Anda di halaman 1dari 81

MK.

BOTANI LAUT

LAMUN

Supriadi Mashoreng
Departemen Ilmu Kelautan FIKP UNHAS
Email : smashoreng@unhas.ac.id

Makassar, Oktober 2019


@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Lamun vs Makroalga
Lamun : Makroalga :
• Mempunyai akar, batang, daun • Tidak mempunyai akar, batang,
sejati (tumbuhan tingkat tinggi) daun sejatih (tumbuhan tingkat
rendah)
• Akar berfungsi untuk melekat
pada substrat dan mengambil • Holdfast hanya sebagai alat utk
nutrien melekat di sedimen
• Fotosintesis hanya berlangsung • Fotosintesis berlangsung pada
pada daun thallus
• Mempunyai bunga, buah dan biji • Bereproduksi dengan spora
• Mempunyai sistem vaskular • Tidak memiliki sistem vaskular
internal internal
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Morfologi
• Morfologi Umum Lamun
• Morfologi Daun
• Morfologi Batang/Rhizoma
• Morfologi Akar
• Ciri Morfologi Beberapa Jenis Lamun

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Morfologi Lamun Secara Umum

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Morfologi Lamun Secara Umum

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Daun
• Bentuk daun : oval, pita,
jarum, membujur
• Melekat pada rhizoma atau Oval
batang tegak
• Daun tipis → rasio
permukaan & volume daun :
besar, sehingga :
- Difusi gas-gas & nutrien Membujur (oblong)
maksimal
- Permukaan utk
fotosintesis maksimal →
kloroplast maks. Pita
Jarum
menerima cahaya
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Daun (lanjutan)
• Terdapat aerenchym (biasanya disebut juga urat daun) yang merupakan
jaringan khusus yg memiliki lakuna
• Lakuna memberikan daya apung & memfasilitasi pertukaran gas di
seluruh tanaman (sekitar 70% dari volume daun)
• Tidak ada stomata, namun
terdapat kutikula tipis menutupi
daun yang memp. resistensi
rendah terhadap pergerakan
ion & difusi karbon

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Daun (lanjutan)

 Lima bagian daun yang umum digunakan untuk


identifikasi :

1. Ujung daun
2. Tepi daun
3. Berkas pembuluh daun
4. Kelopak daun
5. Tempat melekat daun

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Ujung Daun …….

Ujung daun sangat


mudah rusak, sehingga
untuk identifikasi
sebaiknya digunakan
daun yang baru
bulat Runcing

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Tepi Daun ……

Menggulung

Bergerigi Halus

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Berkas Pembuluh Daun ……

Digunakan untuk :
Tegak lurus Parallel/longitudinal • Penopang daun
• Transpor air, nutrien
dan hasil fotosintesis

Tengah Intramarginal/tepi

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Kelopak Daun …..

• Melindungi perkembangan jaringan baru


• Melingkar penuh pada batang tegak
(stem) atau rhizoma
• Kelopak daun dapat tersisa sebagai serat
atau rambut jika daun mati

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Tempat Melakat Daun ……

• Dapat melekat pada :


- Rhizoma (langsung)
- Batang tegak (stem)
- Rhizoma melalui Petiola

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Batang Tegak (Stem)
• Hanya terdapat pada
beberapa jenis lamun Leaf
Scar
• Bekas daun → Leaf
Stem
Scars (terbuka atau
tertutup)
Terbuka
(tidak full)
Tertutup
(full)

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Rhizoma
• Batang horizontal di bawah
substrat; ujung merupakan zona
pertumbuhan
• Bersegmen; pertemuan segmen :
node (buku)
• Internode : antara segmen
• Ada yang rapuh, tebal, starchy Node (buku) Internode

atau “berkayu”
• Ada yang mempunyai scars
(bekas melekat daun)
• Biomass lebih besar dibanding
daun (60-80% dr total biomass)

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Akar

• Berfungsi untuk menancap dan


menyerap nutrien
• Keluar dari buku-buku (nodes)
• Mempunyai rambut-rambut
• Ada yang tunggal dan
bercabang
• Biasanya berinteraksi dengan
bakteri di sedimen Akar Thalassia hemprichii
S = pembuluh silinder
* = rambut akar

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Akar (lanjutan)
• Ukuran, ketebalan & ada tidaknya rambut akar berbeda tiap jenis
lamun, misalnya :
- Halophila & Halodule : akar halus, mudah patah
- Thalassodendron : akar kasar, kuat
• Ruang udara pada akar → meminimalkan kebutuhan Oksigen akar
• Ada transpor oksigen dari daun ke akar → ada zona aerob di sekitar
akar & lamun dapat tumbuh pada kondisi kurang O2
• Pada Zostera :
 Akar lebih banyak pada substrat lumpur dibanding pasir
 Pada musim dingin, biomassa akar dominan sedangkan daun
menurun
 Biomassa di intertidal atas lebih besar dibanding intertidal bawah

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
IDENTIFIKASI LAMUN

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Bentuk Daun :

Bundar - Membujur Jarum Pita

Syringodium isoetifolium
Ruppia

Daun melekat di Daun melekat pada


Daun dgn petiola, Batang tegak dgn batang tegak :
berpasangan : rhizoma :
lebih dari 2 daun :
Thalassia hemprichii
Halophila ovalis Enhalus acoroides Cymodocea rotundata
Halophila spinulosa
Halophila decipiens
Halophila tricostata Zostera muelleri Cymodocea serrulata
Halophila capricorni
Halophila beccarii Zostera capensis Halodule uninervis
Halophila stipulacea Halodule pinifolia
Thalassodenron ciliatum

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Syringodium isoetifolium

• Bentuk daun silindrikal (jarum),


terdapat rongga udara
• Ujung meruncing
• Panjang daun 7 – 30 cm

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Halophila ovalis
• 8 atau lebih pembuluh melintang; ada
pembuluh intramarginal
• Pinggir daun halus
• Daun berpasangan pada petiola
• Tidak ada rambut pada permukaan daun
• Kadang-kadang terdapat titik-titik merah
di dekat pembuluh tengah

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Halophila minor
• Pembuluh melintang kurang dari 12
pasang; ada pembuluh intramarginal
• Daun bulat kecil

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Halophila decipiens
• Daun lonjong kecil
• Pinggir daun bergerigi halus
• Panjang 1 – 1,25 cm
• Pembuluh melintang 6 – 8
• Rambut pada kedua sisi daun

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Halophila spinulosa
• Mirip tumbuhan paku
• Daun berpasangan sebelah menyebelah
• Panjang tegakan lebih dari 15 cm
• Pinggir daun bergerigi halus
• Setiap batang tegak bisa terdapat lbh dari 20 pasang
daun

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Halophila beccarii
• Batang tegak pendek antara
kelompok daun
• Daun berkelompok lebih dari 5
daun
• Kadang-kadang pinggir daun
bergerigi halus
• Pembuluh tengah dan
intramarginal bertemu di ujung
daun

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Cymodocea rotundata

• Ujung daun bulat, halus


• Lebar daun 2 – 4 mm, panjang 7 – 15 cm
• Pembuluh longitudinal 9 - 15
• Kelopak daun berkembang baik
• Leaf scar mengelilingi batang tegak secara
penuh (tertutup)

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Cymodocea serrulata
• Ujung daun bergerigi tajam
• Lebar daun 5-9 mm; panjang 6-
15 cm
• Pembuluh longitudinal 13-17
• Leaf scar tidak mengelilingi
batang tegak secara penuh
(terbuka)

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Halodule pinifolia
• Ujung daun umumnya bergigi
dua (bidentate)
• Lebar daun 0,3-2,2 mm

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Halodule uninervis

• Ujung daun bergigi tiga


• Pembuluh longitudinal tengah 1
buah
• Biasanya rhizoma berwarna pucat

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Enhalus acoroides
• Daun agak kaku, bisa mencapai panjang 1 m atau
lebih
• Lebar daun 1,25 – 1,75 cm
• Tepi daun menggulung
• Pada rhizoma terdapat rambut-rambut kaku dari
daun mati

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Thalassia hemprichii
• Ujung daun rata
• Daun berbentuk bulan sabit
• Daun mempunyai bintik-bintik kecil
• Panjang daun 10-40 cm
• Leaf scars tertutup pada batang
tegak
• Rhizoma tebal

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Thalassodendron ciliatum
• Ujung daun bergerigi tidak teratur
• Daun mengumpul pada ujung
tangkai

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Fisiologi Lamun

Supriadi Mashoreng
Departemen Ilmu Kelautan FIKP UNHAS
Email : smashoreng@unhas.ac.id

Makassar, Oktober 2019


@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Karbon :
• Fotosintesis sangat berperan dalam siklus karbon tumbuhan
termasuk lamun

• Diserap dalam bentuk CO2 atau ion bikarbonat (HCO3)

• pH air laut 7,8-8,2 → CO2 bebas tdk melimpah, ion bikarbonat lebih
banyak

• Selama fotosintesis aktif pH bisa naik shg CO2 bisa sangat kurang
atau tdk ada, HCO3 juga sangat kurang shg sumber C organik dari
sedimen

CO2 + H2O ⇌ H2CO3

H2CO3 ⇌ H+ + HCO3−

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
• Difusi karbon dapat
dipercepat dengan adanya
turbulensi atau pergerakan
air di dekat daun

• Pada Zostera : sampai 20%


karbon dipindahkan dari air
ke sedimen, 72%
diantaranya diserap oleh
akar, 25% dibawa ke daun
dan 3% ditransfer ke epifit.

• Pada Thalassia hanya 1%


karbon yang diserap oleh
daun hilang ke sedimen Pergerakan HCO3-/CO2 melewati sel epidermal
pada daun lamun

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Cahaya sebagai salah satu faktor penentu tingkat fotosintesis

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Cahaya (McMahon et al. 2013)

(McMahon et al. 2013) @supriadi_mashoreng_unhas_2019


Tanjung Buli, Halmahera Timur

Pulau Bonebatang, Makassar

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Penelitian Serapan Karbon (Mashoreng 2018)

• Penyerapan karbon →
Metode Perubahan
Oksigen (Modifikasi dari
Mateo et al., 2001; Silva
et. al. 2009) → 5 ulangan
• Titrasi Winkler; konversi ke
penyerapan CO2 & HCO3-
(didasarkan pada berat
atom/molekul)
• Inkubasi 3 jam (09.00-
12.00 WITA) pada 5
kedalaman
a
• 3 ulangan untuk
bikarbonat Sketsa metode perubahan oksigen untuk mengukur serapan
karbon lamun T. hemprichii. (a) Posisi lamun dalam botol
• Inkubasi air laut (plankton) bening, dan (b) posisi botol pada saat inkubasi di lapangan.
sebagai pengoreksi
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Profil serapan karbon oleh H. ovalis berdasarkan kedalaman perairan (Mashoreng, et al. 2017)
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Serapan karbon oleh T. hemprichii berdasarkan kedalaman perairan (Mashoreng, et al. 2018)
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Nitrogen :

 3 sumber N untuk lamun : (1) resiklus N


dalam sedimen, (2) N dalam kolom air,
(3) fiksasi N dari udara

 Paling banyak digunakan dalam bentuk


amonium NH4 dalam sedimen → dalam
bentuk terlarut di air interstitial, terjerap
& dapat dipertukarkan; sedangkan dlm
bentuk terikat tdk dapat dimanfaatkan
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
 Pada daerah tropis (kaya sedimen karbonat) :
N cukup tersedia untuk pertumbuhan lamun;
sedangkan di subtropis (sedimen terrigenous)
pertumbuhan lamun dibatasi oleh N

 Proses nitrifikasi, desorpsi, adsorpsi &


assimilasi dapat mempengaruhi kandungan N
air interstitial.
Nitrifikasi : amonium ke nitrat & dpt dilepas ke
perairan
Denitrifikasi : Nitrat ke nitrogen & dpt dilepas
ke perairan
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
• Nitrogen yang difiksasi pada rhizospera dpt
mensuplay 20-50% N yang diperlukan lamun →
bakteri ditemukan pada akar beberapa lamun

Akar lamun Amphibolis antartica


Bakteri

Dinding luar
sel epidermal

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
• Daun yang masih hidup
banyak mengandung unsur
N, sedangkan yang sudah
mati kurang unsur N

• Zona teroksigenasi di sekitar


akar : amonium dioksidasi
menjadi nitrit & nitrat untuk
kemudian diserap oleh akar

• Daun lamun yang


mengandung N < 1,8% dan P
< 0,2% menandakan
ketersediaan keduanya
sangat terbatas

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Fosfor (P) :
• Paling banyak digunakan dlm bentuk fosfat (PO4) : dapat
masuk melalui akar & daun, tergantung media yang
mempunyai konsentrasi terbesar

• Hasil penelitian di Karolina Utara : P yang masuk melalui


daun, tetap di daun; sedangkan yang masuk melalui
akar ditranspor ke daun & dilepaskan ke epifit

• Di daerah tropik : P yang dapat dipertukarkan di


sedimen karbonat 83,9 – 91,7 ppm & di sedimen
terrigenous 21,4-31,8 ppm

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
• Pada T. testudinum : kandungan P daun
mempunyai hubungan yang kuat dgn biomassa
(dilihat dr rasio C : P)

• Pada P tinggi (C:P rendah) -- biomassa tinggi

• Pada P rendah (C:P tinggi) --- biomassa


rendah

• Tipe sedimen berpengaruh thdp kandungan P


daun :
- Lumpur → P jaringan tinggi
- Pasir → P lebih rendah
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Pertumbuhan Lamun

• Pertumbuhan daun muda Beberapa Data Pertumbuhan Daun Lamun


lebih cepat dibanding
Jenis Lamun Lokasi Penelitian LP Daun
pertumbuhan daun tua (mm)
• Dapat diketahui dengan
metode penandaan Teluk grenyang 23,4
Enhalus Teluk Kuta 10,4
(daun atau rhizoma) acoroides P.Barranglompo 8,0
• Dipengaruhi oleh cahaya, P. Pari 7,8
sedimen, unsur hara, dll P. Panjang 7,2

Papua New Guinea 8,4


Thalassia Teluk Kuta 4,5
hemprichii P. Barranglompo 4,0
P. Pari 2,4

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Metode Penandaan untuk
Pertumbuhan Daun
(dimodifikasi)

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Enhalus acoroides Laju Pertumbuhan E. acoroides
di P. Barranglompo
1.6

1.4
Laju Pertumbuhan (cm/hari)

1.2
1.0

0.8
E. acoroides
0.6

0.4
70
0.2

0.0 60
0 14 28 42 56 70 84 98 112 126 140 154 168 182
50

Pertumbuhan (cm)
Hari Pengamatan

Mei Juni Juli Agust. Sept. 40

30

20

10 y = -0.4246x2 + 10.086x - 1.4968


R 2 = 0.9747

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pola Pertumbuhan E. acoroides
di P. Barranglompo
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Minggu
Produksi Lamun
• Bervariasi secara spasial &
temporal, tergantung dari
nutrien, cahaya, kecerahan,
arus, kedalaman, panjang Beberapa Data Produksi Daun Lamun
hari, suhu, dll.
Jenis Lamun Bagian Lombok Laut
• Dapat diukur dengan Barat Laut Flores
metode penandaan, Jawa
interval plastrochron, teknik E. Acoroides 3,6 1,5 -
metabolik, 14C, kurungan C. Rotundata - 6,8 -
• Sebagian besar produksi C. Serrulata 0,6 - -
lamun dimanfaatkan dalam S. Isoetifolium 6,8 - -
T. Hemprichii 1,5 8,1 -
ekosistem lamun tersebut -
T. ciliatum - - 4,7
-- ekosistem mandiri

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Tekanan :

• Pada H. uninervis laju fotosintesis


menurun pada kedalaman equivalen 4
atm → tekanan yang kuat pada lakuna
daun membatasi karbon monoksida
masuk ke daun

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Reproduksi Lamun

Supriadi Mashoreng
Departemen Ilmu Kelautan FIKP Unhas
Email: smashoreng@unhas.ac.id

Makassar 2019
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Reproduksi Lamun :
• Seksual (Melibatkan alat reproduksi)
• Aseksual (Tidak melibatkan alat
reproduksi)

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Menurut Ackerman (2007)
Kelebihan reproduksi seksual :
• Memelihara variasi genetik yang penting untuk seleksi alam
• Menutupi gen yang merusak,
• Mendeposisi biji dorman
• Memfasilitasi penyebaran

Dengan kata lain:


• Jangka panjang → reproduksi seksual penting untuk stabilitas populasi
• Jangka pendek → menjamin kehadiran populasi jika kondisi panas dan dingin
berlebihan

Kelebihan reproduksi aseksual :


• Mempertahankan dan menyebarkan genotipe “baik” melalui pertumbuhan dan
penyebaran dengan fragmentasi
• Tidak membutuhkan lawan jenis bagi yang bersifat dioecious
• Menghilangkan biaya “nyata” reproduksi
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Terdapat 3 macam cara reproduksi pada
lamun :
1. Hydrophylous (paling banyak) : Serbuk
sari dilepas langsung di kolom air &
disebarkan oleh arus
Seksual
2. Ephydrophylous : penyebaran serbuk
sari terjadi di permukaan air. Mis :
Enhalus acoroides, dipengaruhi oleh
siklus pasut
3. Viviporous : Penyebaran vegetatif
secara horizontal di bawah substrat. Aseksual
Misalnya : Thalassodenron

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
• Kebanyakan lamun (± 70%) bersifat dioecious (bandingkan : 7,6% dari
seluruh angiospermae)
• Serbuk sari lamun berbentuk bola (pada famili Hydrocharitaceae) atau
filiform (pada famili Potamogetonaceae)

Fig. 5. The advantage of filiformpollen morphologies in


seagrasses is revealedwhen they are compared to
spherical pollen shapes. Under flowing conditions, a
particle’s motion is due to fluid translation, fluid rotation,
and fluid deformation. Velocity gradients (boundary
layers) exist around flowers and inflorescences as
indicated by the velocity (U) vectors to the left. The shear
in these velocity gradients cause particles to rotate as
they are transported downstream in time (i.e. tn ),
however the rotation is greater for filiform particles due
to the larger axial force that they experience. Pollen
capture can thus occur via direct interception within a
streamline, rotation of pollen within 1/2 a pollen length of
the stigma, or via redirection in the boundary layer
around inflorescences and flowers (Ackerman, 1995)

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Enhalus acoroides
 Bersifat dioecious
 Bunga jantan mempunyai lapisan lilin sehingga tetap
mengapung (mirip potongan kecil styrofoam)
 Bunga betina berukuran lebih besar dan muncul pada tangkai
panjang melingkar. Kelopak kekuningan pucat hanya bertahan
selama satu hari atau lebih.
 Penyerbukan terjadi dimana serbuk sari ditransfer dalam
keadaan kering dari anther (kepala sari) ke stigma (bagian
tengah putik)
 Bunga jantan & betina terbentuk bersamaan : pasang purnama,
beberapa hari setelah bulan baru & purnama
 Pemencaran buah tdk jauh dari induk.

Bunga betina E.acoroides

Video 1
Video 2
Video 3
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Bunga jantan E.acoroides
Thalassia hemprichii
• Bersifat dioecious
• Bunga terbentuk di pangkal tunas dan disembunyikan
oleh selubung sampai mereka muncul.
Bunga jantan (kiri) dan betina (kanan) • Bunga jantan lebih banyak dibanding bunga betina
• Bunga jantan dipegang pada tangkai panjang, menjadi
6 bagian atau lebih.
• Bunga betina tampak serupa tetapi memiliki tekstur
yang lebih halus.
• Buah-buahan berbentuk oval dan berduri,
mengandung hingga 9 biji kecil.
Buah dan biji
• Lamun ini berbunga lebih jarang daripada lamun
lainnya.
• Penyerbukan bertepatan dengan siklus pasangsurut
• Pembungaan terjadi pada saat kondisi spring tide
(pasang tertinggi)

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Halophila
• Monoecious atau dioecious
• Contoh Monoecious H. beccarii (protogini dimana
bunga betina matang saat kepala sari belum
matang) dan H. decipiens (protandri)

Bunga jantan (kiri) dan betina (kanan) H. ovalis


Buah dan biji H. ovalis

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Cymodocea

• Bersifat dioecious
• Rasio bunga jantan dan betina
pada Cymodocea nodosa
ditemukan sama

Bunga Cymodocea nodosa

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Halodule

• Anthers (kepala sari) yang belum matang


berwarna putih dan ada di dalam daun;
• Mereka berubah menjadi hijau, merah atau
abu-abu pada saat pematangan dengan
pertumbuhan filamen yang menyebar ke kepala
sari
Bunga dan buah Halodule uninervis

Two Halodule wrightii fruits attached to the maternal shoot (left) and staminate flower (right)
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Syringodium
• Kepala sari yang belum matang berwarna hijau

Bunga jantan & betina


S.isoetifolium
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Thalassodenron

• Rasio jantan : betina sama pada Thalassodendron pachyrhizum, tetapi hanya


∼10% dari tunas dalam populasi yang berbunga setiap waktu
• Perbungaan diproduksi setiap 3–4 tahun.
• Perbungaan jantan Thalassodendron ciliatum berwarna merah terang dan terdiri
dari dua bunga yang matang pada waktu yang berbeda dan menyebar pada
filamen saat matang.

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Fig. 1. Reproductive organs of
selected seagrasses.
(A) Thalassia testudinum female
inflorescence; (
(B) B) T. testidinum male
inflorescence;
(C) Syringodium filiforme female
inflorescence, note the paired
stigmas of the central flower;
(D) S. filiforme male inflorescence,
note the dehiscence of pollen
in the leftmost flower (normal
elongation of the filament has
been disrupted by removal
from the field);
(E) Phyllospadix scouleri Hooker—
female inflorescence with
receptive stigmas that have
emerged from within the
spathe;
(F) Zostera marina inflorescences
with exerted stigmas (upper
inflorescence) and in anthesis
of pollen (lower inflorescence)
(scale bar = 2 mm).

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Fig 5. Schematic
representation of the
three sexual recruitment
stages of P. oceanica,
including dispersion and
settlement.

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Periode Pembungaan dan Buah 6 Jenis Lamun di
Kepulauan Spermonde (Verheij & Erftemeijer, 1993)

Spesies J F M A M J J A S O N D
Hydrocharitacea
Enhalus acoroides
Halophila decipiens
Halophila ovalis
Thalassia hemprichii

Cymodoceaceae
Cymodocea rotundata
Syringodium isoetifolium

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
MK. BOTANI LAUT

SUPRIADI MASHORENG
Departemen Ilmu Kelautan FIKP-Unhas
Email : smashoreng@unhas.ac.id

Makassar 2019
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
den Hartog (1970) membagi lamun menjadi
2 famili :
1.Hydrocharitaceae →
tdk mempunyai ligula
2.Potamogetonaceae →
mempunyai ligula

Beberapa referensi membagi


lamun menjadi 3 famili (Waycott
et al, 2004) :
1.Hydrocharitaceae
2.Cymodoceae
3.Zosteraceae
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Genera anggota masing-masing famili
berdasarkan den Hartog (1970) :

Famili Hydrocharitaceae :
• Enhalus
• Thalassia
• Halophila

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Zosteraceae
Famili : Potamogetonaceae
Cymodoceaceae

• Zostera (Sekarang Zosteraceae) • Cymodoceae


• Phyllospadix • Syryngodium
• Heterozostera • Thalassodendron
• Posidonia • Amphibolis
• Halodule • Ruppia

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Dasar penamaan (Sullivan, 1994) :

• Enhalus (Yunani : En + halus) = di (air) garam


• Thalassia (Yunani : Thalass) = Laut
• Halophila (Yunani : Halus + phila) = menyukai
garam
• Halodule (Yunani : Halus + doulos) = garam
(kadar) tinggi
• Syringodium (Yunani : Syring) = tube
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
• Thalassodendron (Yunani : Thalass + dendron) =
Laut + pohon
• Amphibolis (Yunani : Amphibol) = mendua
• Zostera (Yunani : Zoster) = girdle
• Phyllospadix (Yunani : Phyl + spadix) = daun
menyerupai bentuk spadix (tongkol)

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
Sistematika Lamun

Divisi : Anthophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Helobiae
Famili : 1. Hydrocharitaceae
2. Potamogetonaceae

@supriadi_mashoreng_unhas_2019
@supriadi_mashoreng_unhas_2019
@supriadi_mashoreng_unhas_2019

Anda mungkin juga menyukai