Anda di halaman 1dari 4

ALUR UJI SILANG MIKROSKOPIS TB

Dit. MA, 6 LRN 6 Subdit TB,


Ditjen Yankes Mikroskopis TB Dit. P2PML
5 4

4 Lab Rujukan 4 Wasor TB


BBLK Provinsi (LRP) Provinsi
3

Lab Rujukan Uji


Silang Tingkat
3 Wasor TB
Pertama (LRI/LRP) Kab/Kota
1 2

Lab Mikr TB Lab Mikr TB Lab Mikr TB Lab Mikr TB


Fasyankes Fasyankes Fasyankes Fasyankes

Penjelasan :
1. Sediaan uji silang dan file eTB12 dikirimkan dari masing-masing fasyankes ke Lab
Rujukan Uji Silang Pembaca Pertama (LRI/LRP)
2. LRI/LRP mengirimkan Umpan Balik uji silang ke masing-masing fasyankes.
3. LRI/LRP mengirimkan Rekap kab/kota ke LRP dengan tembusan ke Wasor TB kab/kota
4. LRP mengirimkan Rekap Provinsi ke LRN-M dan BBLK dengan tembusan ke Wasor TB
Provinsi
5. BBLK mengirimkan laporan rekap Provinsi ke Direktorat Mutu dan Akreditasi (Dit. MA,
Ditjen Yankes) dengan tembusan ke LRN Mikroskopis TB
6. LRN-M mengirimkan laporan rekap Provinsi ke Subdit TB, Dit. P2PML dan Direktorat
Mutu dan Akreditasi (Dit. MA, Ditjen Yankes)

1
Pelaksanaan Uji Silang Mikroskopis TB
A. Prinsip Uji Silang
Uji silang merupakan pemeriksaan ulang sediaan mikroskopis oleh laboratorium rujukan
tanpa mengetahui hasil pemeriksaan oleh laboratorium sebelumnya(blinded rechecking)
yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan dengan tujuan untuk peningkatan
mutu.

Uji silang Mikroskopis TB dilaksanakan oleh 5 komponen:


1) Dinas Kesehatan Kab/Kota: Pengelola Program TB (Wasor)
Berperan sebagai Koordinator P2TB di wilayah kerjanya,
a. Memastikan PME mikroskopis berjalan dengan baik sesuai pedoman: triwulanan,
berkesinambungan mencapai:
1) Target cakupan : 90% Lab Mikroskopis TB Fasyankes di wilayah tersebut
mengikuti uji silang mikroskopis TB selama 4 (empat) triwulan pertahun.
2) Target kinerja pembacaan BAIK : tanpa kesalahan besar (NPT, PPT) atau
kesalahan kecil (KK) < 3 oleh peserta uji silang. Apabila 80% Lab Mikroskopis TB
Fasyankes di wilayah tersebut memiliki kinerja pembacaan BAIK, maka dapat
disimpulkan kinerja pembacaan Lab Mikroskopis TB Fasyankes di wilayah tersebut
BAIK.
3) Target kinerja kualitas pembuatan sediaan BAIK : memiliki nilai ≥ 80 untuk
keenam komponen penilaian kualitas pembuatan sediaan. Apabila 75% Lab
Mikroskopis TB Fasyankes di wilayah tersebut memiliki kinerja kualitas pembuatan
sediaan BAIK, maka dapat disimpulkan kinerja kualitas pembuatan sediaan Lab
Mikroskopis TB Fasyankes di wilayah tersebut BAIK.
b. Menindak lanjuti umpan balik dari LRI/LRP dengan perencanaan supervisi, pelatihan
penyegaran, dan pelatihan teknis mikroskopis TB.
c. Bersama dengan LRP/LRI mengembangkan jejaring laboratorium TB; membina LRI,
menerapkan sistem rujukan (transportasi contoh uji dahak/sediaan).
d. Memfasilitasi pertemuan monitoring dan evaluasi pemantapan mutu eksternal
Laboratorium TB untuk meningkatkan kinerja jejaring di wilayah kerjanya.
e. Memfasilitasi agar setiap Lab Mikroskopis TB Fasyankes memiliki alamat email.

2) Laboratorium Mikroskopis TB Fasyankes


Setiap Laboratorium wajib mengikuti pemantapan mutu eksternal melalui uji silang yang
dilaksanakan berkala: setiap triwulanan, berkesinambungan: 4 kali dalam setahun.
Laboratorium ini melakukan layanan pemeriksaan mikroskopis TB untuk diagnosis dan
pemantauan pengobatan TB, selain itu ada Lab yang hanya melakukan pemeriksaan
mikroskopis untuk pemantauan pengobatan TB karena di Lab ini telah melakukan layanan
diagnosis dengan TCM. Laboratorium TB merupakan bagian dari Laboratorium Puskesmas,
Rumah Sakit, Klinik, Lab KlinikSwasta, B/BLK, B/BKPM, dll.

3) Laboratorium Rujukan Uji Silang Tingkat Pertama


(Lab Rujukan Intermediate Kabupaten/Kota, Lab Rujukan Provinsi).
Penunjukan laboratorium rujukan uji silang tingkat pertama/laboratorium rujukan
intermediate (LRI) ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota terkait. Apabila Laboratorium rujukan uji silang tingkat pertama
melaksanakan PME untuk beberapa kabupaten/kota, maka penetapan laboratorium tersebut
melalui SK Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.

2
4) Laboratorium Rujukan Provinsi (LRP)
Penunjukan Laboratorium Rujukan Provinsi (LRP) harus ditetapkan dengan SK Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi terkait. LRP berkordinasi dengan LRI di wilayahnya dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Apabila tidak ada laboratorium intermediate di tingkat
Kabupaten/Kota, maka LRP juga bertindak sebagai LRI.

5) Laboratorium Rujukan Nasional (LRN) Mikroskopis TB.


Semua laboratorium yang melaksanakan pemeriksaan TB harus berada dalam jejaring
laboratorium TB di wilayah kerjanya dan berfungsi sesuai dengan jenjangnya. Rujukan
tertinggi untuk pemeriksaan mikroskopis TB adalah laboratorium Rujukan Nasional (LRN)
Mikroskopis TB. LRN Mikroskopis berperan sebagai laboratorium pembina mutu dan
pengembangan jejaring untuk pemeriksaan mikroskopis TB. Selain itu, LRN juga bertanggung
jawab memastikan semua kegiatan laboratorium mikroskopis TB berjalan sesuai peran dan
tugas pokoknya.

B. Pelaksanaan dan Pelaporan Uji Silang


Uji silang mikroskopis TB dilakukan secara rutin setiap triwulan, dan ditargetkan semua
laboratorium mikroskopis TB mengikuti kegiatan tersebut secara rutin.

a. Jadwal pelaksanaan uji silang


1) Fasyankes
Pengiriman eTB12 dan sediaan uji silang oleh fasyankes ke LRI / LRP selambat-
lambatnya minggu ke-2 bulan pertama triwulan berikutnya
contoh:
Pelaksanaan uji silang TW I 2018  dikirimkan selambat-lambatnya tanggal 14 April
2018
2) LRI/LRP
Setelah memeriksa sediaan uji silang, mengisi hasil pembacaan serta memberikan
rekomendasi, maka LRI/LRP harus segera mengirimkan file eTB12 sebagai umpan
balik ke fasyankes dan file rekap kab kota ke LRP dengan tembusan untuk Dinkes
Kab/Kota (wasor) selambat-lambatnya minggu ke-2 bulan kedua triwulan
berikutnya
contoh:
Umpan balik uji silang TW I 2018  dikirimkan dikirimkan selambat-lambatnya
tanggal 14 Mei 2018

b. Jadwal penerimaan laporan uji silang


Penerimaan laporan uji silang setiap triwulan dilakukan sesuai jadwal sebagai berikut:

Periode Uji Waktu Penerimaan Pelaporan


Silang di Tingkat Pusat
1  TW I  1 Juni
 Validasi data oleh Subdit TB dan LRN di minggu ke-1
hingga minggu ke-2 Juni,
 Klarifikasi ke provinsi di minggu ke-2 hingga minggu
ke-3 Juni
 Hasil evaluasi pelaksanaan uji silang TW I akan
dikirimkan pada minggu ke-4 Juni oleh :
- LRN Mikroskopis kepada Lab Rujukan Provinsi (LRP)
- Subdit TB kepada Dinas Kesehatan Provinsi

3
2  TW II 1 September
 Validasi data NTP dan LRN di minggu ke-1 atau ke-2
September,
 Klarifikasi provinsi di minggu ke-2 atau ke-3 September
 Hasil evaluasi pelaksanaan uji silang TW II akan
dikirimkan pada minggu ke-4 September oleh :
- LRN Mikroskopis kepada Lab Rujukan Provinsi (LRP)
- Subdit TB kepada Dinas Kesehatan Provinsi
3  TW III  1 Desember
 Validasi data NTP dan LRN di minggu ke-1 atau ke-2
Desember
 Klarifikasi provinsi di minggu ke-2 atau ke-3 Desember
 Hasil evaluasi pelaksanaan uji silang TW III akan
dikirimkan pada minggu ke-4 Desember oleh :
- LRN Mikroskopis kepada Lab Rujukan Provinsi (LRP)
- Subdit TB kepada Dinas Kesehatan Provinsi
4  TW IV  1 Maret (tahun berikutnya)
 Validasi data NTP dan LRN di minggu ke-1 atau ke-2
Maret (tahun berikutnya)
 Klarifikasi provinsi di minggu ke-2 atau ke-3 Maret
(tahun berikutnya)
 Hasil evaluasi pelaksanaan uji silang TW IV akan
dikirimkan pada minggu ke-4 Maret oleh :
- LRN Mikroskopis kepada Lab Rujukan Provinsi (LRP)
- Subdit TB kepada Dinas Kesehatan Provinsi

Informasi Penting lainnya:


 Laporan uji silang mikroskopis TB dikirimkan sesuai alur pelaporan uji silang (gambar
1), dengan alamat email dibawah ini:
a. LRN Mikroskopis : “lrn.mikroskopis@gmail.com”
b. Subdit TB : “mikroskopistb@gmail.com”
c. Direktorat MA Yankes : “dit.mutuakreditasi@gmail.com”

 Perangkat lunak eTB12 digunakan untuk satu tahun (triwulan 1-4) menggunakan satu
file yang sama untuk mendapatkan indikator sesuai Permenkes TB.

 Penggunaan eTB12 metode LQAS dapat dilakukan pada fasyankes yang telah melakukan
pemeriksaan mikroskopis TB minimal 2x triwulan berturut turut.

Anda mungkin juga menyukai