PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara sendiri-sendiri disebut sebagai PIHAK dan
secara bersama-sama disebut sebagai PARA PIHAK. ----------------------------------------------------
1. Bahwa hak penggunaan atas tanah di Kawasan JIEP, Kota Administrasi Jakarta Timur,
dilaksanakan dengan memperhatikan dan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku terkait ijin prinsip pengelolaan Kawasan Industri Pulogadung,
kawasan industri, dan hak pengelolaan, serta maksud dan tujuan penggunaannya tunduk
dan diatur di dalam Surat Perjanjian Penggunaan Tanah (SPPT) ini yang ditandatangani
oleh PIHAK PERTAMA selaku Pengelola Kawasan JIEP dan PIHAK KEDUA selaku
Perusahaan Industri yang menggunakan tanah di Kawasan JIEP. --------------------------------
2. Bahwa tanah yang terletak di Jalan Rawasumur III Kaveling Blok CC. 1 B, Kota
Administrasi Jakarta Timur, seluas 1.579 M2 (seribu lima ratus tujuh puluh sembilan meter
persegi) berada di dalam area Kawasan Industri Pulogadung dalam pengelolaan PIHAK
PERTAMA berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor Ib.3/2/35/1969 Tertanggal 20 Mei 1969 juncto Surat Keputusan Gubernur
Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor Ea.3/2/59/1970 Tertanggal 21 Nopember
1970, untuk selanjutnya disebut : TANAH KAVELING. -----------------------------------------
--------
4. Bahwa sebagaimana butir 3 huruf b di atas adalah bukti Peralihan Penggunaan TANAH
KAVELING dari pengguna sebelumnya yaitu PT Metapresindo Utama kepada PIHAK
KEDUA (PT Mekar Presindo Utama), dan PIHAK KEDUA telah membayarkan Peralihan
TANAH KAVELING tersebut kepada PIHAK PERTAMA dengan bukti Kwitansi Nomor
3670/KWT-JIEP/12/14 tanggal 17 Desember 2014, sehingga dengan demikian PIHAK
KEDUA adalah satu-satunya pihak yang diakui mempunyai hubungan hukum dengan
PIHAK PERTAMA terhitung sejak tanggal Pembayaran Peralihan tersebut. ------------------
2
SPPT PT Mekar Presindo Utama (Blok CC.1 B)
Paraf Pihak Pertama : Paraf Pihak Kedua :
5. Bahwa periode penggunaan awal TANAH KAVELING di Kawasan JIEP ditetapkan
selama 30 (tiga puluh) tahun terhitung sejak tanggal 18 November 1993 SPPTI Nomor
37.I/1993 tanggal 18 November 1993 dan berakhir pada tanggal 17 November 2023,
sehingga karenanya perlu diatur penggunaan untuk periode perpanjangannya ke dalam
SPPT ini guna menyesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku terkait kawasan industri dan/atau ketentuan Tata Tertib Kawasan JIEP (Estate
Regulation). --------
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK telah sepakat dan setuju untuk saling
mengikatkan diri secara hukum serta menandatangani SPPT ini dengan ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat sebagai berikut : --------------------------------------------------------------------------------
Pasal 1
DEFINISI
4. Surat Perjanjian Penggunaan Tanah (SPPT) adalah perjanjian yang dibuat secara tertulis
dan ditandatangani oleh PT JIEP dan Pengguna Tanah Kaveling yang memuat antara lain :
lokasi dan luas tanah kaveling, tujuan penggunaan, jangka waktu penggunaan awal, hak
dan kewajiban, dan ketentuan lainnya terkait penggunaan, serta merupakan tanda bukti ijin
yang diberikan oleh PT JIEP kepada Pengguna Tanah Kaveling untuk menggunakan tanah
kaveling dimaksud. --------------------------------------------------------------------------------------
5. Surat Perjanjian Perpanjangan Penggunaan Tanah (SP3T) adalah perjanjian yang dibuat
secara tertulis dan ditandatangani oleh PT JIEP dan Pengguna Tanah Kaveling untuk
memperpanjang hak penggunaan Tanah Kaveling selama jangka waktu yang ditentukan
dalam SP3T tersebut. -----------------------------------------------------------------------------------
6. Periode Awal Penggunaan Tanah adalah suatu kurun waktu penggunaan tanah yang
ditentukan paling lama 30 (tiga puluh) tahun terhitung sejak tanggal ditandatanganinya
surat perjanjian penggunaan tanah pertamakali oleh PIHAK PERTAMA dan Pihak
Pengguna Tanah (Pengguna Awal). ------------------------------------------------------------------
-------------
7. Periode Perpanjangan Penggunaan Tanah adalah suatu kurun waktu perpanjangan
penggunaan tanah yang ditentukan paling lama 20 (dua puluh) tahun. --------------------------
8. Periode Penggunaan Selisih Antar Waktu adalah suatu kurun waktu perpanjangan
penggunaan tanah terhitung sejak tanggal berakhirnya periode awal penggunaan tanah
sampai dengan tanggal ditandatanganinya SP3T oleh PARA PIHAK. --------------------------
9. Biaya Penggunaan Tanah (BPT) adalah biaya yang dibebankan kepada Pengguna Tanah
Kaveling sebagai kompensasi atas penggunaan tanah kaveling selama periode awal
penggunaan yang telah ditentukan di dalam SPPT. ------------------------------------------------
-
10. Biaya Perpanjangan Penggunaan Tanah (BPPT) adalah biaya yang dibebankan kepada
Pengguna Tanah Kaveling sebagai kompensasi atas perpanjangan penggunaan tanah
kaveling selama periode penggunaan yang telah ditentukan di dalam SP3T. -------------------
11. Biaya Pengalihan Penggunaan Tanah dan/atau Bangunan (BP2TB) adalah biaya yang
dibebankan kepada Pengguna Tanah Kaveling dan/atau Pihak Lain sebagai kompensasi
atas pemberian ijin untuk mengalihkan sebagian hak penggunaan Tanah Kaveling yang
telah ditentukan di dalam SPPT maupun SP3T kepada Pihak Lain. -----------------------------
-------
12. Biaya Peralihan adalah biaya yang dibebankan kepada Pengguna Tanah Kaveling dan/atau
Pihak Lain (baik perusahaan afiliasi maupun bukan afiliasi) sebagai kompensasi atas
pemberian ijin untuk mengalihkan seluruh hak penggunaan Tanah Kaveling dengan cara
mengalihkan kedudukan hukum sebagai Pengguna Tanah Kaveling sebagaimana telah
ditentukan di dalam SPPT maupun SP3T. -----------------------------------------------------------
4
SPPT PT Mekar Presindo Utama (Blok CC.1 B)
Paraf Pihak Pertama : Paraf Pihak Kedua :
13. Biaya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kawasan adalah biaya yang dibebankan kepada
Pengguna Tanah Kaveling sebagai kontribusi secara bersama-sama atas beban biaya
pemeliharaan sarana dan prasarana Kawasan JIEP. ------------------------------------------------
Pasal 2
TANAH KAVELING DAN PENGGUNAANNYA
(2) Apabila akan melakukan perubahan kegiatan yang telah dinyatakan di dalam Ayat (1)
Pasal ini, maka PIHAK KEDUA terlebih dahulu harus menyampaikan rencana perubahan
tersebut secara tertulis dan terperinci kepada PIHAK PERTAMA guna dilakukan
penelitian terhadap kesesuaiannya dengan perencanaan detail tata ruang wilayah Kawasan
JIEP/Provinsi DKI Jakarta dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
terkait kawasan industri. Apabila rencana perubahan kegiatan masih dapat diperkenankan
di Kawasan JIEP Jakarta Timur dan/atau masih sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku terkait Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kawasan
JIEP/Provinsi DKI Jakarta, maka PARA PIHAK akan menuangkannya ke dalam
ADDENDUM yang merupakan satu kesatuan tidak terpisahkan dengan SPPT ini. -----------
---------------------------------------------
(3) Apabila dalam penggunaan TANAH KAVELING tersebut PIHAK KEDUA bermaksud
untuk bekerja sama dengan Pihak Lain (baik pihak afiliasi maupun bukan pihak afiliasi,
baik sebagian maupun seluruhnya), maka PIHAK KEDUA terlebih dahulu harus
menyampaikan maksud dan rencana kerja sama tersebut kepada PIHAK PERTAMA guna
dilakukan penelitian terhadap kesesuaiannya dengan perencanaan detail tata ruang wilayah
Kawasan JIEP/Provinsi DKI Jakarta dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku terkait kawasan industri. Apabila maksud dan rencana kerja sama tersebut
masih dapat ditampung dan/atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku terkait Rencana Detail Tata Ruang Kawasan JIEP, maka akan dituangkan ke
dalam suatu Perjanjian secara tertulis yang dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK
dan Pihak Lain dimaksud. -----------------------------------------------------------------------------
--------------------
5
SPPT PT Mekar Presindo Utama (Blok CC.1 B)
Paraf Pihak Pertama : Paraf Pihak Kedua :
(4) Pihak Lain sebagaimana tersebut dalam Ayat (3) Pasal ini dikenakan kewajiban
pembayaran berupa BP2TB sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh PIHAK
PERTAMA. ----------
(5) PARA PIHAK sepakat dan setuju bahwa SPPT ini dianggap sekaligus merupakan serah
terima Penggunaan TANAH KAVELING tersebut dari PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA. ----------------------------------------------------------------------------------------
----------
(6) Dengan ditandatanganinya SPPT ini oleh PARA PIHAK pada hari dan tanggal tersebut di
atas, maka terhitung sejak hari dan tanggal tersebut PIHAK PERTAMA tidak lagi
memiliki kewenangan untuk menggunakan TANAH KAVELING tersebut dan segala
resiko yang timbul/terjadi berkaitan dengan penggunaan TANAH KAVELING
sepenuhnya beralih dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, kecuali terkait
jaminan penggunaan tanah yang diatur di dalam SPPT ini. ---------------------------------------
---------------------------------
Pasal 3
PERIODE PENGGUNAAN TANAH
(2) PIHAK PERTAMA memberikan hak yang didahulukan (privilege) kepada PIHAK
KEDUA untuk memperpanjang atau memperbaharui periode penggunaan TANAH
KAVELING tersebut setelah memenuhi ketentuan dan tata cara penggunaan tanah yang
ditetapkan atau yang akan ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. ---------------------------------
-------------------
(3) Sekurang-kurangnya dalam waktu 2 (dua) tahun sebelum periode penggunaan TANAH
KAVELING berakhir, PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyampaikan surat
permohonan perpanjangan atau pembaharuan periode penggunaan TANAH KAVELING
kepada PIHAK PERTAMA. --------------------------------------------------------------------------
6
SPPT PT Mekar Presindo Utama (Blok CC.1 B)
Paraf Pihak Pertama : Paraf Pihak Kedua :
diberitahukan secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kerja. ------
Pasal 4
BPPT
(1) Atas penggunaan TANAH KAVELING pada periode penggunaan tanah sesuai SPPT ini,
PIHAK KEDUA tidak dikenakan kewajiban untuk melunasi pembayaran BPPT kepada
PIHAK PERTAMA karena telah melakukan pembayaran Development Charge sesuai
Surat Perjanjian Penggunaan Tanah Industri (SPPTI) Nomor 37.I/1993 tanggal 18
November 1993. ----------------------------------------------------------------------------------------
-------------
(2) Dalam hal terjadi pengakhiran SPPT ini oleh PIHAK KEDUA sebelum berakhirnya jangka
waktu SPPT ini yang di luar hal dan/atau kondisi Keadaan Memaksa/Force Majeure sesuai
SPPT ini, maka PIHAK PERTAMA tidak mengembalikan Development Charge yang telah
dibayarkan oleh PIHAK KEDUA, kecuali pengakhiran SPPT ini dikarenakan kesalahan
dari PIHAK PERTAMA. ------------------------------------------------------------------------------
------
Pasal 5
PERPANJANGAN ATAU PEMBAHARUAN SHGB
(1) Apabila PIHAK KEDUA akan memperpanjang atau memperbaharui SHGB atas TANAH
KAVELING tersebut, maka diwajibkan terlebih dahulu menyampaikan permohonan secara
tertulis kepada PIHAK PERTAMA guna memperoleh Surat Rekomendasi Perpanjangan
atau Pembaharuan SHGB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, Surat Rekomendasi perpanjangan atau pembaharuan diberikan setelah PIHAK
KEDUA bersedia/setuju/karena sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
menandatangani kesepakatan bersama bahwa PIHAK KEDUA akan meletakkan SHGB-
nya di atas SHPL PIHAK PERTAMA yang sedang dimohonkan ke instansi yg berwenang.
-----
(2) Surat Rekomendasi akan diterbitkan oleh PIHAK PERTAMA dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut : --------------------------------------------------------------------------------
a. Ketaatan atau kepatuhan PIHAK KEDUA terhadap ketentuan SPPT, ketentuan yang
dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA terkait dengan Kawasan JIEP (Estate
Regulation), dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. ---------------------
b. Ketentuan rencana detail tata ruang wilayah dan/atau perencanaan tata ruang
(Masterplan) Kawasan JIEP Jakarta Timur. --------------------------------------------------
Pasal 6
KEGIATAN PEMBANGUNAN GEDUNG
7
SPPT PT Mekar Presindo Utama (Blok CC.1 B)
Paraf Pihak Pertama : Paraf Pihak Kedua :
(1) Dalam hal PIHAK KEDUA akan melakukan pembangunan gedung di atas TANAH
KAVELING tersebut, dan/atau mengadakan perubahan/penambahan luas bangunan, harus
memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: ---------------------------------------------------
a. Terlebih dahulu memperoleh rekomendasi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari
PIHAK PERTAMA setelah PIHAK KEDUA memenuhi seluruh persyaratan yang
diperlukan dan PIHAK PERTAMA wajib untuk memberikan rekomendasi tersebut
dengan mempertimbangkan segala persyaratan yang diperlukan untuk itu sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk Estate Regulation dari
PIHAK PERTAMA; -----------------------------------------------------------------------------
b. Untuk pemberian rekomendasi IMB, PIHAK KEDUA tidak dibebankan biaya; -------
c. Memulai kegiatan pengurusan IMB dan memulai pembangunan segera setelah
rekomendasi IMB dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA. ---------------------------------
d. Menyelesaikan seluruh kegiatan pembangunan gedung paling lama 36 (tiga puluh
enam) bulan terhitung sejak hari dan tanggal rekomendasi dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA (apabila pada kenyataannya pembangunan gedung tersebut melebihi
jangka waktu yang ditentukan dikarenakan adanya sistuasi atau kondisi tertentu yang
telah disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, maka PARA
PIHAK sepakat untuk mengevaluasi perpanjangan jangka waktu pembangunan
gedung tersebut). ---------------------------------------------------------------------------------
e. Memenuhi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait
dengan perijinan dan/atau prosedur pembangunan gedung. -------------------------------
(2) Apabila PIHAK KEDUA melanggar ketentuan Ayat (1) Pasal ini, maka segala akibat
hukum yang timbul dari dan karenanya menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK
KEDUA sepenuhnya. Khusus pelanggaran terhadap Ayat (1) Butir d Pasal ini tanpa
penjelasan yang diterima oleh PIHAK PERTAMA, maka hal tersebut dianggap oleh
PIHAK PERTAMA sebagai perbuatan menelantarkan tanah. ------------------------------------
-------------------------
(3) PIHAK PERTAMA atau pihak lain yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA, berhak untuk
mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan gedung, sesuai dengan
rencana yang disetujui oleh pejabat atau instansi yang berwenang. -----------------------------
(4) Segala biaya yang timbul berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait
dengan kegiatan pembangunan gedung merupakan beban dan tanggungan dari PIHAK
KEDUA. --------------------------------------------------------------------------------------------------
(5) Apabila PIHAK KEDUA, setelah berakhirnya periode penggunaan TANAH KAVELING
sesuai SPPT ini, tidak bermaksud untuk memperpanjang periode penggunaan TANAH
KAVELING tersebut, maka atas gedung dan/atau sarana lainnya harus dibongkar dalam
kurun waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal berakhirnya SPPT ini dengan beban
biaya dan tanggungan dari PIHAK KEDUA sepenuhnya. ----------------------------------------
--------
Pasal 7
PENGENAAN BIAYA SEWA TANAH
8
SPPT PT Mekar Presindo Utama (Blok CC.1 B)
Paraf Pihak Pertama : Paraf Pihak Kedua :
(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak mengajukan permohonan perpanjangan atau pembaharuan
periode penggunaan TANAH KAVELING, maka terhitung sejak Tanggal berakhirnya
periode penggunaan TANAH KAVELING dalam SPPT ini maka secara otomatis PIHAK
KEDUA dikenakan Biaya Sewa Tanah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
PIHAK PERTAMA. ------------------------------------------------------------------------------------
(2) Pembayaran Biaya Sewa Tanah dan PPN tersebut harus dilakukan secara sekaligus dimuka
bersamaan atau pada saat dilakukannya pembayaran BPPT atas perpanjangan atau
pembaharuan penggunaan TANAH KAVELING tersebut. ---------------------------------------
(3) Berlaku syarat dan ketentuan pembayaran yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. -------
Pasal 8
JAMINAN PENGGUNAAN TANAH
PIHAK PERTAMA menjamin PIHAK KEDUA bahwa TANAH KAVELING yang digunakan
tersebut tidak dalam sengketa, sitaan, atau sebagai jaminan pada Bank, demikian juga terhadap
gangguan/tuntutan dari pihak manapun yang menyatakan mempunyai hak atas TANAH
KAVELING tersebut. Oleh karena itu, apabila hal tersebut timbul maka penyelesaian
permasalahan yang terjadi dilakukan dan menjadi beban tanggung jawab PIHAK PERTAMA. ---
Pasal 9
BIAYA PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA KAWASAN
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk membayar biaya pemeliharaan sarana dan prasarana
kawasan (maintenance fee) selama periode penggunaan TANAH KAVELING dalam SPPT
ini sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. ------------------------
(2) Besarnya biaya pemeliharaan sarana dan prasarana kawasan (maintenance fee) untuk
periode perpanjangan atau pembaharuan penggunaan TANAH KAVELING oleh PIHAK
KEDUA sesuai ketentuan yang akan ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. --------------------
-----------
(3) Berlaku syarat dan ketentuan pembayaran yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. -------
Pasal 10
HAK DAN KEWAJIBAN
10
SPPT PT Mekar Presindo Utama (Blok CC.1 B)
Paraf Pihak Pertama : Paraf Pihak Kedua :
d. Untuk rekomendasi-rekomendasi dimaksud dalam Ayat (2) Huruf c Pasal ini tidak
dibebankan biaya dalam bentuk apapun. -----------------------------------------------------
e. Berkewajiban untuk memenuhi seluruh ketentuan di dalam SPPT ini. -------------------
f. Berkewajiban untuk menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA berupa fotokopi
SHGB atas TANAH KAVELING tersebut yang telah dilegalisir oleh pejabat atau
instansi pemerintah yang berwenang dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua)
minggu setelah SHGB tersebut diterima oleh PIHAK KEDUA, dengan ketentuan
bahwa dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak saat surat rekomendasi dari PIHAK
PERTAMA diterima oleh PIHAK KEDUA harus sudah diajukan proses permohonan
perpanjangan atau pembaharuan SHGB tersebut ke instansi pemerintah yang
berwenang. ------------------
g. Berhak untuk mengajukan permohonan penerbitan, perpanjangan, dan/atau
pembaharuan SHGB atas TANAH KAVELING tersebut setelah memperoleh
rekomendasi dari PIHAK PERTAMA. -------------------------------------------------------
h. Berhak untuk memperoleh pelayanan sebagai pihak yang menggunakan TANAH
KAVELING dari PIHAK PERTAMA. -------------------------------------------------------
Pasal 11
SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH KAVELING
(1) TANAH KAVELING tidak dapat diagunkan oleh PIHAK KEDUA kepada pihak manapun
juga, kecuali telah memperoleh rekomendasi persetujuan secara tertulis dari PIHAK
PERTAMA. ----------------------------------------------------------------------------------------------
(2) Setiap permohonan penerbitan, perpanjangan, atau pembaharuan SHGB atas TANAH
KAVELING tersebut oleh PIHAK KEDUA kepada instansi pemerintah yang berwenang
terlebih dahulu harus memperoleh rekomendasi persetujuan, termasuk dalam hal atas
bidang TANAH KAVELING dimaksud belum diterbitkan sertipikat HPL-nya dari PIHAK
PERTAMA sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(termasuk peraturan teknis yang diterbitkan oleh instansi pemerintah yang
berwenang/terkait). -------------------------------------------------------------------------------------
(3) Sekurang-kurangnya dalam waktu 2 (dua) tahun sebelum jangka waktu SHGB atas
TANAH KAVELING berakhir, PIHAK KEDUA diwajibkan untuk mengajukan
permohonan perpanjangan atau pembaharuan SHGB kepada instansi pemerintah yang
berwenang dengan terlebih dahulu harus mengajukan permohonan kepada PIHAK
PERTAMA untuk rekomendasi persetujuan, termasuk dalam hal atas bidang TANAH
KAVELING dimaksud belum diterbitkan sertipikat HPL-nya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (termasuk peraturan teknis yang diterbitkan
oleh instansi pemerintah yang berwenang/terkait). -------------------------------------------------
------------------------------
(4) PIHAK PERTAMA memberikan jaminan kepada PIHAK KEDUA untuk memperoleh
surat rekomendasi perpanjangan atau pembaharuan SHGB, surat rekomendasi balik nama,
dan surat rekomendasi hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat
(2) Pasal ini sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, serta PIHAK KEDUA tidak dikenakan biaya oleh PIHAK
PERTAMA. ------
11
SPPT PT Mekar Presindo Utama (Blok CC.1 B)
Paraf Pihak Pertama : Paraf Pihak Kedua :
(5) Apabila atas TANAH KAVELING tersebut telah terlebih dahulu diterbitkan SHGB
sebelum diterbitkannya SHPL, maka demi tertib administrasi dan ketaatan pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku terkait hak pengelolaan dengan ini PIHAK KEDUA
menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan untuk dilakukan pencatatan pada buku SHGB
atas bidang TANAH KAVELING tersebut yang memberikan penunjuk bahwa bidang
TANAH KAVELING dalam SHGB tersebut berada di atas hak pengelolaan PIHAK
PERTAMA sesuai dengan perencanaan peruntukan dan penggunaan perkavelingan yang
ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA dalam rangka pengamanan aset-aset tanah negara. -----
-------------------
(6) Dalam rangka tertib administrasi Database Registrasi Pengguna Tanah Kaveling PT JIEP,
PIHAK KEDUA diwajibkan untuk menyerahkan fotokopi legalisir SHGB atas TANAH
KAVELING tersebut dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak
penandatanganan SP3T atau setelah SHGB tersebut diterima oleh PIHAK KEDUA dari
BPN/Kantor Pertanahan setempat. -------------------------------------------------------------------
Pasal 12
PAJAK
Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dilakukan secara sekaligus dimuka bersamaan
dengan pembayaran BPPT tersebut di atas. Adapun segala bentuk dan jenis pajak lainnya yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah DKI Jakarta kepada masing-masing pihak
akan tetap merupakan beban masing-masing pihak yang bersangkutan. -------------------------------
Pasal 13
PAKTA INTEGRITAS
(1) PARA PIHAK berkomitmen untuk mendukung gerakan anti Korupsi, Kolusi, dan/atau
Nepotisme, tidak akan melakukan perbuatan dalam bentuk apapun secara melawan hukum
yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri, orang lain, atau kelompok usaha
tertentu, serta tidak akan menggunakan prasarana dan sarana yang ada di Kawasan JIEP
tidak sesuai dengan peruntukkannya. ----------------------------------------------------------------
----------------
(2) PIHAK KEDUA tidak akan melakukan praktek suap, pemberian hadiah (gratifikasi), atau
bentuk lain apapun yang patut dapat mengira bahwa dengan melakukan hal tersebut akan
memperoleh pelayanan dari PIHAK PERTAMA yang tidak sesuai dengan prosedur
dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. -------------------------------
-----------
12
SPPT PT Mekar Presindo Utama (Blok CC.1 B)
Paraf Pihak Pertama : Paraf Pihak Kedua :
(4) PARA PIHAK berkomitmen untuk tidak membuka, mengungkapkan, menyiarkan,
dan/atau menyebarluaskan data atau informasi milik PARA PIHAK dalam bentuk apapun
kepada pihak di luar SPPT ini, baik tertulis ataupun tidak tertulis, yang diperoleh atau
diketahui secara langsung ataupun tidak langsung (yang diperoleh dengan cara-cara tidak
patut atau melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku). Kewajiban
di atas tidak berlaku atas data atau informasi yang dikecualikan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dibidang keterbukaan informasi publik, yang diperoleh
sendiri atau dari pihak lain secara sah, diminta oleh instansi yang berwenang untuk
kepentingan proses hukum, atau yang telah memperoleh persetujuan secara tertulis dari
pemilik data atau informasi. ---------------------------------------------------------------------------
----------------------
(5) Atas pelanggaran terhadap PAKTA INTEGRITAS ini, PARA PIHAK bersedia dikenakan
sanksi moral, sanksi administrasi, atau sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. ------------------------------------------------------------------
Pasal 14
DOKUMEN LINGKUNGAN
(2) PIHAK PERTAMA akan memberikan Surat Keterangan atau Surat Rekomendasi yang
dibutuhkan PIHAK KEDUA, setelah :---------------------------------------------------------------
a. PIHAK KEDUA menandatangani SPPT; -----------------------------------------------------
b. PIHAK KEDUA menyerahkan dokumen tersebut di atas, atau paling tidak pernyataan
bahwa dokumen dimaksud sedang dalam proses;--------------------------------------------
c. PIHAK KEDUA menyerahkan Berita Acara Sampling Pemantauan Kualitas Air,
Udara dan Kebisingan Sebagai kelengkapan Penyusunan UKL, UPL, dan/atau DPLH
pada saat pengambilan Surat Rekomendasi/Keterangan/Stiker. ---------------------------
Pasal 15
PENATAAN DAN PEMELIHARAAN LINGKUNGAN
(1) PIHAK PERTAMA dapat memberikan ijin kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan
penataan dan pemeliharaan taman guna mewujudkan lingkungan yang indah, asri, nyaman
dan tertata dengan baik serta memenuhi ketentuan mengenai lingkungan hidup yang
berlaku.
(2) PIHAK KEDUA melaksanakan kegiatan penataan dan pemeliharaan taman sesuai dengan
spesifikasi dan syarat-syarat teknis pekerjaan (bestek) yang dibuat dan disepakati oleh
PARA PIHAK. ------------------------------------------------------------------------------------------
(3) PIHAK KEDUA dapat menunjuk pihak lainnya sebagai kontraktor pelaksana yang
rnempunyai kompetensi Bidang Pertamanan dan memiliki pengalaman yang cukup untuk
melaksanakan kegiatan penataan dan pemeliharaan taman. ---------------------------------------
(4) PIHAK PERTAMA dan/atau PIHAK KEDUA akan melaksanakan pengawasan serta
memberikan petunjuk-petunjuk teknis dalam pelaksanaaan penataan dan pemeliharaan
taman yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA. ---------------------------------------------------
(5) PIHAK KEDUA wajib memperhatikan kebutuhan makan/minum bagi seluruh karyawan di
dalam lingkungan usaha PIHAK KEDUA dan berkoordinasi dengan PIHAK PERTAMA
untuk mengupayakan sterilisasi Pedagang Kaki Lima (PKL) di sepanjang lingkungan
Pertamanan PIHAK KEDUA. -------------------------------------------------------------------------
(7) Pihak yang mengetahui adanya gangguan terhadap taman wajib memberitahukan kepada
Pihak lainnya untuk kemudian bersama-sama secara cepat mengambil tindakan yang
diperlukan agar fungsi dan manfaat taman tetap terjaga dengan baik. ---------------------------
(8) PARA PIHAK sepakat dan setuju bahwa guna kemanfaatan bersama dan untuk menjaga
lingkungan taman tetap nyaman, aman, teduh dan indah, PIHAK KEDUA diperkenankan
untuk melakukan perubahan-perubahan, renovasi terhadap desain taman serta taman itu
sendiri selama SPPT ini berlangsung dengan memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari
PIHAK PERTAMA. ------------------------------------------------------------------------------------
14
SPPT PT Mekar Presindo Utama (Blok CC.1 B)
Paraf Pihak Pertama : Paraf Pihak Kedua :
(9) Dengan persetujuan PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dapat melakukan bentuk-
bentuk kegiatan promosi produk (pemasangan reklame/outdoor branding) dan kegiatan
terkait ketentuan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup pada taman. -------------
---------
(10) Letak obyek penataan dan pemeliharaan lingkungan (Taman) terletak di sekitar TANAH
KAVELING yang digunakan oleh PIHAK KEDUA. ----------------------------------------------
(11) Seluruh biaya penataan dan pemeliharaan termasuk biaya perencanaan dan pengawasan
menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA, sedangkan untuk biaya pengamanan
Taman terhadap masyarakat yang mengganggu atau merusak Taman, termasuk pedagang
kaki lima (PKL) akan ditanggung oleh PIHAK PERTAMA. -------------------------------------
Pasal 16
BERAKHIRNYA PENGGUNAAN TANAH
(2) Dalam hal SPPT ini berakhir sesuai/berdasar ketentuan Ayat 1a, Ayat 1b, Ayat 1c, Ayat
1e, dan Ayat 1f Pasal ini, maka PIHAK KEDUA harus menyerahkan kembali TANAH
KAVELING tersebut kepada PIHAK PERTAMA seperti dalam kondisi semula sesuai saat
serah terima Penggunaan TANAH KAVELING pertamakali, dan seluruh biaya (baik
BPPT maupun biaya lainnya) yang telah dibayarkan PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA tidak dapat dikembalikan kepada PIHAK KEDUA sehingga karenanya
15
SPPT PT Mekar Presindo Utama (Blok CC.1 B)
Paraf Pihak Pertama : Paraf Pihak Kedua :
menjadi milik PIHAK PERTAMA, serta biaya-biaya yang timbul sebagai akibat
pengakhiran SPPT menjadi beban dan tanggungan dari PIHAK KEDUA. ---------------------
-----------------------
(3) Pengakhiran SPPT ini oleh PIHAK PERTAMA hanya dapat dilakukan dalam hal terjadi
kondisi sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1d guna kepentingan Negara, keperluan
Pemerintah (baik Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah selaku Pemegang Saham),
dan/atau untuk kepentingan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. --------------------------------------------------------------------------------------------
Pasal 17
KEADAAN MEMAKSA/FORCE MAJEURE
(1) Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa adalah, termasuk tapi tidak terbatas pada,
terjadinya perubahan undang-undang, peraturan-peraturan atau instruksi-instruksi yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, kebakaran, ledakan, banjir, gempa bumi,
topan/badai, hujan yang luar biasa, peperangan, huru-hara, keributan, blokade, perselisihan
perburuhan, pemogokan massal dan wabah penyakit yang berhubungan sangat erat dengan
pelaksanaan SPPT ini serta alasan dimaksud dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA
maupun PIHAK KEDUA. Tidak satupun dari PARA PIHAK bertanggung jawab atas
kegagalan atau cidera janji dalam melaksanakan SPPT ini sehubungan dengan timbulnya
Keadaan Memaksa. -------------------------------------------------------------------------------------
(2) Pihak yang tidak dapat melaksanakan kewajibannya sesuai SPPT ini karena adanya
Keadaan Memaksa harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Pihak lainnya
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender setelah terjadinya Keadaan Memaksa disertai
dengan bukti dan uraian peristiwa serta tindakan lain yang akan dilakukan sehubungan
dengan Keadaan Memaksa tersebut. -----------------------------------------------------------------
---------------------
(3) Dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah menerima pemberitahuan tertulis sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (3) Pasal ini, Pihak yang menerima pemberitahuan Keadaan
Memaksa dari Pihak lainnya akan memberitahukan secara tertulis mengenai persetujuan
atau penolakan terhadap Keadaan Memaksa tersebut. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari
kalender setelah menerima pemberitahuan tertulis, pihak yang menerima pemberitahuan
tidak memberikan jawaban kepada pihak yang terkena Keadaan Memaksa, maka pihak
tersebut dianggap tidak menyetujui atau tidak mengakui adanya Keadaan Memaksa seperti
yang disampaikan oleh pihak yang terkena Keadaan Memaksa. ---------------------------------
(4) Apabila Keadaan Memaksa ditolak, maka akan diselesaikan sesuai ketentuan dalam SPPT
ini. Apabila Keadaan Memaksa disetujui, maka PARA PIHAK akan merundingkan
kembali mengenai kelanjutan pelaksanaan SPPT ini. ---------------------------------------------
-----------
Pasal 18
CIDERA JANJI/WANPRESTASI
16
SPPT PT Mekar Presindo Utama (Blok CC.1 B)
Paraf Pihak Pertama : Paraf Pihak Kedua :
(1) Apabila PIHAK PERTAMA atau PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban yang
timbul dari SPPT ini dan/atau tidak menghormati atau melanggar hak dari salah satu pihak
dalam SPPT ini, maka ketentuan Cidera Janji/Wanprestasi dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku. -----------------------------------------------------------------------
(2) Apabila terjadi Cidera Janji/Wanprestasi sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) Pasal ini,
maka pelaksanaan hak dan kewajiban PARA PIHAK tetap mengikuti ketentuan di dalam
SPPT ini hingga diperoleh putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
atau final. -------------------------------------------------------------------------------------------------
Pasal 19
PEMBERITAHUAN DAN KOMUNIKASI
(1) Setiap komunikasi yang berkaitan dengan SPPT ini dilakukan secara tertulis melalui surat
tercatat, surat elektronik, atau faksimili yang dialamatkan kepada : -----------------------------
PIHAK PERTAMA : ---------------------------------------------------------------------------------
PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung
Gedung Graha Daya Guna
Jalan Pulobuaran V Blok JJ.4, Kawasan JIEP (Pulogadung), Kota Administrasi Jakarta
Timur 13920
Telp. : (021) 4600 305
Fax. : (021) 4600 730
Website : www.jiep.co.id
Email : customercare@jiep.co.id
PIHAK KEDUA : --------------------------------------------------------------------------------------
PT. Mekar Presindo Utama
Jalan Jl. Rawa Sumur II Kav. CC 1 B, Kawasan Industri Pulogadung Kelurahan Jatinegara
Kecamatan Cakung, Jakarta Timur
Telp : (021)
Fax. : (021)
Website :
Email :
(2) Masing-masing Pihak menanggung sendiri biaya yang timbul sehubungan dengan
komunikasi. ----------------------------------------------------------------------------------------------
(3) Pemberitahuan yang diserahkan secara langsung dianggap telah diterima pada hari
penyerahan dengan tandatangan penerimaan pada buku pengantaran surat (ekspedisi)
pengirim, sedangkan pengiriman faksimili dianggap telah diterima pada saat telah
diterimanya konfirmasi faksimili. -------------------------------------------------------------------
Pasal 20
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
17
SPPT PT Mekar Presindo Utama (Blok CC.1 B)
Paraf Pihak Pertama : Paraf Pihak Kedua :
(1) SPPT ini dibuat berdasar dan tunduk pada hukum Negara Republik Indonesia. ---------------
(2) Dalam hal terjadi perselisihan antara PARA PIHAK yang timbul dari dan/atau ada
kaitannya dengan pelaksanaan ketentuan SPPT ini, maka terlebih dahulu akan diselesaikan
secara musyawarah. -------------------------------------------------------------------------------------
--------
(3) Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mencapai mufakat tersebut tidak
menyelesaikan perselisihan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
musyawarah pertama kali dilakukan, maka PARA PIHAK sepakat dan setuju untuk
menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI),
beralamat di Wahana Graha Lt. 1 & 2, Jalan Mampang Prapatan No. 2, Duren Tiga,
Pancoran, Jakarta Selatan, DKI Jakarta. -------------------------------------------------------------
Pasal 21
PENUTUP
(1) Apabila terdapat hal-hal yang belum/kurang diatur dalam SPPT ini, maka akan ditetapkan
kemudian ke dalam suatu Addendum SPPT yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari SPPT ini atau dibuatkan SPPT baru yang menggantikan SPPT ini. ------------------------
(2) Peninjauan kembali atas SPPT ini akan diadakan, apabila terjadi hal-hal force majeure,
perubahan peraturan perundang-undangan menyangkut pengelolaan kawasan industri
dan/atau ketentuan-ketentuan lainnya yang terkait, dalam keadaan perang atau kekacauan
wilayah, yang kesemuanya tersebut sama sekali berada di luar kekuasaan salah satu pihak
dalam SPPT ini. -----------------------------------------------------------------------------------------
(3) Dengan ditandatanganinya SPPT ini oleh PARA PIHAK, maka SPPTI Nomor 37.I/1993
Tanggal 18 November 1993 dinyatakan berakhir dan digantikan oleh SPPT ini. --------------
Demikian SPPT ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), keduanya bermaterai dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama sebagai naskah asli, serta ditandatangani oleh PARA PIHAK pada
hari dan tanggal tersebut di atas. -----------------------------------------------------------------------------
-----------
18
SPPT PT Mekar Presindo Utama (Blok CC.1 B)
Paraf Pihak Pertama : Paraf Pihak Kedua :