Anda di halaman 1dari 4

Ada Apa di Balik Pemalakan

Dheni (Fatah) : Orang yang entah darimana, dan bagaimana kehidupannya

Lea (Sofi) : Orang yang kerjanya cuma ikut-ikutan

Bunga (Winda) : Orang yang penakutnya minta ampung

Shiti (Rahma) : Tukang gosip level dewa

Ani (Ria) : Orang serba tahu

2 orang murid sedang melakukan kewajiban sekaligus kebutuhan mereka sehari-hari, ya,
mereka sedang belajar sebagai mana mestinya, tiba-tiba saja ...

Ani : “ Oy!, si Bunga tadi dipalak!" (Dobrak Pintu)

Lea : “ Di palak? Terus dia gak kenapa-kenapa?"

Ani : “ Engga,"

Lea : "Yah, kok enggasih," (Dengan nada kecewa)

Shiti : "Kok ekpresi lo nggak seneng gitu kalau Bunga nggak kenapa-napa?
( Menatap Lea jengkel)

Lea : “Ya nggak serulah! Paling nggak kan ada sesi baku hantam” (ucap Lea
cengengesan)

Shiti : “Gila” (Menatap Lea bergidik ngeri)

Shiti : “Emang dimana kejadiannya?”

Ani : "Di belakang sekolah,"

Shiti : "Pastesan aja, disanakan emang sering terjadi pemalakan,"

Ani : "Enggakah,"

Shiti : "Iya!,"

Ani : "Enggak!"

Lea : "Stop!" (misahin)

Lea : "3, 2, 1, mulai!" (Ala wasit yang mulai tinju) (Ani + Shiti liatin)

Lea : "Apa?" (Tanya Lea menatap Shiti dan Ani tidak suka)

Shiti : "Udahdeh, lo percaya aja sama gue, disana itu emang sanggarnya,
preman,”
Ani : "Enggak, ini pertama kalinya disana ada pemalakan,"

Lea : "Oke, oke, gini aja, kita cari tahu siapa yang bener dengan melakukan
penyelidikan kasus ... ada apa di balik pemalakan,"

Sitti + Ani : "Setuju!"

Lea : "Tapi gue enggak,"

Ani : "Terus kenapa lu saranin kamfret!"

Lea : "Yaudah, gue ikut-ikutan aja. Langkah pertama, kita harus temui yang
korban, Bunga."

Setelah berkeliling sekolah selama beberapa saat, akhirnya mereka bertemu dengan .. guru,
lalu setelah itu barulah mereka bertemu dengan kepala sekolah, dan akhirnya bertemu
dengan pawang singa, dan bertemu Bunga.

Lea : "Saudara Bunga, bisa jelaskan secara kronologi, bagaimana kejadian


pencopetan itu berlangsung?" (Ala detektif)

Bunga :"Awalnya gue pulang aja kayak biasa, tapi tiba-tiba aja ada orang yang
nyegat gue, orangnya pake jaket, topi, sama pake celana seragam,"
(ciri-cirinya percis sama Ani)

Lea : "Apa?! Rasanya saya tidak asing lagi dengan ciri-ciri tersebut, tidak
salah lagi, pelakunya pasti kau! Shiti,"

Shiti : "Gue pake rok pe'a,"

Lea : "Tapi bisa aja lo ganti celananya lo pake rok sebelumnya,"

Shiti : "Udahlah, ini buang-buang waktu, kita langsung ke tempat


kejadiannya aja,"

Ani : "Ayuk," (jalan biasa sama yg lain kecuali Lea)

Lea : "Hmm! Oke." (jalan pelan ala film action)

Setelah itu mereka melakukan olah TKP dan mereka menemukan hal yang ... WOw gituh!
Penasaran apa? Kita langsung tengok.

Lea : “Jadi ini tempat kejadiannya. Ada yang aneh,"

Bunga : "Ada apa emang, Le?"

Lea : "Rasanya gue ga asing lagi dengan ciri-ciri pelakunya, sama ... Ani kok
bisa tahu jalan kesini, ya. Kayaknya tidak salah lagi kalau pelakunya
adalah ... orang yang memalak Bunga,"

Shiti : "Wow . aku tercengang," (ekspresi datar)


Ani : "Yaelah, sekarang kita ngapain disini,"

Lea : "Hmm! Kita tanyai saksi mata. Kamu, mas! Iya kamu, sini, sini,"
(manggil orang)

Dheni : "Ada apa mbak?"

Lea : "Apa emang betul, disini tempatnya sering terjadi pemalakan?"

Dheni : "Iya, mbak,"

Shiti : "Tuh kan, apa gue bilang. Bisa jadi bahan gosip barunih,"

Lea : "Jangan terburu-buru, saudari Shitikus, kita masih belum melakukan


klasifikasi,"

Ani : "Bagaimana mas bisa mengetahui hal itu?"

Dheni : "Karena saya yang malaknya, mbak!" (pegang kerah baju Lea)

Ani : "Ow ow ow, tenang mas, tenang,"

Shiti : "Kok lu ga kasih tahu dia orangnya Bung?"

Bunga : "Ya gue udah lupa lagi,"

Dheni : "Sekarang cepet kasih uang lo!"

Lea : "Sabar, mas, sabar. Ini bisa diselesain baik-baik, kalau kayak gini ga
seru, iya, ga,"

Dheni : "Ga seru apanya?"

Lea : "Ya gak seru, tinggal tarik pelatuk, dor, udahan," (sambil tangannya
menirukan gaya memegang pistol)

Dheni : "Oh iya-iya, maaf mbak,"

Lea : "Haah! Baru tahu lo! Meskipun tingkah gue meragukan, tapi gue ini
anak polisi. Oke, sekarang mana uang lo!"

Shiti : "Lah, kok lu malah malak diasih, Le,"

Lea : "Diem lu!"

Dheni : "Ini, mbak," (ngasih uang)

Lea : "Nah, gitudong. Nih," (kasih lagi uangnya)

Bunga : "Loh, kok dibalikin lagi?"

Lea : "Kan tadi dia minta duit, tapi berhubung gue lagi bokek, ya gue minta
sama dia, terus gue kasih ke dia,"
Shiti : "Yaelllah,"

Lea : "Oke, dengan ini kasus 'Ada Apa di Balik Pemalakan' terbongkar. Kasus
ditutup." (Gaya sok keren)

Begitulah, kasus pemalakan terbongkar, setelah kejadian itu jalan di belakang sekolah
dimasukkan ke dalam daftar black street yang tidak boleh dilewati, kecuali oleh orang
profesional. Saya (nama narator), beserta anggota yang bertugas, izin undur diri dari
hadapan Anda.

- Tamat -

Anda mungkin juga menyukai