Anda di halaman 1dari 13

Cast:

•Dea wisnu - Dewa


•Sindi - Sindi
•Sintia suli alsilah - Lia
•Nura salsa - Sarah
•Kris sri utami - Utami
•Apip dandi barokah - Adam
•Siti nurhasanah - Rahma
•Wendi - Wendi

- REVENGE -

SCENE 1 - Di Kamar (tengah malam)

Sarah tersentak dari tidur nyenyaknya saat merasakan getar ponselnya, cewek itu
mengecek kedua matanya untuk mempertajam penglihatan nya lalu melirik ke arah jam.
sudah pukul 02.23 am.
Sarah menyalakan ponsel dan sebuah pesan dari nomor asing terpampang di layar.

Sarah: "siapa sih iseng banget!."

Sarah membuka isi pesan itu,

Sarah: "apa-apaan ini."

Sarah melempar asal ponselnya.kemudian dia melamun karena terbayang-bayang oleh isi
pesan tersebut.

unknown:
say goodbye to your life,...
do you remember me? :)

unknown:
gw tau lo bertanya-tanya kan gw siapa?
haha, lo gk akan nemu jawaban nya dalam waktu dekat.

unknown:
gw selalu ngawasin kalian, jadi hati-hati, satu kesalahan, lo semua dikosan itu
mampus.

tangan Sarah gemetar, namun ia mencoba untuk tidur kembali dengan perasaan ketakutan.

SCENE 2 - Dikosan (pagi hari)

Pagi hari ketika teman-temannya sedang makan di kosan, Sarah keluar dari kamarnya
dengan wajah yang pucat dan seketika dia angkat bicara,
Sarah:"guys, gw mau cerita."

Rahma:"Jadi mau cerita apa?."

Sarah:"Jadi gini, semalam ada yang ngirim pesan ke gue,"

Kini ruangan menjadi sunyi, semuanya fokus untuk mendengar cerita Sarah.

Sarah:"intinya sih, dia mau neror gue dan ngancem bakal celakain kita semua yang ada di
sini..."

seketika sunyi senyap, hingga salah satu dari mereka memukul meja dan berteriak.

Dewa:"GW JUGA!!!"

Sarah:"Lo serius?"

Dewa:"Gue bahkan sempat mengira bahwa gue cuma dikerjain sama salah satu dari kalian,"
Dewa:"Eh tapi beneran ini bukan salah satu dari kalian yang iseng-iseng ngirim pesan teror
itu? udah jawab aja gue ga bakal marah, paling gue tampol doang," tambahnya

Tapi semua orang bungkam, tidak ada indikasi bahwa salah satu dari mereka adalah
pelakunya.

tiba-tiba…

Drrt..drrt…

Bunyi getar ponsel seseorang di atas meja.

Dewa:"Hape gue,"

Begitu laki-laki itu mengaktifkan ponsel melihat pesan yang terpampang di layar, laki-laki itu
memekik dan melempar asal ponselnya.

Dewa langsung berdiri dan lari ke arah dapur seperti orang kesetanan.

Dewa:"WOI, KELUAR LO!JANGAN MAIN-MAIN LO SAMA GUE!"

Dewa keluar dari dapur dan kini ia berlari keluar rumah.

Lia menyambar ponsel Dewa dan semua kini mengerumuni Lia untuk melihat apa yang
membuat Dewa terlihat marah sampai lari-lari seperti orang mengejar maling.

Sebuah potret ketika Dewa bercerita tentang teror dengan teman-temannya.


Unknown:
Ini baru permulaan,dan lo akan segera ngalamin rasa takut lainnya.

say goodbye to your life 😈


Sarah:"Gimana bisa orang itu motoin si Dewa?!"

Lia:"Dan parahnya lagi orang itu moto dari dalam rumah!"

Lia terlihat fokus menatap foto tersebut.

Lia:"Foto ini baru aja diambil beberapa menit lalu, kalo dilihat dari sudutnya, foto ini di-shot
dari arah dapur,"

Adam menatap lekat Utami.

Adam:"Mi, lo yang habis dari dapur,"

semua atensi kini beralih pada Utami.

Utami:"Ya terus?,"

Lia:"Maksud Adam lo nggak liat seseorang pas tadi pergi ngambil air minum di dapur?"

Utami:"Nggak ada siapa-siapa,sumpah!"

Sarah:"Tapi gimana bisa gak keliatan itu orang? Gue yakin foto ini diambil bertepatan saat
Utami masuk ke dapur,"

Lia:"Apa jangan-jangan lo yang fotoin ya, Mi?"

Utami:"Ya jelas bukan lah, jangan fitnah!"

Adam;"Ya siapa tau kan?"

Utami:"Astagfirullah, gue gak bawa hp gimana bisa fotoin si Dewa!"

Adam:"Bener juga sih,"

tiba-tiba Dewa datang sambil berkacak pinggang, nafasnya naik turun habis lari.

Dewa:"Ga ada siapa-siapa di luar,"

Tepat setelah Dewa berkata demikian, terdengar suara grasah-grusuh dari arah dapur.

"SIAPA?!" sahut mereka bersamaan.


Mereka semua serempak lari ke arah dapur dan melihat siapa yang ada di dalam sana.
Namun tidak mereka dapati apapun disana.

SCENE 3 - Disekolah

Sebelum kelas berlangsung, tiba-tiba ponsel Dewa bergetar dan mendapat notifikasi pesan
dari seseorang yang tidak ia kenal.
Dewa langsung pergi ke toilet karena dia ingin membuka pesan itu.

Unknown:
Lo mau tau siapa yang selama ini sering bantu gue?
gue bakalan kasih lo clue,
clue pertama ada di toilet siswa,

Dewa langsung mencari-cari clue pertama di toilet dan kebetulan dia juga sedang berada
disana.

Dewa:"Gimana mau nyari clue, orang gue gak tau bentuk clue nya kek gimana," gumamnya.

setelah beberapa saat dia mencari, akhirnya dia menemukan sebuah kertas yang
terpampang di pintu toilet utama.

Dewa menarik kertas itu dan membaca tulisan yang ada disana. uih

-Datar
-150cm+
-Tertutup

Dewa:"Hah? Apaan sih, clue- nya gak jelas!" Gumam Dewa.

tiba-tiba…

Drrt..drrt..

ponsel Dewa bergetar, terdapat sebuah pesan yang terpampang di layar ponselnya.
Dewa langsung membukanya.

Unknown:
clue kedua di perpustakaan.

Scene 4 - Perpustakaan

Karna penasaran, tanpa basa-basi Dewa dan Adam langsung pergi ke perpustakaan.

setibanya di perpus, mereka langsung mencari-cari clue yang kedua.


Mereka terus menerus mencari di rak buku, bahkan di sela-sela buku juga, namun mereka
tak tau pasti seperti apa bentuk clue yang kedua.
Tanpa ambil pusing,dia terus mencari Clue-nya dengan pantang menyerah hingga pada
akhirnya Adam menemukan sesuatu yang mirip clue.

Hanya saja kali ini clue itu bukan dalam bentuk kertas melainkan kain putih, Adam melihat
kain itu terselip diantara buku yang ada dibagian paling pojok di lemari.
Mulut Adam sontak membulat membaca petunjuk yang tertulis di sana. Tulisannya ditulis
dengan tinta merah pekat yang mirip darah.

Adam :" Wa sini-sini gue nemuin sesuatu,"


Dewa: "mana coba gue liat "
Adam:" Apaan sih clue nya ga ada yang jelas sama sekali "
Dewa:" Yaudahlah lupain aja "

Isi clue :
-Tinggal satu kosan bareng lo
-Dia mungkin terlihat biasa tapi sebenernya dia seperti iblis
-Dia yang kalian anggap keluarga

Sekarang hubungkan dengan Clue yang pertama.

Dewa semakin bingung dan tidak bisa berpikir dengan benar saat ini. Karena dia tidak
percaya bahwa ada sosok yang membencinya diantara teman-temannya yang sudah dia
anggap seperti keluarga.

Drrt...drrtt…

Unknown:
clue terakhir
Ke lapangan sekarang!

Scene 5 - Lapangan

Sesampainya dia di lapangan, dia dibuat kaget dengan adanya seseorang yang berdiri
disana.

Dewa:"Lia?" teriaknya,
dia dibikin bungkam karena dia tidak percaya dengan apa yang ia lihat,bahwa Lia lah orang
yang saat ini sedang berada di lapangan.
Situasi diperburuk dengan kenyataannya bahwa Lia memang salah satu teman baiknya
Dewa.

Lia yang fokus dengan handphone nya dibuat kaget dengan teriakan Dewa.

Lia:"Dewa? sejak kapan lo disini? kenapa lo berteriak seperti itu?" tanya Lia dengan
perasaan bingung karena jarang-jarang Dewa meneriakinya seperti itu.

Dewa:"Jadi, selama ini elo dibalik semua ini? kenapa lo tega hah? kenapa lo tega neror
gue? gue beneran gak percaya lo bisa ngelakuin hal semunafik ini", kesal Dewa.
Lia yang bingung dengan apa yang Dewa ucapkan,

Lia:"Bentar, kok lo nuduh gue? sejak kapan gue neror lo? mana mungkin gue ngelakuin
begituan sama temen sendiri!"

Dewa:"Gausah ngeles, gw tau itu lo, gue bener-bener kecewa sama lo"

Dewa langsung meninggalkan Lia seorang diri.

Lia hanya bisa diam kebingungan dengan apa yang Dewa maksud.

SCENE 6 - Dikosan

Setelah sekolah selesai, Dewa langsung pulang ke kosan dengan amarah yang masih
berbenah dibenak Dewa atas kejadian yang terjadi disekolah tadi.

Dewa:" Guys, muncul lo pada! gue mau cerita sesuatu yang serius sama kalian."

Semuanya berkumpul tanpa ada Lia disana.

Utami :"Ada apa bang kok kayak panik gitu?"

Sarah :"Ada apa sih Wa, ko lo kayak dendam gitu?,"

Rahma :"Iya, emang ada apa sih?"

Sindi :" ganggu orang aja :v "

Adam :"Emang mau cerita apa Wa, to the point aja"

Dewa:" Denger baik-baik ok! jadi gini, tadi pas gue disekolah, si peneror itu ngechat gue lagi
terus dia ngasih beberapa clue sama gue katanya dia mau ngasih tau siapa sosok yang
selama ini ngebantu dirinya yang dimana sosok itu berada diantara kita semua terus gue
ikutin aja semua petunjuk yang dia kasih, dan asal kalian tau, yang bikin gue marah adalah
dimana semua clue itu menunjukan bahwa sosok itu adalah Lia"

Dewa:"Gimana gue gak marah coba sedangkan yang bikin gue stres tiap hari ternyata
temen kita sendiri" lanjutnya.

Sarah :"Serius lo? tapi lo gak bisa langsung menghakimi dong apalagi Lia udah kita anggap
keluarga sendiri"

Adam:"Iya Wa lo gak bisa langsung mengadili orang kek gitu"

Rahma dan Sindi hanya diam dan menyimak dengan wajah dingin dan datar seperti biasa.
Dewa:"Asal kalian tau, gue juga gak bisa langsung menghakimi tanpa adanya kejelasan,
kalo aja kalian ada diposisi gue, apa kalian akan ngelakuin hal yang sama ?gue bukan
menghakimi tapi gue ngeliat dengan mata kepala gue sendiri bahwa clue yang terakhir
adalah clue dimana kejelasan itu terungkap dan sosok yang gue temui diakhir petunjuk itu
adalah Lia"

Utami:" Tapi bang, apa itu masuk akal?coba pikir lagi, mana mungkin si peneror mau
nhgasih petunjuk gitu aja,bisa jadi aja kan kalo tujuan si peneror yang sebenarnya adalah
ingin memecah belah hubungan antara kita semua,"

Sarah:" Maaf ya Wa, bukan gue gak memihak lo tapi ucapan Utami itu bener, dia gak akan
ngasih petunjuk dengan mudah, lagian kita gak bisa langsung curiga gitu aja sama Lia dan
ada benarnya juga bisa jadi dia ingin memecah belah pershabatan kita dengan cara kita
saling mencurigai satu sama lain"

Dewa terdiam memikirkan pendapat dari teman-temannya yang memang omongan mereka
ada benarnya juga.

SCENE 7- Dijalan (pulang sekolah)

Lia bimbang dan khawatir setelah kejadian tadi pagi, dan akhirnya Lia memutuskan untuk
tidak pulang ke kosan karena dia tidak mau berdebat lagi dengan Dewa. Ketika dia berjalan,
tanpa dia sadari seseorang mengikutinya dan membekapnya dari belakang sehingga ia
tergeletak tak sadarkan diri dan akhirnya dia dibawa oleh sosok tersebut.

setelah selang waktu beberapa jam, Wendi yang sedang joging tiba-tiba menemukan sosok
yang tergeletak di semak-semak, dengan rasa penasarannya akhirnya dia mendekati
semak-semak itu dan terlihat sosok wanita tergeletak tak bernyawa dengan darah
dimana-mana dan ternyata sosok tersebut adalah Lia teman baik masa kecilnya.

Wendi adalah hacker sekaligus salah satu teman terbaik Lia karena hanya Wendi yang
akhir-akhir ini sering mendengarkan ceritanya dan membantunya dalam mencari tau
sesuatu.

Wendi sangat terkejut melihat teman baiknya tergeletak dan dalam kondisi tragis seperti itu.

Wendi:" Apa yang terjadi? kenapa dia seperti ini?, gak ini gak bisa dibiarin, gue harus kasih
tau teman sekosannya dan gue harus jelasin alasan kenapa Lia sedikit berbeda akhir-akhir
ini."

SCENE 8 - Sesampainya Wendi dikosan

Tanpa basa-basi Wendi langsung menggebrak pintu kosannya .

Wendi:" Ya! keluar lo semua!"


Para penghuni kosan akhirnya berkumpul dan melihat siapa yang datang membuat
keributan dikosannya, mereka melihat sosok tak dikenal yang marah-marah sambil
membawa sosok mayat berlumuran darah kekosannya.

Dewa:"Siapa lo? bikin ribut aja" ketus Dewa.

Wendi:"siapa diantara kalian yang dendam sama Lia hah? jawab! "

Sarah berteriak histeris setelah melihat Lia yang tergeletak tak berdaya,berlumuran darah
dan telah menjadi seorang mayat kala itu.
Sarah kalang kabut dengan perasaan yang hancur disertai amarah yang menjadi-jadi
karena melihat teman baik sekaligus yang telah mereka anggap seperti keluarga sendiri
mengalami hal yang mengenaskan.

Sarah:"L-lia? Ya! siapa yang buat Lia menjadi seperti ini? jujur sama gue siapa pelakunya!"

Utami yang juga melihat itu seketika terdiam dan tanpa ia sadari air mata berderai di pipinya,
tidak bisa berkata-kata, Utami hanya bisa meratapi kematian sahabatnya.

Rahma dan Sindi hanya menatap mayat Lia dengan wajah datar seperti biasa seolah tidak
tidak terjadi apa-apa . Dengan sikap yang dingin mereka hanya menatap mayat Lia tanpa
ekspresi.

Adam:"Apa yang terjadi? kenapa bisa seperti ini?"

Wendi:"Seharusnya gue yang nanya sama kalian, kenapa Lia seperti ini? salah apa Lia
sama kalian hah? Sekarang gue mau jelasin sama kalian alasan kenapa Lia agak pendiam
akhir-akhir ini, itu semua karna Lia diam-diam mencari tau si peneror itu seorang diri namun
dia juga sering minta bantuan sama gue, itu semua karena dia tidak ingin membuat kalian
semakin khawatir makanya dia cuma minta bantuan gue. Dan gue mau kasih tahu kalian
bahwa berhati-hatilah karena orang terdekatlah yang paling berpotensi atas pengkhianatan."

Dewa terdiam dengan penyesalan atas kematian sahabatnya, juga dia menyesal karena
tidak sempat meminta maaf kepada Lia atas tuduhan yang dia lakukan.

Sarah:"Gak, ini gak bisa dibiarin, pokoknya kita harus mencari si peneror itu sampai ketemu
untuk membalaskan kematian Lia."

Dewa:"harus, kita harus membalaskan kematian Lia"

Utami masih terdiam meratapi kepergian sahabatnya.


Sedangkan Adam masih berusaha untuk menghibur Utami atas apa yang terjadi.

tanpa mereka sadari 2 sahabatnya menghilang dari sana.


Ya, mereka adalah Rahma dan Sindi. Tanpa mereka sadari bahwa selama ini pelakunya ada
didekat mereka.
Wendi menyadari bahwa pelakunya telah melarikan diri karena dia sempat melihat gerak
gerik yang mencurigakan pada Rahma dan Sindi.
Akhirnya Wendi speak-up dan berterus terang kepada Dewa dan teman-temannya bahwa
dia mencurigai Rahma dan Sindi atas kejadian dan peneroran yang terjadi selama ini.

Mereka semua pun sempat kaget dan tidak percaya atas tuduhan wendi namun akhirnya
mereka menyadari bahwa benar, Rahma dan Sindi melarikan diri pada saat itu.

ENDING…

Setelah beberapa hari atas kematian Lia, sudah lama si peneror itu tidak mengirimkan
pesan lagi kepada Dewa. Pesan terakhir si peneror adalah tentang clue-clue yang membuat
Dewa mencurigai sahabatnya sendiri.
Disamping itu, sudah berhari-hari juga Rahma dan Sindi hilang entah kemana dan tidak
pernah pulang lagi ke kosan. Sudah berhari-hari pula Dewa dan teman-temannya mencari
Rahma dan Sindi bahkan mereka memasang foto Rahma dan Sindi di setiap penjuru
dipinggir jalan dengan bertuliskan "Dicari orang hilang" namun nihil tak mereka dapati
keberadaan Rahma dan Sindi.

Disisi lain di Suatu rumah yang jauh dari keramaian..

Rahma dan Sindi merasa tidak tenang sekarang, karena akhirnya kejahatan mereka telah
terungkap. Akhirnya Rahma dan Sindi memutuskan untuk pindah keluar kota namun
sayangnya hal itu tidak bisa terjadi karena sepanjang jalan telah terpampang wajah mereka
seperti buronan.

Tanpa mereka sadari terdengar suara ketukan pintu yang membuat mereka terkejut karena
tidak ada yang tau keberadaan rumah tersembunyi itu.

Rahma:"Sin, lo denger ga? ada suara ketukan pintu diluar,"

Sindi menjawab Rahma dengan nada datar meski sebenarnya ia memang terkejut karena
merasa takut akan ada yang mengetahui keberadaan mereka.

Sindi:"ya, gue denger"

Rahma:" ko lo kayak gak kaget gitu sih? apa jangan-jangan Dewa dan teman-temannya
sudah mengetahui keberadaan kita?"

Sindi:"kalo penasaran, liat aja sendiri siapa yang ngetuk pintu diluar! sana gih pergi liat! "

Rahma:"nggak Sin, gue takut"

Sindi:"yaelah, kalo giliran neror orang aja gak takut, giliran diteror sama ketukan pintu doang
malah kek bocah:v bentar gue liat dulu"

Rahma:"Jangan lama-lama gue takut kalo sampe lo ketangkep"


Sindi:"Takut kehilangan gue hah? kalo gue mati tau rasa lo gimana rasanya kesepian kayak
gue dulu."

Rahma:"iya-iya gue dah tau semua cerita lo makanya gue suka bantuin lo, btw jan mati dulu
lo masih punya hutang budi sama gue karena udah bantuin lo balas dendam pada Dewa."

Sindi:"yaelah, dasar ya lo"

Sindi akhirnya memberanikan diri untuk melihat siapa dibalik ketukan itu.
Sindi mengintip dari balik tirai sebelum membuka pintu itu, namun tidak ia dapati siapapun
diluar. Akhirnya dia membuka pintu itu.

Sindi:"Woi, keluar lo! siapa sih siang-siang udah iseng banget"

Sindi menutup kembali pintu itu dan berniat menemui Rahma dan mengatakan bahwa tidak
ada siapapun di balik pintu.
Namun ternyata Rahma hilang entah kemana, dia telah mencari setiap sudut ruangan di
rumah itu tapi Rahma tetap tidak bisa ditemukan.

ketika ia melihat pintu belakang yang ternyata dari tadi sudah terbuka dan Sindi lupa untuk
menguncinya. Tiba-tiba benak Sindi merasa tidak tenang dan feeling-nya mengatakan
bahwa akan ada sesuatu yang terjadi. Dan benar, Dewa dan teman-temannya berada
disana bahkan ada polisi juga yang telah mengepung rumahnya. Sindi melihat Rahma yang
sudah tertangkap oleh mereka. Sindi ketakutan dan bingung kemana ia harus lari dan disisi
lain ia juga merasa kasihan jika harus meninggalkan Rahma yang dari dulu selalu
membantunya dan selalu mendengarkan kisah hidupnya yang dipenuhi kegelapan dan
kehampaan tanpa kasih sayang.

Akhirnya Sindi menyerahkan diri meski harus dipenjara, tapi ia rela jika bersama dengan
Rahma sahabatnya.

Dewa bertanya kepada Sindi alasan kenapa dia tega menerornya bahkan salah satu
temannya.

Sindi:"Lo gak inget kah sama gue?"


Dewa:"Emang sebenernya lo siapa hah?"
Sindi :"Haha,lo gak perlu tau gue siapa, yang penting gue sudah merebut salah satu sumber
kebahagiaan lo"

Dewa terdiam dengan penjelasan Sindi yang membuat dia penasaran tentang hubungan dia
dengan Sindi di masa lalu.

Rahma akhirnya speak-up.

Rahma :"Dia adalah kakak lo yang dibuang wa"

Dewa tersentak kaget dan tidak mengerti apa yang Rahma katakan.
Dewa:"kakak gue? bentar setau gue, gue gak punya sodara. Gue anak tunggal Rah"

Sindi:"Haha, lo emang gak akan ngenalin gue tapi gue selalu mengingat lo untuk
pembalasan dendam gue. Asal lo tau dulu gue adalah anak kesayangan ibu karna gue
adalah satu-satunya tapi setelah kehadiran lo, semuanya berubah ditambah ayah yang dari
dulu gak suka dengan kelahiran gue karna gue perempuan dan setelah kelahiran lo mereka
semua berubah. Dari dulu mereka berharap melahirkan anak laki-laki tapi sayangnya gue
lahir, gue adalah anak gagal yang dilahirkan kedunia, lo gak pernah tau rasanya
bertahun-tahun tinggal di sebuah panti dengan setiap kekangan,didikan bahkan kekerasan.
Gue mau lo ngerasain seperti hal yang sama dengan meninggalnya sahabat baik lo. Tapi
semua itu percuma, semua itu gak sebanding dengan apa yang gue rasain bertahun tahun
di masa lalu. Sampe sini paham?"

Dewa terdiam dengan pikiran yang random di kepalanya atas penjelasan Sindi yang
ternyata ia adalah saudara kandungnya sendiri.

Sarah, Utami, dan Adam juga sempat terkejut atas penjelasan Sindi yang selama ini
ternyata menyimpan banyak dendam bahkan rasa sakit yang tak bisa mereka pahami
selama ini. Mereka merasa gagal sebagai teman sekosan Sindi yang seharusnya
memahami kenapa karakter dan sifat si di begitu dingin dan datar. Ternyata ada suatu
alasan dibalik itu semua.

Lalu Sarah bertanya kepada Rahma.

Sarah:"Dan lo Rah, kenapa lo ikut-ikutan membantu Sindi meneror Dewa bahkan neror gue
juga? "

Rahma:"Heh, karna lo semua gak tau gimana rasanya di posisi Sindi. Gue ngebantu dia
karna gue pernah ngalamin hal yang sama, dan lo semua gak tau rasanya gimana."

Mereka semua terdiam dengan perasaan yang campur aduk, disisi lain mereka kecewa
dengan kelakuan Rahma dan Sindi selama ini, namun disisi lain mereka juga merasa gagal
menjadi seorang sahabat yang baik karena tidak bisa memahami Rahma dan Sindi sejauh
ini.

Namun Dewa tidak bisa berbuat apa-apa, karena secara hukum Rahma dan Sindi tetap
harus menerima sanksi atas tindakan yang mereka lakukan.

Tindakan dan sanksi:


•Pertama : Atas kasus pembunuhan berencana.
Tindak pidana ini diatur dalam
- Pasal 340 KUHP, yang menyebutkan: "Barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih
dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan
rencana,dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu
tertentu, paling lama 20 tahun."
-Pembunuhan dengan disertai tindak pidana lain diatur dalam pasal 339 dengan ancaman
pidana penjara seumur hidup, atau paling lama 20 tahun,Dan
-Pasal 338
mengatur tentang pembunuhan biasa yang tidak direncanakan dan tidak disertai tindak
pidana lain dengan ancaman penjara maksimal 15 tahun.

•Kedua : Atas kasus peneroran dan ancaman melalui media(online).


Aturan hukumnya tercantum dalam UU ITE yang baru yaitu Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 45b yang berbunyi bahwa “Setiap Orang yang
dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara
pribadi, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).”

End✓

Anda mungkin juga menyukai