Anda di halaman 1dari 13

Kelainan Kromoson pada Trisomi 13

Feby Sondang Junita Siburian /102013152 (Kelompok C2 )


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Kebun Jeruk, Jakarta Barat
feby.2013fk152@civitas.ukrida.ac.id
Pendahuluan
Kesalahan yang terjadi pada meiosis selama pembentukan gamet dapat mengakibatkan
abnormalitas struktur atau jumlah kromosom. Sindrom yang disebabkan abnormalitas
kromosom meliputi sindrom down (DS), trisomi 13, trisomi 18, sindrom Turner (TS), dan
sindrom Klinefelter (KS), selain itu terdapat duplikasi, delesi, atau inversi kromosom yang
kejadiannya lebih jarang.
Abnormalitas kromosom terjadi pada sekitar 8% telur yang dibuahi tetapi hanya pada
0,6% bayi yang lahir hidup. 50% abortus spontan disebabkan abnormalitas kromosom, yang
paling sering adalah 45,X (TS); diperkirakan 99% janin 45,X mengalami abortus spontan.
Angka kehilangan janin untuk DS, yaitu aneuploidi autosomal yang paling tinggi kemampuan
bertahan hidup mendekati 80%. Sebagian besar abnormalitas kromosom lain juga
mempengaruhi viabilitas janin. Pada bayi baru lahir dan anak yang lebih tua, banyak gambaran
yang mencurigakan adanya anomaly kromosom, meliputi berat lahir rendah (kecil usia
kehamilan), gagal tumbuh, keterlambatan perkembangan, dan adanya tiga atau lebih
malformasi kongenital.
Pembahasan

Anamnesis

Anamnesis sangat penting, karena pada pasien yang telah berusia dan hamil pertama kalinya
hal ini tersangat rumit karena mereka berisiko melahirkan janin yang cacat atau mempunyai
kelainan genetic. Jadi kita haruslah menanyakan kepada mereka riwayat hidup dan keluarga
mereka dengan benar dan tepat.1

 Identitas: nama,umur, jenis kelamin dan tinggnya di mana.


 Keluhan utama: Neonatus cukup bulan dengan kelainan bawaan ganda.

Identitas penderita:

Nama, alamat, tempat/tanggal lahir, umur, jenis kelamin,status sosial ekonomi keluarga
serta lingkungan tempat tinggal.
 Riwayat penyakit sekarang:
 Apakah terdapat ini pertama kali hamil?
 Udah berapa lama hamil?
 Adakah sebelum ini pernah terlambat haid?
 Riwayat penyakit dahulu:
 Adakah pernah hamil sebelum ini?
 Adakah pernah diberitahu oleh dokter pasien mempunyai kelaian pada
rahimnya?
 Apakah tinggal di kawasan yang terdedah dengan bahan kimia atau kilang
perindustrian?
 Riwayat penyakit keluarga:
 Adakah riwayat keluarga yang mempunyai penyakit kelainan genetik seperti
Down Syndrome, Turner Syndrome, Klinefelter Syndrome,dll.
• Asupan gizi

 Bagaimana asupan gizi sehari-hari

 Kebiasaan pasien seperti kebiasaan merokok, minum alkohol dan


penyalahgunan obat-obatan terlarang

• Riwayat persalinan

 Sudah berapa kali melahirkan

 Cara persalinan sebelum nya gimana

 Persalinan normal atau ada komplikasi

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik bisa ditemukan:


Kepala:
- Holoprosensefali
- Hypotelorism
- Celah bibir bilateral
- Bubous nose
- Low set ears
- Aplasia kutis
Anggota badan:
- Polidaktili
Organ:
- Ginjal polikistik
- Kelainan jantung
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan kromosom
Kariotipe kromosom manusia normal terdiri dari 22 pasang kromosom autosom dan 1 pasang
kromosom seks. Pemeriksaan kromosom dapat dilakukan terhadap sel yang dapat membelah
dengan memicu mitosis. Apabila pembelahan sel dihentikan disuatu fase pada mitosis dan inti
sel dilisiskan melalui pembengkakan osmotic, preparat pasangan-pasangan kromosom ini
dapat dibuat dan difoto. Potongan foto masing-masing kromosom kemuan dapat disusun sesuai
penurunan ukuran dan dibandingkan satu sama lain dengan tata nama morfologik standar.
Selain itu kromosom ini juga bisa diwarnai dengan beberapa metode yang menghasilkan
beberapa pita. Bergantung pada letak pita dan intensitas pewarnaan, pita-pita tersebut
kemudian disubklasifikasikan. Titik pemutusan (breakpoints), pertukaran bahan genetic antara
kromosom-kromosom, dan kelainan lain kemudian dapat dianalisis. Juga dapat dilihat adanya
kelebihan bahan kromosom. Kelainan spesifik bahan kromosom dapat digunakan secara
diagnostic.2

FISH ( Fluorescence In Situ Hibridization )

Prosedur ini merupakan suatu metode cepat untuk menentukan perubahan jumlah kromosom-
kromosom tertentu dan memastikan ada tidaknya gen atau sekuens DNA spesifik. FISH
terutama bermanfaat untuk identifikasi cepat aneuploidi spesifik yang mungkin mengubah
penatalaksanaan klinis-sebagai contoh, deteksi trisomi 18 atau pemastian kasus yang dicurigai
sindrom duplikasi atau mikrodelesi.3

Sel-sel difiksasi ke kaca obyek, dan dilakukan hibridisasi kromosom yang telah difiksasi
tersebut dengan pelacak (probe) gen atau kromosom berlabel fluoresen. Masing-masing
pelacak adalah suatu sekuens DNA yang melengkapi regio kromosom atau gen tertentu yang
sedang diteliti sehingga tidak terjadi reaksi silang dengan kromosom lain. Jika sekuens DNA
yang dimaksud ada maka hibridisasi terdeteksi sebagai sinyal terang pada pemeriksaan
mikroskop. Jumlah sinyal menunjukkan jumlah kromosom atau gen jenis tersebut di dalam sel
yang sedang dianalisis. FISH tidak memberi informasi tentang keseluruhan komplemen
kromosom, hanya regio kromosom atau gen spesifik yang sedang diteliti.3
Aplikasi pranatal tersering dari FISH adalah untuk melacak kromosom interfase dengan
sekuens DNA yang spesifik untuk kromosom 21, 18, 13, X, dan Y. Juga tersedia pelacak untuk
membantu identifikasi sejumlah sindrom mikrodelesi. Dalam suatu ulasan oleh Tepperberg
dkk., (2001) terhadap lebih dari 45.000 kasus, kesesuaian (concordance) antara analisis FISH
untuk kromosom-kromosom ini dan kariotipe sitogenetik baku adalah 99,8 persen. American
College of Medical Genetics (2000) menyarankan bahwa analisis FISH dikonfirmasi dengan
evaluasi sitogenetik baku.3

Karyogram4
- Karyotipe adalah gambar penampilan sebenarnya dari kromosom yang terlihat di
bawah mikroskop dan pengaturan yang sesuai.
- Idiogram adalah representasi diagram dari kromosom. memungkinkan peta
identifikasi kromosom dari genom haploid.
- Karyogram adalah istilah lain untuk mewakili seluruh kromosom ditetapkan sebagai
serangkaian kromosom banded.
Karakter kariotipe merupakan informasi fundamental dalam studi sistematis dan evolusi.
Pentingnya mempertimbangkan posisi centromeric dan panjang relatif lengan kromosom untuk
klasifikasi kromosom yang diperlukan untuk mempersiapkan kariotipe. Rasio lengan dapat
ditentukan dengan lengan panjang (P), lengan pendek (Q).
Kromosom diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Metacentric (median centromere)
2. Sub metacentric (sub median centromere)
3. Sub terminal (sub terminal centromere)
4. Telocentric (tail end centromere)

 USG

Ultrasonografi (USG) dapat digunakan sebagai skiring, untuk fetal viability, growth dan
deteksi anomali fetal. waktu terbaik un tuk skrining diagnostik adalah 16-18 minggu. Dari
skenario didapatkan intrauterine growth restriction (IUGR), mikrosefali, tumit menunjukan
rocker-bottom feet.2

 Amniosentesis

Amniosentesis merupakan prosedur diagnostik prenatal yang paling banyak dipakai dan
bertujuan untuk mendapatkan sampel pemeriksaan kromosom Pemeriksaan ini dilakukan
untuk memastikan adanya kelainan kromosom pada janin yang ditemukan pada
pemeriksaan prenatal sebelumnya (USG dan serum marker). Pemeriksaan ini dilakukan
pada TM II, sekitar usia 15-20 minggu. Pemeriksaan ini menggunakan jarum spinal yang
dimasukkan ke dalam kantong amnion dengan tuntunan USG lalu mengambil sekitar 15-
30 cc cairan amnion. Sel janin yang terdapat pada cairan tersebut lalu dikultur dan diperiksa
untuk mengetahui adakah kelainan kromosom.2

 Cordosentesis ( percutaneus umbilical blood sampling)

Dikerjakan setelah amniosentesis tidak dapat dilakukan (misal usia gestasi >20 minggu).
Cordosentesis dilakukan dengan mengaspirasi darah janin dari vena umbilikalis
perkutaneus dari perut ibu dengan bantuan USG. darah biasanya diambil sebanyak 0,5-1ml
dan dicek apakah benar darah janin atau bukan (dengan analisa HbF). analisa kromosom
menggunakan cordosentesis biasanya memerlukan waktu 5-7 hari.2

Diagnosis Kerja

Trisomi 13 ( sindrom patau )

Trisomi 13 ( 47 XX, +13 atau 47 XY, +13 ) kondisi ini yang juga dinamakan Sindrom
Patau. Biasanya fatal pada tahun pertama kehidupan, hanya 8,6% bayi bertahan hidup melewati
ulang tahun pertama mereka. Bayi dengan trisomi 13 memiliki banyak malformasi. Bayi ini
kecil usia kehamilan dan mikrosefalik. Sering ditemukan defek fasial garis tengah, seperti
siklop ( orbita tunggal ), sebosefali ( nostril tunggal ), dan bibir dan palatum sumbing, demikian
juga dengan sistem anomali sistem saraf pusat, seperti holoprosensefali alobar. Kening tampak
sloping, telinga sering didapatkan berukuran kecil dan malformasi, mungkin didapatkan
mikrotalmia atau anoftalmia. Polidaktili postaksial tangan sering dijumpai, demikian juga
dengan clubfeet atau rocker-bottom feet. Hipospadia dan kriptorkidisme sering dijumpai pada
anak laki-laki, sedangkan anak perempuan umumnya mengalami hipoplasia labia minora.
Kebanyakan bayi dengan trisomi 13 juga memiliki penyakit jantung kongenital. Banyak bayi
dengan kondisi ini memiliki lesi tengkorak berbentuk punched-out di oksiput kiri atau kanan
yang disebut aplasia kutis kongenital, bila ditemukan bersama dengan polidaktili dan beberapa
atau semua kelainan wajah yang disebutkan sebelumnnya maka temuan tersebut patognomonik
untuk diagnosis trisomi 13.5

Untuk menegakkan diagnosis maka disarankan untuk pemeriksaan sitogenetik


(kromosom) untuk setiap neonatus atau anak yang dicurigai dengan Trisomi 13 (kariotipe).
Jika trisomi 13 dicurigai saat periode prenatal (biasanya karena pemeriksaan USG, adanya
riwayat kelainan kromosom sebelumnya, atau usia ibu sebagai faktor resiko tinggi) sebaiknya
disarankan pemeriksaan sitogenetik konvensional melalui cairan amnion, vili chorionic, atau
darah fetus. Lakukan pemeriksaan imaging (USG) jika ditemukan holoprosensafali, anomali
jantung atau ginjal. Oleh karena tingginya defek struktural, lakukan evaluasi untuk intervensi
bedah jika pasien telah melewati periode neonatal. Patau syndrome sering terdeteksi selama
kehamilan pada pemindaian anomali janin rutin pada 20 hingga 22 minggu kehamilan. Orang
tua dapat memilih untuk tidak melanjutkan kehamilan. Dalam banyak kasus bayi hilang sebagai
keguguran spontan. Kadang-kadang bayi dapat lahir dengan fitur patau syndrome setelah scan
normal pada kehamilan. Dalam situasi ini, sampel darah dari bayi akan dikirim untuk analisis
kariotip untuk mengkonfirmasikan diagnosis.5

Diagnosis Banding

Trisomi 18

Trisomi 18 ( 47 XX, +18 atau 47 XY, +18 ) atau juga disebut Sindrom Edward adalah
trisomi autosomal kedua tersering, terjadi pada 1 dari 7500 kelahiran hidup. Lebih dari 95%
hasil konsepsi dengan trisomi 18 mengalami aborsi spontan pada trimester pertama. Trisomi
18 umumnya letal, hanya kurang dari 10% bayi yang terkena dapay bertahan sampai ulang
tahun pertama. Sebagian besar bayi dengan trisomi 18 lahir kecil untuk usia kehamilan. Anak
dengan trisomi 18 mengalami defiensi pertumbuhan intrauterin, konstelasi konsisten abnormal
kraniofasial dan anggota gerak, serta peningkatan kejadian defek struktural tertentu. Sindrom
ini dikenali dengan wajah yang sempit dengan jembatan hidung tinggi, fisura palpebra pendek,
mikrognatia dan mulut kecil, bersama dengan tangan yang mengepal, jari-jari bertumpang
tindih, dan kuku-kuku hipoplastik, hipertonia, oksiput prominen, dagu yang mundur ke
belakang, malformasi telinga dan telinga letak rendah, sternum pendek, rocker-bottom feet.
Sekitar 90% bayi ini meninggal saat berusia 1 tahun, seringkali karena malformasi sistem saraf
pusat atau jantung atau infeksi pernapasan, alasan pasti penurunan daya tahan hidup tidak
selalu diketahui. Sedikit individu yang mampu bertahan hidup sampai masa remaja memiliki
retardasi mental nyata.6

Etiologi
Trisomi 13 terjadi akibat munculnya ekstra duplikasi kromosom 13, umumnya terjadi
saat konsepsi dan ditransmisikan ke setiap sel tubuh. penyebab yang spesifik untuk sindom
patau tidak diketahui dengan pasti, namun diduga berhubungan dengan meningkatnya usia
maternal. aneuploidi merupakan akibat tersering dari nondisjunction. Sebagian besar kasus
sindrom patau tidak diwariskan, tetapi terjadi peristiwa yang acak selama pembentukan sel-sel
reproduksi (telur dan sperma). Sebuah kesalahan dalam pembelahan sel yang disebut : non-
disjungsi dapat menghasilkan sel-sel reproduksi dengan jumlah abnormal kromosom. Sebagai
contoh : sel telur atau sperma dapat memperoleh salinan ekstra kromosom. Jika salah satu dari
sel-sel reproduksi atipikal berkontribusi pada susunan genetic seorang anak, anak akan
memiliki ekstra kromosom 13 disetiap sel tubuh. Sindrom patau mosaic juga tidak diwariskan.
Hal ini terjadi sebagai kesalahan acak selama pembelahan sel pada awal perkembangan janin.7

Epidemiologi

Di Amerika Serikat, insiden Sindrom Patau terjadi pada 1 : 8.000-12.000 kelahiran


hidup. Insidensi akan meningkat dengan meningkatnya usia ibu. Mortalitas dan morbiditas,
rata-rata umur anak dengan sindrom patau hanya 2,5 hari saja, dengan hanya 1 dari 20 anak
yang dapat bertahan hingga lebih 6 bulan. Sindrom patau terlihat sebelum lahir dan
sepenuhnya jelas saat lahir . sejumlah besar kasus dengan trisomi kromosom 13 mengakibatkan
abortus spontan , kematian janin , bayi lahir mati. Seperti halnya dengan trisomy autosom lain
nya (18 dan 21), terdapat hubungan dengan makin lanjutnya usia ibu.8

Patofisiologi

Aneuploidi adalah istilah yang digunakan dalam genetika klinis untuk menjelaskan
perubahan dalam kromosom. Aneuploidi adalah suatu keadaan ketika seseorang memiliki satu
atau lebih kromosom lebih atau kurang dari komplemen 46 yang normal, yang dapat sangat
berpengaruh pada kesehatan dan kesejahteraan janin. Trisomi terjadi apabila kromosom seks
atau somatik gagal berpisah secara benar selama proses meiosis. Hal ini disebut nondisjungsi.
Sebagian besar trisomi menyebabkan aborsi embrio secara spontan, walaupun ada
kemungkinan kecil untuk terjadinya kelahiran hidup. Patofisiologi terjadinya trisomi 13 pada
umumnya tak jauh berbeda dengan trisomi 18. Patau Syndrome disebabkan munculnya ekstra
duplikasi kromosom 13, umumnya terjadi saat konsepsi dan ditransmisikan ke setiap sel tubuh.
Sementara mekanisme bagaimana kromosom trisomi mengganggu perkembangan masih
belum diketahui secara pasti. Pada perkembangan normal genom autosomal manusia
memperoleh 2 duplikat, munculnya duplikat autosomal ke-3 terutama trisomi 13 tipe
sempurna/total sangat lethal terhadap perkembangan embrio.

Gambaran Klinis

Hampir semua bayi dengan trisomy 13 menunjukkan gambaran dismorfik yang jelas dan
kelainan mayor pada organ dalam. Sangat jarang ditemukan kasus yang dapat bertahan hidup
diatas beberapa minggu, sebanyak 50% kasus meninggal dalam 3 hari setelah lahir. Penderita
yang bertahan hidup lama menunjukkan cacat fisik yang berat.
Table. Temuan yang mungkin ada pada trisomi 13 dan trisomi 189

Trisomi 13 Trisomi 18
Kepala dan wajah - Defek kulit kepala (misalnya, - Penampakan kecil dan prematur
aplasia kutis) - Fisura palpebral sempit
- Mikroftalmia, kelainan kornea - Hidung sempit dan cuping hidung
- Celah bibir dan palatum pada 60- hipoplastik
80% kasus - Diameter bifrontal sempit
- Mikrosefali - Oksiput menonjol
- Dahi miring - Mikrognatia
- Holoproensefali (arkhinensefali) - Celah bibir dan palatum
- Hemangioma kapilare
- Ketulian
Dada - Penyakit jantung kongenital - Penyakit jantung kongenital
(misalnya, VSD, PDA, dan ASD) (misalnya, VSD, PDA, dan ASD)
pada 80% kasus - Sternum pendek, putting susu kecil
- Iga posterior tipis (iga hilang)
Tungkai - Jari tangan dan kaki tumpang tindih - Abduksi pinggul terbatas
(klinodaktili) - Klinodaktili dan jari-jari tumpang
- Polidaktili tindih; jari telunjuk di atas jari ke-3,
- Kuku hipoplastik, kuku jari ke-5 di atas jari ke-4
hipokonveks - Rocker-bottom feet
- Kuku hipoplastik
Umum - Keterlambatan perkembangan berat - Keterlambatan perkembangan berat
dan retardasi pertumbuhan pralahir dan retardasi pertumbuhan pralahir
dan pascalahir dan pascalahir
- Kelainan ginjal - Kelainan premature,
- Proyeksi nucleus pada neutrophil polihidramnion
- Hanya 5% hidup lebih lama dari 6 - Hernia ingunialis atau abdominalis
bulan - Hanya 5% hidup lebih lama dari 1
tahun.

Penatalaksanaan

Tidak ada terapi spesifik atau pengobatan untuk trisomi 13. Kebanyakan bayi yang lahir dengan
trisomi 13 memiliki masalah fisik yang berat. Terapi yang dilakukan fokus untuk membuat
bayi lebih nyaman. Anak yang tetap bertahan sejak lahir mungkin membutuhkan terapi bicara,
terapi fisik, operasi untuk mengatasi masalah fisik, dan terapi perkembangan lainnya.3

Pada individual dengan trisomi 13, terapi yang dilakukan adalah mengarah pada gejala spesifik
yang terlihat. Terapi seperti itu membutuhkan tim dokter yang multidisiplin. Pada beberapa
kasus, terapi yang dianjurkan dapat berupa prosedur operasi untuk memperbaiki kelainan pada
trisomy 13. Prosedur operasi dilakukan tergantung dari keparahan dari abnormalitas, gejala
yang ditimbulkan dan berbagai macam faktor lainnya.3

Banyak hal yang dapat mempengaruhi indikasi meningkatnya probabilitas seorang


perempuan untuk memiliki bayi dengan trisomy 13 yaitu:

 Usia ibu
 Riwayat keluarga memiliki trisomy 13
 Hasil dari skrining tes pada saat kehamilan

Komplikasi

 komplikasi bagi janin salah satunya hambatan pertumbuhan (IUGR)


 Kesulitan bernapas atau kurangnya bernafas (apnea)
 Gagal jantung
 Kejang
 Masalah penglihatan
Sekitar 90% dari bayi trisomi 13 meninggal dalam bulan pertama kehidupan mereka, hanya 5-
10% bertahan hidup sampai satu tahun.

Pencegahan

Dapat dilakukan dengan berkonsultasi dengan ahli genetik sebelum merencanakan kehamilan
selanjutnya terutama bila sebelumnya memiliki riwayat memiliki anak trisomi 13

Prognosis

Untuk mampu bertahan hidup sama dengan trisomi 18, sekitar 90% anak meninggal
saat berusia 12 bulan. Lebih dari 80% adalah trisomi 13 lengkap, dan sisanya berupa trisomi
parsial lengan panjang 13 dan status mozaik. Karena pada trisomi 13 penuh belum dihitung
resiko kekambuhan pada anak kedua yang terkena, biasanya dinyatakan resiko kekambuhan
sebesar 1%.

Penutup

Kesimpulan

Trisomy 13 atau patau syndrome merupakan kelainan kromosom karna adanya


ekstraduplikasi kromosom 13, yang umumnya terjadi saat konsepsi dan kemudian
ditransmisikan ke setiap sel tubuh. Karna normal genom autosomal manusia adalah 2 duplikat,
munculnya autosomal ke 3 pada trisomy 13 menyebabkan berbagai gangguan pertumbuhan
dan malformasi pada tubuh bayi terutama gangguan pada organ jantung menyebabkan bayi
tidak mempunyai usia harapan hidup yan tinggi. Pemeriksaan kromosom pranikah sangat
dianjurkan kepada pasangan suami istri dengan risiko. Konseling genetic yang kuat sangat
penting dalam kasus-kasus kelainan genetic seperti trisomy 13 ini, sehingga dapat diambil jalan
keluar yang terbaik.
Daftar Pustaka

1. Errol R. Norwitz, John O.Schorge, At a Glance Obstetri dan Ginekologi, Anamnesis


dan pemeriksaan fisik,Ed.2,Vo,Erlanggar, Blackwell Publishing Ltd;2010,pg 8-9.

2. Sacher R A, McPherson R A. Pemeriksaan laboratorium. Ed 11. Jakarta : EGC; 2004.


Hal 64-5
3. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom Sl, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Obstetri
Williams. Ahli bahasa: Pendit BU, dkk. Editor: Setia R, dkk. Ed.23, Vol.1. Jakarta :
EGC ;2013. h. 281-98.
4. Jha T B, Ghosh B. Tissue Cluture. India : Universitas Press; 2005. Hal 136
5. Marchdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrman RE. Nelson: ilmu kesehatan anak
esensial. edisi keenam. Jakarta: Saunders Elsevier; 2011.hlm.202-206.
6. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatri , volume 1. Jakarta :EGC;
2006.hlm.342.

7. Best, Robert G, Gregg, Romaine A. Patau Syndrome. Dikutip dari


http://emedicine.medscape.com/article/947706-overview. diakses pada 26 September
2017.
8. Hull D, Johnston DI. Dasar-dasar pediatric. Ed 3. Jakarta: EGC; 2008..Hal 16-7
9. Behrman Richard E, Kligman Robert M. Nelson esensi pediatri. Edisi 4. Jakarta: EGC;
2010.h.157.

Trisomi 21 ( Sindrom Down )


Trisomi 21 adalah kelainan autosomal kromosom yang tersering pada manusia. Merupakan
kelainan kromosom yang timbul spontan dan menyebabkan penampilan wajah yang
khas,kelainan fisik yang nyata serta retradasi mental.enam puluh persen (60%) individu yang
menderita sindrom ini mengalami defek jantung.sindrom down terjadi pada 1 dari 650 hinga
700 kelahiran hidup. Perbaikan penanganan dalam mengatasi cacat jantung,infeksi pernapasan
serta infeksi lain,dan leukimia akut telah meningkatkan secara signifikan angka harapan hidup
pasien sindrom ini. Mortalitas janin serta neonatus masih tetap tinggi dan hal ini terjadi karena
komplikasi defek jantung yang menyertainya.
Epidemiologi
Trisomi 21 terjadi pada semua daerah di dunia dan pada semua kelompok ras.prevalensinya
adalah 1 dalam 700 kelahiran hidup. Insidens ini dan aneuploidi kromosom lain meningkat
seiring dengan meningkatnya usia ibu,insidensinya adalah 1: 2.000 pada usia 20 tahun dan 2-
5% sesudah usia 40 tahun.pada banyak konsepsi,trisomi 21 menyebabkan aborsi spontan. Pada
kehamilan 20 minggu,janin dengan trisomi 21 hanya mempunyai sedikit temuan-temuan
fenotip yang mendukung diagnosis,namun pada bayi cukup bulan, kebanyakan bayi yang
terkena mempunyai manifestasi klinis yang memberi kesan diagnosis.

Patofisiologi
Hampir semua kasus sindrom down terjadi karena trisomi 21 ( ada tiga salinan kromosom
21).akibatnya adalah sebuah kariotipe dengan 47 buah kromosom,dan bukan 46 buah
kromosom yang lazim terdapat. (lihat kariotipe pada sindrom down).pada 4% pasien,sindrom
down terjadi karena translokasi yang tidak seimbang atau penyusunan kembali kromosom yang
tidak seimbang dan lengan panjang kromosom 21 terputus dan melekat pada kromosom yang
lain.beberapa orang yang terkena sindrom ini dan sebagian orang tua yang asimptomatik dapat
memiliki mosaikisme kromosom,yaitu campuran dua tipe sel, sebagian memiliki 46 buah
kromosom normal dan sebagian lain memiliki 47 buah kromosom ( ada ekstra kromosom 21
).
Penyebab
Penyebab sindrom down meliputi usia orang tua yang sudah lanjut ( ibu berusia 35 tahun atau
lebih atau ayah berusia 42 tahun atau lebih )dan efek kumulatif faktor lingkungan, seperti
radiasi dan virus.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi meliputi kematian dini akibat komplikasi
jantung,peningkatan kerentanan terhadap leukimia,demensia senilis prematur yang biasa
terjadi pada usia 40-an jika pasien bertahan hidup,peningkatan kerentanan terhadap infeksi akut
dan kronis, strabismus dan katarak yang timbul ketika anak tumbuh besar dan perkembangan
genitalia yang buruk dan pubertas yang terlambat ( wanita dapat mengalami haid dan
subur;laki-laki dapat mengalami infertilitas dengan kadar testosteron serum yang rendah dan
sering pula dengan testis yang tidak turun.
Manifestasi klinis
 Tanda fisik pada sindrom down akan terlihat pada saat bayi lahir. Bayi tersebut tampak
letargik dan memiliki tampilan kraniofasial yang khas.
 Tampilan wajah yang khas ( pangkal hidung letak rendah,lipatan epikantus pada
mata,lidah menjulur keluar serta daun telinga letak rendah);mulut kecil dan selalu
terbuka, dan lidah berukuran besar sehingga tidak proporsional dengan mulut.
 Garis lipatan transversal yang tunggal pada telapak (simian crease )
 Bintik-bintik putih kecil pada iris ( brushfield’s spots )
 Retardasi mental ( perkiraan IQ 30 hingga 70)
 Keterlambatan perkembagan akibat hipotonia dan penurunan proses kognitif
 Penyakit jantung kongenital,terutama defek septum dan khususnya pada bantalan
endokardial
 Gangguan refleks akibat penurunan tonus otot pada ekstremitas
Pemeriksaan penunjang
 Kariotipe definitif
 Amniosentesis atau pengambilan vili korialis untuk menegakan diagnosis
antenatal;tindakan ini di rekomendasikan bagi ibu hamil berusia 34 tahun atau lebih
sekalipun dengan riwayat keluarga negatif
 Pemeriksaan USG yang dilakukan pada masa antenatal (prenatal targeted ultrasound)
untuk menemukan obstruksi duodenum atau defek kanalis atrioventrikularis (yang
memberi kesan sindrom down )
 Tes darah untuk penurunan kadar alfa-fetoprotein (yang memberi kesan sindrom down)
Penatalaksanaan
 Pembedahan untuk mengoreksi defek jantung dan kelainan kongenital lain yang terkait
 Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi yang kambuhan
 Pembedahan plastik untuk mengkoreksi trait fasial yang khas (khususnya untuk
mengkoreksi lidah yang menjulur keluar,kemungkinan memperbaiki
wicaa,menurunkan kerentanan terhadap karies dentis, dan mengurangi frekuensi terjadi
persoalan ortodonsi)
 Program intervensi yang dini dan terapi suportif untuk memaksimalkan kemampuan
mental serta fisik
 Terapi penggantian hormon tiroid untuk mengatasi hipotiroidisme.

Anda mungkin juga menyukai