi kami beranjak keluar lebih
banyak bercengkrama dan menghabiskan waktu di dalam kelas, tetapi
mungkin ada yang beda dari percakapan pada istirahat pertama ini mulai
dari hal yang sangat tak biasa bagiku ketika dalta dan leon mengajak kami
semua untuk bermain diluar menginap hanya untuk para remaja di sebuah
villa dan yang pasti mereka sudah mengetahui dimana villa tempat kita
akan menghabiskan waktu bersama layaknya pesta pajamas
Hafiizh: “ada yang mau ke kantin kagaaaa?!?!? “ Ucap leon keanak anak
kelas
Danu: “ehhh iyaaa mo nitip dong yang mau ke kantin” dengan wajah
memelas
Pemeran pendukung: “gamau ah males kantin penuh, kamu aja sendiri
kesana”
Hafiizh: “yaelahhh sama aku juga maless”
fIryal: “nihhhh aku ada sisa bekel mau gaaa?kalo gamau gapapa siiii”
Hafiizh&Danu: “mauuuuu mauuu”
Firyal: “le kasitau mereka sekarang aja kali soal yg ituuu tuh”
Hafiizh: “hah soal apaan?rencana kita jadi pencuri pulpen?”
Firyal: “ihhh lupaan, dosa kamu yaaa ngerencanain jadi pencuri….itu
rencana yang nginep masa lupa sih orang kamu yang ngusulin pertama”
Hafiizh: “ohhhh iyaaa maap maap, nihhh yaaa aku sama dalta ngerencanain
sabtu sekarang buat kita Cuma kita doang kita disini nginep di villa biar kek
makrab lagi padahal mahhh kita main doang”
Firyal: “iyaa keknya seru kan, jarang jarang kita main bareng dan aku dah
tau villanya dimana nanti pengawasan dari orangtua aku jadi tenang”
Danu: “kenapa aku ga dilibatin diskusi rencana kalian sihhh”
Hafiizh: “ini kan lagiiiii milooo gimana sih”
Iqlima: “widihhhh boleh tuh keknya rame, emang bener kita jarang jarang
kek gitu. Nanti kita pesta pajamas lagiiii
Danu: “lex kamu harus ikut nihhh ya?ya?ok?”
Lexa: “mmmm aku ga pernah ngikut kaya gini jadi aku harus mikir dulu
gimana?nanti aku tanya bunda”
Firyal: “pasti boleh lahhh, bawa aja bunda kamu lagian udah kenal ini ama
ibu aku”
Lexa: “iya sih, nanti aku kabarin malem ya?”
Iqlima: “lex kamu kudu jadiii pokonya, nanti ga kumplit kitaaaaa”
Hafiizh: “iyaaa lex jangan kelamaan mikirnya”
Lexa: “iyaa iyaa, eh ada bapa tuhh”
(Semua panik dan segera kembali ke tempat duduk masing masing)

SCENE 3
Akhirnya bel berbunyi, menandakan kegiatan sekolah untuk hari ini
berakhir.
Iqlima: “akhirnyaaaa pulang, aku udah bayangin rebahan tapi aku jadi inget
kalo hari ini aku piket. Kalian pulang duluan aja yaaa “
Lexa: “oh ya nanti cerita tentang crushnya ya”
Danu: “dih siapa juga yang mau nungguin kamu, aku juga mau buru buru
pulang”
Iqlima: “dahlah gamau denger danu”
Hafiizh: “buruan milooooo nanti aku tinggalin gausa naik motor bareng aku
lagi, dalll ayooo”
Firyal: “okee tunggu ngambil hp dulu”
Danu: “ihhh gilaa kamu ninggalin kesayangan kamu”
Lexa: “kalian ayo nanti keburu ujan”
fIryal: “dasar kalian bromance, ayo lex kita berdua aja gausa ama pasangan
itu”
Hafiizh &Danu: “sirik kamu”
Firyal: “sunyaaa kita duluan yaa dahhh”
Lexa: “duluan ya nyaa”
Hafiizh&danu: “dahhh sunya”
Iqlima: “tiatiii woi baca doa dulu sebelum pergi”

SCENE 4
Hari ini tak ada hujan dan lexa pulang dengan selamat, sembari membuka
sepatu lexa mengucap salam.
Shulton: “assalamuallaikum, bunda aku pulang”
Bunda: “waalaikumsallam, udah solat ashar belum lex?”
Shulton: “belum bun, mau mandi dulu baru solat”
Bunda: “yaudah kalo udah selesai semuanya langsung turun terus makan
yaa”
Shulton: “iya bun, lexa ke atas ya”
Setelah lexa selesai mandi dan shalat dia kemudia makan bersama bunda
dan ayahnya di ruang keluarga,
Shulton: “bun, aku diajakin nginep di villa sama temen temen”
Ayah: “wahh tumben kalian pada main bareng”
Bunda: “iyaaa tumben banget, emang villanya dimana?”
Shulton: “di villa ayahnya dalta, nanti disana juga ada orangtua dalta jadi
bunda gausa khawatir. Bunda sama ayah juga diajakin”
Bunda: “ohhh ya?bunda sama ayah ngikut boleh nih?”
Ayah: “ayah mau ngikut tapi kayanya ada kerjaan, gimana nih?”
Shulton: “iyaa bunda ngikut aja, tapi ayah ga ngikut tuh bun”
Bunda: “ayah sibuk mulu,,,bunda mau ngikut aja deh soalnya kan ayah ada
kerjaan nanti bunda sendiri dirumah”
Ayah: “emang kapan lex ke villanya?”
Shulton: “sabtu sekarang, berangkatnya pagi”
Ayah: “yauda nanti kamu jaga bunda kamu, jangan macem macem disana
ya”
Shulton: “iya yah pasti jagain bunda kok, lexa ke atas ya”
Bunda: “iyaa siap siap sholat magrib ya lex”
Lexa akhirnya mendapat izin dan bundanya pun ikut dalam kegiatan akhir
pekan itu, setelah mendapat izin lexapun memberi kabar itu kepada teman
teman nya lewat grup wa yang hanya berisikan lexa, dalta, sunya, leon, dan
milo. Setelah mereka semua membaca kabar lexa, merekapun berkicau di
dalam grup dan merasa senang. Akhrinya adzan berkumandang dan lexa
siap siap untuk sholat, kemudian belajar.
BABAK 2
Scene 1
Lewat beberapa hari, akhir pekan tiba dimana lexa dan teman teman nya
pergi ke sebuah villa
Lexa: “bun ayo, udah pada nunggu dirumah dalta”
Bunda: “sebentar lex bunda ambil barang barang dulu, kamu udh selesai
makan nya?”
Lexa: “udah bun daritadi”
Bunda: “yuu bunda dah siap, masukin barangnya ke bagasi lex”
Bunda dan lexa pun berangkat menuju rumah dalta
Ibu dalta: “ka itu udah ada bunda lexa sama lexa, salam dulu yu ke
bundanya lexa”
Hafiizh: “miloooo, sunyaaaa sambut lexa woeee!!”
Danu: “wahhh bunda apakabar bun”
Iqlima: “bundaaa udah lama ga ketemu”
Bunda:”halo kalian, bunda alhamdulillah sehat makanya bunda sekarang
ngikut. Oh yaaa ini siapa nih yang rencanain main ke villa beginian”
(Bersamaan saling menunjuk dan saling menuduh)
Bunda: “siapapun itu makasih yaa soalnya lexa jadi punya kegiatan bareng
temen temen nya, bunda masuk dulu ya”
Lexa: “maaf ya telat”
Firyal: “gakan dimaafin gakan”
Iqlima: “dosa lu ga maafin orang lohhh”
Hafiizh: “pundungan pundungan”
Firyal: “canda napa ih sensitif amat kalian”
Danu: “dalta tadi pas aku ke toilet aku belok dulu ke gudang soalnya nemu
ada mainan puzzle gitu, aku penasaran jadi aku ambil tuh puzzle”
Sunya: “kaga nyopan ihhh ga bilang bilang main masuk masuk aja, mana
ambil barang orang lagi lu”
Danu: “yauda maaf abisnya penasaran, aku baru liat puzzle begituan”
Lexa: “sekarang puzzlenya ada dimana?”
Danu: “ tuh aku taro deket barang barang biar nanti bisa dibawa ke villa
dimainin bareng”
Firyal: “yauda nanti bawa aja tapi ko aku gatau ya kalo ada puzzle di dalem
gudang, ahh mungkin karna aku jarang ke gudang aja kali yaa”
Hafiizh: “pasti kamu mikirin yang lain ya dal, awas lohhhh hihihih”
(Bersamaan menyuruh leon diam)
Iqlima: “ihhh aku penasaran yang gimana puzzlenya”
Danu: “bentar aku ambil dulu”
(Lari kedalam rumah dan mengambil puzzle)
Danu: “nih nihh aga kotor belum aku bersihin”
Lexa: “keliatan nya ini udah lama banget deh kaya puzzle tua”
Firyal: “heraclitus puzzle?” (Sembari bingung dan menunjukan cover depan
tempat puzzle tersebut ke yang lain)
Iqlima: “heraclitus?kaya nama yunani gitu bukan?”
Lexa: “yang aku tau heraclitus itu seorang filsuf, tetapi dia dijuluki ‘si gelap’
bahkan untuk seorang filsuf, dia seorang pengkritik dan pernah mengutuk
warga negara efsus dan efesus itu tempat dia berasal”
Firyal: “waw seorang filsuf tapi sangat kotor”
Hafiizh: “gimana aja puzzlenya tuhh kan kotor”
Danu: “ini kan emang karna disimpen ditempat kotor dan udah lama aja
bambang”
Iqlima: “penasaran banget sama nih puzzle ga sihhh berasa ada daya
tariknya”
Firyal: “karna namanya doang kali”
Bunda: “ayoooo semuanya kita berangkat, bawa barang barangnya”
Lexa: “mil simpen dulu aja di tas, kita bawa barang barang dulu”
Danu: “ok lex. buruan leeeeee barang kita untungnya sediit yaa ga kaya
cewe”
Hafiizh: “ohhhh iyaa dong, kita mah simpel pipel dan tidak mood swing”
Iqlima: “paan sih luuu le”

SCENE 2
(DALAM PERJALANAN)
Sesampainya 5 sekawan ini di villa
Hafiizh: “asekkkk cuyyy main main”
Firyal: “jangan heboh napa sih, suka rese lee kamu mah”
Danu: “berani beraninya yaaa kamu ngelarang kita berdua. Nanti bagian
kita gada kamu kangen”
Shulton: “kalian barangnya gakan diturunin?”
Iqlima: “biarin aja barang mereka, biar ditinggal aja tuh”
Bunda: “lexaa bantuin buda dulu yaa angkut barang ke dalam”
Shulton: “ayooo kita bawa barang barang dulu, bru kita bisa ngobrol lagi”
fIryal : “ayoooo mil leee jangan mau enak dibawain heiiii”
(malam hari)
Shulton: “kalian….”
FIryal: “kenapa lex?kamu bocor?”
Hafiizh: “gilaaaa kamu, disangka lexa cewe kek kamu”
Firyal: “emg kan dia paling diem kek cewe hahahah”
Danu: “die diem kek cewe tapi jamu yang cewe kaya cacing kepanasan”
Iqlima: “kamu nyindir aku mil”
Shulton: “udah jangan debat terus…aku masih penasaran sama puzzle yg
tadi milo liatin ke kita”
Iqlima: “ohhhh iyaaa yg apa sih namanya tuh”
Hafiizh: “kalo gasalah nama depan nya dari ‘H’….hari, her, heru?gatau aku
lupa”
Firyal: “kamu mah manggil nama orang”
Hafiizh: “aku lagi nerka namanya dalllll”
Iqlima: “coba bawain aja mil”
((Danu lari memgambil puzzle dan lari kembali))
Shulton: “coba sini aku mau liat”
(Mereka semua berasamaan mendatangi shulton yg memegang puzzle
tersebut)
Firyal: “nohhhh lee heraclitussss bukan heru hera haru apalah itu”
Hafiizh: “ya maap salahhh, kan aku nyoba nginget”
Iqlima: “gimana kalau kita coba buka terus mainin?”
Bunda lexa : “kalian semua lagi ngapain disini”
Danu&hafiizh: “ehhh enggak bun kita Cuma ngobrol ngobrol aja daritadi
Firyal: “barengan terus ih bosen aku liatnya”
Ibu dalta: “iyaaa ngapain mending kalian masuk dulu sekarang, kita makan
makan dulu yu”
Iqlima: “makannnnnnnnn aku dah laper wohooo”
dAnu: “awas aku dulu yg masuk”
Iqlima: “ihhh apasih kamu!!cewe duluan tauuu”
Danu: “cowo mimpin”
Iqlima: “cewe duluan!!!”
Shulton: “udh bareng aja, kita kan mau makan bareng bareng”
Firyal: “malu kamu milll apa lexa yg ngalah huuu”
Danu: “lex kenapa bela sunya sihhhh”
Hafiizh: “udah mil ngalah aja sama cewe”
Ibu dalta: “heiii malah berantem yaa, ayo buruan masuk. Makanan udah
siap”
Firyal: “tylan dimarahin loh, buruan masuk”
((Merekapun masuk daan setelah selesai makan mereka keluar lagi
berkumpul))

SCENE 3
Iqlima: “wahhhh kenyang dah gue”
Firyal: “sama aku juga, eh btw kita tdi kan mau mainin puzzle”
Shulton: “oh iya kira kira, tdi puzzlenya dimana yaa”
Danu: “nihhhhh” (sembaei menunjukkan puzzlenya)
(Mereka berkumpul mengelilingi satu meja)
Firyal: “ko aku deg degan yaaa, padahal mau main puzzle doang”
Iqlima: “jantung kamu beemasalah dal?”
Firyal: “hehhhh bukaan lahhhhh, parahhh kamu nya”
Hafiizh: “ini kita kapan bukanya daritadi Cuma dipantengin doang”
(shulton membuka dus puzzle secara perlahan)
Danu: “yaelah kalian pada serius amat padahal ini Cuma puzzle biasa”
Shulton: “kita coba sekarang aja ya?”
iQlima: “iyah udh buruan susun”
(Selagi puzzle disusun oleh lexa. Sunya, dalta, milo, dan leon terpaku
melihat puzzle tersebut sedang disusun)
Shulton: “akhirnya selesai”
Firyal: “belom tuh masii ada yang kosong”
Hafiizh: “iyaaa tpi ko gak ada yaaa potongan puzzlenya” (sembari mencari
cari)
Danu: “tpi gambar yg di puzzle ini siapa?”
Iqlima: “kayanya sesuai sama nama puzzlenya deh, dia yang ada di gambar
ini (perkataan sunya dipotong oleh lexa)
Shulton: “heraclitus…dia heraclitus si filsuf”
(Setelah lexa menyebut perkataan nya, tiba tiba lampu padam)
Mereka semua teriak tak karuan panik
Firyal: “astaghfirullah, ibuuu ayahhhh”
Iqlima: “kenapa tbtb mati ya allah”
(Tak lama listrik pun nyala kembali)
Ibu dalta: “hei hei udah jangan panik tdi udah dibenerin sama om”
Bunda: “kalian ngapain masih bangun, sudah malam harusnya tidur”
Hafiizh: “sunya sama dalta tuhhh yang teriak paling keras tante”
Iqlima: “apaan sih le, org kamu juga panik”
iBu dalta: “udh kalian jangan debat sekarang kalian tidur saja”
Shulton: “maaf tante, bunda, kita semua lagi serius tadi “
Danu: “iyaaa maafin gara gara kita berisik , tante sama bunda kebangun
tidurnya”
Bunda: “yauda gpp sekarang beresin bekas main kalian terus tidur ya”
Iqlima: “okeyyy bundaa”
(Bunda dan ibu daltapun pergi tetapi saat satu persatu beranjak pergi,
shulton merasa ada yang menjanggal dengan puzzle tersebut dan
menengok kebelakang memeriksa kembali puzzle tersebut kemudian
membalikkan badan dan pergi dengan rasa menjanggalnya itu)
Disaat semua tertidur lelap, enah mengapa satu persatu dari lima serangkai
itu mengalami hal aneh. Mulai dari lexa yang tidur dan bermimpi,
gambaran dalam mimpi tesebut lexa berlari tanpa tahu apa sebab dia lari
lari menyusuri hutan, tetapi saat dia berlari dia terjatuh karna tersandung
dan itu membuat lexa terbandung dari tidur lelapnya. Lexa berkata
“astaghfirullah, kenapa aku tiba tiba mimpi gini. (sembari melihat jam di
hpnya) pantes aku lupa belum solat isya.” Lexapun beranjak pergi untuk
mengambil air wudhu dan menunaikan solat isya.

SCENE 4
(subuh tiba)
Ibu dalta: “cantik canting, ganteng ganteng ayoo bangun semuanya kita
sholat subuh bareng bareng, di imamin sama om.”
Bunda: “lexaaa ayo bangun, udah gitu kita semua sarapan dulu”
Danu: “iya tante, aku udah bangun tpi leon susah dibangunin”
Iqlima: “nih anak yaa dasar, bangunnn leeeeeeeee solat”
Hafiizh: “diem napa nyaaa, nih aku udh bangun”
Ibu dalta: “ayoo om udah siap tuh”
(merekapun keluar untuk solat dan sarapan. Diruang tamu ketika mereka
berkumpul)
Iqlima: “kalian tauga, pas kita abis main puzzle itu ko aku ngerasa aneh ya?”
Firyal: “tuhkan gasalah kenapa aku tiba tiba degdegan”
Hafiizh: “kamu mah lebay aja dal huuu”
Danu: “iya ihhhh dal, org pas awal aku aja biasa aja”
Firyal: “tapi aneh, ko aku tiba tiba mimpi aku lari dihutan, ga jelas banget
kenapa aku lari lari”
Iqlima: “hah?!serius mimpinya gitu?kalo gitu sih aku juga sama mimpinya
gitu, terus aku liat lexa kebangun kaya kaget”
Shulton: “aku juga mimpi gitu, aku tiba tiba jatuh pas aku lari itu yang buat
aku kebangun”
Danu: “kalian serius?!aku juga sama mimpinya gitu”
Hafiizh: “wahhhh gila aku juga”
Shulton: “kta semua ngalamin mimpi yang sama, tapi apa kalian yakin ini
semua gara gara semalem kita main puzzle itu?”
Danu&hafiizh: “yakin!!!”
Iqlima: “tapi ga mungkin tiba tiba kita bersamaan kaya gitu”
Firyal: “iyaaaa aneh kann, tapi ko aku masih penasaran sama puzzle itu”
Shulton: “ga kita coba mainin lagi?”
(transisi adegan, langsung menyorot dimana 5 serangkai berkumpul
mengelilingi puzzle yang diletakkan di tengah)
Firyal: “aku deg degan banget sekarang”
Shulton: “tenang dal, kita mainin ini bareng bareng, jadi jangan takut”
danu: “aku dah siap nih”
Hafiizh: “iyaaa ayo nunggu apa lagiii”
Iqlima: “sans kita ucap bismillah dulu”
(Bersamaan mengucap bismillah)
Semua terfokus menggabungkan kepingan kepingan puzzle tersebut,dan
pada akhir kepingan tetap saja ada satu kepingan yang tidak dapat mengisi
ruang kosong pada papan puzzle dan tidak dapat membuat gambar yg
sempurna.
Shulton: “satu kepingan lagi’
Danu: “apa jatuh yaa sebelum kita berangkat ke villa?”
Hafiizh: “tapi kayanya gak mungkin jatuh, sebelum pergi kita Cuma liat tapi
ga buka tempat puzzle ini kan?”
Iqlima: “kalian ko aku ngerasa kursi aku goyang yaa?nambah cepet!!!!”
Seketika semua kursi bergerak semakin lama semakin cepat dan berhenti
bersamaan
Shulton: “dalllll dibelakang kamuuuuu ada tangan”
Dalta hanya berdiam diri tidak bisa bergerak dan tiba tiba....tangan itu
menutupi mata dalta dan daltanpun tertarik entah kemana sembari teriak.
Satu persatu tangan misterius itu menarik 5 serangkai.

BABAK 5
SCENE 1
(transisi adegan; lokasi hutan)
Mereka semua tanpa sadar pingsan di sebuah hutan, lexa sadar terlebih
dahulu dan dia menemukan teman teman nya masih pingsan, lexa sedang
berusaha menyadarkan teman teman nya.
Shulton: “milll bangun mil, leee sadar!!!!dallll nyaaaa kita semua ada di
hutan. Sadar dal!!!”
daltapun tersadar dan berkata “kenapa kita ada disini??”
shulton: “gatau aku juga, gatau kenapa kita ada disini”
iqlima: “pusing banget kepala aku”
danu: “leee bangun leee, kita terdampar dihutan. Kamu malah tidur”
hafiizh: sembari berdiri “iyaaa ini aku udah sadar mil, kita dimana?”
danu: “di laut mil. Yaelah jelas jelas kita ada di hutan”
iqlima: “bisa bisanya kalian disaat kaya gini”
shulton: “kita jangan bercanda dulu sekarang kita harus berfikir bersama
sama kenapa kita bisa disini dan apa itu heraclitus puzzle”
hafiizh: “mil awas kalo kamu jail jail sekarang kita serius” setelah berkata
seperti itu, leon terkejut karna saat ia menengok ke arah milo pada saat itu
milo tiba tiba menghilang
hafiizh: “lexxxx!!!!!milo hilang, tadi dia masi disamping aku”
iqlima: “leee jangan bercanda lo”
firyal: “eh iyaaa milo gada, tdi dia juga disamping aku!!!”
shulton: “oke oke, sekarang kita jangan panik dulu, sekarang kita lagi
dihutan yang luas, sekarang kita cari milo dan kita harus bareng bareng
gaboleh ada misah”
mereka semua sembari berteriak memanggil nama milo dan berjalan
menyususri hutan. Setelah 1 jam milo tetap tdak ditemukan...
hafiizh: “kalian, kita udah gini selama 1 jam dan milo belum ketemu”
firyal: “iyaa, dan sekarang kita cape kalau harus kaya gini terus. Gimana
kalau kita misah aja dan selama kita misah, beri tanda pada setiap daerah
yang kita lewatin jadi kita bisa balik lagi kesini ketempat semula”
iqlima: “tapi resikonya besar dal kalau kita misah”
shulton: “bener kata sunya, tapi kita ga punya cara lain sekarang”
hafiizh: “jadi sekarang kita harus gmn?”
shulton: “kita bareng bareng gini gada kemajuan, kita bagi bagi tugas
sekarang. Dalta kamu kearah sana (sambil menunjuk), sunya kamu kesana
(sambil menunjuk), leon kamu ambil yg sana (sambil menunjuk), dan aku
bakal kesana. Sekarang kita semua berpencar hati hati buat kalian.”
Iqlima: “iyaa hati hati juga kalian, bismillah”
Mereka semua pergi sesuai arahan lexa, tak lupa mereka memberi tanda
disetiap perjalanan mereka. Tetapi disaat mereka memberi tanda ada hal
aneh, tanda itu langsung menghilang dan tak satupun dari mereka yang
menyadari hal itu, mereka tetap berjalan dan memanggil manggil nama
milo yang mungkin bisa saja milo mendengar itu dan menjawab panggilan
tema teman nya.
SCENE 2
(transisi adegan; menyorot ke lexa)
Shulton: “milllll, miloooooo, milooo kamu dimana, miloooo”
lexa memberi tanda di perjalanan nya, setelah dia maju beberapa langkah
dia merasakan hal yang kurang baik dan dia membalikan badan kemudian
balik ke arah tempat yang tadi dia beri tanda. Lexa terkejut karna tanda
yang dia beri itu hilang, dia terus mencari kemudian berlari ke arah yg tadi
sudah dia lewati, mencari dan terus mencari, lexa terus berlari dan diapun
terjatuh. Tiba tiba tersadar, apa yang dia lakukan ini sama seperti
mimpinya.
Shulton: “AHHHH!!! /terkejut dan takut/ MIMPI!!!KENAPA INI SEPERTI
YANG ADA DI MIMPIKU!!. MILOOOO MILOOO KAMU DIMANA!!!!
Lexa terus berlari dia menjadi diluar kontrol karna kepanikan nya dan dia
tidak bisa berfikir jernih sekarang. Dan saatnya dia berhenti
Shulton: “kenapa bodoh, kenapa aku bodoh!!mengapa aku bodoh dalam
memainkan puzzle /sembari memukul kepalanya/ mungkin sekarang yang
lain sama sepertiku, mungkin yg lain kehilangan tandanya....sekarang
bagaimana aku harus kembali”
Lexa menunduk sembari mengatur nafasnya, ritme detak jantung sudah tak
karuan, dia lelah, berkeringat, sudah seperti orang yang benar benar
kehilangan kesadaran. Dia berfikir sangat keras, sesekali mengerutu. Tetapi
tidak untuk lexa si pintar yang kehilangan sepenuh akalnya, iapun akhirnya
sadar dan teringat heraclitus puzzle an ia menyesuaikan keadaan ini dengan
teori yang dia buat tentang heraclitus
Shulton: “ayooo berfikir ayoooooooo!!! /sembari memegang kepala/
heraclitus!! Puzzle itu dan heraclitus, kepingan puzzle yang hilang dan
heraclitus semua terhubung!!kepingan itu seperti cerita heraclitus, ia
membuat sebuah buku dan-dan...AKHHHHH KENAPA AKU TIDAK BISA
MENGINGAT, LEXXX SADAR TEMAN TEMAN KAMU TERJEBAK!!”
Lexa sangat sangat menyesal atas pilihan nya memainkan puzzle tersebut
dan sangat kesal dengan dirinya yang tidak bisa mengingat teori yang ia
buat soal hubungan hraclitus dan puzzle itu. Tpi teap saja lexa tidak
menyerah dan lexa kembali berfikit dan akhirnya menemukan jawaban atas
teorinya tersebut.
Shulton: “tolong lex bantu teman temanmu kali ini.” /lexa kemudian
mengangkat kepalanya dan melihat sekelilingnya/ “hutan ini semakin lama
semakin gelap” /kemudia lexa duduk/, “gelap?aristoteles menyebut
heraclitus dengan sebutan “sang gelap”. Itu semua karna dia adalah filsuf
yang misterius. Dan hutan ini, yap hutan ini, hutan yang gelap ini
menunjukan sisi dari heraclitus yang misterius dan gelap dan kepingan
puzzle yang hilang itu seperti halnya buku yang heraclitus ciptakan itu
menghilang. Soal teori yang heraclitus ciptakan, perubahan aku dan mereka
pasti akan ada perubahan, pertentangan yaa kita semua pasti akan saling
menentang pemikiran yang orang jelaskan, dan kembali lagi itu tidak akan
harmonis jika semua itu terjadi, puzzle ini menunjukkan tentang kehidupan
dan kepingan puzzle ini ada disekitar diriku yang tidak aku sadari!!!”
Lexapun menjabarkan teori yang sudah ia pikir keras, tak lama
kemudian....tiba tiba muncul dalta, disusul sunya, dan leon. Munculnya
mereka seperti org yang keluar dari labirin semua teringat seperti maze
runner, dan orang yang menuntun mereka untuk keluar adalah lexa, dang
remaja yang lebih mementingkan dirinya sendiri.
Firyal: “lexaaaaaaaa!!!!aku ga bisa nemuian tanda yang udah aku tinggalin”
Shulton: “dallll!!!”
Iqlima: “daltaaa lexaaaa!!!!aku panik ga bisa nemuin tandanya dan kita bisa
tiba tiba bertemu dalam satu titik, aku bersyukur”
Shulton: “leon manaa, jangan bilang leon bisa menemukan kita”
Hafiizh: “kaliaannnnnn!!!aku disini!!!kita kenapa bisa bertemu secara
bersamaan”
shulton: “sekarang aku sudah tahu jawaban nya, ini semua, hal yang kita
alamin berhubungan dengan bagaimana heraclitus “si gelap” itu yang
mengemukakan 3 teori yaitu perubahan, pertentangan, dan semuanya
akan kembali ke harmonis, artinya kita semua harus bersama seperti
kepingan puzzle yang saling mengisi, kepingan puzzle itu ada disekitar kita
dan itu tidak kita sadari”
Iqlima: “dan dari namanyapun itu sudah menunjukkan sebuah jawaban”
Hafiizh: “sekarang bagaimana kita akan kembali?!?!?”
Firyal: “milo bagaimana?”
shulton: “dengan adanya jawaban dan kembalinya kita, milopun akan
kembali. Sekarang kita semua berkumpul membuat lingkaran dan saling
berpegangan tangan”
(semuapun berkumpul, mereka saling menggenggam tangan satu sama lain
dengan penuh harapan dan rasa ketakutan)
Shulton: “kalian ingat saat pertama kali kita memainkan puzzlenya?”
firyal: “iyaa, pada saat itu setelah kita memainkan puzzle lampu langsung
padam”
Shulton: “itulah heraclitus, dia menunjukkan dirinya dan kita harus
memanggil dia sang gelap untuk kembali keadaan saat itu”
Hafiizh: “dan kita harus mengucapkan nama panggilan nya itu secara
bersamaan?”
Shulton: “kembali ke harmonisasi yaitu kebersamaan, kita panggil
heraclitus si gelap, 1,2,3” /mereka saling bertatap dan menggangguk satu
sama lain memberi tanda bahwa ini akan baik baik saja dan akan terjadi/
Bersamaan: “HERACLITUS SI GELAP!!!!”
(Tidak ada perubahan)
Shulton: “kita coba lagi”
Bersamaan: “HERACLITUS SI GELAP!!! HERACLITUS SI GELAP!!!”
Mereka terdiam dan saling menatap, tetapi seketika...dua tangan seperti
saat mereka pertama ditarik kehutan, kembali menarik mereka satu satu.
Mulai dari dalta, sunya, leon, dan yang terakhir lexa. Ditempat yang sama
mereka kembali, disitupun ada milo. Mereka masih tidak tersadar dan satu
persatu mereka terbangun, mereka kebingungan dan leon melihat ada milo
disitu dia langsung berteriak girang.
SCENE 4
Hafiizh: “WOIII MILOO!!!MILO BALIK!!MILOOOOOO!!!” /leon memeluk
milo/
Iqlima: “miloooo!!!lu ilang kemana aja sihhh huhuhuh”
Firyal: “milooo kita cari cari kamu, dan yang balikin kamu itu lexa”
shulton: “milll kamu gapapa kan?kamu sadar kamu hilang?”
danu: “aku gapapa lex, aku ga sadar kalau selama ini ku hilang, aku merasa
aku ada disebuah ruang gelap”
hafiizh: “udahlahh ga penting, sekarang yang penting kamu udah balik lagi”
Shulton: “sekarang kita harus menyelesaikan puzzle itu”
Merekapun menatap puzzle tersebut, tetapi....
Firyal: “KALIAN KENAPA TEMPAT YANG KOSONG INI UDAH KEISI???”
/sembari menunjuk bagian puzzle yang awalnya kosong/
Danu: “bukan nya hilang yaa”
Iqlima: “kayanya lexa bener bener udah nemuin jawaban nya”
Shulton: “aku nyesel udah mainin puzzle ini, maaf ya”
Hafiizh: “gapapa, disini bukan kamu doang, ada kita”
Firyal: “gimana kalau kita kubur puzzle ini?”
Iqlima: “iyaa bener, supaya gada orang selanjutnya ngalamin hal yang sama
kaya kita”
(transisi adegan; lokasi tanah belakang villa)
Firyal: “kayanya kita harus bilang selamat tinggal sama si gelap ini”
Hafiizh: “gakan aku maafin nih puzzle udah ilangin milo”
Iqlima: “heh sompral ya lu le”
Shulton: “kita kubur sekarang?”
Danu: “iyaa nunggu apa lagiiii”
Setelah mereka selesai mengubur, terlihat dari wajah mereka jika mereka
sangat lega dengan hal ini.
Ayah dalta: “daltaa!! /sembari berjalan/ kalian ngapain disini, ayo siap siap
kita pulang”
Firyal: “eh ayah, tadi kita abis main aja sekitar sini”
Ayah dalta: “yauda ayoo, bunda ama ibu udah nunggu kalian”
Tanpa salam hangat, dengan tatapan sedikit benci, banyak menyesal, dan
rasa bersyukur mereka meninggalkan puzzle yang terkubur itu. Kembalinya
mereka ke kehidupan nya, sedikit perubahan, berkurangkanya
pertentangan dan memberikan harmonisasi untuk 5 serangkai ini.

-THE END CUYYYYYYY-

Anda mungkin juga menyukai