Tokoh :
Mila : Perempuan pemimpin, meskipun gak ada yang milih dia memimpin
? (Rahaia) : ……….
Liburan adalah saat yang dinanti-nanti, tidak terkecuali 4 orang remaja Dicky, Reza,
Mila, dan Sherin. Mereka baru saja sampai di kastril untuk menikmati hari libur mereka.
Mila : “ Dick, tolong simpen tas ini, ya. Sher, kamu bantuin aku bersih-bersih ruang
tengah sama kamar, ya. Reza, kamu jangan tiduran di teras dong!”
Dicky : “ Gue udah bawa tasnya ke dalam, tapi pas gue ke dalem, gue dapet berita
buruk,”
Reza : “ Gue juga kerja tahu, dengan diamnya gue disini dan gak ngeganggu, itu udah
mempermudah kerja kalian,”
Mila : “ Udah-udah! Jika kastil ini bersih, ya berarti ada yang tinggal di ini kastil, tapi
siapa? Lo enggak punya sodara yang tinggal di kastil inikan Sher?”
Sherin : “ Enggak, keluarga gue bilang kastil ini kosong. Mereka juga udah bertahun-
tahun enggak datang kesini,”
Dicky : “ Jadi keluarga Sherin malas mengurus kastil ini dan akhirnya menelantarkannya
begitu saja. Kastil yang terlupakan, sungguh kasihan,”
Reza : “ Ternyata di dunia ini ada yang lebih malas dari gue. Senang rasanya bisa tahu,”
Mila : “ Oke, gimana kalau kita sekarang check siapa yang tinggal di kastil ini,”
Sherin : “ Terserah, tapi jangan gue,” (Reza lewat mau masuk kastil)
Sherin : “ Wih, Reza yang selama ini difonis orang termalas mau menjadi pahlawan
dengan menjadi orang yang pertama kali masuk,”
Akhirnya mereka pun memasuki kastil itu tanpa tahu apa yang menunggu mereka di
dalam. Sampai pada suatu ketika …
(Gemetaran ) Sherin : “ Tadi ada bayangan hitam gitu, kayanya itu hantu. Tuh!” (nunjuk)
Reza : “ Samsudin,”
Samsudin : “ Kalian kenapa datang ke kastil ini? Kastil ini sudah lama ditinggalkan
pemiliknya,”
Sherin : “ Kami kesini mau liburan. Saya anak dari pemilik kastil ini,”
Samsudin : “ Iya orang sibuk. Dia sangat sibuk sampai tidak mengangkat telephone saya
berkali-kali. Saya mau memberitahukan kepada beliau kalau sudah terjadi pembunuhan
berantai di kastil ini,”
Samsudin : “ Iya, lima orang pemuda seperti kalian sudah dibunuh disini,”
Mila : “ Tuhkan,”
Samsudin : “ Kakek juga tidak tahu, tapi menurut orang-orang disini. Dia memburu
orang-orang yang memiliki sifat lima dosa besar,”
Samsudin : “ Iya, serakah, sombong, egois, , dan . Juga katanya hanya orang yang tidak
memiliki sifat itu yang bisa menyelamatkan orang dengan dosa besar itu,”
Sherin : “ Ouh, kalau gitu kalian enggak usah khawatir, kan disini ada Sherin yang baik
hati, dan cantik ini,”
Mila : “ Yaudah, sekarang gue pergi dari kastil ini. Gue gak mau jadi korban,”
Reza : “ Egois. 3 dosa sudah komplit, jadi kapan dia akan datang dan kenapa kakek ada
disini?”
Samsudin : “ Kakek sedang mencari anak-anak yang sudah seminggu terkebak di kastil
ini. Oh iya, arwah itu punya wajah yang putih pucat dan memakai kaos hitam,”
Karena ketakutan yang bukan main, akhirnya mereka berpencar. Sherin yang entah lari
kemana, sampai di sebuah ruangan kosong dan hal yang mengejutkan dia dapatkan.
(Sherin membelakangi Reza dan mereka berdua jalan mundur dan bertabrakan) Sherin : “
Aaaa!!!”
Sherin : “ Apa?!”
Reza : “ Sudahlah, kenapa kalian menatapku begitu? Oh iya, aku menemukan pintu
keluar,”
Dicky : “ Oh iya, tulisannya kecil jadi gak keliatan. Yuk keluar, nanti hantu itu keburu
datang,”
Dicky : “ Yaelah, lagian emangnya apa yang bisa kita lakuin? Cari hantu itu terus lawan
pake kamehameha terus nyelametin Mila? Enggak, ‘kan? Lebih baik kita keluar dulu,
terus cari bantuan. Ayok Za,”
Dicky : “ Hah? Lu ngomong apa sih Za? Jangan giladeh. Atau jangan-jangan lu naksir
lagi sama dia? Tenang aja, kita cari bantuan terus selametin dia,”
Sherin : “ Udah! Jangan berantem, seenggaknya Reza yang keliatannya gak peduli sama
temen, lebih ngehargain temen dari lo!”
Dicky : “ Oke, oke, jadi kalian mau sok pahlawan. Kali ini yang kita bicarain realita, kita
gak mungkin bisa selametin dia, kita lebih baik cari bantuan sebelum hantu itu datang,”
Reza : “ Ada 2 kesalahan dari kalimat yang barusan lo ucapkan. Pertama, kita bisa aja
selametin Mila. Kedua, hantu itu udah ada di belakang lo,”
Dicky : “ Apatuh?”
Reza : “ Berdo’a,”
Sherin : “ Lu di keadaan kayak gini masih sempet bercanda! Lu itu orangnya bisa serius
enggak sih?! Tapi, meskipun lo gitu orangnya gue …,”
Reza : “ Hm?”
Sherin : “ LDR?”
Sherin : “ Reza!”
Reza : “ Iya-iya, gue bercanda kok, gue juga suka sama lo,”
Dicky : “ Gue sih ga masalah kalau dianggurin, tapi kayaknya hantu itu masalah kalau
dianggurin,”
Dicky : “ Mila?”
Dicky : “ Tapi tadi gue liat lo dibawa hantu ini, terus …,”
Mila : “ Jadi gini Sher, gue sebenernya agak bingung, kalian itu setia sahabat atau
enggak, ya akhirnya gue rancang skenario ini dan ternyata kalian emang sahabat sejati.
Maaf ya, udah ngerjain kalian,”
Dicky : “ Gak papa, berkat skenario lo, jadi ada yang jadian nih. Cie,”
Mila : “ PJnya,”
Reza : “ Iya-iya,”
Hantu : “ Gue juga dapet dong, meskipun kita kutang kenal, tapi berkat akting gue yang
meyakinkan kalian dajian,”
Begitulah akhir dari kisah menegangkan dari liburan mereka. Semenjak saat itu
persahabatan mereka semakin kuat.
Tokoh:
Di sebuah sekolah favorit, ada tiga orang siswa populer yang disegani. Mereka adalah
Corry, Ririn, dan Venny yang terbiasa mendapatkan apapun dengan uang.
Namun ada juga golongan kedua, yang terdiri dari Nurul, Budi, dan Haris. Mereka pintar,
namun tergolong siswa kurang mampu sehingga sering diremehkan oleh Corry, Ririn, dan
Venny.
Suatu hari, Corry, Ririn, dan Venny hendak pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka
yang lapar. Namun Corry tidak berhasil menemukan uangnya yang seingatnya diletakkan
di tas.
Corry :”Nggak mungkin, Rin. Aku masih ingat tadi meletakkan uang itu disini”
(menunjuk bagian depan tasnya)
Venny :”Tunggu, geledahnya nanti aja waktu semuanya udah di dalam kelas, kan nggak
enak sama yang lain, Cor”
Corry :”Yaudahlah”
Ririn :”Mendingan ssekarang kita ke kantin, biar aku yang traktir!”(menarik tangan Corry
dan Venny keluar kelas)
Haris :(menggeleng)
Ririn :”Ya udah, geledah aja tas mereka semua!”(Ririn berjalan menuju meja Budi yang
sedang membaca buku dan langsung menggeledah tasnya)
Budi :(meletakkan bukunya)”Bukan! itu uang yang diberikan ayahku tadi pagi dan akan
kugunakan untuk membayar uang sekolah”(merebut uang itu dari tangan Ririn)
Haris :”Ya, itu uang Budi! Bahkan tadi pagi aku melihat ayahnya sendiri yang
memberikan uang itu kepada Budi!”
Corry :”Nggak nyangka, ya! Orang yang selama ini kuanggap baik dan jujur ternyata bisa
mencuri uangku! Budi, kamu sadar diri dong! Kurang baik apa aku ke kamu!”
Nurul :”Kamu nggak boleh gitu, Cor! Belum tentu Budi yang mengambil uang itu! Siapa
tau uang itu benar-benar pemberian ayahnya!”
Corry :”Nggak mungkin! aku yakin itu uang aku! Nggak mungkin juga kan, Budi punya
uang sebanyak ini!” (merebut uang dari tangan Budi)
Venny :”Ya sudahlah, nanti aja masalah ini diselesaikan. Sekarang kan sedang jam
kosong, sebaiknya kamu menenangkan diri dulu ke luar kelas. Aku tidak ikut, ya, mau
mengerjakan PR dulu! Hehehe..” (mengangkat buku PRnya)
(Venny berjalan menuju meja Budi dan langsung duduk di sebelah Nurul)
Venny :”Ssstt….Ririn”
Haris :”Lagipula kayaknya nggak mungkin Ririn yang mengambil uang itu”
Venny :”Tapi itulah kenyataannya. Biar nanti aku yang memberitahu Corry. Kalian tidak
usah panik”
Venny :(berteriak dengan lantang)”Teman-teman, sekarang saatnya kalian tau, siapa yang
sebenarnya mengambil uang Corry! dia adalah orang terdekat yang paling
dipercayainya!”
Corry :”Sial!! selama ini aku sangat percaya sama kamu! Tapi kenapa kamu berkhianat,
Rin? Kenapa kamu tega sama aku?!”
Ririn :”Kamu yang buat aku berubah, Cor! kamu yang memaksa aku untuk ngikutin gaya
hidupmu! Aku tertekan, Cor!”
Budi :”Sudahlah…..kenapa jadi kalian yang bertengkar? Maafkan aja, Cor. Aku tau
kondisi keuangan Ririn sedang susah, kemarin aku melihat dia mendaftar beasiswa untuk
anak kurang mampu”
SMP NEGERI 4 ELAR
Fransiskus Efritianus Jansan, S. Pd
KUMPULAN TEKS FRAGMEN
Ririn :”Iya, memang aku yang salah. Maafkan aku, aku nggak pernah cerita sama kamu,
karena aku nggak mau merepotkan kamu, Cor”
Corry :(tertunduk)
Corry :(tersenyum)”Iya, Rin. Maafin aku juga, ya. Lain kali, kalau kamu butuh sesuatu,
cerita aja ke aku,siapa tau aku bisa bantu”
Haris :”Apa?”
Corry :”Oiya, maafkan aku ya, Bud! aku salah sangka ke kamu!”
Budi :”Iya, nggak apa-apa, Cor. Aku nggak marah kok sama kalian semua!”
Venny :”Ya iyalah….Budi nggak mungkin marah sama Corry, kan kalian semua tau kalo
Budi diam-diam ada sesuatu sama Corry..”
Karakter:
Alur Drama
Pada pagi hari itu tepatnya di depan rumah Vina, Nani, Brian dan Revo sedang
berkumpul. Tidak lama kemudian si Vina keluar dari rumahnya mendengar ketiga
temannya itu sedang ngobrol didepan halaman rumahnya.
Vina:Hai, ada apa ini? Kok tumben kalian pada gerumpi didepan rumah akau.. nggak
manggil aku lagi?!
Nani:Aku tadinya sih mau manggil kamu, tapi kamunya aja yang sudah keburu nongol.
Nggak ada acara kamu hari ini, An?
Vina:Nggak ada tuh.. emang mau ngajak kemana kok kayaknya mau ngajak aku jalan
gitu?
Nani:Nggak kok, aku cuman nanya aja.. ya, sapa tahu aja kamu mau kemana gitu, kan
biasanya kamu padat acara.
Brian:Bisanya jam sgini kan Tina pasti lewat sini, gimana kalau kita kerjain dia. Setuju
nggak kalian?
Revo:Ngerjain Tina?! Ah.. kamu ini jahat amat sih jadi orang!
Vina:Iya tuh.. kenapa sih dari dulu kamu tuh nggak pernah berubah, Di. Dari dulu
kerjaannya pengen ngejahilin orang terus!
Nani berusaha untuk menyadarkan Brian yang diusianya sudah menginjak 17 tahun, tapi
sikapnya masih saja seperti anak-anak.
Nani:Brian, kamu tu kan udah dewasa, mestinya tabiat buruk yang selama ini melekat
pada diri kamu itu sudah beransur menghilang, ini nggak malah sepertinya makin
menjadi.
Vina:Tuh.. dengerin kata si Nani, harusnya kamu tuh bisa bersikap lebih dewasa, dan
kebiasaan kamu yang suka ngejahilin orang itu sedikit demi sedikut harus kamu hilangin.
Karena Brian anaknya memang keras kepala dan suka menganggu orang lain, maka dia
tidak mengedahkan nasehat teman-temannya.
Melihat sikap si Brian yang tidak juga sadar diri tentang kebiasaan buruknya, Revo pun
berusaha menyadarkan Brian.
Revo:Iseng itu emang boleh aja sih, Brian. Tapi, kalau berlebihan kan nggak baik juga.
Tina tu anaknya baik dan pendiam, terus kenapa tega amat kamu mau ngerjain dia.
Emang salah dia apa?
Vina: Bener banget apa yang Revo bilang. Justru kalau aku pas ngelihat Tina itu yang ada
dihati ini malah rasa hiba.
Vina: Tina itu kan sudah nggak punya Ibu. Dia sehar-hari menghabiskan waktunya untuk
membantu ayahnya dagangan di pasar.
Brian baru tahu kalau ternyata Tina sudah tidak memiliki ibu. Mendengar kabar tersebut,
keinginan Brian untuk menjahili Tina pun pupus.
Brian: Oh.. begitu ya.. kasihan ya si Tina! Ya sudah deh, aku janji nggak bakalan
ngejahilin atau ngerjain Tina lagi.
Nani: Bagus itu, tapi jangan hanya sama Tina dong! Sama siapapun kamu nggak boleh
bersikap jahil. Itu kan perbuatan dosa.
Semenjak itu, Brian sudah tidak pernah menganggu Tina lagi, namun perangai buruknya
masih saja tidak berubah. Brian sering membuat onar dikampungnya dan juga
disekolahan.
Tokoh :
Sudirman :murid
Burhanudin :murid
Sartika :murid
Tersebutlah tiga sahabat yang sangat jahil karena kejahilannya tersebut ketiga sahabat itu
yang bernama Nafi, Farida, dan Tanny sering bermasalh dengan teman-temannya bahkan
sampai dengan guru juga, mereka bertiga terancam akan dikeluarkan dari sekolah.
Nafi,Tanny,Farida : (tanpa rasa bersalah) “ iya bu’ kami tidak akan mengulanginya lagi
dan tidak akan buat masalah lagi. ”
Ketiga trio jahil itu pun keluar, saat masuk kelas mereka bertiga diejek-ejek oleh ketiga
temannya
Sudirman : “kasian deh kalian udah menuai apa yang kalian tanam”
@kelas
Farid : “ suntuk….galau”
Naif : “STOP!!! Kalau galau ngak usah risau! Mendingan kita happy-happy aja!! ”
Nafi : “kalau dia ada ya! Kalau tak ada ya nggak laaah”
Nafi : “nantikan bu killer kan ada tugas tuch kita ambil aja tugas dan PR dari trio
kamseupay”
Farida : “ok, aku setuju, Tanny tugas kamu,ambil tugas dan pr dari tas trio kamseupay”
Saat istirahat.. tanny pun mengambil tugas budi, burhan, dan sudirman. Tanny tidak
mengetahui kalau sartika melihat tanny mengambil sesuatu dari tas budi.
Budi : “tadi ada bu, tapi saya tidak tahu siapa yang mengambilnya, eh Burek eh salah
Burhan ,Sudirman kalian ya yang mengambil? ”
SMP NEGERI 4 ELAR
Fransiskus Efritianus Jansan, S. Pd
KUMPULAN TEKS FRAGMEN
Marsela : “Ibu tidak mau tahu kalian sudah tidak mengerjakan tugas dari saya … silahkan
kalian keluar”
Sartika : “waktu istirahat tadi saya melihat Tanny sedang sesuatu didalam tas Budi bu”
Marsela : (menghampiri Tanny dan berkata pelan) “apa itu benar nak? ”
Marsela : “JAWAB…….!!!”
Marsela : “sesuai dengan kesepakatan kita tadi, mulai besok kamu tidak usah sekolah
lagi”
Farida : “ini ssemua bukan salah Tanny bu, ini salah saya, saya yang menyuruh tanny
mengambil tugas itu”
Nafi : “jangan keluarkan mereka bu, ini semua salah saya, saya yanag punya ide atas
semua ini. Jadi, jika ada yang harus dikeluarkan itu adalah saya”
Marsela : “baguslah kalian sudah mengakui kesalahan kalian. Silahkan kalian nikmati
hari terakhir disekolah ini. ”
Sartika : “tapi bu, Nafi, Farida dan Tanny sudah berterus terang, bukankah kejujuran
mereka harus dihargai bu”
Budi : “itu benar bu!!! Sartika benar kejujuran itu harus dihargai.. saya sudah memaafkan
mereka bertiga bu”
Marsela : “baiklah, Nafi, Farida, Tanny berterima kasihlah kepada teman-temanmu yang
baik-baik ini”.
Marsela : “jangan senang dulu !!! nanti waktu istirahat kalian keruang ibu, meski kalian
tidak dikeluarkan, kalian tetap mendapat detensi. Mengerti!!!!”
Nafi : “Budi, Sudir, Burek eh salah Burhan, maafkan kaminya yang sering berbuat jahat
sama kalian.”
Tanny : “ternyata kalian itu teman sekaligus sahabat yang baik nya”
All : “WAAWWW!!!”
Nafi’ : “ya udah ya sob, kami mau pergi ke ruang kepsek. Sampai jumpa…” (melangkah
keluar diikuti Tanny dan Farida)
THE END
Penokohan:
– Wawan: Berani
– Riska: Semangat
– Dude: Bertaggungjawab
– Tina: Cerewet
– Ulfa: Pemalu
Sinopsis Drama
Wawan, Ali, El dan Dude telah mendapatkan kabar baik untuk melanjutkan kuliah di
perguruan tinggi negeri. Karena mereka sudah diterima di beasiswa bidik misi.
Sedangkan Tina, Ulfa dan Riska masih berusaha untuk masuk diperguruan tinggi dengan
biaya yang terjangkau.
Naskah Drama
Pengumuman penerimaan mahasiswa baru, telah sampai di beberapa sekolah yang ada di
Indonesia. Hal ini dibuktikan banyaknya peluang untuk masuk di perguruan tinggi
dengan berbagai macam jalur. Kabar dari pemerintah mengenai beasiswa bidik misi telah
disampaikan. Kabar baik untuk Wawan, El, Dude dan Ali yang diterima beasiswa bidik
misi karena mereka sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
El: Ya Wan, walaupun kita terlahir dari orang yang kurang mampu tapi akan kita buktikan
kemampuan kita.
Ali: Perguruan tinggi yang akan menjawab kemampuan kita selama ini El.
Dude: Riska, Ulfa dan Tina masih bingung mencari perguruan tinggi negeri.
El: Mereka kan terlahir orang mampu tidak sama dengan kita.
Ali: Bukannya begitu El, ini sahabat selama tiga tahun di sekolah ini.
Tiba-tiba Tina, Riska dan Ulfa datang dan mengucapkan selamat bagi 4 sahabat
cowoknya.
Tina: Mending kita gabung saja sekampus lagi dengan kalian berempat. Tapi caranya
bagaimana? Secara kampus yang kalian dapat tinggi dan untuk masuk di sana harus
menggunakan tes.
Dude: Begini saja, kalian bertiga jika memang ingin ke sana harus banyak belajar
menghadapi SNMPTN tulis.
Dide: Tapi kenapa? Kamu takut tidak masuk? Kalau sudah tidak yakin bagaimana bisa
masuk?
Wawan: Bener kata Dude. Ayo semangat kita bantu deh. Apa sih kalau tidak buat cewek-
cewek cantik ini.
Serempak mereka bertujuh tertawa. SNMPTN tulis tinggal menghitung hari, Riska, Tina
dan Ulfa terus belajar untuk masuk di kampus yang sama dengan 5 sahabat cowoknya.
Riska: Cie…
EL: Begini saja deh kita berempat akan membantu dengan belajar bersama. Seblum ujian
tulis masuk kampus datang. Bagaimana?
Tina: La begitu kan imbang dan enak (Riska dan Ulfa hanya mengangguk).
Wawan: Sekarang sekolah lagi bebaskan. Mending kita manfaatkan untuk belajar saja.
Wawan: Ya sudah mulai besok kita belajar bersama ketika jam kosong.
Ujian tulis telah dibuka di beberapa kampus. Percaya diri dari Riska, Tina dan Ulfa telah
sampai di titik puncak tinggal meluapkan dalam soal-soal yang nanti akan dikerjakan.
Pun dengan 4 sahabat cowoknya yang rela untuk ikut menyemangati mereka.
Wawan: Kalau melihat kemampuan kalian, pasti masuk kok. Kuncinya adalah jujur pada
diri sendiri.
Keempat sahabat cowok terus menyemangati 3 sahabat ceweknya. Ujian telah dimulai.
Ulfa: Alhamdulilah…
Riska: Terima kasih Tuhan sudah memberi kesempatan untuk masuk di sini.
Itulah contoh naskah drama singkat tentang pendidikan untuk 7 orang yang bisa dijadikan
pelajaran untuk semangat dalam menjalani hidup.
Alkisah, disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seorang janda
miskin dan seorang anak gadisnya. Anak gadis janda itu bernama Darmi, rupanya sangat
cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai perilaku yang amat buruk.
Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaan
rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari. Segala permintaannya harus dituruti. Setiap
kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa memperdulikan keadaan
ibunya yang miskin, setiap hari harus membanting tulang mencari sesuap nasi. Suatu
hari, seperti biasa gadis itu mengurung dirinya di dalam kamarnya. Ia tak mau matahari
merusak kulitnya. Ia enggan debu-debu mengotori wajahnya.
Darmi : “Bukankah sudah berulang kali aku bilang bahwa setiap aku bangun ibu harus
sudah menata kamar ini hingga rapi, menyediakan lulur, air hangat, dan membuatkan
minuman sari buah untukku…?” (ekspresi marah)
Ibu : (dengan nada pelan) “kamu itu sudah besar, nak. Kamu bisa mengerjakan semua itu
sendiri.”
Sang ibu hanya mengelus dada. Hatinya gelisah. Kesibukan mempercantik diri, hanya
itulah yang selalu dilakukan putrinya yang pemalas itu. Matahari mulai memancarkan
sinarnya . Sang ibu mulai bersiap-siap untuk berangkat ke sawah untuk bekerja, ia tidak
lupa mengajak darmi untuk membantunya di sawah.
Ibu: Darmi . . .Ayo Bantu ibu bekerja di sawah(sambil mengetuk pintu kamar darmi)
Darmi : Tidak bu . . ., nanti kalo kuku dan kulit ku kotor gimana?
Ibu : apa kamu tidak kasihan sama ibu nak ? (dengan nada iba)
Akhirnya sang ibu pergi kesawah sendirian. Setelah Ibu pulang dari sawah . Darmi
langsung menghampirinya
Darmi : Upahnya mana ? (sambil mencari-cari uang upah ibunya di pakaian ibunya ,dan
di temukan uangnya di dalam genggaman tangan ibunya)
Darmi : nahh ini dia. .(dengan wajah senang sambil menunjuk uang)
SMP NEGERI 4 ELAR
Fransiskus Efritianus Jansan, S. Pd
KUMPULAN TEKS FRAGMEN
Ibu: ”Jangan, Nak! Uang itu untuk membeli beras,” ujar sang Ibu.
Ibu : kamu itu jadi anak bisanya cuma minta aja, tapi tidak pernah mau bekerja (dengan
kesal) Meskipun marah, sang Ibu tetap memberikan uang itu kepada Darmi.
Keesokan harinya, ketika ibunya pulang dari bekerja, si Darmi meminta lagi uang upah
yang diperoleh ibunya untuk membeli alat kecantikannya yang lain. Keadaan itu terjadi
setiap hari. Suatu hari, sang ibu mencoba untuk membujuk anaknya agar mulai mengubah
tabiat buruknya.
Ibu : Ibu kan sudah tua, jika ibu dipanggil oleh Tuhan maka Ibu tak khawatir lagi engkau
bisa mengurusi dirimu sendiri. Kita itu orang miskin, kita harus tetap bekerja untuk bisa
makan. (di ruang tamu)
Di pagi hari yang cerah. Aku dan sahabat ku berjalan bersama ke sekolah. Di setiap
perjalanan kami selalu tertawa dan bercanda. Hari-hari ku pun ku jalani bersama nya. Di
setiap aku sedih dia selalu menghibur ku, dia pun selalu bercerita kepadaku Dan dia lah
tempatku mencurahkan isi hatiku.
Dia sering mengajak ku kerumah-nya,dan aku pun sering mengajak nya kerumah ku. Ia
bernama DINDA dan aku bernama DITA.
Aku suka bercerita tentang hidupku kepadanya, itu karena ia bisa memberiku nasihat dan
membuatku semangat,biarpun di ejek teman-temanku.Dinda adalah tife orang peceria,ia
selalu ceria biar ada yang nakal kepada-nya ataupun jail,tidak seperti aku Cuma di ejek
aja aku sudah merasa…….eeeeehhhhmmmm.
Pada suatu hari Dinda mengajakku jalan-jalan ke tempat bermain, aku saaaangat
senang,kami bermain sepuas-nya,semua permainan kami coba,mulai dari komedi putar
hingga rollkoster.sampai-sampai kami lupa waktu.sekarang sudah sore,akhirnya kami
pulang kerumah masing-masing.
Selama aku tetap bersamanya,hidupku akan terasa senang dan bahagia, biar diejek teman-
temanku,karena ada dinda yang selalu menghiburku.
Tapi……… pada suatu hari ia tak hadir ke sekolah, sehabis pulang sekolah aku kerumah-
nya.Tapi apaa………….dirumahnya pun kosong,aku sangat bingung,kenapa hari ini
dinda tak ada,biasanya kalau ia mau pergi ia selalu memberi tahuku.tapi kali ini
tidak.Aku bingung seeeekali.
Besok harinya,disekolah dinda masih tidak hadir.Aku pun kembali lagi kerumah-nya,dan
masih tidak ada orang-nya. Besok hari nya lagi disekolah ia tetap tidak hadir,kambali lagi
aku kerumah-nya dan masih tidak ada.Setiap hari aku menunggnya di sekolah tapi ia tak
kunjung hadir.setiap hari pun aku kerumahnya.dan dirumah-nya masih tak ada orang-nya.
Disekolah aku hanya berdiam dan berdiam,di rumah pun aku melakukan-nya
lagi,berdiam dan berdiam.
Sekarang tak ada lagi yang menghiburku saat-saat aku sedih,seperti ini.Tak ada lagi
canda tawa,yang ada hanya tangisan rasa kesedihan.
Setelah dua bulan, hari-hari ku lewati sendirian dan berdiam diri,tanpa nya
Di depan pintu aku mendapat kan sepucuk surat,ku buka dan ku baca surat itu.
Buat Sahabatku
DITA
Aku udah lama pingin nulis surat ini ke kamu tapi baru sekarang ada kesempatan.
Maaf yaa…..waktu itu aku gak ngasih kabar atas kepergianku,aku tidak bisa ngasih kabar
karna malam itu aku dan keluargaku jalan-jalan ke taman malam.Tapi……….. saat aku
mau nyebrang,aku tak tau bahwa ada mobil disebelah kiri ku,mobil itu melaju dengan
kecepatan tinggi.
Dengan cepat aku tertabrak,dan orang yang menabrak itu tak tau entah kemana.Pada saat
itu juga aku dibawa kerumah sakit, “kata dokter aku mengalami luka yang sangat
parah”.Jadi aku harus tetap dirawat dirumah sakit sampai sekarang pun aku harus tetap
dirumah sakit.
Semenjak aku terbaring dirumah sakit aku sangat kesepian.tak ada lagi canda tawa dari
mu dan tak ada lagi curahan –curahan hati mu.
Sahabatmu
Dinda.
Waktu trus berjalan, aku tak pernah lagi tau akan kabar dari Dinda.Selama 5 bulan sudah
dinda dirawat dirumah sakit dan tak kunjung sembuh.aku saaaangat sedih.kenapa dinda
tak kunjung sembuh.
Pada suatu hari aku diajak oleh ibuku untuk menengok dinda,aku sangaaat senang,karna
aku bisa ketemu dinda,setelah sampai dirumah sakit hati terasa senang sekali.Setelah
SMP NEGERI 4 ELAR
Fransiskus Efritianus Jansan, S. Pd
KUMPULAN TEKS FRAGMEN
tepat diruang rawat nya dinda,hatiku terasa sedih,dinda tak sadarkan diri,ia hanya
terbaring ditempat tidur nya,lalu aku bertanya kepada ibu nya “bagaimana keadaan dinda
saat ini,”
Apa yang aku lakukan setelah dinda tak ada didunia ini.Aku sadar bahwa dunia ini tak
selamanya ada,dan hidup ini pun kita hanya sementara,
Jadi aku akan mengulang nya dari awal.bagaimana hidup itu tanpa orang lain.
Tapi aku ingin di hidup dan mati aku akan tetap bersahabat bersama dinda.
agi hari, yang cerah. Semua masih sama seperti biasanya. Namaku masih tetap Laila,
masih tetap duduk di kelas 9. Dan masih bersekolah di SMP Muhammadiyah 1
Yogyakarta. Rumah dan keluargaku juga masih sama.
Hanya satu yang berbeda, hatiku. Hatiku sedang hancur, mendapat kabar buruk dari
penghibur hatiku. Yang nyatanya, dia hanya memberikan harapan palsu, saja. Bukan
‘perhatian’ yang ku kira.
Halaman sekolahku tidak begitu luas, tapi sekarang, jaraknya terasa sangat jauh. Saat
Minda menanyakan; Kenapa aku ‘galau’ ?
Aku hanya diam, aku yakin dia sudah tau apa alasannya. Kemarin aku uda luapkan semua
cerita dan kesedihanku sama dia, bahkan tangisku..
“Udahlah gak usah terlalu dipikirin. Kita uda mau ujian lho La, semangat! Kamu pasti
bisa La, kamu kuat”, ucap Minda menyemangatiku, saat ke luar dari kelas. Karena sedari
tadi aku hanya diam. Tetep aja, aku diem dan hanya membalasnya dengan senyuman.
“Iya La, nanti ga bisa masuk SMADA, mati kau!”, canda Azza, yang juga sahabatku. Ini
sangat menggelikan. Aku dan semua sahabatku, sontak tertawa. Dia memang sahabat
yang paling berbeda dari yang lain. Dia sangat humoris. Dia-lah perncair suasana kita.
“Yuk balik, udah bel tuh. Denger ngga?”, ajak Azza kepadaku dan yang lainnya, dengan
nada semangat.
“Yuk”, jawab kita serempak dan disertai dengan anggukan dari yang lain.
“Ma-te-ma-ti-ka”, begitulah aku mengeja kata yang tertempel di sampul buku tulis
berwarna cokelat ini.
Seperti biasanya, kami berkelompok untuk mengerjakan beberapa soal untuk persiapan
ujian. Nama kelompok ku Fidayodela, terdiri dari beberapa anak kece; Fitri, Dava, Yovie,
Desthi dan aku, Laila. Menurut penglihatan temen-temen dari kelompok yang lain,
kelompok ku adalah yang ternyaman! Karena kami konsekuen dengan hak dan kewajiban
kami. Saatnya serius kita konsentrasi, saatnya free kita bener-bener gila. Pokoknya
nyaman dan nyenengin kok!
Seperti hari biasanya, aku sama temen-temen pulang naik bus, angkutan umum. Tapi, aku
ngerasa ada yang beda dari biasanya, semua temen-temenku dari tadi senyum dan ketawa
ga jelas. Mencurigakan. Yakin, pasti ada yang mereka sembunyiin.
SMP NEGERI 4 ELAR
Fransiskus Efritianus Jansan, S. Pd
KUMPULAN TEKS FRAGMEN
Ini lagi.. Aku ngga ngerti sama perilaku Minda, yang ini. Dia mau duduk bentar di tengah
jalan mau ke halte. Aku sih nurut aja. Awalnya, aku cuman fokus sama cemilan di
tanganku ini. Tapi kok, tiba-tiba…
“Ada yang dateng! Aku mau pergi! Aku ngga mau di sini! Aku benci dia!”, teriak ku
dalam hati. Sekarang, aku telah melahap habis cemilanku. Bingung asli, mau ngapain.
Fix, aku salting.
“Minda, ayo pulang..”, kataku sama Minda yang baru asyik ngobrol sama temen yang
lain.
“Nanti dulu ah La”, jawab Minda, santai. Dia bener-bener gak mikirin aku yang dari tadi
salting, dan muak liat…
Entah kapan waktu uda mulai berdetik, dia… Iya, dia. Fauzan. Uda turun dari sepedanya
dan sekarang jalan, menghampiri aku.
“Aku mau ngomong sesuatu sama kamu, boleh?”, ujarnya dengan nada lembut dan tanpa
ku sadari, aku mengangguk.
Aku lihat sekelilingku. Masih sama, masih temen-temenku aja yang di sini. Dan masih
saja, mereka sibuk ngobrol. Seperti tidak tau, aku ‘akan’ ngobrol sama Fauzan. Atau
mungkin berpura-pura tak tau(?)
“Aku suka sama kamu, aku cinta sama kamu”, kata Fauzan dengan singkat. Jelas.
Mendarat tepat di telinga. Mengebom hatiku. Meledaklah, duar!
Sekejap aku mengangkat pandanganku yang sedari tadi melihat ke bawah. Aku diam,
menatapnya. Aku usir pandanganku ke sekitar. Aku makin diem, bahkan sekarang aku
membelakkan mata. Hampir semua teman satu kelas aku, di sini. Ngeliat ini. Rasaku
amburadul.
Aku ngga pernah nyangka, ternyata dia memendam ini(?) pengen banget aku bilang ke
dia, “Maafin aku yang udah buruk sangka sama kamu. Aku uda ngira, kamu cinta sama
orang lain dan menganggapku cuman sebagai pelampiasan kamu”. Tapi ku urungkan
niatku.
“Aku juga cinta sama kamu”, jawabku lirih. Agar tak ada temen yang denger. Ternyata
hipotesaku nol. Temen-temen uda tukeran telinga sama kelelawar. Mereka semua denger.
Semua teriak, menggodaku.
“Mau ngga jadi pacarku?”, katanya dengan singkat di tengah-tengah teriakan temen-
temen. Lalu semua diam. Aku melihatnya, lebih lekat. Aku lihat ada harapan besar di
matanya.
Aku menunduk, lagi. Aku ngga tau harus berkata apa. Aku punya prinsip, ngga mau
pacaran selama aku belum memiliki ‘ikatan suci’.
Tapi, di samping itu.. Aku juga pengen hangout, makan bareng dan seneng-seneng yang
lain, sama lawan jenis. Aku pasti bahagia. Dunia ini milik aku. Karena, cinta datang
dengan senyum kecil yang sangat manis.
“Terima aja, anggap ini cuman ‘status’. Kamu masih bisa jaga diri kamu. Tetap istiqomah
sama prinsip kamu. Aku yakin, pasti Fauzan bakal ngebantu kamu buat jaga prinsip
kamu. Dia ngga mungkin nyakitin kamu”, bisik Minda.
“Iya, aku mau”, jawabku dengan senyum kecil untuknya. Semua temen-temen teriak,
gempar.
Akhirnya, aku berlalu dari dia. Kami berjalan menuju halte, tempat kita biasa nunggu
bus.
Aku seneng, aku sangat bersyukur kepada Allah. Semoga Allah ngga marah sama aku.
Aku bisa miliki cinta di hati aku dengan sebuah jawaban pasti. Aku sangat menikmati
hidup dengan cinta yang aku punya, dengan Fauzan. Indah…
“Sahabat adalah teman yang selalu ada apapun, kapanpun, dan dimana pun.”
Kalimat itu selalu terngiang di telingaku. Itu adalah kalimat yang selalu diucapkan oleh
sahabatku. Kami jarang bertemu karena sekolah kami berbeda. Walaupun kami jarang
bertemu, tetapi persahabatan kami tetap utuh.
“Hei juga sahabatku ! Kabarku baik. Bagaimana dengan mu ?” Jawabku tak kalah
semangat.
“Oo. Sudah dulu ya, aku mau pergi dulu.: Ucapnya sembari mematikan telephone nya.
Ya ! Aku dan Dinda memang sering telphonan. Tiap weekend kami selalu telephonan.
Sekarang aku tinggal di Jakarta sedangkan dinda di Bandung.Biasanya kalau weekend
aku selalu ke Jakarta untuk mengunjungi grandma dan grandfa. Tapi untuk kali tidak,,
karena papa dan mama sedang bertugas keluar kota. Jadi aku tidak Bisa pergi. Oh ya !
Rumah dinda bersebelahan dengan rumah grandma.
“Enaknya ngapain ya ? Oh iya, jumat depan kan Dinda ulang tahun. Jadi hari ini aku
ingin mencari sesuatu yang spesial ah !” Gumamku dalam hati.
Aku pun pergi ke Mall untuk mencari kain flanel, dll. Setelah sampai ke rumah, aku
langsung membuka Internet. Lalu meg-klik search dan mengetik “Karya dari kain flanel.”
“WOW ! Bagus sekali !” Pujiku saat melihat beribu karya dari kain tsb. Semuanya
kelihatan indah. Lalu aku memilih beberapa bentuk yang akan kubuat.
“Selesai.” Pekikku senang. Lalu barang-barang tsb aku letakkan disebelah laptop ku. Aku
akan ke Mall lagi untuk mencari hadiah tambahan.
Setelah sampai kerumah, Aku membungkus kado tsb dengan rapi dan tak lupa aku
memasukkan kartu kedalamnya.
Keesokan harinya. . .
“Krinngggg!!!”
SMP NEGERI 4 ELAR
Fransiskus Efritianus Jansan, S. Pd
KUMPULAN TEKS FRAGMEN
Hari senin, selasa, rabu, berlalu dengan normal. Dan malam ini adalah malam jumat.
Berarti ??? OMG !!! Dinda besok ulang tahun!
“Aku akan begadang malam ini ! Aku ingin menjadi oran yang paaalllliiiing pertama
mengucapkan selamat ulang tahun kepada dinda.” Gumamku semangat.
Jam 21.00 . .
“Hmm, baru jam 9 nih. Enaknya ngapain ya ? Nonton aja deh. Kan mama dan papa gak
ada di rumah. Jadi gak ada yg ngelarang aku buat nonton malam malam. Hahaha.”
Ujarku sambil tertawa.
Film malam ini juga lumayan seru. Apalagi ditemani dengan susu dan cookies.
Jam 22.00 . . .
Aku mulai mengantuk, tapi aku harus bisa menahan rasa kantukku jika aku benar benar
ingin menjadi orang yang pertama kali mengucapkan selamat ulang tahun kepada dinda.
Aku memandangi TV. Kini hanya ada film action. Lumayanlah untuk menemaniku
malam ini.
Jam 22.30 . . .
Aku mengambil HP ku dan aku pun menelephone mama. Handphone nya tidak
aktif.Dengan sigap aku segera menelephone papa. Handphone nya jga gak aktif.Buyar
semua apa yg ada di otakku.
“Tapi demi sahabat aku harus berani !” Gumamku sambil menggunakan sisa keberanian
yang ada.
Jam 11 malam . . .
Masih menonton TV. Tapi dengan acara yang berbeda, yaitu acara dimana seorang
peserta di bawa ke suatu tempat menyeramkan. Dan juga peserta tsb harus menggunakan
keberanian yg ada pada dirinya. Lalu orang orang tsb dibiarkan sendirian.
Hiiiii, seremm .
Untuk kedua kalinya aku mendengar suara jejak kaki, anita tertawa, dll. Aku masih
merinding. Tapi apalah dayaku. Jadi aku pun melawan rasa takut yang ada pada diriku.
Aku pun mengingat tujuan ku begadang. Akhirnya rasa keberanianku muncul kembali.
Jam 00.00 . .
“Tit..titt..titt..”
“Terimakasih cilla. Kamu telah memberikan kejutan yg paling spesial di hari ulang
tahunku ini. Dan terimakasih karena kamu rela tidak tidur demi mengucapkan selamat
ulang tahun kepada ku. I miss you ciilla. ” Ujar dnda di sela sela tangisannya.
Keesokan harinya . . .
Keesokan harinya . . .
:Tapi, kalo kamu memaksa, nanti kamu bisa diantar Pak Triyo.” Ujar papa.
“Makasih ya ma, pa.” Balasku sambil mengecup kedua pipi mama dan papa.
“Iya sayang. Mama dan papa pergi ya !” Teriak mama dan papa bersamaan sembari
keluar.
Aku sampai di Bandung. Saat aku akan menyebrang menuju rumah grandma. Sebuah
truk melintas tepat dibadanku. Aku sudah tak sadar lagi..
Aku terbangun. Aku mendengar sebuah tangisan. Ternyata yg menangis adalah dinda.
Setelah 3 hari dirawat, aku diperbolehkan keluar dari Rumah Sakit. Tapi aku belum
diperbolehkan untuk bersekolah. Karena mama dan papa masih di luar negeri, aku pun
sementara tinggal di rumah grandma.
“Sahabat selamanya apapun yg terjadi, kapanpun, dan dimanapun.” Ucap kami serempak.