Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup karena makhluk
hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum
fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik,
menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler
(Campbell, dkk, 2002).
Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air
merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme
yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif
dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran. Kualitas air didasarkan
pada pengujian ada tidaknya coliform dalam air. Keberadaan bakteri E.coli merupakan
parameter yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas air yang aman, dimana
kehadirannya dapat dijadikan indikator pencemaraan air. Ciri-ciri bakteri coliform adalah
bersifat gram negatif, bentuk morgologi batang pendek, dan dapat memfermentasi
mediumnlaktosa cair dengan membentuk asam dan gas ( Pelczar dan Chan, 1988). Menurut
Fardiaz (1989), sifat-sifat bakteri coliform yang penting adalah mampu tumbuh baik pada
beberapa jenis substrat, mempunyai sifat dapat mensintesis vitamin, interval suhu
pertumbuhan antara 1000C – 4600C, danmampu menghasilkan asam dan gas. Bakteri
coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu coliform fecal misalnya
Escherichia coli dan coliform nonfecalmisalnya Enterobacter aerogenes. E. Coli
merupakan bakteri yang berasal darikotoran hewan atau manusia, sedangkan E. Aerogenes
ditemukan pada hewan atautumbuhan yang telah mati.
Tanah merupakan suatu campuran bahan-bahan organik yang padat, misalnya:
batu-batuan , mineral, air ,udara dan jsad hidup beserta produk dari hasil pembusukan.
Tanah yang subur mengandung sejumlah binatang-binatang molai dari bentuk
mikroskopis, nematoda, serangga, sampai hewan mamalia seperti tikus. tanah banyak
mengandung bahan -bahan yang dibutuhkan oleh organisme, karena didalam tanah juga
terkandung bahan organik, Didalam tanah juga terjadi interaksi antara tumbuhan dan
mikroba yang dapat merugikan ataumenguntungkan tumbuhan. Beberapa mikroorganisme
tanah bersifat patogenik terhadap tumbuhan dan menyebabkan penyakit pada perakaran

1
sehingga menjadi layu dan busuk. Banyak tumbuhan bersimbiosis dengan jamur bernama
mikoriza. Mikoriza meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk menyerap nutrisi dan air.
Interaksi antara mikroorganisme tanah dan akar tumbuhan banyak dikaji dalam ilmu
mikrobiologi tanah. Mikroorganisme tanah juga bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah
satunya adalah bakteri actinomycetes yang menghasilkan antibiotik.
Udara merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam
jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Udara tidak
mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya bakteri di udara
kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering ataupun terhembus oleh tiupan
angin.
Udara dibagi menjadi dua bagian yaitu udara luar dan udara dalam ruangan. Udara
dalam ruang atau indoor air adalah udara dalam ruang gedung (rumah, sekolah, restoran,
hotel, rumah sakit, perkantoran) yang ditempati sekelompok orang dengan tingkat
kesehatan yang berbeda-beda selama minimal satu jam. Sedangkan udara luar atau outdoor
air adalah udara yang bergerak bebas di atmosfer dan jumlahnya lebih banyak dari udara
dalam suatu ruangan Budiyanto, 2001).
Kelompok mikroba yang paling banyak di udara adalah bakteri, jamur (termasuk di
dalamnya ragi) dan juga mikroalga. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang
dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora).
Mikroba udara dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan
mikroba di dalam ruangan. Mikroba paling banyak ditemukan di dalam ruangan
(Pudjiastuti, dkk. 1998).

1.2. Tujuan

Adapun tujuan-tujuan pembuatan makalah ini :

1. Untuk mengetahui pengertian flora normal pada air, tanah, dan udara.
2. Untuk mengetahui jenis flora normal/mikroorganisme pada air, tanah, dan udara.
3. Untuk mengetahui manfaat dan kerugian dari masing-masing mikroorganisme yang
hidup di air, tanah, dan udara.
4. Untuk mengetahui cara pengendalian mikroorganisme di air, tanah, dan udara.

2
BAB II
DASAR TEORI
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari
mikroorganisme.[1] Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu
dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea.
Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai
makhluk hidup. (WIKIPEDIA)

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai
saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi.
Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian besar
terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung),
akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan
lautan es. Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui
penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai,
muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. (WIKIPEDIA)

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai
kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau
nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K,
Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota
(organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu
tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang
produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman
obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.

Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara tidak
tampak mata, tidak berbau, dan tidak ada rasanya. Kehadiran udara hanya dapat dilihat dari
adanya angin yang menggerakan benda. Udara termasuk salah satu jenis sumber daya alam
karena memiliki banyak fungsi bagi mahluk hidup.

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Flora Normal pada Air, Tanah, dan Udara


3.1.1. Pengertiam flora normal pada Air

Flora normal pada air adalah dalah kumpulan mikroorganisme yang secara
alami terdapat pada air yang tercemar dengan urine & feses manusia

Contohnya :

1. Salmonella. sp
2. Shigella. sp
3. Vibrio. sp
3.1.2. Pengertiam flora normal pada Tanah

Flora normal pada Tanah adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami
terdapat pada tanah bakteri penghasil spora.

3.1.3. Pengertiam flora normal pada Udara

Flora normal pada Udara adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami
terdapat pada udara dipengaruhi UV, ozon dan kering.

3.2. Jenis Flora Normal/Mikroorganisme Pada Air, Tanah, dan Udara

3.2.1. Jenis Flora Normal/Mikroorganisme Pada Air

Bakteri coliform adalah bakteri paling sering dikaitkan dengan kualitas air.
Bakteri Coliform adalah kelompok besar dari berbagai jenis bakteri. Coliform adalah
kelompok bakteri gram negatif, berbentuk batang, tidak berspora yang pada umumnya
menghasilkan gas jika ditumbuhkan dalam medium laktosa. Salah satu anggota
kelompok coliform adalah E.Coli. Karena E. coli adalah bakteri coliform yang ada pada
kotoran manusia, E. coli sering disebut sebagai coliform fecal.

Kelompok mikroorganisme yang hidup di dalam air terdiri dari :

1. Bakteri

Bakteri yang hidup di perairan umumnya uniseluler, tidak memiliki


klorofil, berkembang biak dengan pembelahan sel secara transversal atau biner,

4
sebagian besar (± 80%) berbentuk batang, gram negatif, bergerak secara aktif.
Secara umum hidupnya saprofitik pada sisa buangan hewan atau tanaman yang
sudah mati, ada juga yang bersifat parasitik pada hewan, manusia dan tanaman
yang dapat menyebabkan penyakit. Contoh bakteri yang banyak dijumpai di
laut: Pseudomonas, Vibrio, Flavobacterium, Achromobacter dan Bacterium.

 Vibrio (Vibrio cholerae)

Vibrio adalah salah satu jenis bakteri yang tergolong dalam kelompok
marine bacteria. Bakteri ini umumnya memiliki habitat alami di laut.
Sejumlah spesies Vibrio yang dikenal sebagai patogen seperti V.
alginolyticus, V. anguillarum, V. carchariae, V. cholerae, V. harveyii, V.
ordalii dan V. Vulnificus.

 Shigella sp.

Shigella adalah genus dari Gram-negatif, non-motil, bakteri endospor


berbentuk-tongkat yang berhubungan dekat dengan Escherichia coli dan
Salmonella. Shigella merupakan penyebab dari penyakit shigellosis pada
manusia, selain itu, Shigella juga menyebabkan penyakit pada primata
lainnya, tetapi tidak pada mamalia lainnya.

2. Alga biru-hijau

5
Alga tidak memiliki akar, batang dan daun yang mempunyai fungsi
seperti tumbuhan darat, wujud alga terdiri dari batang yang disebut thallus.
Umumnya alga hidup secara bebas di air atau bersimbiosis dengan jasad lain.
Mempunyai bentuk uniseluler, filamen yang mengelilingi tubuhnya banyak
diselimuti dengan lendir. Merupakan divisi Cyanophyta dengan beberapa kelas
yaitu : Nostocales, Chroococcales, dan Stigonematales, Hydrodictyon.
3. Fungi
Fungi hidup tersebar luas, berbentuk uniseluler, umumnya berbentuk
filamen atau serat yang disebut miselia atau hifa. Contoh :
 Saprolegnia
Saprolegnia adalah genus dari Oomycota. Saprolegnia hidup
menempel pada tubuh ikan atau hewan air lainnya. Saprolegnia berbentuk
seperti lapisan selaput. Saprolegnia bersifat saprotrof dan nekrotrof.
 Branchiomycosis
Branchiomyces demigrans atau "Gill Rot (busuk insang)" disebabkan
oleh jamur Branchiomyces sanguinis dan Branchiomyces demigrans .
Spesies jamur ini biasanya dijumpai pada ikan yang mengalami stres
lingkungan, seperti pH rendah (5.8 -6.5), kandungan oksigen rendah atau
pertumbuhan algae yang berlebih dalam akuarium, Branchiomyces
sp.tumbuh pada temperatur 14 - 35°C , pertumbuhan optimal biasanya
terjadi pada selang suhu 25 - 31°C. Penyebab utama infeksi biasanya adalah
spora jamur yang terbawa air dan kotoran pada dasar akuarium. Tanda-tanda
penyakit Branchiomyces sanguinis dan B. demigrans pada umumnya
menyerang insang ikan.
 Icthyophonus
Icthyophonus disebabkan oleh jamur Icthyophonus hoferi . Jamur ini
tumbuh baik pada air tawar maupun air asin (laut). Meskipun demikian,
biasanya serangan jamur ini hanya akan terjadi pada air dingin 2 - 20° C.
Penyebaran Icthyophonus berlangsung melalu kista yang terbawa kotoran
ikan atau akibat kanibalisme terhadap ikan yang terjangkit.

6
3.2.2. Jenis Flora Normal/Mikroorganisme Pada Tanah

1. Bakteri

Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak bacteria) adalah kelompok


organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organime ini termasuk ke
dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskropik), serta
memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri
dikenal sabagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok
lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri.
Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel,
dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas..

Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara,


dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen),
bahkan dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm,
tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm,
yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti
sel tumbuhan danjamur, tetapi dengan bahan pembentuk dangat berbeda
(peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan
mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.

2. Virus

Virus adalah parasir berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel


organisme biologis. Virus bersifat parasit, hal tersebut disebabkan karena virus
hanya dapatbereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah
kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kobinasi ketiganya. Genon virus akan diekspresikan menjadi
baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang
dibutuhkan dalam daur hidupnya.

7
3. Jamur

Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak memiliki klorofil


sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.
Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk
anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang
dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat
organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh
makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur
merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya Semua
zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat
bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.

4. Alga

Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak


memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap
tidak memiliki “organ” seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan
sebagainya).

Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus.


Dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi
dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-
pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian
alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri.

5. Protozoa

Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal


dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan.
Jadi,Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista
eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya.
Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop.

8
3.2.3. Jenis Flora Normal/Mikroorganisme pada Udara

Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme.
Di udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur dan ganggang, virus dan kista
protozoa. Selama udara terkena sinar matahari, udara tersebut akan bersuhu tinggi dan
berkurang kelembabannya. Selain mikroba yang mempunyai mekanisme untuk dapat
toleran pada kondisi ini, kebanyakan mikroba akan mati. Udara terutama merupakan
media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif
kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Mikroba udara dapat dipelajari dalam
dua bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan di dalam ruangan.

Pentingnya mikroorganisme udara telah dipelajari sejak 1799, di mana tahun


Lazaro Spallanzani berusaha untuk menyangkal teori “generatio spontanea”. Tahun
1837, Theodore Schwann, dalam percobaan untuk mendukung pandangan Spallanzani
memasukkan udara segar yang telah dipanaskan ke dalam kaldu daging steril dan
menunjukkan bahwa pertumbuhan mikroba tidak dapat terjadi. Louis Pasteur pada tahun
1861 merupakan orang yang pertama menunjukkan bahwa mikroorganisme tumbuh
akibat kontaminasi dari udara. Dia menggunakan kapas khusus untuk menyaring udara
sehingga mikroba tidak dapat masuk ke dalam kaldu daging steril. Dia secara
mikroskopis menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam kapas. Dalam percobaan
menggunakan tabung berleher angsa, ia menunjukkan bahwa pertumbuhan tidak bisa
terjadi dalam media steril kecuali terdapat kontaminasi dari udara yang tidak steril
(Dwidjoseputro, 1990).

Beberapa bakteri yang terdapat di udara antara lain :


1. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif yang menghasilkan
pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil,
umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar
0,8-1,0 µm S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu
pembelahan 0,47 jam. Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas
dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit pada
individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan

9
sebagai karier. Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena
adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan
menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi
pelemahan inang S. aureus termasuk bakteri osmotoleran, yaitu bakteri yang dapat
hidup di lingkungan dengan rentang konsentrasi zat terlarut (contohnya garam)
yang luas, dan dapat hidup pada konsentrasi NaCl sekitar 3 Molar. Habitat alami S
aureus pada manusia adalah di daerah kulit, hidung, mulut, dan usus besar, di mana
pada keadaan sistem imun normal, S. aureus tidak bersifat patogen (mikroflora
normal manusia) (Anonim, 2014 d).

2. Enterobacter aerogenes

Enterobacter aerogenes dapat menyebabkan infeksi di banyak bagian


tubuh manusia. Bakteri merupakan penyebab infeksi pernapasan bawah, termasuk
pneumonia. Hal ini juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan infeksi kulit
dan jaringan di bawahnya. Ini mungkin hadir sebagai selulit, nekrotikans, abses
atau pasca-operasi infeksi luka. Jika bakteri mencapai darah (bakteremia), dapat
menyebabkan sepsis. Jarang, bakteri memasuki cairan serebrospinal, yang
mengarah ke meningitis. Enterobacter aerogenes keseluruhan memiliki tingkat
kematian rendah (10,2 persen), dengan masalah medis yang mendasari
meningkatnya risiko kematian (Anonim, 2014 b).

3. Pseudomonas aeroginosa

P. aeruginosa menyebabkan penyakit terlokalisasi dan sistemik yang


sangat serius dan tidak jarang berakibat fatal. Penyakit karena P.
aeruginosa dimulai dengan penempelan dan kolonisasi bakteri ini pada
jaringan inang. Bakteri ini menggunakan fili untuk penempelan sel bakteri pada
permukaan inang. Selain itu, P. aeruginosa juga dapat membentuk biofilm yang
terbuat dari kapsul glikokalis untuk mengurangi keefektifan mekanisme sistem
imun inang. Jaringan inang akan mencoba merusak penempelan dan kolonisasi
bakteri.Selanjutnya, P. aeruginosa memproduksi sejumlah endotoksin dan produk
ekstaseluler yang menunjang invasi local dan penyebaran mikroorganisme. Toksin
dan produk ekstraseluler ini mencakup protease ekstraseluler, sitotoksin,
hemolisin, dan piosianin (Anonim, 2014 c).

4. Haemophylus influenzae

10
Infeksi oleh Haemophilus influenzae terjadi setelah mengisap droplet yang
berasal dari penderita baru sembuh, atau carrier, yang biasanya menyebar secara
langsung saat bersin atau batuk. Haemophilus influenzaemenyebabkan sejumlah
infeksi pada saluran pernafasan bagian atas seperti faringitis, otitis media, dan
sinusitis yang terutama penting pada penyakit paru kronik. Meningitis
karena Haemophilus influenzae jarang terjadi pada bayi berumur kurang dari 3 bulan
dan tidak umum dijumpai pada anak-anak diatas umur 6 tahun. Pada anak-anak,
selain meningitis, Haemophilus influenzae tipe b juga menyebabkan penyakit
bacterial epiglottitis akut(Anonim, 2014 d).

11
3.3. Manfaat dan Kerugian dari masing-masing Mikroorganisme yang hidup di air,
tanah, dan udara

3.3.1. Manfaat dan Kerugian dari masing-masing Mikroorganisme yang hidup di air

Beberapa keuntungan mikroba dalam air antara lain salah satunya adalah
plankton, baik fitoplankton ataupun zooplankton merupakan makanan utama ikan,
sehingga kehadirannya merupakan tanda kesuburan perairan tersebut. Jenis-jenis
microalgae misalnya : Chllorella, Hydrodycation, Pinnularia, Scenedesmus,
Tabellaria. Kerugian mikroorganisme air yang dikhawatirkan, bila di dalam badan air
terdpat mikroba penyebab penyakit, seperti : Salmonella penyebab penyakit
tifus/parafitus, Shigella penyebab disentri basiller, Vibrio penyebab Vibrio (Vibrio
cholerae). Vibrio adalah salah sau jenis bakteri yang tergolong dalam kelompok marine
bacteria. Gejala yang ditimbulkan dari bakteri ini adalah diare yang sangat parah,
muntah-muntah, kehilangan cairan sangat banyak sehingga menyebabkan kejang dan
lemas.

3.3.2. Manfaat dan Kerugian dari masing-masing Mikroorganisme yang hidup di tanah

Tanah merupakan sumber yang kaya akan mikroorganisme. Kebanyakan


mikroorganisme disini bersifat apatogen bagi manusia. Bakteri pathogen yang terdapat
di tanah adalah : Clostridium tetani, Clostridium perfringens, Clostridium botulinum.
Manfaat bidang pertanian ialah mikroorganisme dapat digunakan untuk peningkatan
kesuburan tanah melalui fiksasi N2, siklus nutrien dan pertenakan hewan. Pembentukan
nitrat dari nitrogen ini dapat terjadi karena adanya mikroorganisme. Penyusunan nitrat
dilakukan secara bertahap oleh beberapa genus bakteri secara sinergetik.

3.3.3. Manfaat dan Kerugian dari masing-masing Mikroorganisme yang hidup di udara

Umumnya mikroorganisme yang terdapat diudara adalah mikroorganisme


kontaminan yang bisa bersifat patogen. Mikroorganisme tersebut dapat dikelompokan
seperti bakteri, virus dan jamur, yang bisa terdapat ditanah dan disebarkan keudara oleh
angin baik dalam bentuk vegetatif maupun dalam bentuk sporanya

12
1. Bakteri
1. Bacillus

Merupakan bakteri yang hidup saprofit ditanah, air, udara dan tumbuh-
tumbuhan. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit pada manusia dengan
fungsi imun terganggu.(Jawetz, 1998)

2. Streptococcus pyogenes

Merupakan bakteri yang bersifat aerotoleran dan hidup sebagai saprofit


dn parasit pada manusia. Dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas
karena penularannya melalui udara.(Unus S,1995 dan Jawetz,1998).

3. Staphylococcus aureus

Merupakan bakteri yang hidup sebagai flora normal pada kulit dan
selaput mukosa tetapi dapat juga bersifat patogen yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia serta dapat ditularkan melalui udara. (Jawetz, 1998)

4. Bordetella pertusis

Merupakan bakteri yang dapat ditularkan melalui udara dan dapat


menyebabkan penyakit pertusis/ batuk rejan. (Jawetz,1998)

5. Corynebacterium diptheria

Merupakan bakteri patogen yang ditularkan melalui udara dan dapat


menyebabkan penyakit dipteri. (Jawetz, 1998).

6. Streptococcus pneumonia

Merupakan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pneumonia dan


biasanya merupakan penyakit infeksi pernapasan yang lanjut. Sehingga dapat
menyebabkan kematian.(Sleigh DJ, 1994 dan Jawetz, 1998).

7. Mycobacterium tuberculosis

Merupakan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tuberkulosis yang


dapat ditularkan melalui udara baik secara langsung maupun secara tidak
langsung.

8. Legionella pnemophili

13
Merupakan bakteri yang sering terdapat pada pendingin ruangan (AC),
pancuran mandi dan dapat ditularkan melalui udara. (Jawetz, 1998).

9. Psudomonas

Merupakan bakteri yang ditemukan secara luas ditanah, air, tumbuhan


dan hewan. Biasanya terdapat dilingkungan yang lembab dirumah sakit dan
bersifat sebagai flora normal dan saprofit pada manusi. Bakteri dapat
menyebabkan penyakit pada manusia bila keadaan imun menurun. (Jawetz,
1998).

2. Virus

Umumnya virus yang terdapat diudara ditularkan melalui saluran


pernapasan contohnya adalah:

1. Adenovirus

Adenovirus menginfeksi sel-sel epitel faring, selaput mata, usus kecil,


dan kadang-kadang sistem organ lainnya. Biasanya virus ini tidak sampai
menyebar di luar daerah getah bening.

2. Rinovirus

Rinovirus adalah virus selesma. Virus ini biasanya diisolasi dari hidung
dan tenggorok, dan jarang sekali dari tinja. Virus-virus ini, serta koronavirus
dan beberapa reovirus, adenovirus, enterovirus, virus parainfluenza, dan virus
influenza, menyebabkan infeksi saluran napas bagian atas, termasuk selesma..

3. Ortomiksovirus (Virus Influenza)

Merupakan virus penyebab influenza yang berbentuk seperti partikel–


partikel bulat dan inri RNAnya memiliki simetris heliks, dapat menyebabkan
influenza.

4. Virus Sinsitium Pernapasan (RSV: Respiratory Syncitial Virus)

Merupakan virus yang dapat menyebabkan kasus bronkitis dan


pneumoni pada 6 bulan pertama kehidupan. Tetapi pada orang dewasa hanya
mengakibatkan infeksi ringan saluran pernapasan atas.

14
3. Jamur

Banyak jenis jamur kontaminan udara yang bersifat termofilik, yaitu jamur
yang tahan pada pemanasan tinggi sampai diatas 800C. Biasanya tahan selama
suatu benda sedang disterilkan bila janur tersebut berada dalam bentuk spora. Jamur
tersebut antara lain:

1. Aspergillus

Merupakan jamur yang hidup ditanah dan dapat menyebabkan penyakit


Aspergilosis, tetapi dapat ditularkan melalui udara karena dalam bentuk spora
berada diudara.

2. Candida

Merupakan jamur yang hidup sebagai flora normal pada selaput mukosa
saluran pernapasan, saluran pencernaan dan saluran genitalia wanita dan juga
dapat bersifat sangat patogen. Jamur ini ditularkan dalama bentuk spora karena
bisa terdapat diudara.

3. Histoplasma

Merupakan penyakit jamur sistemik yang ditularkan melalui udara,


tetapi umumnya jamur ini terdapat ditanah yang mengandung kotoran ayam.

5. Cryptococcus neoformans

Merupakan jamur yang berbentuk khamir yang mempunyai simpai dan


dapat hidup dalam keadaan kering sehingga hidup diudara. Biasanya ditularkan
melalui inhalasi spora yang didalam paru dapat menimbulkan kelainan setempat
dengan gejala yang ringan.

6. Rhizopus

Merupakan jamur yang terdapat ditanah dan menghasilkan spora


sehingga sporanya bisa ditularkan melalui udara.

15
3.4. Cara Pengendalian Mikroorganisme di Air, Tanah, dan Udara

Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat dilihat


dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat
melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan dunia mikroorganisme sangat
luas, terdiri dari berbagai kelompok dan jenis, sehingga diperlukan suatu cara
pengelompokan atau pengklasifikasian. Hal itu Nampak dari kemampuannya
menginfeksi manusia, hewan, serta tanaman, menimbulkan penyakit yang berkisar dari
infeksi ringan sampai pada kematian. Pengendalian mikroorganisme sangat esensial
dan penting di dalam industri dan produksi pangan, obat-obatan, kosmetika dan lainnya.
Alasan utama pengendalian organisme adalah :

1. Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi.


2. Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi
3. Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme.

3.4.1. Dasar-dasar Pengendalian

Berbagai macam sarana proses fisik telah tersedia untuk mengendalikan


populasi mikroba. Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan cara mematikan
mikro-organisme, menghambat pertumbuhan dan metabolismenya, atau secara fisik
menyingkirkannya. Cara pengendalian mana yang digunakan tergantung kepada
keadaan yang berlaku pada situasi tertentu.

Pemberian suhu tinggi/terutama pada uap bertekanan, merupakan salah satu


cara yang paling efisien dan efektif untuk mensterilkan sesuatu bahan. Namun demikian
bahan-bahan tertentu yang biasa digunakan di laboratorium, rumah-rumah penduduk,
dan rumah-rumah sakit mudah rusak bila dikenai suhu tinggi. Prosedur sterilisasi
pilihan seperti radiasi, penggunaan berkas elektron, atau penyaringan harus digunakan
untuk mensterilkan bahan-bahan yang akan rusak bila diberi suhu tinggi.

Tersedia beribu-ribu zat kimia dipakai untuk mengendalikan mikroorganisme.


Penting sekali memahami ciri-ciri pembeda masing-masing zat ini dan organisme yang
dapat dikendalikannya serta bagaimana zat-zat tersebut dipengaruhi oleh
lingkungannya. Setiap zat kimia mempunyai keterbatasan dalam keefektifannya, bila
digunakan dalam kondisi praktis keterbatasan-keterbatasan ini perlu di amati. Tujuan
yang dikehendaki dalam hal pengendalian mikroorganisme tidak selalu sama. Pada

16
beberapa kasus mungkin perlu mematikan semua organisme (sterilisasi) sedangkan
pada kasus-kasus lain mungkin cukup mematikan sebagian mikroorganisme tetapi tidak
semua (sanitasi).

Dengan demikian pemilihan suatu bahan kimia untuk penggunaan praktis


dipengaruhi juga oleh hasil antimikrobial yang diharapkan daripadanya.

Cara kerja zat-zat kimia dalam menghambat atau mematikan mikroorganisme itu
berbeda-beda, beberapa diantaranya mengubah struktur dinding sel atau membran sel
yang lain menghambat sintetis komponen-komponen seluler yang vital atau yang
mengubah keadaan fisik bahan selular. Pengetahuan mengenai perilaku khusus tentang
bagaimana suatu zat kimia menghasilkan efek anti mikroba sangat berguna baik untuk
mempertimbangkan kemungkinannya bagi penggunaan praktis maupun untuk
mengusulkan perbaikan-perbaikan apa yang mungkin dilakukan untuk merancang
bahan bahan kimia baru.
Desinfeksi adalah proses penting dalam pengendalian penyakit, karena
bertujuan merusak agen-agen patogen. Berbagai istilah digunakan berkaitan dengan
agen-agen kimia sesuai dengan kerjanya atau organisme yang khas yang terkena.
Istilah-istilah ini meliputi desinfektan, antiseptic, agen bakteriostasis, bakterisida,
germisida, sporisida, virisida, fungisida, dan preservative (pengawet).
Mekanisme desinfektan mungkin beraneka dari satu desinfektan ke desinfektan yang
lain dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel atau oleh tindakan pada protein
sel atau pada gen yang khas yang berakibat kematian atau mutasi.
Faktor yang mengubah laju desinfeksi mencakup macam agen konsentrasi,
waktu dan suhu, jumlah mikroorgansime dengan ciri-cirinya (misalnya perbedaan jenis,
spora, dan kapsul) dan keadaan medium yang mengelilinginya.
Dalam merencanakan desinfeksi, desinfektan harus dipilih sesuai organisme
yang akan dihancurkan dan material yang akan diperlakukan. Keamanan selalu menjadi
pertimbangan utama, dan variabel perlu ditangani sebagaimana diperlukan untuk
menjamin hasil yang aman.
Berbagai uji dalam penggunaan untuk menilai agen-agen kimia. Semuanya
menyediakan jumlah tertentu informasi yang berguna namun harus diingat keterbatasan
uji yang digunakan.

17
3.4.2. Mikroorganisme, Penyakit-Resistensi dan Pemindah sebarannya
Tubuh manusia mempunyai flora normal yang mulai diperolehnya segera
setelah lahir. Setiap bagian tubuh mempunyai keadaan lingkungan khusus yang didiami
berbagai macam mikroba yang berbeda-beda.

Hasil interaksi antara inang dan mikroba ada yang menyerang inang. Apakah
suatu mikroorganisme itu akan menimbulkan penyakit ditentukan oleh tidak hanya
sifat- sifatnya, tetapi juga oleh kemampuan inangnya untuk menekan infeksi.

Resistensi inang dapat berupa resistensi alamiah atau resistensi khusus.


Resistensi alamiah bergantung kepada sejumlah faktor. Faktor-faktor resistensi yang
dibawa sejak lahir adalah; spesies, ras dan perorangan. Faktor-faktor luar meliputi
rintangan mekanis dan kimiawi tubuh. Diantara faktor-faktor pertahanan internal
adalah peradangan, fagositosis, komplemen, dan interferon.
Penyakit yang dipindahsebarkan melalui udara meliputi wahana tetesan liur dan
sekresi pernafasan liurnya, debu tercemar, dan fomit. Gerbang masuk bagi penyebab
penyakit adalah nasofaring. Beberapa infeksi asal udara ini menyerang sistem organ
lain pada tubuh meskipun mereka memasuki tubuh melalui hidung maupun
tenggorokan.
Penyakit asal makanan ditularkan melalui penelanan makanan yang tercemar
oleh jenis-jenis mikroorganisme tertentu dalam jumlah cukup tinggi sehingga
mencakup dosis infektif. Ada dua mekanisme yang terlibat pada peracunan makanan
oleh mikrorganisme, yaitu infeksi asal makanan dan keracunan makanan.
Sumber infeksi asal air yang sesungguhnya ialah tinja yang telah mencemari air. Bahan
tinja mengandung mikroorganisme patogenik bila berasal dari orang-orang yang
terinfeksi atau penular. Sayangnya, air merupakan wahana yang baik bagi penularan
dan penyebaran penyakit-penyakit enterik semacam itu, yang kesemuanya mempunyai
rute tinja ke mulut ke usus. Rute ini harus dihambat untuk dapat mengendalikan infeksi
enterik asal air dengan baik.
Arthropoda tidak hanya merupakan penular mekanis penyakit ( seperti
penularan demam tifoid oleh lalat rumah), tetapi juga merupakan vektor biologis,
karena mikroba patogenik yang ditularkannya berinkubasi dan berkembang di dalam
diri mereka.

18
Terdapat sejumlah besar penyakit yang ditularkan oleh arthropoda. Mereka
menyerang berjuta-juta manusia dan tersebar luas diseluruh muka bumi.
Mikroorganisme dapat dikendalikan dengan beberapa cara, dapat dengan
diminimalisir, dihambat dan dibunuh dengan sarana atau proses fisika atau bahan
kimia.
Ada beberapa cara untuk mengendalikan jumlah populasi mikroorganisme, diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Cleaning (kebersihan) dan Sanitasi

Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam mengurangi jumlah populasi


mikroorganisme pada suatu ruang/tempat. Prinsip cleaning dan sanitasi adalah
menciptakan lingkungan yang tidak dapat menyediakan sumber nutrisi bagi
pertumbuhan mikroba sekaligus membunuh sebagian besar populasi mikroba.

b. Desinfeksi

Adalah proses pengaplikasian bahan kimia (desinfektans) terhadap


peralatan, lantai, dinding atau lainnya untuk membunuh sel vegetatif mikrobial.
Desinfeksi diaplikasikan pada benda dan hanya berguna untuk membunuh sel
vegetatif saja, tidak mampu membunuh spora.

c. Antiseptis

Merupakan aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis terhadap tubuh


untuk melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan cara
menghancurkan atau menghambat aktivitas mikroba.

d. Sterilisasi

Proses menghancurkan semua jenis kehidupan sehingga menjadi steril.


Sterilisasi seringkali dilakukan dengan pengaplikasian udara panas. Ada dua
metode yang sering digunakan, yaitu :

19
1. Panas lembab dengan uap jenuh bertekanan. Sangat efektif untuk sterilisasi
karena menyediakan suhu jauh di atas titik didih, proses cepat, daya tembus
kuat dan kelembaban sangat tinggi sehingga mempermudah koagulasi protein
sel-sel mikroba yang menyebabkan sel hancur. Suhu efektifnya adalah 121oC
pada tekanan 5 kg/cm2 dengan waktu standar 15 menit. Alat yang digunakan
: pressure cooker, autoklaf (autoclave) dan retort.
2. Panas kering, biasanya digunakan untuk mensterilisasi alat-alat laboratorium.
Suhu efektifnya adalah 160oC selama 2 jam. Alat yang digunakan pada
umumnya adalah oven.
e. Pengendalian Mikroba dengan Suhu Panas lainnya
a. Pasteurisasi :

Proses pembunuhan mikroba patogen dengan suhu terkendali


berdasarkan waktu kematian termal bagi tipe patogen yang paling resisten
untuk dibasmi. Dalam proses pasteurisasi yang terbunuh hanyalah bakteri
patogen dan bakteri penyebab kebusukan namun tidak pada bakteri lainnya.
Pasteurisasi biasanya dilakukan untuk susu, rum, anggur dan makanan asam
lainnya. Suhu pemanasan adalah 65oC selama 30 menit.

b. Tyndalisasi :

Pemanasan yang dilakukan biasanya pada makanan dan minuman


kaleng. Tyndalisasi dapat membunuh sel vegetatif sekaligus spora mikroba
tanpa merusak zat-zat yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang
diproses. Suhu pemanasan adalah 65oC selama 30 menit dalam waktu tiga hari
berturut-turut.

c. Boiling :

Pemanasan dengan cara merebus bahan yang akan disterilkan pada suhu
100oC selama 10-15 menit. Boiling dapat membunuh sel vegetatif bakteri yang
patogen maupun non patogen. Namun spora dan beberapa virus masih dapat
hidup. Biasanya dilakukan pada alat-alat kedokteran gigi, alat suntik, pipet, dll.

20
d. Red heating :

Pemanasan langsung di atas api bunsen burner (pembakar spiritus)


sampai berpijar merah. Biasanya digunakan untuk mensterilkan alat yang
sederhana seperti jarum ose.

e. Flaming :

Pembakaran langsung alat-alat laboratorium diatas pembakar bunsen


dengan alkohol atau spiritus tanpa terjadinya pemijaran.

f. Pengendalian Mikroba dengan Radiasi


Bakteri terutama bentuk sel vegetatifnya dapat terbunuh dengan
penyinaran sinar ultraviolet (UV) dan sinar-sinar ionisasi.
1. Sinar UV :
2. Bakteri yang berada di udara atau yang berada di lapisan permukaan suatu
benda yang terpapar sinar UV akan mati.
3. Sinar Ionisasi :
4. Sinar ionisasi adalah sinar X, sinar alfa, sinar beta dan sinar gamma.
Sterilisasi dengan sinar ionisasi memerlukan biaya yang besar dan biasanya
hanya digunakan pada industri farmasi maupun industri kedokteran.
- Sinar X : Daya penetrasi baik namun perlu energi besar.
- Sinar alfa : Memiliki sifat bakterisidal tetapi tidak memiliki daya
penetrasi.
- Sinar beta : Daya penetrasinya sedikit lebih besar daripada sinar X.
- Sinar gamma : Kekuatan radiasinya besar dan efektif untuk
sterilisasi bahan makanan.
g. Pengendalian Mikroba dengan Filtrasi

Ada dua filter, yaitu filter bakteriologis dan filter udara.

1. Filter bakteriologis biasanya digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan


yang tidak tahan terhadap pemanasan, misalnya larutan gula, serum,
antibiotika, antitoksin, dll. Teknik filtrasi prinsipnya menggunakan
penyaringan, dimana yang tersaring hanyalah bakteri saja. Diantara jenis
filter bakteri yang umum digunakan adalah : Berkefeld (dari fosil
diatomae), Chamberland (dari porselen), Seitz (dari asbes) dan seluosa.

21
2. Filter udara berefisiensi tinggi untuk menyaring udara berisikan partikel
(High Efficiency Particulate Air Filter atau HEPA) memungkinkan
dialirkannya udara bersih ke dalam ruang tertutup dengan sistem aliran
udara laminar (Laminar Air Flow)
h. Pengendalian Mikroba dengan Bahan Kimia

Saat ini, telah banyak agen kimia yang berpotensi untuk membunuh atau
menghambat mikroba. Penelitian dan penemuan senyawa kimia baru terus
berkembang. Agen kimia yang baik adalah yang memiliki kemampuan
membunuh mikroba secara cepat dengan dosis yang rendah tanpa merusak
bahan atau alat yang didisinfeksi.

Pada prinsipnya, cara kerja agen kimia ini digolongkan menjadi :


1. Agen kimia yang merusak membran sel mikroba.
2. Agen kimia yang merusak enzim mikroba.
3. Agen kimia yang mendenaturasi protein.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas agen kimia di
dalam mengendalikan mikroba, yaitu :
a. Konsentrasi agen kimia yang digunakan. Semakin tinggi konsentrasinya
maka efektivitasnya semakin meningkat.
b. Waktu kontak. Semakin lama bahan tersebut kontak dengan bahan yang
disterilkan maka hasilnya akan semakin baik.
c. Sifat dan jenis mikroba. Mikroba yang berkapsul dan berspora lebih resisten
dibandingkan yang berkapsul dan berspora.
d. Adanya bahan organik dan ekstra. Adanya bahan-bahan organik dapat
menurunkan efektivitas agen kimia.
e. pH atau derajat keasaman. Efektivitas bahan kimia dapat berubah seiring
dengan perubahan pH.
1. Agen Kimia yang merusak membran sel

Golongan Surfaktans (Surface Active Agents), yaitu golongan anionik,


kationik dan nonionik.

Golongan fenol.

22
2. Agen Kimia merusak enzim
a. Golongan logam berat seperti arsen, perak, merkuri, dll.
b. Golongan oksidator seperti golongan halogen, peroksida hidrogen dan
formaldehid.
3. Agen Kimia yang menyebabkan denaturasi protein

Agen kimiawi yang menyebabkan terjadinya koagulasi dan presipitasi


protoplasma, seperti alkohol, gliserol dan bahan-bahan asam dan alkalis.

Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang


sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan lensa pembesar atau
mikroskop. Makhluk yang sangat kecil tersebut disebut mikroorganisme atau
mikroba, dan ilmu yang mempelajari tentang mikroba yang sering ditemukan pada
pangan disebut mikrobiologi pangan. Yang dimaksud dengan pangan disini
mencakup semua makanan, baik bahan baku pangan maupun yang sudah diolah.

23
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang umum ditemukan secara alamiah
pada orang sehat dan hidup rukun berdampingan dalam hubungan yang seimbang dengan
inangnya. Ada pun yang dimaksud flora normal pada air, tanah dan udara, yaitu flora
normal air yang dipengaruhi oleh kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat
pada air yang tercemar dengan urine & feses manusia, flora normal tanah yang dipengaruhi
oleh kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tanah bakteri penghasil
spora, flora normal udara yang dipengaruhi oleh kumpulan mikroorganisme yang secara
alami terdapat pada udara dipengaruhi UV, ozon dan kering.
Ada pun dari masing-masing flora normal air, tanah dan udara memiliki kerugian dan
manfaatnya masing-masing dan juga jenisnya masing-masing.
Dengan demikian, walaupun masud dari flora normal yaitu mikroorganisme yang
secara alamiah terdapat pada air, tanah dan udara yang hidup rukun berdamppingan dalam
hubungan yang seimbang dengan inanganya, kita harus tau bagaimana cara
mengendalikan mikroorganisme tersebut tidak menyebarkan penyakit dan infeksi yang
disebabkan oleh flora normal tersebut.

4.2. Saran
Menurut kami, masih banyak kekurangan dalam makalah ini, karenga kurangnya
pengetahuan mengenai materi yang kami dapatkan dan kami kemukakan pada makalah ini,
oleh karena itu disarankan kepada penulis agar lebih banyak membaca buku atau artikel
mengenai materi ini, agar lebih bisa membahas materi pada makalah ini dengan lebih jelas.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://andre4088.blogspot.com/2012/02/mikrobiologi-udara.html
http://unsa-73.blogspot.com/2011/07/pengendalian-mikroorganisme.html
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/08/pemanfaatan-mikroorganisme-
dalam-penyuburan-tanah/
http://www.academia.edu/36001350/Makalah_Mikrobiologi_Terapan_Tentang_Mikro
ba_Lingkungan_Udara
https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi
https://id.wikipedia.org/wiki/Air

25

Anda mungkin juga menyukai