Anda di halaman 1dari 47

RINGKASAN BAHAN KULIAH

EKONOMI MANAJERIAL

OLEH

SIMON SIA NIHA, SE, MSi

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
K U PA N G
2018

1
Bab 1
Pengertian dan Ruang
Lingkup Eknomi Manajerial

1.1. Definisi EkonomiManajerial

Ekonomi Manajerial (managerial economics) adalah aplikasi dari teori


ekonomi (baik ekonomi mikro maupun ekonomi makro) dan menggunakan
seperangkat analisis ilmu keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi
(perusahaan) mencapai tujuan dengan cara yang paling efisien (Dominick salvatore).
Sementara itu Vincent Gasperzt mengatakan ekonomi manajerial adalah aplikasi atau
penerapan teori-teori ekonomi mikro, sehingga ekonomi manajerial sering disebut
sebagai Ekonomi Mikro terapan.
Tugas utama seorang manejer adalah membuat keputusan, karena itu seorang
manejer perlu memahami ekonomi manajerial agar keputusan yang dibuat itu mampu
meningkatkan kinerja organisasi (perusahaan) dalam mencapai tujuan dengan cara
yang paling efisien, seperti meningkatkan produksivitas, memperluas pangsa pasar,
meningkatkan keuntungan, mengurangi biaya-biaya dan lain-lain, dalam menghadapi
situasi ekonomi yang kompetitip dewasa ini.
Topik-topik keputusan yang sering dikaji dalam ekonomi manajerial adalah :
bagaimana perilaku konsumen dalam memilih barang dan jasa yang akan dibeli,
bagaimana perusahaan menggunakan tenaga kerja, modal dan input lainnya dalam
proses produksi agar dapat meminimumkan biaya, bagaimana perusahaan
menetapkan harga dengan memperhatikan persaingan pasar, bagaimana perusahaan
melakukan investasi yang efektif serta berbagai keputusan manajerial lainnya.
Keputusan yang dibuat oleh para manajer harus mampu menyelesaikan
masalah bisnis yang dihadapi. Masalah bisnis dapat didefinisikan sebagai
kesenjangan atau penyimpangan yang terjadi antara performance atau kinerja bisnis
aktual dengan sasaran bisnis yang telah direncanakan atau yang diharapkan. Jika
masalah bisnis dapat diidentifikasi dengan baik, seperti : penjualan menurun, biaya
produksi meningkat, produktivitas tenaga kerja menurun, keterampilan manajerial

2
rendah dan lain-lain, maka berbagai informasi penting yang berkaitan dengan
masalah itu perlu dikumpulkan. Informasi (data) harus dikumpulkan berdasarkan
analisis kualitatip, yang didasarkan pada pengalaman bisnis yang dialami selama ini,
dan analisis kuantitatip yang berdasarkan pada fakta atau data aktual. Berdasarkan
uraian di atas maka hubungan antara masalah bisnis dan pembuatan keputusan bisnis
dapat dibuatkan skema sebagai berikut.
Gambar 1.
Hubungan antara masalah bisnis dan pembuatan keputusan bisnis
Data Kualitatip, seperti
Intuisi atau pengalaman Bisnis

Apa Masalah Bisnis Informasi Keputusan Bisnis


yang dihadapi /data yang Efektif

Data Kuantitatip
(berdasaarkan analisis data aktual)

Selanjutnya, karena ekonomi manajerial adalah aplikasi dari teori-teori


ekonomi, baik ekonomi mikro maupun makro dengan menggunakan seperangkat alat
analisis pengambilan keputusan maka para mahasiswa diharapkan harus membekali
diri dengan pengetahuan-pengetahuan dasar tentang teori ekonomi mikro dan
ekonomi makro, matematika ekonomi dan statistika. Mahasiswa yang berlatar
belakang pendidikan ekonomni, yang telah memiliki pengetahuan dasar tentang
teori-teori ekonomi sangat terbantu dalam memahami ekonomi manajerial.
Mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan teknik atau eksata lainnya yang telah
memiliki pengetahuan dasar tentang matematika dan statistika perlu melengkapinya
dengan mempelajari teori-teori ekonomi (Mikro dan Makro) agar pengetahuan
matematika dan statistika itu dapat diaplikasikan dalam permasalahan ekonomi
manajerial. Bagi mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan non ekonomi dan
eksata perlu membekali diri dengan pengetahuan dasar tentang ekonomi Mikro dan
Makro, matematika dan statistika sebalum mempelajari ekonomi manajerial. Namun

3
demikian ukuran keberhasilan dalam mempelajari ekonomi manajerial bukanlah satu-
satu ukuran ujian dikelas, tetapi apakah keputusan manajerial yang dibuat itu efektif
atau tidak. Berdasarkan uraian di atas, maka secara skematis dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2

Masalah Keputusan Manajemen

Teori Ekonomi : Alat pengambilan keputusan :


Ekonomi Mikro Matematika Ekonomi,
Ekonomi Makro Statistika

Ekonomi Manajerial :
Aplikasi teori ekonomi dan seperangkat alat
pengambilan keputusan untuk memecahkan
masalah keputusan Manajerial.

Solusi Optimal untuk masalah keputusan


Manajerial

1.2. Keterkaitan antara Ekonomi Manajerial dengan Teori Ekonomi


Suatu organisasi (perusahaan) dalam memecahkan masalah keputusan
manajemennya dapat menerapkan teori ekonomi (baik ekonomi mikro maupun
ekonomi makro) dengan menggunakan seperangkat ilmu keputusan seperti
matematika ekonomi dan statistik atau metode kuantitatip. Sebagaimana diketahui
bahwa ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku ekonomi secara
individual sebagai unit pengambilan keputusan, seperti konsumen secara individu,
pemilik sumber daya dan perusahaan bisnis di dalam sistem perdagangan bebas.

4
Sedangkan ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku ekonomi
secara aggregate atau secara keseluruhan, seperti pendapatan nasional, investasi,
saving, konsumsi secara keseluruhan. Namun demikian teori ekonomi mikro
merupakan satu-satunya elemen yang sangat penting dalam ekonomi manajerial.
Teori ekonomi, terutama teori ekonomi mikro akan memprediksi dan
menjelaskan tingkah laku ekonomi. Teori ekonomi mikro biasanya dimulai dengan
model, dimana model merupakan abstraksi dari banyak hal yang melingkupi suatu
kejadian dan berusaha untuk mengidentifikasi beberapa dari faktor penentu yang
penting dari suatu kejadian. Misalnya perusahaan berusaha memaksimumkan laba,
dengan dasar itu maka perusahaan akan memprediksi berapa barang yang harus
diproduksi agar tujuan itu dapat tercapai dalam berbagai struktur pasar.

1.3. Keterkaitan Ekonomi Manajerial dengan ilmu Keputusan


Ekonomi Manajerial berhubungan erat dengan ilmu pengambilan keputusan.
Ilmu ini menggunakan perangkat matematika ekonomi dan statistika untuk
membentuk dan mengestimasi model keputusan untuk menentukan bagaimana
perusahaan mencapai tujuan dengan cara yang paling efisien. Secara spesifik
matematika ekonomi dipergunakan untuk membuat model atau persamaan ekonomi
yang dipostulatkan dalam teori-teori ekonomi. Selanjutnya statistika menerapkan
peralatan statistic yang ada terutama regresi dalam dunia nyata untuk mengestimasi
model yang dipostulatkan oleh teori-teori ekonomi dan untuk peramalan.

1.4. Keterkaitan Ekonomi Manajerial dengan ilmu Administrasi Bisnis


Ekonomi Manajerial juga berhubungan erat dengan ilmu Administrasi bisnis
yang lain, seperti : Akuntansi, Keuangan, Pemasaran, Sumber Daya Manusia,
Personalia, Produksi dan lain-lain. Disiplin ilmu-ilmu ini mempelajari lingkungan
bisnis dimana perusahaan beroperasi yang merupakan latar bagi pengambilan
keputusan manajerial. Dengan mempelajari topik-topik ini maka pihak manajemen
mempunyai latar belakang yang cukup dalam pengambilan keputusan untuk
mencapai tujuan perusahaan yang lebih efisien, yang merupakan tujuan dari ekonomi
manajerial.

5
Bab 2
Konsep-Konsep Dasar Teori
Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan

2.1. Konsep Dasar Teori Permintaan


Setiap pasar pasti memiliki sisi permintaan dan sisi penawaran. Sisi
Permintaan dapat disajikan dalam bentuk kurva permintaan pasar (harus dibedakan
dengan kurva permintaan individual), yang menunjukkan jumlah produk (barang atau
jasa) yang dibeli konsumen pada berbagai tingkat harga produk.
Sedangkan sisi penawaran pasar, dapat disajikan dalam bentuk kurva
penawaran pasar (harus dibedakan dengan kurva penawaran individual) yang
menunjukan jumlah suatu produk (barang atau jasa) yang akan ditawarkan penjual
pada berbagai tingkat harga. Jika kekuatan permintaan dan penawaran dianalisis
bersama-sama, maka akan diperoleh apa yang disebut “ keseimbangan pasar”, yaitu
harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan. ketiga pokok bahasan ini merupakan
inti dari bab ini, terutama dalam kaitan dengan strategi penetapan harga jual sebuah
produk (lihat soal).
Permintaan dalam ekonomi manajerial dapat didefinisikan sebagai berikut :
Jumlah barang atau jasa yang dapat dibeli oleh konsumen selama periode waktu
tertentu, berdasarkan kondisi-kondisi tertentu. Kondisi-kondisi tersebut berkaitan
dengan semua faktor atau variabel yang mempengaruhi permintaan akan suatu
produk.
Dalam ekonomi manajerial, permintaan akan suatu produk (barang atau jasa) pada
dasarnya dipegaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Harga dari barang itu sendiri (Px)
2. Pendapatan konsumen (I)
3. Harga dari produk lain yang berkaitan (Pr)
4. Harapan konsumen yang berkaitan dengan : harga barang atau jasa, tingkat
pendapatan, ketersediaan barang atau jasa dimasa yang akan datang
(Pe,Ie,Pae)
5. Selera konsumen (T), diukur denga skala likert

6
6. Banyaknya konsumen potensial (N)
7. Pengeluaran iklan (A)
8. Atribut atau Features dari produk itu (F)
9. Faktor-faktor spesifik lain yang berkaitan dengan permintaan akan produk itu
(O).
Hubungan antara permintaan akan suatu barang dengan semua faktor yang
mempengaruhinya dapat dinyatakan dalam bentuk hubungan matematis sebagai
berikut : QDX = f(Px, I, Pr, le, PAe, T, N, A, F, O)
Tabel 2.1
Bentuk Hubungan berbagai variabel dengan
permintaan suatu produk

No. Nama Variabel Simbol Bentuk Hubungan slope


1 Harga produk P Negatif Negatip (-)
2 Pendapatan I *Positiif untuk barang Positip (+)
Konsumen Normal
* Negatif untuk Negatip(-)
barang Inferior
3 Harga produk lain Pr * Positif u/produk Positip (+)
yang berkaitan substitusi
* Negatif u/ Ngatip (-)
komplementer
4 Harapan harga Pe Positif Positip (+)
produk dimasa yad
5 Harapan pendapatan Le Positif Positp (+)
dimasa yad
6 Harapan PAe Negatif Negatip(-)
ketersediaan produk
dimasa yad
7 Selera konsumen T Positif Positip(+)
8 Banyaknya N Positif Positip(+)
konsumen potensial
9 Pengeluran iklan A positif Positip(+)
10 Atribu Produk F positif Positp(+)

2.2. Analisis Permintaan

Untuk keperluan analisis, biasanya variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan


suatu produk dibagi dalam dua kelompok utama, yaitu : (1) Variabel Harga jual
produk itu sendiri (Px) dan (2) Semua variabel diluar variabel harga jual produk itu

7
(yang dikategorikan sebagai variabel penentu permintaan) . Dalam ekonomi
Manajerial hubungan antara variabel harga jual dari suatu produk (Px) dan jumlah
permintaan produk (Qdx) selama periode waktu tertentu, dengan menganggap semua
variabel penentu permintaan terhadap produk itu dibuat konstan (CP : Ceteris
Paribus), disebut fungsi permintaan atau sering hanya disebut permintaan. Dengan
demikian secara konseptual fungsi permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu
tabel, grafik atau persamaan matematik yang menunjukkan bagaimana hubungan
antara jumlah permintaan dan harga jual produk itu, sementara variabel-variabel lain
yang dikategorikan sebagai variabel penentu permintaan yang digunakan dalam
analisis permintaan dibuat konstan (Ceteris Paribus).
Suatu fungsi permintaan yang digunakan dalam analisis permintaan dapat
dinyatakan secara umum dalam model matematik sebagai berikut :
QDx = f(Px| I, Pr, Pe, Ie, Pae, T, N, A, F, O) = f (Px)
Catatan : Tanda garis tegak dalam persamaan di atas menunjukkan bahwa semua
variabel setelah garis tegak itu dibuat atau dianggap konstan, (CP).
Contoh Kasus 1 :
Dalam sebuah survei pasar untuk suatu produk tertentu (misalkan produk X)
diketahui fungsi permintaan secara umum untuk produk itu sebagai berikut :
QDx = -1,4 – 15 Px + 7,5 Pr + 2,6 I + 2,5 A
Keterangan :
QDx : Jumlah permintaan produk X (ribuan unit)
Px : Harga produk X (ratusan ribu rupiah)
Pr : Harga produk lain yg berhubungan dengan produk X (ratusan ribu rupiah)
I : Pendapatan Konsumen saat survai (jutaan rupiah petahun)
A : Pengeluaran Iklan (ratusan juta rupiah per tahun)
Saat survei itu dilakukan, diketahui rata-rata harga produk X adalah Rp1.100.000 (Rp
1.1 juta), rata-rata harga barang lain yang berkaitan dengan produk X adalah Rp
900.000 (Rp 0,9 juta)., rata-rata pendapatan konsumen saat survei sebesar Rp
10.000.000 (Rp 10 juta) per tahun., pengeluaran Iklan untuk promosi produk X
sebesar Rp 5.000.000.000 (Rp 5 Miliar = 50). Berdasarkan data-data di atas, buatlah

8
persamaan /fungsi permintaan untuk produk X agar dapat digunakan dalam analisis
permintaan.
Penyelesaian :
Berdasarkan data-data atau informasi tersebut di atas, maka dapat dibuatkan
fungsi permintaan untuk produk X agar dapat digunakan dalam analisis permintaan
sebagai berikut :
QDx = -1,4 – 15 Px + 7,5 Pr + 2,6 I + 2,5 A
=-1,4 – 15 Px + 7,5 (9) + 2,6 (10) + 2,5 (50)
= 217,1 – 15 Px
Berdasarkan fungsi permintaan akan produk X tersebut maka dapat dilakukan
analisis permintaan produk X, berdasarkan berbagai kemungkinan penetapan harga
produk X. Analisis ini dapat ditunjukkan dalam bentuk tabel maupun grafik sebagai
berikut : QDx = 217,1-15 Px
Tabel 2.2
Jumlah permintaan produk X pada berbagai tingkat harga

Titik (P dan Q) Harga Jual produk X Jumlah Permintaan (1000


(Rp. 100.000) Unit)
A 14,473(1.447.300) 0,005 (5 unit)
B 13,473 15,005
C 12,473 30,005
D 11,473 45,005
E 10,473 60,005
F 9,473 75,005
G 8,473 90,005
H 7,473 105,005
I 6,473 120,005
P

14,473

0 217 Q

9
Berdasarkan tabel maupun kurva permintaan diatas, ada dua (2) pertanyaan penting
yang perlu direnungkan :
1. jika pihak manajemen menetapkan suatu titik harga tertentu, maka berapa
harapan jumlah produk X akan dibeli oleh konsumen ?
2. jika kapasitas produksi terbatas untuk mamenuhi permintaan konsumen, maka
berapa sebaiknya harga produk itu ditetapkan agar harapan jumlah permintaan
konsumen dapat dipenuhi tepat waktu?
Berdasarkan kasus diatas diketahui bahwa rata-rata harga barang X adalah : Rp.
1.100.000 (Rp.1.1 juta =11) sedangkan rata-rata harga barang lain yang berkaitan
dengan barang X adalah Rp.900.000 (0,9 juta = 9). Misalnya karena ada persaingan
harga untuk barang X, maka pihak perusahaan menetapkan harga barang X sedikit
lebih murah dari harga pasar ( tentu dengan mempertimbangkan biaya produksi)
misalnya Rp1.050.000 (Rp.1,05 juta = 10,5 ), maka jawaban atas pertanyaan pertama
diatas adalah sebagai berikut :
QDX = 217,1 - 15Px
= 217,1 - 15(10,5) = 59,6 (59.600 unit barang X).
jika Pihak perusahaan tetap menjual produk X mengikuti rata-rata harga pasar Rp.
1.100.000 (Rp.1.1 juta) maka ia hanya mampu menjual produknya sebanyak :
QDX = 217,1-15Px
= 217,1-15(11) = 52,1 atau (52.100 unit).
Untuk menjawab pertanyaan ke dua (2) diatas, jika misalnya pihak perusahaan hanya
mampu menghasilkan produk X sebanyak 55.000 unit (karena kapasitas produksinya
terbatas misalnya) maka sebaiknya berapa harga yang harus ditetapkan?
QDX = 217,1 - 15(Px)
15Px = 217,1 - QDX
Px = 217,1/15 - QDX /15 = 217,1 - (15)-1 QDX (permintaan invers)
= 14,43 – 0,067 (55) = 10,8 dibulatkan = Rp 1.080.000

2.3. Analisis Perubahan Fungsi Permintaan

10
Pihak manejer perlu memahami analisis perubahan fungsi permintaan (bukan
perubahan dalam jumlah yang diminta) agar mampu menjelaskan fenomena umum
yang berlaku dipasar, tentang mengapa suatu produk, meskipun harga meningkat
tetapi jumlah yang diminta juga ikut naik, sehingga seola-olah bertentangan dengan
hukum permintaan yang berlaku.
Dalam konteks ini, hukum permintaan tetap berlaku bahwa kenaikan harga
produk tetap akan menurunkan jumlah yang diminta, namun penurunan jumlah yang
diminta akibat kenaikan harga itu, diikuti pula oleh pengaruh peningkatan permintaan
yang lebih besar akibat pengaruh nilai dari variabel penentu permintaan yang
berhubungan positif dengan variabel jumlah permintaan itu, seperti tingkat
pendapatan yang meningkat, peningkatan pengeluaran iklan, kenaikan selera
konsumen terhadap produk itu, dan lain-lain.
Dalam ekonomi manajerial, konsep permintaan suatu produk dapat juga
diturunkan dari permintaan untuk produk lain, hal ini disebut permintaan turunan
(derived demand), misalnya permintaan untuk komponen computer (processor)
diturunkan dari permintaan untuk produk komputer yang menggunakan komponen
itu. Dalam hal ini permintaan produk komputer, disebut sebagai permintaan turunan
(derived demand).
Pengaruh dari perubahan variabel penentu permintaan terhadap perubahan kuantitas
permintaan produk, ditunjukan dalam tabel berikut :
Tabel 2.3.
Pengaruh perubahan Variabel penentu permintaan terhadap
Perubahan jumlah permintaan produk

Nama Variabel Simbol Permintaan Permintaan Slope


Meningkat Menurun Parameter
Pendapatan konsumen :
● Produk Normal I I meningkat I menurun Positip (+)
● Produk Inferior I menurun I meningkat Negatip(-)

Harga Prodk lain yang


berkaitan : Pr Pr meningkat Pr menurun Pr Positip (+)
● Subtitusi Pr menurun meningkat Negatip(-)
● Komplementer
Ekspektasi harga dimasa Pe Pe meningkat Pe menurun Positip (+)

11
yang akan datang
Ekspetasi pendapatan Le Ie meningkat Ie menurun Positip (+)
konsumen dimasa yang
akan datang
Ekspetasi ketersediaan PAe Pae menurun Pae meningkat Negatip(-)
produk dimasa yang akan
datang
Selera konsumen T T meningkat T menurun Positip (+)

Banyaknya konsumen N N meningkat N menurun Positip (+)


potensial
Pengeluaran ilkan A A meningkat A menurun Positip (+)

Atribut F F meningkat F menurun Positip (+)

Contoh :
Berdasarkan kasus permintaan produk X diatas, misalnya terjadi perubahan pada
variabel pengeluaran iklan,yaitu :
(1). Pengaruh peningkatan pengeluaran iklan sebesar 20% (dari 5 Miliyar menjadi 6
Miliyar )
(2). Pengaruh penurunan iklan sebesar 20% ( dari 5 Miliyar menjadi 4 Miliyar)
Karena terjadi perubahan pada variabel penentu permintaan,maka akan
mengubah fungsi permintaan untuk produk X sebagai berikut :
Fungsi permintaan produk X mula-mula :
QDX = - 1,4 - 15Px + 7,5Pr + 2,6 l +2,5 A
` = - 1,4 - 15Px + 7,5(9) + 2,6 (10)+2,5 (50)
QDX =217,1 - 15Px
Fungsi permintaan produk X yang baru setelah kenaikan pengeluaran iklan :
QDX = -1,4 -15Px + 7,5 Pr + 2,61 + 2,5 A
=-1,4 -15Px + 7,5 (9) + 2,6(10) + 2,5(60)
QDx = 242,1 – 15 Px.,
Sedangkan fungsi permintaan produk X yang baru setelah terjadi penurunan
pengeluaran iklan :
Qdx =-1,4 -15 Px+7,5 Pr +2,6I +2,5 A

12
=-1,4 -15 Px + 7,5(9) +2,6(10) + 2,5 (40)
QDx = 192,1 -15 Px
Berdasarkan fungsi permintaan produk X yang baru, maka dapat dibuatkan
tabel maupun kurva permintaan untuk produk X sebagai berikut :
Tabel 2.4
Skedul Untuk Fungsi Permintaan Yang Baru :

Harga Jumlah Jumlah Jumlah


(RP.100.000) Permintaan (Ribuan Permintaan (Ribuan Permintaan
Unit) Unit) (Ribuan Unit)
Do : A = 50 D1 : A = 60 D2 : A = 40

14,473 0,005 (5 unit) 25,005 0


13,473 15,005 40,005 0
12,473 30,005 55,005 5.005
11,473 45,005 70,005 20.005
10,473 60,005 85,005 35.005
9,473 75,005 100,005 50.005
8,473 90,005 115,005 65.005
7,473 105,005 130,005 80.005
6,473 120,005 145,005 95.005

Gambar 4 :

D1 D3

D2
0 Q

13
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh iklan terhadap permintaan produk barang X
dapat dihitung dengan memasukan varabel iklan sebagai berikut. berdasarkan fungsi
permintaan barang X :
QDX = -1,4 - 15Px + 7,5 Pr + 2,6 l+ 2,5 A
= -1,4 - 15Px + 7,5 (9) + 2,6 (10)+ 2,5 A
QDX = 92,1 – 15Px + 2,5 A
Berdasar fungsi permintaan ini, maka pengaruh iklan dapat dihitung, misalnya harga
jual barang X Rp. 1.050.000 dan anggaran pengeluaran iklan adalah Rp. 5 miliyar
(Rp. 5.000.000.000), maka prediksi jumlah permintaan barang X adalah:
QDX = 92,1 – 15Px + 2,5 A
= 92,1 – 15 (10,5) + 2,5 (50)
= 59,6 59.600 unit
Jika anggara pengeluaran iklan dinaikan 20% yaitu dari Rp.5 miliyar menjadi
Rp.6 miliyar . kenaikan anggaran iklan ini berakibat terhadap kenaikan harga produk
(untuk menutupi ongkos pengeluaran iklan ) dari Rp. 1.050 juta menjadi Rp.1.1 juta.
Maka perkiraan jumlah permintaan produk X sebagai berikut :
QDX = 92,1 – 15Px + 2,5 A
= 92,1 – 15 (11) + 2,5 (60)
= 77,1 --------------- 77.100 unit
Dari hasil analisis ini seolah-olah kenaikan harga produk X dari Rp.1.05 juta
menjadi Rp. 1.1 juta ikut menaika jumlah yang diminta , hingga seolah-olah
bertentangan dengan hukum permintaan yang berlaku bahwa jika harga naik akan
menurnkan jumlah yang diminta dan sebaliknya. hal ini terjadi karena kenaikan
anggaran iklan belum diperhitungkan, yang pengaruhnya berhubungan secara positip,
yang terlihat dari penggeseran kurva permintaan ke kanan, dan sebaliknya.
Untuk mengetahui pengaruh sesungguhnya dari masing-masing variabel terdapat
jumlah permintaan terhadap produk X, dapat dianalisis secara persial dengan cara
mambuat salah satu variabel bebas dalam fungsi permintaan konstan (CP) sebagai
berikut :
(1). Analsis perubahan harga dari Rp. 1.05 juta menjadi Rp.1.1 juta (delta P =
0,5 juta, delta intersep = 0 dan delta A = 0),maka :

14
∆QDX = 0 - 15 ∆ Px + 2,5 ∆A = 0 - 15 (11-10,5) + 2,5 (5 - 5) = -7,5
dari hasil analisis ini maka diketahui pengaruh sesungguhnya kenaikan harga dari
Rp.10,5 juta menjadi Rp. 1,1 juta mengakibatkan penurunan jumlah permintaan
sebesar 7,5 atau 7.500 unit produk X.
(2).Analisis perubahan anggaran pengeluaran iklan dari Rp.5 Miliyar menjadi Rp.6
miliyar terhadap perubahan jumlah permintaan produk X, pada tingkat harga
yang konstan (CP) :
∆QDX = 0-15 ∆ Px + 2,5 ∆A = 0 -15 (10,5-10,5) + 2,5 (60-50) = 25
Dengan demikian pengaruh sesungguhya pengeluaran iklan dariRp.5 miliyar
menjadi 6 miliyar telah meningkatkan jumlah permintaan sebesar 25 ribuan unit )
= 25.000 unit
(3) berdasarkan analisis nomor 1 dan 2 diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh
kenaikan harga dan kenaikan pengeluaran iklan menyebabkan kenaikan jumlah
permintaan dari 59.600 unit mejadi 77,100 unit. pengaruh sesungguhnya atau
pengaruh total dari kedua variabel tersebut adalah :
77.100 unit - 59.600 unit = atau : -7.500 + 25.000 = 17.500

2.4. Konsep Dasar Teori Penawaran


Pada dasarnya penawaran (supply) dalam ekonomi manajerial dapat
didefinisikan sebagai kuantitatif produk ( barang atau jasa ) yang ditawarkan untuk
dijual dipasar, yang secara umum tergantung pada beberapa variabel . Para ahli
ekonomi telah merumuskan beberapa variabel penting yang mempengaruhi
penawaran suatu produk (QsX), antara lain :
1. Harga produk X yang ditawarkan itu (Px)
2. Harga dari input yang digunakan memproduksi barang X itu (Pi)
3. Harga dari produk lain ( bukan X) yang berkaitan dalam produksi (Pr)
4. Tingkat teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk X (T)
5. Ekspektasi produsen berkaitan dengan harga produk X yang ditawarkan
dimasa mendatang
6. Banyaknya perusahaan yang memproduksi produk yang sejenis yang
ditawarkan itu

15
7. Faktor-faktor spesifik lain yang berkaitan dengan penawaran produk X itu,
misalnya kondisi perekonomian negara, fasilitas yang disediakan oleh
Pemerintah, keadaan politik dan lai-lain.
Dalam bentuk matematis hubungan antara kuantitas yang ditawarkan dengan
semua variabel yang mempengaruhi penawaran suatu produk, dapat dinotasikan
sebagai berikut :
QSX = f ( Px, I Pi, Pr, T,Pe,N,O) = f(Px)
Apabila pengaruh dari variabel-variabel diatas diringkas, akan terlihat seperti
ditunjukkan tabel 2.5. berikut ini :
Hubungan Varibel-varibel dalam fungsi penawaran
dengan jumlah penawaran suatu produk

No. Nama Variabel Simbol Bentuk Hubugan Slope


1 Harga Produk P Positif Positif (+)
2 Harga Input Pi Negatif Negatif (-)
3 Harga Produk Lain Pr • Positif untuk produk Positif (+)
Yang Berkaitan komplementer
• Negatif untuk produk Negatif (-)
subtitusi dalam produksi
4 Ekspertasi harga pada Pe Negatif Negatif (-)
masa yang akan
datang
5 Tingkat teknologi T Positif Positif (+)
yang tersedia
6 Bayaknya perusahaan N Positif Positif (+)
yang sejenis
Analisis penawaran maupun analisis perubahan fungsi penawaran, pada
prinsipnya sama dengan analisis dalam fungsi permintaan. Dalam ekonimi
manajerial, hubungan atara variabel harga jual suatu produk X (Px) dan jumlah
penawaran produk X (QSx) pada periode waktu tertentu,sementara semua variabel
penentu penewaran dibuat konstan,disebut sebagai fungsi penawaran atau disebut
penawaran saja. Dengan demikian secara teoris, fungsi penawaran dapat didefinisikan
sebagai suatu tabel, grafik atau persamaan matematik yang menunjukan bagaimana
hubungan antara jumlah penawaran produk dan harga jual dari produk itu, sementara
variabel-variabel lain yang dikategorikan sebagai variabel penentu penawaran dibuat
konstan (ceteris paribus).

16
Suatu fungsi penawaran yang dipergunakan dalam analisis penawaran, dapat
dinyatakan dalam bentuk matematis, sebagai berikut :
Qsx = f (Px,l Pi, Pr,Pe,T,N,O) = f (Px)
Catatan : semua variabel setelah tanda (l) dalam fungsi diatas dibuat atau dianggap
konstan (Cateris Paribus).

Analisis Kesimbangan Pasar


Interaksi antar pembeli (konsumen) dan penjual ( produsen) di pasar akan
membawa konsumen dan produsen pada suatu kondisi yang disebut dengan
keseimbangan pasar (market equilibrium). Dengan demikian keseimbangan pasar
dapat didefinisikan sebagai suatu situasi dimana pada tingkat harga yang terbentuk itu
konsumen dapat membeli jumlah produk yang diinginkan dan produsen dapat
menjual jumlah produk yang diinginkannya. Harga yang terbentuk itu berada pada
kondisi jumlah permintaan = jumlah penawaran (QDx = QSx). Harga yang terbentuk
pada kondisi kesembangan pasar disebut harga keseimbangan (equilibrium price)
sedangkan jumlah produk pada kondisi keseimbangan disebut disebut jumlah
keseimbangan (equilibrium quantity).
Untuk menjelaskan konsep keseimbangan pasar, perhatikan skedul
permintaan dan penawaran berikut ini :
Tabel 2.6
Permintaan dan Penawaran produk X dengan
fungsi masing-masing sebagai berikut :

Titik Harga Jumlah Jumlah Kelebihan/Kekurangan


(P,Q) (US$) Penawaran Permintaan Permintaan & penawaran
(Unit) (Unit)
A 130 42.500 102.500 -60.000
B 150 47.500 87.500 -40.000
C 170 52.500 72.500 -20.000
D 190 57.500 57.500 0
E 210 62.500 42.500 +20.000
F 230 67.500 27.500 +40.000
G 250 72.500 12.500 +60.000

17
Tabel di atas disusun berdasarkan fungsi permintan dan fungsi penawaran sebagai
berikut :
QSx = 10.000 + 250Px
QDx = 200.000 – 750Px
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa keseimbangan pasar tercapai pada saat harga
$190 dan jumlah yang diminta maupun yang ditawarkan adalah 57.500 unit per
bulan. Pada tabel juga terlihat bahwa setiap harga dibawah $190 (dibawah harga
keseimbangan) akan terjadi kelebihan permintaan (excess demand) sebaliknya setiap
harga di atas harga keseimbangan akan terjadi kelebihan penawaran (excess supplay).
Analisis keseimbangan pasar dapat juga dilakukan melalui pendekatan
matematis berdasarkan fungsi permintaan dan penawaran produk x sebagai berikut :
Kondisi keseimbangan pasar : QDx = QSx
10.000 + 250Px = 200.000 – 750Px
Px = $190 dan Qx = 57.500 unit.

Gambar 5:
P
S

0 Q

Berdasarkan uraian di atas ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan ketika
ingin melakukan analisis keseimbangan pasar, yaitu :
1. Harga keseimbangan terbentuk pada saat jumlah yang diminta sama dengan
jumlah yang ditawarkan. Jika harga yang ditetapkan sekarang diatas harga
keseimbangan maka akan terjadi kelebihan penawaran (excess suppaly),
sebaliknya jika harga yang ditetapkan dibawah harga keseimbangan akan
terjadi kelebihan permintaan (excess Demand) (Gambar a).

18
2. Jika permintaan meningkat, misalkan karena adanya peningkatan pengeluaran
iklan, dll sementara penawaran tetap, maka harga keseimbangan dan jumlah
keseimbangan akan bergeser keatas, sebaliknya harga keseimbangan dan
jumlah keseimbangan akan bergeser kebawah (Gambar b).
3. Jika penawaran meningkat misalnya karena ada penurunan harga dari input
yang digunakan dalam proses produksi sementara permintaan tetap, maka
harga keseimbangan akan menurun dan jumlah keseimbangan akan naik,
sebaliknya harga keseimbangan akan meningkat dan jumlah keseimbangan
akan menurun (Gambar c).
4. Untuk produk-produk tertentu, penetapan harga diatur atau dikendalikan oleh
pemerintah, seperti pupuk, semen, gabah, jalan tol, jasa transportasi, listrik,
dll., hal ini berarti Pemerintah memberlakukan harga dasar (floor price) dan
harga eceran tertinggi (ceiling price). Harga eceran tertinggi (HET) atau harga
patokan setempat (HPS) yang diberlakukan merupakan harga maksimum yang
diijinkan oleh pemerintah kepada produsen atau penjual untuk menetapkan
harga jual. Sedangkan harga dasar (floor price) yang diberlakukan merupakan
harga minimum yang ditetapkan pemerintah kepada penjual dalam
menetapkan harga jual produk itu. Jika pemerintah menetapkan HET atau
HPS lebih tendah dari harga keseimbangan pasar, maka akan terjadi kelebihan
permintaan (excess demand) dan berakibat terjadi kekurangan produk itu
dipasar, karena konsumen akan membeli lebih banyak produk, sedangkan
pihak produsen akan menjual produknya dalam jumlah yang lebih sedikit.
Sebaliknya akan terjadi kelebihan penawaran (excess suplay). Gambar d.
5. Apabila pemerintah menetapkan harga dasar (floor price) lebih tinggi dari
harga keseimbangan pasar, maka akan terjadi kelebihan penawaran produk itu
dipasar, karena harga yang ditetapkan itu menyebabkan produsen ingin
menjual produknya lebih banyak, sedangkan konsumen akan membeli produk
itu dalam jumlah yang lebih sedikit. Keadaan sebaliknya akan terjadi
kelebihan perimintaan, yang berakibat akan terjadi kekurangan produk itu di
pasar, karena konsumen akan membeli produk itu dalam jumlah yang lebih
banyak. Dengan demikian penetapan harga eceran tertinggi (ceiling price)

19
maupun harga dasar (floor price) dari suatu produk, seharusnya perlu
memperhatikan kondisi keseimbangan pasar dari produk itu agar tidak
menimbulkan gejolak di pasar, (Gambar e).

Gambar (6.a) Gambar (6.b)


P P

S
S

D1
D D2 Do
0 Q 0 Q

Gambar(6.c) Gambar (6.d)


P
P S2

So S
S1
450

350
D D

0 Q 0 18 30 45 Q

Gambar (6.e)
P

0 18 30 40 Q

SOAL-SOAL LATIHAN

20
1. Misalkan dalam sebuah pasar hanya terdapat 2 orang konsumen, misalkan
konsumen A dan B. Jika fungsi permintaan konsumen A adalah Q A = 10 – P dan
fungsi permintaan konsumen B adalah QB = 8 – 0,8P. Bagaimana kurva
permintaan masing-masing dan kurva permintaan pasar?

2. Akibat krisis ekonomi dan moneter yang terjadi pada tahun 1988 yang lalu telah
mengakibatkan biaya operasional angkutan udara meningkat, sehingga banyak
perusahaan penerbangan menaikan tarif angkutan udara. Jelaskan akibat kenaikan
tarif itu terhadap hal-hal berikut :
a. permintaan untuk menggunakan angkutan udara
b. Permintaan menggunakan Hotel
c. Permintaan untuk sewa Mobil

3. Berdasarkan hasil survei pasar diketahui bahwa permintaan rumah di Indonesia


sangat peka terhadap harga rumah, tingkat suku bunga pinjaman dari Bank dan
Pendapatan konsumen. Berdasarkan hal-hal tersebut jelaskan bagaimana
pengaruh dari hal-hal berikut terhadap permintaan rumah (jumlah rumah yang
diminta) . hal-hal tersebut adalah :
a. Peningkatan harga rumah
b. Penurunan suku bunga pinjaman dari Bank
c. Peningkatan suku bunga pinjaman dari Bank.

4. Jika diketahui bahwa fungsi permintaan untuk suatu produk (X) adalah sebagai
berikut : QDx = 60 – 2Px + 10I + 7Py
Keterangan :
Qdx : Jumlah produk X yang diminta, diukur dalam satuan unit
Px : Harga produk X, diukur dalam satuan dollar
I : Rata-rata pendapatan konsumen, diukur dalam ribuan dollar
Py : Harga dari produk lain (Y) yang berkaitan dengan produk X,
diukur dalam dollar.

Pertanyaan :
a. Apakah produk X merupakan produk Normal atau produk Inferior?
b. Apakah produk X dan produk Y merupakan dua produk substitusi atau
komplementer?
c. Jika diketahui I = $40, Py = $20., tentukan fungsi permintaan untuk produk X
d. Apabila diketahui fungsi penawaran dari produk X adalah :
Qsx = -600 + 10Px. Tentukan harga dan jumlah keseimbangan barang X
e. Jika adanya perbaikan (terobosan) teknologi serta adanya program efisiensi
yang memungkinkan produk X dapat dihasilkan dengan biaya yang lebih
murah sehingga mengubah fungsi penawaran produk X menjadi :
Qsx = -360 +10Px. Carilah keseimbangan pasar barang X yang baru.
f. Gambarkan kurvanya sebelum dan sesudah perbaikan tingkat teknologi.

21
5. Misalkan Smith dari General Manager telah mengestimasi
persamaan regresi untuk permintaan mobil Chevrolet sebagai berikut :
Qc = 100.000 – 100Pc + 2000N + 50I + 30 Pf – 1000Pg + 3A + 40.000Pi
Keterangan :
Qc : Jumlah mobil yang diminta pertahun
Pc : Harga mobil Chevrolet, dalam dolar
N : Jumlah penduduk (Jutaan)
I : Pendapatan Disposibel per kapita , dalam dollar.
Pf : Harga mobil merek lain (Ford), dalam dollar
Pg : Harga riil bensin, dalam sen per galon
A : Pengeluaran Iklan, dalam dollar per tahun
Pi : Insentif untuk kredit mobil

Pertanyaan :
a. Tentukan perubahan jumlah mobil Chevrolet yang dibeli tiap tahunnya (Qc)
untuk setiap perubahan dalam variabel independen atau variabel bebasnya.
b. Tentukan nilai Qc, jika rata-rata nilai : Pc = $9000, N = 200 juta, I = $10.000,
Pf = $8000, Pg = 80, A = $200.000 dan Pi = 1
c. Turunkan persamaan permintaan untuk mobil Chevrolet
d. Gambarkan kurvanya.

6. PT IVIOLA adalah sebuah perusahaan penghasil T shirt yang


memiliki fungsi permintaan akan produknya sebagai berikut : Q = 1200 – 200P
Keterangan :
Q adalah jumlah penjualan T-Shirt dan
P adalah harga T-Shirt.
Pertanyaan :
a. Berapa banyak T-shirt yang dapat dijual pada tingkat harga $4,50 per unit.
b. Berapa harga yang harus ditetapkan agar perusahaan mampu menjual 900
unit T-Shirt
c. Pada tingkat harga berapa penjualan T-Shirt sama dengan nol (tidak ada T-
Shirt yang terjual).
d. Berapa T-Shirt maksimum yang dapat dijual?

7. Diperoleh informasi dari bagian R & D, fungsi permintaan sebuah


produk X adalah QD = 1400 – 0,4P dan fungsi penawarannya adalah QS = -200 +
0,4P. berdasarkan informasi tersebut, saudara diminta menghitung :
a. Harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan produk X tersebut.
b. Buatkan grafiknya.
c. Hitung surplus konsumennya.
d. Kalau produk itu dikenakan pajak sebesar Rp. 200, per unit, tentukan kondisi
keseimbangan pasar produk itu dan dampaknya.

22
8. Informasi yang diperoleh dari pasar komoditas A adalah : Q D =
300 – 20P dan QS = 10P. pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 2 per unit
komoditas yang dijual. Tentukan pengaruh atas pemberian subsidi ini terhadap
keseimbangan pasar yang terbentuk.
Bab 3
Konsep Dasar
Pengukuran Elastisitas

3.1. Pengertian Elastisitas


Setiap fungsi dalam ekonomi manajerial dapat diturunkan dari setiap variabel
ekonomi yang berada dalam fungsi itu. Dalam setiap fungsi selalu terdapat dua jenis
variabel, yaitu variabel terikat (dependent variable) dan satu atau lebih variabel bebas
(independent variable).
Elastisitas mengukur persentase perubahan nilai variabel terikat sebagai
akibat perubahan satu persen (1%) dari nilai variabel bebas tertentu, dengan asumsi
Ceteris Paribus. Dengan demikian dalam ekonomi manajerial dapat dihitung :
Elastisitas permintaan yang diturunkan dari fungsi permintaan, Elastisitas penawaran
yang diturunkan dari fungsi penawaran, elawstisitas produksi yang diturunkan dari
fungsi produksi, elastisitas biaya yang diturunkan dari fungsi biaya, elastisitas
periklanan yang diturunkan dari fungsi periklanan, dan lain sebagainya.
Dalam pembahasan ini akan lebih difokuskan pada elastisitas permintaan dan
penawaran serta hubungannya dengan beberapa konsep dasar lainnya dalam ekonomi
manajerial, sedangkan jenis elastisitas lainnya akan dibicarakan bersama-sama
dengan topik-topik lainnya dalam bab tersebut.

3.2. Elastisitas Permintaan


Pemahaman tentang elastisitas permintaan sangat penting bagi pihak
manajemen terutama berkaitan dengan pengambilan keputusan manajerial, karena
elastisitas mengukur sensitivitas atas kepekaan konsumen terhadap perubahan harga.
Berdasarkan fungsi permintaan yang telah dibahas dalam bab 1, diketahui bahwa
pada dasarnya permintaan konsumen untuk suatu produk dipengaruhi oleh paling
kurang sepuluh variabel bebas, dengan asumsi faktor-faktor spesifik lain yang
berkaitan dengan permintaan terhadap produk itu dianggap konstan.

23
Meskipun secara teoritis ada sepuluh variabel yang mempengaruhi
permintaan akan suatu produk, namun hanya tiga (3) variabel yang termasuk dalam
variabel endogen (variabel yang dapat dikendalikan oleh pihak
manajemen/perusahaan), yaitu variabel harga, iklan dan features atau atribut dari
produk itu. Dari ketiga variabel tersebut sesungguhnya hanya dua variabel yang
dianggap paling penting untuk dianalisis, yaitu variabel harga dan iklan., sedangkan
variabel features atau atribut biasanya sudah melekat dengan variabel kualitas produk
dan pelayanan, dan dalam ekonomi manajerial dianggap konstan, artinya produk
maupun pelayanan yang diberikan oleh produsen harus memenuhi criteria kualitas
tertentu agar dapat kompetitif dengan produk sejenis lainnya dalam pasar., itu artinya
produk maupun pelayanan mutlak dipenuhi bagi produsen yang berorientasi pada
pasar atau pelanggan.
Elastisitas harga dari permintaan atau sering disebut elastisitas permintaan
merupakan suatu ukuran kepekaan konsumen akibat perubahan harga produk.
Elastisitas diukur melalui koefisien elastisitas yang umumnya dinotasikan dengan ep,
dan didefinisikan sebagai : persentase perubahan jumlah barang yang diminta dibagi
dengan persentase perubahan harga. Rumusan elastisitas permintaan adalah :
ep = (%ΔQ / %ΔP) = (ΔQ/Q) / (ΔP/P) = (ΔQ/ΔP) X (P/Q)
Karena hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta berbanding
terbalik (negatip) maka koefisien elastisitas permintaan selalu bernilai negatip, namun
koefisien elastisitas permintaan selalu diucapkan dalam nilai absolut

3.3. Perhitungan elastisitas Permintaan.


3.3.1. elastisitas titik.
Pada dasarnya elastisitas titik adalah elastisitas permintaan yang dihitung
pada satu titik harga tertentu dari sebuah kurva permintaan. Umumnya perhitungan
elastisitas titik dapat menggunakan rumusan atau formula sebagai berikut :
ep = (%ΔQ / %ΔP) = (ΔQ/Q) / (ΔP/P) = (ΔQ/ΔP) X (P/Q)
Contoh 1.

24
Diketahui fungsi permintaan akan sebuah barang ditunjukkan oleh persamaan
: QD = 245 – 3,5P. Hitungkah koefisien elastisitas permintaan jika pihak manjemen
menetapkan harga sebesar $10.
Penyelesaian :
ep = (%ΔQ / %ΔP) = (ΔQ/Q) / (ΔP/P) = (ΔQ/ΔP) X (P/Q)
Jika P = 10, maka QD = 245 – 3,5(10) = 210
ΔQ/ΔP = -3,5
P = 10 dan Q = 210
Maka ep = (ΔQ/ΔP) X (P/Q) = -3,5 X 10/210 = -0,167
Nilai koefisien elastisitas sebesar -0,167 berarti : jika harga barang dinaikkan sebesar
1% dari harga yang ditetapkan sekarang, maka jumlah barang yang diminta akan
turun sebesar 0,167%, sebaliknya jika harga barang diturunkan sebesar 1% dari harga
yang ditetapkan sekarang maka jumlah barang yang diminta akan naik sebesar
0,167% dari jumlah barang yang diminta sekarang. Nilai koefisien elastisitas diatas
menunjukkan bahwa permintaan akan barang ini bersifat Inelastis, karena nilainya
lebih kecil dari satu (ep < 1), jika sebaliknya maka permintaan akan barang itu
disebut elastis (ep > 1).
Berdasarkan kasus di atas maka strategi penetapan harga yang harus
dilakukan oleh pihak manajemen untuk meningkatkan penerimaan adalah menaikan
harga barang. Uraian mengenai strategi penetapan harga ini akan diuraikan kemudian.
Contoh 2.
Misalkan berdasarkan suatu survey pasar diketahui bahwa permintaan akan
suatu komoditi ditunjukkan oleh persamaan : P = 940 – 48Q + Q 2. Hitunglah
Elastisitas permintaan akan barang ini jika jumlah permintaan akan barang ini adalah
10 unit barang.
Penyelesaian :
Ep = (%ΔQ / %ΔP) = (ΔQ/Q) / (ΔP/P) = (ΔQ/ΔP) X (P/Q)
Jika Q = 10., maka P = 940 – 48(10 + (10)2 = 560
ΔP/ΔQ = -48 + 2Q = -48 + 2(10) = -28
ΔQ/ΔP = 1 / -28. Ep = (ΔQ/ΔP) X (P/Q) = (1/-28) X 560 / 10 = -2

25
Nilai koefisien elastisitas ini menunjukkan bahwa permintaan akan barang ini
bersifat elastis karena nilai absolut dari elastisitas lebih besar dari satu (ep > 1).

3.3.2. Elastisitas Interval atau elastisitas Busur


Elastisitas interval atau elastisitas busur adalah suatu koefisien elastisitas
permintaan yang dihitung antara dua tingkat harga (interval) dari suatu kurva
permintaan. Formula umum uang digunakan untuk menghitung elastisitas interval
adalah :
ep = (%ΔQ / %ΔP) = (ΔQ/QRata-rata) / (ΔP/PRata-rata)
= (ΔQ/ΔP) X (PRata-rata / QRata-rata)
Contoh :
Perhatikan skedul permintaan akan sebuah barang pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1
Tabel permintaan akan barang X berdasarkan
fungsi permintaan : Qdx = 217,1 – 15Px

Titik Kombinasi Harga Jual Produk Jumlah Permintaan


(P, Q) (100.000) (Ribuan unit)
A 13,0 22,1
B 12,0 37,1
C 11,0 52,1
D 10,0 67,1
E 9,0 82,1
F 8,0 97,1
G 7,0 112,1
H 6,0 127,1

Berdasarkan tabel di atas, hitunglah elastisitas permintaan pada interval titik


A dan B atau pada tingkat harga antara 13 – 12 dan jumlah permintaan antara 22,1 –
37,1.
Penyelesaian :
Rata-rata P = (13,0 + 12,0) / 2 = 12,5
Rata-rata Q = (22,1 + 37,1) / 2 = 29,6
ΔQ/ΔP = -15

26
Ep = (ΔQ/ΔP) X (P/Q) = -15 (12,5 / 29,6) = -6,33
Nilai koefisien elastisitas sebesar -6,33 dapat diinterpretasikan bahwa apabila tingkat
harga rata-rata dalam interval harga 12,0 – 13,0 (12,5) per unit itu meningkat 1%,
maka jumlah permintaan rata-rata akan menurun sebesar 6,33% dari jumlah rata-rata
sekarang sebesar 29,6 unit. Proses perhitungan yang sama untuk titik-titik kombinasi
yang lain.

3.4. Hubungan Elastisitas Permintaan dengan Penerimaan Total (TR)


Seorang manajer perlu memahami hubungan antara elastisitas permintaan
dengan penerimaan total (TR) agar keputusan yang diambil berkaitan dengan
perubahan harga produk akan lebih efektif untuk meningkatkan penerimaan total
(TR), yang merupakan tujuan utama dalam pemasaran suatu produk.
Dalam ekonomi manajerial, penerimaan total (TR) didefinisikan sebagai total
uang yang diterima oleh produsen/penjual untuk suatu produk, yang dihitung dari
perkalian antara harga (P) dengan jumlah produk yang diminta/dijual (Q)., atau dapat
dirumuskan sebagai berikut : Penerimaan Total (TR) = P x Q. Untuk menjelaskan
hubungan antara elastisitas permintaan dengan Penerimaan Total, perhatikan tabel
berikut dibawah ini.
Tabel 3.2
Hubungan Elastisitas Permintaan dengan Penerimaan Total (TR)

Tititk Harga Jumlah TR Ep Sifat


(P, Q) (100.000) (1000 unit) (Ratusan juta) elastisitas
A 13,0 22,1 287,3 8,82 Elastis
B 12,0 37,1 445,2 4,85 Elastis
C 11,0 52,1 573,1 3,17 Elastis
D 10,0 67,1 671,0 2,24 Elastis
E 9,0 82,1 738,9 1,64 Elastis
F 8,0 97,1 776,8 1,24 Elastis
G 7,0 112,1 784,7 0,94 Inelastis
H 6,0 127,1 762,6 0,71 inelastis

3.5. Hubungan antara Elastisitas Permintaan dengan Penerimaan


Marjinal (MR)

27
Setiap reaksi konsumen yang berkaitan dengan perubahan harga barang harus
ditanggapi secara hati-hati oleh pihak manajemen, apabila ingin membuat keputusan
yang berkaitan dengan penetapan harga dan output. Elastisitas permintaan
memberikan informasi penting kepada pihak manajemen tentang bagaimana
“penerimaan total “akan berubah apabila terjadi perubahan harga produk. Konsep
penting yang berkaitan dengan keputusan penetapan harga dan output adalah
“Penerimaan Marjinal (MR)”. Penerimaan Marjinal didefinisikan sebagai
penambahan penerimaan total (TR) yang disebabkan oleh penambahan penjualan
sebesar satu unit output., yang secara matematik dapat dituliskan sebagai berikut :
MR = ΔTR / ΔQ.
Penerimaan marjinal selalu dikaitkan dengan elastisitas permintaan (ep),
karena penerimaan marjinal (MR) selalu melibatkan perubahan dalam penerimaan
total (TR) yang disebabkan oleh pergerakan sepanjang suatu kurva permintaan.
Contoh :
Perhatikan tabel berikut yang diturunkan dari tabel sebelumnya.
Tabel 3.3
Hubungan antara Elastisitas Permintaan dengan
Penerimaan Marjinal (MR)

Titik Harga Jumlah TR ΔTR ΔQ


(P, Q) (100.000) (1000) (Ratusan (Ratusan (Ribuan MR ep
unit) juta) Juta) Unit)
A 13,0 22,1 287,3 - - - -
B 12,0 37,1 445,2 157,9 15 10,53 4,85
C 11,0 52,1 573,1 127,9 15 8,53 3,17
D 10,0 67,1 671,0 97,9 15 6,53 2,24
E 9,0 82,1 738,9 67,9 15 4,53 1,64
F 8,0 97,1 776,8 37,9 15 2,53 1,24
G 7,0 112,1 784,7 7,9 15 0,53 0,94
H 6,0 127,1 762,6 -22,1 15 -1,47 0,71

Berdasarkan tabel di atas maka hubungan-hubungan itu dapat diuraikan


sebagai berikut :
1. Penerimaan Marjinal (MR) harus lebih kecil dari harga (P) untuk semua unit
produk yang terjual setelah unit pertama. Harga harus dibuat lebih rendah
(murah) agar produsen mampu menjual lebih banyak unit produk. Secara

28
grafik, kurva penerimaan marjinal letaknya berada dibawah kurva permintaan
(QDX).
2. Apabila Penerimaan Marjinal (MR) positip, penerimaan total (TR) akan
meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah produk yang terjual, dimana
elastisitas permintaannya bersifat elastis. Sebaliknya apabila penerimaan
marjinal (MR) negatip maka penerimaan total (TR) akan menurun, meskipun
terjadi peningkatan jumlah produk yang terjual, dimana elastisitas
permintaannya bersifat inelastis. Selanjutnya apabila penerimaan marjinal
(MR) sama dengan nol, maka penerimaan total akan maksimum dan elastisitas
permintaannya adalah uniter.
3. Untuk setiap kurva permintaan, baik yang linier maupun non linier, apabila
elastisitas permintaan bersifat elastis maka MR akan positip, jika inelastis,
MR akan negatip dan apabila uniter maka MR akan sama dengan nol. Bentuk
hubungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
MR = P(1 + 1/ep).
Jika digambarkan akan nampak sebagai berikut :
TR

TR

0 Q
P

MR

0 Q

29
MR
3.6. Elastisitas Periklanan dan Permintaan
Pengeluaran Iklan merupakan salah satu variabel endogen yang dapat
dikendalikan oleh pihak manajemen, disamping variabel harga dan atribut produk.
Elastisitas periklanan memainkan peranan penting dalam pemasaran suatu produk,
karena dengan mengetahui elastisitas periklanan dapat dikaji : apakah strategi
periklanan yang dilakukan selama ini sudah efektif atau belum. Koefisien elastisitas
periklanan yang rendah menunjukan bahwa pengeluaran iklan serta strategi yang
dilakukan selama ini kurang efektif, karena itu perusahaan harus mengeluarkan
anggaran yang lebih besar agar mampu meningkatkan permintaan produk melalui
periklanan itu.
Perhitungan elastisitas periklanan menggunakan formula perhitungan
elastisitas secara umum, yaitu :
EA = (%ΔQ / %ΔA) = (ΔQ/Q) / (ΔA/A) = (ΔQ/ΔA) X (A/Q)
Tampak bahwa konsep perhitungan elastisitas periklanan dari permintaan
sama dengan perhitungan elastisitas permintaan, kecuali variabel harga diganti
dengan variabel pengeluaran iklan (A). Berdasarkan uraian ini maka hal penting yang
harus diketahui ketika memahami konsep elastisitas permintaan adalah hubungan
antara elastisitas permintaan dan penerimaan total (TR). Hal ini penting terutama
ketika ingin melakukann strategi perubahan (peningkatan atau penurunan) harga
produk untuk meningkatkan penerimaan total (TR). Bentuk hubungan antara
elastisitas harga dengan penerimaan total (TR) ditunjukkan dalam tabel 2.3 berikut :
Tabel 3.4
Hubungan antara Elastisitas Permintaan dengan
Penerimaan Total (TR)

Elastisitas Perubahan Harga Dampak terhadap


No Permintaan Produk (ΔP) Penerimaan Total
(TR)
1 Elastis : ep > 1 ● Meningkat ● Menurun
● Menurun ● Meningkat
2 Uniter : ep = 1 ● Meningkat ● Tidak berubah
● Menurun ● Tidak berubah

30
3 Inelastis : ep < 1 ● Meningkat ● Meningkat
● Menurun ● Menurun

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Rektor dari sebuah Perguruan Tinggi sedang kebingungan karena pendaftaran


mahasiswa di Perguruan Tinggi itu terus menerus menurun, yang berakibat pada
penurunan penerimaan Perguruan Tinggi itu. Karena itu pihak Perguruan Tinggi
sedang mempertimbangkan untuk menurunkan biaya kuliah. Saudara diminta
untuk memberikan saran kepada pimpinan Pergurun Tinggi itu, apakah perlu
menurunkan biaya kuliah atau tidak. Apa dampak penurunan biaya kuliah itu
terhadap penerimaan Perguruan Tinggi itu. Faktor-faktor apa yang harus anda
pertimbangkan, Jelaskan!.
2. PT. ABC adalah sebuah perusahaan yang menghasilkan produk mainan anak-anak
yang telah menduga fungsi permintaan akan produknya sebagai berikut : QD =
2000 – 4P.
Keterangan :
QD : Jumlah mainan anak-anak yang dihasilkan
P : Harga produk mainan anak-anak.
a. Buatlah fungsi Penerimaan Total (TR) dan Penerimaan Marginal (MR),
kemudian tunjukkan hubungan antara jumlah permintaan (Q) dan Penerimaan
Total (TR) pada berbagai tingkat harga (P) yang mungkin dalam sebuah tabel.
b. Pada tingkat harga berapa PT. ABC tidak mampu menjual produknya?
c. Berapa jumlah maksimum mainan anak-anak yang dapat dijual oleh PT.ABC?
d. Berapa penerimaan total (TR) maksimum yang dapat diterima oleh PT. ABC?
3. Gunakan tabel berikut ini untuk menghitung Penerimaan Total (TR), Penerimaan
Marjinal (MR), dan elastisitas permintaan (ep), kemudian tunjukkan hubungan
antara Penerimaan Marjinal (MR), harga (P) dan elastisitas permintaan (ep)
Harga (P) Jumlah Permintaan (Q)
$60 8

31
$50 16
$40 24
$30 32
$20 40
$10 48

4. Jika diketahui persamaan permintaan untuk suatu produk adalah :


Q = 16 + 9P – 2P2. Hitunglah elastisitas permintaan pada tingkat harga
(P) = 3 dan P = 4
5. Jika fungsi permintaan invers suatu produk tertentu adalah sebagai berikut :
P = 1000 + 3Q – 4Q2
a. Hitunglah elastisitas harga permintaan pada jumlah permintaan
(Q) = 10
b. Buat persamaan penerimaan total (TR) dan penerimaan marginal
(MR).
c. Tentukan jumlah dan harga yang memaksimumkan penerimaan total
(TR
6. Diketahui fungsi permintaan untuk potong rambut pada terrys Hair Design
adalah : P = 15 – 0,15Q
Keterangan :
Q: Banyaknya orang yang datang memotong rambut per minggu
P : Harga/tarif potong rambut per kepala.
Terry sebagai manajer sedang mempertimbangkan untuk menaikkan tarif di
atas tarif yang ditetapkan sekarang sebesar $9 per kepala. Bagaimanapun Terry
si pemilik Salon tidak ingin kenaikan tarif itu akan menurunkan penerimaan
totalnya (TR).
a. Apakah Terry perlu menaikan tarif potong rambut diatas $9 per kepala?
Jelaskan perlu atau tidak perlu.
b. Misalkan fungsi permintaan untuk potong rambut pada Terry’s Hair Design
telah berubah menjadi : P = 22 – 0,22Q

32
Pada tingkat tariff $9, apakah Terry perlu menaikkan tarif ? Jelaskan perlu
atau tidak !
8. Cream Perlor merupakan satu-satunya es krim parlor di Smithtoun. Michael
putra dari pemiliknya baru selesai kuliah dari Magister Manajemen. Dalam
kuliah Ekonomi Manajerial ia telah mempelajari mengenai analisis
permintaan dan elastisitas dan ia memutuskan untuk mengaplikasikan ilmu
yang telah diperolehnya untuk mengestimasi permintaan es krim dari
perusahaan milik ayahnya selama musim liburan panas. Menggunakan
analisis regresi Michael menemukan fungsi permintaan sebagai berikut : Qi =
120 – 20Pi
Keterangan :
Qi = Jumlah es krim yang disajikan
Pi = Harga es krim
Michael meskipun baru menyelesaikan Magister Manajemen dan telah
mempelajari ekonomi manajerial namun ia masih bingung karena ia sering
absen selama kuliah, karena itu ia minta bantuan saudara untuk :
a. Membuat skedul dan kurva permintaan untuk es krim yang ia jual pada
tingkat harga $6, $5, $4 dan seterusnya.
b. Menghitung elastisitas permintaan titik jika Michael menetapkan harga $4
per porsi.
c. Pada tingkat harga itu apakah Michael perlu menaikkan harga?
d. Jika Ia menetapkan harga $2, bagaimana dengan elastisitasnya?

33
Bab 4
Konsep-Konsep Dasar
Produksi dan Biaya Produksi

4.1. Konsep Dasar Teori Produksi

Pada umumnya dalam teori produksi lebih memfokuskan perhatian pada


masalah efisiensi yaitu (1) memproduksi barang atau jasa semaksimum mungkin
dengan menggunakan input atau faktor-faktor produksi yang tetap, (2) menghasilkan
barang atau jasa pada tingkat tertentu dengan biaya produksi dengan biaya produksi
seminimum mungkin.
Dalam sistem produksi moderen seperti Just In Time (JIT) lebih
memfokuskan perhatian pada pendekatan kedua yaitu menghasilkan barang atau jasa
pada tingkat tertentu sesuai dengan permintaan pasar dengan biaya produksi
seminimum mungkin.
Secara teoritis, produksi diklasifikasikan dalaam dua (2) jenis yaitu (1)
produksi jangka pendek dan (2) produksi jangka panjang. Produksi jangka pendek
adalah produksi dimana masih terdapat satu atau lebih input (faktor-faktor produksi),
sifatnya masih tetap (fixed inputs), sedangkan produksi jangka panjang adalah
produksi dimana semua input atau faktor-faktor produksi yang digunakan dalam
proses produksi merupakan input variabel (variabel inputs).
Dalam teori produksi ada beberapa indikator pengukuran yang digunakan
untuk mengevaluasi kinerja sistem produksi, indikator-indikator itu adalah :
(1) Jumlah output yang dihasilkan atau yang diproduksi (Q)
(2) Jumlah input atau faktor-froduksi yang digunakan dalam proses produksi,
seperti energi (E), Jumlah material yang digunakan (M) dan lain-lain.

34
(3) Produksi Marjinal (MP = Marginal Product) setiap input, yang mengukur
tambahan output per unit tambahan input yang digunakan dalam proses
produksi. Untuk menghitungnya digunakan rumusan :
MPi = ∆Q / ∆I
Jika input itu adalah tenaga kerja (L), maka :
MPL = ∆Q / ∆L
Produksi Mrginal dari input sering digunakan untuk mengukur produktivitas
marginal dari input yang digunakan itu.
(4) Produk Rata-rata (AP = Average Product) dari setiap faktor produksi, yang
mengukur rata-rata output per unit input yang digunakan. Untuk
menghitungnya digunakan formula :
API = Q/I
Jika input itu misalnya tenaga kerja (L), maka APL = Q/L
Produk Rata-rata input sering digunakan untuk mengukur produktivitas rata-
rata dari input yang digunakan itu.
(5) Elastisitas produksi dari input (ei) yang mengukur : Persentase perubahan
output (%∆Q) akibat persentase perubahan penggunaan jumlah input (%∆I).
Elastisitas produksi dari input dihitung dengan formula :

EI = (%∆Q / %∆I) = (∆Q/Q) / (∆I/I) = (∆Q/∆I) / (Q/I) = MPI/API

Tampak bahwa elastisitas produksi input merupakan perbandingan antara


produk marjinal input (MPI) terhadap produk rata-rata input (API). Jika
misalnya input itu adalah tenaga kerja (L), maka elastisitas produksi tenaga
kerja, diukur dengan :

EL = (%∆Q / %∆I) = (∆Q/Q) / (∆L/L) = (∆Q/∆L) / (Q/L) = MPL/APL

Dari indikator-indikator pengukuran diatas perlu diperhatikan


hubungan antara Meginal Product (MP), Produk rata-rata (AP) dan elastisitas

35
produksi, karena merupakan indikator penting dalam pembuatan keputusan
manajerial yang efektif.
Hubungan masing-masing indikator di atas ditunjukkan dalam tabel berikut
ini :

Tabel 4.1.
Hubungan antara MP, AP, E dan strategi pembuatan keputusan

No Keadaan Elastisitas Akibat pada AP Keputusan Manajerial


Produksi
1 MP > AP E > 1 : AP meningkat Tambah penggunaan input
Elastis)
2 MP = AP E = 1 : AP Maksimum Pertahankan penggunaan
Uniter input pada tingkat itu
3 MP < AP E < 1 : AP Menurun Turunkan/kurangi
Inelastis penggunaan input

Dari tabel diatas, dapat dijelaskan hubungan sebagai berikut :


a. Jika kondisinya adalah elastis (EL > AP), maka keputusan sebaiknya menambah
penggunaan tenaga kerja ,karena penambahan tenaga kerja baru justru
menguntungkan karena mampu memberikan tambahan output yang lebih besar,
sehingga produktivitas rata-rata tenaga kerja akan menigkat.
b. Jika kondisinya adalah inelastis (EL< AP),maka tingkat penggunaan tenaga kerja
perlu dikurangi agar tetap mempertahankan atau meningkatkan produktivitas
rata-rata tenaga kerja. sebaliknya penambahan penggunaan tenaga kerja justru
akan menurunkan produktivitas rata-rata tenaga kerja.
c. jika kondisinya adalah elastis uniter (EL = 1),maka dalam kondisi ini
produktivitas rata –rata tenaga kerja sudah mencapai maksimum sehingga pada
kondisi ini harus dipertahankan. dengan demikian sitem produksi yang
berorientasi pada upaya mamaksimumkan produktivitas input variabel dalam
jangka pendek,harus beroprasi pada kondisi dimana elastisitas output (produksi)
dari input variabel itu sama dengan satu.dari uraian diatas maka dapat disusun
strategi produsi jangka pendek yang berorientasi pada peningkatan produktivitas

36
tenaga kerja,berdasarkan informasi elastisitas output (produksi) dan tenaga kerja
(EL).

Tabel 4.2.
Hubungan antara elastisitas output (produksi) dari tenaga kerja
dengan Prduktivitas rata-rata tenaga kerja

No Elastisitas Output Perubahan Dampak pada


dari Tenaga Kerja Penggunaan Tenaga Produktivitas Tenaga
(EL) Kerja (∆L) Kerja (APL = Q/L)
1 EL > 1: Elastis Meningkat Meningkat
Menurun Menurun
2 EL = 1 : Uniter Meningkat Tidak berubah
Menurun Tidak berubah
3 EL < 1 : Inelastis Meningkat Menurun
Menurun Meningkat

4.2. Konsep-Konsep Dasar Biaya Produksi


Dalam menganalisis biaya produksi, hal yang perlu diperhatikan adalah :
perbedaan antara biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya atau
pengeluaran aktual dari perusahaan untuk membayar tenaga kerja, menyewa atau
membeli input yang digunakan dalam produksi, termasuk didalamnya adalah upah
tenaga kerja, harga sewa modal, perlengkapan, Gedung serta harga pembelian bahan
mentah serta barang setengah jadi. Sedangkan biaya implisit adalah biaya dari input
yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam aktivitas produksinya. Meskipun
perusahaan tidak mengeluarkan biaya aktual dalam penggunaan input yang
dimilikinya, namun input-input yang dimiliki itu harus diperhitungkan sebagai biaya.,
karena input yang dimiliki itu bisa dijual atau disewakan kepada perusahaan lain yang
mungkin nilainya lebih tinggi.
Dalam ekonomi manajerial, baik biaya eksplisit maupun biaya implisit harus
dipertimbangkan baik-baik, artinya dalam mengukur biaya produksi perusahaan harus

37
memasukan biaya alternatif atau biaya oportunitas dari seluruh input baik yang
dimiliki sendiri atau yang dibeli oleh perusahaan.
Untuk mengendalikan biaya produksi, ada beberapa strategi yang dapat
dilakukan, diantaranya adalah :
1. Biaya produksi harus dipandang sebagai keuntungan
potensial, dan tidak dilihat sebagai ongkos atau pengeluaran yang memang harus
dilakukan. Oleh karena itu reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi
(misalnya menghilangkan pemborosan, mengurangi produk cacat, meningkatkan
kualitas produk, meningkatkan produktivitas, dll) akan meningkatkan keuntungan
perusahaan.
2. Pihak manajemen harus melaksanakan aktivitas produksi
yang bernilai tambah, jadi tidak sekedar mengubah input manjadi output, yaitu
dengan jalan melakukan produksi pada tingkat biaya yang paling minimum.
Dengan cara ini perusahaan akan meningkatkan daya saing melalui strategi
penetapan harga yang kompetitip di pasar.
3. Jika produk yang dihasilkan mempunyai keunggulan
kompetitip dipasar, maka akan meningkatkan pangsa pasar (market share). Hal ini
berarti akan meningkatkan Penerimaan Total (TR) dari penjualan produk-produk
yang dihasilkan itu.
4. strategi reduksi biaya dan penetapan harga produk yang
kompetitip di pasar akan meningkatkan keuntungan perusahaan, karena
keuntungan (Laba) adalah net benefit antara total revenue (TR) dengan total cost
(TC)., atau dirumuskan sebagai : π = TR – TC.
5. Dengan demikian strategi yang harus dilakukan adalah :
(1) melaksanakan kegiatan produksi pada tingkat biaya produksi yang minimum,
(2) menetapkan harga produk yang kompetitip di pasar, (3) memperluas pangsa
pasar (market share) melalui keunggulan kompetitip (meningkatkan daya saing
terus menerus), (4) memperoleh penerimaan total (TR) yang terus menerus
meningkat, (5) memperoleh keuntungan yang terus menerus meningkat dan (6)
meningkatkan kesejahteraa bagi stakeholders, seperti pemegang saham,
karyawan, manajemen, masyarakat, bangsa dan negara.

38
berdasarkan beberapa strategi pengendalian biaya produksi di atas, maka ada
beberap indikator pengukuran biaya produksi yang dapat dilakukan untuk
mengevaluasi performansi sistem produksi. Indikator-indikator itu antara lain:
1. Biaya Total ( TC = Total Cost) yang merupakan penjumlahan antara biaya
tetap total (TFC = Total Fixed Cost) dan biaya variabel total (TVC = Total
Variable Cost). Atau dapat dituliskan : TC = TFC + TVC
2. Biaya rata-rata (AC = Average Cost) merupakan pembagian antara
komponen biaya total (TC) dengan jumlah output yang dihasilkan (Q). atau
dapat dituliskan : AC = TC / Q., AFC = TFC / Q., AVC = TVC / Q., Atau AC
= AFC + AVC.
3. Biaya Marginal (MC = Meginal Cost) yang mengukur tambahan biaya total
per unit tambahan output yang dihasilkan., atau bisa dituliskan :
MC = ∆TC / ∆Q = ∆TVC / ∆Q.
Hubungan ini diperoleh dari :
MC = ∆TC / ∆Q = ∆(TFC + TVC) / ∆Q = (∆TFC / ∆Q) + ∆TVC/∆Q) = 0 +
(∆TVC / ∆Q) = ∆TVC / ∆Q.
Catatan : Biaya Tetap Total (TFC) tidak dipengaruhi oleh jumlah output yang
dihasilkan dalam jangka pendek, sehingga ∆TFC / ∆Q = 0
4. Elastisitas biaya (Ec) yang mengukur persentase perubahan Biaya Total
(%∆TC) sebagai akibat perubahan persentase output yang diproduksi (%∆Q).
Elastisitas biaya dihitung dengan formula :
Ec = (%∆TC)/(%∆Q) = (∆TC/TC)/(∆Q/Q) = (∆TC/∆Q)/(TC/Q)
= MC/ AC
Tampak bahwa elastisitas biaya dari output merupakan perbandingan antara
biaya marjinal dengan biaya rata-rata.
Catatan : Dalam konsep produksi, menjelaskan hubungan antara output (Q)
dengan dengan input (I) yang digunakan dalam proses produksi, sehingga bisa
dituliskan : Q = f(I). Sedangkan dalam konsep biaya menjelaskan hubungan
antara biaya produksi (Cost) dengan jumlah output yang dihasilkan, sehingga
bisa ditulis : C = f(Q).

39
Dari indikator-indikator pengukuran Biaya Produksi di atas maka
hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : Biaya Marjinal (MC), Biaya Rata-rata
(AC, AFC, AVC) dan Elastisitas Biaya produksi (Ec), karena merupakan
indikator penting dalam pembuatan keputusan yang berkaitan dengan strategi
pengendalian biaya untuk meningkatkan efisiensi produksi.
Hubungan antara Biaya Marjinal, Biaya Rata-rata, Elastisitas Biaya
Produksi dan strategi pembuatan keputusan Manajerial ditunjukkan dalam
tabel berikut :
Tabel 4.3
Hubungan antara Biaya Marjinal, Biaya Rata-rata, Elastisitas Biaya
Produksi dan strategi pembuatan keputusan Manajerial

No Kondisi Elastisitas Biaya Akibat pada Keputusan Manajerial


/Situasi (Ec) Biaya Rata-
rata (AC)
1 MC > Ec : MC/AC > 1 AC sedang Turunkan tingkat
AC : Elastis meningkat produksi (Produksi
dalam keadaan
decreasing returns to
scale)
2 MC = Ec : MC/AC = 1 AC Pertahankan produksi
AC : Uniter Minimum pada tingkat itu
(Kondisi Constant
returns to scale)
3 MC < Ec : MC/AC < 1 AC Menurun Naikan tingkat produksi
AC : Inelastis (Produksi dalam
kondisi increasing
returns to scale)

40
SOAL-SOAL LATIHAN

1. Lengkapilah Tabel berikut dibawah ini :

Tenaga Produksi Total Produksi Rata-rata Produksi Marginal dari


Kerja (L) (Q) (AP) Tenaga Kerja (MPL)
1 ……. 40 …….
2 ……. ……. 48
3 138 ……. …….
4 ……. 44 …….
5 ……. ……. 24
6 210 ……. …….
7 ……. 29 …….
8 ……. ……. -27

2. Tabel berikut menunjukkan banyaknya output total yang dihasilkan dari berbagai
kombinasi input Modal (K) dan tenaga kerja (L).

Unit Tenaga K = 1 Unit K = 2 Unit K = 3 Unit K = 4 Unit


Kerja (L)
1 50 120 160 180
2 110 260 360 390
3 150 360 510 560
4 170 430 630 690
5 160 480 710 790

a. Hitung Produk Marjinal (MP), Produk Rata-rata (AP) dan Elastisitas Produksi
dari Tenaga Kerja (EL) pada saat penggunaan Modal (K) = 2 Unit. Bagaimana
hubungan antara MPL, APL, EL dan keputusan Manajerial yang harus dibuat?
b. Hitung Produk Marjinal dari Tenaga Kerja (MPL) pada berbagai tingkat
penggunaan Modal (K).

41
3. PT. INA adalah sebuah perusahaan yang memproduksi Kosmetik merek Cantik.
Dua kolom pertama dalam tabel dibawah ini menunjukkan skedul produksi
jangka pendeknya, yang hanya menggunakan input variabel tenaga kerja (L),
sedangkan input mesin dianggap sebagai input tetap pada tingkat penggunaan
lima (5) unit mesin per periode waktu. Biaya penggunaan mesin diperhitungkan
sebesar $2000 per unit mesin per periode waktu. Upah tenaga kerja
diperhitungkan sebesar $500 per orang per periode waktu. Skedul produksi
selama beberapa periode waktu ditunjukkan dalam Tabel dibawah ini. Saudara
diminta untuk melengkapi tabel itu dengan menghitung biaya-biaya yang relevan.

L Q APL MPL TFC TVC TC AFC AVC AC MC


0 0 ….. …. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..
20 4000 ….. …. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..
40 10.000 ….. …. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..
60 15.000 ….. …. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..
80 19.400 ….. …. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..
100 23.000 ….. …. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..

4. PT. ABC adalah sebuah perusahaan pemasok peralatan kantor (ATK) yang saat ini
sedang melayani 80 pelanggan. Suatu penelitian yang dilakukan oleh bagian
pemasaran, menduga biaya-biaya Administrasi dan penjualan per pelanggan
adalah : TC = 30.000 + 50Q + 3Q2
Dimana :
TC : Biaya Total per tahun ($)
Q : Banyaknya pelanggan

a. Hitung biaya tetap per tahun (TFC)


b. Hitung biaya rata-rata (AC) untuk melayani setiap pelanggan.
c. Hitung output (Q) pada saat biaya rata-rata minimum.

5. PT. MAJU TERUS adalah sebuah perusahaan industri manufaktur yang saat ini
sedang mempekerjakan 20 orang tenaga kerja. Hanya satu input variabel yang
dipertimbangkan dalam produksi jangka pendek, yaitu tenaga kerja dengan tingkat
upah $60 per tenaga kerja per periode waktu. Produksi rata-rata (APL) adalah 30
unit, sedangkan tenaga terakhir (tenaga kerja ke – 20) mampu menambah 12 unit

42
pada output total. Biaya tetap total (TFC) diperhitungkan sebesar $3600.
Berdasarkan informasi yang disajikan di atas, saudara diminta untuk menghitung :
a. Biaya Marjinal jangka pendek (SMC) dan biaya variabel rata-rata jangka
pendek (AVC).
b. Tingkat output yang sedang diproduksi oleh PT. Maju Terus.

6. PT. IVIOLA adalah sebuah perusahaan penghasil peralatan rumah tangga


pembersih ruangan (Vacuum Cleaner). Pendugaan fungsi biaya jangka pendek
untuk peralatan tersebut dengan menggunakan fungsi biaya variabel rata-rata
(AVC) sebagai berikut :
AVC = 81,93 – 3,05Q + 0,24Q2.
Biaya Tetap Total (TFC) diperhitungkan sebesar $30 juta.
Keterangan :
AVC : Biaya variabel rata-rata per vacuum cleaner (dolar per unit)
Q : Jumlah produksi vacuum cleaner (jutaan unit)

a. Tentukan fungsi Biaya Total (TC) dan fungsi Biaya Marjinal.


b. Tentukan tingkat output (Q) yang akan meminimumkan biaya variabel
rata-rata (AVC).
c. Hitung biaya variabel rata-rata minimum (AVC minimum) pada tingkat
output itu.
7. PT. ANDI JAYA adalah sebuah perusahaan penghasil mainan anak-anak yang
sedang merencanakan untuk meningkatkan produksi. Berdasarkan data yang
diperoleh dari bagian keuangan, diketahui bahwa biaya tetap total (TFC) sebesar
$250.000 dan biaya variabel rata-rata (AVC) adalah :
AVC = 10 + 0,01Q.
Keterangan :
Q : adalah jumlah output
AVC : Biaya variabel rata-rata.

a. Hitung biaya total (TC) dan biaya rata-rata (AC), apabila pada tahun
mendatang perusahaan merencanakan akan menghasilkan jumlah output
sebanyak 4000 unit.

43
b. Apakah peningkatan produksi dari 2000 unit menjadi 4000 unit
mengakibatkan penurunan biaya per unit? Jelaskan.
8. Dua perusahaan dalam industri yang sama, menjual produknya seharga $10 per
unit, tetapi perusahaan yang satu mempunyai TFC $100 dan AVC $6. Sedangkan
perusahaan yang lain mempunyai TFC $300 dan AVC $3,33. (Lihat Dominick
Salvatore, hal 341).
a. Tentukan jumlah output balik modal atau pulang pokok (BEP) dari
masing-masing perusahaan. Mengapa output balik modal (pulang pokok) dari
perusahaan kedua lebih besar dari perusahaan pertama?
b. Cari derajat tuasan operasi (DOL = Degree of Operating Leverage)
untuk masing-masing perusahaan pada saat Q = 60 dan Q = 70. Mengapa
derajat tuasan operasi lebih besar pada perusahaan kedua dibanding perusahaan
pertama? Mengapa derajat tuasan operasi lebih besar pada Q = 60 daripada Q =
70?
9. Sebuah perusahaan penerbit buku, menerbitkan buku Ekonomi Manajerial,
dimana biaya tetap total (TFC) dan biaya variabel rata-rata (AVC) diestimasikan
sebagai berikut : (Dominick Salvatore)
-----------------------------------------------
Biaya Tetap Total :
Penyuntingan naskah : $10.000
Setting Naskah : $70.000
Penjualan & Promosi : $20.000

Total Biaya Tetap : $100.000


Biaya Variabel Rata-rata :
Percetakan & Penjilidan : $6
Biaya Administrasi : $2
Komisi Penjualan : $1
Diskon Toko Buku : $7
Royalty Pengarang : $4

Biaya Variabel Rata-rata : $20

Harga jual buku : $30

44
a. Tentukan output balik modal atau pulang pokok dan Penerimaan Total
Perusahaan (TR).
b. Tentukan output yang akan menghasilkan laba total sebesar $60.000 dan
Penerimaan total perusahaan pada tingkat output tersebut.
Surplus Konsumen dan Surplus Produsen :
Untuk mencari surplus konsumen, terlebih dahulu perlu dicari harga per unit pada
saat QD = 0
SK = (Harga (P) pada saat Q D = 0, dikurangi dengan (-) Harga keseimbangan (Pe)
X Jumlah keseimbangan (Qe) / 2
Atau :
Surplus Konsumen (SK) diperoleh dari : menghitung luas segi tiga bagian atas,
yaitu : (alas X tinggi) : 2
Sedangkan Surplus Produsen dihitung dari : menghitung luas segi tiga bagian
bawa, yaitu : (alas X tinggi) : 2

45
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin., 2000. Ekonomi Manajerial, Ekonomi Mikro Terapan Untuk


Manajemen Bisnis

Assauri, Sofjan., 1984. Teknik dan Metode Peramalan, Penerapannya dalam


Ekonomi dan Dunia Usaha, FE. Universitas Indonesia, Jakarta.

Bilas, Richard., 1972. Teori Ekonomi Mikro, Edisi ke dua, Erlangga, Jakarta.

Budiono., 1980. Ekonomi Mikro (Seri Sinopsis), BPFE, Yogyakarta.

Dominick Salvatore., 2004. Managerial Economics., Dalam Perekonomian


Global, Buku 1 Edisi Kelima., Salemba Empat, Jakarta.

Dominick Salvatore., 2004. Managerial Economics., Dalam Perekonomian


Global, Buku 2, Edisi Kelima., Salemba Empat, Jakarta.

Dumairy, 1991. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi Kedua,
Cetakan Kesebelas, BPFE , Yogyakarta.

Gaspersz, Vincent., 1999. Ekonomi Manajerial, Pembuatan Keputusan Bisnis.


Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Gaspersz, Vincent., 1991., Ekonometrika Terapan 1. Tarsito, Bandung.

Gaspersz, Vincent., 1991., Ekonometrika Terapan 2. Tarsito, Bandung.

Gujarati, Damodar., 1995. Ekonometrika Dasar, Erlangga , Jakarta.

Henry Faizal Noor, 2007. Ekonomi Manajerial., PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

Michael R. Bayed an Jeffrey T. Prince., Ekonomi Manajerial dan dan Strategi Bisnis,
Buku1, Salemba Empat, 2016.

Sudarman, Ari., 1984. Teori Ekonomi Mikro. BPFE, Yogyakarta.

46
Sugiarto, dkk., 2002. Ekonomi Mikro, Sebuah Kajian Komprehensif. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.

Sadono Sukirno, 2006. Mikro Ekonomi, Teori Pengantar, Edisi Ketiga, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

William A.McEACHERN, 2004. Ekonomi Mikro, Terjemahan : Sigit Triandaru


dan Suherman Rosyidi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

BUKU WAJIB DIMILIKI MAHASISWA


YANG PROGRAM MATA KULIAH
EKONOMI MANAJERIAL

1. Dominick, Salvatore., 2005. Managerial Economics., Dalam


Perekonomian Global, Buku 1 Edisi Kelima., Salemba Empat, Jakarta.

2. Dominick, Salvatore., 2005. Managerial Economics., Dalam


Perekonomian Global, Buku 2, Edisi Kelima., Salemba Empat, Jakarta.

3. Gaspersz, Vincent., 1999. Ekonomi Manajerial, Pembuatan Keputusan


Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

4. Gaspersz, Vincent., 2011. Ekonomi Manajeria (Managerial Economics),


Landasan Analisis dan Strategi Bisnis Untuk Manajemen Perusahaan dan
Industri, Penerbit Vinchisto Publication, Bogor.

5. Lincolin Arsyad, Edisi Terbaru. Ekonomi Manajerial, Ekonomi Mikro


Terapan Untuk Manajemen Bisnis. Edisi 4, 2012. BPFE, Yogyakarta.

6. Mubarok E. Saefuddin., 2015. Ekonomi Manajerial dan Strategi Bisnis. In


Media, Jakarta.

47

Anda mungkin juga menyukai