Anda di halaman 1dari 13

Jejaring Laboratorium TB

di Indonesia
Jejaring Laboratorium TB

Suatu jaringan laboratorium yang


melaksanakan pelayanan kepada
pasien TB sesuai jenjangnya
dimulai dari laboratorium dengan kemampuan membuat
sediaan apusan dahak, pemeriksaan mikroskopis, biakan,
uji kepekaan sampai dengan pemeriksaan biomolekuler.
LAB. RUJUKAN TB NASIONAL

LAB. RUJUKAN TB REGIONAL

LAB. RUJUKAN PROVINSI/


LAB. RUJUKAN UJI SILANG II

LAB. RUJUKAN UJI SILANG I


(Intermediate TB Laboratory)

Fasyankes/ Pusat Mikroskopis TB:


 PRM, PPM
Rumah Sakit
Laboratorium Swasta

FASYANKES SATELIT/ PUSAT FIKSASI


Laboratorium Rujukan Nasional
 Memberikan pelayanan rujukan untuk pemeriksaan:
 Biakan,
 Uji kepekaan M. tuberculosis,
 NTM/ MOTT (Mycobacterium other than tuberculosis)
 Non mikroskospik TB.
 Membantu pelaksanaan pemantapan mutu lab TB.
 Melakukan penelitian operasional lab untuk
mendukung P2TB.
 Mengikuti PME di tingkat internasional
 Laboratorium Rujukan Nasional :
1. BBLK Surabaya
2. BLK Bandung
3. Bag Mikrobiologi FK UI
4. Bag Mikrobiologi RS Persahabatan
5. NECHRI – FK UNHAS Makasar
Laboratorium Rujukan Regional
 laboratorium rujukan dari beberapa provinsi,
dengan kemampuan melakukan pemeriksaan:
 Biakan
 Identifikasi dan uji kepekaan M.tuberculosis
 MOTT (Mycobacterium other than tuberculosis)
 Secara rutin menyelenggarakan PME kepada
laboratorium rujukan provinsi.
Laboratorium Rujukan Provinsi
Fungsi
 Melakukan pemeriksaan :

 Biakan M. tuberculosis dan uji kepekaan OAT.


 Identifikasi parsial NTM/MOTT.
 Pembinaan lab yang melakukan pemeriksaan biakan
M. tuberculosis di wilayahnya.
 Sebagai “wasit” jika terdapat ketidaksesuaian antara
hasil Lab Fasyankes dan RUS-I
 Melakukan pemantapan mutu pemeriksaan lab TB di
wilayah kerjanya (uji mutu reagensia dan kinerja
pemeriksaan).
Laboratorium
RUS-1/Intermediate
Fungsi
 Melaksanakan pelayanan pemeriksaan

mikroskopis BTA.
 Melaksanakan uji silang sediaan BTA dari Lab

Fasyankes di wilayah kerjanya.


 Melakukan pembinaan teknis lab di wilayah

kerjanya.
 Melakukan koordinasi dengan Wasor Kab/Kota

untuk pengelolaan jejaring lab TB di wilayahnya.


Laboratorium Fasyankes
Lab TB Fasyankes:
 Puskesmas Rujukan Mikroskopis TB (PRM)

 Puskesmas Pelaksana Mandiri (PPM)


 PRM dan PPM harus mengikuti PME melalui uji silang
berkala dengan lab RUS-1 di wilayahnya atau lintas
kab/kota.
 Puskesmas Satelit (PS)

Dalam jejaring lab TB semua fasilitas lab kesehatan


termasuk lab RS dan lab swasta yang melakukan
pemeriksaan mikroskopis TB dapat mengambil peran
sebagaimana laboratorium PRM, PPM dan PS.
Pengelolaan Jejaring laboratorium TB

1. Jejaring Pemeriksaan Mikroskopis TB


Lab rujukan TB provinsi merupakan rujukan
tertinggi untuk pemeriksaan mikroskopis.

2. Jejaring Pemeriksaan Non Mikroskopis


Lab Rujukan Nasional merupakan rujukan tertinggi
untuk pemeriksaan non mikroskopis.
Prinsip Pengelolaan Jejaring lab TB

 Suatu sistem pengelolaan jejaring diperlukan


agar jejaring lab TB dapat dilaksanakan
dengan maksimal
 Prinsip-prinsip manajemen dalam pengelolaan
jejaring lab meliputi :
 Perencanaan
 Pelaksanaan
 Pengendalian
 Pembinaan
 Evaluasi
JEJARING YAN LAB TB

NATIONAL LAB RS LAB


NRL
KELAS A (SM,CDST,RST) PENELITIAN

LAB RS BALAI
TINGKAT
KELAS B LABKES
PROPINSI

LAB RS
TINGKAT SWASTA
LAB RS
KABUPATEN
C/D
LAB
SWASTA
LAB KAB

TINGKAT
KECAMATAN
LAB PUSKESMAS (PRM/PPM)

LAB PUSKESMAS (SATELIT)


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai