Laporan Sapi Perah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TILIK DAN TINGKAH LAKU

HEWAN SAPI PERAH

Anggota Kelompok :

1. Atarisa Wulan Anggraeni J3P219075


2. Aulya Khaerunnisa J3P219077
3. Nur Alfiyah Wasimah J3P219092
4. Satria Dirvano Putra J3P219099
5. Walfi Adharik J3P219104
6. Sintia Wati J3P219100

Dosen Pembimbing : Drh.Agus Wijaya,MSc., Ph.D

Asisten Dosen : Drh.Arief Purwo M,SKH

Dahlan

PARAMEDIK VETERINER

SEKOLAH VOKASI IPB

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sapi adalah salah satu hewan ternak yang paling populer di mata masyarakat.
Kepopuleran itu bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di dunia. Bahkan, sebelum sapi ramai
dikembangbiakkan di Indonesia, di luar negeri peternakan sapi justru jauh lebih maju.

Kepopuleran sapi tidak bisa dilepaskan dari banyaknya manfaat yang bisa diambil dari hewan
tersebut. Dalam waktu yang relatif singkat, sapi dapat menghasilkan daging dalam volume yang
banyak sehingga dapat memenuhi kebutuhan makanan orang banyak. Kulit sapi juga bisa
dimanfaatkan untuk banyak hal, seperti bahan pakaian, tas, sepatu, bahkan alat musik.

Namun, selain untuk dipotong dan dipanen dagingnya, sapi juga bisa dipelihara untuk waktu
yang lebih lama apabila sapi tersebut dijadikan sapi perah. Sapi perah adalah kelompok sapi
yang sengaja dikembangbiakkan untuk diambil susunya.

Selain untuk diminum langsung, susu sapi segar juga bisa menjadi bahan baku untuk makanan
lainnya, seperti keju dan yoghurt. Maka dari itu, tidak sedikit peternakan di Indonesia maupun di
dunia memilih mengembangbiakkan sapi perah.

Perbedaan umum di antara sapi perah dengan sapi pedaging yang bisa dilihat sekilas dari
penampakan fisiknya adalah adanya puting susu yang berukuran lebih besar daripada sapi
pedaging. Selain itu, sapi perah juga cenderung memiliki massa otot dan volume daging yang
lebih sedikit daripada sapi perah. Sapi perah tidak harus tampak kurus, namun yang jelas
penampakan sapi pedaging tentu lebih berisi daripada sapi perah.
B. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui bagaimana cara
pemeliharaan atau perawatan, menilik dan pengendalian pada hewan sapi perah. Dengan
memperhatikan macam-macam bentuk bagian tubuh sapi perah, macam-macam bulu dan
coraknya, bagaimana cara persirasi pada sapi, cara reproduksi pada sapi perah serta cara
sapi bersosialisasi.

C. Jenis Sapi perahLokal dan import

1. Frisian Holstein

* sumber: i.ytimg.com

Sapi frisian holstein atau sering disingkat FH mungkin menjadi sapi perah yang paling ikonik
sehingga mudah dikenal. Sapi FH adalah keturunan sapi Eropa (Bos taurus).Diperkirakan bahwa
sapi ini adalah jenis sapi perah tertua dan terbanyak di dunia karena tersebar luas di berbagai
belahan dunia, baik itu wilayah subtropis maupun tropis, mudah beradaptasi dengan lingkungan
dan iklim alam yang baru, serta memiliki watak yang jinak dan mudah ditangani (Akoso, 2012).
Bahkan di Indonesia sendiri, kita bisa menemukan banyak sapi FH di peternakan susu. Sapi FH
berasal dari Provinsi Frielsand Barat dan Hollandia Utara di negeri Belanda. Jenis sapi ini
dikenal sebagai penghasil susu terbanyak di dunia, karena mampu menghasilkan sampai 53 liter
susu per hari jika dirawat dengan baik. Namun begitu, sapi FH harus diberi pakan dengan baik
karena sulit beradaptasi dengan rumput berkualitas rendah. Selain untuk perah, sapi ini juga bisa
dijadikan sapi potong karena bobotnya cukup bagus. Sapi betina bisa tumbuh sampai 675 kg
sedangkan yang jantan sampai 900—1.000 kg.
2. Brown Swiss

* sumber: nasna.com.au

Sapi cokelat swis adalah salah satu sapi yang memang khusus dibiakkan dan dibudidayakan
sebagai sapi perah. Sapi Brown Swiss atau juga disebut American Brown Swiss adalah jenis sapi
yang jenisnya diturunkan dari braunvieh yaitu sapi pribumi Swiss yang banyak ditemukan di
daerah Pegunungan Alpin.

Braunvieh sendiri sebenarnya merupakan sapi serbaguna: digunakan sebagai sapi kerja, sapi
perah, dan sapi potong. Namun sapi cokelat swiss yang kini tersebar di peternakan seluruh dunia
telah dibiakkan secara selektif demi kualitas dan kuantitas susunya bisa melimpah.

Akan tetapi, dengan mengorbankan kualitas dan volume daging. Maka dari itu, sapi cokelat
swiss sekarang menjadi sapi khusus untuk perah dan tidak cocok sebagai sapi pedaging, apalagi
sapi kerja. Sapi cokelat swiss sekarang menjadi sapi penghasil susu terbanyak kedua di dunia. Ini
berarti sapi cokelat swiss hanya terpaut satu tingkat di bawah Frisian Holstein. Porter et. al.
(2016) menyebutkan bahwa pada 2013, volume susu yang dihasilkan oleh sapi cokelat swiss
adalah 10.231 kg per tahun. Dalam satu hari, sapi ini bisa menghasilkan sampai 30 liter susu per
ekor. Selain itu, susu yang dihasilkan sangat cocok untuk membuat keju.
3. Normande

* sumber: www.thatsfarming.com

Sapi normande adalah jenis sapi perah yang berasal dari daerah Normandia di barat-laut Prancis.
Sapi Normande pertama kali dibiakkan pada abad kesembilan belas, sebagai hasil dari kawin
silang antara berbagai jenis sapi lokal Normandia dengan sapi Durham (yang kini menurunkan
sapi jenis Shorthorn). Sapi-sapi Durham itu sendiri diimpor dari Inggris. Saat ini, sapi Normande
adalah jenis yang cukup mudah ditemukan di Prancis. Sebuah studi dari Bureau des Ressources
Genetiques menyebutkan bahwa pada 2005, ada sekitar 2,1 juta ekor sapi Normande di Prancis.
Sapi Normande bertubuh besar dan bobotnya bisa mencapai 700-800 kg untuk betina, sedangkan
jantan sampai 1,1 ton. Umurnya cukup panjang dan bisa berkembang biak dengan
mudah.Produksi susunya memang tidak terlalu banyak, hanya sekitar 18 liter per hari, namun
mengandung lemak yang tinggi sehingga bagus untuk dijadikan bahan baku susu atau mentega.
Selain untuk susunya, sapi Normande juga cocok dijadikan sapi potong karena mampu
menghasilkan daging yang banyak dan berkualitas.
4. Shorthorn

* sumber: www.flickr.com

Sapi shorthorn adalah sapi yang berasal dari daerah Durham, Northumberland, dan Yorkshire di
timur laut Inggris. Seperti namanya, sapi shorthorn bisa dikenali dari ukuran tanduknya yang
kecil. Tubuhnya diliputi kulit berwarna merah, merah dengan bercak putih, putih, atau merah tua.
Sejatinya sapi shorthorn adalah jenis sapi potong karena mampu menghasilkan daging yang
banyak dan berkualitas. Murtidjo (1992) menyebutkan bahwa sapi ini mampu tumbuh sampai
berbobot 850 kg untuk betina dan 1,1 ton untuk jantan. Namun begitu, sapi ini tidak kalah dalam
produksi susu karena mampu menghasilkan setidaknya 22 liter per hari. Maka dari itu, sapi
shorthorn termasuk jenis yang cukup berharga di kalangan peternak.

5. Canadienne

* sumber: alchetron.com
Sapi Canadienne adalah jenis sapi yang berasal dari Kanada. Sapi ini dibiakkan pertama kali
pada abad 16 di Kanada, ketika para pendatang dari Prancis membawa sapi mereka ke Kanada.
Maka dari itu, sapi ini juga dikenal sebagai french canadienne, black canadienne, atau black
jersey.

Sampai abad ke-19 sapi ini sebenarnya umum ditemukan di Kanada, namun perlahan
keberadaannya digantikan dengan jenis sapi lain yang lebih unggul dalam produksi daging dan
susu.

Sapi ini terkenal bukan karena volume susunya yang melimpah atau volume dagingnya yang
banyak, namun karena perannya dalam sejarah dan kelangkaannya. Secara umum, sapi ini
mampu menghasilkan rata-rata 10 liter susu per hari sehingga tergolong cukup produktif. Selain
itu, susu yang dihasilkan mengandung lemak yang tinggi sehingga cocok sebagai bahan baku
keju. Daging yang dihasilkan dari sapi canadienne juga lembut dan bagus.

6. Ayrshire

* sumber: www.thatsfarming.com

Salah satu jenis sapi perah yang populer di dunia adalah Ayrshire. Sapi jenis ini berasal dari
daerah Ayrshire di Skotlandia dan baru muncul sesudah tahun 1750 sehingga terbilang terlambat
Sudono, Rosdiana, & Setiawan (2005).
Ukuran sapi ayrshire lebih besar daripada jersey dengan warna kulit variasi merah dan putih
sampai coklat-putih. Kelebihan sapi ayrshire adalah mampu mengonsumsi pakan kualitas rendah
dan tahan terhadap cuaca. Produksi susu ayrshire bisa mencapai 3500 liter per satu masa laktasi.

7. Norwegian Red

* sumber: www.desicomments.com

Salah satu jenis sapi yang berkualitas dan dihargai tinggi oleh peternak adalah Norwegian Red
atau Norsk rødt fe. Sapi ini berasal dari Norwegia dan pertama kali dibiakkan pada 1935.
Keunggulan utama dari Norwegian Red adalah potensi produksinya yang bagus serta tingkat
kesehatan dan kesuburannya yang tinggi.

Sapi ini mampu menghasilkan rata-rata 18 liter susu per hari. Tidak sebanyak sapi FH atau
Swiss, namun memiliki tingkat kesehatan yang tinggi. Maka dari itu, sapi ini sering dijadikan
bakalan untuk dikawinsilangkan dengan sapi FH atau Swiss. Tujuannya tentu untuk
meningkatkan kesehatan dan kesuburan sapi FH sambil mempertahankan produksi susu yang
tinggi.
8. Jersey

Sapi jersey adalah salah satu jenis sapi perah populer lainnya. Sapi ini berasal dari Pulau Jersey
di selatan Inggris. Sapi ini sudah dibiakkan sejak enam ratus tahun yang lalu dan disukai karena
mampu menghasilkan sapi berlemak tinggi dalam jumlah yang banyak sehingga cocok untuk
membuat mentega dan keju. Sebagai sapi perah, sapi jersey adalah salah satu jenis yang tertua.

Secara fisik, penampilan sapi jersey cukup beragam karena warnanya bisa kelabu, putih, coklat
muda, cokelat kekuningan, sampai warna merah gelap. Bulu ekornya berwarna hitam. Dari sisi
psikologis, jersey dikenal agak sensitif karena mudah gugup, kurang tenang, gelisah, sehingga
harus ditangani dengan lembut.

9. Sahiwal

Berbeda dari kebanyakan jenis sapi yang disebut sebelumnya, sapi sahiwal adalah jenis sapi
perah tropis. Sapi sahiwal berasa dari Pakistan dan bisa ditemukan di daerah Punjab, Haryana,
Delhi, dan Bihar. Sapi ini adalah jenis sapi perah terbaik di Pakistan dan India (Akoso, 2012).
Meskipun berasal dari dataran Asia Minor, sapi ini sudah banyak dibiakkan di Australia. Sapi
sahiwal adalah keturunan dari bangsa sapi zebu (Bos indicus) dengan ukuran badan lebih besar
dari jenis keturunan zebu lainnya. Sahiwal jantan dewasa bisa tumbuh sampai 450—600 kg
sedangkan yang betina sampai 400—500 kg. Di antara sapi tropis lain, sapi ini cukup produksi
karena mampu menghasilkan susu 2.500-3500 liter per masa laktasi. Akoso (2012)
menyebutkanb bahwa produksinya bahkan bisa mencapai 4.100 kg per masa laktasi jika diseleksi
dengan baik.

10. Grati

* sumber: www.pasuruankab.go.id

Akoso (2012) menjelaskan bahwa tidak ada sapi perah asli dari Indonesia sehingga pemerintah
zaman Hindia Belanda pernah mengembangkan sapi perah dari persilangan antara sapi FH jantan
dengan sapi jawa dan sapi madura betina yang bukan tipe perah. Hasilnya adalah sapi Grati;
dinamakan demikian karena pengembanganan ini dilakukan di Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa
Timur. Sapi ini dikembangkan untuk meningkatkan sapi lokal agar bisa menghasilkan susu
produktif. Sapi grati kini sudah lama berkembang di peternakan di Jawa Timur dan terbukti
cocok untuk daerah tropis. Akoso (2012) menyebutkan bahwa produksi sapi grati bisa
menghasilkan susu 15 liter per hari. Namun sayangnya sapi ini tidak dikembangkan lebih jauh
sehingga produksinya dan populasinya pun menurun.
BAB II

A. Bahan:
No Nama Alat Kegunaan

1. Buku catatan Untuk mencatat hasil penelitian Sapi perah.


2. Rumput Untuk melihat bagian dalam mulut sapi perah, seperti lidah, gigi, dan
lain-lain.
3. Alat ukur meteran Untuk mengukur panjang tubuh domba, panjang telinga domba, panjang
ekor, lingkar leher, lebar badan.

B. Metode:
1. Mempersiapkan alat yang di perlukan seperti buku catatan, meteran, dan lain-lain.
2. Pilih Sapi perah yang akan diteliti.
3. Setelah itu teliti dari bagian kepala hingga ekor.
4. Ketika mengecek gigi, buka mulut dengan cara tangan kiri menekan bagian hidung sapi
dan tangan kanan menarik lidah sapi.
5. Beri rumput untuk melihat bagaimana cara sapi tersebut makan.
6. Ukur bagian tubuh sapi perah dari leher hingga pangkal ekor lalu catat hasilnya,
Begitu juga dengan mengukur panjang ekor, telinga sapi, lingkar leher dan panjang
tanduk.
7. Perhatikan cara sapi tersebut beristirahat atau duduk bagian penelitian ini membutuhkan
waktu yang tidak sedikit.
8. Cara melihat kuku sapi dengan cara bahu menekan bagian kaki atas sapi lalu kedua
tangan mengangkat kaki sapi, dengkul sapi ditahan oleh bagian paha kita.
BAB III
PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN SAPI PERAH
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Inilah 10 Jenis Sapi Perah dari Berbagai Negara di Dunia

Shafwan Nugraha - Diperbaharui 10 Agustus 2019, 23:20

https://www.google.com/amp/s/bacaterus.com/jenis-jenis-sapi-perah/amp/

Anda mungkin juga menyukai