Anda di halaman 1dari 3

Sahabat adalah orang terdekat kita selain keluarga.

Banyak orang menganggap sahabat mereka sebagai


keluarga. Karena sahabat saling melengkapi. Persahabatan kami di mulai ketika awal memasuki sekolah. Pada
hari itu kami saling berkenalan. Hingga sekarang kami tetap sahabat. Tetapi di dalam persahabatan kami sering
terjadi konflik. Entah itu sengaja atau tidak.

Cytha: "Hmm. Hari ini panas banget ya?" (sambil mengipaskan sebuah buku ke arah wajahnya)

Lina: "Iya nih, gue sampe keringetan."

Cytha: "Ini pasti karna ada lo Dion!"

Dion: "Enak aja lu. Kalo ngomong di jaga ya." (sambil membanting buku yang di bacanya)

Lina: "Mulai dah berantem."

Cytha: "Biarin aja."

Lina: "Bisa gak sih gak berantem sehariiiii aja! Kita disini itu mau ngerjain tugaskan? Kenapa jadi berantem?"

Dion: "Habis nih, cari gara-gara banget."

Cytha: "Lho? Emang kenyataan kan?"

Dion: "Tapikan bukan gue penyebabnya. Asal aja lo."

Cytha: "Kan lo yang serakah udara disini. Haduh mending lo pergi aja deh sana. Gak tahan gua disini kalo
ngeliat muka lo."

Dion: "Oke kalo itu mau lo. Gue pasti pergi jauh dari lo. Dan inget, GUE AKAN BUAT HIDUP LU GAK TENANG."

Cytha: "Oh, jadi berani lo ya ngancem gue. Aduh! Takut banget deh gue!"

Dion pergi meninggalkan teman-temannya. Lina: "Dion, lo mau kemana?" (sambil menarik tangan Dion)

Dion: "Diem aja deh lu."

Lina: "Gak bisa gitu dong. Lo kan temen gue, Cytha juga temen gue."

Dion: "HEH DENGER YA, kalo lu gak tau permasalahannya, gak usah ikut campur."

Lina: "Oke kalo itu mau lo." (sambil pergi meninggalkan Dion)

Setelah Lina meninggalkan Dion dan menghampiri Chyta yang hanya duduk termangu melihat raut wajah Lina
yang agak sebel dengan Dion.

Cytha: "Kenapa Lin?"

Lina: "Kayanya apa yang dia omongin ke lo tadi beneran deh."

Chyta: "Maksud lo?"

Lina: "Iya. Apa yang tadi dia omongin ke lo itu dia serius."

Cytha: "Gak mungkin lah. Lo kan tau sifatnya dia. Dion itu pengecut"

Lina: "Dari perkataannya dia itu kayak serius."

Cytha: "Emang dia mau ngelakuin apa sama gua?"

Lina: "Kalo itu sih, I don't know! Tapi beneran lho, Dion itu anaknya keras kepala banget."

Cytha: "Dasar ember. Udah deh gak usah ngomongin orang, mending kita lanjutin aja tugas kita tanpa dia."
Setelah mereka selesai menyelesaikan tugas mereka, Lina dan Cytha bertemu dengan Dion. Tak ada satu pun
yang menyapa Dion. Karena mereka merasa benci dengan sifat keras kepala Dion. Dion hanya dapat
memandangi kedua sahabatnya itu. Dia menduga bahwa Cytha telah menghasut Lina untuk tidak menegurnya.

Dion: "Pasti Cytha berhasil menghasut mereka, liat aja lu Cytha. Gue akan buat perhitungan sama lu."

Dion merencanakan sesuatu tanpa sepengetahuan orang lain. la ingin temannya membenci Cytha. Sebenarnya
Dion merupakan salah satu anak yang sangat baik dan berprestasi di sekolahnya. Tetapi dirinya nekat
melakukan hal seperti ini karena sejak lama Cytha dan Dion memang tidak pernah akur, dan sekarang Lina
sahabatnya lebih memilih Cytha dibandingkan dirinya. Kini Dion merasa terpojok.

Dion: "Rencana ini pasti berhasil." (sambil mengambil uang khas kelas dari tas Lina dan kemudian
memindahkannya ke tas milik Cytha) Setelah selesai melakukan misinya, Dion langsung pergi meninggalkan tas
milik teman-temannya itu dan mengintip dari kejauhan. Tak lama kemudian Lina dan Cytha datang.

Lina: "Lho? Uang kas kelas kita mana?"

Cytha: "Lah mana gue tau. Kan bendaharanya elo."

Lina: "Iya. Tapi tadi gue ada taruh di tas."

Cytha: "Cari dulu. Jangan panik."

Lina: "Ya tapi gak ada."

Tak lama kemudian, Dion lewat di depan mereka.

Lina: "Ekh. Dion. Lo ada liat orang yang ngutak-atik tas gue gak di sini?"

Dion: "Gue kira lo udah gak mau ngomong sama gue."

Cytha: "Tunggu. Pasti lo kan yang ngambil uangnya?!"

Dion : "Apaan sih? Kalo lu menyangka gue yang nyuri tuh duit, lu bisa periksa tas gue."

Cytha memeriksa tas Dion, tetapi Cytha tidak menemukan uang tersebut

Dion: "Udah puas lu? atau jangan-jangan lu sendiri yang nyuri tuh duit!"

Cytha: "Heh! Denger ya! Biar gue mata duitan, tapi gue gak akan mencuri!"

Dion: "Jangan sok suci deh."

Dion segera mengambil tas milik Cytha dan langsung mencari barang bukti.

Dion: "Waduh. Apaan nih?" (sambil menunjukkan amplop uang tsb)

Lina: "Oh, jadi lo yang ngambil, bagus kalo gitu. Persahabatan kita cukup sampai di sini."

Cytha: "Tapi bukan gue yang ngambil! Ini pasti lo yang ngerencanain. Ya kan!"

Dion: "Heh, lu gila ya? Udah ketangkap basah masih aja gak ngaku."

Cytha: "Tapi..."

Lina: "Udahlah, pergi aja yo'."

Dion: "Ayolah. Males gue ngadepin orang yang suka buat temennya sendiri susah."

Mareka pun meninggalkan Cytha. Dan tak lama kemudian, Dion menghampiri Cytha.

Cytha: "Pasti lo kan dalang di balik semua ini?"


Dion: "Gue kan udah pernah bilang sama lo. Gue akan bikin hidup lo gak tenang."

Cytha: "Lo yang ngerencanain ini semua?"

Dion: "Kalo iya, emang kenapa? Mau marah? Silahkan! Asal lu tau ya, gue lebih pinter dari lu."

Tanpa sengaja, Lina mendengar semua percakapan Cytha dan Dion.

Lina: "What? Jadi gue salah paham sama Cytha? Gue harus minta maaf nih!"

Tanpa membuang waktu, Lina langsung menemui Cytha, yang sudah ditinggal sendiri oleh Dion.

Lina: "Hey Cytha! Gue minta maaf ya sama lo karena gue udah salah paham sama lo."

Cytha: "Hah? Maksud lo?"Lina: "Gue udah tau semuanya. Tadi gak sengaja gue denger pembicaraan lo sama si
Dion."

Cytha: "Oh begitu. Ya udah, gue udah maafin lo dari awal kok."

Lina: "Ya dah kalo gitu. Kita samperin aja Dion!"

Mereka mencari-cari dimana keberadaan Dion. Setelah beberapa menit mencari, mereka pun menemukan
Dion.

Lina: "Heh, Dion. Ternyata lo yang ngatur semua ini?"

Dion: "Maksud lu apa?"

Lina: "Halah, gak usah pura-pura gak ngerti deh lo. Tadi gue denger sendiri apa yang lo omongin sama Cytha."

Cytha: "Lo kan yang mindahin uang kas kita ke tas gue. Biar gue dimusuhin Lina."

Lina: "Gue gak nyangka sama lo Dion. Keliatannya aja lo itu lugu banget. Padahal lo gak lebih dari seorang
pembunuh."

Karna malu, Dion pergi meninggalkan teman-temannya.

Cytha: "Sekarang udah terbukti mana yang salah dan mana yang benar."

Lina: "Iya, tenang aja. Mulai sekarang pasti Dion gak akan berani berurusan dengan kita lagi."

Cytha: "Tapi, kasihan juga ya si Dion."

Lina: "Ngapain juga kita kasihanin orang yang salah?"

Cytha: "Iya juga sih."

Mulai saat itu, Lina dan Cytha tidak pernah berurusan dengan Dion lagi. Dan semenjak kejadian itu pula Dion
menyesal atas perbuatannya. la tak menyangka kalau kejadiannya akan seperti ini. Maka dari itu kita tidak
boleh mencelakakan orang lain hanya untuk kepentingan pribadi.

Anda mungkin juga menyukai