Yataro Iwasaki meluncurkan perusahaan Mitsubishi pertama yang berfokus pada usaha
pengiriman pada tahun 1870. Nama dari perusahaan baru tersebut diubah menjadi Mitsukawa
Shokai pada tahun 1872 dan menjadi Mitsubishi Shokai pada tahun 1874. Yataro memilih
emblem perusahaan yang menggabungkan tiga daun ek yang menjadi lambang keluarga Tosa
dan tiga berlian dari lambang keluarganya. Emblem ini menjadi sumber dari nama Mitsubishi,
yang berarti "tiga berlian." Yataro menunjukkan jiwa patriotisme pada tahun 1874,
menyediakan kapal untuk mengangkut pasukan Jepang ke Taiwan. Pemerintah berterima kasih
atas jasa tersebut, dan memberinya penghargaan berupa 30 kapal. Yataro mengubah nama
perusahaannya menjadi Mitsubishi Mail Steamship pada tahun 1875, ketika perusahaan
mewarisi karyawan dan fasilitas sebuah layanan pos yang dibubarkan oleh pemerintah.
Manajemen Mitsubishi semakin modern ketika putra Yanosuke, Koyata, menggantikan Hisaya
sebagai presiden tahun 1916. Koyata, tamatan Cambridge University, menggabungkan divisi-
divisi sebagai perusahaan semi-otonom. Ia mengarahkan Mitsubishi menjadi yang terdepan di
sektor-sektor seperti permesinan, peralatan kelistrikan, dan bahan kimia. Perusahaan-
perusahaan yang nantinya menjadi Mitsubishi Heavy Industries membuat mobil, pesawat, tank,
dan bus. Dan Mitsubishi Electric menjadi yang terdepan dalam permesinan listrik dan peralatan
rumah tangga.
Keluarga Iwasaki melepaskan sebagian kontrolnya atas Mitsubishi melalui penawaran saham
perusahaan induk kepada publik. Di akhir Perang Dunia II, investor luar memegang lebih dari
setengah ekuitas. Koyata Iwasaki mendorong para manajer dan karyawan agar keluar dari
xenofobia (ketidaksukaan terhadap segala hal yang berbau asing) yang melanda Jepang selama
tahun-tahun peperangan. "Ada banyak orang Inggris dan Amerika di antara mitra bisnis kita,"
ia mengingatkan para eksekutif Mitsubishi tidak lama setelah merebaknya sikap bermusuhan.
"Mereka teman kita, yang telah menjalankan proyek bersama kita dan mempunyai kepentingan
yang sama dengan kita. Ketika perdamaian telah kembali, mereka juga kembali menjadi
sahabat yang baik dan setia."
Setelah perang, pasukan pendudukan sekutu meminta pembubaran grup-grup industri besar
Jepang. Kantor Pusat Mitsubishi dibubarkan 30 September 1946, dan banyak dari perusahaan
Mitsubishi pecah menjadi perusahaan-perusahaan kecil. Cabang perdagangan pecah menjadi
139 perusahaan. Mitsubishi Heavy Industries menjadi tiga perusahaan regional. Sebagian besar
perusahaan Mitsubishi meninggalkan nama dan emblem Mitsubishi karena tekanan dari
pasukan pendudukan. Ketika pecah Perang Korea, kebijakan pendudukan bergeser ke arah
rekonstruksi industri dan ekonomi. Sebagian perusahaan Mitsubishi bergabung kembali, dan
sebagian besar mulai menggunakan nama dan emblem Mitsubishi lagi. Namun otonomi
masing-masing tetap dipertahankan. Pencapaian perusahaan-perusahaan tersebut secara
individual dan independen jauh melampaui yang pernah mereka capai sebagai sebuah
perusahaan tunggal. Pada saat yang sama, mereka mendapat keuntungan dari perasaan bersama
sebagai komunitas yang terbentuk dari sejarah dan budaya perusahaan yang sama.
Levers of Control
Mitsubishi telah membuat Struktur Organisasi yang jelas dan tidak beresiko secara tertulis dan
memperketat dalam proses perekrutan karyawan dan membatasi usia karyawan yang masih
boleh bekerja. Hal ini menyebabkan Visi Perusahaan dapat tercapai tanpa mengabaikan
kesejahteraan karyawan. Selain itu perusahaan juga sudah dengan jelas mengkomunikasikan
target yang ingin dicapai pada setiap karyawannya, sehingga tujuan karyawan akan sejajar
dengan tujuan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga telah membuat peraturan secara tertulis
serta memfasilitasi semua kegiatan operasional perusahaan dengan lengkap agar tujuan
perusahaan dapat tercapai maksimal. Hal ini juga akan menciptakan budaya organisasi yang
lebih baik. Mitsubishi juga telah memberlakukan sistem kompensasi, sehingga hal ini
memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik. Namun akan lebih baik jika perusahaan juga
menerapkan punishment system, karena tidak semua orang akan termotivasi pada imbalan
semata, ada beberapa orang yang harus ditekan agar mampu mengeluarkan performa
terbaiknya.
Mitsubishi Hybrid
Kendaraan baru yang dikeluarkan Mitsubishi ini menggunakan konsep PHEV (Plug-In Hybrid
Electric Vehicle), dimana kendaraan ini dibuat agar mampu menyatukan antara kendaraan yang
ramah lingkungan, tanpa mengorbankan performa mesinnya, bahkan kendaraan listrik
mitsubishi ini diklaim mempunyai akselerasi yang lebih cepat dibandingkan versi bensinnya.
Mobil berteknologi PHEV ini kabarnya memiliki tiga mode penggerak untuk mendapatkan
kinerja paling efisien dari motor listrik kembarnya dan mesin bensin yang sangat efisien.
Teknologi inovatif ini menawarkan efisiensi luar biasa dan perjalanan yang mulus dan tenang
tanpa mengorbankan kenyamanan, ukuran, kinerja, atau kenyamanan. Canggih namun praktis,
kendaraan hybrid terbaru dari Mitsubishi ini merupakan salah satu inovasi dari Mitsubishi
Motors dalam bersain di segmen baru industri otomotif. Mobil ini merupakan jawaban dari
Mitsubishi terhadap masyarakat yang mulai menyadari permasalahan iklim global.
Environmental sustainability
Untuk mengatasi berbagai faktor yang menyebabkan masalah lingkungan, Mitsubishi Electric
Group harus menyatukan keinginan masing-masing dan setiap orang, dan berusaha untuk
menciptakan nilai baru untuk masa depan yang berkelanjutan. Mitsubishi Electric Group akan
menggunakan beragam aset teknologi di seluruh area bisnis yang luas untuk menyelesaikan
berbagai masalah lingkungan, termasuk perubahan iklim, daur ulang sumber daya, dan
keharmonisan dengan alam di seluruh rantai nilai. Mitsubishi Electric Group harus
menggunakan kekuatan internal dan eksternal, menggabungkannya saat diminta untuk
menyelesaikan masalah yang sulit, dan menghadapi tantangan pengembangan teknologi dan
inovasi bisnis untuk generasi mendatang. Mitsubishi Electric Group akan mempromosikan
dialog aktif, kolaborasi, dan penciptaan bersama dengan banyak orang dan entitas di luar Grup,
mempublikasikan dan berbagi nilai-nilai dan gaya hidup baru yang akan menghasilkan
kehidupan yang nyaman, selaras dengan alam.
Value Chain