Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 7

Nama anggota :

 FARAH AISHA (7)


 MUHAMMAD DERRIEL KHAURY BHISYARA (15)
 RIKSY GIOSAWARA NUSANTARA (26)
 RIZKY YUSLI FAUZAN (27)

Riksy, Derriel, dan Rizki merupakan teman sebaya yang sudah bersahabat sejak kecil. Suatu saat,
Derriel mengajak Riksy dan Rizki yang sedang duduk-duduk untuk bermain bola basket.

Derriel : “kalian ngapain disini?? Ga bosen?? Ayo main basket aja udah”

Mendengar hal itu, Riksy langsung menegur Derriel. ia mengetahui bahwa di perumahan ini tidak
boleh bermain basket sembarangan. Selain karena tidak ada lapangan khusus, perumahan ini
padat penduduk jadi akan sedikit membahayakan jika bermain tanpa izin.

Riksy : “bukannya ga boleh ya?? Ini daerah padat penduduk, kalau terjadi sesuatu nanti kita kena
masalah. Emang mau digebukin warga sekitar??”

Rizki : “bener tuh, lagian kamu ga liat apa?? Disitu ada tanda peringatan kalau mau main harus
izin dulu”

Ucap Rizki sambil menunjuk tanda peringatan yang tertempel di dinding pos satpam tersebut.

Derriel : “udah gapapa, kita Cuma main elah. Bukan nyuri barang, ga bakal ada apa apa yang terjadi”

Karena terpengaruh oleh perkataan Derriel, akhirnya mereka bermain basket di sekitar
perumahan tersebut.

Awalnya mereka bermain dengan tenang, tetapi semuanya menjadi panik Ketika Derriel tidak
sengaja mengarahkan bola basketnya ke salah satu pot yang berada diatas pagar milik warga.

Derriel : “aduh! Gimana ini?? Pot nya pecah”

Riksy : “yaelah Derriel, kok bisa sih??”

Rizki : “ini sekarang kita harus gimana?? Tuh pemiliknya udah mau keluar”

Derriel : “ayo sembunyi aja. Keliatannya serem tuh yang punya pot”

Sang pemilik pot pun keluar dari rumahnya karena suara pecahan pot yang sangat nyaring
terdengar sampai ke dalam rumah.

Farah : “ini kok potnya bisa pecah?? Siapa nih yang pecahin”

Mendengar perkataan pemilik pot tersebut, mereka bertiga semakin panik.

Riksy : “astaga, kamu sih. Udah dibilangin juga kalau disana ga boleh main, masih aja ngajakin”

Rizki : “iya dah Derriel, sekarang ini kita harus gimana?? Kasian tuh yang punya pot panik”

Derriel : “gatau deh, yang jelas kita harus keluar dari sini dulu”
Akhirnya mereka bertiga keluar dengan sembunyi-sembunyi supaya sang pemilik pot tidak melihat
mereka. Tetapi, ekspektasi tidak akan sesuai dengan realita. gerakan “sembunyi-sembunyi” yang
mereka lakukan tersebut malah menarik perhatian pemilik pot. Melihat hal tersebut, pemilik pot
akhirnya memanggil mereka bertiga.

Farah : “eh kalian! Sini-sini. Ngapain dah sembunyi-sembunyi gitu?? Habis ngelakuin kesalahan
ya??”

Riksy : “hehe, engga kok. Kita tadi abis main aja”

Rizki : “bener tuh, kita ga ngapa-ngapain kok. Lagian ngapain cari masalah haha. Yakan??”

Farah : “oh gituu, yaudah saya mau nanya deh. Kalian tau ga siapa yang pecahin pot saya??

Karena terlanjur panik mendengar perkataan pemilik pot, Derriel pun menjawab dengan terbata-
bata.

Derriel : “aaaa anu, itu kucing kali yang mecahin. Iya kucing! Kali aja kan dia lewat terus nyenggel
potnya”

Riksy dan Rizki yang mendengar perkataan temannya itupun terdiam.

Fara : “yang bener?? Ini bukan kalian kan yang pecahin??

Setelah sang pemilik menyatakan pertanyaannya, Riksy dan Rizki menyenggol Derriel seakan akan
memberi “kode” bahwa Rizki harus berkata jujur. Dengan berbisik, Riksy dan Rizki berkata kepada
Derriel

Riksy : “jujur sana elah, ga baik bohong gitu”

Rizki : “bener tuh. Dosa lho, malaikat liat. Lagian yang punya pot kagak makan orang”

Derriel : “iya tau, ini mau jujur”

Dengan dorongan dari teman-temannya, akhirnya Derriel berkata jujur walaupun Ia merasa takut
kepada pemilik pot.

Derriel : “i... itu, jadi sebenarnya yang pecahin pot itu saya. Tadi kita lagi main basket, tapi ternyata
saya salah ngarahin bolanya, alhasil kena pot. Ehh pecah”

Farah : “nah gini dong, jujur aja. Gausah takut. Saya ga makan orang kok

Derriel : “maaf ya, nanti saya ganti potnya”

Farah : “gausah gausah, kalian bantu saya bersihin ini aja. Nanti saya yang ganti potnya”

Farah : “lain kali, kalau mau main bola basket di tempat yang tepat ya. Kan udah ada peraturannya
juga ditempel. Jadi kejadian kayak gini ga terjadi lagi”

Rizki : “iya, tadi kita juga udah tegur. Yakan A??”

Riksy : “bener tuh, dia aja yang gamau dengerin”

Farah : “sudah sudah, sekarang ayo beresin ini. Kalau udah beres nanti kita makan gorengan. Saya
yang traktir”

Riksy : “eh beneran??? Yaudah ayo cepat Derriel, Rizki! ga mau gorengan kah??”
Rizki : “yeuu, giliran begini baru semangat. Yaudah ayo beresin”

Setelah membereskan pot yang dipecahkan Derriel, akhirnya mereka memakan gorengan yang
dibelikan oleh Farah.

Rizki : “terimakasih ya udah traktir kita gorengan”

Derriel : “iya, seharusnya saya yang gantiin potnya. Eh malah ditraktir gorengan. Maaf sekali lagi ya”

Farah : “udah santai aja. Padahal kalau dari awal kalian jujur bakal saya traktir bakso, tapi ternyata
enggak. Yaudahlah, untungnya di saya berarti”

Riksy : “yaelahh, makanya kamu dari awal jujur. Gajadi ditraktir bakso kan kita”

Derriel : “hahahaha, ya maap. Kan tadi panik”

Kemudian, mereka tertawa bersama setelah mendengar perkataan Riksy dan Derriel tersebut.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai