Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR


UPT PUSKESMAS PENGARON
Alamat : Jl. Pahlawan RT 001 RW 001 Desa Pengaron Kec. Pengaron
Kab. Banjar Kal-Sel70674 Email : pengaron6303@gmail.com

LAPORAN PERJALANAN DINAS

Kepada Yth : Kepala UPT Puskesmas Pengaron


Dari : dr. Ahmad Rezqy Fadhillah
Tanggal : 19 Desember 2019
Hal : Pertemuan/Sosialisasi Penggunaan Obat Rasional (POR) pada
Tenaga Kesehatan Puskesmas se Kab. Banjar

I PENDAHULUAN
A Umum/Latar Belakang : Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian,
diharapkan puskesmas dapat memberikan
pelayanan yang bermutu. Salah satu indikator
pelayanan farmasi yang bermutu ditunujukan
dengan penggunaan obat-obatan yang
rasional. Untuk itu maka perlu dilakukan sosialisasi
dan pembaruaan pengetahuan mengenai
penggunaan obat yang rasional pada
pelayanan puskesmas
B Landasan Hukum : Surat Perintah Tugas Nomor : 800/1721/SET-I/XII-
2019/PKM-PENG
C Maksud dan Tujuan : Mempelajari dan menambah pengetahuan
tentang penggunaan obat yang rasional

II KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN : 1. Penggunaan Obat dikatakan Rasional


apabila pasien meneruma obat yang
tepat untuk kebutuhan klinis, dalam dosis
yang memenuhi kebutuhan, untuk jangka
waktu yang cukup, dan pada biaya yang
terjangkau.
2. Kebijakan obat Nasional menjamin
ketersediaan, pemerataan dan
keterjangkauan obat, termasuk obat
esensial serta menjamin keamanan,
khasiat, dan mutu obat yang beredar serta
melindungi masyarakat dari penggunaan
yang salahdan penyalahgunaan obat.
3. Indikator Penggunaan Obat Rasional
(POR) adalah batas toleransi pemberian
antibiotik pada ISPA nonpneumonia tidak
lebih dari 20%, diare nonspesifik tidak lebih
dari 8%,injeksi pada myalgia tidak lebih dari
1%, serta rerata item obat tiap lembar
resep adalah 2,6 item.
4. Secara keseluruhan , POR di Kabupaten
banjar sudah baik yaitu >80% pada tahun
2019. Namun, Puskesmas Pengaron
memiliki angka penggunaan obat generic
terendah, yaitu sekitar 70%.
5. Dana kapitasi JKN dapat digunakan untuk
pembelian obat yang kosong di puskesmas
dengan catatan ada keterangan dari
Gudang Farmasi bahwa obat tersebut
habis.
6. Resistensi antibiotik menyebabkan
dampak terhadap peningkatan jumlah
kematian dan beban ekonomi, karena
perpanjangan lama rawat inap,
penggunaan antimikroba yang lebih
mahal dan lebih lama.
7. Penggunaan obat yang sesuai dengan
kebutuhan pasien untuk dapat mengobati
penyakit yang dialaminya serta obat
tersebut tidak membahayakan saat
diminum dan dengan biaya pengobatan
tidak sesuai dengan hal-hal tersebut maka
dapat dikatakan penggunaan pbat
tersebut tidak rasional.

III HASIL YANG DICAPAI : Menambah wawasan pengetahuan tentang


penggunaan obat rasional

IV KESIMPULAN DAN SARAN : Secara keseluruhan kegiatan


Pertemuan/Sosialisasi Penggunaan Obat
Rasional (POR) pada Tenaga Kesehatan
Puskesmas se Kab. Banjar. Dari kegiatan tersebut
diperoleh kesepakatan sebagai berikut:
berlangsung dengan cukup baik, hal ini dapat
dijadikan sebagai contoh yang baik untuk dapat
diimplementasikan di Puskesmas Pengaron,
dengan rencana kegiatan sebagai berikut :
1. Penulisan diagnose pada setiap resep
dengan kode ICD-X
2. pelaporan POR agart epat waktu
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Banjar paling lambat tanggal 5 bulan
berikutnya, dan selanjutnya Dinas
Kesehatan akan melaporkan ke
Dinkesprov Kalsel.
3. Data yang diambil adalah penyakit
tunggal dan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Banjar paling
lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
4. Penulis resep dihaprapkan mendiagnosis
secara rasional.
5. Penggantian obat-obatan oleh dispenser
agar mengonsultasikan dengan prescriber.
6. Pemanfaatan dana kapitasi untuk belanja
obat tidak terbatas pada pasien JKN saja,
tetapi untuk melayani semua pasien yang
berobat ke puskesmas.
7. Pemanfaatan dana kapitasi dalam
pembelian obat diutamakan obat
berdasarkan Formularium Obat Nasional
(FORNAS)
8. Lebih memaksimalkan dana kapitasi/JKN
untuk memenuhi obat-obatan yang
kosong di Puskesmas.
V PENUTUP : Demikian Laporan ini dibuat dan atas
perhatiannya diucapkan terimakasih.

Dibuat di : Pengaron
Pada tanggal : 20 Desember 2019

Pelapor,

1. dr. Ahmad Rezqy fadhillah : ………………


PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR
UPT PUSKESMAS PENGARON
Alamat : Jl. Pahlawan RT 001 RW 001 Desa Pengaron Kec. Pengaron
Kab. Banjar Kal-Sel70674 Email : pengaron6303@gmail.com

LAPORAN PERJALANAN DINAS LUAR DAERAH

Kepada Yth : Kepala UPT Puskesmas Pengaron


Dari : Peserta PEmbelajaran SPM, Pelaksanaan BOK dan Kinerja Puskesmas
Tanggal : 24 – 26 Juli 2019
Hal : Pembelajaran SPM, Pelaksanaan BOK dan Kinerja Puskesmas

I PENDAHULUAN
A Umum/Latar Belakang : Dalam rangka menjamin terlaksananya
pelayanan kesehatan di setiap Puskesmas perlu
mengembangkan Standar Pelayanan Minimal
(SPM). Standar Pelayanan Minimal juga
merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur
pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan
Layanan Umum terhadap masyarakat.
Untuk mendukung peningkatan akses dan mutu
pelayanan kesehatan, Pemerintah Pusat
mengalokasikan Dana Alokasi Khusus Non Fisik
Bidang Kesehatan untuk membantu Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota slaam
penyediaan dana untuk mencapai target
prioritas nasional bidang kesehatan

B Landasan Hukum : Surat Perintah Tugas Nomor : 800/ /SET-I/VII-


2019/BOK/PKM-PENG
SPPD Nomor : 890/ /SET-1/VII-2019/BOK/PKM-
PENG
C Maksud dan Tujuan : Mempelajari dan menambah pengetahuan
tentang SPM, Pelaksanaan BOK dan Kinerja
Puskesmas

II KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN : 1. Pengarahan tentang SPM, BOK, dan Kinerja


Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Malang
2. Pemaparan Capaian SPM Puskesmas
Kepanjen Tahun 2018
3. Pemaparan Pelaksanaan BOK Puskesmas
Kepanjen Tahun 2018 & 2019
4. Pemaparan Capaian Kinerja Puskesmas
Kepanjen Tahun 2018 & 2019
5. Diskusi kiat-kiat untuk mencapai capaian
Kinerja Puskesmas & SPM sesuai standar
6. Diskusi pengelolaan dan pelaksanaan BOK
Puskesmas

III HASIL YANG DICAPAI : Menambah wawasan pengetahuan tentang


SPM, Pelaksanaan BOK dan Kinerja Puskesmas

IV KESIMPULAN DAN SARAN : Untuk meningkatkan capaian Kinerja Puskesmas


dan SPM sesuai standar maka Puskesmas harus
melakukan beberapa inovasi dan meningkatkan
kerjasama dengan lintas sektor.
Dalam pelaksanaan BOK, penanggung jawab
program harus mengumpulkan rencana usulan
kegiatan sesuai dengan masalah pada capaian
program yang ditemukan untuk dilakukan
tatalaksana pada tahun berikutnya dengan
dukungan BOK

V PENUTUP : Demikian Laporan ini dibuat dan atas


perhatiannya diucapkan terimakasih.

Dibuat di : Pengaron
Pada tanggal : 27 Juli 2019

Pelapor,

1. dr. Ahmad Rezqy Fadhilah : ………………

Anda mungkin juga menyukai