TESIS
Oleh
FITRI WAHYUNI
1726061012
FITRI WAHYUNI
By
FITRI WAHYUNI
Oleh
FITRI WAHYUNI
1726061012
TESIS
Pada
Pendidikan yang ditempuh oleh penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK) di
Tulang Bawang Tengah pada tahun 2007-2010. Setelah itu, penulis meneruskan
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
(S.A.N). Pada tahun 2017 penulis melanjutkan studi Strata dua (S2) dan terdaftar
sebagai mahasiswi Magister Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
dirinya sendiri
(Fitri Wahyuni)
(Fitri wahyuni)
PERSEMBAHAN
umurku.
Alamamater Tercinta
SAN WACANA
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
Bandar Lampung. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai
gelar Magister (S2) pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa
karya ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis selalu mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pihak pembaca yang arif guna tugas
selanjutnya di masa yang akan datang. Pada kesempatan ini penulis ingin
1. Hi. Aflahal Muhni dan Hj. Artati yang telah menjadi orang tua terhebat
sepanjang masa, penulis sangat bersyukur telah terlahir dan di besarkan oleh
orang tua seperti Umi dan Babe. Terimakasih telah membesarkan dan
memberi kasih sayang tulus, doa, semangat, yang selalu diberikan kepada
penulis, Terima kasih tiada henti dan tulus dari lubuk hati putri kecilmu ini
atas segalanya yang tak terbalaskan ini, hanya doa yang dapat putri kecilmu
ini berikan kepada dua orang tua terhebat ini yang dapat diberikan. I love
2. Kedua Uni ku, dr. Kiki Septiafni, SpKK, dr. Alfiza Nismala Sari dan Kakak
Iparku dr. Riza Andrian Al Futuha, serta saudara sepupuku Arnis Yuwita,
arahan, motivasi serta contoh yang baik untuk Penulis. Dan tidak lupa, terima
kasih kepada adik satu-satunya yang tercinta Reyhan Izza Arafah yang telah
mengajari banyak hal tentang kesabaran, pengorbanan, dan cara menjadi Uni
yang terbaik untuk adiknya, walaupun selalu merepotkan dan membuat kesal
namun tetap terima kasih untuk selalu memberikan semangat dan doa kepada
Penulis.
semangat dan motivasi agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan
tepat waktu.
4. Bapak Dr. Bambang Utoyo selaku dosen pembimbing pertama dan selaku
Ketua Prodi Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
tesis ini. Penulis mampu menyelesaikan tesis tepat pada waktunya juga
ini. Terimakasih bapak, dengan semua dukungan dan motivasi yang telah
6. Ibu Dr. Feni Rosalia, M.Si selaku dosen pembahas dan penguji, yang telah
7. Bapak Dr. Syarief Makya, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
9. Seluruh dosen Magister Ilmu Administrasi, terima kasih atas semua ilmu
berlangsung. Semoga ilmu yang sudah didapat menjadi bekal yang berharga
10. Mbak Nisa selaku Staf Administrasi prodi magister Ilmu Administrasi yang
12. Segenap informan penelitian peneliti yaitu ibu/bapak seluruh pegawai BPJS
Kesehatan, Kader Lapang BPJS Kesehatan, peserta BPJS Kesehatan Kota
13. Rahma Diani Sormni, M.Si selaku sahabat seperjuangan sejak penulis S1
bersama, dan banyak membantu dalam segala hal, menemani ketika susah
dan seneng penulis pada saat mengerjakan skripsi hingga tesis. Dan sahabat
yang tersabar, terbaik dan paling ke ibuan. Terimakasih untuk semua waktu,
tenaga, doa dan segala bantuan yang selama ini diberikan kepada penulis.
14. Bripda Rahmat Hidayat Tanjung, S.Psi (soon) selaku pendamping dan
tugas akhir tesis. Terimakasih sekali lagi untuk banyak waktu, tenaga,
perhatian dan kesabaran yang diberikan kepada penulis, sehingga tugas akhir
15. Mama, Papa, One Windi, Uni Aim, dan adek tercantik Ima. Terimakasih
aku atas dukungan, doa, motivasi, pengalaman dan juga telah bersedia
tetapi perbedaan itu menjadi penguat persahabatan kita, karena selalu ada
cara untuk kita menyatukan perbedaan itu. Meskipun saat ini telah memiliki
kesibukan masing-masing dan jarak yang terpaut jauh satu sama lain, namun
komunikasi harus tetap kita jaga. Semoga persahabatan kita ini kekal sampai
kita tua nanti dan semoga kita menjadi orang-orang sukses. Miss you all
Mbak Dewi, Mbak Yeen, Mbak Mona, Mbak Nisa, Mbak ayu, Mbak
Fatimah, Bunda Jumiati, Mbak Irma, Bang Anas, Bang Zaky, Bang Redy,
Mas Imam, Bang Woro dan Bang Jufri, bang Okka. Thank you so much
sabtu haha... semoga cita-cita kita tercapai dan semoga kita semua menjadi
orang yang sukses yaaa... Tetap terjaga komunikasi dengan baik yaa sobat.
18. Keluarga Besar Universitas Lampung yang telah membantu saya selama
19. Semua Pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
Akhir kata semoga segala kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis
mendapat balasan dari Allah SWT dan penulis meminta maaf apabila ada
kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja. Semoga tesis ini bermanfaat.
Amin.
Fitri Wahyuni
1726061012
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 16
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 16
D. Kegunaan atau Manfaat Penelitian............................................................. 16
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 158
B. Saran ......................................................................................................... 161
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Jumlah Peserta BPJS Kesehatan Berdasarkan Jenis Kepesertaan Sampai
dengan Bulan September 2018................................................................... 8
1.2 Pengguna Aplikasi Mobile JKN di Kota Bandar Lampung sd. Bulan
Desember 2018 ......................................................................................... 9
1.3 Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................................... 14
2.1 Paradigma Pelayanan Publik ..................................................................... 22
2.2 Peta Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2014-2019 ............................... 52
3.1 Data Informan ........................................................................................... 67
5.1 Mempermudah Memantau Aktivitas Pelayanan ........................................ 92
5.2 Mendukung Model Pelayanan Efisien ...................................................... 91
5.3 Membantu Memperoleh Informasi BPJS Kesehatan ................................. 93
5.4 Tercapaianya Tujuan Mobile JKN ............................................................. 98
5.5 Informasi Real Time/ Update .................................................................... 99
5.6 Sesuai Kebutuhan Peserta BPJS Kesehatan ............................................... 99
5.7 Tampilan Antarmuka Mobile JKN ............................................................. 105
5.8 Kemudahan Mempelajari Penggunaan Mobile JKN ................................. 105
5.9 Kelengkapan Informasi Mobile JKN ......................................................... 110
5.10 Pengguna Mobile JKN ............................................................................. 111
5.11 Keterandalan dalam Menyelesaikan Masalah ........................................ 112
5.12 Keefektifan Antara Model Konvensional dan Virtual ............................ 115
5.13 Penilaian Layanan Mobile JKN .............................................................. 116
5.14 Sosialisasi Mobile JKN ........................................................................... 124
5.15 Kestabilan Koneksi Internet ..................................................................... 125
5.16 Usia Pengguna Aplikasi Mobile JKN ..................................................... 125
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pikir .......................................................................................... 58
4.1 Logo BPJS Kesehatan ............................................................................... 74
4.2 Logo Aplikasi Mobile JKN ....................................................................... 78
4.3 Tampilan Awal Mobile JKN ..................................................................... 79
4.4 Menu Peserta Mobile JKN ........................................................................ 80
4.5 Menu Tagihan Mobile JKN ....................................................................... 81
4.6 Menu Pelayanan Mobile JKN ................................................................... 82
4.7 Menu Umum Mobile JKN ......................................................................... 83
5.1 Tampilan Verifikasi Mobile JKN ............................................................... 140
5.2 Surat Tugas Kader Bpjs Kesehatan Cabang Bandar Lampung .................. 141
5.3 Anjungan Mobile JKN Di BPJS Kesehatan Cabang Bandar Lampung .... 144
5.4 Spanduk Cara Penggunaan Aplikasi Mobile JKN ...................................... 154
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan publik diibaratkan sebagai sebuah proses, dimana ada orang yang
dengan pelayanan yang dilakukan oleh swasta. Sesuai yang diamanatkan dalam
Pelayanan publik itu sendiri terdiri dari berbagai bentuk pelayanan yang
diberikan oleh Negara, berupa pelayanan di bidang barang dan jasa. Salah satu
negara. Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan
dkk dalam Azwar (1996: 35), menyatakan konsep pelayanan kesehatan yakni
satunya dengan menghadirkan suatu alat yang biasa dikenal dengan istilah
dkk, (2012) bahwa e-Government ialah suatu bentuk aplikasi pengerjaan tugas
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Aturan itu
12 tahun 2013 pasal 6 ayat (1) tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
tahun 2019 seluruh rakyat Indonesia telah terdaftar menjadi anggota BPJS
kebutuhan yang lain. Masyarakat yang belum menjadi peserta JKN dihimbau
agar mendaftarkan dirinya sebagai peserta JKN mandiri (PBPU) agar tujuan
(tiga) faktor utama yaitu predisposisi (umur, jenis kelamin, status perkawinan,
ketidakmampuan bekerja).
Program JKN mulai dari pendaftaran peserta yang lambat, tidak adanya
pelayanan, dan data yang tidak sesuai, belum lagi masyarakat yang telah
mendaftar mesti menunggu pencetakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang baru
akan jadi setelah 7-14 hari setelah mendaftar di kantor BPJS. Untuk mengatasi
dilakukan karena kini masyarakat ingin pelayanan yang cepat, mudah, dan
pasti. BPJS saat ini memiliki dua layanan diantaranya, pertama yaitu layanan
digital, yang dapat diakses peserta atau calon peserta melalui aplikasi atau
memilih untuk mendapat layanan langsung dengan datang kekantor BPJS atau
Satu diantara inovasi terkini yang dihadirkan, melalui soft launching aplikasi
mobile JKN pada peringatan HUT ke-49 BPJS Kesehatan di Jakarta, tanggal
JKN-KIS. Ada 16 fitur yang bisa dimanfaatkan pada aplikasi Mobile JKN,
Kelas, Keluhan Masyarakat, Info Faskes terdekat dan lain-lain. Fitur pada
aplikasi mobile JKN ini akan terus dikembangkan dan diperkaya dengan fitur-
1
https://m.liputan6.com/tag/mobile-jkn (diakses tanggal 28 September 2018)
6
satu genggaman. Dengan inovasi ini, masyarakat tak perlu repot datang ke
administrasi dan informasi bisa didapatkan dengan aplikasi ini. Bagi peserta
BPJS Kesehatan atau Kartu Indonesia Sehat (KIS), inovasi ini dapat
dapat diakses dan dipantau secara online tanpa harus menunggu lama di
fasilitas kesehatan.
Dari data BPJS kesehatan diketahui bahwa kepuasan peserta dalam periode 3
tahun sejak 2014 secara konsisten menurun. Pada Tahun 2014 sebesar 81,0%,
pada tahun 2015 menurun menjadi sebesar 78,90%, dan pada tahun 2016
tingkat kepuasan peserta pada tahun 2017 meningkat dibandingkan pada tahun
layanan di kantor cabang sampai Rp 20,2 miliar per tahun. Efisiensi biaya
prasarana ruang tunggu, biaya ATK, biaya cetak kartu dan lain-lain akibat dari
cetak maupun online, dan juga para petugas BPJS kesehatan ditiap kantor
menjadi virtual atau digital merupakan salah satu upaya BPJS kesehatan untuk
mencapai targer “Universal Helth Coverage pada tahun 2019”. Dari target
yang telah ditetapkan, maka kantor cabang BPJS kesehatan ditiap daerah
jumlah kepesertaan ditiap daerah yang masih rendah. Begitu pula dengan
Lampung baru mencapai 826.424 jiwa atau 70,31% dari keselurahan jumlah
mencapai 64,46 persen atau 2.616.188 jiwa dari jumlah penduduk 4.058.711
jiwa. Jumlah tersebut masih sangat jauh dari harapan pemerintah pusat. Untuk
2
https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/inovasi-bpjs-kesehatan-pangkas-antrean-dengan-
mobile-jkn, (diakses tanggal 21 September 2018)
3
https://www.bpjs-kesehatan.go.id, (diakses tanggal 20 September 2018).
8
BPJS Kota Bandar Lampung, hingga saat ini jumlah peserta BPJS Kesehatan
jiwa, baru sekitar 72,81% atau sejumlah 856.723 jiwa penduduk Bandar
pada table 1.
4
http://www.lampost.co/berita-baru-5563-persen-warga-lampung-jadi-peserta-bpjs-kesehatan
(diakses tanggal 27 September 2018).
9
sebanyak 163.172 peserta, Bukan Pekerja sebanyak 48.193 peserta. Dari total
peserta BPJS namun tetap saja angka kepersertaan masih rendah yaitu hanya
sekitar 72,81% atau sejumlah 856.723 jiwa dari 1.176.677 jiwa jumlah
penduduk Kota Bandar Lampung. Selain itu jumlah peserta BPJS Kesehatan
informasi juga masih rendah dari total keselurahn jumlah peserta BPJS
desember 2018 hanya 17.768 jiwa yang menjadi pengguna aplikasi Mobile
JKN. Berikut ini adalah data pengguna Mobile JKN di Kota Bandar Lampung,
dari sejak diluncurkannya aplikasi Mobile JKN sampai dengan bulan desember
Tabel 1.2. Pengguna Aplikasi Mobile JKN di Kota Bandar Lampung s.d Bulan
Desember 2018
Jenis Kepesertaan Jumlah
Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) 6.037
Pekerja Penerima Upah (PPU BU) 8.030
Pekerja Penerima Upah Pegawai Negeri (PPU PN) 3.090
Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD 21
Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 263
Bukan Pekerja (BP) 327
Total 17.768
Sumber: BPJS Kesehatan Cabang Kota Bandar Lampung, tahun 2018
10
Dibalik tujuan dari inovasi yang dilakukan BPJS Kesehatan memang untuk
proses pelayanan, mudah, cepat, efektif dan efisien. Namun pada prakteknya
media sosial atau online yang mudah diakses dan terpadu dengan 81
LAPOR! itu sendiri dikembangkan oleh Kantor Staf Presiden dalam rangka
antara lain (1) proses pendaftaran online yang lambat dan klaim BPJS, (2) data
tidak real time seperti jumlah tagihan yang tidak sesuai antara milik pengguna
dengan riwayat pembayaran yang secara online tercantum pada aplikasi, dan
(3) tindak lanjut pengaduan keluhan yang tidak jelas (LAPOR!, 2018).5
Selain itu melalui media masa juga ditemukan beberapa kendala dan keluhan
yang tercantum di kartu BPJS Kesehatan salah alamat dan nama. Selain itu
juga terdapat peserta BPJS mendapatkan dua kartu. Ketua SPRI (Serikat
5
http://www.lapor.go.id (diakses tanggal 23 November 2018)
11
digunakan BPJS Kesehatan perlu diverifikasi dan validasi ulang. Sebab, kartu
BPJS yang diberikan kepada warga banyak yang tidak sesuai dan tidak tepat
sasaran. 6
Kamis (30/3).7
masalah:
kerja mobile JKN dan banyak peserta PBI atau masyarakat miskin yang
6
http://inilampung.com/pelayanan-dan-data-peserta-bpjs-kesehatan-di-lampung-amburadul
(diakses tanggal 28 September 018)
7
http://www.kbknews.id/2017/03/31/warga-lampung-mengeluh-soal-pelayanan-bpjs-kesehatan
(diakses tanggal 27 September 2018).
12
beberapa peserta BPJS Kota Bandar Lampung hasil prariset yang peneliti
lakukan, menurut Bapak Wono (55 th) sebagai peserta BPJS Kesehatan Kota
mendaftar menjadi peserta tidak harus datang kekantor BPJS tapi dapat
melalui online (Mobile JKN), karena datang langsung ke kantor lebih jelas dan
kalau tidak paham atau ada yang membingungkan, bisa langsung bertanya
kepetugas BPJS.
Selain itu menurut penuturan ibu Yeni (35 th) sebagai peserta BPJS Kesehatan
yaitu ia tetap harus menunggu cetakan kartu peserta BPJS selama 14 hari
setalah mendaftar. Dan ternyara ia tetap harus datang kekantor langsung untuk
13
Sedangkan masalah berbeda dikemukakan oleh bapak Josep (43 th) sebagai
secara online, ia tidak bisa mendaftarkan diri karena data base yang ada di
server BPJS tidak cocok dengan e-KTP milkinya, dan ketika ia menelfon call
Dari ketiga wawancara yang peneliti lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini guna menambah kajian
sebelumnnya, hal ini dapat dilihat dari perbedaan segi permasalahan, kerangka
14
teori serta studi kasus yang digunakan. Hal itu diuraikan dalam tabel 2.
sebagai berikut:
Lampung. Dan dari beberapa uraian diatas terkait fakta dan keluhan peserta,
perbaikan yang signifikan dalam efesiensi, efektivitas dan kualitas hasil. Dari
inovasi dihadirkan untuk mengubah tatanan lama menjadi baru yang lebih
ini agar tujuan dari inovasi ini dapat tercapai. Oleh karena itu, berdasarkan
latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji dan menganalisis
B. Rumusan Masalah
BPJS Kesehatan?
C. Tujuan Penulisan
teknologi melalui Mobile JKN serta untuk mengetahui faktor pendukung dan
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
masyarakat di bidang barang dan jasa. Lalu ditambahkan pula oleh pendapat
aturan pokok dan tatacara yang ditetapkan. Dan dilengkapi lebih mendalam
mengenai urgensi pelayanan publik dilihat dari sudut padang hasil yang
kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.
a. Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun pelayanan umum harus jelas
dipertanggungjawabkan;
menyelenggarakan.
masyarakat, menurut Thoha dalam Irsan (2012: 10), Pelayanan publik yang
sebagai berikut:
dan sasaran;
20
pelayanan;
pelayanan
tidak diminta;
dilayani.
publik adalah suatu proses kegiatan yang menjadi tugas pokok atau tanggung
jawab para aparatur pemerintah negara ataupun daerah guna memenuhi segala
kesejahteraan masyarakatnya.
dan akhirnya menuju model pelayanan publik baru (new public service.
New Public Service dianggap sebagai usaha kritikan terhadap paradigma Old
dianggap sebagai warga Negara dan bukannya client atau pemilih seperti dalam
Dasar teoretis pelayanan publik yang ideal menurut paradigma new public
kepentingan dan nilai yang ada. Tugas pemerintah adalah melakukan negosiasi
bahwa karakter dan nilai yang terkandung dalam pelayanan publik harus berisi
dinamis, maka karakter pelayanan publik juga harus selalu berubah mengikuti
perkembangan masyarakat.
asal usul warga negara, kesukuan, ras, etnik, agama, dan latar belakang
merupakan hasil interaksi dari berbagai aspek, yakni sistem pelayanan, sumber
Sedangkan menurut Denhart dan R.B Denhart (2003: 29), prinsip-prinsip atau
asumsi dasar dari Pelayanan Publik Baru ( New Public Service) adalah
sebagai berikut :
melalui pajak yang mereka bayarkan maka warga negara adalah pemilik
yang sulit dan terukur sehingga harus dilakukan dengan metode yang
tepat.
administrasi saja namun juga berupa pelayanan barang dan pelayanan jasa.
masyarakat Indonesia.
bahwa janji atau komitmen yang dibuat dapat dipenuhi jelas dan mudah
meliputi:
yang dibutuhkan.
sudah dibakukan dimana dapat dimengerti dan jelas dan harus dipatuhi oleh
mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Kata efektif
berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu
kata “efek” dan digunakan istilah ini sebagai hubungan sebab akibat.
Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab dari variabel lain. Efektivitas
berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau
dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan. Kata efektivitas
tidak dapat disamakan dengan efisiensi, karena keduanya memilki arti yang
berbeda walaupun dalam berbagi pengunaan kata efisiensi lekat dengan kata
tujuan.
sebagai tingkat seberapa jauh suatu sistem sosial mencapai tujuannya. Dan
merealisasikan tujuannya.
atau program yang dilakukan oleh suatu organisasi dapat dikatakan efektif
apabila telah mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Keempat indikator ukuran efektivias menurut David Krech, dkk diatas akan
1. Pengertian Inovasi
cara baru dalam melakukan sesuatu yang memperbaiki kualitas dan efisiensi
dan jasa baru, tindakan menggunakan sesuatu yang baru. Selain itu juga
ide, praktek, atau objek yang dianggap baru oleh individu satu unit adopsi
lainnya.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Mulgan dan Albury (2003) dalam Junior (2016 :
implementasi dari proses, produk, jasa, dan metode baru yang dapat
pelayanan. Inovasi dalam strategi atau kebijakan mengacu pada visi, misi,
tujuan, dan strategi baru beserta alasannya yang berangkat dari realitas yang
ada. Jenis lain yang juga berkembang adalah inovasi dalam interaksi sistem
merupakan ide baru, atau transformasi metode atau cara baru yang segaja
layanan yang disediakan organisasi atau badan terntentu. Dalam penelitian ini
2. Karakteristik Inovasi
Sebuh pembaruan dapat dikatakan inovasi apabila sebuah pembaruan atau ide
karakteristik inovasi yang dijelaskan oleh Rogers dalam LAN (2014:45) bahwa
yang lain.
b. Kesesuaian (Compability)
inovasi yang digantinya. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama
tidak serta merta dibuang begitu saja, selain karena alasan faktor biaya
yang sedikit, namun juga inovasi yang lama menjadi bagian dari proses
adaptasi dan proses pembelajaran terhadap inovasi itu secara lebih cepat.
34
c. Kerumitan (Complexity)
Namun demikian, karena sebuah inovasi menawarkan cara yang lebih baru
dan lebih baik, maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi
masalah penting.
Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai
sebuah produk inovasi harus melewati fase “uji publik”, dimana setiap
sebuah inovasi.
Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari segi bagaimana sebuah
1. Pengertian E-Government
salah satu bentuk atau model sistem pemerintahan yang berlandaskan pada
dan demokratis.
diarahkan untuk mencapai empat tujuan menurut Inpres RI No.3 Tahun 2003
tidak dibatasi oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh
masyarakat.
37
internasional.
kebutuhan akan :
antara lain:
38
kehidupan bernegara.
Governance.
berkepentingan.
lebih bertanggung jawab (accountable) bagi warganya. Selain itu, akan lebih
efisien dan efektif, serta akan tercipta layanan pemerintahan yang lebih sesuai
39
baik atas sumber daya, proses dan teknologi informasi bisa terjadi pula
Menurut Indrajit (2002:41) terdapat empat tipe atau jenis relasi dalam e-
penanggulangan bencana.
internet;
pemenang tender;
yang berkepentingan;
sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada; dan
miskin dan anak telantar dipelihara oleh negara dan negara wajib
publik untuk meminimalkan dampak dari guncangan ekonomi dan sosial yang
bantuan sosial, serta mencakup skema-skema bantuan dan jaminan dana yang
rangkaian kebijakan sosial dan ekonomi yang lebih luas sehingga dapat
kemiskinan yang sudah melebihi batas. Gagasan perlindungan sosial ini pada
universal spesifik dimana setiap orang harus mendapatkan jaminan sosial dan
Menurut Supriyanto, dkk (2014: 5), Perlindungan sosial juga menjadi salah
dan layanan sosial pokok lainnya; jaminan keamanan pendapatan dasar bagi
Sementara itu, Scott (2012) dalam Supriyanto, dkk (2014: 8). juga
mencakup bantuan sosial, jaminan sosial, intervensi pasar tenaga kerja, dan
dilakukan untuk merespon beragam risiko dan kerentanan baik yang bersifat
fisik, ekonomi maupun sosial terutama yang dialami oleh mereka yang hidup
kelompok miskin dan rentan dalam menghadapi dan keluar dari kemiskinan
juga memiliki dua klasifikasi yaitu bantuan social dan jaminan sosial. Dan
dalam penelitian ini, peneliti akan lebih berfokus pada jaminan sosial di
2. Jaminan Sosial
Setiap warga Negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban, salah satu yang
yang layak. oleh karena itu, negara mengembangkan sistem jaminan sosial
bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
kerja.
Sosial Nasional. Sistem Jaminan Sosial Nasional diatur dengan jelas dalam
(SJSN) itu sendiri adalah tata cara penyelenggaraan program Jaminan Sosial
sistem jaminan sosial yang terdiri dari program jaminan kesehatan, jaminan
kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian,
sosial baru untuk mewujudkan cita-cita jaminan sosial yang diamanatkan oleh
penelitian ini, peneliti akan berfokus pada program jaminan sosial dibidang
Kesehatan.
Di Indonesia, falsafah dan dasar negara Pancasila terutama sila ke-5 juga
mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hak ini juga termaktub dalam
UUD 45 pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam Undang-Undang Nomor
yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera (Naskah
yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Jaminan
bersifat wajib (Kemenkes RI, 2013). Tujuannya adalah agar semua penduduk
50
kesehatan dan standar tarif dasar bagi pemberi dan pengelola pelayanan
yang berbeda satu sama lain. Namun semuanya mengarah pada pencapaian
tiga tujuan dasar sistem perawatan kesehatan yang relatif sama, yakni:
menjaga agar orang tetap sehat, merawat orang yang sakit, dan melindungi
Dengan adanya program SJSN ini, maka seluruh masyarakat dapat terpenuhi
kebutuhan dasar hidup yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat
pensiun. Oleh karena itu, untuk mewujudkan SJSN ini, maka dibentuk Badan
Indonesia memasuki era baru dimana akan terbentuk sebuah sistem tunggal
biaya kesehatan. Untuk itu perlu disusun peta jalan (road map) yang akan
diri berperan aktif dalam beroperasinya BPJS yang telah dimulai pada 1
Januari 2014 dan mencapai cakupan universal, satu Jaminan Kesehatan untuk
2004 pasal 17 ayat 4 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), yaitu:
a. Prinsip Kegotongroyongan
kebudayaan kita. Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang
53
b. Prinsip Nirlaba
(BPJS) adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented).
c. Prinsip Portabilitas
Indonesia.
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada
g. Prinsip Ekuitas
yang tidak terkait dengan besaran iuran yang telah dibayarkan. Prinsip ini
upah bagi yang memiliki penghasilan (UU No. 40/2004 Pasal 17 ayat 1)
b. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan
b) Anggota TNI;
c) Anggota Polri;
d) Pejabat Negara;
55
menerima Upah.
di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri; b) pekerja yang tidak termasuk
huruf a yang bukan penerima Upah. Termasuk warga negara asing yang
a) Investor;
b) Pemberi Kerja;
c) Penerima Pensiun;
d) Veteran;
f) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis
Kemerdekaan
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Aturan itu
Program JKN mulai dari pendaftaran peserta yang lambat, tidak adanya
pelayanan, dan data yang tidak sesuai, dan lain-lain. Untuk mengatasi kendala
Mobile JKN. Dengan inovasi ini, masyarakat tak perlu repot datang ke kantor
administrasi dan informasi bisa didapatkan dengan aplikasi ini. Bagi peserta
BPJS Kesehatan atau Kartu Indonesia Sehat (KIS), inovasi ini dapat
BPJS namun tetap saja angka kepersertaan dan pengguna aplikasi ini masih
JKN, data base di BPJS kesehatan belum di upgrade, selain itu pasifnya
karena peserta tetap harus mendatangi kantor BPJS setelah mendaftar secara
online. Maka diperlukannya kajian lebih lanjut untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan Inovasi Pelayanan melalui mobile JKN ini agar tujuan dari
inovasi ini dapat tercapai. Berdasarkan penyelasan diatas, maka peneliti bagan
Pelayanan JKN
Model Konvensional
Karakteristik Inovasi Menurut Rogers
1. Relative Advantage
(keuntungan relatif)
2. Compability (kesesuaian) Inovasi Pelayanan
3. Complexity (kerumitan)
4. Triability (kemungkinan
dicoba)
5. Observability (kemudahan
Model Virtual atau digital
diamati)
Efektivitas Pelayanan
BAB III
METODE PENELITIAN
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang
Sementara itu, menurut Bodgan dan Taylor dalam Moleong (2007:4) penelitian
yang terjadi di lapangan, dimana data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data yang
gambar, tabel foto, atau dokumen-dokumen. Dengan kata lain metode deskriptif
menggambarkan suatu fenomena yang ada dengan jalan memaparkan data secara
pada penggunaan Mobile JKN sebagai bentuk inovasi pelayanan publik yang
B. Fokus Penelitian
Menurut Moleong (2007: 93-94), dalam penelitian kualitatif hal yang harus
dalam studi dan batasan dalam pengumpulan data, sehingga dengan batasan ini
Dengan demikian dalam penelitian kualitatif hal yang harus diperhatikan adalah
masalah dan fokus penelitian, karena untuk memberikan batasan penelitian yang
seharusnya diteliti dan mendapatkan data yang sesuai dengan yang dibutuhkan
dalam penelitian tersebut. Fokus penelitian yang diambil peneliti yaitu mengenai
karakteristik inovasi menurut Rogers dalam LAN (2007:116) yang meliputi lima
yang lain. Begitu pula dengan penerapan inovasi Mobile JKN yang
b. Kesesuaian (Compability)
lama tidak serta merta dibuang begitu saja, selain karena alasan faktor
biaya yang sedikit, namun juga inovasi yang lama menjadi bagian dari
cepat.
62
c. Kerumitan (Complexity)
Namun demikian, karena sebuah inovasi menawarkan cara yang lebih baru
dan lebih baik, maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi
Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai
aplikasi Mobile JKN sebagai salah satu produk inovasi pelayanan harus
melewati fase “uji publik”, dimana setiap orang atau pihak dalam hal ini
inovasi.
Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari segi bagaimana sebuah
inovasi bekerja dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Dalam hal ini,
ini.
Rogers ini dipilih oleh peneliti, karena dalam penelitian ini lebih menekankan
didukung pula oleh teori efektivitas pelayanan menurut David Krech, Ricard dan
menilai sebuah inovasi pelayanan publik tersebut, dianggap tepat digunakan untuk
BPJS Kesehatan. Selain itu juga, penggunaan kelima karakteristik inovasi ini juga
faktor penghambat yang muncul dari penerapan inovasi pelayanan publik ini.
64
C. Lokasi Penelitian
geografis dan praktis seperti waktu, biaya dan tenaga perlu juga dipertimbangkan
dalam menentukan lokasi penelitian. Lokasi yang diambil dalam penelitian ini
dipilih secara segaja yaitu di Kota Bandar Lampung yang lebih difokuskan pada
Peneliti memilih lokasi di Kota Bandar Lampung, mengingat dari hasil prariset
dan penelusuran melalui media massa, dalam hal ini Kota Bandar Lampung
merupakan ibu kota yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi namun jumlah
2018 jumlah peserta BPJS Kesehatan di Bandar Lampung dari jumlah penduduk
Bandar Lampung di BPS 1.176.677 jiwa, baru sekitar 72,81% atau sejumlah
856.723 jiwa penduduk Bandar Lampung yang telah terdaftar di BPJS Kesehatan.
pusat. Padahal seharusnya target itu dapat tercapai, mengingat telah adanya
Lampung masih rendah. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengkaji penerapan
65
D. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2007:157), sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan yang didapat dari
Lampung dan Peserta BPJS Kesehatan Kota Bandar Lampung. Selebihnya adalah
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data yang digunakan dalam
1. Data Primer
akurat. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari lapangan penelitian,
2. Data Sekunder
melengkapi informasi yang diperoleh dari sumber data primer. Data sekunder
yang didapat peneliti berupa naskah, dokumen resmi, literature, artikel, koran
b. Perpres Nomor 12 tahun 2013 pasal 6 ayat (1) tentang Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
1. Observasi
2. Wawancara
kesehatan melalui Mobile JKN. Data dalam penelitian ini diperoleh dari
No Informan/Instansi Jabatan/Pekerjaan
1 Bapak Nurman Kabid SDM dan Komunikasi
BPJS Kesehatan Cabang
Bandar Lampung
2 Bapak Taufik Pegawai atau staff pelayanan
Wijaya peserta BPJS Kesehatan
Cabang Bandar Lampung
3 Ibu Laila Triani Kader lapangan BPJS
Kesehatan untuk wilayah
tugas Kota Bandar Lampung
4 Bapak Zulfikar Pengguna Mobile JKN
5 Bapak Aldiyansa Pengguna Mobile JKN
6 Bapak Imam Pengguna Mobile JKN
7 Ibu Bebby Penguna Mobile JKN
8 Ibu Amel Penguna Mobile JKN
Sumber: Diolah oleh Peneliti, tahun 2018
68
3. Kuesioner
( )
dengan rumus chi-square ∑ Selain itu didapatkan nilai kritis
kepercayaan 0,05 yaitu sebesar 3,84. (Sumber : Usman dan Purnomo, 2006 :
lampiran IV).
responden memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti, oleh
Dalam penelitian ini responden yang dipilih yaitu peserta BPJS Kesehatan
Cabang Bandar Lampung yang terdiri dari 2 (dua) kategori responden, yaitu
4. Dokumentasi
gambar atau foto yang berkaitan dengan inovasi pelayanan jaminan kesehatan
yang lebih luas mengenai pokok penelitian, dapat dijadikan bahan triangulasi
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis
1. Reduksi Data
uraian laporan yang lengkap dan terperinci. Dalam bentuk analisa yang
2. Penyajian Data
3. Penarikan Kesimpulan
mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul, yang
kebenaran suatu penilaian ditentukan oleh standar apa yang digunakan. Peneliti
data, yaitu:
a. Triangulasi
data yang diperoleh dengan sumber lain melalui berbagai fase penelitian
lapangan, pada waktu yang berlainan dan dengan metode yang berlainan.
2. Keteralihan
berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas
mewakili populasi.
3. Ketergatungan
tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian tersebut tidak dependable.
4. Kepastian (confirmability)
yang dilakukan dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi
sehingga dengan disepakati hasil penelitian tidak lagi subjektif tapi sudah
objektif.
75
BAB IV
Pada bab ini akan dibahas mengenai profil dari BPJS Kesehatan sebagai penyedia
aplikasi Mobile JKN. Profil tersebut berkaitan dengan sejarah singkat BPJS
Kesehatan, Visi dan Misi BPJS Kesehatan, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Selain itu, pada bab ini juga akan dibahas mengenai Aplikasi Mobile JKN BPJS
Kesehatan.
Indonesia, seperti untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), penerima pensiun PNS dan
Usaha lainnya. Hal yang mendasari program JKN adalah ketika Presiden
Tahun 1945 dalam Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), ayat (2) dan ayat
(3), serta Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2) yang mengamanatkan untuk
Tahun 2004 Pasal 5 ayat (1) serta Pasal 52 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (BPJS Kesehatan, 2015). Hal itupun yang menjadi asal mula program
JKN ini dan dikelola oleh BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan sebelumnya bernama
namun sesuai Undang-Undang Nmor. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Askes
Indonesia berubah menjadi BPJS Kesehatan sejak tanggal 1 Januari 2014 hingga
2019 berlandaskan gotong royong yang berkeadilan melalui BPJS Kesehatan yang
Misi
evaluasi, pengelolaan proses bisnis dan manajemen resiko yang efektif dan
sistem asuransi. Dengan adanya JKN ini maka seluruh masyarakat Indonesia
berkesempatan untuk menjaga kesehatan mereka dengan lebih baik. Dengan JKN,
78
calon peserta akan menyisihkan sebagian kecil uangnya dan mereka pun akan
bentuk Aplikasi yang dapat digunakan oleh peserta dimana saja kapanpun tanpa
batasan waktu (self service). Saat ini tercatat pengguna aplikasi Mobile JKN versi
Android sebanyak lebih dari 1.000.000 user dan Aplikasi Mobile JKN versi iOS
sebanyak lebih dari 2.000 user (BPJS Kesehatan, 2017). Penggunaan aplikasi
Mobile JKN dapat dengan cara mengunduh aplikasi melalui Google Play Store
dan Apple Store. Setelah aplikasi itu terunduh, peserta melakukan registrasi pada
menu yang tersedia di aplikasi Mobile JKN. Setelah berhasil, peserta bisa masuk
79
dalam aplikasi dan memanfaatkan semua fitur yang tersedia. Gambar 4.3
Setelah mengunduh aplikasi Mobile JKN dan terpasang di telepon seluler, hal
pertama yang perlu dilakukan yakni melakukan registrasi atau pendaftaran. Pilih
menu registrasi, kemudian isi setiap kolom yang tersedia sesuai dengan data anda.
Pastikan anda punya satu surel (email) aktif karena setelah semua kolom diisi,
sistem secara otomatis akan mengirim nomor verifikasi ke email tersebut. Setelah
menerima nomor verifikasi melalui surel, aplikasi akan meminta anda menulis
atau tidak dalam melakukan verifikasi. Jika tidak berhasil, peserta bisa meminta
aplikasi untuk mengirim kembali nomor verifikasi. Jika berhasil, hanya perlu
mengisi alamat surel atau nomor kartu BPJS Kesehatan dan kata sandi setiap kali
masuk ke aplikasi.
80
Setelah berhasil masuk (log in), pada halaman pertama akan ditunjukan 4 Menu
kesehatan tingkat pertama serta data orang yang tertanggung oleh peserta
b. Fitur Kartu Peserta, fitur ini akan menampilkan gambar kartu peserta
JKNKIS.
c. Fitur Ubah Data Peserta, dimana peserta bisa melihat dan melakukan
BPJS Kesehatan, nomor telepon genggam, alamat email, dan alamat surat.
81
d. Fitur Pendaftaran Peserta, fitur ini digunakan bagi peserta yang ingin
a. Fitur Premi, informasi ini hanya bisa digunakan untuk peserta kategori
peserta mandiri yakni Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan
Pekerja (BP), dan fitur ini akan memaparkan tagihan iuran JKN-KIS yang
harus dibayar.
b. Fitur Catatan Pembayaran, dalam fitur ini peserta bisa melihat berapa
dengan BPJS Kesehatan seperti bank Mandiri, BRI, BNI, BTN dan
tokopedia. d. Fitur Cek VA (Virtual Account), dalam fitur ini peserta bisa
82
peserta tersebut terdaftar. Namun, fitur ini bisa dilakukan apabila FKTP
JKN.
83
c. Fitur Skrining, fitur ini tak kalah penting dengan fitur lainnya yang ada di
dan apa saja hak dan kewajiban peserta baik penerima bantuan iuran (PBI)
dapat diterima peserta, sanksi dan alamat kantor serta nomor telepon
yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Fitur itu juga bisa digunakan
84
peserta masuk dalam fitur itu sebelum GPS aktif, secara otomatis aplikasi
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
rogers karena hanya memenuhi empat dan satu indikator lainnya belum
berhasil dilihat dari lima indikator atribut atau karakteristik inovasi menurut
Rogers.
keuntungan bagi pengguna aplikasi ini yang dapat ditemukan dalam fitur-
159
b. Kesesuaian (Compability)
c. Kerumitan (Complexity)
Penggunaan Mobile JKN masih terbatas, dan belum bisa diadopsi oleh
mempersulit penggunanya.
Inovasi Mobile mudah untuk dicoba, dan telah adanya uji public sebelum
dalam penggunaannya.
160
a. Faktor Pendukung
memperoleh pelayanan.
161
b. Faktor Penghambat
B. Saran
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada penelitian ini,
BPJS Kesehatan.
JKN dan mempersingkat waktu tunggu perubahan data pindah faskes bagi
kesehatan yang masih kurang baik agar dapat lebih baik, mengikuti
Buku
Sumber Internet
https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/inovasi-bpjs-kesehatan-pangkas-antrean-
dengan-mobile-jkn, (diakses tanggal 21 September 2018)
http://www.lampost.co/berita-baru-5563-persen-warga-lampung-jadi-peserta-bpjs-
kesehatan (diakses tanggal 27 September 2018).
http://inilampung.com/pelayanan-dan-data-peserta-bpjs-kesehatan-di-lampung-amburadul
(diakses tanggal 28 September 018)
http://www.kbknews.id/2017/03/31/warga-lampung-mengeluh-soal-pelayanan-bpjs-
kesehatan (diakses tanggal 27 September 2018).
Tamimi, Zindar. 2015. Inovasi Manajemen Pelayanan Publik Tim Emergency Service
Kabupaten Bantaeng. Jurnal. Universitas Diponegoro. (http://ejournal.undip.ac.id)
Wahyuni, Andi Sri. 2016. Inovasi Dalam Pelayanan Publik Sektor Jasa Pt Pln
Kabupaten Kepulauan Selayar. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin. (http://www. digilib.unhas.ac.id)
Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)