2 orang murid sedang melakukan kewajiban sekaligus kebutuhan mereka sehari-hari, ya,
mereka sedang belajar sebagai mana mestinya, tiba-tiba saja ...
Ani : “ Engga,"
Shiti : "Kok ekpresi lo nggak seneng gitu kalau Bunga nggak kenapa-napa?
( Menatap Lea jengkel)
Lea : “Ya nggak serulah! Paling nggak kan ada sesi baku hantam” (ucap Lea
cengengesan)
Ani : "Enggakah,"
Shiti : "Iya!,"
Ani : "Enggak!"
Lea : "3, 2, 1, mulai!" (Ala wasit yang mulai tinju) (Ani + Shiti liatin)
Lea : "Apa?" (Tanya Lea menatap Shiti dan Ani tidak suka)
Shiti : "Udahdeh, lo percaya aja sama gue, disana itu emang sanggarnya,
preman,”
Ani : "Enggak, ini pertama kalinya disana ada pemalakan,"
Lea : "Oke, oke, gini aja, kita cari tahu siapa yang bener dengan melakukan
penyelidikan kasus ... ada apa di balik pemalakan,"
Lea : "Yaudah, gue ikut-ikutan aja. Langkah pertama, kita harus temui yang
korban, Bunga."
Setelah berkeliling sekolah selama beberapa saat, akhirnya mereka bertemu dengan .. guru,
lalu setelah itu barulah mereka bertemu dengan kepala sekolah, dan akhirnya bertemu
dengan pawang singa, dan bertemu Bunga.
Bunga :"Awalnya gue pulang aja kayak biasa, tapi tiba-tiba aja ada orang yang
nyegat gue, orangnya pake jaket, topi, sama pake celana seragam,"
(ciri-cirinya percis sama Ani)
Lea : "Apa?! Rasanya saya tidak asing lagi dengan ciri-ciri tersebut, tidak
salah lagi, pelakunya pasti kau! Shiti,"
Setelah itu mereka melakukan olah TKP dan mereka menemukan hal yang ... WOw gituh!
Penasaran apa? Kita langsung tengok.
Lea : "Rasanya gue ga asing lagi dengan ciri-ciri pelakunya, sama ... Ani kok
bisa tahu jalan kesini, ya. Kayaknya tidak salah lagi kalau pelakunya
adalah ... orang yang memalak Bunga,"
Lea : "Hmm! Kita tanyai saksi mata. Kamu, mas! Iya kamu, sini, sini,"
(manggil orang)
Shiti : "Tuh kan, apa gue bilang. Bisa jadi bahan gosip barunih,"
Dheni : "Karena saya yang malaknya, mbak!" (pegang kerah baju Lea)
Lea : "Sabar, mas, sabar. Ini bisa diselesain baik-baik, kalau kayak gini ga
seru, iya, ga,"
Lea : "Ya gak seru, tinggal tarik pelatuk, dor, udahan," (sambil tangannya
menirukan gaya memegang pistol)
Lea : "Haah! Baru tahu lo! Meskipun tingkah gue meragukan, tapi gue ini
anak polisi. Oke, sekarang mana uang lo!"
Lea : "Kan tadi dia minta duit, tapi berhubung gue lagi bokek, ya gue minta
sama dia, terus gue kasih ke dia,"
Shiti : "Yaelllah,"
Lea : "Oke, dengan ini kasus 'Ada Apa di Balik Pemalakan' terbongkar. Kasus
ditutup." (Gaya sok keren)
Begitulah, kasus pemalakan terbongkar, setelah kejadian itu jalan di belakang sekolah
dimasukkan ke dalam daftar black street yang tidak boleh dilewati, kecuali oleh orang
profesional. Saya (nama narator), beserta anggota yang bertugas, izin undur diri dari
hadapan Anda.
- Tamat -