Anda di halaman 1dari 4

Judul :Dua Tahun Yang Singkat

Oleh : Hamdi Al Ilhami Siregar (A1A019021)

Terkadang hidup masih menyimpan sebuah misteri yang manusia bahkan ilmu
pengetahuan pun tak bisa pahami. Seperti seorang pria yang satu ini, Ia yang baru saja
diterima di sebuah perguruan tinggi, yang mencoba mencari warna baru dihidupnya. Lantas apa
yang akan pria itu lakukan dalam upaya mencari warna baru dalam hidupnya? Kita lihat saja!.

Sebuah momen disaat hari pertama kuliah dikelas pendidikan bahasa Indonesia, yang mana
pada saat itu orang-orang sibuk berkenalan satu sama lain supaya mendapat teman baru. Salah
satunya adalah pria yang satu ini,namanya Adam, seorang pria lugu yang berasal dari pedesaan.
Adam nampak sangat bersemangat bertemu dengan orang-orang baru yang berasal dari
berbagai daerah. Ia pun berkenalan dengan anak kelasnya yang saat itu adalah waktu pertama
kali mereka bertemu. Setelah hari pertama kuliah ini ia merasa sepertinya ia akan sangat
menikmati dunia perkuliahannya.

Hari demi hari pun telah berlalu, tak terasa tiga bulan sudah Adam duduk di bangku kuliah.
Pada fase ini ia mulai merasakan mengapa tak sebahagia hari-hari sebelumnya. Tugas yang
banyak dan belum adanya sohib membuat Adam merasa bosan dengan keadaan yang sekarang,
ia merasa diperdaya ekspetasi dan dihajar realita. Ia merasa hidupnya hampa, ia tak punya
siapa-siapa, tak ada sohib apalagi sagu hati. Adam berfikir ia butuh teman untuk berkeluh
kesah. Pada saat itu terbesit dipikiran adam untuk mencari sohib hingga berpikiran untuk
mencari kekasih. Hingga akhirnya adam sadar bahwa sebenarnya kehampaan yang ia rasakan
adalah sebuah proses yang harus ia lalui dalam proses mencari warna baru dalam hidupnya dan
dari sinilah ia perlahan mulai menikmati setiap alur kehidupannya.

Seiring berjalannya waktu Adam pun sudah mulai paham seluk-beluk dunia perkuliahan. Ia mulai
mengikuti organisasi, disana ia belajar banyak hal hingga mendapat teman baru. Suatu hari di
sekre organisasinya Adam disapa oleh seniornya yang bernama kak Hendra.

“kenapa dam kok bengong,sapa kak Hendra.”

“Gapapa kak cape aja,jawab Adam sambil tersenyum,”

“ahh bohong kamu dam pasti lagi ada masalahkan” Tanya kak hendra lagi

“ya ginilah kak dibilang masalah sih bukan masalah tapi kalo dipikirin jadi masalah juga kak
hahaha” jawab Adam lagi sambil tertawa.”

“hahaha kakak tahu dam toh kamu orangnya suka bengong wajar dong kakak beranggapan kamu
lagi ada masalah,coba cerita gihh apa masalahnya”

“gapapa kak cuma masalah sepele hehehe”

“iya masalahnya apa dam cerita aja”


“ya udah lah kalo abang maksa ,jawab Adam sambil tersenyum.

“jadi gini kak masalah Adam sepele sih cuma ya kadang juga kayaknya masalah besar ini kak”

“loh kok gitu dam ,emang apa masalahnya.” Saut kak hendra.”

“jadi kak Adam merasa kayak selama Adam kuliah gak semangat hidup aja kak,gapunya temen
yang kayak bener-bener temen lah sohib gitu kan jadi ya kayak bosen lah kak gak kayak pas
SMA dulu.”

“hahahhhhahahahh dam dam kayak anak kecil aja kamu”

“gini dam kamu butuh waktu buat dapet temen yang pas buat kamu,lagian toh kan baru berapa
bulan kuliahnya jadi yah belum aja nemu yang pas,sabar aja dam kan disini banyak temen-temen
yang lain disini kita semua keluarga dam semangat okeee.”

“heheheh siap kak”

Setelah kejadian hari itu Adam sering berkumpul dengan teman-teman organisasinya dan
kerap berdiskusi ringan tentang banyak hal yang kemudian sedikit banyak membentuk
kepribadian Adam yang lebih baik dari pada sebelumnya.

Tak terasa semester pertama telah Adam lalui, pada semester kedua ia merasakan hal yang
berbeda setelah libur panjang. Ia merasa ada yang berbeda dengan teman-teman di kelasnya.
Seolah kerasukan sesuatu semua orang dikelas nampak berbeda dan Adam merasakan aura
yang berbeda dari teman-temannya. Hari-hari disemester kedua inipun Adam lalui dengan rasa
senang tak seperti semester yang lalu, hari makin hari kelasnya makin solit dan saling
membantu satu sama lain. Akan tetapi rasa senang yang Adam yang rasakan hanya sementara,
ia kembali tertegun merasa masih ada yang kurang dalam hidupnya. Itulah sifat manusia yaitu
tak pernah puas. Di usianya yang sekarang Adam merasa bahwa ia menginginkan seorang
kekasih, tapi trauma yang mendalam bagi Adam kala mengingat masa lalu yang kelam membuat
ia harus berfikir berulang kali untuk kembali bisa mencintai seorang wanita.

Suatu hari pada saat jam kuliah didalam kelasnya, pulpen Adam ketinggalan dan ia memutuskan
untuk meminjam pulpen temas yang duduk didepannya,namanya Nova.

Adam pun menghampiri Nova.

“ehh nov pinjam pulpen dong” sapa Adam.

“Boleh dam bentar yaa”

“nih Dam”

“Pinjam dulu ya nov hehehehe”

“Iyaa Adam” jawab nova sambil tersenyum.”


Melihat senyuman Nova membuat Adam seolah terhipnotis oleh karismanya. Sejak hari itu
Adam merasa bahwa Nova adalah wanita yang cocok untuk dia dengan kata lain Adam jatuh
cinta pada Nova. Adam pun jadi sering duduk disamping Nova dan sering mengobrol dengan
harap bisa mendapatkan hatinya. Hingga lambat laun Nova pun terlihat juga menyukai Adam
dan dari sinilah mulai tumbuh benih cinta diantara keduanya.

Setelah cukup lama dekat Adam pun berencana untuk mengutarakan perasaannya pada Nova,
karena ia merasa tak tenang dengan perasaannya yang menggebu-gebu kepada Nova. Ditambah
lagi Nova adalah salah satu wanita yang banyak didekati oleh para pria dikampusnya. Ia pun
mengajak Nova untuk makan disebuah cafe.

“Ehh nov “ sapa Adam.

“ehh iyaa dam,kenapa dam” saut Nova.

“hehehe baru dateng ya”

“iya nih dam tadi macet jadi telat deh”

“ohh iya deh Nov”

“eeeumm Btw kamu bisa keluar malem gak Nov?”kata Adam dengan gugup.

“bisa dong dam,kenapa emangnya dam”

“ehh serius nov bisa?.

“iyaaa Adam bisaaaaaa”saut Nova sambil tersenyum.

“hehehe jadi gini Nov rencananya mau ngajakin kamu makan bareng nanti malem,kamu mau
nggak?”

“Aduh gimana ya dam”

Mendengar jawaban Nova, Adam pun menahan nafasnya seolah takut jika Nova menolak
tawarannya.

“aku gabisa deh kayaknya dam”

“kok gabisa nov”

Nova pun tertawa

“hahahah tapi boong,bisa dam bisa kok”

Adam pun menghela nafas setelah mendengar jawaban nova.

“hahahah kamu nov bisa aja,nanti aku jemput ya”.

“iya dam kabarin aja nanti”


Adam pun sangat bersemangat dan ia pun merencanakan bagaimana ia mengungkapkan
perasaannya nanti diiringi rasa takut. Adam takut bagaimana jika Nova menolaknya.

“jika ia menolakku ini akan jadi masalah”pikir Adam.

Tapi ia membuang jauh-jauh pikiran tersebut dan percaya diri kalau cintanya akan diterima.

Malam pun telah tiba,Adam yang telah mempersiapkan semuanya demi bertemu nova
pun sangat bersemangat. Dia pun langsung berangkat menuju rumah Nova untuk menjemputnya
yang kebetulan jaraknya lumayan jauh. Setibanya dirumah Nova sejenak Adam terdiam melihat
sosok gadis yang ia idam-idamkan yang begitu menawan.

“ayok nov kita berangkat” kata Adam sambil tersenyum.

“iya dam ayok”saut Nova.

Selama diperjalanan mereka pun membahas banyak hal yang aneh-aneh yang membuat
keduanya makin merasa nyaman satu sama lain. Karena terlalu asik bercerita tanpa disadari
mereka telah sampai ke tempat tujuan mereka. Di sana mereka kembali bercerita membahas
banyak hal,aura kebahagiaan sangat jelas terlihat diantara keduanya bila sebuah kebahagiaan
itu berwujud bagai kunang-kunang mungkin diruangan itu akan dipenuhi kunang-kunang. Adam
pun mulai terpikir untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Nova,akan tetapi ia merasa
bingung dari mana ia memulainya. Sedangkan Nova jg merasa apakah Adam hanya sekedar
mengajaknya makan atau ada yang ingin dikatakan. Keduanya melamun hingga suasana pun
seketika hening.

Adam pun mulai memberanikan diri ia berpikir bahwa malam itu adalah satu-satunnya
kesempatan bagi dia,dengan perasaan gugup ia pun menggungkapkan semuanya kepada Nova
tentang bagaimana perasaannya terhadap Nova dan Nova yang kebetulan juga memiliki
perasaan yang sama kepada Adam tanpa basa basi langsung menerimanya hingga keduanya
merasa sangat bahagia pada malam itu. Adam dan Nova pun menjalani hubungan mereka dengan
bahagia dan keduanya sama-sama memiliki banyak harapan untuk hubungannya kedepan.dan
sekarang sudah 2 tahun Adam menjalani kuliahnya dan nampaknya Adam mulai menemukan
warna-warna baru dalam hidupnya yang tak ia temukan disaat ia masih sekolah dan akan terus
berlanjut hingga akhir perjalanannya.

Anda mungkin juga menyukai