Anda di halaman 1dari 7

DETEKTIF KOST

“PEMBUNUHAN DOKTER PENYAKIT SIPUT GILA”

CHAPTER 1 : IKUTI SAJA JALANMU!


“Bang yang biasa satu”
Menjalani hanya 1 mata kuliah dalam 1 hari mungkin menjengkelkan untuk
berberapa mahasiswa. Salah satunya Adam, mahasiswa semester 3 Universitas
Negeri Anak Bangsa.
Dosen yang killer, mata kuliah yang membawanya ke suasana yang membosankan
serta pengapnya kelas karena rusaknya eksposen AC membuatnya ingin cepat-
cepat mengakhiri kegiatan perkulihaanya hari itu.
Ah, pen cepet-cepet tidur siang! Itulah kata-kata pertama yang terlintas dalam
pikiranya sesaat setelah dosen mengakhiri kelas. Dia pun berjalan setengah lari
meninggalkan kelas agar bisa cepat sampai ke kotsan-nya. Teman-temanya yang
mengajaknya untuk berdiskusi ringan sambil main game (baca : nongkrong) ia
hiraukan. Maklum, hari ini dia ngantuk sekali karena semalam ia habiskan untuk
main game. Tolak ajakan jalan setan itu, tidur siang adalah jalanku! Begitu kilahnya.
Tapi… dia belum makan siang. Tidur dalam keadaan lapar bukanlah gayanya,
alhasil dia mampir dulu ke sobono, waralaba ayam goreng favorit mahasiswa.
Sebagai anak kost yang tidak pandai memasak, membeli makanan instant di luar
mau tidak mau jadi pilihannya. Adam tahu itu pemborosan. dan kadang, dia harus
berhutang kepada temanya apabila jatah bulananya habis duluan. Dia beralasan,
negara yang maju di era kapital neo liberalis sekarang adalah negara yang berani
berhutang agar dapat menunjang sektor produktif untuk rakyat, dia
menganalogikan dirinya dengan negara, yang berati berhutang tidak apa-apa asal
digunakan untuk sektor produktif (contohnya makan). Entah teori dia benar atau
tidak yang jelas sekarang ayam paha atas sudah ada digenggamnya.
Dia pun berjalan pulang ke kotsan-nya, kostan unik yang tepat berada di samping
komplek kampusnya yang terpisahkan oleh jalan saja. Dan apabila ditarik garis lurus
seakan-akan berhadapan langsung dengan gedung fakultas ekonomi. Cocok untuk
mahasiswa yang suka datang telat. Kotsan yang memiliki 2 gedung warna hijau yang

Chapter 2 Halaman 1 of 7
terpisah oleh gang kecil ditengahnya ini adalah milik saudara ibunya Adam. Karena
itu, dengan posisi kost yang dekat sekali dengan kampus pasti jadi kostan favorit
yang diincar banyak mahasiswa, tapi dengan hubungan kekeluargaan itulah
walaupun ada kamar yang sudah dibooking, Adam yang telat mengajukan malah
yang mendapatkanya. Bahkan dia mendapat diskon sendiri untuk kamarnya.
Sebagai mahasiswa ekonomi pembangunan sekekali dia berpikir, mungkinkah ini
adalah nepotisme kecil? tapi biarlah, beras sudah menjadi nasi.
Impianya saat sma adalah masuk kampus negeri yang jauh dari rumahnya di
Bandung dan ngekos bareng dengan teman-teman dekatnya di SMA. Well, impian
plus khayalanya itu beneran terwujud di kota Jakarta ini. awalnya begitu
menyenangkan. Sampai belakangan ini dia agak jengkel dengan kelakuan temanya.
“Assalamua’alaikum” salam Adam.
“Wa’alaikumsalam” yang menjawab adalah Dede, mahasiswa agribisnis pertanian
semester 3 Universitas yang sama dengan Adam.
Kotsan-nya di lantai 3 berukuran 4X4 dengan kamar mandi di dalam itu terlihat rapi
karena dibersihkan oleh Dede pagi tadi. Adam pun menaruh tas di meja belajarnya
tepat disamping laptopnya, setiap dia menaruh tas dia pasti melihat rak buku milik
Dede yang penuh dengan novel dan komik detektif. Menuh-menuhin ruangan aja!
itulah komentar batinya setiap melihat rak teman sekost-nya itu.
“gw mau ngambil piring dulu ke dapur” kata Adam.
Dede tidak menjawab, dia masih sibuk dengan urusanya.
Adam pun kembali setelah membawa amunisi peralatan makan-nya, dia pun
mengambil nasi dari rice cooker kecil tua di sudut kamar serta air dari dispenser di
sebelahnya, lalu dia mengeluarkan ayam serta sambal pembelianya tadi diatas
nasinya. Perutnya yang sudah lapar memerintahkan otaknya untuk cepat-cepat
melahap makan siangnya.
“makan de, udah makan lu?”
“udah tadi barusan”

Chapter 2 Halaman 2 of 7
“lemot mana?” yang dimaksud adalah teman kostan mereka 1 lagi yang berjuluk
Lemot alias Rizky Farhan, mahasiswa Sistem Informasi semester 3 Universitas
Negeri Anak Bangsa.
“melakukan kegiatan yang membosankan bernama kerja kelompok di kostan
temenya”
Adam menganguk kecil sambil meneruskan makan siangnya.
“lu lagi ngapain sih?” tanya Adam setelah melihat ada kartu perdana dan sim card
di depan Dede.
“lagi regist kartu”
“lah lu ganti nomor?”
“bukan ini buat keperluan kasus dari klient gw”
“meh”

Adam tau, setelah Dede secara tidak sengaja berhasil membongkar jaringan
narkoba kecil di daerah dekat kost-an mereka, dia pun tiba-tiba jadi gandrung hobi
masa sekolahnya (yang juga Adam dan Lemot tau) yaitu penyelidikan ala-ala
detektif. Karena Dede sendiri adalah pengemar berat cerita misteri. Dia punya
secara lengkap novel Sherlock Holmes, beberapa novel Hercule Poirot, Kogoro
Akechi, komik Kindaichi bahkan masih rutin membeli serial Detektif Conan yang
masih berlanjut ceritanya. Setelah berhasil ‘memecahkan’ kasus itu, dia secara
tiba-tiba membawa seluruh koleksi detektifnya ke kost-an dengan alasan agar kost-
anya dapat suasana seperti Baker Street 331B (dan kebetulan kostnya berada di
lantai 3 blok B) tempat ngekost-nya Sherlock Holmes dan Dokter Watson. Awalnya
Adam oke aja karena dia sendiri suka film Sherlock Holmes, dan lemot dengan gaya
cuek pun iya-iya aja. Tapi Adam berubah jadi kesal serta sebal saat dia mengetahui
bahwa Dede membuka dan mengiklankan jasa detektif partikelir swasta dengan
“kantor”-nya adalah kostan mereka. Bukan apa-apa, Adam merasa malu dengan
kelakuan temanya itu. Sampai-sampai, teman mahasiswanya suka mengejeknya
dengan guyonan “kita kerja kelompok aja di kantor detektif” “rapat di kantor
detektif kayaknya seru!” dan sebagainya.

Chapter 2 Halaman 3 of 7
Tapi, ejekan dan kekesalan Adam agak menurun setelah minggu lalu Dede berhasil
membongkar praktik korupsi di persiapan acara Kuliah Umum yang akan
disenggelarakan besok yang ternyata dilakukan oleh panitia logistik sendiri. di luar
dugaan, Dede mendapat imbalan 1 juta dari rektorat! Dan walhasil dia bikin senang
Adam dan Lemot karena mereka berdua di”suap” agar setuju dengan ide kantor
detektifnya yaitu dengan traktiran sepuasnya di restoran ayam cepat saji terkenal
kesukaan Adam si pengemar ayam goreng yaitu KcD. Yaaa walaupun Adam masih
sedikit gak terima. bahkan dia masih sempat-sempatnya bertanya waktu makan
KcD sama Dede tentang ide kantor detektifnya,
“motivasi lu apa sih kok ngebet banget jadi detektif, lu pengen populer gitu?”
“popularitas hanya membawa kesengsaraan, lebih dari itu dam”
“apa de?” tanya lemot
“karena gw terkena penyakit berbahaya bernama rasa ingin tahu dan kecanduan
sensasi hebat bernama membongkar kebenaran!”
“meh, gaya lu cuk. Udah ah gw mau mesen 1 ayam lagi ya”.

Adam menyiram tenggorokanya yang kering karena minyak dari ayam sobono, lalu
dia pun bertanya lagi ke Dede.
“klien apaan?”
“kakak kelas cewek pertanian meminta gw menyelediki apakah cowoknya beneran
selingkuh atau tidak, ya walaupun ini kasus kecil tapi kalo berhasil dengan bantuan
‘mulut cewek’ mungkin ini bisa menjadi media iklan buat gw”
“yah kayaknya semenjak kasus korupsi itu lu jadi bahan omongan, ya tapi lu sendiri
gara-gara ide lu gw dibully cuk ama temen gw” Adam memanggil Dede dengan cuk
yang biasa dipakainya untuk memanggil temanya.
“tenang aja dam, kalo gw atau kita berhasil membongkar kasus besar, bisa aja
bullyan itu menjadi pujian”
Adam mengeluarkan reaksi menggerakan kepala tanda setuju tapi tidak berani
mengungkapkanya “betewe, dibayar berapa lu?”

Chapter 2 Halaman 4 of 7
“tadi DPnya gocap, kalo berhasil lima ratus ribu cash bakal dia kasih”
Adam sedikit tersedak mendengarnya.
“gede amat!”
“dia orang kaya, dan cewek kalo udah dikuasai emosi bisa aja kayak gitu”
Setelah makananya abis, Adam pergi ke dapur dan mencuci piringnya dan kembali
ke kamar.
“kalo berhasil traktir KcD lah”
“KcD mulu!”
“gapapa de” gaya bicara Adam yang menjengkelkan keluar “trus apa yang lu lakuin?
Lama amat lu regiost doang”
“ini gw ganti akun wa dulu, sempet error tadi, na dam ini cara mudah dulu yang
pertama gw lakuin, tadi gw minta kak nisa, si klien gw buat ngasih nomor wa cowok
dia, nah abis itu gw bakal ngehubungin dia dengan nomor wa baru yang gw beli
barusan, biar gak kelacak dam”
“emang dengan gitu doang bisa lu buktikan dia selingkuh?”
“bisaaaa” kata Dede dengan nada menyakinkan.
“liat nih dam” Dede memperlihatkan hapenya ke Adam.

‘hai kak riko, aku adalah orang yang paling kamu sayaanngg’
‘kenal aku kan?’
‘aku kangen kakak :(“

Adam tertawa geli melihatnya.


“ kalo dia kena jebakan ini, berati dia orang pe’a dam. Kalo ini gk berhasil, paling
gw buntutin aja dia”
“maksudnya gimana?”

Chapter 2 Halaman 5 of 7
Tidak berapa lama masuklah pesan baru dari si Riko itu.
‘ini putri kah? Ganti nomor ya kamu? :/’
“wahahaha nama selingkuhanya namanya putri ternyata! karena kak nisa nama
lengkapnya Annisa Rahmah” kata dede senang “strategi gw menghubungi dia pas
jam dosen killer pasti membuat dia gk bakalan berpikir panjang! Tahu kenapa dam?
Karena pasti dia gk ingin berlama-lama depan hape di hadapan dosenya”
“wah pinter juga lu” puji adam
Dede pun mengirim ss percakapan itu ke kak nisa.
“jadi gitu dam, penyelidikan sebenarnya adalah perpaduan sedeharna dari empat
hal yang bernama strategi, berpikir konstruktif, pengamatan serta sedikit
keberuntungan”
“ya ya” jawab Adam seadanya walaupun dia seneng bakal makan KcD gratis lagi.
Dede yang terlihat sumringgah karena candu membongkar kebenaran dia berhasil
dapatkan kembali. dengan senyum kebanggaan dibibirnya dia cek hape dia yang
berbunyi, balasan dari kak Annisa Rahmah.
“dari kak nisa dam” Adam bergerak cepat melihat hape dede karena penasaran
dengan responya.
‘anjinngggg!!!!*emot marah* Beneran ternyata si cabe bangsat, sialan, lonte
kampung itu!!!!!!!! *emot marah* *emot marah* *emot marah* Makasih de, lo
bisa ambil imbalan lo nanti jam 4 depan perpus kampus. Gue tunggu disana’
“semoga tidak terjadi pembunuhan” komentar Adam
“paling hanya pertempuran maha dasyat bernama jambak-jambakan” jawab Dede
“jadi gimane? Lu masih kesel ama kegiatan sampingan gw?”
Adam terlihat berpikir sebentar “selama gw bisa dapat KcD gratis” jawabnya ”kalo
kata peribahasa jerman yang gw pelajari dikelas bahasa asing sih ‘geh deinen weg’,
ikuti saja jalanmu!”
“emang ini jalanku!” jawab Dede dengan sedikit membusungkan dada.
“oh ya besok lu ikut acara yang gw panitianya kan?” Tanya Adam, mengenai
acaranya yang dia urus, tempat dimana Dede memecahkan kasus korupsi lalu.

Chapter 2 Halaman 6 of 7
“sebagai anak pertanian, tentu gw harus ikut. Temanya menarik, “kehebatan
tanaman asli Indonesia dan Australia dalam pembuatan vaksin penyakit siput gila,
anjir beneran ada ternyata itu penyakit gw kira cuman melanda bikini bottom
haha”
“tuan dokter profesor patrick memang luar biasa” yang dimaksud Adam adalah
karakter yang memperkenalkan istilah ‘penyakit siput gila’ dalam kartun
Spongebob Squarepants, Patrick Star.
“tapi firasat gw gk enak dam, kayaknya bakal terjadi sesuatu besok, soalnya
semalem mimpi penembakan teroris di gedung itu”
“lahh biasanya lu suka ngiritik gw jangan percaya mimpi de”
“iya jg sih… mungkin cuma mimpi hasil sinapsis informasi dari film perang yang gw
tonton semalem”
“udah ah gw pengen tidur siang”
“sok atuh”
“jan lupa KcD malem! Muehehe”
“au ah”
Adam pun mengungsi ke kasur kesayanganya sementara Dede harus masih
berkutat dengan hal yang dia sebut membosankan, yaitu tugas dari dosen
pembagunan pertanian di Sabtu siang hari yang panas.
“halah! Teorinya utopia sekali! Beda banget ama kenyataan di dunia tani kita!”
celetuknya karena kesal dengan tugas yang banyak itu.

Chapter 2 Halaman 7 of 7

Anda mungkin juga menyukai