melakukan pembacaan ulang sediaan Basil Tahan Asam (BTA) yang telah diperiksa oleh fasyankes mikroskopis dalam rangka Pemantapan Mutu Eksternal (PME). SYARAT PEMBENTUKAN LRI
1.Melakukan pelayanan pemeriksaan mikroskopis
TBC minimal 15-20 sediaan/minggu. Apabila pemeriksaan kurang dari 15 sediaan perminggu, dapat dilakukan tes panel mikroskopis TBC. 2.Memiliki minimal 2 tenaga analis kesehatan/DIII, terlatih laboratorium mikroskopis TBC dan 1 tenaga administrasi. 3.Memiliki minimal 2 buah mikroskop binokuler. 4.Memiliki ruangan dan fasilitas yang memenuhi standar laboratorium mikroskopis TBC. SYARAT PEMBENTUKAN LRI 5.Melakukan Pemantapan Mutu Internal (PMI) 6.Mengikuti PME mikroskopis TBC uji silang dengan hasil baik atau lulus tes panel 3 (tiga) kali berturut-turut. 7.Melakukan pencatatan pelaporan dengan baik. 8.Komitmen dari kepala laboratorium sebagai laboratorium rujukan intermediate. Fungsi dan Tugas Laboratorium Rujukan Intermediate Fungsi : 1.Memastikan kualitas pemeriksaan laboratorium mikroskopis TBC di wilayah kerjanya. 2.Mengelola jejaring laboratorium mikroskopis TBC di wilayah kerjanya. Fungsi dan Tugas Laboratorium Rujukan Intermediate Tugas : 1. Melakukan pemantapan mutu eksternal (uji silang dan bimtek/supervisi) laboratorium mikroskopis TBC di wilayah kerjanya. 2. Melakukan pengembangan jejaring laboratorium mikroskopis TBC di wilayah kerjanya. 3. Memantau kualitas reagensia yang digunakan di wilayah kerjanya. Fungsi dan Tugas Laboratorium Rujukan Intermediate Tugas : 4.Melaporkan pelaksanaan pemantapan mutu eksternal kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terkait dan Laboaratorium Rujukan Provinsi (eTBC12 Kab/Kota). 5. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk menindaklanjuti hasil PME. 6. Melakukan penjenjangan laboratorium mikroskopis TBC sesuai dengan kemampuannya (Fasyankes Satelit dan Fasyankes Mikroskopis). Fungsi dan Tugas Laboratorium Rujukan Intermediate
7. Melakukan pendataan laboratorium
mikroskopis TBC di wilayah kerjanya. 8. Membuat dan mengirimkan umpan balik berdasarkan hasil rekapitulasi analisis uji silang ke fasyankes setiap triwulan. 9. Memantau partisipasi uji silang fasyankes mikroskopis. 10.Berkoordinasi dengan fasyankes mikroskopis di wilayah kerjanya untuk meningkatkan cakupan uji silang.