PENDAHULUAN
untuk menunjang kesejahteraan rakyat dan sumber utama bagi kelangsungan hidup
dalam mencapai kemakmuran rakyat. Tanah juga merupakan salah satu faktor
produksi yang sangat vital bagi kehidupan manusia dan pembangunan suatu
sangat penting nilainya dalam suatu bangsa, karena sebagai salah satu
dikuasai secara besar-besaran oleh sebagian pihak saja”.1 Hal ini harus sesusai
dengan dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila tepatnya pada sila ke-5 yang
berbunyi keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, maka dari itu setiap warga
1
Stefanus Fourista Handayanto. 2008. Pemilikan Tanah Pertanian Secara Absenteeoleh
Pegawai Negeri Sipil dan yang dipersamakan dengan Pegawai Negeri Sipil di wilayah Kabupaten
Sleman. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Hal.6.
negara Indonesia harus memiliki kesempatan yang sama dalam kepemilikan tanah,
khususnya tanah untuk pertanian yang mana hal ini telah dibatasi dengan peraturan
perundang-undangan.
petani penggarap maupun buruh tani. Tanah merupakan faktor yang sangat penting
tanah untuk kehidupan manusia merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan
sebagian besar berasal dari pengelolaan tanah. Eratnya hubungan antara manusia
dan tanah dapat dilihat dalam ketentuan Undang-Undang Dasar 1945 yang
berbunyi: “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
rakyat dan menghindari segala bentuk yang merugikan kepentingan umum. Adapun
tanah air dan seluruh warga negara Indonesia baik yang berada di dalam maupun di
luar negeri. Selain itu negara kita menginginkan situasi dan kondisi rakyat yang
bahagia, makmur, adil, sentosa, dan lain sebagainya. Di samping itu negara
Indonesia turut berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia untuk kepentingan
maka di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 disebutkan bahwa Bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
juga dapat kita lihat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau yang biasa kita sebut
pengalokasian tanah secara tidak adil dan tidak merata. Sehingga penting adanya
UUPA yang khusus mengatur tentang tanah agar tidak ada golongan masyarakat
yang mempunyai dan menguasai akses yang tinggi untuk memenfaatkan tanah
terkandung didalam tanah dapat dimanfaatkan secara sejahtera, adil dan merata.
Tanah mempunyai makna yang sangat luas, karena didalamnya tidak hanya
terkandung aspek fisik, tetapi juga aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, hukum
ekonomi, produksi dan aspek pertahanan dan keamanan. Dalam hal ini penulis akan
memaparkan nilai filosofis apa saja yang terkandung didalam tanah. Selanjutnya
pentingnya penulisan ini adalah untuk mengetahui nilai filosofis tanah dan untuk
mengetahui tujuan hukum agraria, yaitu mencapai sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat untuk menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD
Tanah adalah aset bangsa Indonesia yang merupakan modal dasar menuju
Indonesia.2
secara formal merupakan suatu peraturan yang dibuat oleh pemerintah dengan
dasar, dalam undang-undang tersebut hanya dimuat mengenai asas-asas dan garis
besarnya saja. “Mengenai pelaksanaan lebih lanjut terhadap UUPA telah diatur
lainnya. Salah satu aspek hukum penting dengan diundangkannya UUPA adalah
mempertinggi penghasilan dan taraf hidup para petani penggarap tanah, sebagai
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila”.3 Salah satu dari program
2
Arie Sukanti Hutagalung. 2009. Kewenangan Pemerintah di Bidang Pertanahan. Jakarta.
Rajawali Pers. Hal.83.
3
Effendi Perangin. 1986. Hukum Agraria di Indonesia. Suatu Telaah dari Sudut Pandang
Praktisi Hukum. Jakarta. CV.Rajawali. Hal.122.
landreform adalah pelarangan pemilikan tanah secara absentee/guntai, yang
Pada prinsipnya tanah pertanian harus dikerjakan secara aktif oleh pemilik
mengusahakan sendiri secara aktif atas tanah pertanian yang termuat dalam pasal
pertanian diluar kecamatan tempat tinggal atau KTP pemilik tanah. Larangan ini
7, 10 dan 17 UUPA dan UU No. 56 Prp Tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah
Pertanian sebagai peraturan pelaksana pasal 7, 10, dan 17 UUPA. Maksud dari
pelarangan pemilikan tanah secara absentee/guntai ini agar petani bisa aktif dan
tanah.
absentee/guntai sudah sangat jelas dilarang, akan tetapi berdasarkan hasil penelitian
atau bertempat tinggal diluar Kecamatan Paguyaman”.4 Selain itu dari hasil
4
Artha Rumondang Siburian. 2009. Eksistensi Larangan Kepemilikan Tanah Secara
Latifundia Dan Absentee (Guntai):Studi Di Kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang. Tesis.
Universitas Sumatra Utara Medan. Hal.21.
penelitian “Juraida di Kabupaten Bantul masih banyak sering terjadi kepemilikan
tanah pertanian secara absentee/guntai di tiap tahunnya baik yang dimiliki oleh
warga masyarakat biasa maupun para Pegawai Negeri Sipil. Dari seluruh tanah
absentee/guntai tersebut, ada yang masih tetap dimiliki pemiliknya, ada yang sudah
tahun 2000, ternyata lebih dari 6,4% wilayah Kabupaten Karanganyar berstatus
tanah absentee/guntai”.6
dampak yang buruk antara lain dijelaskan berdasarkan hasil penelitian terdahulu
berdampak tanah-tanah tersebut setelah dibeli, sebagian ada yang dibiarkan begitu
tersebut menjadi terlantar. Disamping itu karena pemiliknya bertempat tinggal jauh
di luar jawa dan tidak mesti satu tahun sekali pulang maka pihak aparat desa juga
5
Juraida. 2016. Pelaksanaan Larangan Pemilikan Tanah Pertanian Secara Absentee/
Guntai:(studi Di Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul). Skripsi Universitas Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Hal.32
6
Fitri Nur Sholikah. 2009. Peralihan Hak Tanah Absentee Berkaitan Dengan Pelaksanaan
Catur Tertib Pertanahan Di Kabupaten Karanganyar. Skripsi Univeristas Muhammadiyah
Surakarta. Hal.50.
7
Ariska Dewi. 2008. Peran Kantor Pertanahan Dalam Mengatasi Kepemilikan Tanah“
Absentee/Guntai”Di Kabupaten Banyumas. Tesis.Universitas Diponegoro Semaranag. Hal.31
Berkaitan dengan hal tersebut maka peran penegak hukum yang memiliki
wewenang dan tugas dalam hal ini adalah Badan Pertanahan Nasional sebagai
program Landreform di Indonesia, mengingat bahwa salah satu fungsi dan tugas
pemilikan tanah sesuai dengan pasal 3 poin 10 Peraturan Pemerintah No.10 Tahun
2006 Tentang Badan Pertanahan Nasional. Sesuai dengan pasal 3 maka Badan
penguasaan tanah absentee/guntai, selain itu dalam pasal 197 Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional No 1 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Direktorat landreform memiliki fungsi sebagi berikut temuat dalam pasal 198 huruf
ketentuan pokok Landreform dan sebagai peraturan pelaksana aturan yang termuat
Pertanahan berdasarkan hasil penelitian dari “Ariska Dewi sejauh ini, Kantor
itu terbukti dari adanya tanah-tanah absentee/guntai yang lolos dari pantauan
khususnya dalam hal pembuatan sertipikat tanah, yang sebelumnya akan dilihat
terlebih dahulu mengenai domisili dari pemilik tanah tersebut apakah berada di satu
kecamatan dengan tanah yang bersangkutan. Dan jika tanah yang didaftarkan oleh
tidak akan diproses dalam pembuatan sertifikatnya. Tapi yang kemudian terjadi
adalah, orang-orang yang ditolak tersebut akan datang kembali dengan membawa
KTP daerah tempat tanah itu berada sehingga Kantor Pertanahan tidak berani
8
Ibid. hal,15
syarat sudah terpenuhi. Dan disini pihak Kantor Pertanahan tidak memiliki
kewenangan yang terlalu jauh dalam meneliti apakah KTP tersebut asli atau tidak.9
Sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui Program Catur Tertib
Kabupaten Malang.
aturan tersebut tersebut belum tercapai sepenuhnya, maka dari itu penulis tertarik
9
Ibid. hal, 18
10
Ibid. hal, 20
“PERAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN MALANG DALAM
KABUPATEN MALANG.”
B. Rumusan Permasalahan
C. Tujuan Penulisan
permasalahan.
dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan rujukan bagi mereka yang
membutuhkan.
3. Untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam menempuh ujian strata-1
Malang
E. Kegunaan Penelitian
Kabupaten Malang.
Kabupaten Malang.
3. Orang yang memiliki tanah secara absentee/guntai akan menjalankan
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
wewenang dalam hal kepengurusan tanah dan selain itu Kabupaten Malang
“terbukti banyak akte jual-beli yang dibuat oleh notaris tersebut yang mana
pembeli tanah bukan berasal dari Kabupaten Malang melainkan dari luar daerah
kabupaten Malang bahkan ada dari luar pulau”.11 Perbuatan hukum seperti inilah
absentee/guntai.
3. Jenis Data
Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua kategori,
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari bebarapa data hukum yaitu dari data hukum
1) Data hukum primer diperoleh dari menelaah literatur, jurnal, makalah serta
11
Wawancara penulis dengan Fathul Laila (Notaris PPAT), tanggal 20 September 2016, di
Kantor Notaris PPAT Fathul Laila.,S.H.,LL.M.,M.Kn.
dan Pemberian Ganti Kerugian, Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1964
yang dapat mempunyai Hak Milik Atas Tanah, Peraturan Pemerintah No.
2) Data hukum sekunder diperoleh dari menelaah artikel dan liputan yang ada
Malang.
Metode pengumpulan data yang diperlukan penulis ada dua metode pemgumpulan
1) Wawancara/Interview
Kabupaten Malang?
Kabupaten Malang?
secara absentee/guntai?
d).2 Apa yang membuat orang tidak mematuhi larangan mengenai
absentee/guntai?
2) Dokumentasi/Documentation
absentee/guntai.
secara absentee/guntai.
absentee/guntai.
i) Data warga yang sudah memiliki tanah dan belum memiliki tanah
3) Observasi
Dalam hal ini ada dua analisis data yang diolah dan dianalisis oleh penulis antara
permasalahan dari penelitian ini, serta sumber informasi yang relevan untuk
melengkapi data yang penyusun lakukan. Semua data yang diperoleh disusun
secara sistematis, logis, efektif, diolah dan diteliti serta dievaluasi, sehingga
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab, seperti berikut ini:
BAB I . PENDAHULUAN
Bab ini memuat tentang Latar Belakang Permasalahan yang menguraikan hal-hal
yang menjadi dasar pertimbangan dibuatnya tulisan ini. Dalam bab ini juga dapat
Bab ini memuat tentang Tinjauan Umum Hak Atas Tanah dan Tinjauan Umum
Adapun hal-hal yang dimuat dalam tinjauan umum hak atas tanah sebagai berikut:
Adapun hal-hal yang dimuat dalam tinjauan umum landreform sebagai berikut:
1. Pengertian landreform
2. Asas-asas landreform
5. Obyek landreform
6. Program landreform
absentee/guntai
tanah absentee/guntai
Adapun hal-hal yang dimuat dalam fumgsi hukum dan penegakan hukum
pertanahan
Bab ini berisi tentang pengujian dan hasil analisis data, pembuktian hipotesisi,
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN