Anda di halaman 1dari 7

Nama : Febri Monika

Nim : B1031181095

PENDAPATAN

PENGAKUAN PENDAPATAN PADA TITIK PENJUALAN

1. Pengukuran Pendapatan Penjualan


Pendapatan harus diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima piutang. Cara
yang terbaik untuk mengukur pendapatan (revenue) adalah dengan menggunakan nilai
tukar (exchange value) dari barang atau jasa. Nilai tukar ini menunjukan ekuivalen kas
atau nilai sekarang dari tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima dari transaksi
pendapatan. Dalam banyak kasus, nilai ini bisa di ekuivalen dengan harga yang
disepakati dalam transaksi dengan pelanggan. Tetapi penyisihan semestinya harus
dibuat untuk waktu menunggu hingga tagihan dibayar. Penjualan kas sebesar Rp1000
menghasilkan pendapatan sebesar Rp1000, tetapi penjualan serupa dengan pembayaran
yang sama setahun kemudian menghasilkan pendapatan kurang dari Rp1000, kalau kita
memperhitungkan faktor waktu yang tercermin dalam diskonto. Apabila waktu
menunggu singkat, maka diskonto dapat diabaikan karena tiga alasan pragmatik
sebagai berikut:
a. Dengan tingkat diskonto yang rendah maka jumlah diskonto akan kecil dan
tidak mempengaruhi total penilaian pendapatan secara material. Misalnya,
tagihan yang akan dibayar dalam waktu 60 hari, maka jumlah diskonto dengan
tingkat 10% per tahun akan kurang dari 2% dari pendapatan.
b. Karena bunga diklasifikasikan sebagai bagian dari total pendapatan, maka
pengaruh utama berasal dari pengaruh waktu. Bunga harus dicatat setelah
pencatatan pendapatan yang berasal dari transaksi awal. Akan tetapi, jika
jumlah bunga tidak material, maka pemasukannya dalam pendapatan penjualan
akan berpengaruh kecil terhadap total pendapatan untuk periode itu.
c. Klasifikasi pendapatan yang timbul dari saat penantian (bunga) akan hilang dan
dimasukkan dalam klasifikasi pendapatan yang berasal dari penjualan produk
atau jasa.
Kriteria diatas untuk pengukuran pendapatan mengacu pada nilai sekarang dari uang
atau ekuivalen uang yang akhirnya akan diterima sebagai hasil proses produksi atau
transaksi pendapatan. Maka jelaslah bahwa seluruh retur, potongan dagang, dan
pengurangan-pengurangan lainnya dari harga yang ditagih harus dikurangkan dari
pendapatan yang berasal dari transaksi tertentu. Perlakuan potongan tunai dan kerugian
akibat dari piutang tak tertagih mungkin tidak begitu jelas. Akan tetapi, hal ini juga
merupakan pengurangan dari harga yang ditagih, walaupun tidak sengaja, seperti dalam
hal kerugian dari piutang ragu-ragu.

2. Pengakuan Pendapatan Penjualan


Pengakuan Pendapatan pada saat penjualan. Jumlah penjualan atau pendapatan selalu
merupakan item terbesar pada laporan laba rugi. Pengetahuan tentang aspek-aspek
penjualan sangat penting, diantaranya:
a. Diskon penjualan Potongan ini diberikan pada waktu penjualan atau pada saat
pembayaran. Metode sederhana untuk memberikan diskon adalah 2/10 n/30.
b. Pengembalian (retur) . Retur terjadi jika barang rusak selama pengiriman, busuk
atau tidak sempurna , pengiriman kuantitas tidak benar atau tipe barang tidak
benar.
c. Akuntansi untuk piutang tak tertagih
d. Jaminan untuk pelayanan atau penggantian

Menurut FASB, syarat untuk mengakui pendapatan ( direalisasi atau dapat direalisasi
dan dihasilkan) terpenuhi pada saat produk atau barang dagang diserahkan atau jasa
diberikan kepada pelanggan. Perlu dicatat bahwa SEC merasa yakin bahwa pendapatan
direalisasi atau dapat direalisasi dan dihasilkan apabila criteria tersebut terpenuhi:

a. Ada bukti persuasive dari suatu perjanjian


b. Penyerahan telah terjadi atau jasa telah diberikan
c. Harga penjual kepada pembeli adalah tetap atau dapat ditentukan
d. Ketertagihan dapat dipastikan dengan layak
A. Pengakuan Pendapatan Pada Saat Penjualan (Penyerahan)
1) Penjualan bill and hold
Yang dimaksud dengan penjualan Bill and Hold adalah penjualan barang
dengan penundaan pengiriman barang. Sebagai ilustri, PT Gema menjual
perlengkapan mesin cetak kepada PT Cetak yang berencana membuka cabang
baru di kota Bandung. Dalam kesepakatan jual beli, PT Cetak meminta PT
Gema tetap memegang mesin tersebut dan mengirimkannya pada saat baru
sudah siap.Transaksi jual beli sudah terjadi pada saat kesepakatan
ditandatangani sehinggan PT Gema tetap melakukan penagihan seperti
penjualan pada umunya tanpa menunggu mesin tersebut diserahkan kepada PT
Cetak. Kesepakatan jual beli semacam ini dikenal dengan istilah Bill and Hold.

2) Penjualan Barang dengan Instalasi


Penjualan barang dengan instalasi adalah penjualan barang yang ketika barang
diantar ke tempat pembeli.berikut ilustrinya: PT Khafila menjual peralatan
medis berupa alat fisiotrapi di rumah sakit. Instalasi memakan waktu sekitar 3
minggu dan harus dilakukan oleh teknisi khusus. Dalam kasus ini, resiko dan
manfaat masih berada di PT Khafila sampai instalasi dilakukan. Dengan
demikian, tidak ada pendapatan penjualan yang diakui terkait penjualan pada
saat peralatan diantar ke tempat pembeli.

3) Penjualan Layaway
Layaway adalah penjualan, dimana barang akan dikirimkan ketika pembeli
telah melakukan pembayaran terakhir dalam suatu rangkaian cicilan. Dalam hal
ini pendapatan diakui pada saat barang dikirimkan, kecuali jika pengalaman
menunjukkan bahwa semua penjualan terealisasi, maka pendapatan dapat
diakui ketika setoran yang signifikan (lagi-lagi tidak ada definisi yang jelas dari
signifikansi ini) diterima atas barang yang ada di tangan, diinditifikasi dan siap
dikirimkan kepada pembeli.

4) Penjualan dengan hak untuk pengembalian (right of return)


Jika terdapat ketidakpastian tentang kemungkinan pengembalian, maka
pendapatan diakui pada saat pengiriman telah secara resmi diterima oleh
pembeli atau barang telah dikirimkan dan jangka waktu untuk pengembalian
telah berlalu.

5) Perjanjian jual dan beli kembali


Apabila penjual secara bersamaan setuju untuk membeli kembali barang yang
sama di kemudian hari atau penjual memiliki opsi beli untuk membeli kembali
atau pembeli memiliki opsi jual yang mensyaratkan pembelian kembali oleh
penjual atas barang tersebut, maka pendapatan diakui jika secara substansi
penjual telah mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan. Apabila penjual
mempertahankan manfaat dan risiko (perjanjian pendanaan), maka hal tersebut
tidak menimbulkan pendapatan.

6) Penjualan Barang Konsinyasi


Jenis kesepakatan penjualan yang melibatkan hubungan antara prinsipal dan
agen juga biasa dilakukan dalam bentuk penjualan konsinyasi. Dalam
kesepakatan penjualan konsinyasi.consignor (produsen atau wholesaler)
mengirimkan kepada barang kepada consignee (diler) yaang bertindak sebagai
agen dalam menjual produk yang dimiliki oleh consignor. Consignor mengakui
pendapatan penjualan sedangkan agen mengakui komisi penjualan.

7) Trade Loading dan Channel Stuffing


Trade Loading dan Channel Stuffing merupakan keputusan serta kebijakan
manajemen dan pemasaran yang melambungkan penjualan, menyimpangkan
hasil operasi, dan menghias laporan keuangan. Jika digunakan tanpa ketentuan
yang tepat untuk retur penjualan, channel stuffing merupakan contoh.

B. Pengakuan Pendapatan Sebelum Penyerahan


Kebanyakan, pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan) digunakan
karena sebagian besar ketidakpastian mengenai proses menghasilkan laba dan harga
pertukaran sudah diketahui. Akan tetapi, dalam situasi tertentu pendapatan diakui
sebelum penyelesaian dan penyerahan. Contoh yang paling terkenal adalah akuntansi
kontrak konstruksi jangka panjang yang menggunakan metode persentase
penyelesaian.
1) Metode Persentase Penyelesaian
Pendapatan dan laba kotor diakui setiap periode berdasarkan kemajuan proses
konstruksi, yaitu, persentase penyelesaian. Biaya konstruksi ditambah laba
kotor yang dihasilkan sampai hari ini diakumulasi dalam sebuah akun
persediaan (Konstruksi dalam Proses), dan termin diakumulasi dalam akun
kontra persediaan (Tagihan atas Konstruksi dalam Proses).

2) Metode Kontrak Selesai


Pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat kontrak diselesaikan. Biaya
konstruksi diakumulasi dalam suatu akun persediaan (Konstruksi dalam
Proses), dan termin diakumulasi dalam akun kontra persediaan (Tagihan atas
Konstruksi dalam Proses).

3) Kerugian Kontrak Jangka Panjang


Dua jenis kerugian dapat timbul pada kontrak jangka panjang:
- Kerugian Periode Berjalan
Kondisi ini timbul apabila, selama konstruksi, terdapat kenaikan yang
signifikan dalam estimasi total biaya kontrak tetapi kenaikan tersebut tidak
menghilangkan semua laba kontrak. Hanya dalam metode persentase
penyelesaian saja, kenaikan estimasi biaya itu membutuhkan penyesuaian
periode berjalan sebesar kelebihan laba kotor yang diakui atas proyek itu
selama periode sebelumnya. Penyesuaian ini dicatat sebagai kerugian
periode berjalan karena merupakan perubahan estimasi akuntansi.
- Kerugian atas Kontrak yang Tidak Menguntungkan
Estimasi biaya pada akhir periode berjalan mungkin menunjukkan bahwa
kerugian akan terjadi ketika seluruh kontrak berakhir. Baik dalam metode
persentase penyelesaian maupun metode kontrak selesai, keseluruhan
perkiraan kerugian kontrak harus diakui dalam periode berjalan.

4) Pengakuan dalam Laporan Keuangan


Selain menyajikan pengungkapan laporan keuangan yang disyaratkan bagi
semua perusahaan, kontraktor konstruksi biasanya juga membuat beberapa
pengungkapan laporan keuangan yang unik. Umumnya pengungkapan
tambahan ini dibuat dalam catatan atas laporan keuangan.
5) Dasar Penyelesaian Produksi
Dalam kasus-kasus tertentu pendapatan diakui pada saat produksi telah selesai
meskipun belum ada penjualan yang dilakukan. Contoh situasi seperti ini
menyangkut logam mulia atau produk-produk pertanian dengan harga yang
pasti. Menurut dasar penyelesaian produksi, pendapatan diakui pada saat logam
ditambang atau produk pertanian dipanen karena harga jualnya dapat dipastikan
dengan layak, unit-unitnya dapat dipertukarkan, serta tidak diperlukan biaya
yang signifikan dalam mendistribusikan produk itu.

C. Pengakuan Pendapatan Setelah Penyerahan

1) Metode Akuntansi Penjualan Cicilan

Metode penjualan cicilan (installment-sales method) mengakui laba dalam


periode-periode diterimanya hasil penagihan dan bukan dalam periode
penjualan. Metode ini juga dibenarkan atas dasar bahwa bila tidak ada
pendekatan yang layak untuk mengestimasi tingkat ketertagihan, maka
pendapatan tidak boleh diakui sampai kas berhasil ditagih.

2) Metode Pemulihan Biaya

Menurut metode pemulihan biaya (cost recovery method), tidak ada laba yang
diakui sampai pembayaran kas oleh pembeli melebihi harga pokok barang
dagang yang dijual oleh penjual. Sesudah semua biaya dipulihkan penjual,
setiap tambahan kas yang tertagih dimasukkan dalam laba. Laporan laba rugi
penjual untuk periode penjualan melaporkan pendapatan penjualan, harga
pokok penjualan, dan laba kotor baik jumlah (kalau ada) yang diakui selama
periode berjalan maupun jumlah yang ditangguhkan. Laba kotor yang
ditangguhkan dikurangkan dari piutang terkait-dikurangi penagihan-di neraca.
Laporan laba rugi selanjutnya akan melaporkan laba kotor sebagai pos
pendapatan terpisah apabila diakui pada saat dihasilkan.
3) Metode Simpanan

Dalam beberapa kasus, kas diterima dari pembeli sebelum pengalihan barang
atau properti. Dalam kasus seperti ini penjual belum melaksanakan kontrak dan
tidak memiliki klaim terhadap pembeli. Di sini tidak terdapat pengalihan risiko
dan imbalan kepemilikan yang memadai agar suatu penjualan dapat dicatat.
Metode akuntansi untuk transaksi yang belum selesai ini adalah metode
simpanan (deposit method)

Daftar Pustaka

http://teguhariy.blogspot.com/2015/04/pengertian-pengakuan-serta-
pengukuran.html

Donald E. Kieso, Jerry J, Weygandt, Terry D. Warfield. 2008. Akuntansi


Intermediate. Edisi 12. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai