PERMANGANOMETRI
PERMANGANOMETRI
Tujuan Percobaan :
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan praktikan dapat
nenerapkan metode titrasi ini untuk menentukan kadar besi dalam larutan.
V. Dasar Teori
Kalium Permanganat
Kalium permanganat digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama 100
tahun lebih. Ia merupakan pereaksi yang mudah diperoleh, tidak mahal dan tidak
memerlukan suatu indikator kecuali kalau digunakan larutan-larutan yang sangat encer.
Satu tetes 0,1 N permanganat memberi warna merah muda yang jelas kepada volumr
larutan yang biasanya digunakan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk
menunjukan kelebihan pereaksi. Kelebihan dari sedikit permanganat yang ada pada titik
akhir suatu titrasi cukup untuk mengendapkan MnO2. akan tetapi karena reaksinya
lambat, MnO2 biasanya tidak diendapkan pada akhir titrasi permanganat.
Natrium Oksalat
Senyawa Na2C2O4 merupakan juga standar primer baik bagi permanganat, dalam
larutan berasam. Dapat diperoleh dalam derajat kemurnian yang tinggi, stabil pada
pemanasan dan tidak hidroskopis. Reaksi dengan permanganat agak kompleks dan
sekalipun banyak penelitian yang dilakukan, namun mekanisme yang tepat tidak jelas.
Reaksinya lambat pada suhu kamar dan karena itu biasanya larutan dipanaskan sampai
sekitar 60C. Malahan reaksi yang dipertinggi membuat reaksi melambat, akan tetapi
kecepatan menjadi meningkat setelah ion (II) terbentuk. Mangan (II) bertindak sebagai
suatu katalis dan reaksinya diberi istilah otokatalik karena katalis yang dihasilkan dari
reaksinya sendiri. Ionnya mungkin mempengaruhi efek kataliknya dengan secara cepat
bereaksi dengan permanganat untuk memberi mangan dari keadaan oksidasi +3 dan +4,
yang selanjutnya dengan cepat mengoksidasi ion oksalat kembali kekeadaan divalen.
Persamaan reaksi antara oksalat dan permanganat yaitu :
5 C2O4= + 2 MnO4 + 16 H + 2 Mn++ + 10 Co2 + 8 H2O
Besi
Kawat besi dengan derajat kemurnian tinggi dapat diperoleh sebagai standard
primer. Dilarutkan dalam HCL encer dan setiap besi (III) yang dihasilkan selama proses
penglarutan dioksidasi menjadi besi (II). Jika kemudian larutan dititrasi dengan
permanganat, sejumlah nyata ion klorida dioksidasi disamping besi (II).
Oksidasi ion klorida oleh permanganat adalah adalah lambat pada suhu kamar, namun
dengan adanya besi, oksidasi terjadi lebih cepat. Meskipun besi (II) merupakan
pereduksi yang lebih kuat dari pada ion klorida namun ion tersebut terakhir dioksidasi
bersamaan dengan besi . Sering dikatakan bahwa besi menginduksi oksidasi ion klorida
kesukaran demikian tidak dijumpai dalam oksidasi dari As2O3 atau Na2C2O4 dalam
larutan asam kloroda.
Jumlah Ekivalen Na 2 C 2 O4
N KMnO4
Volume KMnO4
0 ,0045 eq
= = 0,096 ek/L
46 ,9 x 10 3 L
eq g 100
6 ,95 x 10 3 L x 0 ,096 x 56 x L
= L eq 25
x 100%
0 ,7500 gr
0 ,1488
= x 100% = 19,86 %
0 ,7500
10.000 = V x 560 ml
10.000
V= = 17, 85 ML
560