Anda di halaman 1dari 10

Tokoh :

Sherin : Perempuan manja, dan agak sombong

Mila : Perempuan pemimpin, meskipun gak ada yang milih dia memimpin

Reza : Pria yang dijuluki orang terlamas

Dicky : Ahlinya melempar pertanyaan

Samsudin : Kakek baik hati

? (Rahaia) : ……….

Liburan adalah saat yang dinanti-nanti, tidak terkecuali 4 orang remaja Dicky, Reza, Mila, dan Sherin.
Mereka baru saja sampai di kastril untuk menikmati hari libur mereka.

Mila : “ Dick, tolong simpen tas ini, ya. Sher, kamu bantuin aku bersih-bersih ruang tengah sama kamar,
ya. Reza, kamu jangan tiduran di teras dong!”

Reza : “ Yaelah, tiduran aja mesti punya izin,”

Dicky : “ Gue udah bawa tasnya ke dalam, tapi pas gue ke dalem, gue dapet berita buruk,”

Mila : “ Apa tuh Dick?”

Dicky : “ Di dalam bersih banget,”


Sherin : “ Bagus dong, berarti gue ga usah repot-repot bersihin,”

Mila : “ Sherin,” (nada kesel)

Dicky : “ Kan curang tuh, masa Sherin sama Mila ga kerja,”

Mila : “ Dicky,” (nada kesal)

Sherin : “ Yaelah, si Reza juga enggak kerja,”

Reza : “ Gue juga kerja tahu, dengan diamnya gue disini dan gak ngeganggu, itu udah mempermudah
kerja kalian,”

Mila : “ Udah-udah! Jika kastil ini bersih, ya berarti ada yang tinggal di ini kastil, tapi siapa? Lo enggak
punya sodara yang tinggal di kastil inikan Sher?”

Sherin : “ Enggak, keluarga gue bilang kastil ini kosong. Mereka juga udah bertahun-tahun enggak
datang kesini,”

Dicky : “ Jadi keluarga Sherin malas mengurus kastil ini dan akhirnya menelantarkannya begitu saja.
Kastil yang terlupakan, sungguh kasihan,”

Reza : “ Hahahahaha,” (ketawa)

Dicky : “ Kenapa lu Za?”


Reza : “ Ternyata di dunia ini ada yang lebih malas dari gue. Senang rasanya bisa tahu,”

Mila : “ Oke, gimana kalau kita sekarang check siapa yang tinggal di kastil ini,”

Dicky : “ Siapa yang mau masuk duluan?”

Sherin : “ Terserah, tapi jangan gue,” (Reza lewat mau masuk kastil)

Sherin : “ Wih, Reza yang selama ini difonis orang termalas mau menjadi pahlawan dengan menjadi
orang yang pertama kali masuk,”

Reza : “ Haah? Gue cuma mau ke kamar. Gue ngantuk banget,”

Mila : “ Yudahlah, yang penting ada yang mau masuk duluan.”

Akhirnya mereka pun memasuki kastil itu tanpa tahu apa yang menunggu mereka di dalam. Sampai pada
suatu ketika …

Sherin : “ Aaaa!!!” (teriak)

Mila : “ Ada apa Sher?”

(Gemetaran ) Sherin : “ Tadi ada bayangan hitam gitu, kayanya itu hantu. Tuh!” (nunjuk)

Reza : “ Itu bayangan gue Sher,”


Dicky : “ ckckck,” (cekikikan)

Sherin : “ Diem lu!”

? : “ Ada apa kalian ribut-ribut?” (muncul dari belakang)

Sherin : “ Aaaa!!!” (ngumpet di belakang Reza)

Mila : “ Bapak siapa, ya?”

Reza : “ Samsudin,”

Dicky : “ Kok lu bisa tahu?”

Reza : “ Dia pake name tag,”

Samsudin : “ Kalian kenapa datang ke kastil ini? Kastil ini sudah lama ditinggalkan pemiliknya,”

Sherin : “ Kami kesini mau liburan. Saya anak dari pemilik kastil ini,”

Samsudin : “ Oh begitu, ya. Kamu anak dari orang sibuk itu,”

Sherin : “ Orang sibuk?”

Samsudin : “ Iya orang sibuk. Dia sangat sibuk sampai tidak mengangkat telephone saya berkali-kali.
Saya mau memberitahukan kepada beliau kalau sudah terjadi pembunuhan berantai di kastil ini,”
Sherin : “ Pe-pembunuhan berantai?”

Samsudin : “ Iya, lima orang pemuda seperti kalian sudah dibunuh disini,”

Dicky : “ Apa arwah mereka bergentayangan disini,”

Mila : “ Ya enggaklah. Iya, ‘kan kek?”

Samsudin : “ Arwah mereka tidak bergentayangan,”

Mila : “ Tuhkan,”

Samsudin : “ Tapi arwah pembunuhnya bergentayangan disini,”

Dicky : “ Kenapa bisa?”

Samsudin : “ Kakek juga tidak tahu, tapi menurut orang-orang disini. Dia memburu orang-orang yang
memiliki sifat lima dosa besar,”

Dicky : “ Lima dosa besar?”

Samsudin : “ Iya, serakah, sombong, egois, , dan . Juga katanya hanya orang yang tidak memiliki sifat itu
yang bisa menyelamatkan orang dengan dosa besar itu,”

Sherin : “ Ouh, kalau gitu kalian enggak usah khawatir, kan disini ada Sherin yang baik hati, dan cantik
ini,”
Reza : “ Sombong juga dengan ekstra serakah,”

Mila : “ Yaudah, sekarang gue pergi dari kastil ini. Gue gak mau jadi korban,”

Reza : “ Egois. 3 dosa sudah komplit, jadi kapan dia akan datang dan kenapa kakek ada disini?”

Samsudin : “ Kakek sedang mencari anak-anak yang sudah seminggu terkebak di kastil ini. Oh iya, arwah
itu punya wajah yang putih pucat dan memakai kaos hitam,”

Reza : “ Kayak dia,” (nunjuk arwahnya)

Samsudin : “ Iya, dia orangnya,”

Reza : “ Ouh, kami izin lari dulu, kek,” (kabur)

Karena ketakutan yang bukan main, akhirnya mereka berpencar. Sherin yang entah lari kemana, sampai
di sebuah ruangan kosong dan hal yang mengejutkan dia dapatkan.

(Sherin membelakangi Reza dan mereka berdua jalan mundur dan bertabrakan) Sherin : “ Aaaa!!!”

Reza : “ Lebay amat,”

Sherin : “ Eh! Kemana yang lain?” (Reza geleng kepala)

Reza : “ Itu Dicky datang tuh,”


Dicky : “ Mi-mila diculik hantu itu,”

Sherin : “ Apa?!”

Reza : “ Mila siapa?” (Sherin + Dicky langsung natap Reza tajam)

Reza : “ Oh iya, Aaaa,” (teriak dengan wajah datar)

Reza : “ Sudahlah, kenapa kalian menatapku begitu? Oh iya, aku menemukan pintu keluar,”

Sherin : “ Beneran? Dimana?” (Reza nunjuk pintu keluar)

Dicky : “ Darimana lu tahu itu pintu keluar?”

Reza : “ Itukan ada tulisannya ‘Exit’,”

Dicky : “ Oh iya, tulisannya kecil jadi gak keliatan. Yuk keluar, nanti hantu itu keburu datang,”

Sherin : “ Tapi, mila …,”

Dicky : “ Yaelah, lagian emangnya apa yang bisa kita lakuin? Cari hantu itu terus lawan pake
kamehameha terus nyelametin Mila? Enggak, ‘kan? Lebih baik kita keluar dulu, terus cari bantuan. Ayok
Za,”

Reza : “ Gue setuju sama Sherin. Kita harus selametin dia,”


Dicky : “ Hah? Lu ngomong apa sih Za? Jangan giladeh. Atau jangan-jangan lu naksir lagi sama dia?
Tenang aja, kita cari bantuan terus selametin dia,”

Sherin : “ Udah! Jangan berantem, seenggaknya Reza yang keliatannya gak peduli sama temen, lebih
ngehargain temen dari lo!”

Dicky : “ Oke, oke, jadi kalian mau sok pahlawan. Kali ini yang kita bicarain realita, kita gak mungkin bisa
selametin dia, kita lebih baik cari bantuan sebelum hantu itu datang,”

Reza : “ Ada 2 kesalahan dari kalimat yang barusan lo ucapkan. Pertama, kita bisa aja selametin Mila.
Kedua, hantu itu udah ada di belakang lo,”

Dicky : “ Buset!” (jalan mundur)

Sherin : “ Sekarang gimana Za?”

Reza : “ Gue punya rencana,”

Dicky : “ Apatuh?”

Reza : “ Berdo’a,”

Sherin : “ Lu di keadaan kayak gini masih sempet bercanda! Lu itu orangnya bisa serius enggak sih?! Tapi,
meskipun lo gitu orangnya gue …,”

Reza : “ Hm?”
Sherin : “ Gue tetep suka sama lo Za,”

Reza : “ Maaf Sher. Gue LDR,”

Sherin : “ LDR?”

Reza : “ Lain Dimensi Relashionship,”

Sherin : “ Reza!”

Reza : “ Iya-iya, gue bercanda kok, gue juga suka sama lo,”

Dicky : “ Maaf nganggu,”

Reza : “ Oh iya, maaf lo dianggurin,”

Dicky : “ Gue sih ga masalah kalau dianggurin, tapi kayaknya hantu itu masalah kalau dianggurin,”

Mila : “Ah kayaknyasih enggak,”

Dicky : “ Mila?”

Mila : “ Emangnya siapa lagi?”


Dicky : “ Tapi tadi gue liat lo dibawa hantu ini, terus …,”

Mila : “ Tadi gue cuma pura-pura,”

Samsudin : “ Hantu ini juga sebenarnya hanya pura-pura,”

Hantu : “ Jadi, ini udah selesaikan? Make up ini ganggu banget,”

Sherin : “ Tunggu-tunggu, ini sebenernya ada apasih?”

Mila : “ Jadi gini Sher, gue sebenernya agak bingung, kalian itu setia sahabat atau enggak, ya akhirnya
gue rancang skenario ini dan ternyata kalian emang sahabat sejati. Maaf ya, udah ngerjain kalian,”

Dicky : “ Gak papa, berkat skenario lo, jadi ada yang jadian nih. Cie,”

Mila : “ PJnya,”

Reza : “ Iya-iya,”

Hantu : “ Gue juga dapet dong, meskipun kita kutang kenal, tapi berkat akting gue yang meyakinkan
kalian dajian,”

Mila : “ Yaelah, akting apanya, lu cuma berdiri doang.”

Begitulah akhir dari kisah menegangkan dari liburan mereka. Semenjak saat itu persahabatan mereka
semakin kuat.

Anda mungkin juga menyukai